BAB 14
(Translator : Hikari)

Translator note:
Hola, sebelum lanjut baca, ada 'sedikit' info. Berhubung diriku tidak biasa dengan bahasa Mahouka dan istilah2 teknisnya, mohon maklum kalau hasil kerjaanku ini bakalan bikin dahi kalian makin keriput karena diksiku yang terlalu 'tua' dan susunan kalimat aneh. Serius, nih novel bikin aq hopeless, tapi karena memang niatnya bantu Jeff yg kewalahan sama kerjaan IRL dan 'kasian' sama readernya, yo wis, babat habis walau lambat (sorry)! That's why, kalau ada yg mw ngasih masukkan buat pembetulan dan semacamnya, monggo, yo~. Ok, that's all and happy reading.
 — 0 —
Kamis, 26 April. Sambil menaiki kereta ke sekolah, Tatsuya sedikit berekspresi "Oh?" saat dia dengan gerakan yang terlatih mengeluarkan terminal informasi dan membaca cepat berita-beritaya.
"Onii-sama, apa ada sesuatu dalam berita itu yang menarik perhatianmu?"
Perubahan pada ekspresi wajahnya hanya sekilas seperti biasanya, tapi seperti biasanya juga, bahkan ini pun tidak cukup cepat untuk lolos dari mata Miyuki.
Berdiri pada bangku yang berseberangan dengan Miyuki, Minami mengangkat kepalanya. Ekspresi emosional apapun darinya menjadi lebih waspada dan bukan wajah datar yang sebenarnya. Pandangan yang Minami terarah pada Tatsuya juga menyatakan minatnya pada pertanyaan yang Miyuki ajukan untuk Tatsuya.
"Ini hanya mengenai percobaan yang kalian bantu kemarin."
Tatsuya mengarahkan wajahnya pada Miyuki yang sedang duduk di sampingnya dan berbicara dengan volume yang memungkinkan untuk didengar Minami yang duduk berseberangan secara diagonal darinya.
"Aku telah mengantisipasi berita positif dan negatif yang akan muncul hari ini. Akan tetapi, aku merasa ada lebih banyak respon positif daripada negatif."
Mata dan ekspresi Miyuki jelas bertanya, "Apa yang aneh soal itu?" saat dia mendesak Tatsuya untuk melanjutkan.
"Kesampingkan anggota kongres nasional yang memiliki telinga untuk mendengar angin, aku tidak mengira bahwa demonstrasi selevel itu dapat menyebabkan para reporter dari koran-koran besar menyerah. Tadinya aku berpikir mereka akan dengan keras kepala terus membuat lebih banyak berita dengan penilaian satu pihak. Sejujurnya, aku telah berencana menggunakan ini sebagai jebakan bagi mereka yang memanipulasi opini publik."
Mendengar pengakuan Tatsuya, mata Miyuki melebar seakan berkata "Benar".
"Sekarang kita berada di titik ini…… Akan tetapi, Onii-sama, kau jahat."
Meskipun Miyuki tidak benar-benar mengkritiknya, Tatsuya sudah sejak lama menyadari bahwa dia tidak ada pilihan selain terkekeh masam dalam situasi seperti ini. —Di sisi lain, Minami terlihat benar-benar tertegun.
"Sesuai kecurigaanku, tulisan dalam artikel-artikel ini sangat konyol…."
Saat dia mengatakan ini, Tatsuya menunjukkan pada Miyuki layar dari terminal informasi yang sedang dia pegang. Judul beritanya adalah "Siswa-siswa SMA sihir menantang eksperimen ledakan air" dan, dibandingkan dengan koran-koran berskala besar, ini lebih menampar daripada jurnalisme kuning[1] yang bertujuan untuk menghasut seluruh kota.
"Bahkan aku pun tidak bisa memprediksi ini."
Sambil mengatakan ini, Tatsuya menyingkirkan artikel berita yang ditampilkan itu dan rangkaian artikel lainnya muncul pada layar terminal informasi itu.
"—Tantangan pemuda, menghadapi abad 22 – eh? Kelihatannya bulletin spesial dari grup berita ini. Apa mereka menulis apa yang terjadi kemarin?"
Miyuki pastinya sama-sama terkejut seperti Tatsuya saat dia menelengkan kepala untuk menanyainya. Bulletin ini diatur berdasarkan subjek dan mengandung berita-berita positif tentang langkah revolusioner yang diusahakan para pemuda. Ini jelas tidak sesuai dengan subjek yang menghasut sentimen anti sihir.
"Ah. Kemarin, seorang reporter dari grup berita ini juga datang, jadi seharusnya tidak mengejutkan bahwa ini diposting. Akan tetapi, aku ingat bahwa bulletin ini sama sekali ditutup-tutupi oleh pergerakan anti sihir sampai kemarin…."
"Apakah mereka berubah pikiran berkat Stellar Furnace Onii-sama?"
 Dibandingkan  dengan ekspresi wajah Tatsuya yang jelas kebingungan, nada bicara Miyuki kedengarannya menandakan bahwa ini memang hal yang lumrah.
"…..Itu adalah kemungkinannya jika reporter ini tertarik dengan hal-hal yang aneh atau ini sesuai secara pribadi dengan mereka. Mengingat bahwa ini adalah sebuah bulletin, tidak serta merta menghalangi kemungkinan bahwa setiap orang di departemen editorial juga berbagi sentimen ini."
Tatsuya paham bahwa organisasi-organisasi adalah hal yang tidak bisa disatukan secara erat, dan semakin besar organisasinya, semakin besar kecenderungan untuk terpecah, dan dia juga memiliki pengalaman pribadi dalam masalah ini. Ada banyak situasi di mana satu departemen keluar dari jalur demi kebijakan perusahaannya, jadi Tatsuya untuk sementara waktu menerima hasil ini.
Kenyataannya, segalanya tidak sesederhana itu. Di antara para koran-koran besar yang sama-sama anti sihir, percobaan kemarin terbukti menjadi salah satu katalis yang menyebabkan penampilan dari perspektif dalam dukungan sihir. Fakta bahwa anggota-anggota kongres nasional terkejut dan mengakui para siswa SMA sihir juga adalah sebuah peristiwa yang pantas diberitakan lebih daripada beberapa sedikit pembawa berita, tapi tentu saja bukan hanya itu yang terjadi.
Rekaman Tsuzura tentang deklarasi anggota Kongres Kanda diteruskan kepada anggota kongres itu sendiri berkat seorang asisten dari masa kerjanya di Universitas Sihir. Selain itu, ada juga permintaan berbasa-basi untuk sedikit mengekang kegiatannya. Alasan utama mengapa rekaman ini tidak ditampilkan di koran tentu saja berkat wartawan yang bekerja untuknya.
Selain itu, Kepala Sekolah Momoyama mengajukan keluhan serius dengan eselon atas partai oposisi berkaitan dengan kunjungan mendadak di kampus dengan wartawan di belakangnya, memaksa anggota Kongres Kanda dan anggota kongres lainnya juga di pihak anti sihir menurunkan skala kegiatan mereka untuk sementara waktu. Dari sudut pandang tertentu, Kepala Sekolah Momoyama sepenuhnya memanfaatkan taktik kecil Tatsuya.
Sebagai tambahan, ada juga dukungan semangat dari sektor privat.
"Hei, lihat, Tatsuya. Wawancara ini masih ditampilkan."
Saat makan siang di kafetaria, Leo mengarahkan jari telunjuknya ke tayangan berita yang direkomendasikan ditampilkan di monitor dinding. Tanpa repot-repot melihat ke arah yang ditunjuk Leo, Tatsuya terus makan dalam diam.
"Sangat jarang bagi pihak Rosen untuk secara sukarela tampil di berita di Jepang, Onii-sama. "
Namun, hanya karena dia dapat mengabaikan Leo, bukan berarti Tatsuya dapat menolak Miyuki.
"Mengingat seseorang yang memiliki nama Rosen telah ditugaskan ke Jepang, perubahan kebijakan besar mungkin sedang terjadi."
Memastikan untuk tidak melihat ke arah Erika dan Mikihiko, Tatsuya membalas dengan sikap santai.
Pada16 monitor layar lebar di dinding, empat di antaranya menyiarkan wawancara dengan Einst Rosen, CEO Rosen Magicraft cabang Jepang. Di layar, Einst Rosen sedang menjawab pertanyaan si penyiar dengan bahasa Jepang yang lancar
“—Aku tidak pernah mengira bahwa siswa-siswa SMA akan dapat menggunakan sihir tingkat tinggi seperti itu. Aku terkesan dengan tingkat teknik sihir Jepang. ”
"Bukankah dia sedang memuji kalian semua?"
"… … …"
Sama sekali tidak seperti dirinya yang biasa, Erika tetap diam sejak awal. Sebagai perbandingan, meskipun ini bukan cara yang tepat untuk mengatakannya, Tatsuya sekali lagi mengabaikan upaya riang Leo untuk melibatkannya dalam percakapan.
"Setelah melihat percobaan sukses yang dilakukan oleh siswa di SMA Satu kemarin, aku menangkap sekilas tentang bagaimana teknik dan kemungkinan sihir dapat membawa kemakmuran yang lebih besar bagi umat manusia."
"Hebat. Dia bahkan mengatakan kemakmuran umat manusia."
Melihat Shizuku dengan jujur mengungkapkan, tanpa motif tersembunyi, kekagumannya atas pengakuan ini, Tatsuya sekali lagi dengan sopan menjawab, “Itu berkat kerja keras semua orang”.
"Hm, Miyuki dan Honoka sama-sama hebat."
"A, Aku tidak melakukan apapun yang sehebat itu…"
Menyaksikan keributan yang muncul di antara Shizuku dan Honoka, Tatsuya hanyut dalam pikiran "apa tujuan Rosen di sini?" dan terkejut bahwa "mereka terlihat cukup bijak untuk memastikan nama-nama dari siswa SMA ini tidak terungkap".
* * *
Meskipun tidak terduga, beragam respon positif yang dikumpulkan oleh percobaan Stellar Furnace secara siginifikan mengangkat semangat para siswa SMA Satu. Bahkan sekalipun mereka bukanlah pihak yang bertanggung jawab, mereka tetap saja siswa dari sekolah yang sama yang diakui oleh masyarakat. Bahkan jika ini adalah cara yang dangkal, keinginan untuk diakui pada usia belia mereka adalah rasa puas atas penghargaan yang diberikan pada kelompok tempat mereka berada.
Saat jam pelajaran kelima, atau tidak lama setelah selesainya jam pelajaran terakhir setelah istirahat makan siang. Di kelas 1A, Takuma bersiap-siap menuju ke Grup Klub Aktivitas setelah jam pelajaran ketika sebuah percakapan tidak menyenangkan terdengar di telinganya untuk kesekian kalinya. Topik pembicaraan yang dipercakapkan oleh teman-teman wanita sekelasnya adalah tentang CEO Rosen Magicraft cabang Jepang, Einst Rosen, juga komentar-komentar yang diberikan CEO tersebut kemarin. Siswi-siswi lainnya dalam kelas juga menuntut untuk ikut dalam eksperimen itu. Takuma mendadak bangkit berdiri, tidak repot-repot menutupi suasana hatinya yang gelisah. Menyadari tindakan Takuma yang tiba-tiba terlihat menyeramkan, para gadis yang sedang bercakap-cakap menghentikan obrolan mereka.
Alasan di balik sikapnya ini adalah karena suasana kelas terlalu memusingkan. Tentu saja, siswa dari Kelas A tidak secara langsung berpartisipasi dalam percobaan kemarin. Kasumi dan Minami berasal dari Kelas C, Izumi berasal dari Kelas B, dan Kelas A sama sekali tidak mengirimkan personil pendukung untuk mengoperasikan mesin-mesinnya. Meski demikian, setelah mendapat nilai tinggi dari kader perusahaan terkenal di dunia, hampir semua siswa bersemangat seakan-akan merekalah yang bertanggung jawab atas prestasi ini. Dengan kata lain, setiap siswa kecuali Takuma sendiri.
Sialan, sementara pikiran tersebut melintas dalam benak Takuma, dia tidak dapat mengendalikan emosinya sendiri dengan baik selama waktu ini. Pujian ditujukan pada Keluarga Saegus – itulah yang dia yakini – atau apapun itu telah menguras semua kesabaran Takuma. Pada akhirnya, tanpa satu kata permisi pun, Takuma meninggalkan ruang kelas seakan melarikan diri.
Suasana hati Takuma yang benar-benar buruk gagal untuk menghilang bahkan pada selama dia berada di Ruang Klub Aktivitas Grup. Tekniknya jadi berantakan gara-gara kurangnya konsentrasi, menyebabkan stresnya semakin meningkat saat dia gagal dalam hal-hal yang biasanya bukanlah tantangan baginya. Setelah sekolah, kekesalan Takuma mencapai puncaknya.
Bagi Takuma, hari ini adalah hari yang sial.
Setelah menerima CAD-nya sendiri dari gudang di kantor, Takuma berlari menuju Kasumi mengenakan gelang Komite Moral Publik di taman tengah sekolah saat perjalanan pulang.
Setelah pekan undangan klub, anggota dari Komite Moral Publik kembali bertugas sesuai gilirannya. Secara umur, patrol dilakukan oleh satu orang saja, dan ini bukanlah pengecualian bahkan bagi para siswa baru, dengan demikian Kasumi sendirian saja. Setelah memperhitungkan waktunya, dia mungkin dalam perjalanannya kembali ke markas. Inilah alasannya tidak ada hal yang aneh saat Kasumi melirik sekilas pada Takuma sebelum melewatinya. Dari semua kemungkinan, apa yang terjadi selanjutnya adalah hasil dari rasa inferior Takuma.
"Kelihatannya semua berjalan sesuai rencana, Saegusa."
Takuma yakin bahwa Kasumi sedang mengejeknya.
"… …Apa maksudmu?"
Kasumi berhenti dan berbalik dengan raut wajah terguncang yang bukanlah pura-pura.
Akan tetapi, di mata Takuma dan dengan segala rasa stress yang tersisa dari peringatan berhati-hati ayahnya dua malam yang lalu, Kasumi sedang berpura-pura bodoh.
Meneruskan semua kesalahpahaman ini, Takuma melampiaskan semua rasa frustrasinya pada Kasumi.
"Aku sedang berbicara tentang eksperimen publik kemarin. Bukankah kau telah memenangkan perhatian dari CEO cabang Rosen?"
"Eksperimen publik? Shippou-kun, apa ada kesalahpahaman entah dimana?"
