CHAPTER 4

(Translater : Orion)


Part 1

---[Kota Api Kouen], Tablet of the Sea of Stars, Galeri Seni.

Alun-alun kota telah berada di dalam kekacauan. Tidak seperti pasukan [Salamandra], warga biasa belum siap mental untuk terlibat ke dalam pertempuran melawan Raja Iblis. Kutukan ‘Macha’ yang tiba-tiba dijatuhkan kepada para pria di pihak [Salamandra] membuat mereka tak berdaya dan merasa kalau kutukan tersebut tak adil disaat mereka melawan Ras Titan.

Di tengah-tengah formasi Naga Api besar yang bertarung melawan pasukan raksasa yang mendekat, Kudou Asuka menunggangi Kambing Suci—Almathea sembari menghancurkan para Titan satu per satu dan menahan ketidaknyamanan yang dideritanya ketika dia menunggangi binatang tersebut tanpa alat bantu apapun.

“Hancurkan mereka DEEN!”

“DEEEeeeEEEN!!!”

Deen berseru kencang sembari menyerang ke arah pasukan Titan. Menggengam kepala musuhnya dengan satu tangan, Deen mengentakkan kepala musuhnya ke tanah. Meskipun kondisi Galeri Seni sudah hancur berantakan, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal tersebut; Dengan menganggap kalau benda-benda berharga yang berada di dalamnya telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman sebelum pertempuran ini dimulai, Asuka dan Deen sukses menghancurkan para Titan yang berdatangan. Sedangkan Jack dan Laius yang bertugas untuk melindungi kota, sedang menyaksikan pertarungan Deen.

“Yahohohoho! Kita telah melakukan tugas kita dengan sempurna kan?!”

“……Hmph. Karena bentuk asli Deen sangat sederhana awalnya. Hanya perlu menyesuaikan diriku sedikit ketika menggunkan Logam Suci agar dapat secepat itu.”

Ucap Jack dengan wajah yang berseri-seri dan Laius yang terlihat muram.

Keduanya tidak hanya memberikan Api dari Tanduk Naga kepada Deen. Senjata terkuat yang diberikan kepada Prajurit Besi Merah Raksasa ini sebenarnya adalah peningkatan pesat dari kekuatan tubuhnya.

Hingga saat ini, Deen selalu menggunakan Gift dari Logam Suci untuk memanjangkan bagian tubunya ketika bergerak. Kasarnya, dia seperti gumpalan otot besi.

Oleh karena itu Jack dan Laius memberikan tambahan ke dalam cangkang kosong tersebut untuk mengeluarkan potensi penuh dari Gift Deen; hasilnya, Deen meningkatkan kekuatan penghancur dan kecepatan gerakan nya.

“Tch…… Seperti yang kuduga, kalau diberikan ke [No Name] jadinya sia-sia. Jika aku yang menggunakannya, akan ku jadikan dia lebih kuat lagi.”

“HouHou? Bagaimana caranya?”

“Pertama, aku akan melapisi zirah tersebut dengan Adamantium yang ditanamkan Gift Hades agar memberinya kemampuan untuk tembus pandang; lalu, aku akan memberi tubuh besarnya kemampuan untuk terbang di angkasa. Hal itu akan menjadi pemandangan yang luar biasa.”

“……Hm, Kalau seperti itu… ? Bahkan jika tubuh besar nya dapat tembus pandang, langkah kaki nya yang berat dapat membuat tanah berguncang dan musuh akan mengetahui keberadaanya, bukan begitu? Selain itu, bahkan jika tidak ditambah dengan kemampuan untuk terbang, bukankah lebih mudah jika membesarkan tubuhnya sendiri?

Benar-benar tidak memikirkan kegunaannya sama sekali---Jack dengan tenangnya membantah rencana Laius.

Seketika, ekspresi Laius yang tadinya terlihat begitu percaya diri ketika menjelaskan rencananya berubah menjadi jengkel dan memalingkan dirinya.

Namun, Asuka yang menunggangi Kambing Suci Almathea mendengar percakapan keduanya dan berpendapat:

“……tapi bukankah itu terdengar menarik jika Deen mempunyai kemampuan seperti itu? Bagaimana menurutmu, Almathea?”

{“Master, apa yang dikatakan oleh Jack benar adanya. Meskipun sedikit berguna pada awalnya, musuh yang kuat juga pasti mempunya cara untuk menyerang lawan yang tidak terlihat.”}

“Tapi kalau Deen bisa terbang di langit pasti akan terlihat menakjubkan!”

{“……”}

Benarkah begitu? Meskipun Almathea meragukan hal tersebut, dia menyadari untuk tidak membantah angan-angan dari Master nya yang menginginkan hal tersebut. Dia adalah Kambing Suci yang peka dengan suasan hati seseorang.

Dewa Dewi Yunani juga merupakan Individu yang terkenal sebagai pembuat masalah dibandingkan Dewa Dewi lain dari kepercayaan yang berbeda. Namun, ada beberapa Binatang Suci dengan sifat berwibawa dan mempunyai kesadaran yang lebih baik dibandingkan Dewa Dewi yang ada, salah satunya adalah Kambing Gunung dengan Dua Tanduk---Almathea. Kedua tanduknya memiliki berbagai macam Gift berbeda dan jika dia merubah dirinya ke wujud Manusia nya, dia akan menjadi seorang Dewi yang sangat cantik. Dia adalah Binatang Suci dari tingkatan tertinggi yang anggun dan juga cantik.

“Oke, sudah saatnya untuk pindah ke lokasi berikutnya Alma.”

Asuka memegang kendali dengan erat dan Alma berpindah lokasi dari satu atap ke atap lain dari Galeri Seni dengan lompatan nya. Asuka dan Alma memastikan kembali bahwa para Titan di sekitar mereka saat ini telah dikalahkan dan memikirkan untuk berpindah ke lokasi berikutnya.

Tiba-tiba, suara teriakan para Naga Api yang sedang bertarung dengan para Titan terdengar satu demi satu dari arah pusat kota.

“GEEEEEEEYAAAAAaaaaa ! ! ?”

Sebuah teriakan yang terdengar lebih keras dari yang biasanya. Dugaan orang awam pasti akan berpikir kalau itu adalah sebuah teriakan semangat dari para prajurit yang pemberani. Namun Alma dapat dengan tepat menebak apa arti dari teriakan tersebut.

{“Master, teriakan barusan adalah jeritan kesakitan dan tampaknya situasi yang buruk sedang terjadi.”}

“Benarkah begitu? Apa kau tahu lokasinya?”

{“Ya. Karena suara tersebut terdengar tepat dari arah di depan kita, Master harus berpegangan dengan erat.”}

Ketika Alma memerintahkan hal tersebut, Asuka yang panik mempererat pegangannya dan mencondongkan badannya ke depan bersiap untuk guncangan.

Dengan menghentakkan kakinya, Almathea meningkatkan kemampuan melompatnya dan meloncat dengan mudahnya di atap-atap rumah yang begitu tinggi hingga dapat dikira sebagai atap menara. Asuka juga mengenakan pelindung sepatu yang bertuliskan simbol Dewa Vāyu dari yang Yō pernah gunakan sebelumnya untuk melindungi Asuka dari serangan angin puyuh yang menyerangnya. Melompat dengan cepat seperti bukan Kambing Gunung pada umumnya, keduanya telah tiba di tempat dimana para Naga Api bermandikan darah karena sayapnya yang terpotong.

「UOOOOOOOOOooooooooo—!!!」

“Ku~…… Kalian cuma para Titan rendahan, kenapa Aku bisa kalah hingga seperti ini?!”

“Hati-hati! Para Titan ini bukan Titan yang biasanya! Ada kemungkinan kalau mereka telah diperkuat oleh semacam Gift!”

Mendengar perkataan para Naga Api, Almathea membenarkan hal tersebut.

Sklera Mata para Titan tersebut berwarna merah dan terlihat cahaya aneh dari balik topeng yang dikenakan oleh para Titan dan terasa hawa jahat menyelimuti mereka. Meskipun para Titan bukanlah spesies yang baik dan lembut, namun kondisi mereka sudah seperti binatang buas atau Iblis itu sendiri.

Asuka menyadari perubahan yang terjadi pada para Titan tersebut.

“Mungkinkah ini…… demonification?”

(Note: Proses perubahan menjadi Iblis.)

Almathea terkejut dan menambahkan:

{“Ya, itu dia. Kau benar, Master. Ini adalah Vampirification. Para Titan telah dirubah menjadi Iblis karena proses Vampirification!”}

「UOOOOOOOOOooooooooo—!!!」

Satu Titan mengayunkan kapak nya yang besar untuk menyerang musuh barunya yaitu---Asuka.

Dan hal itu dihentikan oleh Deen yang datang dari samping dan meninju Titan tersebut hingga terbang.

「DEEEEeeeEEEEN!!!」

Pukulan besi tersebut menghantam sisi kepala Titan tersebut dengan gerakan memutar dan tubuh dari Titan itu terhempas hingga terbang. Namun hal yang berada diluar nalar adalah kemampuan dari Titan yang telah berubah menjadi Iblis tersebut, ia bisa menggunakan momentum tersebut untuk menjungkir balikkan tubuhnya serta mengayunkan kapak besarnya untuk menyerang Deen dalam keadaan seperti itu.

Menggunakan gerak memutar untuk mencoba memotong lengan Deen, Titan tersebut berhasil membuat Deen menggoyahkan tubuhnya sedikit, meskipun tidak dapat memotong tubuh Deen yang terbuat dari Besi Suci.

Deen mengayunkan tinju kanan nya untuk menghantam kepala Titan tersebut.

「DEEEEeeeEEEEN!!!」

「UOOOOOOOOOooooooooo—!!!」

Titan yang ditinju berkali-kali oleh Deen terus melawan dengan kapak nya yang besar. Serangan dan serangan balik yang diluncurkan oleh keduanya berlanjut hingga dua puluh empat kali sebelum Titan tersebut kehilangan kesadarannya.

Dalam waktu tiga menit, Galeri Seni tersebut telah berubah menjadi puing-puing dan Asuka menyaksikan pertarungan tersebut dari awal sampai akhir.

