YOUNG CLERIC

(Author : Rafli Sydyq)


    Tidak terasa sudah tiga bulan semenjak kami bermain game ini. Awalnya aku bermain game ini karena sahabatku, tidak, orang yang aku cintai mengajakku bermain game ini.

Aku sudah mencintainya semenjak sekolah dasar.

Pertama kali aku melihatnya, aku merasa seperti melihat pangeran dari negeri dongeng. Dengan wajahnya yang rupawan, sifatnya yang baik dan lembut, serta fakta kalau dia adalah anak dari orang terkemuka membuatku mustahil memalingkan pandanganku dari dirinya.

Aku tau... kalau pemikiran semacam itu tidaklah pantas bagi seorang gadis yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Tapi, memang seperti itulah kenyataannya.

Akan tetapi, semakin lama aku mengenalnya, semakin pudarlah perasaanku padanya.

Yang pada awalnya terlihat seperti pangeran dari negeri dongeng, sekarang yang terlihat hanyalah bocah lelaki yang terlambat dewasa.

Aku yang awalnya merasa seperti seorang gadis yang baru jatuh cinta, sekarang aku lebih merasa seperti seorang babysitter.

Yang lebih parah lagi, sebenarnya kami berdua ini sudah bertungan. Sejak bayi pula.

Rupanya, kedua orangtua kami adalah sahabat baik sejak kecil. Saking eratnya hubungan mereka, tidak lama setelah kami berdua lahir, mereka langsung menjodohkan kami dan bahkan membuat kontrak resminya.

Aku baru mengetahui hal ini saat aku pertama kali memasukki bangku sekolah menengah. Awalnya aku cukup gembira setelah mendengar hal ini. Akan tetapi, sialnya dia tidak merasakan hal yang sama. Lebih tepatnya, dia sama sekali tidak mengerti.

Bahkan setelah kedua orangtuanya mengatakan hal yang sama dengan yang dikatakan kedua orangtua ku kepadaku, dia tidak mengerti sedikitpun apa yang mereka katakan.

Aku yang mendengar hal tersebut merasa frustasi. Bahkan setelah aku bertindak agresif sekalipun dia tetaplah tidak bergeming hingga aku tidak tau harus melakukan apa lagi agar orang itu mengerti.

Suatu hari dia tiba-tiba menghubungiku dan mengajakku untuk bermain sebuah game yang baru saja dirilis baru-baru ini.

Judul game tersebut adalah Another Soul Online.

Setelah melihat deskripsi game tersebut, aku melihat sebuah peluang emas.

Dunia yang berbeda, adat yang berbeda, lingkungan yang berbeda, pola pikir yang berbeda.

Jika di dalam game ini, aku merasa aku bisa meluruskan orang tersebut.

Tanpa pikir panjang, aku pun menerima tawaranya.

...

    Tiga bulan telah berlalu.

Dalam tiga bulan ini, aku sudah bisa melihat perkembangan yang sangat besar.

Dunia yang keras, dunia yang berbahaya, masyarakat yang tidaklah ramah.

Semua itu perlahan telah mengubah kepribadiannya yang awalnya sangatlah lembek seperti tahu telah berubah menjadi sekeras besi. Orang yang awalnya harus aku jaga sekarang dialah yang menjagaku. Orang yang tidak bisa diharapkan sekarang telah menjadi orang yang sangat bisa diandalkan...

...jika saja itulah yang sebenarnya terjadi.

Tahu yang lembek sekarang sudah hancur berantakan. Yang aku jaga seperti permata berharga sekarang berubah menjadi beban yang sangat berat bagiku. Yang tidak bisa diharapkan sekarang menjadi sampah dipinggiran jalan.

Kenyataan yang keras telah menghantamnya dengan sedemikian rupa sehingga yang awalnya memang rapuh, sekarang telah hancur berkeping-keping.

Aku tidak habis pikir.

Kalau dibandingkan, menurutku dunia nyata jauh lebih keras dan berbahaya jika dibandingkan dengan game ini.

Memang benar kalau game ini memiliki sesuatu yang disebut sebagai Makhluk Buas yang menyerang manusia tanpa pandang bulu. Akan tetapi, itu jauh lebih baik ketimbang di dunia nyata yang dimana keluar selangkah saja dari rumah bisa membuatmu terbunuh karena terkena radiasi yang telah memenuhi dunia.