Kasumi jelas bukanlah seorang gadis muda dengan kepribadian lembut. Bahkan sekalipun dia berpura-pura menjadi seorang anak yang penurut, sifat alamiahnya adalah seseorang yang mudah terlibat dalam pertengkaran. Tidak pernah mengambil rute yang gelap dan berbahaya, dia adalah seseorang yang bersikap apa adanya. Di sini, dia tidak berniat menyembunyikan ketidaksenangannya pada kebencian yang tersembunyi di dalam kata-kata Takuma.
"Berhenti berpura-pura bodoh. Kau sudah tahu sejak awal bahwa seorang anggota kongres nasional yang bersikap bermusuhan dengan para Penyihir akan datang, jadi karena itulah kau membuat pertunjukkan kemarin, 'kan? Kau jelas-jelas memanfaatkan Shiba-senpai dan dengan sukses memperkuat ketenaranmu sendiri."
"Kau bilang memanfaatkan? Jangan seenaknya mengatakan omong kosong tentang hal ini."
Tanggapan Kasumi menjadi semakin keras. Meskipun pendapat Takuma tentang peringatan mereka mengenai kedatangan anggota Kongres Kanda adalah benar, Takuma juga sepenuhnya percaya pada spekulasi itu.
"Betapa cerobohnya aku. Reputasi pria itu melampaui sekolah ini dan bahkan meluas ke 9 sekolah. Seperti yang diharapkan dari Saegusa, tidak menyia-nyiakan kesempatan. Setelah kakak perempuanmu, apakah kau menggodanya? Lagipula, kalian bersaudara tidak perlu diragukan lagi saat berkaitan dalam hal penampilan."
"Berhenti bercanda!"
Kasumi mendadak meledak. Kekuatannya cukup untuk mendiamkan Takuma untuk sesaat. Tetap saja, darah menggelegak ke kepala Kasumi hanya untuk sedetik.
"….Goda, eh. Cara berpikir Shippou benar-benar rendah. Kami, Saegusa, bahkan tidak pernah memikirkan hal seperti menggoda. Penampilanmu sendiri tidak buruk, jadi kenapa kau sendiri tidak mencoba menjadi seorang Penyihir gigolo? Yah, walaupun orang yang menginginkan gigolo di masa ini, kemungkinan adalah seorang entertainer mesum."
Kali ini, gilirian Takuma yang maran besar.
Metafora Kasumi tidak mengandung makna yang lebih mendalam. Istilah entertainer mesum merujuk pada berita baru-baru ini yang dengan panas dibicarakan di website-website porno tentang hubungan antara seorang artis perempuan veteran tertentu dan seorang pria muda yang Kasumi dengar sebagai referensi sepintas. Dia tidak menggunakan istilah "gigolo" secara khusus karena itu berhubungan dengan kekasih lebih muda dari seorang wanita dewasa, tapi hanya karena dia ingin meminjam istilah dari tajuk berita tersebut.
Akan tetapi, bagi Takuma, istilah itu terkesan seakan mengejek tentang hubungannya dengan Sawamura Maki.
"… …Apa kau mengajakku berkelahi, Saegusa?"
"Aku yakin kaulah, Shippou, yang pertama kali menyinggung. Terlebih lagi, apa kau sudah lupa? Aku sudah mengatakan bahwa aku akan benar-benar mengikuti permainanmu hingga aku menghancurkanmu menjadi debu, sampai kau tidak pernah berani untuk mengajak ribut keluarga Saegusa lagi."
Takuma dan Kasumi saling melotot satu sama lain. Tangan kanan mereka masing-masing memegangi lengan baju kiri mereka. Mereka sama-sama menggunakan CAD bentuk gelang. Keduanya telah jauh melampaui titik untuk kembali.
"Kalian berdua di sana! Apa yang kalian pikir sedang lakukan!?"
"Kalian berdua, turunkan tangan kalian sekarang!"
Meski demikian, tepat saat mereka berdua akan memanipulasi CAD mereka, suara-suara yang berasal dari belakang mereka berteriak menyuruh mereka berhenti.
Suara di belakang Takuma adalah suara siswa laki-laki.
Suara di belakang Kasumi berasal dari seorang siswi perempuan.
Takuma menarik lengan baju kirinya dengan tangan kanan saat dia berbalik.
Di sisi lain, Kasumi menjatuhkan tangan kanannya dan berbalik.
Dalam jangkauan pandang Takuma, seorang kakak kelas yang terlihat cukup akrab mengulurkan tangan kanannya ke dada kirinya dengan ekspresi serius.
Dia berencana untuk menarik keluar CAD berbentuk pistol yang tersimpan pada tempat penyimpanan pistol di bahunya, begitulah penilaian Takuma.
Takuma balas menyerang secara refleks.
Tangan kanannya menyentuh tombol daya CAD.
Si kakak kelas yang menjadi lawannya juga mengeluarkan CAD-nya.
Aku menang, pikir Takuma.
Terhuyung-huyung karena terserang gelombang-gelombang kejut hebat dari depan dan belakang tubuhnya, Takuma dibuat tidak sadarkan diri saat dia jatuh berlutut.
Mendeteksi tanda-tanda sihir sedan diaktifkan di belakangnya, Kasumi mau tidak mau berbalik. Sementara dia mengerti bahwa gerakan yang tidak perlu dalam kesulitannya saat ini bukanlah pilihan yang bijaksana, dia tidak bisa mengabaikan aktivasi sihir tempur bahkan sekalipun targetnya bukan dirinya sendiri.
Orang yang berencana untuk menggunakan sihir adalah lawan yang dia hadapi sebelumnya, Shippou Takuma, dan anggota Komite Moral Publik, Morisaki-senpai – pada saat Kasumi menyadari ini, sihir telah diaktifkan.
Yang pertama kali aktif adalah sihir Morisaki. Meskiun pengaruh dari Fortifikasi Data Takuma menurunkan kekuatannya sedikit, Morisaki masih dapat mengaktifkan sihir yang mengakibatkan getaran hebat di depan dan belakang tubuh, jadi dari sudut pandang mengganggu serangan Takuma, dia sepenuhnya berhasil.
"Drawless…."
Sedikit terkejut, Kasumi tanpa sengaja menggumamkan ini. Sudah jelas bahwa Takuma lebih cepat mempersiapkan CAD-nya. CAD Spesialisasi lebih cepat daripada  CAD Umum, tapi dalam situasi seperti itu, Takuma sepertinya masih lebih cepat terlepas dari perbedaan kecepatan antara CAD Spesialisasi dan Umum. Itu karena Morisaki pastinya mengikuti proses "tarik, bidik".
Akan tetapi, sebelum menarik CAD dari sarungnya, Morisaki telah menggunakan inderanya sendiri untuk membidikkan sihir yang telah dipersiapkan. Tekhnik tingkat tinggi untuk CAD berbentuk pistol ini dikenal sebagai "Drawless". Karena ada sebuah alat bantu dipasang pada "aktifkan ke arah yang ditunjuk CAD", sangat sulit untuk menembakkan CAD bentuk pistol tanpa menarik mereka. Meski demikian, Morisaki melakukan ini dengan sempurna tanpa mengorbankan keuntungan dari CAD Spesialisasi dalam hal kecepatan.
Sebenarnya, Kasumi tidak begitu menganggap tinggi Morisaki dalam pandangannya. Baik skala Rangkaian Sihir dan kekuatan gangguan hanyalah rata-rata, kecepatan peluncuran sihirnyalah yang lebih cepat, dan hanya karena itu. Dia pernah merasa ragut kenapa seseorang seperti dia yang jelas-jelas hanya memiliki bakat setinggi itu dipilih untuk masuk dalam Komite Moral Publik, tapi pada saat ini, Kasumi hanya bisa terus-terang mengakui bahwa dia tidak memiliki mata yang bagus untuk menilai orang.
Bahkan saat ini, keyakinannya bahwa Morisaki hanya memiliki Kekuatan SIhir rata-rata tidaklah berubah. Tidak berhubungan dengan Kekuatan Sihir yang dibawanya sejak lahir, tekhnik level ini seharusnya sudah hal yang alamiah bagi seorang kakak kelas, pikir Kasumi.
(Aku juga harus berusaha lebih keras.)
Terdorong oleh motivasi internalnya, Kasumi mempererat tinjunya.
"Kasumi."
Tapi ketika sebuah suara datar memanggil namanya dari belakang, tubuh Kasumi segera menegang seakan dia terlompat.
"Kitayama-senpai…."
Tepat di hadapan dirinya yang bingung, Shizuku menatap Kasumi dengan ekspresi wajah gelap.

Setelah dibawa kembali ke markas Komite Moral Publik oleh Morisaki dan Shizuku, Kasumi dan Takumi merasa mereka seakan duduk di atas paku dan jarum. Anggota Komite Moral Publik hadir termasuk ketuanya, Kanon, sekaligus Morizaki dan Shizuku, yang membawa mereka kemari (Shizuku tidak bertugas hari ini, tapi secara kebetulan terseret dalam hal ini). Klub Aktivitas Grup diwakili oleh Hattori, dan petugas resminya, Tomitsuka, juga perwakilan dari Dewan Siswa, Tatsuya, berada di sini entah untuk alasan apa.
"Kasumi, sebagai seorang anggota dari Komite Moral Publik, apa-apaan yang barusan kau lakukan? Dan kau bahkan sedang berpatroli….."
Kanon menghela napas dalam-dalam sementara Kasumi mengalihkan pandangannya dengan malu.
"Shippou, kau sadar penggunaan sihir tanpa izin itu melanggar aturan sekolah, 'kan? Menggunakan sihir setelah bertengkar adalah sebuah pelanggaran yang cukup serius, kemudian kau melanjutkannya lebih jauh dan menyerang anggota Komite Moral Publik yang mencoba menghentikan situasi tersebut….."
Helaan napas Tomitsuka sampai di telinga Takuma saat dia duduk di sana dengan tegang sementara pandangannya tertuju lurus ke depan.
"Bagaimanapun, aku merasa perlu untuk mengetahui seluruh ceritanya lebih dulu."
Setelah mendengar kata-kata Hattori, Kanon mengangguk tidak senang.
"Yang benar saja…. Padahal kupikir kita akan bebas dari masalah apapun setelah pekan undangan klub…."
Kanon dengan tidak sopan menggaruk kepalanya sambil menunduk sebelum mengangkat kepalanya untuk memandang tajam pada Kasumi dan Takuma.
."Akan kukatakan ini dulu. Kasus Kasumi adalah percobaan, jadi dikeluarkan adalah hal yang tidak perlu dibicarakan, masih ada kemungkinan untuk skors. Walaupun juga ada kasus percobaan, kasus Shippou berada dalam kesalahan terburuk berkaitan dengan pelanggaran dan dapat berakibat dengan dikeluarkan."
Takuma menerima pernyataan Kanon tanpa bergerak sedikit pun. Untuk mencegah tubuhnya gemetarm dia memaksa badannya untuk berdiri.
"Aku ingin kalian berdua mengingat ini saat kalian bicara. Sekarang, apa penyebab semua ini?"
Kanon melihat ke arah Kasumi duluan.
"Shippou-kun menghina Keluarga Saegusa."
Kanon mengalihkan matanya pada Takuma.
"Aku mendapat fitnahan yang tidak dapat dimaafkan dari Saegusa."
Baik Kasumi maupun Takuma menolak untuk menatap satu sama lain.
"Ha… …. Hattori, bagaimana kau ingin menangani masalah ini?"
Mendengar kata-kata Kanon, Hattori membuka matanya yang tertutup rapat.
"Shippou berasal dari Klub Aktivitas Grup. Aku tidak punya kepercayaan diri kalau aku bisa membuat keputusan yang tanpa memihak."
"Kalau kau berkat begitu, bukankah Kasumi adalah anggota Komite Moral Publik?"
"Kalau begitu, ayo minta pihak ketiga yang bukan Klub Aktivitas Grup ataupun Komite Moral Publik, yaitu Dewan Siswa, untuk membuat keputusan."
Dengan Kanon dan Hattori menatap ke arahnya, Tatsuya menghela napas keras-keras dalam hati. Ini adalah helaan napas bahwa segalanya terjadi tepat sesuai dengan yang telah dia perkirakan. Faktanya dia berada di sini sebagai perwakilan dari Dewan Siswa adalah karena Azusa kabur setelah mendapatkan sebuah pertanda bahwa sesuatu yang merepotkan akan segera terjadi. Isori juga melarikan diri dengan seulas senyuman yang mengatakan "perwakilan dari Dewan Siswa seharusnya adalah Wakil Ketua Dewan Siswa". Meskipun ada satu lagi Wakil Ketua Dewan Siswa lainnya, Tatsuya tidak bersedia untuk menyerahkan tugas ini pada adiknya, jadi dia bisa datang ke sini dengan tekad melakukan tugasnya. Pendeknya, dia secara mental menenangkan dirinya sendiri untuk menangani urusan menjengkelkan ini begitu dia melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Kurasa akan lebih baik kalau mereka dibiarkan bertarung untuk menyelesaikannya."
Alis Hattori bergerak sedikit.
"Eh, kalau begitu, kita akan membiarkan mereka berdua pergi?"
Kanon balik bertanya dengan kaget, tapi Hattori tidak berkata apapun. Tatsuya memiliki firasat tentang apa yang dia pikirkan tentang masalah ini, tapi itu bukanlah sesuatu yang harus diutarakan secara verbal.
"Karena tidak ada cara untuk mendiskusikan solusi yang tepat, maka kekuatan akan menentukan masalah ini. Kudengar dari Ketua Komite Moral Publik sebelumnya, inilah rekomendasi sekolah."
Tomitsuka menunjukkan rasa tercengang pada pernyataan Tatsuya, tapi Kanon dan Hattori sama-sama menunjukkan tampang bahwa hal ini adalah sesuatu yang biasa. Ngomong-ngomong, Shizuku memandang ke samping dengan ekspresi mengantuk, sebuah ekspresi yang mengharapkan semua ini akan selesai secepatnya.
"Sementara penggunaan sihir tanpa izin adalah sebuah pelanggaran besar, tidak perlu menghukum berat siswa yang hanya mencoba melakukannya. Bukankah ini adalah peristiwa yang umum terjadi di antara siswa baru?"
Kali ini, giliran Morisaki yang mengalihkan matanya dengan ekspresi getir, tapi untungnya tidak ada seorang pun yang mengomentarinya.
"Kurasa karena kedua pihak sama-sama mempertaruhkan kehormatannya, menggunakan kekuatan untuk menentukan hasilnya tidak akan memberikan ruang untuk keluhan."
"Kurasa ide Wakil Ketua masuk akal, Hattori?"
