The Young Witch

(Author : Rafli Sydyq)


Perkenalkan, namaku adalah Shiori Asuka.

Aku adalah seorang gadis muda yang sangat mengagumi dunia dongeng. Pada saat aku masih kecil, aku terus membaca cerita tentang Putri dari negeri dongeng dan cerita fantasi lainnya. Dari semua cerita yang aku baca, yang paling aku kagumi adalah karakter penyihir.

Baik itu penyihir baik hati yang suka menolong ataupun penyihir jahat yang meracuni tuan Putri. Aku menyukai semuanya.

Seiring dengan berjalannya waktu, rasa kagum ku akan penyihir berubah menjadi obsesi.

Aku mulai mengumpulkan dan mengoleksi semua hal yang berkaitan dengan penyihir. Dari jubah penyihir, tongkat sihir, sapu terbang hingga pot meramu. Aku mengumpulkan semua hal itu dan tanpa sadar aku sudah menyulap kamarku menjadi mirip rumah penyihir.

Aku bahkan mengubah cara bicaraku menjadi mirip dengan penyihir. 

Orang tuaku awalnya tidak mengindahkan semua hal yang aku lalukan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mereka mulai menyuruhku untuk menjadi ‘DEWASA’.

Dimulai dengan membuang semua barang-barang ku yang berkaitan dengan penyihir, memukulku setiap kali aku bertingkah dan berbicara seperti penyihir. Hingga mencarikanku ‘Teman’ agar aku bisa bergaul dengan orang biasa.

Meski begitu, tidak sedetikpun aku berhenti untuk bermimpi menjadi seorang penyihir.

Namun sayang, di dunia terkutuk ini tidak ada yang namanya penyihir. 

Aku terus menghabiskan hari-hariku bersama dengan ‘Teman’ yang sudah aku kenal sejak lama. *** adalah anak laki-laki yang selalu berada di dalam dunianya sendiri. **** adalah anak perempuan yang selalu menempel pada ***. Yah, dia adalah tunangannya maka kurasa itu wajar saja. Orang tua ku juga menyuruhku untuk terus bersama dengan **** dan melapor kepada mereka semua hal yang terjadi. Yang terakhir adalah *****. Dia adalah seorang anak laki-laki yang sekilas tidak memberikan kesan apapun. Namun, jika kau sudah bersama dengannya cukup lama, maka kau akan mengetahui kalau dia adalah orang yang cukup licik.

Suatu hari, *** mengajak kami untuk memainkan sebuah game.

Itu adalah sebuah game VR keluaran terbaru. Awalnnya aku kurang tertarik akan ajakan ini. Namun setelah aku menyelidiki game apa ini, aku menjadi sangat bersemangat.

Bagaimana tidak, di game ini aku akhirnya bisa menjadi apa yang aku inginkan selama ini.

Ya, jalanku untuk menjadi seorang penyihir sejati akhirnya telah terbuka.

...

Halo, Shiori disini.

Sudah tiga bulan berlalu dan akhirnya aku merasa bebas.

Lonel telah hancur, Kenzo menjadi sibuk sendiri, dan Masako telah diurus oleh orang lain.

Berkat itu aku akhirnya bisa terbebas dari rantai yang telah membelengguku selama ini.

Selama aku bersama dengan mereka, aku tidak bisa menggapai impianku untuk menjadi seorang penyihir.

Langsung saja aku pergi meninggalkan mereka dan menelusuri kota yang hancur namun sibuk ini. Tentu saja aku tidaklah sendiri. Ditemani oleh familiarku yang paling dipercaya, Bota. Aku menelusuri gang-gang sempit yang jauh dari kerumunan.

Aku tidaklah berjalan tanpa arah. Berkat skill [Mana Presence] milikku, aku merasakan sebuah jejak samar yang ada di udara.

Jejak ini terasa sangatlah tipis namun juga dingin. Namun nampak tidak ada seorangpun yang menyadarinya kecuali diriku.

Tentu aku tau ini tidaklah wajar.

Meski begitu, firasatku mengatakan kalau aku harus mengikuti jejak ini apapun alasannya.

Aku terus mengikuti jejak ini hingga tak terasa hari sudah gelap. Dengan menggunakan [Black Magic-Night Vision] aku terus menelusuri lorong-lorong yang gelap.

Lalu, hal yang menakjubkan terjadi.

Aku yang awalnya berjalan di lorong yang gelap, sekarang sudah berada di tengah hutan yang lebat.

