BAB 3
(Translater : Fulcrum)


Pagi hari Tatsuya tidak berubah seperti biasa. Kemarin malam, Tatsuya pasti sudah berdiskusi dengan Yakumo tapi, Miyuki dan Minami tidak bertanya tentang itu. Namun, dia yang tetap menjalani rutinitasnya entah bagaimana membuat mereka berdua lega kalau Tatsuya berhasil membuat kesekapatan terkait keamanan teman-teman mereka.

Namun, Tatsuya sendiri tidak tenang masalah itu. Atau lebih tepatnya, sudah jadi kebiasaannya tidak tenang kalau pertahanannya cuma satu lapis.

Sepulang sekolah di ruang OSIS. Karena mereka harus pergi ke rumah Keluarga Kudou di Ikoma jam 18:00 hari ini, Miyuki sudah mengabari Honoka dan Izumi jika dia memiliki urusan pribadi dan menyerahkan semua pekerjaan kepada mereka.

“Shizuku”

Tatsuya memanggil Shizuku yang berkunjung.

“Apa?”

Jawabannya kasar tapi, Tatsuya tahu bahwa Shizuku sendiri tidak bermaksud tidak sopan.

“Apa Honoka bisa tinggal sementara denganmu?”

“Haah!?”

Honoka lah yang menaikkan suaranya, Shizuku hanya sedikit menaikkan alisnya.

“Kenapa?”

“Karena tidak aman kalau dia sendirian.”

“…Uh, kenapa begitu?”

Honoka bertanya dengan wajah pucat penuh kegelisahan. Tentu saja, Tatsuya bermaksud untuk menjelaskan keadaan sebisanya.

“Sebenarnya, sepulangnya kami di stasiun kami diserang oleh seseorang.”

“Astaga! Semuanya baik-baik saja ‘kan!?”

Yang pertama bertanya dan berbicara dengan suara lantang adalah Izumi; yang bertanya kepada Miyuki.

“Aku tidak apa-apa. Onii-sama, aku, atau Minami tidak terluka sedikitpun.”

Selagi Izumi mengelus dadanya lega, ia kembali duduk.

“Seperti yang Miyuki katakan, kami tidak terluka sedikitpun, kami tidak tahu kenapa kami diserang.”

Jawaban itu setengah bohong. Namun, setengahnya lagi merupakan benar dan dalam kasus ini, itulah yang lebih penting.

“Polisi?”

“Karena mereka belum mengabari kami, aku yakin mereka sedang dalam investigasi.”

“Lalu, apa kalian tahu sesuatu?”

“Yang kami tahu cuma mereka adalah Penyihir Kuno.”

“Hanya itu? Apa ada petunjuk lain?”

“Seperti yang Onii-sama katakan, kami tidak tahu mengapa kami diserang.”


“Lalu, mungkin saja…”

Honoka yang mendengarkan Shizuku dan Miyuki bertukar pikiran membuatnya paham maksud keinginan Tatsuya.

“Mungkin dia tidak hanya mentarget Tatsuya-san saja; ada kemungkinan kalau dia mentarget anggota OSIS SMA 1?”

Tatsuya sebenarnya tidak ingin menakut-nakuti Honoka, tapi dalam situasi ini, lebih baik membuatnya waspada.

“Aku tidak tahu. Namun, seperti yang kukatakan tadi, aku pikir lebih baik untuk tidak sendirian.”

“Baiklah, aku mengerti.”

Shizuku menaruh tangannya di bahu Honoka yang sedang ketakutan.

“Honoka, mulai hari ini kau tinggal di rumahku.”

“…Ya, aku mengerti. Aku akan menyiapkan barang-barangku, apa kau bisa menemaniku waktu pulang?”

“Baiklah.”

Mungkin akan ada keengganan untuk tinggal di rumah orang lain meskipun itu teman sendiri, Honoka merasa ragu-ragu namun, pada akhirnya, ia menerima saran Tatsuya dan menerima kebaikan Shizuku.

Peringatan Tatsuya tidak berakhir sampai situ.

“…Karena itu, kita berada di situasi dimana kita tidak tahu siapa yang akan ditarget selanjutnya.”

“Bisa jadi ini ada hubungannya dengan Kompetisi Thesis atau bisa juga tidak?”

Dia telah memberitahu Miyuki dan Minami untuk menunggu sebentar, Tatsuya juga menyampaikan omongannya yang setengah bohong-jujur kepada Mikihiko. Mikihiko, yang sedang memantau pekerjaan Isori di auditorium demi keamanan, menjawab dengan pertanyaan yang menunjukkan bahwa dia paham dengan cerita Tatsuya.

“Benar. Karena kita belum mengetahui motifnya, targetnya tidak bisa dipersempit.”

Tidak ada keraguan terhadap perkataan Tatsuya oleh Mikihiko. Jawaban Mikihiko menandakan bahwa ia mengkhawatirkan keselamatan murid SMA 1 jika diserang.

“Jadi kita harus meningkatkan pengamanan kita terhadap para perwakilan?”

“Tidak, Nakajou-senpai sudah cukup dan dengan adanya Isori-senpai, Chiyoda-senpai, Minakami-senpai, dan Kirihara-senpai seharusnya sudah cukup menciutkan nyali musuh.”

Leo, yang sedang mendengarkan pembicaraan ini, menggangguk setuju beberapa kali.

“Aku lebih khawatir tentang kalian dan Mizuki daripada yang lain. Karena kalian teman dekatku di SMA 1.”

Saat dia mengatakan hal yang seperti itu di depan dua laki-laki itu, wajah mereka terlihat sedikit malu.

Di sisi lain, Erika, satu-satunya wanita di kelompok itu, malah terlihat geram.

“Aku baik-baik saja. Kalau Miki sih tidak usah diomong… Leo mungkin juga akan baik-baik saja.”

“Aku khawatir dengan kalian. Lagipula, kau juga perempuan.”

Bisa dibilang, Tatsuya memperlakukannya sebagai orang yang lemah; dan Leo merasa tidak terima

Walau begitu, respon Erika berbeda dari biasanya.

“Itu benar. Seperti yang dikatakan idiot itu, yang perlu dikhawatirkan itu Mizuki. Dari segi kemampuan bertarung, dia tidak jauh berbeda dari perempuan biasa.”

Dia mungkin juga memikirkan hal yang sama, Mikihiko mengangguk setuju dengan perkataan Erika diikuti tatapan gelisah.

“Benar…”

“…Tatsuya-kun, untuk sementara waktu aku akan menemani Mizuki. Apa tidak apa-apa hanya menemaninya pulang-pergi sekolah?”

Rencana Erika untuk mengantarkan Mizuki sendirian membuat tiga lelaki ini menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Kau itu juga perempuan.”

“Tidak peduli, seberapa hebatnya dirimu Erika, itu terlalu berbahaya. Musuh kita Penyihir Kuno. Jika dia menyerangmu dari depan, aku tidak yakin kau akan kalah tapi, kita tidak tahu jenis sihir seperti apa yang mereka gunakan. Betul bukan Tatsuya?”

“Aku setuju dengan Mikihiko. Beda cerita kalau kau hanya melindungi dirimu seorang tapi jika ditambah harus melindungi Mizuki juga maka kau tidak akan bisa, Erika.”

Apapun yang terjadi, respon Leo yang negatif, mungkin yang paling efektif, ditambah dengan respon Mikihiko dan Tatsuya berhasil mengalahkan sikap keras kepala Erika.

“…Kalau begitu Miki, kau yang menjaganya.”

“Eeh!”

Meski begitu, dia tidak lupa menyiapkan ‘serangan’ balasan.

“Betul sekali…Mikihiko, kita dapat mengandalkanmu bukan?”

“Eh, tidak, tapi”

“Jadi antarkan dia hingga sampai pintu rumahnya dengan baik. Jangan lupa untuk memperkenalkan dirimu kepada orang tuanya. Kalau tidak kau akan dianggap sebagai penguntit.”

“Uuuu….”

Dia paham betul akan itu. Namun, ada perasaan kuat dalam dirinya yang menolak ide ini. Terutama perihal ‘memperkenalkan diri kepada orang tua Mizuki’.

“Aku akan berbicara dengan Mizuki.”

“Ah, kuserahkan padamu.”

Ini tidak semudah itu… logika dan emosinya sedang berperang satu sama lain.

“…Aku mengerti. Akan terlambat kalau kita menunggu sampai terjadi sesuatu.”

Rasa canggung dan malunya dikesampingkan demi tujuan yang baik, integritas Mikihiko kukuh.

◊ ◊ ◊

Setelah menyelesaikan urusannya, Tatsuya pergi ke Ikoma bersama Miyuki dan Minami. Mereka pergi ke Nara langsung dengan kereta tapi berpindah menggunakan cabinet sesampainya di sana, karena jaringan transportasi di distrik Keihanshin tidak teratur seperti area metropolitan Tokyo.

Miyuki dan Minami juga menikmati perjalanan mereka kali ini dengan kereta, sampai-sampai Tatsuya merasa kalau mereka bisa naik kereta lagi jika bepergian lain kali. Sementara itu, mereka meneruskan perjalanan ke rumah Keluarga Kudou sambil menikmati pemandangan Pegunungan Ikomayama dan kaki Gunung Higashiyama.

Sampai hari ini, Sepuluh Master Clan tidak memiliki kebiasaan untuk saling berkunjung ke sesama anggota. Selain itu, masyarakat di sana lumayan membatasi kontak pria dengan wanita yang di usia menikah. Bagi Tatsuya dan Miyuki, yang menyembunyikan hubungan mereka dengan Keluarga Yotsuba, juga masuk ke kategori itu. Karna itulah tidak heran kalau ini kali pertama mereka mengunjungi kediaman Keluarga Kudou. Di sisi lain, mereka tidak mungkin bisa tersesat karna cabinet mereka sudah menggunakan layanan navigasi otomatis.

Hampir sesuai rencana, mereka sampai tujuan jam 17.55.

Setelah mereka turun dari cabinet, mereka menekan bel. Yang menjawab intercom itu bukanlah seorang pelayan melainkan Fujibayashi.

“Selamat datang, Tatsuya-kun. Dan juga, Miyuki-san, Minami-chan, terima kasih sudah datang.”

“Maaf tentang ini. Kita ingin menemani Onii-sama.”

Tatsuya tidak tahu harus bagaimana selain berterima kasih kepada Fujibayashi yang baru saja sampai dari Tokyo dan menyambut mereka dengan hangat.

“Tidak apa-apa. Ayo masuk, teman-teman, tidak perlu ragu-ragu.”

Fujibayashi membukakan gerbang dengan senyuman, dan mengundang mereka bertiga masuk ke dalam.

Kalau saja tidak ada yang memandu mereka, hanya orang-orang yang punya penglihatan khusus seperti Tatsuya saja lah yang bisa menemukan letak pintu rumah itu. Minami terus melihat sekitar sambil terkagum-kagum. Sementara Miyuki dengan aggun, tetap menaruh pandangannya di punggung kakaknya, tapi dia terkejut dengan pemandangan dinding hijau besar di ujung jalan mereka.

Dari gerbang masuk kediaman Keluarga Kudou sampai pintu depan, ada sebuah labirin dengan tinggi lebih dari dua meter. Mungkin ada pintu masuk kendaraan entah di tempat lain. Selain itu, pasti ada semacam jebakan di sini, karena pintu masuknya adalah labirin yang dipasang sihir, mustahil ada kendaraan yang bisa masuk sini.

(Rumah ini seperti benteng)

Dilihat dari luar, kediaman itu terlihat seperti rumah mewah tiga lantai, bergaya Barat dan tidak terlihat aneh sedikitpun.

Namun, rumah ini pasti memiliki mekanisme untuk menolak tamu tak diundang yang masuk ke rumah ini. Atau, mungkin saja rumah itu memang dimaksudkan untuk terlihat seperti benteng dengan arsitektur gaya militer.

“Sangat menakjubkan, bukan?”

Fujibayashi bertanya sambil tersenyum dan Tatsuya merasa kagum.

“Aslinya, rumah ini bukan dibangun untuk bertahan dari serangan Traditionalist. Dengan mengimplementasikan hasil penelitian dari bekas Ninth Institute, pertahanan rumah ini bisa sedikit diperkuat. Keputusan peletakan lokasi rumah ini ditentukan oleh pemerintah saat itu.”

Fujibayashi menanyai Tatsuya dengan nada seorang anak kecil bertanya sebuah teka-teki : “Kau tahu apa alasannya?”. Tidak peduli apa jawaban yang Fujibayashi harapkan darinya dan apakah jawabannya benar atau salah, Tatsuya terlihat tidak niat untuk mengikuti permainan ini.

“Aku dengar ini untuk mengawasi Osaka.”

“Sayang sekali…..tapi benar.”

Tatsuya diam-diam berpikir “Dia benar-benar seperti anak kecil”, melihat kekecewaan di wajah Fujibayashi.

“Onii-sama, mengapa Keluarga Kudou perlu mengawasi Osaka?”

Kekaguman Fujibayashi ketika melontarkan pertanyaan adalah hal yang bisa dipahaminya mengingat Tatsuya memiliki pengetahuan umum yang sangat luas. Namun, Miyuki bertanya pada kakaknya, tapi kali ini, Fujibayashi lah yang menjawab.

“Karena Osaka adalah kota perdagangan internasional, Osaka lebih toleran terhadap orang asing dan juga relatif mudah untuk dijadikan tempat tinggal. Akibatnya, mata-mata akan selalu melarikan diri dari pengawasan, dan ketika sudah terjadi sesuatu, akan sangat mudah untuk Osaka jatuh ke tangan musuh.”

