Arrival

(Author : Rafli Sydyq)


    Uuuu... kenapa bisa jadi seperti ini. Aku memang mengagumi beliau, tapi tidak pernah kusangka beliau akan mengangkatku sebagai seorang murid.

Kalau aku menjadi murid beliau, aku harus memanggil beliau sebagai Master kan? Ya, aku akan memanggil beliau sebagai master mulai dari sekarang.

Tunggu... tunggu... tunggu dulu... tadi master bilang kalau namanya adalah Dragnier kan? Aku aku tidak salah ingat, salah satu Biarawati di gereja pernah mengatakan kalau nama Paus yang sekarang itu Dragnier?!

“Umm... Ma-master...”

“Ya”

“Tadi Master bilang kalau nama anda adalah Dagnier kan?”

“Oh itu, baik, mari kukatakan sekali lagi. Perkenalkan, namaku adalah Rafiel Marvelia Dragnier. Aku adalah Putri pertama dari Paus Frumentius Marvelia Dragnier”

Oh tidak, situsi macam apa aku berada sekarang?!

Dragnier adalah salah satu tokoh penting di game ini. Bertemu dengan salah satu dari mereka saja sudah bisa dikatakan beruntung. Apalagi menjadi muridnya!

“Fu~fu~fu~ tidak usah tegang begitu. Memang benar kalau aku berasal dari Keluarga yang cukup terkenal, tapi sekarang karena engkau telah menjadi muridku, engkau juga telah termasuk sebagai orang yang penting di Kerajaan ini”

Master, aku rasa ini tidaklah semudah itu.

Ahh... apa yang sekarang harus aku lakukan. Aku seperti telah mengkhianati Lonel dan yang lainnya. Terutama Lonel, dia sudah lama bermimpi untuk bertemu dengan Kesatria berambut bara api itu. Semenjak bermain game ini, aku telah mencari tau siapa Kesatria tersebut. 

Hasilnya aku mengetahui kalau Kesatria itu juga seorang tokoh penting di game ini sama seperti Master.

“Kesampingkan semua itu, Masako, coba perlihatkan Status mu”

“Eh! Bukannya itu tidak mungkin?”

“Jika menggunakan permata ini, maka itu mungkin”

Master lalu menyerahkan kepadaku sebuah batu permata berbentuk oval dengan lambang salib-tidak, lambang Keluarga Dragnier diatasnya.

Dengan ragu aku lalu mengambil batu permata tersebut dan mengatakan “Status”


Name    : Masako Kirei                Age    : 16

Race    : Human (Female)                      Job    : Cleric

MP    : 720

STR    : 20 (100)

DEX    : 110 (40)

VIT    : 170 (150)

AGI    : 120 (20)

MND    : 510

Equipment :

(Weapon-Staff) Wooden Staff

    M.ATK : 100 Durability : 12

(Armor-Outwear) Cleric Outfit

M.DEF : 150 Durability : 50

(Armor-Boots) Leather Boots

    SPD : 20 SWF : 40 Durability : 10  

Skill :

[Appraisal]   [Identify]   [Mana Manipulation]   [Mana Presence]   [Magic Knowledge]

[Weapon Mastery: Staff]   [Danger Presence]  [Light Magic]


Oh... semua stats ku jadi terlihat dengan jelas. Karena penasaran, aku pun menggunakan [Appraisal] pada batu permata tersebut. Hasilnya aku pengetahui kalau nama batu permata itu adalah {Gem of Truth} yang memiliki fungsi untuk melihat apa yang tidak bisa dilihat. 

Kurasa yang dimaksud adalah melihat status orang lain yang seharusnya tidak bisa dilihat?

“Hmm... begitu, jadi begitu”

Master melihat statusku dengan sangat serius. Entah mengapa aku menjadi tambah gugup. “Tidak ada yang aneh kan? Oh sial, durability perlengkapanku sangatlah rendah. Ah, STR ku juga sangatlah rendah. Ahh... semoga Master tidak kecewa saat melihat ini”

“Baiklah, Masako, sekarang pakailah ini”

Tanpa sepengetahuanku, Master telah mengambil satu set pakaian beserta sebuah rosario dan memberikannya padaku.