Namun bukan itu saja. Para Titan yang telah dirubah menjadi Iblis masih terus berdatangan dari dinding luar.

“Sungguh daya tahan yang luar biasa. Jika hanya satu atau dua, hal itu masih dapat dipahami, tapi jika para Titan yang telah dirubah menjadi Iblis ini terus-menerus berdatangan……!”

{“Tampaknya di pihak musuh ada seorang Vampir Berdarah Murni. Dengan demonification dari para Titan ini, para Naga Api akan kewalahan ketika mereka berhadapan dengan mereka secara langsung kan?”}

 Mendengar pendapat Almathea yang dapat memperkirakan situasinya dengan tenang, Asuka mempererat pegangannya.

“……Maksudmu kita harus ikut bertarung juga?”

{“Tidak, Deen sudah lebih dari cukup untuk membantu mereka. Aku tidak percaya jika hanya ada satu Titan yang dirubah menjadi Iblis dalam pasukan mereka. Kita harus melihat gambaran luasnya---kita harus mengalahkan musuh yang jadi kekuatan utama pasukan mereka!”}

Dengan getaran yang dirasakan dari tapak kakinya, Alma tiba-tiba berpindah tempat dari posisinya semula. Tidak lama setelahnya, tempat dimana mereka berpijak sebelumnya telah hancur oleh bola api. Atap rumah tersebut meleleh dan ruangan didalamnya meledak hingga puing-puing bertebaran kesana kemari.

Karena gerakan yang tiba-tiba, hal itu membuat Asuka hampir terjatuh dari punggung Alma namun ia bisa mengatasi hal tersebut karena dia menggunakan kakinya untuk menstabilkan diri. Bayang-bayang dari individu yang menyerang mereka terus mengejar mereka dengan gigih.

Dari suara kepakan sayapnya, Asuka menyadari identitas dari penyerangnya.

“Itu si…… Griffin Hitam!”

{“Bukan hanya ia saja! Ada satu lagi di depan kita!”}

Asuka bergegas memfokuskan pandangannya pada musuh yang mendekat dari depan. Sosok dari seorang yang mengenakan jubah dengan aksara “混” baru saja melompat dari bayang-bayang cerobong asap. Meskipun sosoknya tak dapat terlihat dikarenakan jubah panjang yang menutupi tubuhnya hingga kepala, ia sudah pasti Demon Lord of Confusion.

Almathea yang mermpercepat larinya sedari tadi, memperkirakan kalau jarak antara mereka berdua dengan Griffin Hitam terlalu dekat sehingga dia tidak memperlambat larinya untuk berbelok; oleh karena itu, dia memutuskan untuk terus maju mendekati sosok yang mengenakan jubah dengan aksara “混”. Seakan bersiap untuk menyerang sosok tersebut, dia semakin mempercepat larinya. Demon Lord of Confusion tersenyum dari balik jubah yang menutupi tubuhnya saat ia membukakan jalan untuk Almathea dan Asuka. Pada saat yang sama, ia melepaskan bola api kearah mereka sembari tertawa keras.

(Note: “Bola Api”, bayangin kalau ini kaya jurus Katon: Gōkakyū no Jutsu dari Naruto.)

(Ku……Tidak mungkin untuk dihindari…!)

Karena mereka sedang berlari dengan sangat cepat, sebuah serangan dari arah belakang mereka sudah tidak mungkin untuk dihindari.

Graiya yang sedari tadi menyerang dari atas juga menunggu hal ini untuk menyerang mereka dengan serangan bola api.

「GEYAAAAaaaa!!!」

Bersamaan dengan serangan tersebut, Graiya meraung dengan keras saat serangannya berhasil mengenai lawan; artinya, dua bola api yang sangat panas mengenai dua orang yang sedang berlari.

Ketujuh rumah di area sekitar mereka meleleh dan permukaan tanah berterbangan, asap kemerahan terlihat keluar dari permukaan tanah yang tampak seperti kawah gunung berapi karena dampak dari serangan tersebut.

Asuka dan Amalthea sudah pasti terkena serangan langsung.

Demon Lord of Confusion menjungkir balikkan tubuhnya sebanyak dua kali di udara karena merasa telah menang dan aksara “混” yang ada dibelakan jubahnya terlihat berkibar.

Mendarat di punggung Graiya setelah menjungkir balikkan tubuhnya, ia tertawa.

“Fufu, hei, anak muda, strategimu memojokan lawan kita sangat bagus. Arah serangan tersebut dan caramu mengejar mereka benar-benar cerdas.”

“……Aku tidak suka dipanggil dengan sebutan seperti itu ketika suaramu seperti anak kecil.”

(Note: Perbandingan umur Graiya dan Demon Lord of Confusion terpaut jauh, jadi wajar aja kalo si Raja Iblis manggil Graiya dengan sebutan ‘anak muda’. Demon Lord of Confusion udah muncul saat cerita Journey to The West, sebagai salah satu Antagonis dan musuh Kera Sakti atau Sun WuKong.)

Graiya membalas perkataan tersebut sambil menunjukan ketidak senangannya.

Namun kata-kata Graiya tidak sepenuhnya salah.

Suara dari Demon Lord of Confusion saat ini jauh dari suara kera yang biasanya dan lebih seperti suara gadis remaja yang belum memasuki masa pubertas. Dipanggil dengan sebutan anak muda dengan suara seperti itu sudah pasti seperti hinaan baginya dan Graiya pantas untuk marah karena hal tersebut.

Meregangkan lehernya hingga berbunyi “Krek”, Graiya melebarkan sayapnya bersiap untuk terbang.

“Aku dengar kalau musuh kita ini dapat memukul mundur Aura waktu itu dan Aku tidak menyangka kalau dia selemah ini hingga dapat dikalahkan dengan strategi murahan. Tampaknya Aku terlalu memikirkannya.”

“---Benarkah? Kupikir kau terlalu meremehkannya?”

Demon Lord of Confusion mengatakan hal tersebut kepada Graiya sebelum akhirnya melompat dari punggung Graiya dengan tertawa keras.

Setelahnya, serangan mendadak dari Almathea yang berwujud sambaran petir hampir saja mengenai sayapnya.

“Nu?!”

“Ku… ia berhasil menghindar……”

{“Tampaknya bidikanmu masih kurang akurat, Master. Master masih perlu banyak latihan.”}

Almathea menasihatinya dengan jelas namun perkataannya seperti menyalahkan Asuka. Di lain pihak, Asuka menggembungkan pipinya karena kesal.

Namun, percakapan tersebut membuat Graiya kesal karena sayapnya hampir saja terkena serangan tersebut dan dirinya tak bisa membiarkan obrolan santai mereka berdua; karenanya, Graiya menunjukkan amarahnya kepada Asuka dan Almathea.

“Kau tidak terluka dari serangan barusan……?”

“Mhm. Mhm. Yah, Kurasa hal ini pasti akan terjadi. Serangan tadi dapat dengan mudah ditankis oleh kambing gunung itu kurasa…… Fu Fu, kau sebaiknya bersiap-siap untuk bertarung dengan serius anak muda. Meskipun Aku tidak yakin dengan kekuatan asli dari Nona muda tersebut, Aku sangat yakin dengan kemampuan pertahanan dari kambing gunung tersebut, sangat solid atau absolut. Mereka mengatakan kalau Dewa Dewi Yunani ada karena pengorbanan Kambing Gunung tersebut bukanlah rumor belaka. Dia juga cukup hebat dalam melatih orang yang memiliki bakat.”

Demon Lord of Confusion memberikan sedikit peringatan kepada Graiya dari perkataannya yang bermakna dalam.

Dan jika Graiya merasa ketakutan karena mendengar keterlibatan Dewa Dewi Yunani, hal itu akan menjadi penghinaan bagi dirinya yang seekor Griffin.

Tubuh hitamnya mulai bereaksi dan Graiya meneriakkan kemarahannya.

“Kambing Suci dari Mitologi Yunani…… Aku mengerti. Jadi dia Almathea dari konstelasi Capricorn! Dapat bertemu dengan musuh sekelas hewan surgawi di [Kota Api] ini sungguh sebuah kehormatan! Izinkan Aku menyerap genome-mu agar menjadi bagian dalam diriku!”

Cakar elang sebagai kaki bagian depan dan kaki singa dibelakang mulai bergetar hebat saat bagian tubuh tersebut mulai berubah menjadi lengan dari seekor Naga.

[Genome Tree] yang terukir di dada Graiya memancarkan aura jahat dalam bentuk cahaya yang berubah-ubah. Kedua sayapnya berubah menjadi emapi bagian berbeda dengan bentuk yang berbeda pula. Graiya berubah menjadi Naga Hitam dan sinar merah dapat terlihat dari matanya yang besar, dan memusatkan pandangannya pada Asuka dan Almathea yang ada di depannya. Menyerang mereka dengan tembakan sinar laser yang keluar dari mulutnya.

{“Kita harus pergi dari sekarang juga! Pegangan yang erat!”}

“B… Baik!”

Asuka memeluk tubuh Almathea dengan erat. Graiya yang baru sajah merubah dirinya menjadi Naga Hitam menembakkan sinar yang berbeda 180° dari bola api yang dikeluarkan sebelumnya dan serangan tersebut mengenai salah satu koridor. Koridor yang terkena serangan langsung dari sinar tersebut tidaklah hancur namun atmosfir disekitarnya berubah drastis. 

Koridor yang terbuat dari batu bata merah seketika berubah menjadi batu biasa yang berwarna abu-abu.

Gift of Petrification……!?”

(Note: Gift yang membuat lawannya membatu, sama kaya kekuatan Algol di Anime, kekuatan mata Medusa, atau tatapan darii Gigant Basilisk di Overlord.)

{“The Eye of Petrification yang dimiliki oleh Cockatrice. Meskipun Aku tidak tahu dengan jelas Gift seperti apa yang ia punya, tapi tampaknya Graiya bisa menggunakan Gift dari berbagai makhluk…… Mhm. Ini latihan yang bagus.”}

“Eh?”

