Twins

(Author : Rafli Sydyq)


Setelah bertemu dengan seorang gadis yang tampaknya adalah adik iparnya, Master lalu mengadakan sebuah pesta minum teh sederhana.

Tentu saja, aku juga ikut bergabung.

Master tampak sedang asik mengobrol dengan adik iparnya yang bernama Sherina. Sherina memiliki sosok cantik jelita dengan rambut berwana crimson dengan corak kebiruan.

Dia memakai pakaian serba putih yang terlihat sangat mewah dan matanya yang berwarna emas menambahkan kesan anggun padanya.

Sementara Master dan Sherina sedang asik mengobrol, aku hanya bisa diam sambil menikmati teh dan manisan. Disebelahku Reeve juga bernasib sama.

“Reeve, boleh bertanya sebentar?”

“Ya, ada apa?”

“Adik Master, Rafael, seperti apa orangnya?”

“Singkatnya, beliau adalah orang yang bebas namun tegas. Berbeda dengan Nona Rafiel yang ahli dalam ilmu bela diri, Tuan Rafael sangat ahli dalam hal magis. Beliau juga digadang-gadang sebagai penerus Paus yang selanjutnya”

“Tapi kudengar beliau kabur dari rumah?”

“Daripada kabur, lebih tepatnya Rafael dilepaskan ke alam bebas untuk mencari pengalaman. Yah, kuyakin anak itu juga menyadarinya”

Ditengah pembicaraanku dengan Reeve, Master tiba-tiba saja menyela. Tidak hanya itu, Sherina juga menambahkan...

“Itu benar, sekarang Rafa sudah setengah pasrah dan mengubah tujuannya dari ‘Berusaha untuk tidak menjadi Paus’ menjadi ‘Menunda untuk menjadi Paus selama mungkin’ ”

Setelah itu, aku bertanya apa sebenarnya alasan kenapa Rafael ditunjuk untuk menjadi Paus. Lalu Master menjawab, selain dia adalah satu-satunya anak laki-laki, kepribadian dan perilaku Rafael sangat cocok untuk menjadi Paus.

“Perilaku? Perilaku seperti apa tepatnya...”

“Semakin kau menolak, semakin cocoklah engkau”

Tiba-tiba saja ada sesosok pria yang datang dan menyela pembicaraan kami.

Pria tersebut memiliki mata biru yang berkilauan dan rambut yang seputih salju. Pakaian yang dia kenakan berwana hitam kelam dengan motif emas yang menghiasianya. Sekilas wajahnya tampak mirip dengan Master dan... tunggu, bukankah aku pernah bertemu dengannya?!

“Setelah menolak ajakanku kau malah ikut dengan kakak ku. Apakah itu artinya kau sudah pisah dengan bocah itu?”

Benar saja, orang ini adalah Petualang yang aku temui tidak lama setelah aku bermain game ini. Tapi, bukankah dia ini Pemain?

“Oh.... Rafael lama tidak berjumpa. Bagaimana kalau memberi sebuah pelukan kepada kakakmu yang tercinta ini?”

“Tidak terima kasih. Aku tidak ingin ada tulangku yang patah”

Master dengan spontan berdiri dan melebarkan tangannya sambil memberikan salam yang sangat hangat. Tunggu, adik? Juga, entah sejak kapan tapi Reeve sudah berdiri sambil memberikan pose penghormatan. Jangan bilang?

“Ayolah,  jangan sedingin itu pada saudarimu sendiri. Kau juga tampaknya sudah kenal dengan Masako, dimana kalian bertemu?”

“Di kota Pruistine. Aku sempat ingin mengangkatnya untuk menjadi muridku tapi dia menolak dengan alasan tidak ingin berpisah dengan kekasihnya. Tapi melihat dia sudah menjadi muridmu itu artinya mereka sudah putus”

“Tidak, belum, tapi aku berniat untuk membuat mereka begitu”

“Tunggu Master! Tadi Master bilang apa?!”

Aku sudah tidak tau apa yang sebenarnya sedang terjadi. Tidak hanya itu, Reeve mulai melihat kearahku dengan tatapan kagum sambil menggumamkan “Sampai membuat Dragnier bersaudara memperebutkannya”. Kumohon berhenti melihatku dengan tatapan itu, aku tidaklah sehebat itu.

“Ehem...”

“Oh iya, meskipun tampaknya kalian sudah saling kenal, perkenalkan, dia adalah istriku, Sherina. Sherina, perkenalkan, dia adalah kakak ku, Rafiel”

...

Hah... melelahkan sekali...