“Agar bisa menanggulangi keadaan dengan cepat?”

“Ya. Karena pegerakan rahasia penyihir mata-mata merupakan mimpi buruk bagi politisi. Keluarga Kudou memiliki tugas untuk mencegah penyihir berkeliaran bebas menjalankan misi spionase negara mereka dan itu diberikan karna melihat riwayat keberhasilan Ninth Institute.”

Sekarang, Miyuki memahami penjelasan itu. Namun, masih ada sesuatu yang mengganjal.

“Miyuki-san, jangan sungkan-sungkan kalau mau tanya sesuatu.”

Fujibayashi sepertinya sadar akan itu, jadi dia mendorong Miyuki.

“Terima kasih atas perhatiannya. Aku rasa ini bukan masalah besar tapi… kalau ingin memantau mata-mata yang berkeliaran di Osaka, bukankah seharusnya dipantai di sisi barat Osaka, atau setidaknya bukan di timur Ikomayama?”

Pertanyaan polos itu menusuk Fujibayashi.

Fujibayashi mengerutkan kening dan tak tahu mau menjawab apa. Itu menjadi tanda bagi Tatsuya untuk turun tangan

“Ditakutkan akan timbul bahaya kalau kontaknya terlalu dekat.”

Miyuki mengungkapkan kekagetannya secara halus.

“Sesuatu seperti, ‘pengkhianatan’!?”

“Sepertinya itulah pemikiran para politisi.”

Labirin ini sudah akan sampai di ujungnya ketika mereka sudah dapat melihat pintunya. Pembicaraan mereka tentang pandangan politisi terhadap penyihir berhenti begitu saja.


Kudou Retsu sudah menunggu di ruang tamu. Sekarang pukul 17.59. Karena Tatsuya dan yang lain tidak terlambat, tidak ada alasan untuk minta maaf, dan mereka tidak merasa gugup.

Di hadapan tetua dunia sihir Jepang, pikiran dan tubuh Tatsuya tidak terpengaruh sama sekali.

“Saya ingin berterima kasih atas kesediaannya menerima kami.”

Retsu menjawab dengan senyuman masam terhadap salam Tatsuya yang sangat formal.

“Sudah lama kita tidak bertemu. Terakhir kali kita bertemu secara langsung adalah musim panas tahun lalu, bukan?”

“Terima kasih atas bantuan Tetua masalah ‘Electronic Golden Silkworm’.”

“Itu bukan apa-apa…”

Keraguan muncul dalam diri Retsu. Namun, dia mengabaikannya.

“Jujur saja, karena kau yang mengusulkan pertemuan ini, tidak ada keharusan bagiku untuk menerimamu; namun, aku senang kita bisa bertemu lagi.”

“Saya minta maaf telah merepotkan Tetua.”

Tatsuya menunduk mempertahankan kesopanannya melalui gesturnya yang mana dihentikan oleh lambaian tangan Retsu.

“Shiba Tatsuya-kun. Mungkin ini hanya untuk kepuasan diriku saja tapi aku ingin meminta maaf terlebih dahulu. Masalah boneka Parasite adalah ide dan rancanganku. Aku tidak punya niatan untuk lari dari masalah, tapi aku juga tidak merasa kalau apa yang kulakukan sepenuhnya salah. Namun, aku yakin kalau aku sudah merepotkanmu dan untuk itu, aku minta maaf.”

Ketika meminta maaf, Retsu menundukkan kepalanya begitu dalam sambil duduk di sofa ruang tamu. Berdua Tatsuya dan Miyuki memandangnya dengan wajah serius, tapi hanya Minami yang berdiri di belakang Miyuki yang terlihat geram.

“Bisa dibilang aku di sini tidak meminta pengampunanmu, tapi setidaknya aku ingin meminta maaf.”

“Tetua, angkatlah kepala Anda.”

Tatsuya menjawab dengan terhormat.

“Semua orang melakukan apa yang dirasanya terbaik. Bahkan pemula seperti saya paham itu. Di posisi itu, saya merasa bahwa saya tidak bisa membiarkan Tetua menjalankan eksperimen yang Tetua rancang. Namun, saya tidak membantah kalau sebenarnya ide Tetua tentang senjata sihir jarak jauh seperti ini memang dibutuhkan.”

“Aku senang kalau kau berpikir seperti itu.”

Retsu mengangkat kepalanya dan melihat Tatsuya. Selanjutnya, tatapan Tatsuya dan Retsu bertemu.

“Aku sudah mendengar misimu dari Kyouko.”

Pembicaraan dilanjutkan Retsu.

“Menangkap Zhou Gongjin. Ini misi dari Maya… maksudku, Yotsuba-dono, bukan?”

“Ya, Anda benar.”

Miyuki duduk tenang di samping Tatsuya, namun, dalam hati sedang terkejut dan tercengang. Dia tidak mengira kalau Tatsuya akan mengakui hubungannya dengan Maya secara terbuka, tidak peduli apapun keadaannya atau seberapa banyak yang Kudou Retsu ketahui, bahkan jika dia akan menjadi sekutu dalam misi ini sekalipun.

“Apa kau tahu Yotsuba-dono mendapat permintaan ini dari mana?”

“Tidak, saya tidak tahu tentang itu sekaligus saya rasa saya tidak perlu tahu.”

“Apa kau puas menjadi pion Keluarga Yotsuba?”

Tatsuya menjawab “Tidak” dengan muka datar pada pertanyaan Retsu yang mencoba menilainya.

“Terutama, karena saya tahu bahwa saya tidak seharusnya tahu mengenai itu.”

Retsu hanya menghela napas, melihat Tatsuya tanpa banyak bicara.

“Aku mengerti…. Jadi kau telah mengetahui ‘orang itu’ sampai sejauh itu.”

Tatsuya tidak menjawab apapun. Dia tidak berkomentar.

“Tampaknya Miyuki-kun juga tidak tahu…. Tidak, maafkan aku mengatakan hal yang tidak jelas begini.”

Retsu menghela napas lagi, merubah tatapannya pada Tatsuya dan Miyuki.

“Sepuluh Master Clan terikat pada aturan Master Clan. Dalam aturan disebutkan bahwa anggota Sepuluh Master Clan tidak sepatutnya menjalin konspirasi dengan sesama anggota Sepuluh Master Clan. Selain itu, mereka hanya bisa bekerja sama dalam situasi-situasi genting.”

“Ya.”

Tatsuya tidak tahu rincian aturan Master Clan. Dan dia baru pertama kali mendengar peraturan itu. Dia tidak berani mengkritik, memastikan jawabannya singkat, dan hanya menggangguk dengan jawaban pendek.

“Keluarga Kudou tidak dapat menerima permintaan kerja sama dari Keluarga Yotsuba. Jadi aku rasa untuk masalah ini Shiba Tatsuya lah yang secara pribadi meminta kepada Kudou Retsu secara pribadi.”

“Terima kasih banyak.”

Dengan bersamaan, Tatsuya dan Miyuki menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Retsu yang menerima permintaan kerja sama ini.

Selagi Miyuki menunjukkan senyumannya, Tatsuya tetap tak berekspresi.


Pertemuan dengan Kudou Retsu berakhir kurang dari sepuluh menit; namun, itu berakhir cukup baik bagi Tatsuya. Dia yang hanya meminta kerja sama secara pribadi, berakhir mendapat persetujuan. Pada akhirnya, untung saja pertemuan itu tidak lebih lama dari itu.

Setelah itu, Fujibayashi mengundang Tatsuya dan yang lain untuk makan malam, jadi mereka pamit dengan Retsu dan pergi mengikuti Fujibayashi. Ini merupakan makan malam informal tanpa dihadiri tuan rumah, sehingga Tatsuya berterima kasih kepada Fujibayashi atas kebaikannya.

Keluarga Kudou memiliki beberapa ruang makan. Mereka bertiga diajak menuju ke ruangan yang didesain untuk anak muda. Bukan berarti ruangan itu dikhususkan hanya untuk anak-anak, tapi juga untuk orang tua mereka. Saat mereka sedang berbincang-bincang, mereka mendengar ketukan kecil di pintu, seakan-akan hidangan mereka sudah tiba.

“Masuk.”

Fujibayashi mengundangnya masuk dan pintunya dengan perlahan terbuka.

“Maaf. Oji-sama memintaku untuk mengajakmu makan bersama…..”

Yang memasuki ruangan adalah seorang anak muda yang seumuran dengan Miyuki dan Minami.

Terkejut oleh paras cantiknya.

Minami terperangah dengan penampilan anak muda itu.

Bahkan Tatsuya menatap katampanan anak itu dengan penuh kekaguman.

Bisa dibilang, cantik, tapi bukan ‘cantik’ seorang perempuan. Anak muda ini adalah seorang bishounen[1] ideal.

Tatsuya hanya mengetahui satu orang yang setara dengan anak muda ini.

Orang itu adalah Miyuki, sang bishoujo[2] ideal. Yang tidak tersaingi laki-laki manapun.

“Minoru-kun, mau sampai kapan kau berdiri di sana?”

Perkataan Fujibayashi kepada anak itu membuat Miyuki terkejut.

“Maafkan aku!”

Anak muda itu segera bergegas berdiri di antara Fujibayashi dan meja Tatsuya.

“Senang sekali bertemu kalian semua.”

Anak muda itu mulai memperkenalkan diri dengan sedikit malu-malu.

“Aku Kudou Minoru, anak termuda dari Kudou Makoto, kepala Keluarga Kudou. Aku anak kelas satu SMA 2. Sebuah kehormatan dapat bertemu denganmu Shiba Tatsuya-san, Shiba Miyuki-san, dan Sakurai Minami-san.”

Minami terkejut mendengar nama lengkapnya dan tersipu.


“Senang bertemu denganmu. Aku Shiba Tatsuya.”

Tatsuya menjawab Minoru dan berdiri sebagai rasa hormat.

“Aku Miyuki, adiknya. Minoru-san, kau sudah tahu tentang kami, bukan?”

Dalam sepersekian detik, Miyuki berdiri dan tersenyum kepada Minoru. Berdua Tatsuya dan Miyuki memperkenalkan diri kepada Minoru dengan ramah, dan tanpa mencurigainya.

Minoru jadi malu di hadapan dua orang ini. Walaupun dia tersipu malu dan terkesan orang yang supel, bagian super super bishounen-nya tidak berubah sedikitpun.

“Aku menonton pertandingan kalian di Kompetisi Sembilan Sekolah. Umm dan juga, panggil saja aku Minoru tanpa honorifik dan kalau bisa tidak perlu pakai bahasa formal, karena aku lebih muda dan aku sendiri lebih senang seperti itu.”

Dia secantik Miyuki tapi dari segi karakter, dia agak kurang dan kalah dari Miyuki, hampir tidak ada spesialnya. Mungkin itu karena ia adalah anak termuda dari kepala keluarga dan tidak menerima pendidikan karakter bagi pewaris yang cukup.

“Kalau begitu kupanggil Minoru-kun.”

Saat senyuman Miyuki hampir terlihat seperti seringaian, Minoru mengalihkan pandangannya tersipu malu.

Akhirnya ini merupakan giliran Minami.

“Tolong maafkan ke-ketidaksopanan saya!”

Minami berdiri diikuti dentingan logam di akhir perkataannya. Hal itu bisa dibilang agak tidak sopan, tapi Minami tidak mengkhawatirkan itu sekarang, dan cepat-cepat membetulkan perkenalannya.

“Maksud saya, saya minta maaf terlambat memperkenalkan diri. Nama saya Sakurai Minami. Senang bertemu dengan Anda, Minoru-sama.”

“Oh, ya, kau baik sekali. Tapi aku lebih suka jika kau tidak menggunakan ‘-sama’….”

Minoru merasa sedikit tidak nyaman di depan wajah gugup Minami dan tubuhnya yang kaku.

“Minoru-kun, sayangnya, ini sudah jadi kebiasaan Minami. Apa bisa kau abaikan saja?”

Dengan begini, Minoru terpaksa mengikuti perkataan Tatsuya.

“Baiklah. Kalau memang begitu….”

Pada akhirnya, Minoru menerimanya dan pembicaraan itu berakhir.


Berdasarkan usia, Miyuki, Minoru, dan Minami semua berusia 16 tahun, tapi dalam hal tingkat pendidikan, Minoru dan Minami merupakan murid kelas satu SMA. Selain itu, bisa dibilang sulit bagi mereka untuk dapat berbicara santai satu sama lain.

“Minoru-kun….ini bukan perjodohan, tidak perlu terlalu tegang.”

“Oh? Itu…. Maafkan aku, Kyouko-neesan.”

“Kau juga Minami-chan…. meski sulit untuk langsung akrab, santailah sedikit. Terlalu tegang itu tidak bagus.”

“….Maafkan saya, Miyuki-neesama.”

Ketegangan Minoru dan Minami terlalu tinggi hingga membuat pembicaraan selalu terputus. Tatsuya tidak bisa membiarkannya begini terus, membiarkan suasana canggung antara mereka berdua.

“Jangan begitu, Miyuki. Ini pertama kalinya seorang gadis 16 tahun bertemu dengan lelaki seumurannya. Mungkin agak sulit baginya tidak tegang.”

Bagi Tatsuya, cara untuk mengurangi kegelisahan Minoru ialah dengan ia menjahili Minami.

“Onii-sama, aku juga gadis 16 tahun yang baru pertama kali bertemu Minoru-kun. Bukannya aku sama saja?”