Memang benar kalau orang-orang di game ini tidak semuanya ramah, tapi ini sebenarnya sama saja dengan di dunia nyata.

Jujur... jika saja kami tidak bertunangan, aku sudah lama meninggalkan orang ini.

Oh iya, aku lupa mengenalkan diriku.

Namaku adalah Masako Kirei.

Ini adalah namaku di dalam game ini. Nama Masako kuambil dari salah satu merk bumbu dapur yang sering keluarga ku gunakan.

Job ku adalah Cleric. Tapi aku bertujuan untuk menjadi seorang High Pristess.

Sedangkan untuk tunanganku, dia bernama Lonel. Job nya adalah seorang Warrior. Dan sejak sebelum kami bermain game ini, dia selalu mengatakan kalau dia ingin menjadi seorang Knight.

Kami tidak berdua, masih ada dua orang teman kami yang bermain game ini.

Mereka adalah Kenjo dan Shiori.

Kenjo juga bertujuan untuk menjadi seorang Knight sama seperti Lonel. Sedangkan Shiori ingin menjadi seorang Witch.

Sudah banyak yang kami lalui di game ini. Semua pengalaman tersebut telah membuat kami menjadi jauh lebih baik dan jauh lebih dewasa. Yah... kecuali untuk satu orang.

“Hei Lonel, jalannya bukan kesana tapi kesini”

Semenjak pertama kami diserang oleh bandit, Lonel jadi sangat sering melamun. Bahkan dia tadi hampir saja salah jalan dan terpisah dari kami.

Lonel yang akhirnya tersadar, segera menyusul kami dengan langkahnya yang terlihat berat. 

Kami saat ini sedang berjalan menuju kota Geyser untuk sebuah quest.

Karena tidak ada kereta yang bisa kami tumpangi, kami terpaksa berjalan kami untuk sampai disana.

Perjalanannya cukup jauh. Kami bahkan terpaksa berkemah di pinggir jalan karena tidak ada penginapan di daerah antah berantah seperti ini.

Ini memang melelahkan, tapi ini juga menyenangkan.

Aku sangat bersyukur karena bisa bermain game ini dan merasakan berbagai macam pengalaman baru yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya.

Disepanjang perjalanan kami juga telah beberapa kali diserang oleh Makhluk Buas. Tapi dengan kemampuan kami yang sekarang, mereka bukanlah masalah bagi kami.

Hanya saja karena kebanyakan melamun, Lonel telah beberapa kali terluka.

Tidak peduli berapa kali aku menasehatinya, dia masihlah tidak berubah.

“Oh Ayah dan Bunda... kenapa aku harus berpasangan dengan orang macam ini?”

...

    Matahari telah mencapai puncaknya. Kami berjalan diantara bayang-bayang pohon agar terhindar dari panasnya mentari. Ahh... tidak kusangkan kalau berjalan diantara pepohonan bisa terasa sejuk seperti ini.

“Tunggu...!”

Tiba-tiba saja Shiori berhenti dan memberikan peringatan.

Aku dan Kenjo segera bersiap untuk bertempur. Untuk Lonel... yah lupakan saja dia.

“Di depan ada pertarungan, sebuah kereta diserang oleh beberapa Makhlum Buas dan... Oh? Mereka menyadari familiarku dan mengatakan kalau tidak apa kalau kita ingin membantu”

Semenjak Shiori mampu untuk memanggil familiarnya, dia selalu menyebarkan familiarnya sebagai langkah pengamanan.

Meskipun kebanyakan dia menggunakannya untuk mencari tanaman herbal dan tumbuhan langka yang membuat kami selalu berhenti supaya dia bisa mengambilnya, tapi sudah tidak terhitung berapa kali familiarnya telah menyelamatkan kami dari sergapan Makhluk Buas.

“Baiklah, mari kita tolong mereka. Mungkin saja setelah ini mereka mau mengijinkan kita untuk menumpang”

Dengan begitu, kami segera maju untuk memberikan pertolongan.

Tidak pernah aku menyadari kalau langkah yang aku ambil ini akan menjadi sesuatu yang sangat aku syukuri sepanjang hidupku.