Her Determination

(Author : Rafli Sydyq)


Sudah lewat seminggu semenjak Master menerimaku sebagai muridnya. Telah banyak hal yang terjadi semenjak hari itu.

Aku telah membuang kemanusiaanku.

Tubuhku yang baru memiliki kekuatan fisik maupun magis yang jauh lebih besar dari diriku yang sebelumnya. 

Tidak hanya itu, ketangkasan, refleks, dan seluruh indraku meningkat dengan tajam.

Meskipun kelak aku mungkin akan dijauhi oleh masyarakat atau bahkan disebut sebagai monster, aku tidak menyesal sedikitpun.

Selain itu, Master juga memberikanku Equipment baru.

Sekarang aku mengenakan sebuah setelan hitam yang nampak kuno dan diseluruh permukaannya terdapat berbagai macam tulisan aneh yang nampak sakral. Disertai dengan sepasang sepatu lancip berwarna hitam dan sebuah topi runcing yang dibagian ujungnya terdapat sebuah ornamen bintang yan terbalik.

Tidak hanya itu, ditanganku sekarang juga terdapat sebuah staff kayu yang diseluruh permukaanya terdapat ukiran-ukiran aneh dan menyeramkan. Ditambah sebuah buku tebal yang memiliki sapul kulit yang nampak sangat kuno sedang menggantung di pinggangku dan jika dipanggil, buku tersebut akan melayang dengan sendirinya tepat disampingku dan setiap halamannya mengandung berbagai macam mantra sihir yang sangat kuat.

Tidak perlu menunda lagi, aku membuka ‘Status’ milikku.


Name : Shiori Asuka Age : 16

Race : Half-Demon (Female) Job : Apprentice Mage

MP : 15.900 (36.000)

STR : 1.550 (6.450)

DEX : 3.120 (500)

VIT : 6.800 (6.000)

AGI : 2.100 (1.100)

MND : 8.500 (2.500)

Equipment :

 (Weapon-Staff) Staff of Man-Eating Forest

M.ATK : 5.000 MP : 1.000 Durability : -

Ability : {Soul Eater}

(Weapon-Grimore) Grimoire of Ancient Civilization

M.ATK : 1.450 MP : 5.000 Durability : -

Ability : {Ancient Magic} {Mana-Saving}

(Armor-Outwear) Ancient Witch Outfit

M.DEF : 3.500 INT : 1.000 Durability : -

Ability : {Auto Repair} {Self Healing}

(Armor-Head) Satan Hat

M.DEF : 2.500 INT : 1.500 MP : 30.000 Durability : -

Ability : {Cursed Mind} {Magic Enchance}

(Armor-Boots) Boots of Cursed Boar

SPD :1.100 SWF: 500 Durability : -

Skill :

{Curiosity} {Demonic Magic} {Dark Magic}

[Appraisal]   [Identify]   [Mana Manipulation]   [Mana Presence]   [Magic Knowledge]

[Ancient Knowledge] [Weapon Mastery: Staff]  [Weapon Mastery: Grimoire]

[Danger Presence]  [Black Magic] [Familiar Summoning] [Devil Summoning]


Lihatlah semua angka ini, bukankah ini gila!

Ada banyak sekali yang ingin aku jelaskan, namun karena itu sangat panjang dan merepotkan, maka aku akan melewatkannya. Namun yang pasti, dengan semua ini, aku yakin kalau aku tidak akan terkalahkan... atau begitulah menurutku.

Demi terbiasa dengan tubuh baruku, Master mengajakku untuk latih tanding. 

Hasilnya, aku sama sekali tidak berkutik.

Maksudku, apa-apaan sihir itu? Bukankah itu sudah diluar nalar manusia? Yah, Master memang bukan manusia tapi tetap saja...

Sejak saat itu Master mengajariku kalau kekuatan bukanlah segalanya. Kau memerlukan kecerdasan, pengalaman, dan kemampuan dalam menghadapi keadaan genting.

Hari-hariku dipenuhi oleh belajar, belajar, belajar, latihan, belajar, belajar, latihan, belajar, dan kembali belajar. Namun, ini adalah kali pertama dalam hidupku untuk merasakan betapa menyenangkannya belajar itu.

Coba pikirkan, bukankah tidak ada yang lebih bagus selain belajar mengenai sesuatu yang sangat kau sukai?

Sama seperti hari-hari sebelumnya, saat ini aku sedang membaca dan mempelajari Grimoire yang Master berikan padaku. Ya, sampai aku masih belum selesai membacanya. Setengahpun bahkan belum sampai.

Disaat aku sedang membenamkan pikiranku dalam mempelajari sihir kuno, tiba-tiba saja sesuatu terlintas dalam pikiranku. Tanpa penundaan aku segera bertanya kepada Master yang sedang sibuk membuat semacam ramuan.

“Master, apakah kita punya musuh alami atau semacamnya?”

Atas pertanyaanku, Master berhenti sejenak sebelum menjawab tanpa menoleh sedikitpun kepadaku.

“Pertanyaan bagus. Jika itu musuh alami, kurasa itu para petinggi dari kerajaan ini. Seperti Keluarga Kerajaan dan Tiga Keluarga Besar. Karena suatu alasan, mereka memiliki sihir dan senjata yang mampu memusnahkan bahkan Iblis murni sekalipun. Kita yang hanya darah campuran ini tidak akan bisa melakukan apa-apa”

Seketika aku langsung membeku ditempat. Perkataan Master membuatku tidak berhenti berkeringat dingin. Dengan takut-takut, aku mengatakan apa yang aku ketahui kepada Master.

“Umm... kalau soal itu, sebenarnya kenalanku baru saja diangkat menjadi murid dari Keluarga Dragnier. Juga... Mereka sekarang sedang berada di kota ini”

Tanpa peringatan sedikitpun, Master langsung menghentikan semua kegiatannya dan dalam sekejap Master seketika telah berada dihadapanku dan meraih bahuku dengan erat dan tatapan matanya membuatku ketakutan setengah mati.

“Katakan semua yang kau tau”

Aku lalu menceritakan kepadanya semua yang aku lalui dari bertemu dengan rombongan yang mengawal seorang perempuan yang ternyata adalah anggota Keluarga Dragnier, bagaimana Masako diangkat menjadi muridnya, ditambah dengan intel yang kudapatkan dari salah satu familiarku yang kuperintahkan untuk membuntuti Masako secara diam-diam yang mengatakan kalau setiap anggota dari Tiga Keluarga Besar dan sang Putera Mahkota sedang berada di satu tempat yang sama.

“DASAR MURID BODOH!”

Aku hanya bisa terdiam menerima murka dari Master. Dengan patuh aku mendengarkan semua yang dia katakan.

“Kenapa kau tidak memberitahukan kepadaku sejak awal?Apakah kau tidak tau, jika seluruh Tiga Keluarga Besar dan salah seorang dari Keluarga Kerajaan berada di satu tempat yang sama selain di Ibukota adalah sebuah pertanda besar!”

Sekali lagi aku hanya bisa terdiam.

“Tidak ada pilihan lain, segera persiapkan dirimu, kita akan menemui mereka”

“Baik”

Dengan terburu-buru aku menyusun semua item yang aku milikku dan mengikuti Master yang juga telah mempersiapkan dirinya seolah sedang bersiap untuk pergi ke medan perang.

Pada akhirnya, aku kembali ke dunia manusia dan mempersiapkan tekadku. Tekad untuk bertemu kembali dengan mereka. Dan tekad untuk sepenuhnya memotong hubungan palsu yang selama ini telah kami jalin.