Saat ini aku sedang berada di dalam sebuah kamar hotel yang telah disediakan oleh Master. Aku tidaklah sendiri, aku menempati kamar ini bersama dengan Reeve.

Banyak sekali hal yang terjadi dalam satu hari ini, hal yang paling mengejutkanku adalah fakta bahwa adik dari Master ternyata adalah seorang Pemain. 

Aku memang pernah mendengar kalau latar belakang para Pemain itu acak. Tapi aku tidak pernah menyangka kalau Pemain bisa mendapatkan  posisi yang penting sejak pertama kali mereka bermain.

Tapi melihat interaksi antara mereka berdua, mereka tampak telah kenal sejak lama seolah itu adalah natural. Apakah ini karena orang itu telah lama bermain sehingga dia telah terbiasa? Atau mungkin dia bertindak seperti itu setelah melihat ringkasan masa lalu seperti yang biasa aku lihat? Pertama-tama, apakah Master adalah NPC? Kalau Master adalah seorang NPC dan orang itu adalah Pemain, maka itu tidak masuk akal melihat tindakan mereka yang sangat natular. Kalau mereka berdua adalah Pemain, maka satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah mereka berdua sebenarnya adalah saudara kandung di dunia nyata. Mengingat kau bisa mensinkronisasikan perangkat Full-Dive satu sama lain, maka itu masuk akal.

“Masako”

“Eh!”

Tanpa aku sadari, Reeve sudah duduk disampingku dan menatap kearahku.

“Kau terlihat sering melamun semenjak kita datang keisini. Memangnya ada apa?”

“Ah, tidak, itu... banyak hal yang telah terjadi sehingga aku sedang berusaha untuk mencerna semuanya”

“Oh Cuma itu. Tidak usah khawatir, nanti lama-lama kau juga akan terbiasa. Mengingat keabnormalan Tuan Rafael dan Nona Rafiel, berusaha memikirkan setiap hal yang telah terjadi hanya akan membuang-buang waktumu”

“Keabnormalan?”

“Hmm... aku harus mulai darimana yah? Oh, dulu pernah ada kejadian...”

Reeve lalu menceritakan kepadaku semua hal yang pernah dia lalu semenjak dia ditugaskan sebagai pengawal pribadi Master. Dan dari semua hal yang dia ceritakan, tidak ada satupun yang kupercaya. “Maksudku, perubahan kelamin? Memanggnya ada hal seperti itu?”

Namun ada satu hal yang pasti. Rafael hidup di dunia ini. Jika seperti ini ceritanya, maka apa yang terjadi pada Rafael yang asli? Mengingat Rafael yang sekarang adalah seorang Pemain, maka tidak mungkin Rafael yang ada di cerita Reeve dengan Rafael yang ada sekarang adalah orang yang sama.

Jika Reeve yang adalah seorang NPC... kupastikan dulu.

“? Apakah kau baru saja menggunakan [Identify] padaku?”

“Ah maaf, karena penasaran jadinya...”

“Tidak apa-apa, lalu bagaimana hasilnya?”

“Gagal”

Aku yang gagal menggunaka [Identify] pada Reeve menandakan kalau Reeve jauh lebih kuat dariku. Namun berkat itu aku bisa tau, kalau Reeve bukanlah seorang Pemain.

“Begitu ya, itu artinya kau harus berlatih lagi. Selain itu, kau yang menolak ajakan Tuan Rafael, apakah itu benar?”

“Soal itu, saat itu aku tidak tau kalau itu beliau. Saat itu aku juga masih tidak mau berpisah dari Lonel”

“Tentang si Lonel ini, sebenarnya apa hubungan kalian?”

Aku lalu menceritakan kepadanya tentang hubunganku dengan Lonel yang terasa hanya sepihak dan apa saja yang telah terjadi sehingga membuat perasaanku kepadanya mulai berubah.

“Itu... pasti berat”

“Reeve, apa kau punya saran?”

“Maaf. Aku sendiri sama sekali tidak punya pengalaman dalam bidang tersebut”

Obrolan kami pun terus berlanjut. Hingga tanpa terasa hari sudah larut dan kami pun memutuskan untuk pergi tidur. Karena kamar ini memiliki dua buah ranjang, maka kami tidur di ranjang masing-masing.

Tidak peduli apakah Reeve itu adalah seorang NPC ataupun Pemain, obrolan kami terasa sangat menyenangkan. Hingga tanpa sadar aku sudah menganggapnya sebagai temanku.

“Selamat malam”

“Selamat malam”