Dengan rajukan adiknya, dia sekali lagi membuktikan ketidakpekaannya pada perkataan Tatsuya.

“Gampang saja, kau bukanlah gadis biasa karena kau di atas rata-rata.”

“Oh, Onii-sama, yang kau katakan….”

Miyuki dengan mudah kembali seperti biasa dan menaruh tangannya di pipinya yang memerah, selagi menghindari tatapan kakaknya.

Lalu mereka mulai mendengar suara tawa.

Minoru menoleh dan menaruh kedua tangannya di mulut untuk mengkontrol dirinya. Dia merasakan tatapan mereka dan tersipu malu. Namun, dia tidak bisa menghentikan tawanya. Dan butuh sepuluh detik baginya untuk dapat berhenti.

“Maafkan ketidaksopananku…”

Ekspresi Minoru selagi tersipu dan meminta maaf memberikan daya tarik dan memberi kesan supel yang sebelumnya sulit terlihat.

“Kami juga minta maaf, kakakku terlalu banyak bercanda.”

Miyuki mengambil kontrol dengan melimpahkan semua tanggung jawab pada Tatsuya.

Mendengar perkataan Miyuki, wajah Tatsuya terlihat seakan menganggap ini masalah orang lain.

“Tidak…. kalian Shiba bersaudara memiliki hubungan yang sangat menyenangkan, bukan.”

“Hubungan yang terlalu baik bisa merepotkan.”

“Aku tidak ingat pernah membuat Fujibayashi-san tidak nyaman.”

Fujibayashi ikut dalam pembicaraan Minoru dengan menggodanya dan Tatsuya menggunakan kesempatan itu.

“Aku agak iri dengan hubungan kalian. Aku jarang berbicara dengan kakak-kakakku karena perbedaan usia kami. Aku juga tidak punya teman.”

“Apa kau tidak punya teman di sekolah?”

Pertanyaan Miyuki mungkin dilontarkannya tanpa pikir panjang.

“Karena tubuhku yang lemah…aku sering absen.”

Wajah Miyuki terlihat seolah bilang “Maafkan aku”

Minoru mencoba untuk menghilangkan atmosfer yang kurang nyaman ini.

“Tapi aku merasa sehat minggu ini. Oh, aku tahu! Apa kalian akan menginap malam ini?”

“Ya, kami menginap di hotel di dekat sini.”

“Kenapa tidak di rumah kami?”

Tatsuya bingung mencari cara untuk menjawab Minoru yang seperti anak kecil yang ditinggalkan temannya. Sikapnya sangat ramah, tapi tidak cocok sebagai cucu Kudou Retsu. Tatsuya tidak tahu apakah itu cuma pura-pura atau memang dia yang kekanak-kanakan.

“Minoru-kun, jangan meminta yang aneh-aneh.”

Fujibayashi datang menolong Tatsuya dan Miyuki yang kebingungan menjawab. 

“Baiklah, kita tunggu dulu sampai kita lebih dekat.”

Setelah ditenangkan sepupunya, kakak perempuannya, Minoru dengan tegas mengangguk sambil tersenyum seperti mengatakan "Oh, jadi begitu".

“Kalau begitu, Minoru-kun, bagaimana kalau kau menemani Tatsuya dan yang lainnya besok?”

Reaksi Minoru terhadap Fujibayashi lebih cepat daripada Tatsuya dan Miyuki.

“Baik, dengan senang hati.”

“Apa itu tidak akan merepotkanmu?”

Kemungkinan besar, Miyuki memahami perasaan baik Minoru yang hanya ingin melayani tamu, tapi mereka baru bertemu hari itu. Secara persuasif, Fujibayashi mencoba merespon Miyuki yang mencoba menolak halus tawaran itu.

“Namun, Tatsuya-kun, Miyuki-san, Minami-chan, kalian tidak ada yang familiar dengan daerah sini, ‘kan? Walaupun kondisi Minoru-kun lemah, dia tidak rentan penyakit seperti Itsuwa Mio-san. Dan juga Tradisionalist bisa saja menunggu di lokasi yang akan kalian selidiki.”

Mata Tatsuya mulai bersinar terang.

Selagi menyadari tatapan Tatsuya, Fujibayashi dengan tenang menghadap ke sepupunya mengatakan “Tidak apa-apa bukan, Minoru-kun?”.

“Ya. Aku sering absen dari sekolah, jadi aku lebih tahu tentang pekerjaan Oji-sama dibanding kakak-kakakku, Shiba-san.”

“Panggil saja aku Tatsuya.”

“Panggil saja aku Miyuki juga.”


Minoru tergagap-gagap, terlambat menyadari bahwa ia memanggil ‘Shiba-san’ untuk satu orang tapi ada dua orang di sana, sehingga mereka sadar akan itu dan memintanya untuk memanggil mereka dengan nama depan mereka.

“Tolong panggil aku Minami.”

Di titik ini, Minami juga memanfaatkan situasi ini.

“Tatsuya-san, pekerjaanmu mencari penyihir dari Tradisionalist?”

Minoru bertanya dengan wajah serius dan tanpa malu-malu. Lagipula, dia adalah penyihir Sepuluh Master Clan.

“Kurang lebih, seperti itu…”

Jawaban yang diberikan memberi nuansa yang berbeda.

“Aku mengerti.”

Minoru tidak menanyakan hal yang tidak-tidak.

“Kali ini, aku rasa aku bisa membantu. Kyoto merupakan markas Tradisionalist dengan konsentrasi terbesarnya, walau begitu, Nara dapat dianggap oleh beberapa orang sebagai benteng utama. Besok, biar aku yang memandu.”

Tatsuya sadar bahwa tawaran Minoru sangat berharga. Di sisi lain, Miyuki dan Minami memasang ekspresi “Eh?” di wajah mereka, sehingga Fujibayashi menghilangkan keraguan mereka.

“Walaupun Tradisionalist merupakan salah satu asosiasi sihir besar, mereka bukan suatu kesatuan, tapi mereka setidaknya terdiri lebih dari sepuluh kelompok penyihir yang membuat sebuah federasi, dengan masing-masing dari mereka punya basis sendiri. Bisa dibilang seperti, jika Sepuluh Master Clan dan 18 Keluarga Asisten digabung, maka totalnya 18 ‘kan? Nah Traditionalist juga begitu.”

Memang benar, berdua Miyuki dan Minami terlihat percaya betul akan itu.

Dengan berakhirnya penjelasan Fujibayashi, Tatsuya mengakhiri pertemuan mereka.

"Terima kasih untuk semuanya. Minoru-kun, mohon bantuannya buat besok."

Di misi yang berbahaya ini mereka akan menyeret seorang anak laki-laki 16 tahun yang tidak diketahui kemampuannya apa. Tapi, baik Miyuki ataupun Minami tidak mempermasalahkan hal itu.

Bukan hanya Miyuki saja yang tidak banyak bicara mengikuti keputusan Tatsuya, Minami juga sudah didoktrin untuk tidak membantah perintah majikannya atau melewati batasannya sebagai seorang pelayan.

◊ ◊ ◊

Esok harinya, Tatsuya dan yang lain keluar hotel pagi sekali, dan mereka kembali mengunjungi kediaman Keluarga Kudou. Mereka langsung mengirimkan barang bawaan mereka ke Stasiun Nara agar mobilitas mereka tinggi.

Omong-omong masalah mobilitas, Miyuki mengenakan jeans ketat, yang jarang sekali dipakainya. Selain itu, bahan yang digunakannya lebih cocok untuk mendaki gunung daripada jalan-jalan. Selain celana, untuk atasannya dia mengenakan pakaian musim gugur panjang, bukan blus. Namun, penampilan tidak kelihatan membosankan. Baik atasan dan celananya cocok, menunjukkan keindahan Miyuki seluruhnya. Tidak hanya wajahnya, tapi juga tubuhnya.

Minami juga sama seperti Miyuki, mengenakan sweater rajutan dan celana panjang. Tapi tetap saja, Miyuki masih menang dalam hal keimutan dan pesona feminin. Dan juga dia lebih tinggi dari Minami.

Jam 7 tepat di kediaman Keluarga Kudou, Minoru telah menunggu mereka bertiga dengan wajah tak lelah sedikitpun.

Dia tidak sedang pura-pura kuat dan bisa dibilang kalau kondisinya memang baik.

“Selamat Pagi. Apa kalian sudah sarapan?”

“Selamat pagi, Minoru-kun.”

“Terima kasih buat tawarannya. Kami sudah sarapan.”

Tatsuya dan Minami menjawab bergantian. Ketika Miyuki dengan gelisah bertanya, muncul senyum kecewa di wajah Minoru.

“Apa kau belum makan, Minoru-kun? Apa mungkin karena menunggu kami?”

“Tidak, aku tidak apa-apa.”

Minoru buru-buru menggeleng.

“Aku kira aku akan mengajak kalian sarapan misal belum. Tapi, aku sudah sarapan.”

“Aku mengerti.”

Senyum lega terpancar dari wajah Miyuki. Minoru hanya bisa tersipu malu, tapi dia bukan terpesona oleh senyuman Miyuki.

“Kalau begitu, lewat sini. Aku sudah menyiapkan mobilnya.”


Mobil yang disiapkan Keluarga Kudou adalah limusin. Tidak diragukan lagi ini merupakan hal yang biasa bagi mereka.

Tapi Tatsuya tidak mengabaikan kemungkinan kalau ini semacam hinaan buat mereka.

Supirnya sudah tua. Kira-kira seumuran dengan pengawal yang dikenalkan Mayumi beberapa waktu yang lalu.

Pengawal Mayumi pasti merupakan Extra. Tatsuya melirik supir itu dan penasaran apakah dia juga Extra.

Tatsuya juga sempat mengira bahwa Fujibayashi lah yang akan menyetir bagi mereka. Tapi seperti yang diduganya, dia tidak bisa.

Tidak masuk akal juga jika terus mengandalkan bantuannya. Saat ini, dia juga bukan sedang menjalankan misi militer.

Tatsuya segera merubah pikirannya. 

Sepertinya tidak berlebihan atau bohong kalau bilang semua persiapan Keluarga Kudou sangat rapi. Minoru masuk ke limusin, diikuti oleh Tatsuya yang duduk di depannya, dan Minami yang duduk di sebelah Minoru. Meskipun Tatsuya dan Minoru duduk berhadap-hadapan, masih ada ruang yang cukup luas untuk kaki mereka. Hal itu membuktikan kalau apa yang mereka naiki memanglah sebuah limusin.

Saat Minoru naik ke limusin, Miyuki melihat gelang CAD umum di pergelangan tangan kanannya, setengah terlihat karena jaket ketat dan lengan bajunya digulung. Sudah hal biasa kalau orang memasang CAD bukan di tangan dominan mereka (saat makan malam kemarin, mereka memastikan bahwa Minoru tidak kidal). Minoru merasakan tatapan Miyuki yang terpaku pada CADnya, seolah-olah ingin bertanya padanya.

“Apa itu?”

Karena pertanyaan Miyuki, Minoru menggulung lengan baju kirinya, menunjukkan bahwa dia tidak memiliki apa-apa pada pergelangan tangan kirinya. Saat dia menggulung lengan baju kanannya, CAD itu terlihat. Minoru lalu menutup CAD itu dengan kedua tangannya.

“99 Rangkaian Aktivasi tidaklah cukup…. Aku masih belum menemukan teknisi yang bisa menyesuaikan CAD sesuai dengan gayaku.”

Sebuah CAD umum bisa menyimpan 99 Rangkaian Aktivasi. Namun, itu tidak bisa digunakan sesuai kemampuannya.

“Walaupun susah menggunakan CAD dengan dua tangan, semuanya jadi lebih mudah berkat perangkat kontrol pikiran kembangan FLT.”

“Minoru-kun, apa kau menggunakan CAD kontrol pikiran buatan FLT?”

“Ya.”

Mendengar itu, kali ini dia menunjukkan Miyuki CAD tipe medal dengan menarik rantai yang menggantung di lehernya.

“Perangkat tambahan ini indah. Kembangan Taurus Silver ini jenius sekali!”

Minoru menunjukkan CADnya dengan terkagum-kagum. Miyuki mengangguk dan menunjukkan ekspresi “Aku setuju” selagi menyembunyikan wajah tersenyumnya. Dia sangat senang bisa mendengar pujian kakaknya sambil tetap merahasiakan identitas Tatsuya sebagai Taurus Silver.

“Seberapa banyak yang kalian ketahui tentang Tradisionalist?”

Minoru bertanya pada mereka bertiga seketika limusin mereka mulai jalan.

Sebuah pembatas transparan memisahkan kabin limusin dari tempat supir. Selain itu, komunikasi suara bisa menggunakan mikrofon.

Mikrofon itu mati, namun mobil itu milik Keluarga Kudou.

Kemungkinan tidak mungkin tidak ada yang akan menguping pembicaraan mereka.

“Minami-chan dan aku tidak tahu banyak. Kami hanya tahu sebatas apa yang sudah Onii-sama katakan.”

Pada akhirnya, Miyuki memikirkan kembali jawabannya dengan hati-hati. Retsu mungkin sudah tahu hubungan mereka dengan Keluarga Yotsuba, tapi Keluarga Kudou yang lain tidak. 

Intuisi Miyuki bilang kalau Retsu masih memegang sedikit kekuasan di dalam Keluarga Kudou. Tidaklah jarang banyak orang yang lebih mengenalnya daripada Makoto yang notabene merupakan kepala keluarga sekarang, meski dia sudah turun kedudukan.