{“Ini situasi yang bagus Master. Untuk memperdalam pengalaman Master, situasi seperti ini dapat digunakan sebagai salah satu bentuk latihan. Jika Aku boleh menyarankan strategi apa yang harus dipakai, cobalah untuk memancingnya agar ia menunjukkan semua kemampuannya dan serang balik semuanya. Kalau Master berhasil, Master akan menjadi Eudemon-Exterminator terkemuka!}

(Note: Pembasmi Eudemon (makhluk mitos di Mondaiji kaya Peryton [kombinasi rusa dan burung], Gryphon [kombinasi elang dan singa, contohnya Graiya & Gry], Hippogriff [kombinasi elang dan kuda], Longma [kombinasi naga dan kuda], dan Unicorn [kuda dengan satu tanduk di kepalanya])

“Ap…Tidak. Ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan latihan kan?! Lagipula, masih ada musuh lain---”

“Fuahahaha! Seperti yang kau duga, Ojou-chan!”

Suara imut seseorang yang tidak cocok dengan caranya tertawa mengikuti mereka dan sosok yang mengenakan jubah dengan aksara “混” itu berlarian dibawah langit malam.

Bergerak lebih cepat dari Almathea dan hanya terlihat bayang-bayang nya saja, ia berada tepat disamping mereka dalam sekejap dan mencoba mendaratkan pukulan dengan tubuhnya yang mungil seperti gadis kecil ke arah Asuka.

Tubuh Asuka tidak berbeda dari gadis biasa.

Dengan kecepatan dan jarak seperti ini, jika pukulan tersebut mengenainya, tulang-tulang yang ada di tubuhnya pasti akan hancur.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, sebuah Kepala Labu dengan mengenakan pakaian yang compang-camping tiba-tiba muncul di antara mereka berdua.

“Ara, cukup sampai disini saja!”

Yang muncul dari Gift Card berwarna oranye seperti Labu adalah ketujuh lentera yang siap menyerang Demon Lord of Confusion.

Karena serangan yang tiba-tiba, Demon Lord of Confusion memanfaatkan kepala Almathea sebagai pijakan untuk mengjungkir balikkan tubuhnya. Namun usaha tersebut masih belum cukup agar menghindar dari serangan Jack dan jubah panjangnya terbakar.

“……Yaho?”

Jack begitu terkejut hingga matanya berputar ke segala arah, dan Demon Lord of Confusion tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk kabur.

Memperbaiki kuda-kuda nya selagi di udara dan menjauh dari musuhnya, ia mulai tertawa keras.

Bahkan Asuka yang hampir saja terkena serangan mematika beberapa saat lalu, tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya setelah melihat sosok Demon Lord of Confusion.

“……Apa……yang coba kamu lakukan dengan membuat lelucon semacam ini, Sandra-sama?”

Dia menanyakan hal tersebut dengan suaranya terpatah-patah. Namun hal itu bukan berarti kalau Asuka tidak bisa menebak apa yang terjadi, dan dia hanya ingin memendam kemungkinan terburuk yang dipikirkannya dengan mengatakan hal tersebut.

Sosok yang muncul dari balik jubah dengan aksara “混” adalah--- seorang dengan rambut merah dan mengenakan perhiasan emas, seorang gadis yang mengenakan pakaian yang dibuat khusus dengan lambang Naga Api [Salamandra].

Dia tidak lain dan tidak bukan ialah pemimpin dari [Salamandra], Sandra Doltrake.

“Yahoho……Mungkin… Mungkinkah Kau merubah dirimu menjadi Sandra-sama……?”

“Oi, Oi. Kau ini buta atau apa? Apa bola mata di kepala labumu itu kosong---Ah ah, Kau memang tidak memiliki bola mata! Tapi meski Kau bisa melihat melalu rongga matamu yang kosong, Kau pasti menyadari langsung tubuh dan jiwa dari anak ini kan? Aku seorang gadis yang dibenci dengan nasib paling sial di dunia ini, menyandang gelar sebagai [Floor Master]! Pemimpin baru dari [Salamandra]-Sandra-sama!”

Tersenyum dengan gaya yang berbeda dari Sandra yang biasanya, Demon Lord of Confusion melepas jepit rambutnya. Tindakan yang dilakukannya tidak dibuat untuk memperlihatkan sifat feminimnya, melainkan seperti memperlihatkan sikapnya sebagai seorang petarung yang sedang bersiap untuk menghunuskan pedangnya.

Hal ini bukanlah seperti mencuci otak seseorang. Tubuhnya saat ini dikendalikan oleh jiwa yang berbeda dan semua yang menyaksikan hal tersebut yakin akan hal itu.

Rongga mata Jack yang kosong itu seakan terbakar oleh api kemarahan namun ia dapat merespon nya dengan tenang.

“Merasuki tubuh lawan…… Demon Lord of Confusion, jadi cara main-mu begitu?”

“Fufu, yah kau hampir benar tapi ada yang kurang.”

“……cukup basa-basinya. Aku tidak peduli bagaimana kau melakukannya, Sandra-sama masih seorang [Floor Master]. Sebuah Gift biasa tak akan mampu mengambil alih tubuhnya---Kau menggunakannya kan? [Kuasa sebagai Host Master]!”

Kemarahan yang disembunyikannya sejak tadi akhirnya muncul dan kata-kata yang diucapkannya berubah kasar.

Berdiri dengan gaya akimbo, Demon Lord of Confusion mengeluarkan bendera yang bertuliskan “混” dari Gift Card-nya dan megungkapkan rahasianya.

“Kesimpulanmu bagus, namun sayangnya ada kabar buruk buat kalian. Satu-satu nya yang dapat berpartisipasi dalam Game yang kubuat ini hanya terbatas untuk satu orang! Saat ini pesertanya hanyalah Sandra Ojou-chan sendiri! Dan rumitnya, satu-satunya yang bisa membaca [Geass Roll]-nya adalah Sandra Ojou-chan juga!

“Apa katamu?!”

Itu tidak adil! Asuka menanggapi hal tersebut. Kau bahkan tidak bisa menyebut itu sebagai Game. Namun kenyataannya tidak terlihat [Geass Roll] yang harusnya berada di tangan Demon Lord of Confusion.

Demon Lord of Confusion tersenyum lebar saat ia menggaruk rambutnya ketika melihat ketiga individu yang ada didepannya.

“Aku sangat beruntung karena gadis muda ini merasa dirinya sangat kesepian. Meskipun dia ingin bergantung kepada keluarganya, dia tidak melakukan hal tersebut. Meskipun dia ingin mempercayai rekan-rekannya, dia tidak bisa mendapat kepercayaan mereka. Lalu dia dikhianati oleh kedua teman dekatnya, terabaikan…… Fufu, Yang Mulia dan Rin Ojou-chan benar-benar kejam! Karena telah memenuhi persyaratan, hal ini sangat mudah bagiku ‘Yang Hebat’ ini untuk menggunakan [Kuasa sebagai Host Master]! Jiwa malang yang dituntut untuk memikul beban berat dari semua hal tersebut hingga putus asa--- telah dirasuki olehku, Demon Lord of Confusion!”

Demon Lord of Confusion mengibarkan benderannya sembari tertawa keras karena tak dapat menahan hal tersebut sedari tadi.

Setelah mendengar perkataan Raja Iblis tersebut, Asuka tak dapat menahan kepalan tangannya yang bergetar karena kemarahan yang tak dapat tertahankan.

……Untuk mencegah kesalahpahaman, ada baiknya untuk memperjelas hal yang sedang dipikirkannya saat ini--- Asuka dan Sandra tidak memiliki hubungan yang dekat dengan satu sama lain. Mereka berdua hanya seorang kenalan yang saling sapa satu sama lain setiap kali mereka bertemu.

Namun, jika yang dikatakan oleh Demon Lord of Confusion itu benar. Kehampaan yang dirasakan oleh Sandra adalah hal yang sama yang pernah Asuka rasakan sebelumnya atau bahkan lebih. Meski begitu, Sandra tidak pernah menunjukkan sisi tersebut dan selalu bersikap seperti [Floor Master].

Semua itu adalah sifat keras kepala-nya, harga dirinya, dan seluruh keberanian yang dimilikinya. Asuka tak dapat memaafkan Raja Iblis yang memanfaatkan hal tersebut hanya untuk kepentingannya.

Bersiap mengeluarkan Gift Card-nya, Asuka melangkah maju.

Namun hal yang membuatnya terkejut adalah Jack yang menghentikan langkahnya.

“Asuka-san…… Aku mengerti perasaanmu. Untuk masalah ini…… serahkan saja padaku, Jack si Kepala Labu ini.”

Suasana hati dari Kepala Labu tersebut dikelilingi oleh api kemarahan saat Jack meminta Asuka untuk mundur.

“Jack……”

Asuka sangat tahu betul untuk tidak memaksakan dirinya dan mengambil langkah mundur.

---Jack dikenal ramah dengan anak kecil. Seorang Iblis yang bersahabat dengan anak-anak dan sebagai gantinya mereka menyukai Jack juga. Tanpa perlu dikatakan pun, orang yang murka dengan keadaan semacam ini adalah Kepala Labu yang berhati lembut ini.

Rongga matanya yang kosong menyala karena api kemarahan dan Jack menanyakan satu pertanyaan terakhir seakan bernegosiasi untuk terakhi kalinya: “Demon Lord of Confusion…… Kau telah melukai anak kecil yang polos. Apa kau tidak merasa menyesal sedikitpun dan mereflekiskan perbuatanmu itu dari hati nuranimu yang terdalam?”

Mendengar pertanyaan tersebut, Demon Lord of Confusion menghpus senyuman di wajahnya dan menjawab:

“Hati nurani yang terdalam? Ha, Kau benar-benar salah paham mengenai hal tersebut. Yang memojokkan gadis muda ini hingga keadaan seperti ini bukanlah ‘Aku yang Agung’ ini! Melainkan orang-orang disekitarnya yang mendesaknya hingga gadis ini putus asa! Dan kau masih berani menanyakan hati nurani dari ‘Aku yang Agung’ ini? Sungguh lelucon yang lucu!”

