KULTUS IBLIS DAN PENYUSUPAN KE DALAM WISMA
(Translator : Hikari)
Setelah
kami menyelesaikan quest yang kami
ambil, kami secara otomatis menerima bagian berikutnya dari quest berantai ini.
Akan
tetapi, karena aku sudah mendapatkan 50 Quest Chip saat menyelesaikan quest ini, aku tidak perlu lagi
menyelesaikan quest ini. Aku tidak
perlu, tapi…
"Quest pengawalan ini benar-benar
pengalaman yang berharga. Terima kasih semuanya. Aku akan per——"Yun, ayo
bicara sebentar dengan yang lainnya sebelum kau log out."——Cih, tidak bisa kabur, ya."
Aku
ingin log out sealamiah mungkin dan kembali ke kehidupan
sehari-hariku, tapi Taku menyambar bahuku dan menghentikan kepergianku.
"Aku
tahu kau tidak ada niatan untuk melanjutkan quest
ini, Yun."
"Kalau
begitu, kenapa kau menghentikanku pergi?"
"Coba
pikirkan ini sebentar. Banyak player
yang telah mencoba untuk menyelesaikan quest
ini tapi tidak berhasil. Ini sangat sulit dan tentu saja, hadiahnya pasti
bagus. Ayo bicarakan sambil mempertimbangkan hal itu."
Berdiri
di depan Taku, aku fokus mendengarkan.
"Pertama,
kalau kau ikut dengan kami, kau akan mendapatkan Quest Chip yang cukup bagus
dan item yang sesuai dengan tingkat
kesulitan quest."
Taku
membuka menunya dan menunjukkan
hadiah untuk quest berantai 【CQuest
– Penghancuran Tempat Persembunyian Kultus Iblis】
yang kami terima.
Itu
adalah 20 Quest Chip untuk setiap anggota party
dan hadiah misterius yang ditampilkan sebagai 【???】.
Tidak
hanya hadiahnya memberikan lebih banyak Quest Chip daripada raid quest multi-party, hadiah misteriusnya cukup menggelitik hati gamer untuk
membuat mereka bergegas menyelesaikan quest.
Melanjutkan,
Taku mengatakan kondisi yang kurang menarik untuk quest ini.
"Sedangkan
untuk kekurangannya, itu adalah tingkat kesulitan yang tinggi dan membuat kita
menghabiskan cukup banyak waktu untuk menyelesaikannya."
"Dengan
kata lain, kalau kita menantang quest
ini dan gagal, kita hanya membuang-buang waktu."
Minute
berkata dan Taku mengangguk menanggapi.
Memang
benar, tidak peduli seberapa spesialnya hadiah itu, jika sebuah quest memerlukan waktu seminggu penuh,
tidak hanya kami tidak akan mendapatkan keuntungan dari itu, tapi kami akan
merugi. Dengan mengumpulkan 3 Quest Chip sehari, kami bisa mendapatkan 21 chip
dalam seminggu sebagai gantinya.
Yah,
itu tergantung dari hadiah misteriusnya, tapi terlalu memakan waktu untuk satu quest tetaplah kerugian besar.
"Karena
itulah aku ingin semua orang memutuskan apakah kita akan menggunakan sisa waktu
yang kita punya untuk menyelesaikan quest
ini atau tidak."
"Yeah!
Aku ingin mencoba melakukan quest
ini!"
Gantz
tidak menunjukkan tanda-tanda berpikir sebelum menerima usulan untuk melakukan quest ini. Sementara aku takjub dengan
kecepatan reaksinya, Kei berbagi pendapatnya.
"Aku
ingin melanjutkan quest ini juga.
Akan tetapi, apa perlu mengkalkulasikannya seperti itu? Kita bisa memutuskan
tengat waktunya, dan menghentikan kemajuan quest
begitu kita mencapainya untuk menyelesaikan quest
lain yang belum kita kerjakan."
Apa
yang dia katakan sangatlah membantu, Minute dan Mami-san setuju dengannya dan
menyetujuinya.
Dan
kemudian, Taku berbicara padaku sesudahnya.
"Jadi,
bagaimana denganmu, Yun?"
"Aku
akan——"
Aku
memejamkan mata untuk berpikir.
Awalnya
aku tidak ada niatan untuk melanjutkan quest
ini, tapi aku merasa ingin mencobanya karena ini adalah quest berbatas waktu.
Juga,
untuk membuat Mega Potion dan MP Pot untuk 【Atelier】,
aku harus meningkatkan jumlah Mystic Medicinal Grass dan Mystic Spirit Grass
bagaimanapun juga.
Yah,
quest yang berkaitan dengan Mixing
dari toko obat Obaba dan quest
pengiriman di sekitar kota bisa diselesaikan dalam kurun waktu yang cukup
singkat. Sekalipun kami tidak menyelesaikan quest
itu, aku sudah punya cukup Quest Chip juga. Tidak perlu terburu-buru.
"Baiklah,
aku akan membantu. Akan tetapi, kalau kita sampai pada titik yang jelas di mana
kita tidak bisa menyelesaikan quest
ini, aku akan menyerah."
"Bagus
sekali! Sudah diputuskan! Kalau begitu, ayo bubar untuk hari ini, kita akan
menantang quest ini mulai
besok."
Aku
mungkin sedikit terburu-buru membuat keputusan, pikirku dan log out untuk hari ini.
Hari
berikutnya——aku log in ke dalam OSO segera setelah pulang dari
sekolah dan muncul di ruang kerja 【Atelier】.
Aku melintasi bagian toko ke jalan utama, menuju ke tempat tertentu.
Itu
adalah alun-alun gereja, tempat di mana aku pertama kali bertemu Myu dan
Sei-nee saat OSO pertama kali dimulai.
Taku
dan yang lainnya sudah ada di sana.
"Maaf,
apa aku terlambat?"
Aku
membuka menu untuk mengecek waktu,
tapi sepertinya aku tepat waktu untuk pertemuannya.
"Halo,
Yun-chan. Semuanya datang terlalu awal."
Berkata
demikian, Minute menyambutku dengan seulas senyuman.
"Baiklah
kalau begitu, ayo lakukan questnya.
Kita mengumpulkan beberapa info dari player
lainnya yang mencobanya lebih dulu. Pertama-tama, kita akan ke tempat yang
ditunjukkan item petanya."
Taku
berkata begitu. Semua orang melihat 【Peta
ke Persembunyian Kultus Iblis】,
sebuah tempat di bagian Barat Laut Kota Pertama yang ditandai di peta sederhana
itu.
"Um…apa
ini tempatnya?"
"Ya."
