RESULT

(Author : Rafli Sydyq)

 

Aku bermimpi. Itu adalah saat dimana aku dan kakak sedang bermain dengan riangnya.

Hanya saja, itu sedikit berbeda.

Tempat itu bukanlah di dalam rumah tempat dimana kami dibesarkan, melainkan sebuah padang bunga warna-warni yang sangat indah.

Tempat itu sangatlah berbeda dari yang aku tau. Biasanya kau akan menempatkan bunga atau tanaman lainnya di dalam tabung khusus dengan pencahayaan dari lampu dan terus menerima pasokan air yang konstan dan kau sama sekali tidak bisa menyentuhnya karena ada kemungkinan kau akan membuat bunga itu layu.

Alasan kami mempunyai bunga hanyalah satu, itu adalah untuk memperoleh oksigen darinya.

Meskipun kami bisa saja membeli alat penyaring udara yang biasa, tapi itu terlalu berisik dan sangat besar. Berbeda dengan tanaman yang tidak mengeluarkan suara apapun dan sangat hemat tempat.

Tapi, disini sangatlah berbeda.

Bunga disini bukan sebagai pemasok oksigen melainkan sebagai objek keindahan. Mereka memiliki beragam bentuk dan warna. Serta, jika kau pandai mengkombinasikan warna maka kau bisa membuat sebuah karangan bunga yang sangat indah. Meskipun samar, aku bisa mencium aroma wangi dari bunga-bunga tersebut.

Meskipun aku yakin tidak pernah mengalami kejadian ini dimanapun, tapi entah mengapa ini terasa sangatlah nyata.

...

Pagi ini adalah pagi terburuk yang pernah aku alami.

Bagaimana tidak, kepalaku pusing, seluruh tubuhku terasa akan remuk dan aku sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhku.

Dengan susah payah aku mencoba membuka mata dan melihat sekeliling.

Meskipun tampak buram, tapi aku yakin sedang berada di dalam kamar penginapan. Tapi ini bukan tempat dimana aku biasa menginap, tempat ini terasa seperti berada di dalam hotel mewah atau semacamnya.

“Apakah kau sudah sadar?”

Dengan susah payah aku mencoba menoleh pada sumber suara. Disana aku melihat Rey yang sedang duduk diatas kursi disamping tempat tidurku sambil membaca sebuah buku.

Wajahnya memperlihatkan sebuah kecemasan dan perasaan lega disaat bersamaan. Apakah dia sudah berada disitu sejak tadi? Apakah dia cemas melihat kondisiku yang sekarang? Tapi, ada yang jauh lebih penting...

“Kau tidak melakukan apapun saat aku tidak sadarkan diri kan?”

“Kau kejam, aku tidaklah seburuk itu”

“Mustahil ada laki-laki yang berada satu kamar dengan gadis cantik tanpa pertahanan dan tidak melakukan apapun”

Rey hanya tertawa kering sambil tetap membawa buku di salah satu tangannya.

“Melihat kau masih bersemangat artinya kau sudah baik-baik saja”

“Tentu saja, aku tidaklah selemah itu. Lalu... bagaimana kelanjutannya?”

Rey lalu menceritakan padaku apa saja yang terjadi setelah aku tidak sadarkan diri. Setelah Orc Lord dikalahkan, pasukan Makhluk Buas yang kehilangan pemimpinnya segera bergerak liar dan menjadi tidak beraturan. Meskipun membutuhkan waktu dan usaha keras, kami berhasil menghalau Makhluk Buas untuk memasuki kota dan keesokan harinya bala bantuan akhirnya datang.

Rupanya ini sudah hari ketiga semenjak penyerangan itu. Itu berarti aku sudah tidak sadarkan diri selama dua hari. Kuakui itu cukup mengejutkan.

Sekarang yang tersisa hanyalah memburu para Makhluk Buas yang kabur agar kedepannya tidak membahayakan orang lain.

“Tapi dua hari yah... memangnya seberapa parah luka yang aku derita?”

Rey lalu menutup bukunya dan meletakannya diatas meja. Dengan gerakan lembut dia lalu menghadap padaku dan menampilkan wajah serius. Tunggu, separah itukah?

“Begini, sebenarnya luka yang kau derita sangatlah parah. Hampir semua tulang yang ada didalam tubuhmu patah atau retak. Meskipun kau sudah menerima pertolongan pertama, itu hanya mengobati sebagian kecil”

“Hei... bukannya itu sangat bahaya”

“Kalau orang normal mereka sudah pasti akan mati. Jika pun mereka beruntung, mereka butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa pulih. Dan meskipun sudah pulih, mereka dipastikan tidak akan mampu untuk berada di garis depan lagi”

“Lalu, bagaimana aku bisa sembuh hanya dalam dua hari?”

“Bisa dibilang kau beruntung, teman baikku datang bersama bala bantuan dan langsung menyembuhkanmu”

Teman baik? Mengingat latar belakang Rey sudah pasti kalau dia juga merupakan bangsawan atau sejenisnya. Dan jika dia mampu menyembuhkan luka ku dengan sangat mudah dia pasti sangatlah kuat.

“Lalu, dimana dia sekarang?”

“Dia saat ini sedang menyembuhkan Petualang lainnya, tapi jujur ini sungguh lucu”

Rey hanya menutup mulutnya untuk mencegah dia tertawa dengan keras. Ini aneh, entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak.

Tepat disaat aku hendak menanyakan apa yang dia tawakan, tiba-tiba saja pintu kamar yang sedari tadi tertutup terbuka dengan kuat seakan orang yang melakukannya memang ingin menghancurkan pintu itu.

Tentu saja itu membuatku terkejut. Akan tetapi, yang lebih membuatku terkejut adalah sosok yang berada dibalik pintu tersebut.

Meskipun penampilannya sedikit berbeda, aku masih bisa mengenalinya. Lebih tepatnya tidak mungkin aku tidak mengenalinya.

Dengan wajah penuh dengan kecemasan, dia berlari langsung menuju kearahku dengan kecepatan yang tidak bisa kuikuti dan tanpa kusadari aku sudah berada didalam dekapannya.

“Oh Carissa, kau sudah tidak apa-apa kan?”

Dengan air mata yang membasahi pipinya, dia terus memelukku dengan penuh kasih sayang. Dia pasti sangat cemas melihat keadaanku yang sekarang. Dan untuk menenangkanya meski hanya sedikit, aku menjawab pertanyaannya dengan lembut.

“Tentu, kakak”