Kalau seperti ini, tidaklah baik jika Minoru menanyai Minami tentang sumber informasi mereka.

“Aku mendengar beberapa hal dari Master Kokonoe Yakumo. Penyihir Kuno tidak bisa apa-apa tanpa partisipasi dari bekas Ninth Institute. Setelah itu, mungkin karena adanya kesalahpahaman muncullah sekelompok Penyihir Kuno yang memiliki kebencian tak beralasan tepat setelah institusi itu tutup.”

Mendengar perkataan Tatsuya, Minoru menunjukkan senyum pahitnya dilengkapi sarkas. Hanya tertawa, tidak mengangkat alisnya terkejut sama sekali. Minoru adalah orang yang sinis dan mungkin lebih parah dari itu.

“Itu hampir benar.”

Memotong perkataan Tatsuya hanya akan membuatnya jatuh dalam jebakan.

“Mereka mengklaim diri mereka sebagai ‘Tradisionalist’, tapi daripada penyihir yang mewarisi tradisi asli, mereka seharusnya dipanggil ‘Unorthodox’. Atau mungkin, kalau mau terus terang maka ‘Outsiders’.”

Ini bukanlah pertama kalinya Tatsuya mendengar informasi ini, tapi dia tetap mendengarkan tanpa komentar.

“Ada beberapa yang mengatakan bahwa Sihir Kuno sudah bersembunyi di bayang-bayang dunia sebelum studi Sihir Modern mendunia. Alasannya mungkin karena penyihir berbakat memilih untuk menghindari diskriminasi, tetapi ada situasi di mana orang yang berkuasa tidak ingin Sihir Kuno diketahui banyak orang. Ditambah lagi, sihir yang tidak menyisakan jejak sama sekali bisa digunakan sebagai senjata yang kuat.”

“Sebuah kutukan mematikan dari zaman Heian? Itu sudah sering muncul di buku-buku sejarah sekarang, tapi apa ada bukti kalau itu fakta?”

“Setidaknya, ada catatan yang ditinggalkan para Penyihir Kuno yang terlibat dalam Ninth Institute. Bagaimanapun juga, itu bukanlah kutukan mematikan yang bisa langsung mencabut nyawa, tapi menurut catatan yang merekam teknik kontrol jarak jauh itu mampu membuat target berhalusinasi sampai-sampai akan bunuh diri. "

“Apa pembunuhan dengan cara itu efektif?”

Minami lah yang mengajukan pertanyaan dengan lantang. Dalam pelatihannya di Keluarga Yotsuba, dia tidak pernah tahu ada cara membunuh dari jarak jauh yang tidak bisa dihadang atau dihalau, namun temannya pernah terbunuh saat sedang latihan. Seperti biasa, Miyuki tidak suka mendengar hal seperti itu tapi dia tidak menunjukkannya. Satu-satunya orang yang tetap tenang mendengar perkataan Minoru hanyalah Tatsuya.

"Catatan-catatan itu tidak dipalsukan."

“Minami, Minoru-kun tidak menjawab pertanyaanmu secara langsung, tapi kau harusnya bisa mengerti sendiri.”

Tatsuya menasihati Minami sekaligus tidak menyalahkan bekas Ninth Institute.

“Maafkan aku, Minoru-sama!”

“Tidak, akulah yang tidak peka. Tidak ada gunanya juga aku bercerita hal itu.”

Mengingat rasa bersalah atas aksi tak manusiawi yang dilakukan kerabatnya membuat suaranya terdengar kaku.

Namun, Minoru punya keteguhan hati yang kuat untuk bisa mengabaikan hal seperti itu.

Kembali ke topik utama, generasi sebelumnya memang melakukan pekerjaan kotor seperti itu dari perintah para pejabat sebelum disahkannya Sihir Modern, tapi bukan berarti semua orang di sana ikut terlibat. Faktanya, sedikit jumlah orang yang melakukan hal tersebut, dan penyihir-penyihir yang menggunakan sihir untuk keperluan pemujaan juga berbeda dari mereka yang bekerja untuk para pejabat.

Daripada menanyakan pertanyaan untuk meneruskan pembicaraan mereka, Tatsuya memilih untuk menanyakan kebenaran hal itu.

“Ya. Biksu pejuang terkenal dari Koufuku-ji dan Enryaku-ji. Seperti yang kau katakan Tatsuya, setelah keshogunan Edo berdiri, aspek kekerasan dari organisasi sekolah keagamaan orthodox dihapuskan.”

“Seperti yang bisa kau lihat dari pengimplementasian sita pedang. Kekuatan politik yang kuat tidak mengizinkan adanya kelompok religius bersenjata. Tentu saja ini tidak dapat dipungkiri.”

"Namun, kita masih belum punya sistem militer dan politik, sehingga kita tutup mata akan adanya kelompok-kelompok kekerasan seperti itu."

"Pemerintahan keshogunan Edo dipenuhi dengan berbagai masalah dari sudut pandang modern. Hal itu masuk akal untuk masa dimana banyak terjadi pemberontakan skala besar. "

“Dan karena itu mereka yang kehilangan pekerjaan dan beralih melakukan pekerjaan ilegal dikucilkan.”

“Begitulah. Tidak banyak orang yang menggunakan ‘kekuatan Buddhisme’ untuk bertarung.”

“Penyihir tempur segera bersembunyi sambil tidak meninggalkan kekuatan militer yang mereka miliki. Traditionalist generasi sebelumnya bersatu dan menantang pemerintah.”

Minoru menarik napas panjang. Lanjut menjelaskan sambil terlihat kelelahan.

"Dengan cara yang sama seperti yang digunakan Penyihir Kuno di bekas Ninth Institute. Semua pengguna ninjutsu dan onmyouji dari Tsuchimikado diberangkatkan."

"Apa bedanya?"

"Kurasa perbedaannya ada di latihan kontrol diri."

Berkedip berulang kali, Minoru segera menjawab kembali pertanyaan yang ada seolah-olah ia sedang berbicara dengan dirinya sendiri.

Mungkin orang lain mengira dirinya tidak nyaman dengan pembicaraan ini, tapi dia kelihatan tidak terlalu mempermasalahkannya.

"…Maaf. Aku tidak bermaksud keluar topik. Tapi sepertinya aku terlalu kesenangan bisa berbicara dengan orang seumuran denganku. "

"Jangan khawatirkan itu. Lagipula pembicaraan ini tidaklah membosankan."

"Terima kasih. Umm, sampai mana tadi? ...Ahh tentang terbentuknya Tradisionalist."

Melihat Tatsuya mengangguk membenarkannya, Minoru melanjutkan kembali pembicaraan mereka.

"Dikarenakan latar belakang mereka, mereka mendirikan basis sekolah Traditionalist dekat tempat asal mereka. Daripada dibilang ‘dekat’, mungkin lebih cocok dibilang ‘di belakang’.” 

"Dekat kuil-kuil terkenal."

"Ya, itu akan mengganggu siapa saja yang memang benar-benar religius.”

Mata Tatsuya dan Minoru bertemu dan tersenyum. Namun, meski keduanya sama-sama tersenyum, senyuman menawan Minoru yang keindahannya tak terdefinisikan tak dapat disandingkan dengan senyuman garang Tatsuya. Kesamaan antara mereka berdua memberi kesan misterius.

"Semuanya, kurasa kita harus kembali ke Stasiun Nara."

"Ya, itu betul."

Miyuki menjawab dengan singkat, sampai sekarang Tatsuya terus menaruh fokusnya pada Minoru.

"Sebenarnya, basis utama Traditionalist ada di Nara, tidak jauh dari Kuil Kasuga, karna itu dekat Stasiun Nara jadi kita taruh itu di urutan terakhir. Pertama-tama, kita akan pergi ke Katsuragi untuk mencari informasi. Tapi, bagian selatan Nara adalah benteng Traditionalist….”

"Itu benar, kuserahkan semuanya padamu."

“Serahkan semuanya padaku."


Minoru mengajak mereka jalan kaki di jalan bernama ‘Katsuragi Kodo’ yang terletak di Imperial Palace City (Goseshi), barat daya dari Nara Basin. Alasan yang paling memungkinkan mengambil jalan ini di tengah-tengah Ikaruga adalah tidak adanya persembunyian Traditionalist di sekitar sini.

‘Katsuragi Kodo’ memiliki jalan yang makan waktu sekitar 6 sampai 7 jam jika jalannya santai, tapi kali ini mereka tidak punya banyak waktu. Minoru mengatakan kalau sudah ada limusin menunggu mereka di pintu keluar jalan, sehingga ia mengusulkan mereka untuk meminjam skuter listrik untuk sampai ke sana.

Meski itu kendaraan otomatis, untuk mengendarai 1 skuter, butuh SIM sepeda motor (peraturan ini masih belum berubah dalam satu abad terakhir), dan SIM sepeda motor dua kursi bisa untuk skuter dua kursi. Sayangnya, baik Miyuki maupun Minami tidak memiliki SIM.

Tidak, kalau untuk Miyuki ini pasti lebih "Untungnya" daripada "Sayangnya", karena mereka mau tak mau harus meminjam skuter dua kursi, karena Tatsuya dan Minoru memiliki SIM sepeda motor dua kursi, mereka akan berpasangan Tatsuya-Miyuki dan Minoru-Minami.

"Saya minta maaf, Minoru-sama."

"Tenang saja, aku yang mengemudi ".

Minoru tidak memerdulikan Minami yang terus meminta maaf. Bagaimanapun juga, anak SMA laki-laki yang normal bisa saja kepikiran untuk memanfaatkan situasi seperti ini. Tapi tidak perlu diragukan lagi, meskipun tidak masuk kategori ‘gadis cantik’ seperti Miyuki, hanya sedikit yang memandang Minami tidak cantik. Apapun yang terjadi, tidak peduli seberapa super, super bishounen Minoru, dia bukanlah orang yang akan melakukan hal aneh-aneh.

Lalu, untuk pasangan yang satunya.

Skuter listrik dua kursi adalah kendaraan yang dinaiki dua orang sambil berdiri bersampingan, sang pengemudi yang memegang roda kemudi, dan si penumpang tinggal berpegangan pada tiang pengaman di kendaraan itu.

Namun, Miyuki tidak memegangnya.

Dia merangkulkan lengannya di pinggang Tatsuya.

Skuter Tatsuya-Miyuki mengikuti Minoru dari belakang. Mereka tidak jalan bersampingan, karena di sini Minoru yang memandu mereka, sudah jadi formasi yang biasa dilakukan dan juga mereka perlu menyisakan area untuk pejalan kaki lain. Dan juga, bisa dibilang dengan formasi seperti ini, Minoru dan Minami tidak perlu melihat Shiba bersaudara saling bermesraan. Namun, setiap kali Minami melihat ke belakang dan mencek keadaan mereka, ekspresinya terlihat lelah akan tingkah mereka berdua. Sebaliknya, Minoru yang baru pertama kalinya melihat kontak fisik dua bersaudara ini terlihat tidak mempermasalahkannya.

Karena itu, Minami terpaksa membuang jauh-jauh rasa lelahnya dengan menikmati pemandangan sepanjang jalan.

Di sisi lain, kalau kita berbicara tentang hasil, pencarian di Katsuragi Kodo berakhir sia-sia. Meski dibilang "sia-sia", Minoru sudah menjelaskan sebelumnya tentang kemungkinan tidak terjadi apa-apa sehingga mereka tidak kecewa akan ini. Dan tentu saja, mereka juga beberapa kali sempat menyambangi tempat-tempat bersejarah dan kuil-kuil tua dengan aura menenangkan seperti Kuhonji, Hitokotonushi, dan Takamahiko yang menyegarkan jiwa mereka (mereka tidak melakukan pencarian di sana karna mereka sudah melakukannya dengan sihir dari luar tempat itu). 

Dan, terjadi sebuah pertemuan yang tak terduga.

"Shiba-kun...?"

Seorang pemuda dengan tampilan seorang murid pendeta membersihkan halaman kuil Takakamo memanggil Tatsuya. Pemuda itu mengenakan hakama putih dan tidak memakai kacamata. Selain itu, Tatsuya ingat orang itu.

"Tsukasa-senpai, lama tidak bertemu."

Tsukasa Kinoe, murid dan mantan kapten Klub Kendo SMA 1 yang pada April tahun lalu dicuci otak menjadi kaki-tangan Organisasi Anti-Sihir dalam ‘Insiden Blanche’.

"Kau ingat aku... Tidak, aku merepotkanmu waktu itu. Aku belum sempat minta maaf sebelumnya. Aku mohon maaf sebesar-besarnya untuk itu. "

Dia menjawab dan benar-benar menunduk. Suasana hatinya terlihat segar dibanding saat itu.

"Tidak, Tsukasa-senpai juga korban..."

Membalas perkataan ramah Tatsuya ini, Kinoe menggeleng tidak setuju.

"Itu karena aku lemah maka aku membiarkan jalanku disesatkan. Tapi, aku bisa bilang kalau aku berterima kasih untuk kebaikanmu. "

Kemudian, seolah tiba-tiba teringat sesuatu, dia menambahi jawabannya.

"Oh ya, aku sudah bukan 'Tsukasa' lagi. Ibuku bercerai dan memakai kembali nama gadisnya, jadi aku Kamono Kinoe sekarang."

"Jadi begitu? Apa mungkin karna itu senpai ada di sini?"

"Aku tidak terlalu mengenalmu dekat, tapi penilaianmu[3] bener-benar tajam. Karena mata ini."

Sambil bilang begitu, Kinoe menunjuk kedua matanya.