Saat
kami tiba di tempat yang ditunjukkan peta itu, kami melihat sebuah wisma mewah
berdiri di sana.
Meskipun
ini sama besar dengan wisma mewah klien NPC Bangsawan yang kami masuki di quest pertama, tapi entah bagaimana wisma
ini memiliki suasana terlantar.
Gerbang
utamanya terbuka lebar, tapi player
yang berkumpul tidak memasukinya dan malahan menjelajahi bagian luar wisma
tersebut.
"Hei,
apa mereka semua…?"
"Mereka
semua mungkin adalah player yang
menerima quest yang sama, ya 'kan?
Tapi sepertinya mereka tidak bisa memasuki tempat ini."
Ada
banyak player kira-kira lebih dari
enam party dan mereka semua
mati-matian mencari jalan untuk masuk, tapi sepertinya tidak ada seorang pun
yang berhasil memasuki 【Persembunyian
Kultus Iblis】.
"Ada
apa? Ini adalah lokasi yang ditandai di peta, 'kan?"
"Yah,
itu karena bagian pertamanya adalah "menyusup ke dalam
persembunyian". Item seperti ini
tidak akan dibutuhkan kalau mudah untuk dimasuki.
Sementara
Taku bergumam begitu, ada player di
depan kami yang mencoba memanjat pagar besi di sekitar wisma tersebut untuk
masuk, tapi bersamaan dengan suara sebuah bel, mereka semua berhenti bergerak
dan terjatuh.
Berikutnya,
NPC bertudung hitam yang muncul sebagai si Pengikut Kultus muncul dari
persembunyian untuk membawa para player itu
dan menjatuhkan mereka di luar gerbang.
Pada
saat itulah, pembatasan pada player
pun hancur dan mereka terlihat sangat frustrasi.
"Kalau
kau melakukan usaha terang-terangan seperti itu atau kau ditemukan, bel akan
berbunyi dan para player jadi tidak
bisa bergerak serta quest pun secara
paksa dianggap gagal."
"Tidak
adakah yang bisa dilakukan mengenai keadaan tidak dapat bergerak itu? Seperti
membuat persiapan melawan status buruk."
"Tidak.
Kelihatannya satu-satunya cara untuk mencegah hal itu adalah dengan mengalahkan
si pengikut yang membunyikan bel tersebut."
"Kalau
begitu, bagaimana caranya kita mengalahkan mereka yang membunyikan bel
itu?"
"Tidak
ada yang tahu di manakah mereka dan pergerakan kita dikunci begitu kita
melewati pagar besi."
Ini
adalah sebuah game, pasti ada cara untuk melewatinya, pikirku saat mendengar
itu. Menyadari apa yang kupikirkan, Taku berkata,
"Saat
ada jalan bagi seorang pahlawan penyelamat negara membiarkan dirinya ditemukan
mencoba memasuki sarang bandit dan menyerahkan dirinya sendiri untuk dibawa
masuk ke dalam sarang itu dan dikunci dalam penjara, kau tidak begitu saja pegi
"tebas mereka semua!", ya 'kan?"
"Seperti
yang kau katakan, Pak."
Mendengar
Taku berkata begini, aku secara refleks membayangkan aksi seaneh itu dilakukan
oleh pahlawan yang masih mentah.
Sementara
itu, Gantz dan yang lainnya terlihat geli dengan percakapan kami saat aku bisa
mendengar suara tawa tertahan mereka.
"J-Jangan
tertawa!"
"Yah,
sepertinya ada banyak cara untuk memasukinya. Ayo mencobanya."
Bagaimanapun,
kami harus menyelinap ke dalam persembunyian itu dulu.
"Berdasarkan
bagaimana quest ini kelihatannya, ini
akan dibagi jadi beberapa langkah. Penyusupan ke dalam persembunyia, pencarian
dalam persembunyian, dan mungkin melawan boss. Kurasa akan memerlukan waktu
seharis untuk setiap langkahnya."
"Hmm…"
Aku
mengerang saat mengamati dari jauh ketika para player itu mencoba menyusup ke dalam wisma.
Pada
dasarnya, semua player yang masuk itu
pergerakannya dihentikan oleh suara bel yang datang dari dalam.
Juga,
saat bel berbunyi ketika salah satu player
mencoba melewati pagar besi, dua player
lainnya melesat melewati gerbang. Salah satu dari mereka dihentikan oleh suara
bel, tapi yang lain sepertinya antara memiliki equipment atau Sense jenis 【Concealment】
atau 【Recognition Inhibition】
ketika bel itu berbunyi sedikit lebih lambat untuknya.
Dengan
kata lain, bel itu berbunyi untuk setiap penyusup secara terpisah dan semua
orang hanya menerima efek dari setiap belnya masing-masing.
"Jadi,
bagaimana kalau kita mencari rute penyusupan lainnya? Saat kita kemarin
berpisah, aku datang ke sini dan menemukan beberapa pintu masuk."
"Tempatnya
seperti apa?"
"Ada
beberapa. Salah satunya dengan tingkat kesuksesan tertinggi adalah rute yang
terhubung dengan sumur kering di sebelah Utara. Itu mengharuskan player untuk melawan monster level boss
satu demi satu dan mengarah ke ruangan-ruangan paling bawah di
persembunyian."
Tidak,
pikirku saat mendengar ini.
Melawan
monster tingkat boss hanya akan mengikis nyaliku. Aku mulai mencari-cari metode
lain untuk menghindari itu.
"Saat
bertarung di lorong bawah tanah, para boss tidak akan bangkit kembali. Jadi,
meskipun memakan waktu untuk melewatinya, kita akan menjelajahi persembunyian
itu besok."
"Taku,
sebelum itu — boleh kalau aku mencoba menyusup dari pintu depan sekali
saja?"
"Kalau
kau ketahuan beberapa kali, questnya
gagal… jadi hanya sekali."
Taku
saling melirik dengan Gantz dan yang lainnya, kemudian setuju sambil memberikan
sebuah syarat.
"Terima
kasih. Kalau tidak berhasil, aku akan benar-benar mengikutimu ke rute
lainnya."
Aku
berkata begitu, dan sementara cemas apakah aku akan bisa masuk dengan metodeku
sendiri, aku mengeluarkan sebuah batu summoning
putih.
"Datanglah,
Ryui—— 《Summon》!"
Memanggil
Unicorn yang sekarang dewasa, Ryui, aku mengelus punggungnya.
Bantulah
aku sedikit, kataku dan meraih tali kekang sambil memegangi tubuhnya.
Berubah
transparan bersama dengan tubuh Ryui, aku bergerak ke gerbang wisma itu.
Anggota
party kami menyaksikan dengan tenang
aksi kami sementara kami mempertahankan transparansi kami.