“Master?”

Tanpa banyak bicara lagi, Master segera menanggalkan seluruh pakaianku... aku bahkan tidak punya kesempatan untuk melawan...

...

...

...

“Yup, ini sangatlah cocok bagimu”

Malunya... meskipun kami berdua adalah perempuan, tapi ditelanjangi dan didandani layaknya boneka sangatlah memalukan.

“Tidak usah malu begitu. Ayo, coba perlihatkan statusmu sekali lagi”

Atas perintah Master, aku kembali memperlihatkan statusku.


Name    : Masako Kirei                Age    : 16

Race    : Human (Female)            Job    : Cleric

MP    : 720 (300)

STR    : 20 (300)

DEX    : 110 (20)

VIT    : 170 (510)

AGI    : 120 (50)

MND    : 510 (320)

Equipment :

(Weapon-Staff) Maiden Staff

    M.ATK : 300 Durability : 120

    Ability : [Blessings of Light]

(Armor-Outwear) Maiden Outfit

M.DEF : 350 INT : 150 MP : 100 Durability : 250

Ability : [Protection of Light] 

(Armor-Head) Maiden Veil

    M.DEF : 160 INT : 20 Durability : 50

    Ability : [Mana Gathering]

(Armor-Footwear) Maiden Sandals

    SPD : 50 SWF : 20 Durability : 80

(Accessory-Neklace) Dragnier Rosario

    INT : 150 MP : 200 Durability : -

Special Ability : {Self Growth}  

Skill :

[Appraisal]   [Identify]   [Mana Manipulation]   [Mana Presence]   [Magic Knowledge]

[Weapon Mastery: Staff]   [Danger Presence]  [Light Magic]

Title : [Apprentice of Dragnier]


Aku sudah tidak tau lagi apa yang harus aku katakan. Semua ini terlalu banyak bagiku. Aku akui kalau sekarang aku terlihat seperti seorang Pristess pada umumnya, tidak, bahkan lebih.

Aku sekarang memakai jubah biarawati berwarna putih seperti salju yang berhiaskan permata biru yang berkilau. Dikepalaku dipasangkan sebuah tudung transparan yang berkilauan seperti kilau bintang di langit. Tongkat kayuku sekarang sudah berubah menjadi tongkat metalik berwarna perak yang berhiaskan ukiran-ukiran rumit dan indah di bagian gagangnya.

Dari manapun kau melihatnya, ini adalah perlengkapan tingkat tinggi yang biasanya tidak mungkin bisa didapatkan oleh pemula seperti diriku.

“Umm... Master, apakah tidak apa...”

“Tunggu sebentar, sekarang tinggal memberi sentuhan terakhir”

Lagi, tanpa kusadari ditangan Master sekarang terdapat seperangkat alat rias... aku sudah pasrah dengan nasibku dan membiarkan Master untuk meriasku.

...

    Setelah kami menumpang di dalam kereta yang tampaknya sedang mengawal seorang bangsawan penting, perjalanan terasa sangat cepat.

Meskipun begitu, yang menumpang di kereta para pengawal hanyalah aku, Lonel, dan Shiori. Sedangkan Masako diundang untuk menaiki kereta yang sama dengan yang ditumpangi oleh si wanita bangsawan sendirian.

Di saat aku bertanya pada salah satu pengawal, ternyata si wanita bangsawan itu berasal dari gereja. Hal itu menjelaskan kenapa hanya Masako saja yang diundang karena job Masako sendiri adalah Cleric.

Meskipun begitu, bukan berarti aku tidak mendapatkan apa-apa.

Aku mendapatkan banyak sekali nasehat dan saran yang berharga dari pengawal, bukan, kesatria yang berkendara bersama kami. 