"Kau tahu ya, aku baru pertama kali tahu mengenai keberadaan cabang utama keluargaku saat mereka menghubungiku. Lalu, banyak hal terjadi, tapi, pada akhirnya aku bisa sekolah di sini."

Hal ini tidak terlalu mengejutkan bagi Tatsuya jika dipikir-pikir lagi kondisinya. Awalnya, Tatsuya ingat kalau Yakumo pernah bilang kalau Kinoe punya hubungan dengan Keluarga Kamo. Dan juga, kuil Takakamo adalah pusat dari kuil-kuil Keluarga Kamo di Jepang dan juga rumah bagi para Dewa pelindung Keluarga Kamo. Ditambah lagi, posisi Keluarga Kamo di dunia sihir cukuplah misterius, dimana keluarga utama bisa mengambil talenta-talenta keluarga cabang lain bahkan yang terjauh sekalipun untuk tinggal di kuil Takakamo.

"Aku belajar di sini sebagai penebusan dosaku, untuk membasuh semua ketidakmurnian di diriku."

"Jadi seperti itu? Kamono-senpai, jangan mengatakan hal keras seperti ini, jangan sampai kehilangan diri sendiri. "

“Terima kasih. Sekali lagi aku minta maaf.”

Setelah mengatakan itu, Kinoe menunduk dalam sekali lagi dan kembali membersihkan halaman kuil.

Tatsuya meninggalkan halaman itu agar tidak terus mengganggunya. Dia kembali ke tempat skuter mereka tanpa mengatakan apa yang baru saja terjadi, tapi Miyuki lah yang pertama bertanya.

“Onii-sama, untunglah kau baik-baik saja.”

“Ya…”

Sejujurnya, Tatsuya tidak terlalu peduli terhadap Kinoe dan tidak pernah memikirkannya sampai mereka bertemu saat ini. Namun, Tatsuya, yang menderita kutukan sihir, merasakan udara segar manifestasi dari usaha pemuda itu untuk kembali ke jalan yang benar tanpa memutus koneksinya dengan sihir, mengingat hidupnya telah dikacaukan oleh sihir..


Setelah meninggalkan Katsuragi Kodo, Minoru memandu mereka dari kuil Kashihara menuju makam Ishibutai Kofun di Gunung Amanokaguyama. Tujuannya adalah membawa mereka ke basis Traditionalist, seharusnya di sekitar situ, tapi pencarian berakhir gagal dan semua itu hanya jalan-jalan.

Lalu, mereka berempat sampai di taman Nara pada 15.00.

“Apa mungkin ada markas asosiasi sihir di tengah kota ini?”

“Katanya di dalam Gunung Mikasayama ada markas besar yang bisa jadi markas Traditionalist.”

"Mikasayama adalah tempat yang dilindungi, lebih tepatnya, objek pemujaan, bukankah dilarang masuk ke sana kecuali untuk lihat pemadangan dari pinggir jalan?"

"Traditionalist mungkin merasa kalau tempat itu cocok untuk mereka karena itu adalah tempat suci dan orang tidak akan mendekat. Tapi, bisa saja mereka merasa berhak menggunakan tempat itu karna mereka mengajarkan sihir yang benar sehingga berada dalam perlindungan Dewa? "

"Aku mengerti. Seperti pepatah, tempat paling baik menyembunyikan pohon adalah di hutan. Ayo kita ke sana. 

Dipimpin oleh Minoru, mereka turun dari limusin dan mulai berjalan menuju persimpangan jalan Todaiji dan Kasuga-taisha melalui jalan Kasugayama. Sampai abad 21, ada jalan yang membelah gunung ini, tetapi kini, hanya ada trotoar. Hal ini karena seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan sihir, ‘ketakutan’ terhadap benda suci mulai timbul kembali. Kini banyak hal yang dulunya dikira legenda dan dongeng bisa dibuktikan dengan sains, orang-orang sudah mulai percaya kembali dengan hal-hal seperti itu. Hal ini sama seperti yang dikatakan seorang filsuf Yunani kuno; “Aku tidak tahu apa yang aku tidak tahu”.

Mereka berjalan berurutan, pertama, Minoru, memimpin, selanjutnya, Tatsuya dan Miyuki, di belakang Minoru, dan Minami paling belakang, satu langkah di belakang yang lain. Tapi ketika mereka melewati kuil Ukigumo, kuil cabang Kasuga-taisha, dimana Tatsuya dan Miyuki mulai melakukan formasi itu.

Tanpa alasan tertentu. Selain itu, bisa dibilang di sini Minoru mulai menaruh perhatian pada Minami.

"Ara, kuil yang indah."

"Aku tidak bisa bilang kalau ukuran itu tidak penting, karna ukuran itu penting untuk menggambarkan sang Dewa yang dipuja. Itu karena Dewa lah yang sudah memutuskan berat dan tingginya."

"Heh, yang Onii-sama katakan. Bukannya itu sedikit tidak sopan? "

"Apa iya? Lagi pula, aku tidak akan berbohong kepada diri sendiri cuma untuk menyenangkan Dewa. "

"Fu fu, kita cukupkan hal itu sampai sini."

Mereka berdua menikmati pembicaraan mereka sambil berjalan. Selain itu, lengan sang adik terus memegang kuat lengan sang kakak dan mereka berdua lekat sekali. Kalau saja Minami melihat pemandangan ini dari belakang, ini pasti membuatnya mual.

Minami malu melihatnya. Apa yang mereka lakukan bukanlah sesuatu yang tak senonoh atau tidak sopan, tapi hanya dengan melihatnya sudah membuatnya naik darah. Namun, dia tidak bisa pergi menjauh begitu saja. Dia menunduk dan menahan semua siksaan itu.

Minoru menyadari ketidaknyamanan Minami, dan berjalan di sampingnya.

"Apakah di sini juga termasuk wilayah Edanomiya, Kasuga-taisha?"

Tidak tahu apakah mereka berdua tahu tentang kondisi Minami, tapi kemungkinan besar mereka tahu dan memilih untuk tidak mengajaknya bicara karna itu, mereka berdua dengan gembira meneruskan pembicaraan mereka.

Ya. Ada dua kuil suci tempat pemujaan dewa di Edanomiya, Kuil Atago tempat dewa Kagutsuchi yang melindungi kobaran api suci, dan Kuil HijiriAkira, terkenal sebagai tempat ekstrak tembaga pertama di Jepang.

"Dewa di Kasuga-taisha meliputi: Takemikazuchi no Mikoto-sama, Futsunushi-sama, Ame-no-Koyane no Mikoto-sama, Himegami-sama, kan? Kalau dipikir-pikir lagi... Bukankah empat Dewa ini sama dengan nama keluarga Yoshida-kun?”

"Tidak, aku rasa yang kau bicarakan adalah kuil Yoshida, kau mengiranya sama karna nama keluarga Mikihiko, kan? Tapi mereka tidak punya hubungan. Dan juga, rumahnya bukanlah kuil."

"Oh. Apa begitu? "

"Ya. Keluarga Mikihiko sendiri bukanlah keluarga religius. Keluarganya hanyalah sekolah sihir."

"...Oh, malunya aku. Aku salah paham selama ini. Onii-sama, lain kali cepat beritahu aku kalau ada seperti ini. "

Miyuki merajuk manja.

Bahkan dengan tatapan-tatapan kesal orang lain, jarak antara Tatsuya dan Miyuki tidak berubah.

Minami hanya melihat ke tanah agar sosok mereka berdua tidak terpampang di depannya, dan kini sedang menahan dirinya untuk menutup telinga dengan kedua tangannya.

Di samping mereka, Minoru menyaksikan kehangatan Tatsuya dan Miyuki.


Kesabaran Minami telah habis di depan pintu jalan.

Tiba-tiba, Tatsuya berhenti dan menarik lengan kirinya yang dirangkul dan Miyuki segera melepasnya.

Tatsuya bukanlah satu-satunya orang yang merasakan sesuatu.

Minoru sedikit terlambat merasakannya, langsung melihat ke kanan-kiri dengan waspada dan menyadari adanya cahaya yang menyinari mereka.

Hari itu hari Minggu. Di sana juga ada banyak wisatawan selain kelompok Tatsuya di sekitar titik cabang yang mengarah ke Kuil Kasuga-taisha.

Tapi sekarang, kelompok Tatsuya lah satu-satunya yang tersisa di sana, dan sedikit demi sedikit siluet muncul di sepanjang jalan sampai ke pintu masuk.

"Ini... pelindung dari Sihir Pengganggu Mental."

Tatsuya bergumam,

"Apakah itu musuh?"

Miyuki secara sigap bertanya kembali pada Tatsuya sambil mengamati sekitaran dengan hati-hati. Minami yang ada di sebelah Minoru juga melakukan hal yang sama.

Tatsuya sadar kalau Minoru sepertinya juga merasakan adanya keanehan.

Yang aneh adalah baik Miyuki ataupun Minami tidak bertanya kenapa siluet itu mendadak hilang begitu saja. Terutama, Miyuki yang punya toleransi tinggi terhadap serangan pikiran dikarnakan Sihir Pengganggu Mental Sistematik Luar kelas tertinggi yang dikuasainya.

Minoru memiliki jawaban untuk pertanyaan itu.

"Si pengguna pelindung ini sepertinya penyihir kelas tinggi. Mereka tampaknya telah mengecilkan output sihirnya seminimum mungkin agar tidak disadari. "

Di era Sihir Modern dimana sihir hanya digunakan untuk waktu singkat, orang yang sihirnya aktif tanpa sadar dianggap orang yang kontrol sihirnya buruk. Dengan berkembangnya Rangkaian Aktivasi yang dikhususkan untuk mengontrol sihir, waktu akitvasinya bisa ditekan banyak.

Tapi teknologi sihir untuk menyembunyikan Aktivasi Sihir kini masih bergantung pada kemampuan si penyihir itu sendiri.

Sekalipun kekuatan musuhnya tinggi, Miyuki punya kekuatan yang lebih tinggi untuk menyaingi kekuatan gangguan musuhnya. Namun, tanpa disadari, perlahan-lahan salah mengambil keputusan, jatuh ke perangkap musuh.

"Sepertinya teknik seperti ini umum di Sihir Kuno.”

"Karena Penyihir Modern seperti kita lebih menekankan pada penguasaan berbagai metode dalam berbagai situasi dengan baik, tidak seperti Penyihir Kuno yang cenderung fokus pada nilai seorang penyihir dengan teknik-teknik spesial dan unik.”

"Sepertinya alasannya adalah pengembangan sihir khusus dengan teknik sampingan."

Pengetahuan Minoru berguna bagi Tatsuya dalam berbagai hal. Terutama, menyangkut pengetahuan Sihir Kuno Ninth Institute, segar rasanya bisa mendengar perspektif yang berbeda dibanding dari Yakumo atau Mikihiko dengan pengetahun sihir ortodoks mereka. Tatsuya ingin melanjutkan diskusi ini agar bisa tahu lebih banyak, tapi sayangnya, situasi ini tidak memungkinkan.

"Tapi, mereka pasti tidak menyangka Tatsuya-san bisa mengetahui teknik itu secepat ini, kan?

Segera setelah Minoru mengatakan itu, terdengar suara gemerisik daun di pohon dekat mereka.

"Sepertinya mereka sangat percaya diri mereka tak terlihat."

Aura yang selama ini mereka sembunyikan kini menampakkan wujudnya sebagai empat orang yang mengepung mereka.

"Aku tahu posisi mereka, aku mulai menyerang."

Minoru dengan berani menyatakan hal tersebut, berusaha memprovokasi musuh yang mengepung mereka.

Yang jadi pertanyaan adalah apakah musuh mereka termakan oleh provokasi Minoru atau mereka merasa sudah tidak ada gunanya lagi untuk bersembunyi.

"Minami!"

"Ya!"

Seketika Tatsuya memerintahkan Minami untuk membentuk pelindung, pancaran cahaya perak terbentuk.

Sumber cahaya perak yang berasal dari luar pelindung itu antara jarum yang besar atau semacam panah logam yang memancarkan sihir (peluru flechette).

Setelah bersiap untuk mengeluarkan pelindung sihir kapanpun, Miyuki mencari posisi sang penembak. Namun, ketika dia sudah menemukannya, Tatsuya sudah ada di pohon di seberang.

Seketika, sebuah teriakan pecah. Itu merupakan teriakan kesakitan yang disebabkan lubang pada tubuhnya berkat sihir ‘Partial-Decomposition’ Tatsuya.

Miyuki merasa tidak apa-apa menyerahkan yang itu pada kakaknya dan mulai mempersiapkan sihir ke yang lain.

Fluktuasi Psion, itu, tanda-tanda aktivasi sihir muncul tepat di atas kepala Miyuki dan Minami. Miyuki ingat ia sudah sering melihatnya, karena itu seperti Sihir Roh petir keahlian Mikihiko. Namun, itu semua menghilang seketika karena keahlian khusus Sihir Dekomposisi Badan Informasi Tatsuya, ‘Gram Dispersion’.

"Onii-sama, semuanya baik-baik saja di sini!"

Untuk membuktikan perkataannya, Miyuki memperluas Zona Gangguan. Awalnya, dia membentuk lapisan silindris tipis mengelilinginya, agar tidak mengganggu sihir Minami dan Minoru. Lalu, dia memanjangkan pilar itu ke atas dan sedikit demi sedikit melebarkannya ke samping dan memastikan itu semua tidak mengganggu mereka berdua. Selanjutnya, dia memadatkan kumpulan energi itu segera di bawah permukaan bawah pilar itu. Dengan begitu, tidak sampai satu detik, dia sudah membentuk sebuah Zona Gangguan berbentuk sebuah gelas cocktail yang tak dapat ditembus serangan sihir dari atas-bawah.