Saat
pengungkapan, Ryui berhasil menipu mata semua orang. Ini mungkin berhasil
dengan skill transparansi Ryui, pikirku saat kami perlahan melintasi gerbang.
Saat
kami setengah jalan menuju pintu masuk wisma——
——*RRRRINNGGGGG*!
Mendengar
suara bening sebuah bel, aku menghentikan langkah.
Apa
aku ketahuan? Aku panik dan hampir menarik tanganku yang menyentuh Ryui, tapi
menahannya dan melihat ke sekitar.
Kemudian,
aku melihat seorang pengikut Kultus Iblis berdiri di atas balkon wisma yang
mengguncangkan sebuah bel ke arah yang berbeda dari tempatku berada. Aku
mengerti, jadi dia mengawasi dari tempat yang tinggi dan membunyikan bel begitu
seorang penyusup ditemukan, ya?
Memahami
bahwa bel itu meresponi penyusup lain, aku mulai bergerak lagi untuk sementara
waktu ini.
Saat
aku mencapai pintu masuk wisma dan menyentuh pintunya, itu terbuka tanpa aku
harus mengerahkan banyak tenaga.
Karena
aku berada di titik buta saat dilihat dari balkon, si pengikut kultus itu tidak
menyadari aku membuka pintunya.
Aku
meminta Ryui melepaskan transparansinya di sini.
"…sisa
MP 70%, ya. Ada banyak cadangan."
Aku
menggunakan MP Potion untuk berjaga-jaga, memulihkan sampai maksimal kemudian
sekali lagi meminta Ryui menggunakan transparansinya pada kami untuk kembali ke
tempat Taku dan yang lainnya berdiri.
"Kelihatannya
kita bisa masuk."
Mendengarku
berkata begitu seakan tidak ada masalah, Taku menatapiku lekat-lekat.
"Kelihatannya…?
Kenapa kau sukses dengan begitu mudahnya menggunakan rute tersulit yang
ada?"
Taku
berkata demikian dengan takjub dan menghela napas. Semuanya mengangguk setuju.
"Y-yah,
anggap saja kita sehari lebih cepat dari jadwal."
Aku
memalingkan wajah untuk menghindari tatapan mereka.
"Tapi,
sejauh mana area yang bisa ditutupi transparansi Ryui? Apakah itu termasuk player selain dirimu?"
Kei
menanyakannya, membuat semuanya berseru "ah!"
Aku
penasaran soal itu. Apakah transparansi Ryui hanya menutupiku, si pemanggilnya?
Tapi ini selalu termasuk dengan Zakuro yang bersama-sama dengan kami, jadi area
efeknya pasti cukup luas.
"Mami-san,
ulurkan tanganmu."
"Y-ya!"
Aku
memanggil Mami-san, orang yang berdiri paling dekat denganku dan memegang
tangannya, kemudian menyentuh Ryui dengan tangan lain dan memintanya untuk
mengaktifkan transparansi.
Dimulai
dengan tanganku yang menyentuh Ryui, transparansi perlahan menjalar dan
menutupiku serta Mami-san.
"Jadi
bisa digunakan pada banyak player."
"Sepertinya
begitu, tapi…"
Satu
hal yang menggangguku adalah jumlah MP yang terkuras langsung meningkat.
MP
yang monster jinak butuhkan untuk menggunakan skill mereka diambil dari player yang memanggil mereka. Aku
memperkirakan jumlah MP yang digunakan saat berjalan ke pintu masuk barusan,
dan saat bersama dengan Mami-san aku menggunakan MP jauh lebih banyak daripada
itu.
"Minute,
bisakah kau berpegangan tangan dengan Mami-san?"
"Baik."
Saat
Minute memegang tangan Mami-san yang transparan, dia perlahan berubah menjadi
transparan mulai dari tangannya.
Akan
tetapi, begitu penggunaan MP-nya semakin meningkat dan sebelum Minute
sepenuhnya menghilang, transparansi Ryui secara paksa dibatalkan.
"Ini…."
Kei
bergumam melihat apa yang terjadi, karena itulah aku menjelaskan.
"Penggunaan
MP-nya meningkat saat ada lebih banyak orang."
"Kemudian
pergerakan ke pintu masuk wisma itu…"
"Untuk
jangka waktu pendek, aku bisa membawa tiga orang dalam satu waktu."
Saat
bertarung, sepertinya tidak mungkin bagi tiga orang untuk tersembunyi, tapi
tidak akan ada masalah jika hanya berjalan sedikit.
Mendengar
kesimpulanku, Gantz berseru,
"BAGUS!
Aku akan berpegangan tangan dengan Yun-chan dan Mami-san saat kita ke pintu
ma——"Diamlah kau."——GUEH?!"
Minute
menyodokkan gadanya ke tenggorokan Gantz, mendiamkannya secara paksa dan segera
meraih tanganku, kemudian memegangi Gantz di lehernya dengan tangan sebelahnya.
"Ayo
pergi sekarang."
"Ah,
ya."
Aku
kalah terhadap tekanan yang dipancarkan Minute. Setelah memulihkan MP-ku, aku
meminta Ryui menyembunyikan kami dan bergerak ke pintu masuk dalam pengaruh
transparansi.
Pemandangan
Gantz yang diseret di jalan berbatu dalam keadaan transparan rasanya aneh.
Setelah
itu, aku meninggalkan mereka berdua di pintu masuk dan sekali lagi ke gerbang
dengan Ryui.
Berikutnya,
aku memindahkan Mami-san dan Kei. Lalu yang terakhir, aku berjalan bersama
Taku, dan berhasil memindahkan semua orang ke pintu masuk.
Saat
aku sampai di pintu masuk bersama Taku sambil berpegangan tangan, aku merasa
cukup terganggu oleh pandangan Gantz dan Minute, tapi memutuskan untuk
mengabaikannya.
·
"Maaf
Ryui. Kelihatannya aku tidak bisa mengajakmu lebih jauh."
Karena
sistem pembatasan, monster berukuran sedang tidak bisa dipanggil di dalam wisma.
Kalau
dipikir lagi, itu pasti karena aksinya dilakukan dalam ruangan. Aku
mengembalikan Ryui ke batu summoning
dan memasuki wisma.
Begitu
aku memasuki pintu wisma, dunia berubah bersamaan dengan suara langkah kakiku.
Dunia
yang dipenuhi dengan cahaya matahari pun menghilang dan aku memasuki interior
yang suram.
"Ohhh,
jadi seperti ini bagian dalam wisma. Pasti akan sangat menyusahkan."
Semua
orang bingung dengan perbedaan drastis antara bagian luar dan bagian dalam wisma.