(Note: Terjemahan harfiah kalau dari Mandarin artinya ‘Kakek buyut’ sedangkan Inggris-nya jadi ‘Great Me’. Jadi ini kaya hinaan atau ejekan kalau si Raja Iblis ini seorang yang lebih tua (In this case, seperti orang tua) sedang bicara ke anak nya, jadi karena lebih tua bisa melakukan semaunya. Kalau ada saran lain untuk ngeggantiin kata ‘Agung’ dipersilahkan bisa diskusi ke Discord, sempet mikir pake kata ‘Hebat’ atau ‘Cakap’ sebelum ini.)

Demon Lord of Confusion melempar bendera yang bertuliskan “混” ke atas dan benda tersebut berubah menjadi senjata baru.

Perhiasan emas dan pakaiannya yang berwarna merah berubah menjadi hitam dan aksara “混” terukir di dada dan punggungnya.

“’Aku yang Agung’ ini akan selalu berbuat jahat! Raja Iblis sebuah eksistensi yang menentang Hukum dan Aturan. Kami adalah sebuah bencana bagi dunia ini! Karenanya, para Pahlawan atau Raja Iblis berbeda dengan orang-orang seperti Kouryuu dan ikan teri lainnya! Hal ini dibutuhkan agar dunia ini berkembang sebagaimana mestinya bahwa kejahatan sejati itu dibutuhkan untuk menyeimbangkan apa yang ada di dunia ini! ‘Aku yang Agung’ ini bangga dengan jati diriku yang tertuang ke dalam aksara “混” (Hun) ini. Menjadi seorang anggota yang bertanggung jawab untuk mecipatakan bencana di dunia ini, Aku menolak mempermalukan diriku dengan beralaskan ‘Hati nurani!!’”

Aku tidak harus malu dengan jalan hidupku ini---adalah pernyataan yang dilantangkan oleh Demon Lord of Confusion. Ia lalu menatap ke arah Asuka dan lainnya sembari memancarkan api disekitarnya yang berasal dari Tanduk Naga Sandra.

Saat itulah Asuka menyadari bahwa selama ini dia meremehkan musuh yang ada dihadapannya.

[Ia……juga seorang Raja Iblis!]

Wabah Hitam “Black Percher” yang bersumpah untuk membalas dendam kepada Matahari.

Leticia “Pure-Blood Vampire” yang dipojokkan hingga merasa putus asa oleh rekan-rekannya dan akhirnya terpaksa membantai mereka semua.

Mirip dengan mereka berdua, mereka semua adalah orang-orang yang paham akan tindakan jahat mereka ketika menyalahgunakan Kuasa mereka untuk menjadi penyiksa. Mempertaruhkan jiwa dan seluruh hidup mereka untuk menciptakan Aturan (Game Rules), serta memiliki kekuatan yang mampu membuat dunia untuk mematuhi aturan mereka dan menjadi Raja dari orang-orang yang sadar akan kenyataan dari betapa kejamnya dunia ini.

“…… ‘mengikuti jejak Kejahatan’. Jadi itu tujuan utamamu?”

“Benar sekali. Seorang Raja Iblis harus memiliki ketetapan hati dan keyakinan yang kuat. Hal itu akan menjadi ‘Obor bagi para Raja’ hingga akhir riwayat kami termasuk diriku sebagai King of Confusion.”

(Note: Terjemahan Inggris nya ngga ngerubah terjemahan Jepang, mereka pake 王道 (Oudou) atau arti harfiahnya ‘Path of King’. Jadi King disini punya arti yang sama kaya Lords di Demon Lords. Simple nya bisa diartikan sebagai Tekad bagi para Raja Iblis mungkin)

Mendengar jawaban dari pertanyaannya, kekuatan spiritual Jack mulai berubah drastis.

“Kau akhirnya memaksaku melakukannya!! Demon Lord of Confusion ! Kau melakukan hal keji tersebut dihadapan bendera [Will-O’-Wisp]---dosa terberat yang harusnya tidak kau lakukan---!”

Api penyucian dapat terlihat keluar dari Kepala Labu nya yang kosong.

Sebuah teriakan kemarahan yang efek nya jau lebih kuat daripada leutusan gunung berapi aktif.

Bagi [Will-O’-Wisp] yang aktif sebagai Komunitas yang memegang teguh motto melindung jiwa-jiwa muda sebagai organisasi Pelindung, Demon Lord of Confusion ini adalah musuh yang harus dibasmi.

“Kerahkan setiap kekuatan spiritual yang ada untuk menghancurkan tekad musuh!”

“Wahai Demon Lord of Confusion, terimalah ujian dari diriku ini…… [Pumpkin the Crown]---!!!”

Setelahnya, api Penyucian yang berada di Mahkota Jack meledak berkeping-keping.

Bagian-bagian tersebut mulai bersinar berubah menjadi kertas kulit yang tersebar di berbagai penjuru Galeri Seni.

<<Nama Gift Game: Jack si Monster>>


  • Persyaratan untuk Mengikuti:

  • Seseorang yang pernah membunuh atau melukai anak kecil sebelumnya;

  • Seseorang yang menggunakan anak kecil untuk melakukan perbuatan jahatnya.


  • Peserta: Demon Lord of Confusion (Diperbolehkan untuk membunuh siapa saja yang menggangu jalannya Game):


  • Host: Jack the Ripper:



  • Syarat Kemenangan:

* Kalahkan Host- [Pumpkin the Crown];

* Mengungkap misteri keberadaan ‘Jack’ dengan memahami sejarah peristiwa yang terjadi.


  • Syarat Kekalahan:

* Peserta terbunuh oleh Game Leader dan akhirnya dikalahkan:

* Saat Game Leader membongkar sebagian jati dirinya, Peserta akan kehilangan kekuatan mereka hingga akhirnya dikalahkan.


Sumpah: Keabsahan Ujian ini akan terjamin selama Peserta memenuhi Persyaratan untuk mengikuti Game ini.


“Cap [St. Peter]”

Saat Jack menyebarkan bagian kertas kulit [Geass Roll], raut wajah dari semua yang menyaksikan hal tersebut berubah menjadi ekspresi terkejut.

“Jack……dapat menggunakan [Kuasa Host Master]?!”

Keterkejutan Asuka adalah hal yang wajar. Karena [Kuasa Host Master] ini kuasa yang mampu melampaui Gift apapun yang diberikan oleh para Dewa Dewi. Selain itu, kuasa ini bertindak sebagai simbol dari Raja Iblis yang mampu meminta hal yang tak masuk akal dari peserta yang mengikuti Game tersebut.

Berdiri tepat di pusat Api Penyucian yang berasal dari Kepala Labu nya yang membara, Jack berubah mejadi sesosok manusia. Mengenakan jaket kulit berwarna merah tua dan berpenampilan seperti binatang buas dengan rambut pirang yang acak-acakan.

Memegang pisau yang bermandikan darah dengan gaya backhand sementara matanya penuh dengan niat untuk membunuh seakan tatapannya saja cukup untuk membunuh seseorang.

“……Ugh!”

Sosok tersebut sudah bukan Jack yang Asuka kenal. Ia sudah bukan Kepala Labu ramah yang akan tersenyum kapanpun dan dimanapun ia berada.

Tampak seperti sesosok pembunuh berantai yang tercatat seperti di [Geass Roll], tatapan matanya begitu tajam seakan dapat menembus kedalaman abyss. Bahkan bagi Asuka yang terlahir di era Showa pernah mendengar nama pembunuh berantai tersebut.

Jack the Ripper”---Pembunuh berantai yang menggegerkan seluruh penduduk kota London di tahun 1888.

Tapi tidak ada yang mengetahui akhir dari cerita pembunuh berantai tersebut kan?

Tidak mungkin ada yang mengetahui nya.

---Pembunuh berantai yang keji ini juga dilaporkan telah melakukan kejahatan serupa di masa lalu atau bahkan melakukan pembantaian yang jauh lebih kejam dari apa yang penah dilakukan sebelumnya. Tidak ada yang mengetahui tentang kebohongan yang diucapkannya kepada St.Peter dan ia mendapatkan kesempatan kedua di dunia ini.

Dan tidak ada yang tahu tentang hubungan seperti apa yang mengaitkan mereka dengan nama yang sama.

“Waktunya untuk membunuh… Mari menari, Wahai Demon Lord of Confusion---!”

Nada bicara Jack dipenuhi dengan amarah dan niat untuk membunuh.

Membuat putaran api dari telapak sepatu bot nya yang berbentuk seperti pegas, Jack langsung melesat ke arah Demon Lord of Confusion yang sedang lengah.

Dan menancapkan pisau berdarah tersebut ke dada Demon Lord of Confusion.


Part 2

---[Kota Api Kouen] Area latihan dari arah lorong ke-3 di sebelah kiri Istana.

Perubahan dari [Genome Tree] mulai menyelimuti kaki Yō dengan cahaya yang menyilaukan. Ujung dari pelindung kaki nya menjadi setajam cakar binatang buas sementara zirah yang tercipta tampak dilengkapi dengan bulu Griffin.

Mengenakan baju pelindung baru yang tercipta dari meniru kemampuan Eudemon, Yō beranjak terbang.

Dengan pukulan yang ditujukan ke ruang kosong didepannya, sebuah cipratan darah tercipta.

“……Apa?”

Maxwell menyuarakan keterkejutannya saat ia muncul dari atas Willa. Tinju yang didaratkan oleh Yō ke ruang kosong sebelumnya berhasil mengenai Maxwell di bagian belakang tubuhnya, tepatnya di pinggangnya.

(Yosh, Berhasil!)

Serangan yang berhasil didaratkan menghilangkan kereshan yang dialami oleh Yō sejak tadi.

Di lain pihak, Maxwell menatap Yō dengan ekspresi kebingungan yang terpampang diwajahnya karena serangan tak terduga yang membuatnya terkejut. Awalnya, sangat tidak mungkin bagi seseorang untuk menghalangi pertarungan antara Maxwell dengan Willa yang selalu berpindah-pindah tempat. Namun serangan yang dilancarkan oleh Yō barusan membuat dirinya mengalami luka fatal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Maxwell segera mengikuti pergerakan Willa dan kembali melakukan lompatan dimensional namun saat ia muncul tidak jauh dari Willa---

“---perasaanku tidak enak.”