"Luar biasa! Bentuknya seperti cawan.”

Minoru terdengar kagum, lebih dari itu, ia takjub. Namun, bukan hanya dia seorang yang memuji sihir Miyuki. Dia berjalan menjauh dari samping Miyuki dan Minami menuju ke seberang tempat dimana terdengar teriakan dari musuh yang ditembak Tatsuya.

Tapi sebelum itu, Minami coba menghentikan tindakan ceroboh Minoru. Dia memikirkan cara untuk memberitahunya dengan sopan sementara Tatsuya, yang lebih cepat berpindah ke samping musuh dan bukan berjalan pelan-pelan ke depannya seperti yang biasa ia lakukan.

Kecuali kalau Miyuki mencegahnya menghentikan Minoru. Dia memegang lengan Minami yang akan berteriak, dan dengan lirikan lembut dan gestur menolak dengan kepalanya dia mengisyaratkan Minami kalau hal itu tidak perlu.

Minami segera tahu alasannya.

Sepertinya di sana ada dua tipe musuh. Penyihir Kuno yang tidak terikat pakem yang mengadopsi konsep CAD dengan Sihir Modern yang menembakkan senjata berupa peluru flechette. Dan Penyihir Kuno tradisional yang menyerang dengan Sihir Roh dengan memanfaatkan Badan Informasi Independen menggunakan Sihir Penggangu Mental Sistematik Luar Diinduksi Kesadaran.

Tatsuya menghadapi tipe musuh yang pertama dan Minoru pergi menuju ke tempat bersembunyinya si tradisional. Musuh mereka tidak tahu apa tujuan Minoru dan sempat bingung sesaat, tapi ia segera paham dan memusatkan serangan yang intens padanya. Mungkin mereka teringat kalau dia keturunan Keluarga Kudou yang mereka benci, apapun itu, Miyuki dan Minami benar-benar lupa akan itu.

Namun, semua sihir musuh tidak berhasil. Sihir angin, api dan suara menerpa Minoru begitu saja dan terurai tanpa meninggalkan serangan sama sekali. Dan juga semua sihir yang bisa langsung melukai target musnah begitu saja.

"Apa itu ilusi? Aku tak percaya ... "

Gumaman Minami bukan sembarangan. Penyihir siapapun tidak harus Tatsuya akan bisa merasakan Psion seperti cahaya dan suara fisik. Tubuh Minoru terlihat di depan Minami juga memancarkan pola Psion yang sama seperti tubuh aslinya yang sampai sekarang masih ada di sampingnya.

Dengan kata lain, secara logika sihir orang itu pasti ada di sana.

"‘Parade’. Sihir Keluarga Kudou yang menggabungkan unsur-unsur Ninjutsu. "

Miyuki merinding ketika dia mengatakan hal itu.

"Meski begitu, ini luar biasa... presisinya lebih baik daripada Lina."

"Maksudnya Lina itu Komandan Stars USNA, Angie Sirius?"

"Ya. Angie Sirius. Angelina Kudou Shields. Kita memanggilnya Lina. Dia orangnya lembut dan halus tidak cocok untuk seorang tentara militer, tapi kekuatan sihirnya bukan main-main sebagai Komandan Stars. Namun, Minoru-kun secara teknis lebih unggul dari dia, setidaknya dalam sihir ‘Parade’. Keluarga Kudou memanglah rumah penyihir-penyihir hebat. "

Apa yang dirasakan Minoru ketika ia mendengar perkataan terakhir Miyuki? Mungkin dia bangga dipuji, atau dia mungkin malu dan akan bilang “Aku tidak sehebat itu”, atau mungkin dia akan menjawab dengan rendah hati “Penyihir-penyihir kami tidaklah sekuat itu”. Atau mungkin dia akan terkejut dirinya diamati seperti itu. Bagaimanapun juga, dia menawarkan diri menjadi pemandu murni sebagai bentuk rasa hormat pada tamu, jadi dia tidak akan melakukan apapun melawan Miyuki dan yang lain.

Untungnya, Minoru tidak mendengar perkataan terakhir Miyuki. Kesadarannya 100% terfokus pada serangan-serangan musuh.

Rangkaian Aktivasi terbentuk di tangan kanan Minoru dan terserap masuk ke tangannya. Berkat menggunakan CAD kontrol pikiran, ia tidak perlu menekan tombol apapun, yang mana bukanlah hal yang aneh. Kecepatan pembacaan Rangkaian Aktivasinya cukup luar biasa, walaupun hanya sekali pandang, seharusnya bisa disimpulkan kalau ia menyamai kecepatan mantan Ketua OSIS SMA 1 Saegusa Mayumi.

Namun, masih terlalu cepat untuk terkejut.

Tanpa membuang-buang waktu terkejut dengan kecepatan pemrosesan Rangkaian Aktivasinya, Minoru melepaskan sihir.




Dengan sekejap, tanah mulai memancarkan cahaya. Itu adalah Sihir Sistematik Tipe Dispersi ‘Spark’. Teknik fundamental yang memaksa elektron keluar dari suatu senyawa dan menyebabkan fenomena pelepasan listrik. Target sihir ini biasanya adalah molekul udara dalam suatu area terbatas. Meski ionisasi seperti ini adalah suatu fenomena yang umum terjadi, sihir ini membutuhkan kekuatan gangguan yang sangat tinggi guna mempengaruhi perubahan struktur senyawa tersebut. Dan juga, penyihir biasa yang cuma bisa menghasilkan ionisasi rendah hanya akan bisa menghasilkan molekul dalam jumlah kecil dalam suatu volume gas tertentu di suatu area terbatas senyawa.

Lalu, ketika aktivasinya sudah hampir selesai dia menembakkan sihirnya ke permukaan tanah.

Jadi, ‘Spark’ punya fenomena pelepasan listrik dengan jangkauan yang lebih luas daripada ‘Slithering Thunders’ keahlian mantan Ketua Komite Manajemen Klub Hattori Hanzou. Terlebih lagi, berdasarkan tingkat kesulitannya, ‘Spark’ lebih sulit, meski sihir Hattori juga mengaplikasikan beberapa hal yang sama seperti pelepasan listrik gesekan statis.

(Di atas Hattori-senpai dan setara Saegusa-senpai!?)

Ketika Miyuki melihat semua itu, dia sampai lupa untuk membantunya.


Tatsuya mengamati sihir Minoru dengan ketakjuban ketika ia melumpuhkan separuh penyihir yang mengepung mereka dengan membentuk sesuatu berwujud seperti semisirkuler.

Sama seperti Tatsuya, Miyuki kelihatan kagum melihat cara Minoru menggunakan ‘Spark’, yang butuh kekuatan gangguan yang besar untuk bisa mempengaruhi banyak target objek. Tapi, Tatsuya sebenarnya memperhatikan kalau tujuannya mempengaruhi area yang luas bukan hanya untuk menjangkau lebih banyak musuh.


Ketika seorang penyihir biasa, tidak, bahkan penyihir kelas satu sekalipun tidak punya kekuatan gangguan yang kuat, sihir mereka akan gagal teraktivasi. Berdasar hal itu, saat ini terbukti di depan mata Tatsuya bahwa Minoru adalah pengguna semacam kekuatan sihir yang menggunakan taktik yang berlebihan.

Untuk menghentikan aliran listrik yang menjalar di bawah mereka, penyihir musuh mengaktifkan pelindung. Di Sihir Modern, kondisi-kondisi tertentu untuk mengaktivasi suatu sihir perlu dipersiapkan sebelumnya menggunakan CAD terhadap serangan yang ada agar sihir yang akan digunakan bisa memiliki timing yang tepat. Kemungkinan besar, Sihir Roh yang menggunakan roh buatan sekali pakai menyebabkan perubahan fenomena untuk menggagalkan fenomena sihir yang dideteksi si pengguna. Tatsuya menduga kalau Sihir Kuno itu disebut ‘Oniyarai-jutsu’.

Dalam hal ini, seluk beluk sihir musuhnya tidaklah penting.

Sihir diaktifkan secara otomatis, ‘Invisibility’, yang mana merupakan teknik sihir penyelinapan. Tatsuya tahu jelas lokasi sembunyi musuhnya bahkan tanpa menggunakan Elemental Sight sekalipun. Namun, baik Miyuki dan Minami tidak tahu itu, dan tentu saja Minoru yang menyebabkan hal ini pun tidak tahu.

Rangkaian Aktivasi di tangan kiri Minoru membesar dan masuk ke dalam tangannya. Dia sudah hampir sepenuhnya menguasi CAD kontrol pikiran itu. Ini adalah hal baik bagi pengembang, tapi ketika mengingat kalau barang itu baru saja dirilis dua bulan yang lalu, bisa dibilang kemampuan Minoru sangatlah mencengangkan.

Arus listrik mengalir dari tempat yang ditunjuk Minoru. Arus itu tidak menghasilkan cahaya ataupun bunyi sama sekali, tapi Tatsuya yang menggunakan kemampuan spesialnya dalam mengenali Badan Informasi bisa ‘melihatnya’. Sihir Minoru menghasilkan efek yang sama seperti membentuk suatu gangguan dari luar pada aliran listrik tubuh lalu mengalirkannya ke dalam tubuh musuh.

Tatsuya tiba-tiba mendengar suara tubuh terbanting jatuh. Ini disebabkan sengatan listrik dari Minoru yang mengenai musuh, menyebabkan mereka hilang kendali tubuh.

Tubuh seorang penyihir dilindungi dari sihir lain dengan sebuah tembok pertahanan penguatan informasi yang terbentang secara tidak sadar. Hal ini juga dimiliki pengguna Sihir Kuno. Dalam hal ini, Minoru menembus tembok pertahanan dengan mudah dan langsung melancarkan sihirnya pada musuh.

Bahkan dengan ‘Rupture’ sekalipun, yang kuasai Ichijou Masaki, sulit baginya untuk bisa menembus pertahanan suatu Badan Informasi dengan sekejap. Tatsuya tidak menyaksikan semua itu langsung, tapi dia tahu kira-kira rinciannya dari laporan pertarungan di Insiden Yokohama.

Keahlian Minoru adalah Sihir Sistematik Tipe Dispersi dengan Gangguan Listrik. Seperti yang sudah ditunjukkan, sihir itu merupakan keahlian Minoru, jadi tidak bisa disimpulkan begitu saja kalau kekuatan gangguan Minoru melebihi Masaki. Di sisi lain, Minoru mampu menggabungkan Sihir Kuno dengan Sihir Modern ‘Parade’ dan itulah kenapa kemampuannya bisa dibilang setara Sihir Modern Masaki.

Musuh terus-menerus berjatuhan seketika dilirik Minoru.

Adapun serangan musuh, mereka tidak bisa mengenai Minoru sama sekali.

Apa musuh akhirnya sadar perbedaan kemampuan yang semakin memojokkan mereka? Satu-satunya hal yang bisa terlihat adalah sesuatu yang disembunyikan di balik bayangan mereka.

Mereka masih belum menyerah, jimat terpegang di tangannya. Dia memasang kuda-kuda tanpa banyak bicara, jadi dia tidak melarikan diri. Kuda-kudanya mengindikasikan kalau ia akan menggunakan serangan terbaiknya, menyerah atau mati.

Tentu saja, mata Minoru sudah terarah ke orang itu.

Akan terlihat tidak adil kalau sampai Minoru mengabaikannya. Minoru hanya tidak ingin memperpanjang masalah ini, karena tubuhnya yang lemah, bahkan begitu kekuatannya masih tinggi.

Musuh yang memegang jimat itu dikalahkan sihir Minoru.

Pada saat yang hampir bersamaan, sebuah bayangan kecil berlari mendekati Miyuki dari balik semak-semak.

Itu bukan penyihir. Itu adalah binatang berkaki empat yang gesit dan jauh lebih kecil dari manusia.

"Kanko[4]!?"

Tidak tahu apakah Minoru berteriak seperti itu untuk mengingatkan Miyuki atau dia memang hanya secara refleks terkejut, misalkan itu peringatan, itu sudah terlambat. Tepat setelahnya, sebuah hewan kecil melompat ke arah Miyuki dengan aura kegelapan.

Miyuki melihat hewan itu akan menyerangnya tanpa berkedip sekali pun.

"Miyuki-sama!"

Minami adalah yang bergerak di momen itu.

Dengan pelindung yang dibuat Minami dia merasakan ada sesuatu yang menembus sihirnya dan langsung secara refleks berusaha mengatasinya.

Kemudian, agar Miyuki terlindungi, Minami mengorbankan dirinya menjadi tameng untuk majikannya.

Meski begitu, Miyuki lebih tinggi dari Minami. Jika Minami ingin melindungi Miyuki, dia perlu melompat dan mendorong Miyuki ke tanah.

Sama sekali tidak terbesit di benak Miyuki kalau Minami akan menjadikan dirinya sebagai tameng dan melakukannya dengan cara seperti itu.

"Miyuki!"

Teriak Tatsuya panik. Tapi segera setelah itu, ia kembali tenang.

Minami bergegas untuk melihat apa yang dilakukan Miyuki yang ada di bawahnya dan tercengang melihat sesuatu yang membeku.

Apa yang terpampang di depannya, bukan melebih-lebihkan, adalah sebuah tubuh beku hewan yang berusaha menerkamnya.