Gantz menjadi satu-satunya orang yang dengan riangnya bersuara nyaring saat
memeriksa pintu masuk.
Kecerahan
luar wisma dan kehadiran orang-orang pun menghilang. Kesunyian yang luar biasa
menyakiti telingaku.
Kegelapan
menyebar di ruang yang ada di balik jendela. Cahaya di dalam wisma berasal dari
lilin-lilin tipis yang dipasang di dinding dalam jarak tertentu. Api lilin bergoyang-goyang
goyah.
"Jadi
seperti ini bagian dalam persembunyian Kultus Iblis…melihat ruangannya berubah
antara bagian dalam dan luar, kurasa ini diperhitungkan sebagai sebuah dungeon."
Gantz
bergumam. Yang dia pikirkan sepertinya tepat.
Kami
tidak bisa merasakan keberadaan siapapun sama sekali selain keberadaan kami.
"Hei,
Taku. Seharusnya ada player lain yang
memasuki wisma ini selain kita. Kenapa mereka tidak ada di sini?"
"Yah,
kurasa setiap party memiliki instancenya sendiri? Aku tidak pernah
mendengar tentang banyak party
bertemu di dalam."
"Aku
mengerti, pantas saja."
Meskipun
rute pintu masuk dari luar digunakan bersama-sama, bagian dalam wisma adalah instance eksklusif untuk setiap party.
Ini
mungkin diatur seperti ini untuk menghentikan party-party menghambat satu sama lain, berkompetisi memperebutkan item, menyeret orang lain ke dalam
pertempuran dan cara lainnya untuk menghalangi.
"Ayo
kumpulkan petunjuk dan item quest di sekitar wisma untuk melanjutkan
quest…. Semuanya, sembunyi!"
Aku
mendongak mendengar kata-kata Taku. Di atas tangga spiral yang berdiri di
tengah-tengah pintu masuk aula, terdapat sesosok manusia.
Kami
bersembunyi di bawah tangga dan di balik pilar sehingga keberadaan di atas
tangga itu tidak menemukan kami.
Sementara
semua orang menahan napas, seorang pria berjubah hitam dan memegang sebatang
lilin hanya melintasi lantai dua. Dia mungkin hanya sedang berpatroli.
Berkat
penglihatan malam 【Sky
Eyes】, aku melihat wajah pria tersebut.
Diterangi cahaya lilin, wajahnya berubah menyeramkan.
Terlebih
lagi, tubuhnya yang terlihat dari balik jubah memiliki satu lengan cacat
mengerikan dan membengkak. Pria itu berjalan sambil menyeret lengan tersebut di
belakangnya.
Saat
cahaya di atas menghilang, semua orang melepaskan udara yang mereka tahan.
"Huff, tidak disangka ada NPC yang
berubah jadi monster di sini…"
"Hmm.
Mereka adalah para pengikut kultus, jadi tidak aneh kalau ada iblis yang
menguasai mereka dari belakang, mengubah bentuk mereka dan membuat mereka
menjadi boneka mereka, 'kan? Ngomong-ngomong, lihat deskripsi questnya."
Semua
memeriksa quest log mereka menanggapi
kata-kata Taku.
——【CQuest – Penghancuran Persembunyian
Pemuja Iblis】——
Jelajahi persembunyian
Kultus Iblis. ——2/4
Gantz
dan yang lainnya membuka menu dan
memeriksa status.
Taku
yang telah mengkonfirmasikan detail questnya
lebih dulu, menoleh pada kami dan meminta pendapat.
"Kurasa
kita seharusnya menjelajahi ruangan satu demi satu."
"Tidak,
akan lebih cepat kalau kita mengejar si NPC yang patrol."
Minute
dan Gantz membagikan ide mereka yang berbeda dan memandang wajah satu sama
lain.
Kami
kemudian menanyakan pendapat Taku.
""Rencana
mana yang kita pilih?!"
Suara
mereka pelan tapi penuh tenaga. Aku fokus mengawasi mereka bertiga.
"Coba
kulihat. Menjelajahi kamar satu demi satu seperti yang Minute katakan adalah
metode dasar, tapi wisma ini sangat besar jadi akan butuh banyak waktu. Kita
mungkin bisa mempersempit tempat yang kita cari ke ruangan-ruangan yang penting
dengan menguntiti petugas patrol, tapi resiko ketahuannya tinggi."
Menyebutkan
sisi baik dan buruk dari kedua strategi, Taku bersilang lengan dan mencari
pendapat dari Kei, yang juga melakukan pose yang sama.
"Bagaimana
menurutmu, Kei?"
"Kita
tidak bisa terlalu banyak menghabiskan waktu melakukan ini, tapi kurasa kita
harus memahami struktur wisma ini karena kita akan bertarung di sini. Karena
itulah, satu hari untuk menjelajahi sebanyak mungkin ruangan yang kita bisa di
lantai pertama dan besok kita akan menguntit si NPC petugas patrol di lantai
kedua, bagaimana? Tidak perlu mengambil resiko ketahuan sejak awal."
"Kedengaran
masuk akal. Lantai pertama dan kedua mungkin mirip, jadi akan mudah untuk
memahami strukturnya. Aku sama sekali tidak merasa kita bisa memaksa maju
begitu saja dengan mudahnya dengan menguntiti si NPC."
Taku
bergumam. Pertama, untuk sementara waktu, kami mulai menjelajahi lantai pertama
wisma ini.
Di
koridor lantai kedua yang bisa dilihat dari pintu masuk, kami dapat sesekali
melihat NPC cacat yang memegang lilin itu. NPC yang berpatroli di lantai
pertama tidaklah cacat. Patroli di lantai pertama benar-benar buruk, membuat
kami dapat dengan mudah menghindar tidak ketahuan dengan bersembunyi sebentar
begitu kami melihat salah satunya.
Saat
kami bergerak antar ruangan, Gantz dan aku yang berada di depan.
"Hei,
Taku. Kenapa aku dan Gantz yang di depan? Aku seharusnya berada di garis
belakang."
"Dalam
party ini yang memiliki Sense yang
bisa mendeteksi jebakan hanya kau, Yun. Selain itu, Gantz memiliki Sense 【Trap
Disarm】, jadi kalian berdua adalah kombinasi
terbaik.
Memang
benar aku punya Sense 【See-Through】
yang membuatku bisa menemukan jebakan. Lebih jauh lagi, digabungkan dengan 【Sky
Eyes】 yang memberiku penglihatan malan, ini
sangat sesuai untuk pencarian dalam wisma yang redup.
Tapi
tetap saja——
"Kau
punya Sense 【Trap Disarm】,
Gantz?"