Setelah mendengar pendapat Tatsuya, Kanon segera menanyai Hattori tanpa memikirkannya.
"Aku tidak ada keberatan, Shiba. Kami akan mengandalkanmu untuk format prosedurnya."
"Baiklah."
Tatsuya mengangguk menanggapi kata-kata Hattori dan berjalan langsung menuju tangga untuk mendapatkan surat konfirmsi dari  Azusa.
"Shiba-senpai."
Di belakangnya, Takuma berbicara.
"Shippou, apa ada hal yang membuatmu tidak puas?"
Tomitsukalah yang menegur.
"Tidak! Tapi kalau aku akan melakukan pertandingan dengan Saegus, aku ada permintaan."
Takuma tidak berada dalam posisi untuk menegaskan syaratnya, sebuah fakta yang jelas dia sadari.
"Silakan."
Dengan demikian Kanon mendorongnya untuk cepat berbicara.
"Kuharap lawanku bukanlah Saegusa Kasumi, tapi Saegusa Kasumi dan Saegusa Izumi di saat yang sama."
"Shippou, apa kau memandangku remeh?"
Kesampingkan apakah dia menggunakan sopan santun yang tepat ketika dikelilingi para kakak kelas, pertanyaan Kasumi adalah hal yang logis.
"Alasannya?"
Tetap saja, ketika dia mendengar pertanyaan Tatsuya pada Takuma, Kasumi sementara waktu menutup mulut dan mendengar dengan seksama.
"Ini adalah sebuah pertandingan yang mempertaruhkan harga diri untuk Keluarga Shippou dan Saegusa. Terlebih lagi, bukanlah sudah diketahui umum bahwa "si kembar Saegusa hanya bisa menunjukkan kekuatan sejati mereka ketika keduanya bersama"?"
"Jadi sebuah kemenangan yang didapat tanpa kehadiran mereka berdua bukanlah kemenangan yang sebenarnya?"
"Tepat sekali."
Tatsuya untuk sesaat berhenti bicara sebelum berbalik pada Kasumi.
"Itulah posisi Shippou-kun. Apa kau ada keberatan apapun untuk hal itu, Kasumi?"
"Sama sekali tidak ada. Aku akan membuat dia benar-benar menyesalinya."
"Kalau begitu, ayo lakukan seperti itu."
Dengan demikian, Tatsuya berjalan menuju tangga yang mengarah ke Ruang Dewan Siswa.

Setelah kembali dengan slip izin berstempel cap Ketua Dewan Siswa, Tatsuya diikuti oleh Izumi dan, entah untuk alasan apa, Miyuki dan Honoka.
"Ketua, tolong berikan stempelmu di sini."
"Eh, stempel? … …. Dia mana aku menaruhnya?"
Di belakang Kanon yang panik, Shizuku menarik keluar sebuah kotak kecil berisi barang-barang penting dari lemari buku. Jelas-jelas menyembunyikan rasa malunya di balik topeng sopan-santun, Kanon menerima kotak kecil tersebut dan memberikan cap pada slip izin tersebut.
Seakan mengenyahkan suasana canggung, Hattori berdeham nyaring.
"Di mana sebaiknya kita memilih tempatnya?"
"Silakan lakukan ini di Ruang Latinan #2."
Honoka yang menjawab pertanyaan yang Hattori ajukan pada Tatsuya. Semua orang di sini tahu bahwa gadis itu telah datang kemari dengan kunci untuk Ruang Latihan #2 tanpa konfirmasi verbal apapun.
"Apakah Shiba-san wasitnya?"
Pertanyaan ini datang dari Tomitsuka. Sepertinya sejak awal, dia sangatlah penasaran kenapa Miyuki berada di sini untuk ini.
"Tidak, aku hanya sebagai saksi."
Miyuki tersenyum saat menyangkal hipotesa Tomitsuka.
"Kalau begitu, wasitnya adalah Tatsuya-kun?"
Pertanyaan Shizuku ditujukan pada Tatsuya, tapi Kanon menyela sebelum Tatsuya dapat membalas.
"Itu tidak masalah."
"Aku tidak keberatan."
Hattori mengikuti jawaban Kanon. Tidak satu pun dari mereka terlihat tertarik dengan pendapat Tatsuya dalam masalah ini.
"—Ayo pergi. Kita tidak punya banyak waktu sampai sekolah ditutup."
Yang mengusulkan pertandingan ini adalah Tatsuya, jadi tidak mungkin mereka membiarkan dia berkata "Tidak". Tatsuya hanya bisa menahan dorongan hatinya untuk menghela napas saat dia mendesak semua orang untuk bergerak.
Orang yang pergi ke Ruang Latihan #2 termasuk peserta dari duel yang disusun sebagai pertandingan, Takuma, Kasumi dan Izumi. Turut hadir adalah Tatsuya sebagai wasit, Miyuki sebagai saksi, dan Honoka sebagai pemegang kunci. Keseluruhannya sekitar 8 orang dengan Tomitsuka dari Klub Aktivitas Grup dan Shizuku dari Komite Moral Publilk. —Morisaki seharusnya berada di sini sebagai saksi mengingat jadwal tugasnya sebagai Komite Moral Public, tapi Shizuku menyediakan diri sebagai penggantinya.

Berhadapan dengan para saksi, Takuma merasa agak bingung. Berdasarkan pengetahuannya, Tatsuya dan Miyuki berada di kelompok Saegusa. Dengan wasit dan saksi yang berada di sisi musuh, lupakan saja tentang pertarungan yang berlarut-larut, ini akan menjadi pertempuran berat sepanjang prosesnya.
Di sisi lain, baik Honoka maupun Shizuku adalah individu-individu berbakat yang Takuma harap dapat dimintai bantuan untuk mendapatkan kembali kedudukan Keluarga Shippou yang seharusnya. Cara berpikir Takuma yang sederhana mengatakan padanya bahwa jika dia dapat mengesankan mereka berdua dengan kekuatannya di sini, mereka mungkin akan lebih mudah untuk diyakinkan nantinya. —Yah, ini bukanlah pikiran yang aneh bagi seorang pria muda berusia 15 tahun, mengingat usia mental Takuma sesuai dengan usianya yang sebenarnya. Pada dasarnya, kelompok Tatsuya-lah yang tidak terlihat sebagai anak-anak muda yang sesuai dengan usianya
Sebuah posisi yang sama sekali tidak menguntungkan, begitu juga dengan hadiahnya jika dia dapat melewati rintangan ini dan meraih kemenangan.
Berhadapan dengan Saegusa bersaudara, kebingungan Takuma hanya semakin menajamkan semangat bertarungnya.
Di sisi lain, Kasumi dan Izumi tidak seantusias Takuma. Kasumi berada di sini hanya karena ikut campur Takuma secara sepihak, meskipun itu hanya pura-pura, sedangkan Izumi merasa dia telah diseret mengikuti arus keadaan. Tidak satu pun dari mereka berdua yang memiliki perasaan tertentu pada Keluarga Shippou. Bagi mereka,  hanya terasa menjengkelkan dipandang secara bermusuhan, dan selama dia menyimpan perasaan itu untuk dirinya sendiri, mereka tidak peudli sedikit pun apakah dia memiliki nilai yang lebih tinggi atau dipilih sebagai perwakilan sekolah.
Intinya, tidak satu pun dari mereka berdua yang peduli hal fana seperti status atau reputasi. Meskipun mereka suka dipuji dan benci dipandang rendah, mereka bukan tipe yang merancang rencana untuk keuntungan mereka. Pada tingkat tertentu, ini bisa digambarkan sebagai orang-orang yang diberkahi langit tidaklah kekuarangan sesuatu apapun, tapi ini bukan karena mereka mengharapkan hal itu atau semacamnya.
Mereka berdua sepakat saat berkaitan dengan "mengakhiri urusan yang menyebalkan". Demi ini, mereka harus menghancur-leburkan dia sampai ke titik di mana dia tidak akan pernah berani untuk menyinggung lagi. Dengan tekad seperti ini dalam pikirannya, mereka berdua melawan Takuma.

Ruang Latihan #2 bahkan lebih panjang daripada Ruang Latihan #3 di mana Tatsuya menghadapi Hattori setahun yang lalu. Ini adalah sebuah ruang kelas yang didesain untuk penggunaan sihir jarak menengah. Areanya memanjang semester dari dinding yang dicat merah.
Takuma berdiri di area biru sementara Kasumi dan Izumi berdiri di area kuning.
Takuma memakai seragam sekolahnya yang biasa dan membawa sebuah buku yang masih terikat di bawah ketiak kirinya
Kasumi dan Izumi telah mengganti baju dengan seragam latihan yang memaksimalkan kemudahan bergerak, pakaian kerja dengan lengan panjang dan celana yang dibuat dari bahan kain berat. Biasanya, sebuah jaket tanpa lengan dengan sifat menyerap yang akan dipakai di atas pakaian yang dapat dikenakan saat Latihan Teknis Luar pada hutan buatan yang ada di belakang gunung, tapi saat ini tidak satu pun dari mereka yang mengenakan jaket ini. Pakaian ketat tubuh yang mereka kenakan itu secara sempurna memperlihatkan lekuk mereka yang halus, tapi Tomitsuka kelihatannya menjadi satu-satunya orang yang hadir di sini yang tidak tahu harus melihat ke arah mana.
"Aturan untuk pertandingan ini melarang kontak fisik."
Tatsuya membuat pernyataan ini saat berdiri di garis pemisah antara area biru dan kuning. Larangan kontak fisik merujuk pada aturan di mana kontak tubuh dilarang selama pertandingan ini, sebuah peristiwa umum bagi pertandingan antara mereka yang berbeda jenis kelamin kecuali dalam situasi khusus (pada dasarnya, pertandingan antara wanita juga mengadaptasi aturan ini).
"Aku yakin kedua pihak sudah tahu hal ini, tapi aku akan mengulang kembali aturannya sekarang. Kedua pihak tidak diperbolehkan untuk melangkah kelaur dari arena warna mereka. Entah melangkah ke dalam area lawan ataupun area merah akan dianggap sebagai kekalahan. Kalian dilarang untuk menyentuh secara fisik tubuh lawan kalian. Aturan ini juga berlaku untuk menyentuh dengan senjata. Akan tetapi…."
Saat dia mengatakan ini, Tatsuya melirik sekilas ke wajah Takuma.
"Menggunakan sihir jarak jauh untuk memanipulasi senjata tidak terhitung sebagai pelanggaran."
Akan tetapi, Tatsuya dengan cepat mengalihkan pandangannya pada posisi yang lebih netral di antara kedua pihak.
"Yang terakhir, serangan fatal atau serangan yang menyebabkan cedera yang tidak dapat dipulihkan pada lawanmu itu dilarang keras. Jika aku menilai situasinya beresiko, aku akan secara paksa mengakhiri pertandingan."
Untuk sekejap, Takuma berekspresi mengejek, yang pasti dikarenakan dirinya berpikir "lakukan saja kalau kau bisa". Meskipun Tatsuya, Miyuki, Honoka dan Shizuku menyadari hal ini, tidak ada satu pun yang menegur Takuma atas sikapnya yang tidak sopan itu.
"Kalau begitu, kedua sisi, persiapkan diri kalian."
Kasumi dan Izumi beralih ke tengah-tengah area mereka.
Takuma tidak pernah berpidah dari posisinya yang berada di garis pembatas dan membiarkan buku yang dia tahan di ketiak kirinya jatuh ke tanah di kakinya.
Tatsuya secara bergantian mengalihkan tatapannya pada wajah ketiga orang itu. Serempak, mereka bertiga mengangguk.
Mundur ke dinding, Tatsuya mengangkat kepalan tangan kanannya ke atas kepala sebelum mengayunkannya ke bawah kuat-kuat.
Dengan sebuah kelebatan psion, mereka melepaskan sihir mereka.
Yang melancarkan sihir penyerang adalah Takuma dan Kasumi, sementara Izumi sama sekali fokus pada pertahanan dengan Zone Interference.
Sendirian saja, Takuma dipaksa untuk menyerang dan bertahan sementara Kasumi dapat fokus sepenuhnya pada serangan.
Situasi ini benar-benar menguntungkan Kasumi.
"Bagaimana menurutmu?"
Shizuku berbisik pada Honoka.
"Mereka kelihatannya seimbang sekarang, menurutku…"
Bisikan tanggapan Honoka tidak dipenuhi kepercayaan diri.
Kasumi pada dasarnya mengandalkan Sihir Tipe Pergerakan, membuat Takuma sebagai target untuk blok-blok udara yang dikirim melesat ke arahnya. Strategi ini bertujuan untuk memaksa lawannya keluar dari arena agar menang. Untuk pertahanan, Takuma mengandalkan Data Fortification dan halangan fisik.
Di sisi lain, Takuma menggunakan Sihir Tipe Osilasi untuk membalas serangan secara langsung, tapi begitu terhalang oleh Zone Interference Izumi, dia mengganti strateginya dengan menembakkan peluru-peluru udara yang dipadatkan yang terkumpul di tangannya. Ini adalah sihir populer yang dikenal sebagai "Air Bullet" dan, berdasarkan popularitasnya, efektivitasnya terjamin. Akan tetapi, Zone Interference Izumi lebih luas daripada yang dia bayangkan dan Air Bullet lenyap dengan segera begitu memasuki Zone Interference-nya, membuatnya sangat sulit untuk mendaratkan sebuah serangan efektif.
"Aku merasa Kasumi-chan tidak ingin menyakiti Shippou-kun. Karena itulah jangkauan serangannya terbatas."
"Benar."
"Shippou-kun, di sisi lain… … Kelihatannya dia tidak benar-benar memahami bagaimana caranya menggunakan Air Bullet."
"Bukannya sama saja dengan Izumi?"
"Ya. Tanpa membuat seluruh ruangan berada dalam daerah kekuasannya seperti yang Miyuki lakukan, hanya menggunakan Zone of Interference saja tidaklah cukup untuk sepenuhnya memblokir Air Bullet. Mereka berdua begitu berbakat sampai-sampai mereka mengabaikan usaha keras yang diperlukan untuk menyempurnakan kemampuan mereka."
"Mereka adalah murid baru bagaimanapun juga."
"Itu benar. Kita kurang lebih seperti mereka sebelum Kompetisi Sembilan Sekolah."

Meskipun dia tidak dapat mendengar percakapan Honoka dan Shizuku, Takuma benar-benar sadar dengan fakta bahwa "ini tidak bisa terus seperti ini". Dia dengan panik mencoba menenangkan kegelisahan hatinya dan mati-matian mencari kesempatan sambil melancarkan sihirnya.