“Sakit…. Minami-chan, bisa tolong minggir.”

Minami langsung beranjak ketika mendengar suara itu. Suara Miyuki tidak kedengaran marah sama sekali, tapi Minami serasa jantung copot.

“Seperti biasa, Miyuki. Reaksimu luar biasa.”

Tatsuya mendekat dan mengulurkan tangannya ke Miyuki.

Miyuki dengan bahagia menggenggam tangan kakaknya, dan berdiri dengan sebisa mungkin tidak memberatkan kakaknya saat menarik.

“Lagipula aku ini adiknya Onii-sama. Aku harus bisa melakukan hal seperti itu.”

Baik Tatsuya maupun Miyuki tak seorangpun yang sadar kalau Minami di situ hampir pingsan.

Sementara itu, Minoru lanjut mengalahkan musuh yang tersisa.


Tatsuya meninggalkan Miyuki dan Minami sesaat untuk mengambil barang yang ada di saku musuhnya. Namun, Tatsuya tidak menemukan petujuk apapun tentang identitas dari barang bawaannya. Mengingat pencarian itu dilakukannya tanpa alasan apapun, jadi dia tidak kecewa sama sekali tidak menemukan apa-apa. Dia lalu kembali ke tempat dua gadis yang terdiam saja.

Mereka berdua terus mengulangi hal yang sama : “Maafkan saya, saya minta maaf” “Tidak apa-apa, kau tidak perlu khawatir” “Saya minta maaf, saya minta maaf, Saya minta maaf” “Benar tidak apa-apa, sudah tidak usah dipikirkan lagi”. Tatsuya merasa butuh waktu lebih lama lagi agar Minami bisa tenang kembali dan menaruh perhatiannya pada Minoru yang berjalan ke arahnya. Tatsuya baru saja akan berterima kasih padanya atas bantuannya, tapi yang membuka omongan pertama adalah Minoru.

“Luar biasa, Tatsuya-san. Kau bisa menyapu bersih musuh dalam waktu singkat.”

Tatsuya dengan susah payah berusaha menekan senyum pahitnya.

“Tidak, Bukankah kau yang luar biasa? Yang kulakukan hanya serangan kejutan, tapi kau mengalahkan semua musuh yang bersembunyi dan mengurus mereka dengan baik.”

“Aku tidak tahu ini sopan atau tidak tapi, kau tahu tentang ‘Parade’ ya? "

“Ya. Tapi, beberapa orang pasti berpikir, kenapa aku bisa tahu soal ‘Parade’, dan sebagainya.”

“Itu rahasia.”

Jawab Minoru singkat diikuti senyuman tulus. Mungkin sudah tidak perlu dikatakan lagi, tapi Tatsuya merasa seakan dia sedang melihat wajah seorang malaikat yang baik.

Selagi Tatsuya berpikir kalau dia akan dicerca banyak orang jika sampai menjawab “Ya jelas saja” tapi dia lalu merubah topik pembicaraannya sebelum terjebak saling memuji satu sama lain.

“Omong-omong, berapa lama untuk sampai ke basis Traditionalist dari sini? Kita sudah terlalu banyak buang waktu bertarung, tapi sekarang melihat mereka mencoba menyergap kita di sini, berarti musuh merasa kalau kita tahu tempat persembunyian mereka. Tapi misalkan kita pergi sekarang, aku rasa sudah tidak akan ada petunjuk yang bisa didapat.”

“Ya, lagipula, kita tidak bisa meninggalkan mereka di sini begitu saja.”

“Onii-sama, bukankah lebih baik jika kita segera pergi? Kita masih punya banyak waktu untuk mengejar kereta tapi berlama-lama di tempat ini di jam sekarang akan menyusahkan kita.”

Miyuki mencari perhatian Tatsuya, sekalipun alasannya bukan karena cemburu dengan hubungan baik Tatsuya dan Minoru.

“Ya, betul. Kita selesaikan saja untuk hari ini.”

“Oh, ya, aku… Hmm, aku tahu kalau seharusnya itu bukan urusanku tapi kalau boleh tahu tiket keretanya jam berapa?”

“Jam 22.30. Kita masih punya 3 jam.”

Karena Tatsuya bermaksud untuk melakukan pencarian yang lama, jadi dia memilih tiket pulang yang malam. Omong-omong, sistem yang bernama tiket yang selalu berubah wujud itu masih digunakan di era ini.

“Jadi, bagaimana kalau kita pergi ke Onsen?”

“Onsen….?”

Mendengar pembicaraan itu, Miyuki mengerutkan alisnya dengan penuh kecurigaan. Minami di sampingnya diam-diam, sebenarnya terlihat jelas, menarik kerah bajunya untuk mencek baunya.

Hal itu disadarinya jelas. Minoru khawatir kalau dia salah bicara dan menyinggung perasaan mereka.

“Tidak, tidak, bukan berarti aku bilang kalian kotor atau bau dan semacamnya.”

Miyuki memasang wajah ‘dingin’ kepada Minoru.

Seluruh tubuh Minoru menjadi kaku. Pertarungannya yang hebat tadi seakan-akan tak pernah terjadi.

Tatsuya menyadari dirinya di sini perlu mengatasi masalah orang lain dan hanya bisa mengeluh dalam hati.

“Minoru, itu bunuh diri.”

Pertama-tama, Tatsuya menghentikan Minoru untuk memperkeruh keadaan.

“Miyuki, Minami juga, tenanglah dulu. Minoru hanya menyarankan kita mandi di Onsen untuk menghilangkan kepenatan kita sehabis bertarung, itu saja.”

Berdiri di sampingnya, Minoru tidak bisa berkata-kata melihat Tatsuya membujuk adiknya dengan keras.

“Aku rasa itu bukanlah hal yang buruk. Bagaimana menurutmu?”

“…Baiklah kalau Onii-sama bilang begitu…”

Walaupun wajahnya tidak benar-benar meyakinkan, Miyuki mengangguk, di sisi lain matanya memancarkan keinginannya untuk pergi ke Onsen.

Mungkin Minami malu duduk disamping Miyuki, karena dia menahan sweaternya di leher dengan tangan kanannya.


Minoru memandu mereka semua ke lokasi Onsen yang ada di hotel ternama tidak jauh dari reruntuhan Heijoukyou. Minoru tidak hanya menunjukkan tempat tapi juga menemani mereka meski menurutnya sendiri perlu setidaknya satu orang yang tinggal di tempat kejadian perkara, Tatsuya memaksanya untuk ikut.

Jika Minoru pergi dengannya, Tatsuya tidak akan diseret ke pemandian keluarga oleh Miyuki. Ini bukan berarti dia tidak mau, hanya saja tidak mungkin dia mandi bersama dua gadis di tempat seperti itu.

Faktanya, Tatsuya ingin lebih banyak berbicara dengan Minoru.

Lalu, tanpa ikut masuk ke pemandian air panas di hotel, Tatsuya dan Minoru duduk di ruang tamu saling berhadapan di sebuah ruangan tatami.

“Jadi Tatsuya-san, apa yang ingin kau ketahui tentang ‘Kanko’?”

“Aku terkejut. Kau punya wawasan yang luar biasa.”

Tatsuya memuji Minoru dengan sungguh-sungguh, sehingga Minoru menganggapnya sebagai pujian.

“Tidak, aku tidak ingat pernah mengatakan sesuatu yang bisa menarik perhatian Tatsuya-san."

Tatsuya hanya memuji wawasannya dan memilih untuk tidak mengatakannya lagi. Dia juga memutuskan masuk ke topik utama pembahasan.

“Apa itu sebenarnya ‘Kanko’? Mustahil rasanya kalau tidak pernah melihat atau mendengar tentang mahluk tembus pandang berbentuk rubah itu. Dan juga, tidak pernah ada satupun benda yang bisa menembus sihir pelindung Minami.”

Untuk sesaat, keraguan terlihat di mata Minoru.

“Tatsuya-san sudah tahu masalah Parasite, bukan?”

“Ya. Kau juga tahu?”

“Ya. Sederhananya, ‘Kanko’ adalah shikigami yang dibuat dengan prinsip yang sama seperti Parasite.”

“Prinsip yang sama…? Apakah prinsip itu dilakukan pada Badan Informasi suatu hewan?”

“Ya. Tepat setelah hewan itu mati, mereka mengekstrak Badan Informasinya dan membuat roh buatan. Hewan baru itu… lebih disebut ‘shikigami’, dibuat dengan kemampuan sihir yang tertanam di dalamnya. Teknik itu lumayan populer di antara teknik-teknik Sihir Kuno.”

“Jadi, ‘Kanko’ ini merupakan ‘shikigami’ buatan?”

“Ya. Tapi Tatsuya-san, apa memang itu yang benar-benar ingin kau tanyakan?”

Minoru kelihatan menyembunyikan maksud tertentu. Dia memang sama sekali tidak terlibat dalam kasus Parasite. Dia terlihat sedang berhati-hati dan mengira Tatsuya akan menanyainya tentang proses pembuatan Parasite, dia sudah siap menjelaskan kalau semakin banyak Parasite yang dibentuk maka semakin banyak juga manusia yang dijadikan tumbal. Ketegangan ini membuat penampilan Minoru terlihat seperti manusia super.

Namun, hal itu tidak dirasa oleh Tatsuya. Karna dia sudah terbiasa dengan manusia super, dia tidak merasakan tekanan sama sekali.

“Tidak, ini sudah cukup untuk sekarang.”

Semua kecurigaan di wajah Minoru hilang setelah dikejutkan oleh respon Tatsuya. Dia terpaksa meminta maaf setelahnya.

“M-M….Maaf tentang itu.”

Entah kenapa Minoru tertawa terbahak-bahak dan tak dapat berhenti.

“Kau tahu, Tatsuya-san, gimana bilangnya, kau orang yang suka berpikir luar biasa. Aku mengerti sekarang mengapa Oji-sama tertarik padamu.”

“Tidak. Aku hanyalah orang biasa.”

Tawa Minoru berlanjut, dengan maksud membantah Tatsuya yang sebagai manusia memiliki pikiran yang mempesona.


Setelah dipandu ke ruangan mereka, Miyuki dan Minami memutuskan untuk pergi ke Onsen, terutama ke pemandian umum besar. Tidak ada permintaan dari Miyuki kepada Tatsuya untuk menemaninya. Di sisi lain, sebab Miyuki hanya terlalu ingin tahu, tidak ada gunanya menyembunyikan pembicaraan mereka tentang ‘Kanko’.

Pada akhirnya, rasanya ini adalah pilihan yang benar. Ditambah lagi, Onsen-nya secara tak terduga memberikan kenyamanan dan kenikmatan untuk mandi.

Pemandian umum ini cukup ramai di waktu-waktu tertentu. Seperti di onsen-onsen lain sekarang, tidak ada yang telanjang bulat. Ada partisi untuk memisahkan tempat membersihkan badan dan tempat bak berendam air panas. Mengingat ini adalah hotel yang cukup ternama, meski ada lumayan banyak orang dewasa di sana, masih bisa dibilang kalau yang menggunakan pemandian itu tidak terlalu banyak. Tetap saja, Miyuki bisa menarik perhatian mata orang.

Tidak ada pemandian campuran di situ, pemandiannya dipisahkan sesuai jenis kelamin. Ditambah lagi, kali ini perempuan yang ada kebanyakan orang dewasa dan lansia. Namun, ketika Miyuki duduk di tepi bak, semua mata seketika tertuju padanya, membuat ruangan itu menjadi hening seakan-akan waktu berhenti seluruhnya.

Lalu, setelah kaki putihnya masuk perlahan masuk ke dalam air, orang di sana sini hanya bisa menelan ludah dan waktu akhirnya mulai berjalan kembali.

Selanjutnya, Miyuki mulai masuk perlahan dan air panas secara perlahan menggoyangkan jubah mandi di tubuhnya. Bukan hanya satu atau dua orang yang merasa bahwa ada seorang malaikat berjubah yang turun dari Surga di hadapan mereka.


Miyuki merasa sangat nyaman dan menghela napas dengan memikat. Tapi sebenarnya dia sedang menarik napas.

Tiba-tiba, gelombang muncul di permukaan air. Ada dua wanita sekitar dua puluhan tahun yang bangkit berdiri dengan perlahan dan segera meninggalkan tempat pemandian. Dua wanita itu bukan sengaja mengajak orang-orang di sana untuk keluar, tapi tanpa disadari, Miyuki dan Minami lah yang tersisa.

“Ada apa dengan mereka?”

Setelah mendengar Miyuki, Minami diam-diam menghela napas di samping majikannya yang mempesona.

Minami mengerti dengan baik perasaan wanita yang keluar. Demikian juga perasaannya, Minami juga tidak ingin mandi dengan Miyuki. Dia baru menyadari hal ini ketika dia sudah masuk pemandian bersamanya. Keindahan tubuh Miyuki seakan-akan menjadi hinaan bagi perempuan lain, bahkan saking mengguncangnya sampai-sampai dia ingin segera pergi dari tempat itu.

Ini mungkin sudah jelas… tapi Minami sudah terbiasa dengan sikap orang-orang seperti itu.

“Baiklah, ini sempurna. Kita jadi bisa tenang.”

Minami dengan enggan mengiyakan opini Miyuki. Ketika Miyuki menarik perhatian, Minami yang di sampingnya tentu saja ikut diperlakukan sama. Minami tidak terbiasa ditatap seperti Miyuki. Dia jelas merupakan gadis yang cantik, tapi dia tidak memiliki penampilan yang sangat memikat hingga menyita semua perhatian mata wanita maupun pria. Sebenarnya, dengan perginya orang-orang hingga tersisa mereka berdua membuat Minami lega.