"Aku
mengambilnya setelah quest peri.
Karena tingkat kesulitan dungeon
semakin bertambah, tingkat kesulitan jebakannya juga meningkat dan kami tidak
lagi bisa bergantung pada metode tenaga semata, karena itulah aku
mengambilnya."
Jadi
itu alasannya, pikirku. Tapi mengingat Sense 【Trap
Disarm】nya masih level rendah, kami tidak bisa
benar-benar aman.
Aku
memutuskan untuk fokus menjauh menghindari jebakan-jebakan, daripada membiarkan
dia untuk melucuti mereka.
"Baiklah,
aku akan membuat peta selagi kita menjelajah."
Aku
mengeluarkan pena dan kertas yang kugunakan saat mencatat kombinasi 【Mixing】
dan mulai menggambar skema wisma ini sejauh yang bisa kulihat di sekitar kami.
"Ngomong-ngomong,
Yun-chan, bukankah kau menggambar sebuah peta sebelum quest peri?"
Gantz
bergumam, dia sepertinya ingat bahwa aku membuat sebuah peta saat kami sedang
melakukan quest peri.
"Kalau
kita memiliki data struktur seluruh wisma ini, kita mungkin bisa menemukan
sesuatu."
Kataku
dan menggambarkan pintu masuk wisma serta lorong yang kami lewati.
"Akan
lebih mudah untuk memeriksa banyak hal nantinya. Semua tergantung dirimu,
Yun."
Dibilang
begitu, aku melanjutkan bersama Gantz melintasi lorong dan menemukan beberapa
jebakan.
"Bel,
alarm, lubang perangkap, gas hipnotis. Ada banyak jebakan yang menghambat tindakan
player dan memperingatkan NPC."
Berjalan
melewati koridor, kami mencari-cari di setiap ruangan yang bisa kami masuki.
Meskipun sebagian besar ruangan di lantai pertama nampaknya terbuka, semuanya
itu dipasangi jebakan untuk menghalangi kami masuk.
Saat
kami memeriksa jebakan-jebakan ini, kami menyadari bahwa semuanya itu jebakan
mudah yang bisa ditemukan bahkan tanpa Sense apapun. Kami melucuti atau
menghindarinya saat kami menjelajahi wisma dan menemukan item, ramuan, barang-barang konsumsi dan emas yang dijadikan
sebagai hadiah tambahan.
Dan
saat kami akhirnya menemukan satu-satunya ruangan yang terkunci——
"Ada
banyak senjata di sini, tapi…bukankah semuanya dibuat dari emas?"
Di
dalam sebuah ruangan bersih yang Ganyz buka dengan skill 《Unlock》 dari
【Trap Disarm】
tingkat rendahnya, kami menemukan barisan kotak-kotak kayu. Tersimpan di
dalamnya adalah senjata-senjata yang terbuat dari emas yang tidak sesuai untuk
penggunaan aslinya.
Terlebih
lagi, ada beberapa lusin kotak dengan banyak jenis senjata yang cukup untuk
memperlengkapi seluruh party.
Senjata-senjata
itu tidak bisa digunakan dalam pertarungan sebenarnya, tapi mungkin bisa
dihancurkan dan dibentuk ulang menjadi batangan emas sehingga kami bisa
mendapatkan uang. Yah, secara pribadi tidak ada yang menarik perhatianku, tapi…
"Rasanya
agak artificial. Aku akan mengambil dua long
sword kalau begitu."
Taku
berkata begitu dan menarik dua pedang yang terlihat mewah.
Minute
mengambil sebuah gada bertahtakan sebutir permata, Mami-san—sebuah staff berlapis emas. Kei dengan enggan
mengambil sebuah armor, perisai dan long
sword emas, membuatnya menjadi pemilik equipment
paling bersinar.
"Dan
equipment Gantz adalah…."
"Aku
tidak benar-benar perlu equipment
apapun karena aku adalah ahli beladiri yang bertarung dengan tangan
kosong."
"Kalau
begitu yang tersisa adalah tombak logam, panah dan belati lempar."
Aku
menaruh semua item tidak menyenangkan
itu ke dalam inventory, berencana
untuk membuatnya ulang menjadi batangan logam nantinya.
Kami
mencari di tempat-tempat lain di lantai pertama, tapi kami tidak menemukan
ruangan apapun maupun item yang
kelihatannya menjadi tujuan kami. Malahan, kami menemukan sesuatu yang menarik.
"Jadi
di sinilah rute penyusupan bermula."
Kami
menemukan sebuah rubanah yang terhubung dengan gudang penyimpanan anggur. Saat
kami menuruninya, kami menemukan bahwa itu terhubung dengan sumur kering wisma
ini.
Karena
aku cemas dengan pertempuran melawan boss, aku tidak memeriksa bagian dalam
lorong bawah tanah itu dengan Sense-ku, jadi Taku dan Gantz turun ke sana
secara langsung tapi tidak ada monster sama sekali di sana.
"Kelihatannya
begitu kau masuk ke persembunyian, semua rute lainnya terbuka."
"Itu
bagus sekali. Kita tidak akan perlu waspada meninggalkan tempat ini lewat pintu
masuk utama."
Melihatku
merasa lega karena kami tidak harus lewat depan, semuanya tersenyum simpul.
Selama
pencarian di lantai pertama, kami menemukan rute penyusupan lainnya, tapi tidak
ada yang kelihatannya adalah item kunci
quest.
"Kita
telah memeriksa seluruh lantai pertama, tapi rasanya benar-benar seperti sebuah
hadiah bagi para player yang telah
menyelesaikan quest sampai tahap ini.
Kurasa tahap yang sebenarnya dimulai di lantai kedua."
Semua
orang mengangguk membalas kata-kata Taku. Kami mengambil satu langkah maju——
"——Oh,
sekarang waktunya makan malam."
Alarm
yang kusetel di dalam menu
mengingatkanku. Semua orang juga menyadari bahwa sekarang sudah malam.
Aku
log in ke dalam OSO begitu aku
kembali dari sekolah dan kami telah mencari-cari selama dua jam. Kalau aku
tetap log in lebih lama lagi, Myu
akan protes karena makan malamnya terlambat.
"Memang,
sudah waktunya untuk istirahat."
"Benar.
Ayo pergi lewat sumur untuk sementara ini."
Kei
dan Mami-san setuju bahwa sekarang waktunya untuk istirahat. Dengan selesainya
pencarian di lantai satu, kami meloloskan diri dari wisma.
Saat
kami memanjat menaiki tangga tali yang menggantung di dalam sumur kering, kami
melihat para player yang berbaris
untuk menyelinap ke dalam persembunyian. Kami juga disambut oleh matahari senja
dan angin dingin.