Dia tidak merasa Kekuatan Sihirnya lebih rendah daripada kedua orang itu. Dia tidak akan kalah bahkan pada pertandingan 2 lawan 1 dan dia memiliki kepercayaan diri bahwa kemenangan adalah miliknya begitu dia memainkan kartu andalannya. Akan tetapi, Takuma sadar bahwa ada resiko tinggi melukai lawannya kalau dia melepaskan kartu andalannya. Walaupun dia adalah kakak kelas di SMA Satu, dia tidak yakin bahwa Tatsuya yang bukan seorang anggota dari 28 keluarga, dapat menghentikan sihirnya tepat waktu, tapi masih ada kemungkinan baginya untuk kalah karena dia menyalahi aturan. Inilah sumber keraguan Takuma.
Akan tetapi.
(Ini gawat!)
Dia sedang mencoba berpikir sambil mengoperasikan sihirnya dalam situasi pertarungan. Sesuai dugaan, ini tidak akan berhasil.
Dia menggunakan "Dissipate" pada blok udara yang diarahkan pada punggungnya. Setelah bertukar serangan sejauh ini, Takuma kurang lebih memahami perbedaan antara dirinya dan lawan. Kasumi memiliki kelebihan saat berhubungan dengan skala sihir, mantera berantai, dan kepandaian dalam berbagai hal. Takuma lebih kuat daripada Kasumi dalam hal intervensi kekuatan, tapi dia menemui jalan buntu dengan Izumi dalam hal itu.
Karena kekuatan intervensinya lebih kuat dan Rangkaian Sihirnya sendiri cukup sederhana, Takuma dapat mengaktifkan "Dissipate" dalam rentang waktu pendek dan meniadakan "Wind Hammer" Kasumi di detik terakhir. Meski demikian, udara yang dilepaskan dari kondisi tertekannya menerpa punggung Takuma seperti sebuah hembusan angin keras. Kompresi udara Wind Hammer jauh lebih rendah daripada Air Bullet. Sementara melepaskan udara yang tidak cukup untuk memberikan cedera apapun pada tubuh Takuma, itu masih cukup untuk menyebabkan postur tubuhnya goyah. Badan Takuma mencondong ke depan, menyebabkan akurasi sihirnya menurun.
Begitu banyak variabel selain Air Bullet termasuk ukuran peluru, derajat kompresi udara, kecepatan peluru dalam tingkat konstan begitu digabungkan dalam Rangkaian Aktivasi, arah tembakan, dan jangkauan terjauh yang dimungkinkan, semua subyek itu berubah tergantung pada jumlah yang diperintahkan oleh si Penyihir. Meskipun arahnya tidak memerlukan verifikasi mata telanjang, arah pandangan secara umum diakui sebagai pendekatan yang lebih mudah untuk membidik.
Karena inilah Air Bullet Takuma mulai melesat ke sudut yang lebih rendah. Cukup menjauh dari kaki Izumi, salah satu dari peluru-peluru bersama dengan trajektorinya membentuk Zone of Interference dan terlepas dari kondisi terkompresinya sebelum menabrak tanah dan menggelinding ke kaki Izumi.
Memekik kecil, tubuh Izumi jadi goyah karena angin. Gelombang angin yang tak terduga itu menyebabkan dia kehilangan keseimbangan. Melihat ini, Takuma segera menyadari kesalahannya. Baru sekarang dia sadar bahwa Zone of Interference meniadakan tekanan angin dan terus-menerus melakukan akselerasi, tapi sama sekali tidak melakukan apapun untuk menghilangkan energi kinetik udara.
Kubah udara kosong telah dinetralkan di tengah udara yang mengembang ke luar ke segala arah. Pendeknya, yang berada dekat permukaan tanah mendapat perlawanan dari tanah yang terbatas oleh arah ekspansi. Energi kinetik dari pergerakan maju digangungkan ke dalam arus udara yang meluas ke bawah menjadi gelombang angin yang bertiup ke arah lawan-lawannya.
(Dengan kata lain, aku hanya perlu menembak ke segala arah yang hanya akan meniadakan sihirnya dan bukan serangan itu sendiri!)
Takuma membentuk 7 Air Bullet dalam ruangan di hadapannya. Peluru-peluru tersebut terbentuk pada titik-titik segi enam dengan satu peluru di pusatnya. Yang berada di tengah ditembakkan terlebih dahulu, diikuti dengan cepatnya oleh 6 peluru lainnya tanpa jeda waktu.
Sihir Shippou — sihir yang dirancang oleh Laboratorium Penelitian Ketujuh disebut Herd Control. Di sini, istilah herd (kawanan) tidak merujuk pada sekumpulan organism biologis, tapi sebaliknya pada sebuah grup yang terhubung bersama tanpa aturan apapun. Berbagai obyek independen, atau bahkan fenomena, dimanipulasi bersama-sama seakan mereka adalah satu tubuh.
Lebih dari sekedar menyebabkan beberapa ratus butiran es mendarat, Herd Control ini juga bisa digunakan pada tekhnik yang ditujukan pada satu target. Bagi putera tertua Keluarga Shippou, membuat 7 Air Bullet melesat bersamaan adalah perkara yang sangat mudah.
Peluru pertama jatuh di Zone of Interference Izumi dan meledak. Akan tetapi, udara yang meluas dengan segera dikelilingi oleh 6 peluru lainnya dan terdorong kembali. Pada akhirnya, Air Bullet tersebut perlahan mengurangi kepadatan udaranya sampai serpihan anginnya menyerbu ke arah Izumi.
"Ah!?"
Izumi tidak berteriak karena terkena serpihan anginnya, tapi menjerit karena mendadak terdorong ke satu sisi. Kecepatan yang menyebabkan Kasumi terdorong ke arah Izumi sudah jelas akibat sihir. Dia pasti telah mengubah Move-Type Magic yang awalnya ditujukan untuk Takuma pada dirinya sendiri, mengabaikan peningkatan beban pada tubuh yang disebabkan oleh proses akselerasi Move-Type Magic. Ini sama saja sekalipun itu adalah sihirnya sendiri, sama halnya dengan didorong ke samping juga menderita cedera yang sama. Kesempatanku telah tiba, pikir Takuma.
Takuma menepukkan tangannya di depan dada. Dalam areanya, sifat alamiah dari suara pun berubah. Suara dari tepukan tangan Takuma semakin meningkat suaranya dan gelombang suara tersebut berkumpul sebelum dilepaskan ke arah Kasumi.
Bahkan sekalipun Zone of Interference meniadakan sihir, suara yang ditingkatkan akan tetap tidak berubah. Sekalipun gelombang suara yang dikumpulkan akan agak menyebar, masih akan ada cukup suara untuk menyaingi guncangan keras ledakan granat dalam jarak dekat yang menyerang Kasumi. Itu seharusnya lebih dari cukup untuk membuatnya tidak sadarkan diri, atau setidaknya itulah rencananya.
Akan tetapi, serangan gelombang suara Takuma dihancurkan oleh ruang vakum yang Izumi munculkan.

Udara telah dihisap keluar oleh ruang vakum. Hembusan angin yang disertai suara ribut menyebabkan rambut Kasumi dan Izumi berantakan. Rambut pendek Kasumi tidak bermasalah, tapi rambut panjang Izumi benar-benar berantakan, akan tetapi yang dia lakukan hanyalah menyisirnya begitu saja dengan sebelah tangannya dan semuanya pun beres.
"Kasumi-chan, kau tidak apa-apa?"
Mengangkat tubuh bagian atasnya sedikit, Izumi menanyai Kasumi yang masih menindih di atasnya.
"Terima kasih, Izumi. Yang barusan hampir saja."
Kasumi balas menjawabnya sambil mengangkat tubuhnya menjauh dari Izumi.
Saat ini, Takuma lanjut melancarkan serangannya. Bertukar tugas pertahanan, Kasumi dan Izumi nyaris tidak bisa menahannya.
Meski demikian, tidak satu pun dari mereka menunjukkan tanda kecemasan apapun di wajah mereka.
"Kita sepertinya telah menganggap remeh orang ini."
"Aku tidak tahu tentang istilah menganggap remeh, tapi sepertinya memang begitu."
"Akan gawat kalau terus seperti ini."
"Tapi, kau tidak berencana untuk kalah, ya 'kan?"
"Tentu saja. Izumi, kita akan menggunakan itu."
"Ya. Kasumi-chan. Seperti biasa."
"Aku akan menembak."
"Aku akan mengangkat."
"Hitung mundur."
"Tiga." "Dua." "Satu."
"Tetapkan peran!"
Segera setelah Kasumi berteriak, kekuatan sihir yang meraung ke arah Takuma meningkat secara drastis.

Takuma segera mengangkat kekuatan gangguan fenomenanya ke sekitar punggung, kepala, dan sisi tubuhnya. Mendeteksi tanda-tanda sihir yang luar biasa besar, Takuma menyalurkan semua serangannya ke dalam pertahanan.
Dia merasakan sihir yang mengincar molekul-molekul udara sambil berkumpul dan mengumpulkannya – jadi ini pastinya adalah sihir yang mengendalikan aliran udara, tapi dia tidak ada waktu untuk mengamati. Instingnya memberitahukannya untuk mengeluarkan dinding pertahanan terkunci ke segala arah dan Takuma dapat menyelesaikan sihir dinding pertahanannya ini hanya karena desain dari Rangkaian Sihirnya untuk sihir ini jauh lebih sedikit rumit daripada sihir yang akan Kasumi dan Izumi lancarkan.
Dalam ruang kelas sempit yang terbatas ini, sebuah angin putting beliung hebat mulai muncul. Saat angin menekan bagian atas kepala dan seluruh tubuhnya, angin tersebut berada di mana saja di bagian belakang dan sampingnya. Dia hampir terhempas bersama dengan dinding penghalang di sekelilingnya. Dengan sebuah dinding penghalang di sekitarnya, area permukaan yang terkena dampak angin tersebut pun bertambah bersamaan tekanan yang juga meningkat. Meski demikian, dia tidak dapat mengurangi tingkat permeabilitas ataupun menurunkan ukuran dinding pelindungnya. Sebagai seorang Penyihir, Takuma menyadari bahwa tingkat nitrogen dalam angin yang memukulinya telah meningkat.
Ini adalah sihir yang menaikkan level nitrogen dalam udara sekaligus sihir yang menggerakkan blok-blok udara. Sebuah kombinasi Sihir Gather-Type dan Move-Type, "Suffocating Turbulance". Satu hembusan udara yang benar-benar kurang kandungan oksigennya ini akan dengan segera membuat seseorang tidak sadarkan diri karena kekurangan oksigen. Jika dia menurunkan pelindung untuk mencegah terhempas oleh pergolakan udara, maka dia akan langsung kekurangan oksigen.
Di bawah kaki Takuma di mana dia dengan mati-matian menjejakkan kakinya untuk memantapkan diri, suara halaman-halaman buku yang terikat erat ditiup oleh angin kencang dapat terdengar saat lembaran-lembarannya terus berkepak mengepak di bawah angin. Buku itu sendiri tidak terhempas karena angin sihir hanya bertiup setingi dari lutut ke atas. Buku yang terikat kencang yang dibawa Takuma itu pada dasarnya adalah sebuah kitab yang berat. Takuma melihat bagian belakang buku yang dicetak dengan simbol-simbol geometris yang sama dengan yang ada di halaman pertama hingga terakhir dan memutuskan untuk menggunakan kartu andalannya.

"Ini adalah …… Suffocating Turbulance?"
"Tepat."
Terhadap pertanyaan Miyuki yang terkejut sekaligus takjub, Tatsuya memberikan konfirmasi pendek.
"Mampu menggunakan dengan lancar sihir tingkat tinggi seperti itu, kurasa harus kukatakan seperti yang diduga dari adik-adik Saegusa-senpai."
"Masih sedikit kasar di bagian tepiannya, tapi memang mengesankan."
Pada tingkat menetralkan lawan dengan menggunakan sihir untuk menyebabkan kurangnya oksigen, sihir ini mungkin berada di kategori yang sama dengan kartu andalan Mayumi "Dry Meteor". Kasumi dan Izumi mungkin merancang kartu andalan ini karena pengaruh Mayumi. Tetap saja, dalam hal kerumitan sihir, Suffocating Turbulence jauh lebih sulit daripada Dry Meteor. Meskipun merepotkan untuk mengumpulkan sejumlah besar partikel-partikel es kering yang terbentuk dari karbon dioksida di udara lebih dulu. Suffocating Turbulence memerlukan penanganan konstan dari komposisi molekul dalam udara sekaligus pengendalian cermat dari aliran udara, membuat ini sebagai sihir yang luar biasa sulit.
Kendali Kasumi dan Izumi terhadap aliran udara untuk Suffocating Turbulence masih terlalu kasar, karena itulah Tatsuya mengatakan "masih sedikit kasar di bagian tepiannya", tapi ini jelas adalah sebuah sihir tingkat tinggi yang tidak bisa dipandang setingkat dengan sekolah.
"Jadi ini adalah sihir multiplikasi……. Pantas saja orang-orang brkata bahwa "si kembar Saegusa hanya bisa menunjukkan kekuatan mereka yang sesungguhnya ketika keduanya dikumpulkan bersama".
Jadi pada dasarnya, sampai titik ini Kasumi dan Izumi telah menggunakan sihir paling mendasar dan hanya memakai sihir tingkat tinggi ketika terdesak. Sebagai orang yang bertanggung jawab untuk menyerang, Kasumi tidak menggunakan mantera ini bukan karena dia tidak bersedia ataupun meremehkan lawannya, tapi karena Suffocating Turbulence terlalu sulit untuk digunakan Kasumi sendirian.
Saegusa Kasumi dan Saegusa Izumi menyandang sebutan "kembar Saegusa" karena konotasi khusus di balik nama itu sekaligus sifat unik yang hanya dimiliki mereka berdua. Hanya lewat kerja sama mereka sepenuhnya maka mereka dapat menggunakan sihir berkekuatan tinggi dan luar biasa sulit itu yang mana tidak bisa dilakukan kalau mereka hanya seorang diri saja.
Orang-orang yang bukan penyihir tidak akan memikirkan ini, tapi ini adalah sebuah fenomena yang tidak normal bagi para Penyihir. Ada tekhnik-tekhnik sihir berskala besar dengan tingkatan tinggi yang bergantung pada banyak Penyihir yang melancarkan mantera yang sama. Ini terutama untuk Sihir Kuno, meskipun contoh nyatanya sangatlah sedikit, tapi jelas tidak langka saat berkenaan dengan tekhnik-tekhnik yang diturunkan dari generasi ke generasi. Akan tetapi, ritual sihir semacam ini memerlukan perapalan, pemujaan, tarian atau medium serupa yang menggunakan lima indera.