Maxwell mencoba mengikuti Willa dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Untuk mendaratkan serangan dari tempatnya muncul saat ini seharusnya tidak mungkin dilakukan namun---

Pada saat yang sama saat tubuh Maxwell muncul di tempat yang ia pikir tidak mungkin untuk menyerangnya, serangan dari Yō telah menantinya.

“Willa!”

“Aku mengerti!”

Keduanya berteriak saat mereka melanjutkan serangan yang ditujukan ke Maxwell. Mengeluarkan tongkat pribadinya, Willa menempatkan ujung tongkatnya ke perut Maxwell sembari melafalkan mantra untuk mengeluarkan [Igniss Fatuus] dari dalam tubuh Maxwell.

Menggunakan cakar dan serangan dari baju zirah dan sayapnya, Yō mengoyak pakaian dan leher Maxweel.

Setelah dipenggal dan terbakar oleh api Biru, jaketnya yang berwarna merah dan biru serta organ dalamnya telah berubah menjadi abu seketika menghilang dengan munculnya pilar api.

Yō memeluk Willa sambil tetap terbang di udara, tanpa mengalihkan pandangannya dari sisa-sisa tubuh Maxwell untuk sesaat.

---kita menang?

Meski dia baru saja menanyakan hal tersebut pada dirinya sendiri, dia juga menjawab pertanyaan tersebut dengan menggelengkan kepalanya.

“Willa. Ini jauh dari perkiraan kita.”

“Aku setuju…… masalahnya cukup merepotkan. Aku tidak mengira kalau ia akan jadi sekuat itu.”

Ada sedikit rasa cemas yang dapat dirasakan dari nada suara mereka berdua tapi hal ini bisa dimengerti.

Kepala Maxwell seharusnya terpenggal dan sisa-sisa tubuhnya berubah menjadi abu oleh pilar api yang membakarnya. Namun saat ini ia dengan santai nya berdiri di atas pilar api dan kepalanya yang terpenggal serta bagian tubuh lainnya mulai tersambung kembali.

“Menurut Izayoi dan yang lain, kukira ia seharusnya rentan terhadap serangan fisik dan kita dapat mengalahkannya dengan cara itu…… namun jika serangan terakhir kita ternyata tidak mempan, tidak mungkin kita bisa mengalahkannya saat ini.”

“Mhm. Benar-benar merepotkan. Sungguh masalah yang membuatku sakit kepala.”

Keduanya terlihat sangat tenang jika dilihat dari luar, namun sesungguhnya mereka sangat cemas.

Jika mengalahkan Maxwell membutuhkan metode khusus yang mana seperti metode untuk mengalahkan Dewa Dewi, mereka tidak cukup berpengalaman untuk mencari tahu sumber kekuatan Maxwell. Apakah kekuatan mereka berdua dapat melawan Maxwell dengan setara saat ini juga merupakan salah satu masalahnya.

Melanjutkan pertarungan dalam keadaan seperti hanya akan memperburuk keadaan mereka nantinya dan saat rasa cemas tersebut mulai menguasai pikiran dan perasaan mereka…

Seketika, sosok Maxwell menghilang.

“Nu, Kau tidak akan bisa!”

Yō melepaskan Willa dari pelukannya dan menendang tangan kanan Maxwell yang mencoba menyerang dari bawah. Menggunakan angin puyuhnya untuk menahan serangan badai salju yang dikeluarkan Maxwell dari tangan kirinya, Yō memperlebar jaraknya dari Maxwell dengan terbang lebih tinggi lagi.

“Willa! Saatnya untuk mundur! Gunakan kemampuan teleportasimu agar kita bisa kabur!”

“Ak, Aku tidak bisa melakukan hal itu.”

“Hah?!”

“Jika Yō ikut masuk ke dalam lompatan dimensional, Yō akan dianggap sebagai ‘penghuni dunia orang mati’ jika aku menutup gerbang masuknya.”

(Note: ‘lompatan dimensional’ atau ‘dimensional leap’ itu prinsipnya membuka gerbang atau portal antara Neraka dengan Dunia Nyata. Jadi jika pintu gerbang masuk ditutup, orang yang seharusnya masih hidup akan dianggap sebagai orang mati karena udah masuk Neraka. Pengecualian buat Sun WuKong sama temen-temennya karena namanya di buku kematian Enma udah dicoret sama dirinya sendiri lol.)

Yō terdiam mendengar jawaban dari Willa.

Dia baru mengetahui informasi penting tersebut di saat-saat genting seperti ini. Karena tidak memiliki rencana lain, Yō hanya bisa menghindari serangan terus-menerus yang dilakukan oleh Maxwell dan lompatan dimensional nya sambil memikirkan rencana lain.

Di sisi lain, Maxwell sedikit demi sedikitmulai menyadari tentang Gift yang digunakan oleh Yō untuk menghindari serangannya yang bertubi-tubi.

(Gadis ini mampu melawan balik lompatan dimensional ku dengan sempurna dan dapat bertahan selama ini. Gift…… Aku mengerti. Ini adalah Gift yang sama yang digunakan oleh pria itu!)

Kejadian ini terjadi tiga tahun yang lalu ketika Maxwell dengan santai nya datang untuk meminang Willa, tapi pria itu muncul dan menggunakan kamampuan yang sama sampai memojokannya.

Maxwell sangat percaya diri ketika ia pertama kali datang ke Little Garden namun setelah ia dikalahkan oleh pria tersebut, ia hanya bisa melarikan diri saat itu.

“Sebelumnya, Aku harus melarikan diri saat dihadapan kekuatan misterius……Hoho, tapi sekarang Aku mengerti kekuatan seperti apa itu. Kali ini, akan kuamati dengan baik cara kerja Gift tersebut sepenuhnya!”

Mencoba untuk menjauhkan dirinya, Maxwell melakukan lompatan dimensional dimana ia membatalka serangan panas dan dingin yang keluar dari tangannya. Iblis Maxwell yang mampu mengendalikan suhu, mengeluarkan panasnya api atau dinginnya salju bukanlah kekuatan sejatinya.

Memadatkan dan menggunakan hawa tersebut sebagai energi. Keberadaan ‘Iblis Maxwell’ tercipta karena ide tersebut.

“Secara personal, Aku bukanlah seorang Raja Iblis yang kuat; namun untuk mengatasi keleman tersebut, Aku meminta seseorang untuk menciptakan hal ini untukku--- Memanggil, Coppelia Sister!”

(Note: Coppelia diambil dari nama sebuah pertunjukan balet di Paris, bercerita tentang Dr. Coppelius yang menciptakan boneka perempuan seukuran manusia dewasa yang berfungsi khusus untuk menari. Dibuat sangat menawan, hingga ada seseorang yang begitu mencintai boneka tersebut karena sangat mirip dengan manusia. Singkat kata, Dr. Coppelius ingin kalau ciptaannya ini hidup jadi orang yang menyukai boneka ini, namanya Franz, dijadikan tumbal oleh dokter tersebut. Tapi akhirnya, Franz diselamatkan oleh Swanhilde, pacar Franz yang sebelumnya ditinggalkan karena Franz lebih suka boneka buatan Dr. Coppelius.)

*Pak* Dengan jentikkan jarinya, [Gerbang Astral] yang berbentuk spiral terbuka.

Sama seperti ketika memanggil para Titan, area latihan tersebut bergetar hebat dikarenakan pusaran hawa panas dan hujan es sementara banyak sosok gadis yang seperti boneka muncul di tengah badai yang mengepung Yō dan Willa.

Boneka-boneka tersebut merupakan tiruan dari sesosok gadis, memiliki pupil mata yang transparan dan rambur berwarna putih platinum terus-menerus muncul di area latihan.

Meski mereka berbaris dengan rapi, pergerakan mereka sangat elok hingga tidak tampak seperti pergerakan dari sebuah boneka saat mereka menunjukkan salam Curtsy dengan mengangkat rok dan menundukkan kepala mereka. Meski mata mereka terlihat seperti orang mati, kulit dari boneka tersebut merona merah karena tampak seperti ada darah yang mengalir dibalik kulit tersebut.

“Co……Coppelia………”

“Penampilan mereka cukup menarik kan? Mereka adalah hasil dari [Mesin Gerak Abadi Jenis Ketiga] yang disegel oleh seseorang tiga tahun yang lalu. Karena merasa sia-sia jika dibiarkan tersegel, Aku meminta bantuan seseorang agar dapat memproduksi mereka dalam jumlah banyak. Meski mereka ini masih dalam tahap percobaan, mereka masih bahan percobaan yang berharga--- jadi mari kita mulai dansa nya, [Coppelia Sister]!”

Maxwell memberikan perintahnya.

Boneka berambut putih yang dipanggil oleh Maxwell mulai mengerubungi Yō dan Willa secara bersamaan seperti ombak sembari mengayunkan pisau mereka dengan gerak kaki seperti orang menari sementara berbagai bilah tajam yang ada di tubuh mereka dapat terlihat dengan jelas karena gerakan tersebut. 

Sambil menghindari bilah tajam yang tersembunyi di antara kuku, pergelangan tangan, siku, dan hem rok mereka, Yō juga menyerang mereka dengan tendangannya yang dengan mudah menghancurkan boneka tersebut meski sudah diperkuat dari Gen berbagai Eudemon.

(Mereka tidak terlalu kuat jika hanya ada satu, namun jumlah mereka ada banyak!)

Dan bagian terburuknya adalah gerakan mereka yang lincah dan juga cepat.

Willa kewalahan dengan strategi gerilya denga menggunakan teleportasinya karena pertarungan jarak dekat bukanlah keahliannya dan caranya menghindar serangan agak canggung karena kurangnya pengalaman. Seperti gadis yang panik dengan caranya muncul dan menghilang kembali sembari menyerang dengan api Biru sebagai serangan balasan.