"Jadi
apa yang akan kita lakukan dengan kelanjutannya? Kita berkumpul nanti
malam?"
Taku
membahas rencana tentang apa yang akan dilakukan di bagian quest berikutnya, tapi Minute menjawab dengan meminta maaf.
"Maaf,
aku tidak ada waktu malam ini. Bagaimana kalau besok sore?"
"Bagaimana
dengan yang lain?"
Taku
memastikan jadwal dengan semuanya dan log
out.
Setelah
log out, Miu dan aku berbagi
informasi mengenai situasi kami saat ini sambil makan malam.
"Hee,
jadi kau menyelesaikan quest pengawal
di wisma itu, Onii-chan."
"Ya,
dan kelanjutannya aku akhirnya membantu quest
berantai menghancurkan tempat persembunyian."
Sambil
menjelaskan pada Miu apa yang terjadi, aku menjulurkan sumpitku ke makanan.
Untuk makan malam, aku menyiapkan sayap ayam dan telur rebus dengan cuka,
minyak dan gula yang didihkan perlahan dengan jahe dan sayur-sayuran, juga ada
sup miso.
Sayap
ayam yang kudidihkan dalam pressure
cooker ini terasa lembut dan kenyal, rasanya meresap dengan baik dan enak.
Kalau
dipikir-pikir, OSO memiliki item yang
mirip dengan jahe, jadi mungkin bisa membuat ulang hidangan ini dengan daging
Cockatrice. Sambil aku berpikir demikian, Miu begitu berminat dengan quest tersebut.
"Hee,
jadi kau mengambil quest itu juga.
Kelihatannya itu adalah quest yang
belum selesai. Seperti apa questnya?"
"Yah,
itu adalah quest yang tidak bisa kau
selesaikan dengan kekuatan semata. Pintu utamanya memiliki keamanan yang ketat,
tapi selain itu ada cara-cara khusus lain untuk menyusup ke dalamnya. Rute
melewati sumur kering memaksamu untuk mengalahkan banyak boss satu demi satu.
Walau demikian, begitu kau memasuki wisma maka semua rute lainnya akan terbuka
untukmu. Sampai saat itu, semuanya cukup menyulitkan. Tidak hanya itu, ada juga
NPC berwujud aneh yang berpatrolo di dalam wisma."
"Hmmm.
Kalau begitu, Tobi-chan pasti akan memainkan peran besar bagi party kami!"
Meskipun
dalam party Taku ada Gantz yang
berperan sebagai pengintai, dia baru-baru ini mulai menaikkan Sense yang
berkaitan dengan pengintaian dan tidak berpengalaman.
"Aku
banyak mendengar tentang quest itu.
Kalau aku tidak salah, ada yang bilang kau tidak bisa membunuh si NPC petugas
patrol di dalam wisma."
"Yang
kudengar adalah begitu kau ditemukan beberapa kali, questnya akan secara paksa dianggap gagal."
"Informasi
yang kupunya adalah sesuatu yang baru kudengar belum lama ini. NPC petugas
patrol cukup kuat dan tidak bisa dikalahkan sendirian, perlu waktu cukup lama
untuk mengalahkan salah satunya. Sementara itu NPC lainnya akan berkumpul dan
begitu mencapai jumlah tertentu, para player
pergerakannya akan dihentikan paksa dan dilempar keluar wisma."
"Apakah
caranya sama seperti bel yang digunakan di luar? Kalau memang begitu, maka
sudah jelas dilarang untuk menyelesaikannya secara paksa. Tapi tetap saja,
kalau kau punya lebih dari satu kesempatan, mungkin tidak seburuk itu?"
"Jika
memungkinkan, aku ingin sekali mengamuk di dalam wisma itu!"
Apa
maksud dia, adegan semacam itu? Menebas musuh dari tangga spiral dan membuat
tubuh-tubuh mereka menggelinding turun? Aku bertanya-tanya sementara
mendengarkan dia.
"Yah,
kami akan melanjutkan dengan berhati-hati dan menghindari menggunakan
kekerasan."
"Selamat
berjuang, Onii-chan. Aku akan pergi dengan 【Eight
Million Gods】 Sei-oneechan untuk
menaklukkan raid quest!"
Kelihatannya,
mereka sedang mempersiapkan daging untuk pesta yang akan diadakan di markas 【Eight
Million Gods】 dalam beberapa hari.
Makan
malam berakhir saat kami mengobrolkan itu. Miu menyeruput teh setelah makan dan
aku mencuci piring.
Saat
kami menghabiskan waktu setelah makan malam dalam keheningan, Miu mendadak
bergumam seakan dia teringat sesuatu.
"Ngomong-ngomong…kudengar
begitu kau menyelesaikan quest
pengawal, kau mendapatkan sebuah gaun pesta——"Baiklah, ayo siapkan bak
mandi!"——Hei, Onii-chan?!"
Aku
menyela gumaman Miu dan buru-buru ke kamar mandi setelah selesai mencuci
piring.
Aku
mendengar suaranya memanggilku dari ruang keluarga, tapi kuputuskan untuk
mengabaikannya.
·
Aku
pun mandi, kemudian selama sedikit waktu yang kupunya sebelum pergi tidur, aku log in ke OSO dan melakukan sedikit crafting di dalam 【Atelier】.
Mensortir
hasil yang didapat hari ini, aku mengambil item
dari emas yang didapat selain Golden Arrow dan melelehkan melelehkannya di
Magical Furnace untuk mengembalikannya menjadi Golden Ingot.
Bengkel
kerja saat malam diterangi oleh cahaya yang tumpah dari lidah-lidah api lentera
dan Magical Furnace.
Aku
menuangkan lelehan emas ke dalam cetakan batangan logam, dan begitu semuanya
sedikit dingin, aku mengeluarkan dan menghantam permukannya dengan Black Iron
Hammer.
Kotorannya
muncul ke permukaan dan batangan logam dengan tingkat kemurnian tinggi pun
terbentuk.
"Phew, kurasa semacam ini?"
Setelah
aku selesai memproses senjata-senjata emas selain panah, aku memiliki setumpuk
Gold Ingot di atas meja.
"Jadi,
apa yang akan kulakukan dengan ini? Ini emas murni, mungkin sebaiknya kugunakan
untuk alkemi daripada jadi akesoris?"
Senang
karena mendapatkan material, aku tersenyum lepas dan mengambil
batangan-batangan itu. Di saat itulah——
Sebuah
suara ketukan muncul dari bagian toko 【Atelier】,
membuatku berhenti bekerja.
"A-apa
itu?!?"