Saat banyak Penyihir menggunakan sihir yang sama secara serentak, Kekuatan Sihir tidak bersifat tambahan. Dalam situasi ini, hanya mantera dari Penyihir dengan Kekuatan Sihir terbesar yang akan aktif, sementara Kekuatan Sihir dari Penyihir lainnya akan menghalangi perubahan fenomena. Ritual Magis yang dilakukan beberapa individual memerlukan kesepakatan antar Penyihir untuk saling menimpa Rangkaian Sihir  mereka untuk dapat melancarkan Rangkaian Sihir yang lebih rumit atau bahkan lebih luar biasa besar. Titik daya tarik utama atau karakteristik uniknya adalah membagikan tujuan-tujuan spesifik pada setiap individu Penyihir, atau bahkan sebuah tugas untuk diulangi lagi dan lagi.
Meski begitu Kasumi dan Izumi dapat meningkatkan Kekuatan Sihir merek hanya dengan menggunakan sihir biasa lewat bantuan dari CAD mereka. Sebagai tambahan, mereka berdua bukanlah bagian-bagian dari sebuah Rangkaian Sihir, tapi bergabung membentuk sebuah Kekuatan Sihir tunggal yang amat besar.
Kasumi sangat suka menghempaskan Rangkaian Sihirnya pada target dan Izumi memberinya kekuatan interferensi. Kekuatan Sihir mereka jadi berlipat ganda alih-alih berpadu saat melancarkan sihir. Mampu mencapai hal ini, bukan hanya tubuh mereka memiliki gen keturunan yang sama, mentalitas dan area kalkulasi sihir unik mereka pun sama. Takuma mungkin menganggap Kasumi lebih kuat dalam kecepatan melancarkan sihir dan desain skala Rangkaian Sihir, sementara Izumi lebih kuat dalam interferensi, yang mana itu merupakan sebuah kesalahpahaman. Alasan kenapa dia percaya demikian adalah karena seperti itulah Kasumi dan Izumi menggunakan sihir mereka, sehingga hasilnya akan tetap sama meskipun mereka bertukar peran.
Ini murni sebuah kebetulan yang bahkan tidak dapat direplikasi lewat tindakan medis. Inilah rahasia di balik kekuatan "kembar Saegusa".

Menahan napas dan berdiri tegap, Takuma jatuh berlutut pada satu kakinya dan menutup buku yang hampir tercabik-cabik oleh angin. Segera, Takuma sekali lagi membuka buku yang terikat rapat itu. Dalam sekejap, setiap halaman dalam buku itu naik ke langit bagaikan kepingan-kepingan salju yang menari-nari di tengah angin.
Buku yang Takuma bawa memiliki 720 halaman kertas B5 yang dilipat. Buku itu 182mm lebarnya dan 256mm panjangnya (standar kertas B5 adalah 182mm dan 257mm). mengecualikan 2mm dari setiap halaman yang ditutupi sampul buku (di mana buku itu diikat) halaman yang tersisa terpotong menjadi 4mm kali 3mm. Dengan ukuran segitu, setiap dua halaman (satu lembar) memiliki 2880 potong. Dengan 720 halaman atau 360 lembat, totalnya ada 1.036.800 potong kertas.
Lebih dari satu juta potongan persegi kertas kecil terbang bersama amukan angin bagaikan kepingan salju ke arah si kembar. Tidak perlu dikatakan lagi, kertas berukuran 4mm kali 4mm itu bukan hanya sekedar potongan kertas. Siapapun yang menangkap potongan kertas yang tak terhitung banyaknya itu dengan matanya dapat mengetahui bahwa potongan-potongan tersebut tidak takluk oleh angin, mirip begitu banyak bilah-bilah tajam tipis berbentuk bujur sangkar sekeras kaca. Sekilas, bilah-bilah yang kira-kira ada sejutaan itu berdansa bersama-sama tanpa aturan atau semacamnya, tapi mereka semua benar-benar berkumpul di sekitar Kasumi dan Izumi.
Kasumi dan Izumi, begitu pula Tatsuya dan Miyuki, tahu dengan sangat baik bahwa semua keping salju kertas itu sedang dimanipulasi oleh seseorang. Mereka yang tahu sihir Keluarga Shippou akan langsung tahu sihir apakah ini.
Salah satu kartu andalan Keluarga Shippou, "Million Edge". Sebuah sihir yang menggunakan Herd Control untuk memanipulasi lebih dari sejuta potongan kertas yang berubah menjadi bilah-bilah tajam untuk menyayat lawan.
Si kembar terus mengendalikan Suffocating Turbulance saat mereka melancarkan sihir lain. Dengan menghantamkan blok-blok udara dengan sejumlah besar oksigen pada keping-keping salju kertas itu dengan menggunakan kompresi adiabatic untuk menciptakan angin panas yang melampaui titik terbakarnya kertas agar menyulut bilah-bilah kertas tersebut.
Ini adalah sebuah bentuk lain dari "Heated Turbulance". Ini adalah sejenis sihir tingkat tinggi lainnya yang menciptakan kompresi adiabatic blok udara. Mereka mengaktifkan sihir ini sementara Suffocating Turbulance tetap berlangsung, tapi ini masih berada dalam batasan kemampuan mereka saat ini. Subjek utama dari Laboratorium Penelitian Ke-3 adalah mengendalikan banyak sihir di saat yang bersamaan. Laboratorium Penelitian Ke-3 pada awalnya berniat untuk menguji seberapa banyak sihir yang dapat diaktifkan pada saat yang bersamaan sekalgus meningkatkan batasan tersebut sebagai Proyek Augmentasi Penyihir mereka. Di antara Laboratorium Pengembangan Penyihir, Laboratorium Penelitian Ke-3 adalah sebuah hal langka di mana mereka terbuka dengan penemuan mereka, membiarkan Laboratorium Penelitian Ke-10 juga mendapatka keuntungan dari penemuan ini. Bagi Keluarga Juumonji yang telah menguasai Phalanx, ini membantu mereka menyatukan lebih banyak sihir dan hasilnya adalah kemampuan untuk menggunakan banyak sihir. Sedangkan untuk Penyihir Keluarga Saegusa yang berpindah ke Laboratorium Penelitian Ke-7, sekalipun itu adalah sihir level tinggi, menggunakan dua atau tiga sekaligus di saat yang sama bukanlah perkara sulit.
Angin puting beliung yang tidak mengijinkan apapun untuk bernapas itu melahap Takuma saat udara yang dipanaskan lebih dari 500 derajat Celcius akan membakar habis potongan kertas berbentuk persegi tersebut.
Bermandikan udara panas yang melampaui titik terbakarnya, sejutaan bilah kertas di bawah kehendak Takuma terlindungi oleh sihir saat mereka haus oleh darah Kasumi dan Izumi.
Kalau seperti ini, Takuma akan tumbang karena kekurangan oksigen dan Kasumi serta Izumi akan disayat-sayat menjadi potongan-potongan oleh banyaknya bilah yang tidak terbakar. Sudah jelas terlihat bahwa kesimpulannya kedua pihak akan mendapat cedera permanen.
"Sudah cukup!"
Tatsuya menggerakkan lengan kanannya.
Pada tangannya yang terjulur, sebuah CAD perak bersinar terang. Itu adalah CAD Khusus berbentuk pistol, Silver Horn.
Rangkaian-Rangkaian Sihir tercabik menjadi serpihan dan hentakan psion menyebarkan sisa-sisa yang hancur itu..
Saat suara Tatsuya menyatakan berhentinya pertandingan tersebut, siapa yang tahu apakah suara tersebut sampai pada kesadaran ketiga orang dalam pertempuran itu?

Di tengah-tengah keheningan yang diakibatkan oleh lenyapnya sihir, tidak peduli apakah itu Takuma, Kasumi, Izumi, tidak seorang pun yang bisa mengerti apa yang telah terjadi saat mereka berdiri di sana dengan linglung. Sedangkan apakah semua yang hadir tidak sadar dengan apa yang terjadi — sepertinya tidak begitu. Dengan kata lain, mereka yang berdiri di tempatnya dengan bingung adalah ketiga peserta pertandingan ini, tiga siswa Kelas 1 itu.
Sementara mata Tomitsuka melebar, dia tidak memperlihatkan ekspresi seseorang yang luar biasa terguncang. Meskipun ada beberapa elemen tercengang, akan lebih tepat mengatakannya sebagai sebuah ekspresi takjub setelah menyadari apa yang telah terjadi. Sedangkan untuk tiga orang lainnya, Miyuki, Honoka, dan Shizuku sama-sama memperlihatkan ekspresi yang mengatakan "seperti yang kami duga dari Tatsuya".
Kenyataannya, hanya Miyuki saja yang benar-benar mengerti apa yang barusan terjadi di sini. Tetap saja, ketiga siswa Kelas 1 itu bahkan tidak paham dengan fakta bahwa "Counter Magic Tatsuya baru saja melenyapkan sihir yang muncul dari Takuma, Kasumi dan Izumi dalam sekejap".
"Pertandingan ini berakhir dengan kedua pihak kehilangan haknya untuk melanjutkan."
Sebagai wasit, Tatsuya menyatakan penilaiannya. Pada saat ini, para siswa Kelas 1 akhirnya pulih dari kondisi mematung mereka.
"Apa yang sebenarnya terjadi!?"
Yang pertama kali mempertanyakan Tatsuya adalah Kasumi.
"Aku sudah mengatakan sejak awal pertandingan. Serangan fatal atau serangan yang mengakibatkan cedera yang tidak dapat dipulihkan pada lawanmu sangatlah dilarang. Bila aku menilai situasinya beresiko, aku akan secara paksa mengakhiri pertandingan."
"Kalau begitu, hasil pertandingannya?"
Izumi lebih tenang dibanding saudari kembarnya, tapi nada bicaranya lebih kasar daripada biasanya saat dia mengajukan pertanyaan itu.
"Kedua pihak kehilangan hak untuk melanjutkan, dengan demikian keduanya kalah."
Itu bukanlah seri, tapi kekalahan seimbang. Tatsuya secara sengaja mengatakannya dengan cara ini untuk menekankan "tidak adakan ada pertandingan lainnya", tapi apakah Izumi dan yang lainnya dapat memahami makna tersembunyinya masihlah tidak dapat diketahui.
"Tapi, Shiba-senpai, aku yakin Suffocating Turbulence berbeda dibanding Million Edge karena ini bukanlah sihir fatal ataupun yang dapat menyebabkan dampak jangka panjang."
Izumi bermaksud mengatakan bahwa "Bukankah Shippou-kun yang kalah karena dia melanggar aturan?", sebuah detil yang Takuma langsung pahami. Takuma hampir akan menjelaskan, tapi Tatsuya langsung membalasnya.
"Memang benar, jika kekuatannya dikendalikan dengan cermat, maka Suffocating Turbulence tidak akan meninggalkan cedera serius pada lawanmu. Akan tetapi, Izumi, kalian berdua belum bisa mengendalikan sebaik itu."
Sementara Tatsuya secara visual menginterogasi dengan pandangan "Bukan begitu?", tidak satu pun dari si kembar yang bicara.
"Bukan seperti itu!"
Menggantikan si kembar, yang sama sekali bukan bagiannya, giliran Takuma yang menentang keputusan Tatsuya.
"Kami pasti sudah menentukan hasil akhirnya sebelum itu terjadi!"
Sebuah percikan — bukan karena rasa senang, tapi karena ketertarikan — rasa minat berkilat di mata Tatsuya.
"Kalau begitu menurutmu kau yakin kau menang?"
"Benar."
Tak ada rasa takut dalam tatapan dingin Tatsuya, Takuma melanjutkan dengan congkaknya lebih jauh.
"Heated Turbulence Saegusa gagal menghentikan Million Edge. Sebelum Suffocating Turbulence dapat mencapai dinding penghalangku, aku akan dapat menyerang Saegusa."
Selintas sindiran terselip di pandangan dingin Tatsuya.
"Kalau begitu, misalkan aku tidak menyela, ratusan hingga ribuan serpihan kertas terbakar akan menyayat-nyayat tubuh lemah sepasang siswi Kelas 1. Itukah yang kau coba katakan?"
Di sekitar mereka, setidaknya ada dua orang yang mencoba untuk menahan mati-matian tawa mereka.
Takuma bersemu merah. Rona merah wajahnya begitu jelas sampai setiap orang bisa melihatnya.
"Kalau begitu, Shippou, pertandingan ini berakhir dengan kekalahanmu karena pelanggaran aturan."
Sebelum Takuma yang penuh semangat itu meledak, Tatsuya membuat pernyataan ini dengan suara yang begitu dingin sampai terdengar nyaris kejam. Ini adalah kekalahan Takuma. Di hadapan suara kaku sedingin es, bahkan Takuma sendiri pun ragu-ragu bagaimana seharusnya dia mendebat ini.
"Aku tidak akan membiarkanmu berkata bahwa kau mengabaikan apa yang terjadi pada orang yang menerima serangan Million Edge secara langsung."
Takuma hampir membuka mulut dan mengatakan sesuatu, tapi Tatsuya tidak pernah berniat untuk memberinya kesempatan membela diri.
"Membiarkan sebuah serangan yang jelas-jelas membunuh sama saja halnya dengan membiarkan sebuah pembantaian. Berdasarkan aturan dari pertandingan ini, hal itu tidak diijinkan."
"Kalau begitu!"
Takuma terlihat mencoba untuk membebaskan dirinya dari tekanan luar biasa yang diberikan padanya oleh Tatsuya dan menyerang balik dengan lebih berapi-api daripada yang dibutuhkan. Hanya mengerahkan kata sesederhana itu benar-benar menguras banyak tenaganya.
"Jadi maksudmu bahwa sejak awal, begitu aku menggunakan Million Edge, aku akan kalah!?"
"Kalau kau tidak mampu mengendalikan kekuatannya, maka itu sama saja dengan melanggar aturan."
"Bagaimana bisa begitu, itu konyol!"
Tatsuya tetap tenang dan tidak terganggu saat menghadapi Takuma yang marah, sebuah sikap yang malahan semakin mengipasi api amarah Takuma. Melihat kondisinya yang begitu emosional, tidak hanya seniornya di Grup Aktivitas Klub, Tomitsuka, yang mengkhawatirkannya, bahkan lawan Takuma pun sampai saat ini, Kasumi, juga sama cemasnya.