Jantungku berdetak dengan kencang karena hal ini. Bukan karena takut, melainkan karena rasa bahagia karena aku akhirnya bisa merasakan salah satu adegan klasik ‘Berpindah tempat secara misterius’ yang aku baca dari salah satu buku milikku dulu.

Jejak yang aku rasakan menjadi semakin dingin dan kuat.

Ditemani oleh Bota yang melayang disampingku, aku terus berjalan menelusuri hutan yang gelap. Hingga pada akhirnya aku sampailah pada sebuah pondok kumuh yang ada di tengah hutan.

Langsung saja kebahagiaanku menjadi memuncak.

Bagimana tidak? dilihat darimanapun pondok kumuh tersebut terlihat sama persis seperti kediaman seorang penyihir yang ada di dalam buku.

Dengan langkah teringan yang pernah aku rasakan dalam hidupku, aku berjalan mendekati pondok tersebut.

Tok... Tok... Tok...

“Permisi... apakah ada orang dirumah!”

Tidak ada jawaban. Aku terus mengetuk pintu selama beberapa saat hingga akhirnya terdengan langkah seseorang mendekati pintu dan membukanya.

Yang muncul dari balik pintu yang sudah usang itu adalah seorang wanita cantik jelita dengan rambut berwarna abu-abu dan mata berwarna merah darah. Terdapat sebuah jubah hitam yang lusuh menutupi seluruh bagian tubuhnya. Dan dari dalam ruangan tercium aroma obat-obatan yang sangat kuat.

Melihat pemandangan yang telah aku impi-impikan sejak lama, tanpa sadar akupun membungkuk dan berkata.

“Aku mohon jadikan aku muridmu!”

Bang...!

Dan pintu pun ditutup dengan kuat.

“Kumohon buka pintunya! *Tok... Tok... Tok...* Tolong jadikan aku muridmu!”

“Enyahlah, aku tidak punya urusan denganmu”

Tanpa henti aku tetap mengetuk pintunya, namun jawaban yang aku dapatkan tetaplah sama. Aku mencoba mengirim Bota untuk mengecek apakah ada jalan lain. Namun satu-satunya yang dia temukan hanyalah melalui cerobong asap.

“Baiklah, sekarang atau tidak sama sekali”

Aku memerintahkan Bota untuk masuk melalui cerobong asap. Dengan mengepakkan sayap kecilnya, Bota melayang melalui cerobong asap yang untungnya tidak sedang digunakan dan dengan aman masuk kedalam rumah.

Hal yang pertama kali aku lihat melalui mata Bota adalah pemandangan seorang wanita cantik jelita sedang memandangi Bota dengan mata sinis.

Tanpa membuang-buang waktu aku segera mengaktifkan sebuah sihir yang sebenarnya masih belum aku kuasai sepenuhnya.

[Black Magic-Familiar Exchange]

Sebuah lingkaran sihir berwarna hitam muncul dan bersinar dari bawah kakiku. Dalam waktu kurang dari satu detik, seluruh pemandangan yang ada dihadapanku langsung berubah.

Aku yang tadi berada di depan pintu sebuah pondok sekarang berada didalam pondok tersebut.

Mengejutkannya, bagian dalam pondok sama persis seperti kediaman penyihir yang aku bayangkan selama ini.

Sebuah pot kosong dengan ukuran yang cukup besar berada tepat dibawah apa yang seharusnya adalah perapian. Berbagai macam tanaman herbal dan bagian tubuh hewan yang telah dikeringkan ataupun tersimpan didalam botol berisi cairan aneh terjajar dengan rapi di dalam sebuah rak tidak jauh dari perapian.

Perabotan yang usang, desain furnitur yang tampak kuno, penataan yang rapi namun sederhana. Ditambah dengan aroma yang aneh menyebar di udara membuat suasana ‘Kediaman Penyihir’ menjadi tampak nyata.

Terlebih lagi, akhirnya aku bisa melihat penampilan wanita cantik itu dengan lebih jelas.

Dengan jubah hitam yang tampak lusuh menutupi seluruh tubuhnya, ditambah saat ini dia sedang memegang sebuah tongkat kayu dengan bentuk aneh membuat kesan ‘Penyihir’ menjadi jauh lebih kental.

Dengan penuh semangat aku segera menyampaikan permintaanku sekali lagi “Kumohon jadikan aku....” namun apa daya, tubuhku tiba-tiba saja menjadi berat. Aku yang tidak kuasa menahan berat badanku sendiri segera terduduk di lantai. Tidak lama kemudian kesadaranku mulai memudar.