Aku
menuju ke toko dengan ekspresi gelisah di wajahku. Mendengar suara ketukan
lagi, tubuhku sedikit tersentak.
Tidak
ada Ryui maupun Zakuro yang dipanggil saat ini, dan Kyouko-san telah menutup
toko dan pergi sejak lama. Aku juga tidak sedang menunggu siapapun.
Merasa
seperti berada dalam film horror, aku dengan takut-takut memeriksa bagian dalam
【Atelier】 dan
melihat sebuah bayangan di pintu yang tertutup. Bayangan tersebut mengetuk
pintu beberapa kali.
Aku
memasuki toko sambil memastikan tidak membuat suara apapun. Mungkin karena 【Cold
Damage】, atau mungkin karena suasana horror,
aku merasakan hawa dingin di punggungku dan sedikit gemetar. Menuju ke pintu,
aku dengan takut-takut membukanya.
Saat
aku melakukannya, berdiri di sana adalah——
"Brr,
dingin sekali! Aku bisa masuk?"
"Huh,
ternyata kau, Taku. Jangan menakutiku. Kau seharusnya memanggil atau mengirim
pesan kalau kau datang."
"Aku
sudah memanggil saat kau log in.
Kaulah yang tidak menjawab."
"Eh,
serius?!"
Aku
buru-buru membuka menu saat Taku
menukas dan memang benar, ada sebuah pesan darinya.
Saat
pesan itu datang, aku sedang berkonsentrasi membuat ulang senjata-senjata emas
itu menjadi batangan logam dan tidak menyadarinya.
"Maaf,
aku tidak menyadarinya. Jadi, apa kau perlu sesuatu?"
"Yah,
tidak sampai di level "butuh". Aku sedang ada waktu senggang dan
berpikir apa kau mau pergi denganku untuk mengumpulkan material quest pengantaran sederhana."
"Haa, kalau kau sampai mati-matian
begitu, akan kubagi beberapa material yang kupunya."
Aku
berkata demikian dan mengajak Taku ke dalam 【Atelier】.
Karena
api di oven dan dan kompor tidak dinyalakan, aku memandu Taku ke dalam bengkel
yang masih hangat dan menyiapkan teh.
"Ayo,
minumlah. Ini akan menghangatkanmu."
"Oh,
ini 【Hot Drink】?
Ini memberikan 【Cold
Resistance】 saat diminum, 'kan. Makasih."
Aku
melihat saat Taku meminum minuman sedikit pedas yang terbuat dari Hakuga Roots
dan dimaniskan dengan madu untuk membuatnya mudah diminum, kemudian mengangkat
cangkirku sendiri ke mulutku.
"Jadi?
Material apa yang kau butuhkan? Material dari item drop monster? Atau mungkin jenis barang tambang?"
"Bukan,
aku ingin beberapa herba. Kupikir kau bisa membantuku mengumpulkannya karena
kau tahu di mana titik-titik pengumpulannya."
Dia
berkata begitu dan membuka menu,
menunjukkan padaku daftar quest yang
dia terima. Semuanya adalah quest yang
sudah kuselesaikan.
Aku
membuka kotak item yang menjadi
tempat penyimpanan item 【Atelier】
dan mengeluarkan barang-barang yang dibutuhkan, kemudian menyerahkannya pada
Taku lewat menu trade.
Dia
menaruh 100k ke dalam jendela trade,
tapi aku menolaknya.
"Harga
material-material ini tidak setinggi itu. Tidak sampai 100k."
"Ini
adalah rasa terima kasihku. Dan aku akan mendapat 3 Quest Chip saat aku
menyelesaikan quest ini juga. Memikirkan
waktu yang diperlukan, ini harga yang sesuai, 'kan?"
Karena
satu Quest Chip seharga 30k, aku diminta untuk menerima uangnya oleh Taku dan
pertukaran itu pun selesai.
Setelah
itu, Taku yang sedang melihat-lihat bengkel dengan berminat, menemukan
batangan-batangan logam yang ada di atas meja.
"Hei,
Yun. Apa itu Gold Ingot…?"
"Aku
membuatnya dari senjata yang kita temukan di 【Persembunyian
Kultus Iblis】 hari ini. Tapi yang benar
saja, ini benar-benar emas yang sangat banyak. Aku penasaran apa ada maksud di
balik semua ini."
"Aku
juga tidak tahu, tapi karena ada kunci di ruangan itu, mungkin saja ada semacam
maksud di baliknya. Di antara info yang baru , ada beberapa yang mengatakan
bahwa yang terbaik adalah benar-benar menghindari pertarungan melawan NPC yang
ada di wisma."
"Aku
juga mendengar itu dari Myu. Aku penasaran, bagaimana caranya kita mencari-cari
di dalam wisma itu supaya questnya
berlanjut."
Saat
aku mengatakan "cari", aku diserang perasaan betapa samarnya kata
itu. Aku tidak tahu apa yang harus kami lakukan.
"Untuk
sementara waktu, kita sebaiknya mencari di lantai kedua. Mungkin kita akan
mendapat beberapa item quest. Bisakah
kau menunjukkan peta yang kau gambar?"
Diminta
oleh Taku, aku mengeluarkan skema lantai pertama yang kubuat hari ini.
Dengan
pintu masuk sebagai pusatnya, ada banyak ruangan-ruangan kecil di sisi kiri dan
ruangan-ruangan besar seperti ruang makan dan dapur di sisi kanan.
"Kalau
struktur ruangan di lantai dua mirip dengan lantai pertama, kurasa tujuan quest ini adalah sisi kanan di lantai
dua?"
"Yah,
memikirkan ini dengan logika game, kurasa ya. Sebuah ruangan besar diperlukan
untuk pertempuran melawan boss."
Aku
menyuarakan opini realistisku saat menunduk memandangi skema tersebut bersama
Taku.
"Juga,
ini bukan info yang pasti tapi saat kau ditemukan oleh NPC lawan, dia akan
memanggil yang lainnya dari seluruh wisma. Kau harus mengalahkan dia sebelum
dia memanggil yang lain, atau menahannya supaya dia tidak bisa memanggil mereka
semua," kata Taku, membuatku bertopang dagu berpikir.
Kalau
begitu, aku mungkin sebaiknya menyiapkan ramuan penyebab status buruk 【Sleep】
dan 【Stun】. Aku
berpikir dan menuju ke kotak item
untuk mengeluarkan item yang
dibutuhkan, tapi tanganku berhenti di tengah-tengah.
"Oh,
busur tidak akan cocok untuk bertarung di dalam wisma, jadi mungkin aku
sebaiknya menyiapkan cara lain untuk bertempur. Mungkin aku sebaiknya membuat
sesuatu untuk Gantz gunakan."