Bagaimana caranya mengatur posisi dalam pertempuran, bagaimana caranya menghadapi situasi melawan lawan yang banyak, dan berbagai macam saran berguna lainnya.

Sedangkan untuk Shiori, dia tengah asyik mendengarkan cerita dari para kesatria sambil bermain dengan Familiarnya yang berbentuk seperti bola mata itu.

Untuk Lonel... tidak bagus, dia tampaknya masih terpukul setelah kejadian itu. Bahkan para kesatria yang lainnya pun mulai menyadari ada yang salah dengan Lonel dan menanyai kami apa yang sebenarnya terjadi.

Tidak hanya itu, mereka bahkan telah repot-repot berusaha menghibur Lonel tapi masih saja tidak berguna.

Dan tanpa terasa, kami telah sampai di tempat tujuan kami.

...

    Di hadapan kami sekarang adalah penampakan sebuah dinding raksasa yang penuh dengan lubang dan orang-orang yang berusaha keras untuk menambalnya.

Banyak sekali orang-orang yang berlarian kesana kemari sambil membawa bahan bangunan dan berbagai macam persediaan lainnya. 

Melihat ini, aku menjadi semakin menyadari betapa gentingnya situasi yang tengah kami hadapi saat ini.

“Kita sudah sampai, semuanya turun!”

Atas perintah dari si Kesatria Wanita, kami pun turun dari kereta dan merenggangkan badan kami yang kaku karena selalu duduk selama di perjalanan.

Disaat itu juga, pintu kereta yang membawa Masako dan si wanita bangsawan terbuka. Dan dari dalam, keluarlah sepasang bidadari.

Yang pertama tentu saja adalah si wanita bangsawan yang semenjak pertama kali aku melihatnya, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

Sedangkan yang kedua adalah sosok yang familiar namun terlihat jauh berbeda.

Mengenakan seragam biarawati yang sangat mewah, ditangannya terdapat sebuah tongkat yang terlihat sangat mahal, parasnya yang cantik namun juga imut membuat siapapun yang melihatnya pasti akan tergoda padanya, ditambah rambutnya yang hitam tampak berkilauan seperti pemandangan langit malam yang berbintang.

Tidak hanya aku, para kesatria, pekerja yang sedang memperbaiki bangunan yang rusak, pejalan kaki yang lewat, semua orang terdiam setelah melihat penampakan sepasang bidadari yang hadir di hadapan mereka.

Ditengah semua ini, tampaknya hanya satu orang yang pulih dengan cepat.

“MASAKO... hei kau Masako kan?! Ya ampun Masako, lihat dirimu sekarang! Sudah kubilangkan kau akan terlihat bagus jika berdandan”

“Ha...hahaha... terima kasih”

Ya, salah satu bidadari tersebut adalah Masako.

Shiori dengan cepat berlari menuju kedua bidadari tersebut sambil diikuti oleh familiarnya dan memberikan pertanyaan yang bertubi-tubi kepada Masako. Sedangkan Masako hanya bisa tersipu malu.

“Dia... Masako?”

Dibelakangku, Lonel tampak bingung dan masih belum menerima kalau salah satu bidadari tersebut adalah Masako.

Namun, kejutan masih belum berakhir.

“Di saat aku mendengar ada keributan, kukira ada apa, ternyata itu cuma kau Rafiel”

“Ohh... Alexis, lama tidak jumpa”

Yang muncul adalah seorang pria berambut seperti bara api yang mengenakan zirah kesatria yang berwarna juga berwarna merah.

Meskipun ini pertama kalinya kami bertemu, tapi aku mengetahui siapa pria tersebut.

Dialah yang menjadi alasan kenapa kami bisa bermain game ini. Tidak, dialah alasan kenapa Lonel memasuki dunia ini.

Sedangkan untuk kondisi Lonel saat ini, dia hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun. Matanya hanya tertuju pada pria tersebut. Dalam sekejap, cahaya telah kembali di wajahnya.