"Itu sama saja dengan menyangkal kartu andalanku bahkan sebelum pertandingan dimulai! Bukankah itu pertandingan yang sama sekali tidak adil!?"
"Kondisi semua orang adalah sama. Bagi Saegusa bersaudari, sihir berkekuatan tinggi juga dilarang."
Tetap saja, hanya mereka berdua yang peduli untuk memperdebatkan hasilnya. Para siswi Kelas 2 — Miyuki, Shizuku, dan Honoka, semua menyaksikan Takuma dengan tatapan belas kasihan.
"Omong kosong! Mereka tidak memiliki sihir yang cukup kuat untuk dilarang!"
"Suffocating Turbulence memiliki kekuatan serangan yang lebih dari cukup. Aku tidak menghentikan mereka di awal karena mereka mengendalikan kekuatannya dalam parameter yang bisa diterima."
Takuma dibuat terhenyak kehilangan kata-kata setelah Tatsuya berbicara dengan nada suara bahkan tidak bisa dibilang tidak menyenangkan secara luas. Tidak hanya dia merasakan ini dari tatapan dingin yang diarahkan oleh Tatsuya, Takuma merasa bahkan para siswi kakak kelasnya menertawakannya. Dia mati-matian memeras otak untuk membalas.
"Akan tetapi, Shippou, kau tidak dapat mengendalikan dengan baik kekuatan dari Million Edge."
"Itu omong kosong. Aku telah mengendalikan mantera itu dengan sempurna!"
Tanggapan Takuma sama sekali tak berdasr dan hanya refleksnya secara sengaja menggunakan emosinya untuk membuat keputusan. Semua siswa Kelas 2 yang hadir tahu hal ini dengan sangat baik bahwa Takuma tidak dapat sepenuhnya mengendalikan Million Edge.
Jika Tatsuya tidak hanya menyatakan keputusannya sendiri tapi juga meminta Miyuki, Shizuku, Honoka, dan Tomitsuka agar semuanya menyuarakan pendapat mereka, Takuma tidak akan punya pilihan selain menyerah. Kesampingkan orang-orang Tatsuya untuk sementara, bahkan sekalipun Tomitsuka mendukung keputusan Tatsuya, maka tidak diragukan lagi Takuma akan kesulitan untuk bersikap keras kepala mempertahankan keyakinannya.
"Aku adalah wasit pertandingan ini, dan aku yang kan menentukan menang atau kalahnya. Aku seharusnya mengatakan ini sejak awal."
Meski demikian, Tatsuya gagal melakukannya. Menang atau kalah ditentukan oleh wasit. Tatsuya merasa tidak perlu untuk mengubah aturan tersebut.
"—Ah, aku mengerti! Jadi maksudmu penggunaan Million Edge adalah sebuah pembunuhan! Kalau begitu kau seharusnya mengatakan itu sejak awal! Kalau aku tahu bahwa Million Edge bertentangan dengan aturan, aku akan memilih strategi lain!"
Takuma bersikap masa bodoh dengan kenyataan bahwa dia  sedang berulah seperti seorang anak kecil.
Pandangan Tomitsuka terhadap Takuma berubah dari prihatin menjadi cemas.
Tatapan Miyuki pada Takuma beralih dari rasa kasihan menjadi menusuk.
Meski demikian, Tatsuya terus menggunakan logika dingin untuk menghadapi keributan Takuma.
"Berhenti merajuk, Shippou. Kau tidak mampu mengendalikan kekuatannya karena kau masih belum dewasa. Tidak peduli apakah itu terlarang atau tidak, ketidakmampuanmu untuk memenuhi persyaratan yang dibutuhkan membuktikan bahwa kau masih kurang."
"Kau adalah seorang Weed. Kau tidak berhak berkata begitu!"
Ruang kels mendadak….terdiam. Keheningan tersebut meliputi semuanya dengan kegelisahan yang hampir menyakitkan.
Wajah Takuma yang semula merona merah kini jadi pucat pasi. Dia tidak pernah merencanakan sampai sejauh ini. Seakan-akan semua darahnya terdorong ke kepala, dan dengan demikian membuatnya mengatakan sesuatu yang tidak dapat dia tarik kembali.
Shizuku dan Honoka memucat untuk alasan lain. Itu karena mereka takut dengan badai musim dingin mengerikan yang hampir mengamuk di seluruh ruangan ini. Untungnya, sebelum itu terjadi, Tatsuya membuka mulut.
"Apa kau merasa tidak senang dengan yang kukatakan?"
Takuma juga menyadari bahwa ucapannya tidaklah sesuai untuk dua hal. "Weed" adalah sebuah istilah yang menjadi hal tabu di sekolah. Terlebih lagi, Tatsuya adalah sebuah "pengecualian" yang telah dipromosikan ke Tekhnik Sihir dari Tingkat 2 karena bakatnya yang luar biasa. Takuma berpikir mati-matian untuk memulihkan kesalahan tersebut, tapi dia telah terdesak dan tidak dapat mengembalikan ketenangannya, jadi tidak ada solusi yang muncul di pikirannya. Meski demikian, Takuma masih tidak menutup mulut.
"Hmph……. Aku merasa tidak senang hanya karena penilaian yang tidak adil! Saegusa dapat mengendalikan Suffocating Turbulence dan aku tidak dapat mengendalikan Mililon Edge. Bukankah itu adalah kesan yang terlalu berat sebelah dari Shiba-senpai? Aku mengendalikan Million Edge dengan sempurna! Shiba-senpai jelas-jelas lebih memihak Saegusa!"
"Shippou……Kata-katamu itu saling bertentangan."
Takuma membiarkan emosinya lepas kendali saat dia tidak menahan mulutnya menjadi liar seperti seorang anak kecil yang sedang mengacau. Suara tertegun yang menegur Takuma saat ini tidak berasal dari Tatsuya, tapi dari Tomitsuka.
"Jika situasinya berlanjut, sihirmu akan mengakibatkan cedera pada Saegusa bersaudari yang melampaui batasan pertandingan. Bukankah kau sudah mengakui itu?"
"Itu karena Saegusa menggunakan Heated Turbulence!"
Perkataan Takuma tidak sepenuhnya di luar logika. Sayangnya, dalam keadaan seperti ini, kata-kata ini hanya membuatnya terdengar seakan dia menumpahkan tanggung jawab.
"Cukup, Shippou."
Suara tanpa emosi terselip di antara percakapan Shippou dan Tomitsuka.
"Tidak bersedia mengakui kekalahanmu sampai sejauh ini, anggap saja ini kemenanganmu."
"Kasumi-chan, apa benar-benar tidak apa-apa?"
Di antara orang-orang yang hadir yang merasakan berbagai tingkatan rasa terkejut, orang yang menanyai Kasumi adalah orang yang paling mengenalnya, Izumi.
"Yeah~, sekarang kalau kupikirkan lagi, kita seharusnya tidak begitu antusias dengan hal semacam ini. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, menggunakan banyak sihir dalam pertandingan sekolah yang tak resmi bersama dengan kombinasi Suffocating Turbulence dan Heated Turbulence jelas-jelas hal yang berlebihan. Shiba-senpai benar soal itu."
Seperti yang dikatakannya, Kasumi kelihatannya sudah benar-benar tenang.
Tidak hanya mereka tidak memandang Takumi tanpa rasa permusuhan sedikit pun, pandangan tersebut benar-benar santai.
"…….Kalau itu yang Kasumi-chan mau."
Izumi dengan mudahnya menerima perkataan Kasumi. Pada dasarnya, dia hanya ada di sini untuk membantu kakak kembarnya. Karena Kasumi bilang itu tidak masalah, maka Izumi tidak akan ngotot atas hasilnya.
Takuma terlihat seakan dia tidak dapat memutuskan untuk berbicara atau tidak. Meskipun dia ingin berteriak marah "Jangan bersikap konyol!", dia juga merasa itu terlalu memalukan. Pada akhirnya, tidak ada teriakan yang muncul darinya. Sementara dia terdiam karena guncangan yang tak terduga ini, dia mendapatkan kembali sedikit rasionalitasnya.
Kasumi berjalan menuju Tatsuya dengan Izumi mengikuti di belakangnya.
"Shiba-senpai, maaf telah merepotkanmu."
Kasumi dan Izumi sama-sama membungkuk pada Tatsuya. Kenyataan bahwa 70% dari perhatian Izumi terletak pada Miyuki mungkin semakin bertambah sebagai sisi dirinya yang manis.
——Sementara itu Takuma menggertakkan gigi dan menyaksikan adegan ini.
"Meski begitu, bisa aku mengatakan sesuatu?"
Tentu saja, meminta maaf begitu saja pada akhirnya bukanlah sifat Kasumi. Tidak, lebih tepatnya tidak menghadapi Tatsuya bukanlah gaya Kasumi.
"Apa itu?"
Tidak seperti ekspresi yang dia perlihatkan saat berbicara dengan Takuma, Tatsuya menyunggingkan senyum simpul di sini.
"Aku —kami tidak pernah kehilangan kendali sihir kami. Menghentikan paksa pertandingan adalah hal yang salah dari pihak senpai."
Setelah mengutarakan kata-kata tersebut dengan tatapan mantap di matanya, Kasumi meninggalkan ruang praktek tanpa menunggu balasan Tatsuya.
"Um, yah."
Beralih pandang antara punggung Kasumi dan wajah Tatsuya, Izumi benar-benar (dan sangat jarang) kebingungan.
"Izumi."
"Eh!"
Meskipun ini tidak sepenuhnya tak terduga, Izumi masih melonjak kaget dan berdiri tegak ketika Tatsuya memanggil namanya. Segera setelah itu, Izumi menundukkan kepalanya dengan malu dan lidah kelu.
Tatsuya tidak pernah menggoda Izumi ataupun memperlihatkan ekspresi serius. Sebaliknya, dia lanjut berbicara dengan raut wajah lembut.
"Tolong sampaikan pesan pada Kasumi untukku. Kalau dia merasa tidak puas, aku selalu bersedia menjadi lawan bagi kalian berdua. Itu saja."
Apakah ini karena dia begitu keheranan? Mata Izumi melebar. Tetap saja, Izumi segera paham bahwa Tatsuya mengatakan ini karena dia memikirkan perasaan Kasumi. Ini jauh berbeda dari kesannya sebelumnya tentang Tatsuya.
"……aku mengerti, senpai. Terima kasih."
Izumi membalas Tatsuya sambil membungkuk dalam-dalam pada Tatsuya tanpa terlalu rendah ataupun tegak. Saat Izumi mengangkat kepala, dia tetap berada di tempatnya untuk beberapa alasan.
"Ada apa?"
Tatsuya bertanya pada Izumi. Untuk pertama kalinya, Izumi memberikan Tatsuya seulas senyuman yang berasal dari lubuk hatinya.
"Kurasa aku berubah pikiran sedikit tentang sempai. Kau memang memiliki hal yang membuatmu terlihat seperti kakak laki-laki Miyuki Onee-sama."
Ini jauh melampaui balasan cepat yang sepatutnya dan kekuatan dari kalimat ini menyaingi latihan seminggu. Meski demikian, mungkin karena ini terlalu jujur untuk dianggap sebagai sebuah kebohongan, Tatsuya tidak berkata apapun saat mengawasi Izumi yang pergi dengan berkata "Permisi" dan memberikan bungkukan singkat lain.

Setelah Kasumi dan Izumi meninggalkan ruang praktek, Takuma tetap berdiri di sana tanpa sepatah kata pun. Di mata para siswa Kelas 2, dia telah dicampakkan, tapi Takuma sendiri tidak berpikiran demikian.
"Shiba-senpai."
Setidaknya dari sudut pandangnya, dia tadinya berharap untuk berbicara pada Tatsuya tanpa siapapun di situ, karena itulah dia tetap berdiri di sana.
"Apa ada hal lain yang ingin kau katakan?"
Suara Tatsuya tetap dingin, tapi tidak ada seorang pun yang memanggilnya "tidak dewasa". Siapapun yang mendengar percakapan yang terjadi di ruangan ini pastinya akan menyalahkan Takuma. Sebenarnya, Takuma juga berpikiran demikian setelah akal sehatnya kembali. Akan tetapi, di saat yang sama, dia memutuskan untuk tidak meminta maaf karena dia merasa itu sudah sangat terlambat untuk dilakukan. Mengecualikan kesalahan besar perilakunya, dia memantapkan diri untuk mendapatkan kembali kehormatannya yang hilang.
"Aku masih belum menerima ini!"
"Masih belum menerima apa?"
"Bahwa aku kalah karena melanggar aturan."
"Shippou!"
Tidak dapat menahan diri lagi, Tomitsuka membentak Takuma. Akan tetapi, Takuma tetap memancangkan pandangannya pada Tatsuya dan tidak melirik Tomitsuka sedikit pun.
"Apa yang kau inginkan?"
Tatsuya dalam posisi benar-benar menolak keberatan Takuma. Sejak awal, pertandingan ini didesain untuk melindungi Kasumi dan Takuma dari pelanggaran serius aturan sekolah yang mereka lakukan. Perlindungan ini terutama untuk Takuma, melihat dia melakukan pelanggaran yang lebih besar yang beresiko dapat dikeluarkan dari sekolah. Sekalipun ini adalah sikap pandang bulu atau sandiwara dalam diam, Takuma tidak dalam posisi untuk menuntut.
Walau begitu, Tatsuya tetap menanyakan sumber ketidakpuasan Takuma. Daripada menyebut Tatsuya berjiwa lembut, akan lebih tepat untuk mengatakan bahwa dia adalah tipe orang yang tidak ingin setengah-setengah saat berhadapan dengan masalah merepotkan.
"Tolong biarkan aku membuktikannya!"
"Membuktikan apa?"
"Membuktikan bahwa aku bisa mengendalikan Million Edge dengan sempurna."
"Dan bagaimana kau akan melakukannya?"
"Tolong lawan aku. Aku akan menggunakan Million Edge dan memaksa senpai untuk menyerah tanpa mencelakakanmu!"
Kata-kata Takuma menyebabkan Miyuki mengangkat sedikit alisnya sebelah.
Meski demikian, kegelapan putih gagal untuk mencekik ruangan kelas. white darkness failed to suffocate'
, dan nggak nemu artinya pas googling :v>
Sebelum emosinya dapat meledak, muncullah sebuah suara hantaman keras dan sesosok tubuh manusia membentur lantai. Kejadian tak terduga ini menahan kemarahan Miyuki.
Yang ambruk ke lantai adalah Takuma.
Yang menyerangnya jatuh adalah Tomitsuka.
",,,,,,Tomitsuka-senpai?"