Menangani
longbowku di dalam lorong yang sempit
adalah hal yang sulit. Untuk membuat beberapa item untuk digunakan Gantz dengan Sense 【Throw】nya,
aku mengeluarkan Iron Ingot kali ini. Setelah itu aku menaruhnya ke dalam
Magical Furnace untuk melelehkannya dan membuat beberapa lusin jarum lempar
besi dan emas.
Berikutnya,
aku mensintesiskan jarum-jarum itu dengan ramuan status buruk dan membuat item baru bernama 【Iron
Sleeping Needle】 dan
【Iron Stun Needle】.
Sebagai
catatan tambahan, kalau kau penasaran kenapa aku tidak membuatnya dari Silver
Ingot, itu karena mensintesis perak dengan ramuan status buruk menyebabkan peraknya
menghitam dan kekuatan serangannya merosot drastis.
Senjata
perak memiliki bonus serangan terhadap monster undead, tapi sisi buruknya sangat lemah terhadap racun dan
kecocokannya mereka mengabaikan campurannya.
Bagaimanapun,
aku akhirnya hanyut dalam pembuatan dua jenis jarum lempar itu.
"Yun,
kau membuat barang yang menarik."
"Ah!
Maaf, Taku. Aku sama sekali lupa dengan dirimu."
Aku
benar-benar lupa Taku ada di sini saat aku fokus membuat item.
Merasa
itu menarik, Taku terkekeh.
"Tidak
masalah. Aku hanya berpikir kau benar-benar terlihat hidup seperti itu. Aku senang
bisa melihat sisi dirimu yang langka seperti itu."
Dikatakan
begitu olehnya, aku mengalihkan pandanganku secara diagonal ke bawah karena
malu.
"Kau
tidak akan mendapat apa-apa dengan memujiku."
"Aku
hanya mengatakan apa yang kupikirkan."
Seakan
melarikan diri dari pandangan Taku, aku secara paksa memberikan setengah dari
jarum lempar yang kubuat pada Taku.
"Aku
akan mengambilnya setengahnya untukku, kau ambil setengahnya lagi."
"Baiklah,"
kata Taku dan menaruh jarum lempar ke dalam inventorynya,
kemudian tiba-tiba berekspresi serius dan berbicara lagi. "Kurasa kau
tidak merasa takut selama quest ini."
"Hah?
Kenapa aku harus takut?"
Tidak
mengerti dengan yang dia katakan, aku bertanya balik.
"Kau
cukup payah dengan horror, tempat-tempat gelap dan semacamnya, 'kan? Karena itulah
meskipun aku mengajakmu, aku sendiri tidak merasa yakin 【Penghancuran
Persembunyian Kultus Iblis】
tidak akan berlebihan untukmu. Aku senang kau baik-baik saja."
"Kau
salah paham sesuatu, Taku. Aku bukannya payah dengan semua tempat gelap dan horror."
Walaupun
yang lain berpikiran kalau enggan memainkan game horror dan menonton filmnya
karena aku payah dengan semua hal yang berbau horror, tapi bukan begitu
sebenarnya.
"Quest ini tidak terasa terlalu horror bagiku.
Memang benar di dalam wisma itu gelap, tapi tidak ada hantu dan monster yang
berpatroli tidak begitu berbeda dengan monster-monster yang biasanya
kuhadapi."
"Kalau
begitu, apa kriteria tepatmu untuk membedakan mana yang horror dan yang
tidak?"
Ditanyai
begitu, aku bertopang dagu untuk berpikir. Aku belum pernah memikirkan ini
sebelumnya, tapi kemungkinan besar perbedaannya adalah apakah itu bisa diterima
olehku atau tidak——
"NPC
cacat kali ini adalah sejenis monster dan seorang mutan, jadi tidak masalah. Di
sisi lain, bahkan seorang NPC normal mungkin akan lebih buruk kalau ternyata
dia adalah pembunuh keji. Juga hal lain yang kau tahu menjadi
kelemahanku."
"Jadi
tipe zombie dan roh tidak bisa, ya? Juga, kau tidak tahan dengan dinding
daging. Jadi, kau tidak bisa dengan yang gore
juga."
"Yup,
benar. Hal semacam itu."
Hal-hal
yang tidak bisa dikategorikan sebagai fiksi sains seperti monster dan jenis
mutan membuatku berpikir alih-alih ketakutan, jadi aku cukup menikmati itu.
Kebalikannya,
zombie, roh, dan gore membangkitkan
rasa takut alamiahku jadi aku payah dalam hal itu. Selain itu, aku tidak tahan
dengan kejutan mendadak, itu tidak baik bagi jantungku.
"Yun,
kau bisa memotong daging saat masak, tapi kau parah dalam hal gore…."
"Hentikan,
jangan membuatku memikirkan itu. Bagaimana kalau aku tidak bisa masak mulai
besok?"
Mendengar
gumaman Taku, aku memprotes sekuat tenaga, membuatnya tertawa terbahak-bahak.
"Maaf,
maaf. Tapi tetap saja, aku cukup terkejut mengetahui sesuatu yang baru tentang
temanku sejak kecil."
"Tentu
saja ada hal-hal yang kau tidak tahu. Terkadang, aku juga merasa terkejut
dengan diriku sendiri."
Awalnya
aku diajak bermain OSO oleh Myu dan Taku supaya aku bisa bertemu Sei-nee. Aku tidak
pernah mengira aku akan begitu serius memainkannya.
Aku
berpikir demikian tapi tidak mengucapkannya, sementara Taku mengangkat bahu dan
berkata, "Kurasa kau benar."
"Yah,
aku merasa lega mendengar bahwa kau tidak akan mendadak panik selama quest ini."
"Hmm?
Apa kau datang ke toko di saat seperti ini supaya kau bisa memastikan
itu?"
Kau
bisa saja menanyakannya besok di sekolah, pikirku, tapi sedikit merasa senang
dengan perhatiannya.
"Baiklah,
Taku. Sampai besok, kurasa?"
"Sampai
besok juga. Aku sama sekali tidak keberatan kalau kau bergabung dengan party kami, Yun."
"Tidak
akan. Aku suka bermain dengan caraku sendiri."
Bercanda,
kami membenturkan kepalan tangan kami dan tertawa.
Pada
hari itu, Taku dan aku log out tidak
lama kemudian, tapi aku merasa mendapat semacam motivasi untuk quest besok.
3 Comments
Kalau dipikir pikir, gold gapernah disebutin kan?
BalasHapusMksdnya disebutin? 😶
HapusKalau dipikir pikir, gold gapernah disebutin kan?
BalasHapusPosting Komentar