Meski begitu, kondisi keduanya berada diambang kekalahan dikarenakan serangan boneka yang seperti ombak yang tak kenal ampun menghantam mereka. Meski Yō dan Willa kalah jumlah, perbedaan kekuatan mereka berada jauh di level yang berbeda. Serangan mereka berdua begitu harmonis ketika menghancurkan boneka-boneka tersebut dengan secara bergantian melancarkan serangan api Biru dan tendangan angin puyuh nya.

Namun, kemunculan dari boneka-boneka tersebut jauh lebih cepat jika dibandingkan ketika Yō dan Willa menghancurkannya.

Pada saat mereka menghancurkan dua puluh buah boneka, tiga puluh boneka muncul sebagai gantinya.

“Kita akan dikalahkan dengan jumlah mereka jika hal ini terus berlanjut……Willa!”

“Ap, Apa?”

“Aku akan mengalihkan perhatian mereka! Sementara itu bersiaplah untuk mengeluarkan semua kekuatanmu yang tersisa untuk membakar habis area latihan ini, oke?”

Rencana yang sangat beresiko tersebut membuat Willa terkejut.

Para prajurit [Salamandra] yang ikut bertempur di area tersebut menyuarakan protes mereka, “Apa katamu?!”, “Jangan bercanda!” dan “Oi! Jangan main-main?!” adalah kata-kata yang terucap dari para prajurit tersebut. Namun, protes tersebut diabaikan oleh Yō dan Willa.

Willa mengetahui kalau Yō memiliki armor jaket kulit dengan elemen ‘Tikus Api’ yang mampu melindunginya. Mengetahui kalau rencana ini adalah jalan keluar satu-satuya bagi mereka, Willa menyetujui hal ini.

“……Sepuluh det..Tidak. Beri Aku lima detik untuk bersiap-siap!”

“Mengerti!”

[Genome Tree] bersinar dengan terang hingga menyilaukan mata saat menciptakan senjata tajam dengan kualitas tinggi. Reaksi Yō juga meningkat tajam saat dia menyerang kumpulan utama dari boneka-boneka itu yang jumlahnya mulai bertambah.

Menggunakan perisai angin untuk menangkis serangan boneka yang datang dari berbagai arah, sambil memotong sendi boneka yang berhasil menembus pertahanannya. Lalu, dia fokus menghancurkan boneka-boneka yang muncul di sekitarnya tanpa membiarkan mereka mengambil langkah pertama untuk menyerang.

Baik itu dari atas atau bawah, kiri atau kanan dan dari arah lainnya serta kemampuan untuk berpindah dimensi yang terus-menerus diaktifkan, Yō mengayunkan senjata tajam yang dibuatnya untuk menghancurkan musuhnya dengan sempurna tanpa lengah sedikitpun.

(Seperti yang kuduga! Reaksinya bukanlah berdasarkan dari pancaindra nya! Dia benar-benar……tahu apa yang akan terjadi di detik berikutnya!)

Maxwell yang mengawasi jalannya pertarungan dari atas telah mengetahui kemampuan dibalik Gift yang Yō gunakan. Di saat musuh mengerubunginya, mengandalkan pancaindra agar mengetahui apa yang harus dilakukan hanya akan menghalangi nya.

(Aku takut kalau Gift yang digunakannya adalah kemampuan untuk melihat dengan indra keenam! Apalagi dia menggunakannya secara terus-menerus dan dalam jarak yang terbatas! Karena serangan secara sembunyi-sembunyi yang dilakukan dari belakang sebelumnya dapat dengan mudah ditangkis, itu berarti dia menggunakan indra perasa dan pendengar untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya!)

Lalu, berapa banyak yang dia bisa aktifkan secara terus-menerus? Berapa detik batas dari indra keenamnya?

Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, Maxwell kembali memanggil boneka Coppelia sebanyak lima puluh buah.

Lima detik sebelum Willa mengeluarkan [Ignis Fatuus] dalam sekala besar, ---di detik ketiga, pelindung kaki Yō berubah menjadi pelindung kaki dengan kemampuan seperti Pegasus.

“Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa---!”

Yō berteriak dengan sekuat tenaga ketika dia menggunakan kemampuannya untuk mengeluarkan tornado besar. Toranado yang diperkuat menjadi seperti dinding besi yang melindungi keduanya dari serangan yang datang dari segala arah.

Namun karena mengetahui alasan dibalik pertahanan tersebut, Maxwell mulai tersenyum.

(Aku mengetahui trik nya! Tiga detik---adalah batas kemampuannya!)

[Coppelia Sisters] yang ia kerahkan dalam pertarungan ini berjumlah seratus dua puluh buah.

Namun dengan pengorbanan itu, Maxwell dapat mengerti betul tentang kemampuan Yō. Raja Iblis Muda yang dibuat malu tiga tahun yang lalu ini telah belajar untuk sabar dan tenang dalam menganalisa kemampuan musuhnya.

(Pada saat api dari [Ignis Fatuus] berakhir, Aku bisa memanggil Coppelia Sisters dua kali dari jumlah saat ini dan ketika kekacauan terjadi, Aku akan membunuh gadis itu ketika dia mencapai batas kemampuannya! Jadi silahkan saja, panggillah api dari [Ignis Fatuus]! Wahai Pengantin Api Biru ku!)

Setelah menduga-duga tentang hal yang akan terjadi selanjutnya, Maxwell melepaskan jaket yang sedang dipakainya sambil di mabuk cinta dengan rencananya.

Willa mengayunkan tongkatnya setinggi-tingginya untuk membuka portal.

“Memanggil, [Ignis Fatuus]---!”

Lingkaran api Biru dapat terlihat di lantai tempat mereka berpijak.

Badai panas dari api Biru membuat suhu di wilayah tersebut menjadi semakin tinggi dan menghanguskan seluruh [Coppelia Sister] yang mengerubungi Yō dan Willa sampai menjadi abu hingga sisa-sisanya berterbangan di udara. Ketika ini terjadi, Maxwell mengambil [Geass Roll] yang berwarna hitam mengkilap untuk mempersiapkan langkahnya selanjutnya.

(Willa…… Akhirnya kau akan berpartisipasi dalam Gift Game percintaanku ini!)

Tidak lama setelahnya, kobaran api Biru sudah mulai menghilang dan permukaan lantai di area latihan tersebut yang berwarna hitam pekat mulai terlihat.

Karena hawa panas yang ditimbulkan ke permukaan tanah, uap air mulai muncul dan membuat keduanya sulit melihat satu sama lain karena terhalang uap.

Wajah Maxwell dipenuhi kegelisahan namun pada saat yang sama ia juga menujukkan wajah bahagia saat ia melihat pemandangan tersebut.

Tapi selama apapun ia menunggu, kedua sosok tersebut tidak pernah muncul kembali.

“……Willa?”

Mulut Maxwell terbuka lebar saat ia melihat area latihan tersebut.

Setelah uap nya menghilang, orang yang dicintai nya tidak muncul-muncul.

Lengannya terkulai tak berdaya dan ia berdiam diri udara seperti orang kebingungan.

Dirinya saat ini dapat dengan mudah diserang oleh siapapun. Bahkan seorang prajurit biasa dapat memenggal kepalanya saat ini juga.

Dirinya yang dibuat linglung dan mencoba menenangkan pikirirannya sekali lagi, Maxwell menghancurkan [Geass Roll] yang ada ditangannya.

“Willa……Aaaaaaaah, WILLA! Willa, Willa, Willaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah! UUuuAAAAAAAAAAA leeeaaaaaaaaaaaa! URIRAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaa! Kau pergi kemaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnaaaaaaaaaaaaaa!”

Setelah menunggu selama tiga tahun, [Geass Roll] yang dipenuhi oleh cintanya kepada Willa menjadi sia-sia. Menggunakan kedua tangannya untuk menjambak rambut sendiri karena gagal, Maxwell berteriak sekencang-kencangnya.

Gema dari suara teriakannya dapat terdengar di Istana tersebut selama tiga menit lebih.

Dengan tiba-tiba menghentikkan terikannya dan kembali ke dirinya yang semula kala, Maxwell mengangkat bahunya.

“---Yah, hal seperti ini pasti dapat terjadi. Kurasa Aku hanya harus mengikuti perintah selanjutnya dari “Tactican (Game Maker)”-sama. Hoho, sungguh mempelai yang sangat malu.”

Raja Iblis Maxwell melempar jaketnya dan menghilang dari tempat itu.

Di lain pihak, Yō dan Willa berpindah tempat ke titik buta dari musuh mereka dan bersembunyi di lorong ke-4 di sebelah kiri Istana. Yō yang memakai armor jaket kulit dengan elemen ‘Tikus Api’ telah memastikan kalau Maxwell telah pergi, lalu dia bernapas lega.

[Ilustrasi]

“Maxwell sudah pergi. Sekarang sudah tidak apa-apa, Willa.”

“……Hiks, Uu……”

Willa mulai menangis dalam dekapan Yō.

Agak ketakutan dengan pertarungannya dengan Maxwell, Yō mengelus rambut Willa sambil berpikir ‘Uwa~ Meski Willa tubuhnya kecil, kedua gunungnya benar-benar menakjubkan’, ketika payudara Willa bersentuhan dengannya.

“Hiks… Uu… Sangat menakutkan dan benar-benar menjijikan!”

“Mhm, yeah. Maxwell benar-benar menjijikan.”

Meski Yō belum pernah menjadi target dari seorang pengunti, dia dapat merasakan perasaan yang sama tentang betapa menjijikannya seorang penguntit itu. Dirinya benar-benar menolak keberadaan seorang penguntit.

“Kita juga harus beristirahat dan berkumpul dengan yang lainnya. Selain itu, tampaknya Maxwell tidak tertarik dengan hal yang tidak berhubungan dengan Willa. Kita sudah berusaha dengan baik, mari beristirahat sebentar.”

“Mhm Yō……Terima kasih.”

Willa mengusap air matanya dan duduk untuk beristirahat.

Meski tidak bisa dibilang sebagai kemenangan, mereka berhasil mengulur waktu Maxwell.