Terhadap Takuma yang benar-benar kebingungan yang sedang menopang tubuhnya dengan kedua tangan.
"Shippou, jangan kurang ajar!"
Tomitsuka meraung begitu murka. Mungkin wajah Tomitsuka pada dasarnya tidak menyenangkan untuk dilihat, meskipun tidak sampai ke tingkat di mana dia digambarkan memiliki wajah seperti setan yang marah, namun kali ini dia benar-benar menghitam karena murka.
"Sejak awal kau sudah berkoar-koar mengucapkan kata-kata angkuh dan berputar-putar… Memangnya kau pikir kau ini siapa? Huh? Atau menurutmu ke 28 keluarga diperbolehkan bersikap seperti itu?"
"Aku……Aku tidak bermaksud begitu."
Takuma tetap duduk di tanah saat dia sepertinya bergumam pada dirinya sendiri. Dia mempertahankan postur tubuhnya yang hanya menopang tubuh bagian atasnya jelas karena rasa terguncang yang luar biasa telah merampas pikirannya untuk berdiri.
Takuma benar-benar tidak pernah menyadarinya. Dia  tidak pernah benar-benar menyadarinya sama sekali. Memandang pada tempat dalam Sepuluh Master Klan, dia selalu memandang ke atas dan tidak pernah memandang ke bawah. Tidak, bahkan sekalipun dia menurunkan kepalanya dia tidak pernah benar-benar melihat.
Sama seperti Takuma yang tidak pernah mengakui nilai Keluarga Shippou yang tidak ada tempatnya di antara Sepuluh Master Klan, begitu pula dia tanpa disadarinya memandang rendah para Penyihir yang bahkan tidak memiliki hak untuk bergabung dalam Sepuluh Master Klan seperti dia mengejek ayahnya sendiri.
"Shippou. Kalau kau bilang ingin membuktikan dirimu sendiri, maka aku akan menjadi lawanmu! Atau menurutmu aku tidak cukup baik untukmu? Bahwa "Range Zero", sampah Tomitsuka dari Seratus Keluarga, tidak layak untuk menjadi lawanmu!?"
Mungkin karena dia sepenuhnya dikuasai oleh sikap menekan Tomitsuka, Takuma terus merangkak mundur di tanah. Apakah Tomitsuka akan menyerangnya habis-habisan, atau Takuma akan mendemonstrasikan "kabur dengan ekor di antara kakimu" ? Tidak peduli yang mana, suasana ruang praktek tersebut dipenuhi dengan kekerasan hebat.
"Tomitsuka-kun, tolong tenanglah."
Saat situasi mulai memanas, suara bening Miyuki membuat suasana menjadi tenang.
"Tanpa izin dari Ketua Dewan Siswa dan Ketua Komite Moral Publik, tidak ada duel yang diperbolehkan. Sebagai tambahan, bukankah Shippou-kun juga perlu waktu untuk memikirkannya lagi? Dan tentunya waktu untuk menyiapkan medium yang dibutuhkan untuk mengaktifkan Million Edge, bukan begitu?"
"…….Itu benar. Maafkan aku."
Berkat teguran Miyuki, Tomitsuka sedikit merasa malu dengan semangatnya yang berkobar-kobar sesaat.
"Shippou-kun, apa kau bisa berdiri?"
Menggantikan Tomitsuka, yang mundur ke sudut, Honoka berjalan ke depan Takuma. Meskipun dia masih kesal dengan sikap tidak sopan Takuma terhadap Tatsuya, dia tidak akan mencampakkan adik kelasnya di tanah karena itu. Berdasarkan poin itu saja, orang dapat mengatakan bahwa Honoka terlalu baik.
"Aku tidak apa-apa!"
Takuma segera buru-buru berdiri. Wajahnya memerah karena gadis yang tadinya dia coba tarik ke pihaknya telah melihatnya kalah — pandangan itulah yang Takuma pilih.
"Shippou, aku tidak ada niatan untuk menurutimu. Tomitsuka, kalau kau ingin bertanding melawan Shippou, akan lebih baik kalau kau bicara dengan Hattori terlebih dahulu."
"Eh? Ah, kau benar."
Respon Tomitsuka mulai menguat tapi melemah penekanannya. Takuma menatap Tatsuya dengan pandangan merengut dalam diam.
"Honoka, maaf, bisa aku minta tolong padamu untuk mengunci pintunya?"
"Tentu saja, Tatsuya-kun."
Tatsuya dikelilingi dengan aura "jangan merepotkanku lebih jauh" saat dia pergi secepatnya.
Hanya Miyuki yang mengikutinya.
Sayangnya, Tatsuya tidak dapat melarikan diri dengan mudah.
Sekitar 15 menit setelah Honoka mengunci pintu dan kembali ke Ruang Dewan Murid. Tepat saat Tatsuya melangkah dan hendak pulang, bel pintu Ruang Dewan Murid berdering.
"Akan kuambil. Silakan masuk."
"Permisi."
Setelah Azusa menggunakan remot untuk membuka kunci, yang datang melewati pintu adalah Ketua dari Grup Aktivitas Klub, Hattori.
Daripada mengatakan dirinya mendapat firasat buruk, lebih tepat mengatakan bahwa Tatsuya yakin sesuatu yang buruk akan terjadi saat dia duduk tegak di kursinya.
Benar-benar merasa tidak senang, atau mungkin dengan raut wajah marah yang getir.
Duduk di kursi, tidak ada tanda-tanda sedikit pun rasa gentar pada pihak Azusa, sebuah detail yang sedikit mengejutkan Tatsuya.
"Nakajou, ini sangat sulit untuk kukatakan, atau mungkin harus kukatakan ini konyol……"
"Hattori-kun, ada masalah apa?"
Dari pihak Azusa, hanya itu yang bisa dia katakan.
"Maaf, aku harus meminta lembar ijin pertandingan lagi."
"Lagi!? Siapa kali ini?"
Dalam situasi ini, kenyataan bahwa Hattori tidak mengatakan hal jelek apapun tentang siapapun adalah bukti atas karakternya.
Setidaknya, dia memiliki rasa tanggung jawab yang lebih baik daripada Tatsuya, yang sudah memperkirakan kemungkinan ini dan memilih untuk melindungi dirinya sendiri dengan tidak melaporkan apapun.
"Tomitsuka dan Shippou."
"Shipou-kun lagi……?"
Kerutan dalam di antara alis Hattori menandakan bahwa dia merasakan hal yang sama dengan Azusa.
"…….Aku merasa ada sedikit masalah dengan sikapnya saat dia menolak untuk bergabung dengan Dewan Murid. Kali ini sama dan, sejujurnya, kurasa dia perlu dididik secara serius untuk membuatnya sadar."
Miyuki dan Honoka sama-sama mengangguk, tapi Hattori tidak melihat mereka.
"Tetap saja, rasanya sayang sekali bakatnya itu. Aku merasa kalau saja dia sedikit rendah hati, dia akan mampu melakukan hal-hal besar."
Sekali lagi, Hattori melewatkan percakapan visual antara Miyuki dan Honoka yang berlangsung seperti "Bagaimana menurutmu?" "Tidak mungkin."
"Kurasa agar dia bisa merendahkan hati, membuatnya menderita sedikit akan jauh lebih efektif daripada menegurnya keras."
"Jadi itulah alasan di balik pertandingan ini……. Apakah Tomitsuka-kun setuju dengan lawannya ini? Kalau untuk alasan itu, bukankah Sawaki-kun atau bahkan dirimu sendiri, Hattori-kun, akan sedikit lebih baik?"
Dengan Katsuto, Mayumi dan Mari yang lulus, siswa-siswa terkuat di permukaan SMA adalah Hattori dan Sawaki. ("Beralih" adalah cara para siswa mengutarakannya, karena tidak ada turnamen eliminasi untuk menentukan ini.)
"Aku mempertimbangkan untuk mengajari dia sendiri, tapi Tomitsuka sungguh-sungguh meminta dia untuk melakukannya. Sejauh ini, Tomitsuka bertanggung jawab untuk melatih Shippou dan dia jelas lebih dari mampu untuk melakukan ini. Karena itulah, kali ini aku ingin menyerahkan masalah ini padanya."
"Apa benar-benar tidak akan apa-apa?"
Isori telah duduk diam mendengarkan Hattori sampai saat ini dan memberikan dukungannya.
"Tomitsuka-kun sangat kuat. Seperti yang Hattori-kun katakan, dia jelas lebih dari mampu."
Didasarkan pada sudut pandang spesialisasi kedua keluarga, ada sebuah hubungan substansial antara Tomitsuka dan Keluarga Isori. Meskipun hubungan pribadi mereka tidak dekat, tidak ada hal yang aneh tentang Isori Kei yang mengetahui batasan dari kekuatan Tomitsuka Hagane.
"Terlebih lagi, Tomitsuka-kun memiliki kepribadian yang tekun. Bahkan dalam kondisi seperti itu, kepribadiannya tidak akan menjadi aneh. kurasa tidak mungkin akan ada hasil yang tidak diinginkan kalau kita membiarkan dia untuk bertanding melawan Shippou-kun.
Azusa tahu tentang ini, karena itulah dia dengan mudah menerima usulan Isori.
"Hari apa yang ingin kau minta? Sekolah akan ditutup hari ini jadi tidak mungkin."
Sebagai tanggapan atas pertanyaan Azusa, Hattori telah menyiapkan sebuah jawaban lebih dulu.
"Dua hari dari sekarang."
"Tidak masalah jika tidak besok?"
"Itu karena aku tidak ingin dia menggunakan pertarungan berturut-turut sebagai alasan. Memberikan satu hari untuk persiapan di antaranya akan lebih baik."
"Dua hari dari sekarang adalah hari Sabtu. Aku tidak yakin ruang praktek masih dibuka setelah jam sekolah……"
Azusa mengatakan ini sambil membuka layar tentang permintaan penggunaan fasilitas.
"Ah, ada yang kosong pada pukul 3 sore di Ruang Praktek #3. Apa satu jam cukup?"
"Bisakah kau membuatnya kosong untuk dua jam?"
"Hm~, tidak masalah."
Meskipun dia sedikit kaget dengan permintaan Hattori, Azusa masih melakukan permintaannya dan menyelesaikan penjadwalan sesuai yang diminta.
"Kalau begitu, aku akan memberikan lembar izinnya lebih cepat."
"Maaf merepotkanmu."
Hattori mengangguk pada Azusa sebagai tanda terima kasih. Azusa menyengir senang.
"……Apa yang lucu?"
"Aku merasa Hattori-kun jadi semakin mirip Juumonji-senpai."
Bagi Azusa, ini sudah jelas sebuah pujian. Akan tetapi, Hattori secara pribadi merasa bahwa dirinya dan Katsuto adalah jenis orang yang berbeda. Dari sudut pandanganya, ini sama saja dengan mengatakan bahwa dia sedang meniru Katsuto untuk membantunya menjembatani mereka berdua, sesuatu yang sudah jelas membuat suasana hatinya menjadi aneh.
◊ ◊ ◊
Di pintu masuk ruang keluarga, Miyuki sedang memandangi kakaknya yang sedang duduk di sofa setelah mengganti bajunya dengan pakaian dengan tatapan cemas.
Di perjalanan pulang dari sekolah, Tatsuya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Tetap saja, ini hanyalah perasaan Miyuki sendiri tentang masalah ini karena sikap Tatsuya tidak berbeda dari biasanya. Dia akan merespon kapanpun dia ditanya. Tidak hanya dia akan merespon ketika diminta, dia juga menanyakan pendapat Minami tentang kehidupan sekolah juga peristiwa hari ini yang beredar di antara siswa Kelas 1.
Akan tetapi, meskipun semuanya terlihat biasa-biasa saja, Tatsuya tidak salah lagi merasa terganggu oleh sesuatu. Miyuki benar-benar yakin hal itu. Ini bukan karena dia memiliki kemampuan mengamati, tapi pemikiran bahwa kakaknya sedang merasa terganggu sesuatu itu melintas di hatinya.
Ini mungkin yang orang sebut sebagai hubungan batin.
Miyuki benar-benar merasakan bahwa ini adalah perkembangan belum lama ini. Kadang-kadang dia merasa ini adalah telepati, dan di saat lain tidak. Tidak peduli apa kebenarannya di balik perasaan ini, Miyuki begitu bahagia dengan hal ini. Dapat merasa terhubung dengan hati kakaknya memenuhi Miyuki dengan kebahagiaan,
Bagi Miyuki, dapat mendeteksi kesulitan kakaknya adalah sesuatu yang patut membuatnya senang. Akan tetapi, tepat karena hal ini, Miyuki memberi perhatian lebih terhadap hal yang membuat Tatsuya merasa terganggu. Karena dia tahu bahwa saudaranya ini sedang merasa gelisah, tidak mungkin Miyuki akan berpura-pura tidak menyadarinya.
"Onii-sama."
Pada akhirnya, Miyuki memilih untuk menanyainya secara langsung. Sekalipun hati mereka terpaut, ini bukanlah telepati, jadi tidak mungkin membaca pikiran orang lain. Meski demikian, sekalipun dia memiliki kekuatan telepati, ide untuk membaca pikiran kakaknya adalah hal yang tidak masuk akal bagi Miyuki sehingga dia tidak akan melakukan ini. Sekalipun ada sesuatu yang dapat dia capai dengan kekuatannya, dia tidak bisa menjadi kekuatan bagi kakaknya jika dia tidak tahu harus melakukan apa. (Sebagai catatan tambahan, di abad ke-21, penelitian telah membuktikan bahwa telepati hanya dapat membaca pikiran remeh yang dialihkan menjadi kata-kata.)
Setelah menerima izin dari kakaknya, Miyuki duduk tepat di seberang Tatsuya dan menanyai Tatsuya dengan ekspresi mendebat di wajahnya (yang dia sendiri tidak sadari).
"Onii-sama, ada sesuatu yang kau pikirkan?"
Bahkan sekalipun ini adalah serangan langsung, pertanyaan semacam ini mungkin terlalu langsung menuju sasaran. Bahkan Tatsuya menatap adiknya dengan ekspresi kebingungan, walaupun mungkin tepatnya karena itulah alasan mengapa dia tidak mencoba untuk memperkeruh masalah.
"Aku hanya sedikit cemas tentang keadaan di sekeliling Shippou."
"……Onii-sama. Kalau kau merasa tidak dapat memaafkan kekurangajarannya, tolong beritahu aku."
"Tunggu, tunggu, Miyuki. Jangan terburu-buru."
Melihat kilatan jahat berkelebat di mata Miyuki yang memiliki niat membunuh, Tatsuya cepat-cepat melambaikan tangannya.
