APA YANG RESEPSIONIS CEMASKAN 
(Translator : Zerard)

“…Ergh.”
Dia sangatlah menyadari bahwa dia tidak dapat mengatakan secara langsung bahwa ini sangatlah membosankan, namun dia tidak dapat menghentikan helaan yang keluar dari dirinya.
Guild Petualang, setelah tengah hari. Tempat ini penuh akan kelambanan setelah makan siang telah selesai.
Telinga tajam kolega Gadis Guild sangatlah cepat untuk mengintrogasi sang resepsionis di tempat di mana dia merebahkan tubuhnya di atas meja.
“Kenapa? Ada apa?”
“Tidak ada apa-apa.”
Mata wanita lainnya terbuka bersemangat, mengingat dia adalah pengikut dari Supreme God
Gadis Guild tidak ingin menjadi bagian dari permainan ini. Dia memalingkan pandangannya.
“Ah-ha.” Koleganya tertawa. “Ini pasti tentang petualang pemula favoritmu!”
“Ergh…”
Bingo.
Dia sangatlah benar hingga membuat Gadis Guild berpikir apakah dia sedang dalam pengaruh keajaiban Inspiration. Gadis Guild cukup yakin bahwa berkah itu berasal dari God of Knowledge, namun tetap saja…
“Bukannya dia baru-baru saja melapor?”
“…Apa maksudnya itu?” Gadis Guild menegur temannya, yang menyeringai seperti kucing yang bermain dengan tikusnya. Apakah di siratkan oleh gadis itu—adalah Gadis Guild menunggu pria itu kembali dengan napasnya yang tertahan?
“Yah, bagus-bagus aja kan? Petualang mempunyai kehidupannya sendiri.” Koleganya tertawa. Mengapa mereka bertarung, kemana mereka mati. Merekalah yang akan menentukan hal itu.
“Aku tahu,” Gadis Guild menjawab, ekspresinya menjadi semakin muram. “Dia menyelesaikan semua tugasnya dengan sempurna seperti biasa. Aku rasa dia sedang sibuk membantu wizard itu akhir-akhir ini.”
“Ahh. Jadi itu maksudnya.”
Upss. Keceplosan.
Seringai temannya semakin melebar, dan mental Gadis Guild melonjak untuk menarik apa yang telah dia ucapkan.
Tentunya ini bukanlah hal yang mengkhawatirkan. Petualang menerima bermacam-macam pekerjaan dan memiliki pemberi quest yang mereka sukai. Itu adalah sesuatu yang harus di rayakan bukan?
Tetapi hanya saja, kalian tahulah… Bagaimana cara dia menyimpulkannya?
Ini membuatku…depresi.
Arc Mage—wanita itu adalah pembaca mantra yang hidup di dalam rumah gubuk di pojok kota. Seorang wizard gila, atau mungkin seorang sage.
Gadis Guild menyadari Arc Mage telah membawa pria itu sebagai asistan penelitiannya, dan pria itu sangat sering pergi kerumah wanita itu.
Bahkan, adalah Gadis Guild yang memberikan pria itu quest di awalnya. Dirinya sendiri. Benar, tetapi…
Hei, mereka sepertinya serasi banget.
Ketika dia memulai mendengar hal itu yang tersebar, entah mengapa dia merasa dirinya semakin depresi.
Mereka adalah petualang, orang yang tidak mengetahui apa yang akan di bawa hari esok. Senda gurau—romantis,gossip, atau cerita kotor sederhana—adalah salah satu dari kegemaran mereka. tentu saja mereka akan berbicara tanpa pikir panjang tentang hal seperti itu, dan sangatlah tidak baik bagi dirinya untuk menguping setiap pembicaraan itu. Terutama mengingat bahwa dirinya sendirilah yang memperkenalkan mereka berdua.
Dia membenci perasaan egoism yang tercipta di dalam dirinya. Itu karena, dia tidak memiliki hubungan spesial dengan pria itu.
Benar: Pria itu adalah petualang, dan dia adalah resepsionis pada Guild Petualang, dan itu saja. Sangatlah egoistiknya untuk mencemaskan dan merisaukan dan mencemburui hal ini.

Maksudku…
Goblin Slayer. Petualang bertajuk sesuatu yang menjadi obsesinya, hanya selalu berhadapan dengan goblin.
Tentunya terdapat sesuatu yang salah dengan pria itu. Panggilan itu datang secara alami, pikir Gadis Guild. Gadis Guild mungkin termasuk dalam kalangan minoritas sebagai salah sedikit dari yang pernah berbicara dengan pria itu, dan sedikit lebih mengenalnya.
Jadi siapakah Arc Mage ini—orang yang tampak begitu dekat dengan pria itu dalam jangka waktu pendek?
Gadis Guild pernah mendengar bahwa Arc Mage pernah meminta pria itu untuk membantunya dalam merevisi Monster Manual. Gadis Guild pernah mendengar bahwa wanita itu adalah murid dari mage yang cukup terkenal.
Wanita itu tentunya sedang meneliti sesuatu, mengejar sesuatu. Seperti kebanyakan wizard. Tetapi rumor bahwa wanita itu terpaku pada Skala akan Dua belas Ksatria yang telah mengakhiri Musim panas akan Kematian… Tentunya itu mustahil.
Skala seperti itu adalah benda yang benar-benar biasa. Adalah para ksatria yang menemukan skala itu yang benar-benar luar biasa. Bahkan kisah wanita itu yang mencari Leluhur Burung Surgawi dapat jauh lebih di percaya.
Apapun kebenarannya. Gadis Guild tidak banyak mengenal pria itu dan terlebih wanita itu. Itu mungkin adalah cara paling sederhana untuk menjelaskan kemuraman di dalam hatinya…
“Eh, cerialah.” Rekannya berkata ketika dia melihat Gadis Guild, tertawa dan memberikan tepukan lembut di punggung. “Kamu dan aku itu jauh lebih baik dari sekedar berkata, ‘Selamat datang di Guild Petualang! Ada yang dapat saya bantu?’”
“Tapi bukannya itu memang pekerjaan kita?”
“Kita bekerja untuk hidup kan?”
“Yah, iya sih.”
“Kalau begitu nikmati saja! Cemas, cinta, hidup!”
“Cinta…”
Gadis Guild mendapati dirinay tersenyum pahit. Kolega dirinya ini—temannya ini—sedikit terlalu bersemangat.
Terlalu bersemangat?”
Gadis Guild merasakan pipinya tersipu. Dia masih tidak dapat mengetahui nama perasaan yang mengendap di dalam hatinya.
“Permisi.”
Adalah tepat pada saatitu ketika pintu berdecit terbuka, dan seseorang berjalan menuju meja resepsionis.
Gadis Guild berkedip.
Jubah kumuh menyembunyikan wajah seseorang, dan itu memberikannya aura yang aneh, seolah mereka berasa dari dunia lain.
“Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan. Sesuatu yang mungkin akan segera ku butuhkan.”
Ketika Arc Mage berkata ini kepadanya, Gadis Guild mendapati dirinya hanya dapat mengangguk dan menjawab “Ya?”