Meeting

(Author : Rafli Sydyq)


Seperti dugaanku, Masako terlihat sangatlah cantik jika dia sedikit berhias. Lihat saja semua orang yang terpana melihat kecantikan dirinya. 

Yah, sebagian dari mereka juga memandang kearahku.

Tepat disaat aku memikirkan apa yang pertama kali akan aku lakukan, tiba-tiba saja dari arah belakang ada seseorang yang memanggilku.

“Disaat aku mendengar ada keributan, kukira ada apa, ternyata itu cuma kau Rafiel”

Dia adalah seorang kesatria yang memakai zirah merah menyala. Kedatangannnya sontak membuat orang lain mengalihkan perhatian mereka pada kepada kesatria tersebut.

Tidak sedikit orang yang menanyakan siapa gerangan kesatria tersebut. Tapi bagiku, dia bukanlah orang yang asing.

“Ohh... Alexis, lama tidak jumpa”

Namanya adalah Alexander M. Leonhart atau bisa dipanggil sebagai Alexis. Bisa dibilang dia adalah sepupuku.

Kami segera saling berhadapan dan mengucapkan salam. 

Terakhir kali aku bertemu dengannya kira-kira sekitar dua bulan yang lalu. Awalnya dia berada di Ibukota sampai akhirnya dia menerima ‘misi’ yang mengharuskan dirinya berada jauh dari Ibukota.

“Kalau engkau berada disini, berarti Eve juga berada disini bukan?”

“Ah soal itu, bukan hanya kami, bahkan Aaron dan Rafael pun juga berada disini”

“Kau bilang apa!”

Ini sangatlah tidak biasa. Normalnya hanya akan ada satu atau dua anggota dari Tiga Keluarga Besar yang akan dikirim dalam sebuah misi. Kecuali di Ibukota, kau tidak akan pernah menjumpai lebih dari dua dari kami berada di kota yang sama.

Terlebih lagi, Aaron. Yang secara teknis adalah seorang Putera Mahkota juga berada di tempat yang sama.

Ini tidak lebih dan tidak bukan adalah sebuah pertanda buruk.

“Apakah separah itu?”

“Aku masih tidak tau, sekarang Aaron dan Eve sedang berbicara dengan Walikota. Sedangkan Rafael saat ini sedang membantu di rumah sakit darurat”

“Baiklah, Alexander, tolong kau jaga para anak-anak itu. Sedangkan aku akan langsung menuju ke tempat Rafael”

Tidak membuang waktu, aku segera menuju tempat dimana Rafael berada. Tidak lupa aku juga membawa Reeve dan Masako bersamaku. Sedangkan untuk para bocah itu dan para pengawalku, aku serahkan mereka pada Alexis.

...

Sungguh, kota ini sangat berantakan sekali. Tidak sedikit bangunan yang telah hancur hampir tidak berbentuk. Orang-orang berlarian kesana kemari. Suara kontruksi bergema dimana-mana.

“Umm... Master, Rafael yang dimaksud itu, jangan bilang...”

“Tentu saja, dia adalah adikku. Aku dengar dia telah menikah sekarang. Kalau dia juga dikirim kemari, maka sudah dipastikan kalau dia juga membawa istrinya bersamanya. Fufufu... aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengan adik iparku”

“Jadi rumor itu benar yah... ah bukan itu. Orang yang tadi itu Alexander dari keluarga Leonhart kan? Bukannya itu tidak biasa jika ada lebih dari dua orang dari Tiga Keluarga Besar untuk berada di tempat yang sama?”

“Ohh... engkau cukup berpengetahuan juga rupanya. Memang benar ini bukanlah sebuah kejadian biasa. Tidak hanya itu, Alexis tadi juga mengatakan kalau Aaron dan Eve juga berada disini. Jadi sudah dipastikan kalau akan ada bencana besar yang akan datang”

“Aaron... Eve...?”

“Putera Mahkota Kerajaan Tristen, Aaron M. Tristen dan puteri dari Penasehat Utama Raja, Everly M. Sylvia”

“EH?!”

Yah... reaksi Masako itu sangatlah wajar. Tidak mungkin dia tidak terkejut jika diberitahu kalau semua anggota dari Tiga Keluarga Besar beserta Putera Mahkota berada di tempat yang sama.

Disaat menyaksikan reaksi Masako yang cukup lucu, [Detection] milikku tiba-tiba saja merasakan sesuatu. Ini bukanlah reaksi dari musuh, melainkan reaksi dari sekutu.

Perasaan ini sedikit mirip seperti milik Rafael tapi berbeda. Tunggu, jangan bilang!

Dengan spontan aku segera melangkahkan kakiku menuju sebuah taman yang kosong. Melihat reaksiku, Reeve dan Masako mencoba mengikutiku dengan terburu-buru.

Tidak butuh waktu lama aku segera melihat sebuah gazebo yang berdiri tepat ditengah-tengah taman. Didalam gazebo tersebut, terdapat sesosok wanita yang sedang meminum teh dengan santainya.

Wanita tersebut memiliki rambut crimson dengan sedikit corak biru muda. Pakaian yang dipakainya berwarna putih seperti salju. Serta... terdapat sebuah rosario di leher wanita tersebut.

Tampak telah menyadari kehadiran kami, wanita tersebut dengan anggunnya menolehkan pandangannya kearah kami.

“Selamat siang, apakah ada yang bisa saya bantu?”

Tidak salah lagi, dia pasti adalah orangnya.

“Selamat siang. Perkenalkan, nama saya adalah Rafiel M. Dragnier. Mohon maaf jika saya salah, tapi apakah anda adalah istri dari Rafael?”

Tepat setelah aku memperkenalkan diriku, wanita tersebut segera memancarkan senyuman secerah matahari.

“Ah... Yang anda katakan adalah benar. Perkelankan, nama saya adalah Sherina Dragnier. Kalau boleh, bisakah saya memanggil anda dengan sebutan kakak?”

“Tentu saja, dengan senang hati♪”

Dengan begitu, aku akhirnya bisa bertemu dengan adik iparku. Oh Rafael, sungguh beruntungnya dirimu bisa menemukan istri secantik ini.