“Ya. Ini sangat bagus….”

Mendegar itu, Miyuki menghela napas.

Tubuh Minami gemetaran ketakutan.

“Ara? Ada apa Minami-chan? Apa kau kedinginan…? Apa mungkin air nya menjadi dingin?”

Minami tidak kedinginan sama sekali. Sebaliknya, dia merasa seperti terbakar.

“Saya akan lebih membenamkan tubuh. Saya tahu itu tidak terlalu bagus untuk tubuh, jadi hanya sebentar saja sampai saya lebih hangat.”

Itu sebuah kesalahpahaman. Sebenarnya, Minami ingin segera keluar. Namun, dia tidak dapat melawan keinginan Miyuki begitu saja. Jadi, memahami perasaan Miyuki dan tekanan yang ada, Minami membenamkan tubuhnya di air.

Miyuki tersenyum melihat Minami yang membenamkan diri di air. Tapi Minami mulai merasa pusing. Tidak peduli siapapun, jika mandi air panas terlalu lama, pasti akan pusing.

Tatsuya pergi meninggalkan hotel, bersama Miyuki yang terlihat sepenuhnya segar dan Minami yang karna sesuatu terlihat kelelahan. Sebenarnya, paket yang mereka ambil termasuk makan malam, tapi itu sudah terlambat dan mereka tidak punya banyak waktu.

Setelah itu, di depan stasiun, Minoru mengantarkan kepergian Tatsuya dan kedua gadis itu, yang akan turun dari limusin, dengan mata penuh kesedihan.

“Hari ini sangat menyenangkan.”

Seperti biasa, apa yang dikatakan Minoru bukan cuma sekadar basa-basi semata.

“Tidak. Kamilah yang seharusnya berterima kasih.”

Tatsuya menjawab itu mewakili mereka bertiga.

Minoru melihat Tatsuya dengan mata seperti anak anjing kali ini. Itu adalah ekspresi yang akan membuat seorang wanita paruh baya sekalipun bisa jatuh hati.

“Apa lain kali kita bisa bertemu lagi?”

“Bisa dibilang misi ini masih belum selesai, nanti kita akan bertemu lagi dan nanti kami akan mengharapkan bantuanmu lagi.”

“Dengan senang hati! Tolong beritahu aku apapun yang dapat kulakukan. Jika aku bisa, dengan senang hati aku akan membantu…”

“Terima kasih. Kalau begitu, sampai jumpa lain waktu.”

“Ya. Sampai jumpa.”

Tatsuya dan yang lain berpisah dengan Minoru sambil menyampaikan salam perpisahan dengan janji untuk bertemu lagi.

◊ ◊ ◊

Sesampainya di Tokyo, mereka makan malam sebelum ke rumah. Tatsuya masuk ke kamarnya dan memilih menggunakan terminal pribadinya daripada terminal rumah. Dia segera melihat pesan pada mesin penjawabnya. Pengirim pesan itu adalah Fujibayashi.

Mengingat-ingat berapa kali dia sudah menghubunginya akhir-akhir ini, Tatsuya memutuskan kali ini memang perlu menghubungi nomor pribadinya.

“Ah, Tatsuya-kun? Selamat datang kembali.”

Rasanya aneh untuk mendengar “Selamat datang kembali” di sebuah panggilan video. Bahkan sekarang, orang yang berbicara dengannya ada di sisi lain video.

“Maafkan aku menelepon selarut ini. Apa Fujibayashi-san masih di kediaman Keluarga Kudou?”

Pertanyaan ini sedikit relevan, karena Fujibayashi hadir saat Tatsuya menemui Kudou Retsu.

“Ya, kau cukup tanggap.”

“Aku hanya menebak.”

“Ara, apa begitu? Karena ini Tatsuya-kun, aku pikir kau akan meretas koneksi lokal untuk mendapatkan informasi.”

“Sayangnya, aku tidak memiliki kemampuan ‘mendapatkan informasi’ seperti milik Fujibayashi-san. Di samping itu, aku punya pertanyaan tentang pesan yang baru saja aku baca. Apa maksudnya ‘itu’?”

‘Itu’. Walaupun Tatsuya tidak punya maksud aneh dari cara penyampaiannya, Fujibayashi tertawa tanpa bersuara mendengar itu.

“Benar juga. Tentang ‘itu’…..”

Dia menggunakan kata yang sama, sebelum menjawabnya dengan rinci.

“Ini tentang ‘kumpulan orang’ yang menyerang grup Tatsuya-kun sore ini.”

Fujibayashi dengan mudah menyampaikan sesuatu yang dirasa Tatsuya ambigu.

Tatsuya tidak komplain tentang apa yang dikatakannya. Di sisi lain, Fujibayashi tidak khawatir akan ada pihak yang menguping, mengingat keamanan jalur panggilan ini terjamin.

“Apa kau tahu identitas mereka?”

“Ya, meskipun aku pikir itu cukup jelas.”

“Penyihir dari faksi kuno Traditionalist.”

“Baik, kau sudah tahu.”

Fujibayashi menjawab dengan suara apatis kepada jawaban benar Tatsuya.

“Tapi, aku yakin ini belum berakhir, benar bukan?”

Tatsuya bertanya pada Fujibayashi. Namun, jika hanya itu, dia tidak akan sejauh itu meminta Tatsuya menelepon balik dirinya.

“Kau benar. Tidak salah lagi jika ‘kumpulan orang’ yang menyerang kalian merupakan unit eksekusi dari Traditionalist dan juga mereka melibatkan seorang pendeta buangan dari Cina Daratan.”

Dengan komentar ini, Fujibayashi memasang wajah tidak senang.

“Dalam pengembangan boneka Parasite itu sendiri, Keluarga Kudou melibatkan pendeta ini yang juga mereka lindungi. Aku tahu pendeta ini pergi kembali ke persembunyian Traditionalist, tapi cukup mengejutkan menemukannya di tempat itu di waktu seperti ini.”

“Bukannya ini seperti dugaan?”

“Ya, itu benar….”

Mengikuti komentar Tatsuya, Fujibayashi mengangguk dengan wajah masam seperti orang sakit gigi.

“Mereka mengundang penyihir berpotensi tinggi menjadi musuh ke dalam faksi, menanamkan ketakutan padanya untuk melakukan operasi rahasia mereka, dan sekarang membiarkannya lolos... Selain itu, ia adalah seorang kaki tangan untuk menyerang warga sipil, anak di bawah umur lagi. Aku ingin tahu apa yang dipikirkan Keluarga Kudou sampai memilih melakukan itu. "

"Kurasa dia tidak bisa dibilang menyerang warga sipil, mengingat kami sendiri yang dibilang anak di bawah umur tidak termasuk dalam kategori itu. Tapi selain itu, Minoru-kun juga diserang di Kompetisi Sembilan Sekolah, setidaknya dengan begitu aku tidak sepenuhnya menyalahkan Keluarga Kudou."

"Hmm, kau benar... mau bagaimana lagi sekarang."

Fujibayashi agak memiringkan lehernya sambil berkomentar. Ditambah lagi, dengan maksud merubah suasana hatinya, dia berusaha menyisir rambutnya pakai tangan dengan malu-malu.

"Aku ingin kau meneleponku karena aku harus minta maaf untuk hal lain."

"Minta maaf kepadaku?"

"Ya. Sesuatu yang seharusnya sudah kusampaikan padamu sebelumnya, tapi aku tidak tahu kapan waktu yang tepat. "

"Aku tidak masalah dengan itu. Maaf tentang apa?"

Tatsuya bukan pura-pura tidak tahu; dia benar-benar tidak tahu tentang hal itu. Sebaliknya, Fujibayashi menunjukkan wajah yang sangat tidak nyaman, seolah-olah dia mengharapkan komentar Tatsuya.

"Sebenarnya, ini tentang insiden serangan hari ini... Insiden itu sudah masuk yurisdiksi unit pengumpul informasi."

Tiba-tiba, nada Fujibayashi berubah ke arah yang lebih formal dari seorang perwira militer.

"Apa begitu? Lalu apa masalahnya denganku, Letnan? "

Berusaha memasang ekspresi datar, Fujibayashi siap untuk menjawab pertanyaan Tatsuya.

"Singkatnya, Batalion Sihir 101 tidak bisa mengintervensi kasus ini. Dengan kata lain, Batalion Sihir Independen tidak dapat memberimu bantuan.”

Sayangnya, ekspresi datarnya tidak muncul ketika ia menyampaikan hal itu.

"Maaf tentang itu, Tatsuya-kun"

Fujibayashi meminta maaf kepada Tatsuya dengan wajah sangat menyesal.

"Kami hanya mengambil keuntungan darimu ketika kami membutuhkanmu, tetapi kami tidak dapat memberikan bantuan yang kau butuhkan pada saat-saat kritis."

Namun, Tatsuya tidak terlalu mengerti apa yang dikhawatirkannya.

"Letnan, saya pikir Anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Sampai berpikir kalau sudah mengambil keuntungan dari saya, sebaliknya, bagi saya Anda telah meminjamkan bantuan dalam banyak hal."

"Kecuali situasi ini berbeda dari sebelumnya. Kali ini Tatsuya-kun sendiri telah benar-benar ditarget. "

"Ini bukan kesalahan Letnan, maupun Mayor. Bahkan jika ada alasan apapun, saya tidak akan menyalahkan Batalion. "

Kecemasan muncul di wajah Fujibayashi. Dia bisa merasakan Tatsuya yang mengabaikan keselamatan dirinya sendiri.

"Hei…"

Nada bicaranya kembali dari ‘Letnan Fujibayashi’ jadi ‘Fujibayashi biasa’.

"Tidak bisakah kau meminta bantuan kepada Yakumo-sensei?"

Tatsuya menghadapi ekspresi bertanya-tanya Fujibayashi di layar.

"Saya sudah meminta bantuan Master. Terutama, meminta tolong Master untuk diam-diam mengawasi teman-teman sekolah saya."

"Bukan itu maksudku."

Selain tidak sabar, Fujibayashi tampaknya mulai merasa sedikit kesal.

"Bagaimana dengan perlindunganmu sendiri? Kalau tidak, meski dirimu tidak ingin perlindungan, setidaknya untuk Miyuki-san dan Minami-chan. "

Bahkan, Fujibayashi sedikit frustrasi dengan Tatsuya yang tidak memahami keprihatinannya.

"Letnan Fujibayashi mungkin lupa, tapi Miyuki sudah terlindungi dengan baik karena ada Minami dan saya sebagai Guardian-nya."

Apapun yang dikatakan Fujibayashi; Tatsuya sudah siap untuk membantahnya.

"Selain itu, saya tidak akan melibatkan Master dalam urusan ini."

"Kenapa?"

Fujibayashi bertanya dengan tenang seperti biasa.

"Hubungan antara Keluarga Kudou, Traditionalist, dan Master sangat rumit. Semakin Master terlibat, ada kemungkinan kalau murid-murid ninjutsu Master bisa menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu, kemungkinan besar, orang-orang di kuil Hieizan akan bergerak. Jika itu sampai terjadi, perang saudara akan pecah. Dan mungkin saja, Sepuluh Master Clan tidak akan bisa mengendalikan hal tersebut."

Fujibayashi pasti tidak kepikiran sampai situ. Selagi ia mencoba untuk merancang argumennya, Tatsuya terus berbicara untuk menggagalkan semua bantahan yang mungkin akan dilontarkan Fujibayashi.

"Jika hal seperti itu terjadi, itu akan memberi kesempatan bagi pihak yang membantu pelarian Zhou Gongjin."

"...Apa maksudmu ada dalang di balik semua ini?"

"Bisa dibilang seperti itu."

Setelah komentar Tatsuya ini, Fujibayashi tetap tenggelam dalam pikirannya di depan layar.

"Iya juga. Pemimpin suatu organisasi hanya akan turun tangan kalau rencananya sudah mencapai tahap akhir atau jika mereka sudah di ambang kehancuran... Tatsuya-kun apa kau benar-benar merasa Zhou Gongjin ini bukan dalangnya?"

"Masalah dia dalang atau bukan itu mudah saja. Saya tinggal mencari keberadaannya lalu mengurusnya. Masalahnya ada di dampak yang ditimbulkan karena itu bisa meningkatkan risiko penangkapannya secara keseluruhan, yang mana dari sudut pandang saya terlihat seperti rencana bodoh….”

"...Dan tentu saja, jelas saya memprioritaskan keselamatan saya sendiri….”

"...Letnan Fujibayashi"

Fujibayashi hanya bisa menunduk mendengar kritik Tatsuya.

"Baik aku mengerti. Tapi, jika kau merasa semuanya jadi berbahaya, langsung hubungi aku. Ini karena mengambil tindakan untuk mengamankan kehidupan anggota dalam sebuah unit militer diperbolehkan oleh disiplin militer. "

"Mengerti."

Tatsuya merespon dengan memberi hormat. Perlu diingat, bahwa tidak ada maksud menyindir sama sekali, melainkan hanya menunjukkan sikapnya sebagai anggota unit militer dan juga memastikan Fujibayashi paham maksudnya.



[1] Remaja laki-laki berparas cantik
[2] Remaja perempuan berparas cantik
[3] Nama Kamono jika ditulis, 鴨野, punya kesamaan kanji dengan nama kuil itu, 高鴨, sehingga kemungkinan besar itu adalah kuil keluarga
[4] Mahluk mirip roh rubah