Karena keberhasilannya itu, Yō percaya diri.

[Diriku saat ini bisa bertarung melawan Raja Iblis. Aku tidak lagi menjadi beban untuk yang lainnya.]

---Namun, pertarungan ini saja sudah membuatnya lelah. Jika dia melanjutkan melawan Raja Iblis dalam kondisi seperti ini, dia akan kalah.

Mengeluarkan Gift Card nya, Yō menciptakan ranting dari Pohon Air untuk mengisi kembali cairan tubuhnya sebagai persiapan untuk pertarungan berikutnya.

Part 3

---[Kota Api Kouen], Tablet of the Sea of Stars, Galeri Seni.

Setelah melepas Topeng Labu nya, dirinya yang berubah menjadi [Jack the Ripper] telah menancapkan pisau ke dada Demon Lord of Confusion. Tubuh Sandra kemudian berwara merah dikarenakan darahnya yang berceceran. Saat ini, ia bukan lagi Jack si Badut melainkan seorang pembunuh berdarah dingin.

Karena tidak ada cara lain untuk menyelamatkan Sandra, Jack tidak akan menunjukkan belas kasihan meskipun lawannya merasuki tubuh Sandra.

Pisau Jack tertanam ke dada Sandra---

“---Jangan meremehkanku, bocah!!”

Karena merasa ada yang janggal, Jack mundur ke tempatnya semula.

Meski ia masih belum bisa memastikan apa yang baru saja terjadi, Demon Lord of Confusion pasti menggunakan suatu jurus. Hal itu terbukti ketika gulungan yang bertuliskan “---事无成” terpampang jelas di tangannya.

(Note: “---事无成”, ini aksara Mandarin yang artinya [tidak berarti apa-apa] atau ‘segala usaha yang dilakukan akan sia-sia’. Kemungkinan Demon Lord of Confusion bakal mati dari serangan Jack tapi berhasil di hadang pake jurus ini.)

Intuisi nya tentang serangan balik memang tak dapat diragukan lagi, Jack yakin kalau ia berhasil menghindar dari serangan lawan.

(Tapi, Gift tersebut bukan ditujukan untuk menyerang!)

Memastikan kalau tubuhnya baik-baik saja, Jack melancarkan serangan keduannya tanpa ragu sedikitpun. Demon Lord of Confusion harus bersandar seperti sedang menari Limbo untuk menghindar dari serangan Jack.

(Sial! Gerakannya cepat!)

Reflek tubuhnya yang begitu cepat melebihi batas normal. Kecepatan dari jurus pamungkas Jack bahkan sampai membuat Demon Lord of Confusion terkejut karena setara dengan Izayoi.

Menghadapi musuh kuat yang diluar dari perhitungannya, Demon Lord of Confusion terseyum:

“Kau cukup hebat juga! Memiliki [Kuasa sebagai Host Master] yang dicap langsung oleh seorang Santo Agung?! Yah, tidak kuduga kalau identitas asli dibalik [Jack the Ripper] adalah seorang algojo!”

“Ya. Dugaanmu itu benar dan dirimu saat ini sebagai seorang penjahat yang menipu dan menyakiti anak kecil akan menemui ajalmu di sini, saat ini juga!”

Pisau yang bermandikan darah tersebut dibalut oleh api saat membuat sebuah tebasan dengan arah vertikal untuk memotong menara hingga ke puncak dimana Demon Lord of Confusion berdiri. Jika serangan tersebut berhasil mendarat, sudah pasti akan menjadi sebuah luka serius.

(Tch! ……Memperkuat pengaruh dari [Kuasa sebagai Host Master] dengan mengungkap identitas dirinya yang sebenarnya?!)

Sebuah Gift Game yang diadakan dalam duel yang ditujukan untuk menghukum seorang penjahat tertentu------Demon lord of Confusion menyimpulkan kalau Gift Game ini kasusnya seperti itu.

---Meski [Kuasa sebagai Host Master] sering diasosiasikan dengan Raja Iblis, hanya sebagian orang yang mengetahui kalau makna sebenarnya adalah kebalikannya.

Sebuah ujian untuk mengadili para Penjahat;

Sebuah ujian untuk membuktikan hal yang diyakini oleh seseorangl

Sebuah ujian untuk menyambut perubahan baru yang terjadi sedikit demi sedikit.

Kuasa kuat yang dibuat dengan niat baik untuk menjalankan suatu Ujian---Hal semacam itu menjadikan sifat asli dari [Kuasa sebagai Host Master] kurang lebihnya.

Karena jaminan dari para Dewa-Dewi atau Agama yang harus dipatuhi oleh sebuah Game dan ditujukan dengan niat baik, Jack menjadi pengecualian dan terhindar dicap sebagai seorang Raja Iblis.

Namun, dalam kasus dimana Jack mengadakan Game karena keegoisannya sendiri dan tidak ditujukan untuk mengadili penjahat, ia akan langsung dicap sebagai seorang Raja Iblis dan dilenyapkan oleh agama yang menjamin perilaku baiknya.

(Tapi, tidak hanya itu saja! Labu tersebut dapat membuat [Paradigm Shift] dalam skala kecil yang berarti kalau identitas spiritualnya bukan berasal dari suatu yang lemah maupun yang biasa!)

Misteri seputar identitas asli dari Game Leader digunakan sebagai inti dari Game dan secara bersamaan hal itu mengatur kekuatan Jack.

Akurasi tinggi dari kobaran api dan pisau tersebut membuatnya menjadi pasangan yang berbahaya karena membuat Jack mampu bergerak dua kali lebih cepat dibandingkan dengan Demon Lord of Confusion.

Meski begitu, Demon Lord of Confusion tertawa dengan santainya.

“Sangat menarik………!! Sudah beberapa ratus tahun berlalu sejak terakhir kali Aku memainkan Game yang dibuat oleh seorang Manusia! Ah,aah, mari menari! Kita Menari bersama! Tapi saat tirai pertunjukan menutup, cukup ‘Aku yang Agung’ ini yang akan tetap berdiri di atas panggung!”

Menanggapi perkataan Sandra, Tanduk Naga-nya memancarkan suatu cahaya. Mengangkat tangan kanannya hingga melewati tinggi badannya, Demon Lord of Confusion menciptakan ratusan bola api besar di langit.

Meski Sandra masih muda, bukan berarti dia mudah dikalahkan. Tubuhnya mewarisi darah paling murni dari garis keturunan dengan Ras Terkuat. Kekuatannya sendiri adalah salah satu yang terkuat dari beberapa Floor Master di Area Lima Digit dan hal itu sekarang dimiliki oleh seorang Raja Iblis tua yang berpengalaman.

Mengeluarkan ratusan bola api hingga hampir menutupi langit yang tampak suram, Demon Lord of Confusion meneriakkan:

“Sudah saatnya, Graiya! Serang Mereka!”

「GEYAAAAAaaa!!!」

Jack yang terus-menerus mengejar Demon Lord of Confusion segera menoleh ke arah belakangnya saat Graiya terbang di langit untuk menyerangnya dari belakang.

Graiya sudah siap menembakkan sinar laser dan Demon Lord of Confusion dengan ratusan bola apinya mengepung Jack dari dua arah.

Melihat hal ini, Asuka menggengam kendali saat dia meneriakkan perintahnya.

“Alma, lindungi Jack.”

Alma yang merubah dirinya seperti sambaran petir tiba di tempat Jack sebelum akhirnya merubah dirinya kembali menjadi benteng berlapis besi. Meskipun sinar laser Graiya dan ratusan bola api menghujani mereka, benteng kokoh yang dbuat oleh Almathea berhasil melindungi Asuka dan Jack tanpa terkecuali.

Terlindungi dibalik benteng Adamantium, Asuka menatap tubuh manusia Jack sembari bergumam dalam ragu dan kebingungan yang menimpanya.

“Ini kah…… tubuh asli Jack?”

“………Benar sekali. Asuka-san, tubuh yang bermandikan oleh darah ini adalah bentuk asliku.”

Pisau yang bermandikan darah segar.

Jaket kulit dengan warna merah cerah yang digunakan untuk menutupi noda darah.

Rambut yang berantakan dan tatapan mata yang seakan dipenuhi oleh niat membunuh dari seorang malaikat maut.

Semua sifat tersebut berhasil menciptakan sebuah aura unik dari seorang pembunuh berantai.

“Asuka-san, legenda tentang Jack si Labu masih ada kelanjutannya. Sang pembunuh berdarah dingin yang diberi kesempatan untuk melanjutkan hidupnya dan iblis muda yang menyelamatkannya---takdir dari kedua sosok tersebut seharusnya dilenyapkan dan disingkirkan…..namun seorang Santo yang murah hatinya memberiku kesempatan kedua untuk mengubah jalan hidupku.”

Tugas Jack adalah untuk melindungi jiwa-jiwa muda, mencari dan menyelamatkan jiwa-jiwa mereka yang terlahir dari kematian yang tak wajar. Berjanji untuk mengubah jalan hidup yang dijalaninya, Jack berperan sebagai Badut Labu dan menjadi pemeran utama dalam Halloween.

Itulah Jack yang namanya identik dengan teror dan monster, mengambil peran sebagai badut untuk melanjutkan hidurpnya.

“…… Tapi Jack yang… Jack yang ingin beraliansi dengan kita adalah Jack yang Ramah dan bukannya seorang pembunuh. Bukankah begitu?”

“Ya. Aku mengerti akan hal itu. Karena menyembunyikan identitas diriku sampai saat ini, Aku benar-benar minta maaf.”

“Benar begitu. Kalau begitu setelah semua ini selesai, Jack harus berubah kembali menjadi Kepala Labu yang Ramah. Jika tidak, Lily dan yang lainnya akan ketakutan.”

Dengan senyuman lebar seperti senyumnya yang biasa, Asuka mengangkat Gift Card-nya.

Jack terkejut dan tak dapat berkata-kata.

Bahkan setelah mengetahui masa lalu rekannya, hal itu tidak mengubah fakta kalau mereka bertarung sebagai rekan seperjuangan dan kata-kata tersebut terlihat dari tatapan jujur Asuka.

“………Yahoho. Mhm. Tentu saja. Jika Aku berpenampilan seperti ini ketika mengatakan ‘Trick or Treat’, anak-anak pasti akan takut sampai hampir menangis. Kurasa Aku seharusnya merubah kembali diriku dalam situasi seperti itu.”

“Benar begitu. Kepala labut tersebut terlihat berkali-kali lebih cocok dibanding dirimu saat ini.”

Yahoho, Jack tertawa sekencang-kencangnya dibandingkan dengan tertawa biasanya.

Ia juga tampak sedikit tersipu malu dan hal itu bukanlah sebuah ilusi.

“Oke……Saatnya giliran kita, Alma! Mari kita kalahkan para penjahat itu!”

{“Mengerti. Master.”}

Almathea merubah kembali bentuk bentengnya ke bentuk kambing gunungnya sementara Asuka mengambil empat buah Batu Permata dari Gift Card-nya yang kemudian dia beri sebuah sihir perintah.

“ ‘Melayang seperti Awan, Bergerak seperti badai salju, dan Mengamuk dengan buat seperti kilatan petir---

Wahai Kambing Gunung yang berlari di langit, Aku memintamu berubah menjadi benteng transparan untuk mengadili musuhmu.’”

“---Maju, Almathea!

Kata-kata yang diucapkan oleh Asuka membuat batu permata tersebut mempunyai tiruan atribut Suci di dalamnya.

Oraculum-nya (Memegang Kuasa/Kontrol) adalah sebuah Gift untuk memperkuat sesuatu tapi jika digunakan tanpa sebuah perantara, perintah tersebut akan sia-sia saja; karenanya, empat buah batu pertama tersebut diberikan ke Almathea untuk dihancurkan oleh mulutnya yang mana nantinya perintah yang ada di dalam batu tersebut akan diserap sebagai Gifts.

Dalam sekejap, level spiritual Almathea meningkat dengan luar biasa besar.

(Asuka-san……Akhirnya dia akan menggunakan itu.)

Almathea yang baru saja menelan empat buah Tiruan atribut Suci, mulai mengeluarkan sebuah percikan listrik yang melindungi seluruh bagian tubuhnya yang berbulu lembut dan kemudian dia mulai berteriak sekencang-kencangnya. Tubuh besi yang mulai meleleh karena panas dan secara bertahap berubah menjadi semacam cairan seperti merkuri karena warnanya yang sama.

Almathea---Identitas sebenernya adalah seorang Dewi Panen yang merawat Dewa Zeus dari Mitologi Yunani. Tanduknya mampu membuat tanah menjadi subur dan menghasilkan banayk buah-buahan untuk dipanen, dan kulit wolnya ditutupi oleh lapisan Adamantium; karenanya, dia dapat menjadi Pelindung Terkuat dari Dewa-Dewi Yunani yang dapat menahan segala jenis serangan apapun---dinamakan sebagai [Perisai Aegis].

(Note: Aegis adalah sebuah perisai Suci dari mitologi Yunani yang mana terdapat dua bagian. Salah satunya dimiliki oleh Zeus sedangkan setengahnya lagi dimiliki oleh Athena. Perisai ini dibuat oleh Hephaestus dengan menggunakan kulit Almathea dan sebuah perisai terkuat yang tidak bisa dihancurkan oleh petir Zeius sekalipun.)

Jack mengkombinasika Admantium dari Almathea untuk menciptakan tiruan [Perisai Aegis]. Tapi cara untuk mengaktifkan perisai ini membutuhkan Gift tertentu yang mana Atribut Suci dari Langit.

Seperti awan, badai es, dan petir yang melindungi tuannya untuk mengadili para musuhnya.

[Perisai Aegis] adalah simbol kekuatan Zeus sebagai Dewa Langit.

(Untuk dapat setara dengan yang asli, Asuka menggunakan sebuah cara untuk memberi Tiruan Atribut Suci kedalam empat bola permata yang diberikan ke Almathea dan jika hal ini berhasil……)

Karena kekuatan Sucinya telah berhasil kembali, Almathea berteriak sekencang-kencangnya.

Menghentakkan kakinya yang dipenuhi oleh aliran energi yang mengalir di sekujur tubuhnya, dia menunggu perintah dari tuannya.

{“Tolong berikan perintah selanjutnya, Master.”}

“Seperti awan yang mengapung di langit, badai es yang menghujani bumi dan petir yang menyambar dengan dahsyat---Almathea!”

Suara ledakan tiba-tiba terdengar saat hawa di sekitar berubah menjadi panas dengan seketika.

Setelah suara ledakan tersebut, darah segar keluar menyembur dari dada Graiya.

Almathea yang bergerak dengan kecepatan supersonik telah menembus dada Graiya seperti anak panah. Kecepatannya bener-benar berbeda jika dibandingkan dengan sebelumnya dan hal tersebut dapat disebut-sebut sebagai sambaran petir yang memancarkan sebuah percikan api saat mengenai targetnya.

“Gu, uh---!!”

Saat Graiya terjungkal ke belakang karena momentum dari tanduk yang menembus dada kanannya, keduanya terjatuh dan menabrak bangunan dalam Galeri Seni sampai ke Distrik Perbelanjaan, bangunan-bangunan tersebut hancur berantakan.

Namun, kesempatan seperti ini tidak disia-siakan oleh Demon Lord of Confusion saat ia langsung menyerang sebuah bola api ke arah Asuka yang sedang berdiri diam tanpa perlindungan sedikitpun.

“Kau lengah, Ojou-chan!”

“Ara, pertahanan dari seorang wanita benar-benar kokoh loh?”

--- *Hing Ling* Suara seruling yang tiba-tiba muncul dari tangan Asuka terdengar bersuara di udara. Mungkin saja itu sebuah seruling yang sudah dimodifikasi untuk membunyikan suara tertentu dari pergerakan pergelangan tangan Asuka sehingga dia dapat membunyikan suara seperti seruling.

Tapi masalahnya bukan terletak dari gerakan tersebut.

Seakan mendengar suara seruling ini, Almathea bergerak secepat cahaya untuk melindungi Asuka.

(Guh, cepat sekali!)

Muncul dengan seketika, Almathea telah berubah menjadi Tembok Besi. Sedangkan Graiya sendiri, yang terjungkal ke belakang bersama Almathea masih berlutut di atas puing-puing bangunan dengan memegang dada bagian kanannya untuk menghentikan pendarahan. Sungguh kecepatan yang luar biasa.

(Tch! Gadis ini mempunyai Gift yang menyebalkan juga……?)

Demon Lord of Confusion menatap dengan licik yang mana hal itu adalah tak terduga dari tubuh seorang gadis kecil saat ia mengamati situasinya.

Meskipun Jack masih seorang yang berasal dari area di digit ke-enam, ia memiliki [Kuasa sebagai Host Master] dan ditambah dengan Asuka yang mengendalikan Sang Benteng---Almathea. Graiya juga terluka parah dan musuh mereka masih menyembunyikan jurus pamungkas mereka.

Situasinya tidak menguntungkan bagi mereka.

Ia mengangkat bahunya dan mengungkapkan. “Sayang sekali, tapi sudah waktunya berakhir. FuFu, sudah saatnya kami pergi dari tempat ini.”

“……Apa kau mencoba untuk kabur? Selama [Kuasa sebagai Host Master]-ku tetap aktif, kau tidak akan pernah bisa kabur keluar dari [Kota Kouen] ini.”

Jack mengangkat pisaunya sambil bersiap untuk menyerang.

Tapi Demon Lord of Confusion tersenyum santai sambil mengeluarkan gulungan jurus lain.

“Ap~a masalanya?! Kami hanya perlu berkumpul kembali dengan teman kami yang lain untuk sebentar. Yah, selama itu juga kalian hanya harus bermain dengna para Titan tersebut!”

Ia membuka gulungan tersebut dan beberapa aksara Mandarin muncul dari gulungan tersebut.

虚度光阴---Sebuah kutukan yang menghentikan pergerakan waktu dalam jarak penggunanya.

Saat dimana pandangan mereka berubah menjadi monokrom, Asuka dan Jack mengerti situasinya tapi saat itu juga sosok Demon Lord of Confusion menghilang dari depan mereka.

“Kau pasti bercanda? Ia benar-benar menghilang!”

{“Meski sekilas, Aku yakin kalau aksara 虚度光阴 tersebut muncul. Aku menduga kalau ini adalah kutukan yang mengendalikan waktu dan selama ia bisa menggunakan hal tersebut, kita tidak akan bisa menangkapnya”}

“Tapi Aku sudah mengaktifkan [Kuasa sebagai Host Master]-ku kepadanya. Jika ia mencoba untuk kabur keluar dari kota ini---”

Saat itu juga, suara dari bangunan bentent yang runtuh dari dinding luar kota terdengar dengan keras.

Pasukan yang ditempatkan di sepanjang tembok kota pasti pertahanannya telah ditembus.

Asuka dan Jack menggertakan gigi mereka karena kesal saat mereka memikirkan langkah selanjutnya.

“Kita pergi dari sini. Jika para Titan yang dirubah menjadi iblis berkeliaran di kota maka akan sia-sia saja jika kita memanangkan Game melawan Demon Lord of Confusion.”

{“Benar juga. Tapi yang membuatku khawatir adalah Jack sendiri. Jika ia terus bertarung, ia juga akan terkena kutukan Macha dan akan kehilangan kekuatannya kan?”}

“Oh, Oh kutukan ini…… Tidak masalah, kalian tidak perlu khawatir! Karena beberapa alasan, kutukan semacam ini tidak mempan padaku!”

{“Hm? Oh begitukah? Kalau begitu mari kita bergerak sebelum terlambat.”}

Asuka menunggangi Almathea yang sudah berubah kembali menjadi bentuk kambing gunungnya, dan mereka bergegas menuju tembok luar yang telah tertembus.

Namun saat itu juga, mereka bertiga menyadari sesuatu.

Tanduk Naga dari Naga Lautan Bintang yang Sandra bawa tidak sekalipun digunakan oleh Demon Lord of Confusion.