"Meskipun benar sikap orang itu sangat tidak sopan, aku tidak keberatan sedikit pun. Terlebih lagi, mengenai bagaimana cara bersikap pada orang yang lebih tua dari kita, aku tidak dalam posisi untuk mengatakan apapun."
"Sama sekali tidak seperti itu. Onii-sama selalu menjadi teladan sikap yang tak tercela."
Walaupun Tatsuya tahu bahwa tanggapan semacam ini dari Miyuki pada dasarnya sekarang adalah hal yang refleks, dia tidak akan memperdebatkan masalah ini sekarang.
"Yang membuatku cemas adalah mengapa Shippou mendorong dirinya sendiri begitu keras. Menolak untuk bergabung dengan Dewan Siswa, membuat masalah dengan Keluarga Saegusa, bahkan sampai bersitegang dengan kakak kelasnya."
"Bukannya itu karena dia tidak pernah memikirkan apapun?"
Mendengar pendapat berapi-api adiknya, Tatsuya mau tidak mau tertawa bahkan sekalipun dia tahu bahwa adiknya itu sedang serius.
"Tidak, sepertinya bukan begitu. Shippou memiliki dorongan kuat untuk meningkatkan dirinya sendiri. Melihatnya, aku merasa dia bukanlah seseorang yang akan tahan untuk tidak menjadi bagian dari Sepuluh Master Klan."
"……Tapi kalau memang begitu, maka ini tidak masuk akal. Biasanya, orang-orang akan berkeinginan masuk ke Dewan Siswa untuk menjalin hubungan relasi."
"Aku juga berpikir itulah yang normal."
Miyuki terlihat menyadari sesuatu saat dia menutupi salah satu sudut mulutnya dengan sebelah tangan.
"Kalau begitu, maksudmu ada sesuatu yang aneh di belakang? Itukah yang Onii-sama yakini?"
"Yah, kemungkinan begitu……"
Tepat saat Tatsuya merasa ragu-ragu untuk bicara, Minami melangkah masuk ke ruang keluarga diiringi dengan ucapan "Permisi".
Di tangannya, dia memegang sebuah nampan dengan beberapa mug kopi.
Melhat ini, Miyuki berekspresi "Oh tidak". Miyuki melemparkan sebuah ekspresi dendam pada Minami, tapi Minami begitu saja mengalihkan pandangannya seakan dia tidak melihatnya.
"Aku membawakan kopi."
"Ah, terima kasih."
Meskipun Tatsuya sadar dengan rasa permusuhan secara visual itu, dia tidak melakukan tindakan bodoh secara proaktif menengahi masalah ini.
"Benar juga, aku ingin mendengar pendapat Minami mengenai hal ini. Bagaimana kalau kau duduk dulu?"
Alasan Tatsuya mengatakan ini bukanlah karena Minami lebih baik daripada Miyuki dalam berspekulasi.
Miyuki telah terlalu dipengaruhi gaya kognitif Tatsuya. Sudut pandangnya dalam segala hal akan berbagi kecenderungan dengan Tatsuya pada subjek tersebut. Tatsuya sangat menghargai ini sebagai sebuah metode untuk mengisi celah antara analisisnya sendiri, tapi saat ini dia ingin mendengar pendapat dari sudut pandang yang berbeda.
"Baiklah."
Meski begitu, Minami tidak duduk dan tetap berdiri di samping meja. Dalam dirinya, Tatsuya melihat sebuah kepatuhan kaku pada profesionalisme, jadi Tatsuya tidak membuang-buang waktu mendesak masalah itu.
"Minami, apa kesanmu mengenai Shippou Takuma?"
"Dia adalah orang bodoh yang tidak dapat melihat nilai dirinya sendiri."
Jawaban Minami sama sekali tidak ada keraguan.
Di seberang Minami, Miyuki menganggukkan kepala dengan penuh semangat. Melihat ini dari sudut matanya, Tatsuya menyesali bahwa "dia salah mengajukan pertanyaan" dan mengatasi rasa sakit kepala yang muncul sebagai sebuah kesalahpahaman (bukan benar-benar sakit kepala secara fisik meski begitu).
"——Dan alasan kenapa kau berpikir begitu adalah?"
Tatsuya meminta untuk mendengar pemikiran rasionalnya.
Berdasarkan pertanyaan itu, Minami sekali lagi tidak ragu-ragu menjawab.
"Dia seperti seekor anjing gila. Dia menggigit sambil sepenuhnya mengabaikan perbedaan kekuatan lawannya ataupun taruhannya. Cara menyerang universal itu seakan dia yakin bahwa dia adalah yang terkuat atau dia seharusnya adalah yang terkuat."
Minami nampak sangat berapi-api dengan Takuma saat dia secara tidak biasanya memberikan banyak kata-kata untuk menggambarkan pendapatnya.
"Harus menjadi yang terkuat, ya……"
Meskipun dia tidak tahu seberapa dalam Minami memikirkan ini, Tatsuya merasa cara berpikirnya itu mungkin di luar dugaan adalah hal yang tepat.
"Jadi siapakah yang bertanggung jawab mendorong dia seperti itu?"
Pertanyaan Tatsuya tidak diarahkan pada Miyuki ataupun Minami. Ini hanya untuk membantunya mengatur pikirannya sendiri mirip seperti sedang berbicara sendiri, tapi Miyuki salah memahaminya.
"Mendorong… … Apakah itu kebijakan didikan Keluarga Shippou? Seperti, putera tertua Keluarga Shippou harus lebih kuat dibanding orang lain… …. Atau semacam itu."
Secara khusus, hipotesa Miyuki lebih sejalan dengan cara berpikir Keluarga Yotsuba. Akan tetapi, tiga orang yang hadir saat ini sudah lama sekali terbenam dalam doktrin Yotsube sampai-sampai mereka tidak sadar dengan detail ini.
"Tidak, kudengar rumornya bahwa kepala Keluarga Shippou, Shippou Takumi, memiliki kepribadian yang cukup masuk akal untuk disebut sedikit pengecut. Kalau ini adalah kebijakan Keluarga Shippou, bahkan dengan mengabaikan perasaan mereka yang sebenarnya untuk sesaat, merekar seharusnya sedikit lebih fokus pada mempertahankan diri."
"Tatsuya Onii-sama. Aku yakin bahwa daripada mengatakan Shippou Takuma telah didorong maju, mungkin lebih tepat untuk mengatakan bahwa ini adalah hasil dari membanjiri dengan pujian dan sanjungan."
Miyuki menjadi yang pertama kali bereaksi terhadap perkataan Minami.
"Jadi ada seseorang yang tidak mempedulikan minat Shippou-kun dan mencoba untuk memanfaatkannya?"
"Aku belum berpikiran sampai sejauh itu… …. Tapi kurasa yang Miyuki Onee-sama katakan itu tepat."
Di sebelah Miyuki yang mengangguk setuju dengan perkataan Minami, Tatsuya juga menyetujui dalam hati. Cara terkejam untuk memperkirakan Takuma adalah dia sedang dibodoh-bodohi. Itulah kalimat yang muncul dari hati Tatsuya saat dia memikirkan rangkaian peristiwa yang Takuma hasut.
"Jelas itu adalah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Jadi apa yang menjadi tujuan mereka…. Mungkin sebaiknya kita selidiki?"
"Apa kau akan menanyai sensei?"
Miyuki bertanya apakah mereka akan menghubungi Yakumo, kemudian,
"Perlu mengirim pesan pada Kuroba-sama?"
Minami mengusulkan untuk mengontak Kuroba,
"Tidak."
Tatsuya menggelengkan kepala pada kedua ide tersebut.
"Aku tidak ingin merepotkan sensei untuk masalah yang belum jelas, ataupun meminta bantuan Oba-sama. Dengan demikian, melakukannya sendiri……"
Tatsuya menggelengkan kepala seakan untuk menyingkirkan jarring laba-laba.
"Membiarkannya sendiri membuatku merasakan firasat buruk…… Tidak ada yang bisa kulakukan, kita hanya bisa menunggu dan melihat untuk saat ini."
Meskipun ini adalah kesimpulan yang sangat pasif, Tatsuya tidak dapat memikirkan alternatif lainnya. Jika tindak kekerasan terjadi di depan matanya maka dia sendiri akan cukup untuk menanganinya, tapi penyelidikan memerlukan waktu dan tenaga. Masalah ini bukan apa-apa dengan hacker dari Sanada atau kemampuan Fujibayashi, tapi saat ini tidak memiliki kemampuan semacam itu. Tatsuya sejujurnya memutuskan untuk menyerah, tapi……
Dewa (iblis?) permasalahan nampaknya telah memilih dia untuk menjadi utusan mereka.
Tepat saat Tatsuya menghabiskan kopinya dan bangkit berdiri, telepon berdering. Memeriksa ID si penelpon yang terpampang di monitor, Tatsuya mengerutkan alis dengan terkejut. Yang memanggilnya adalah Fujibayashi Kyouko.
"Halo, ini Shiba."
Bekerja sama dengan responnya, monitor di ruang keluarga mulai berfungsi seperti  video call yang sedang berjalan.
"Tatsuya-kun, selamat malam. Seharusnya belum waktunya makan malam. Apa kau ada waktu untuk berbicara sekarang?"
"Ya, tidak masalah."
Saat dia membalas, Tatsuya memberi tanda pada dua orang di sebelahnya.
"Ah, Miyuki dan Minami-chan boleh mendengar."
Itu biasanya adalah tanda supaya mereka berdua pergi, tapi Fujibayashi bertindak lebih dulu untuk membuat mereka tetap tinggal. Apakah dia mencoba menyeret mereka berdua, Tatsuya mungkin berlebihan memikirkan ini, tapi dia ingat betapa berpengetahuannya nada bicara Fujibayashi saat berbicara tentang Minami.
"Sebenarnya, ini berkaitan dengan keributan yang diakibatkan oleh putera tertua Keluarga Shippou hari ini."
"Tolong tunggu sebentar."
Tatsuya menyela perkataan Fujibayashi. Kabar penting yang akan dia bicarakan bukanlah sesuatu yang bisa begitu saja dia terima tanpa mempertanyakannya.
"Bagaimana kau tahu soal ini? Tidak seperti pemilihan untuk Kompetisi Sembilan Sekolah, ini sama sekali tidak dipublikasikan. Jangan bilang kau mengirimkan seorang agen untuk menyusup ke dalam SMA Satu?"
Mendengar pertanyaan Tatsuya, ekspresi Fujibayashi terlihat berusaha kerasa untuk tidak tertawa.
"Sepertinya aku seharusnya memberi dia hadiah. Bagaimanapun, Tatsuya-kun tidak sadar bahwa dia sedang dalam pengamatan."
"Mengamatiku, ya….."
Tatsuya ekspresinya sedikit menggelap ketika dia menanyakan ini.
"Hm~, sebenarnya sedikit berbeda. Bukan mengamatimu, tapi mengamati orang-orang di sekelilingmu. Kelihatannya dia dengan setia mematuhi perintah untuk tidak mengamatimu ataupun Miyuki. Mungkin karena itulah dia lolos dari perhatian Tatsuya-kun sampai sekarang."
"Kenapa… … Tidak, karena aku adalah Penyihir Kelas Strategi, begitu?"
"Tentu saja, bukankah itu sudah jelas? Bagaimana mungkin militer membiarkan seorang Penyihir Kelas Strategi tanpa pertahanan begitu saja seperti itu?"
Benar-benar lepas dari rasa bersalah, Fujibayashi langsung mengakuinya.
"Anggap saja aku bertanya siapa dia."
"Tentu saja, tidak mungkin aku bisa memberitahumu."
Tatsuya menghela napas dan menyerah untuk mengejar masalah ini. Pada dasarnya, Tatsuya bukan benar-benar anggota dari Batalion Sihir Independen tanpa hubungan apapun. Sebagai tambahan, tidak peduli apakah mereka adalah rekan, dia bisa paham logika di balik memperhatikan pergerakan Penyihir Kelas Strategi.
"Aku mengerti… …Jadi, ada apa dengan Shippou?"
Melihat Tatsuya mengesampingkan percakapan ini dan memperlihatkan ekspresi seakan percakapan tersebut tidak pernah terjadi, Fujibayashi memperlihatkan raut wajah yang sama dengan saat telepon ini dimulai.
"Aku hanya berpikir, kau jangan-jangan ingin tahu siapa pendukung mereka, benar bukan?"
Seperti sebelumnya, dia mengatakan sesuatu yang menanakan bahwa dia mendengar semua yang Tatsuya dan rekannya baru saja diskusikan.
"…….Kenapa kau berpikir begitu?"
Akan tetapi, bahkan berhadapan dengan Fujibayashi, Tatsuya tidak selalai itu sampai dia melewatkan penyadap yang dipasang di rumahnya sendiri. Dan sekalipun rumahnya telah disadap, Fujibayashi dan komandannya tidak akan sebodoh itu membiarkan Tatsuya mengetahui ini.
Keluarga Shippou adalah salah satu dari 18 keluarga pengganti yang mendukung Sepuluh Master Klan. Ada seseorang di luar sana yang sangat mempengaruhi putera yang akan mewarisi keluarga itu. Keberadaan tersebut adalah sebuah elemen tak stabil yang tidak bisa diabaikan oleh Batalion Sihir Independen yang memandang sihir sebagai elemen kritis dalam pertahanan nasional. Dengan demikian, mereka telah mendapatkan informasi mendetail.
Terhadap pertanyaan Tatsuya, dia memberikan dua jawaban yang dia harapkan.
"Karena aku tertarik."
Akan tetapi, menerima jawaban ini begitu saja sangatlah berbahaya. Ini sama sekali bukan kebohongan, tapi di saat yang sama, ini tidak sepenuhnya benar.
"Kalau begitu, ingin mencarinya bersamaku? Aku hanya ingin mengusulkan itu."
Tetap saja, usulannya tepat seperti yang dia cari.
"Secara spesifik, apa yang kulakukan?"
"Serahkan penyelidikan tempat tinggalnya padaku. Aku berharap Tatsuya-kun bisa mengunjungi pendukung Shippou-kun."
"Aku sebenarnya berharap kau akan membuat pengaturan itu… …. Tapi kenapa?"
"Karena berdasarkan yuridiksi kami, kami seharusnya tidak ikut campur dengan hubungan di dalam negeri. Jika itu Tatsuya-kun, maka tidak bisakah kau menggunakan alasan sebagai kakak kelas di sekolah yang bertindak karena mengkhawatirkan adik kelasnya? Akan tetapi, bahkan dengan keadaan seperti itu, bukan berarti kami bisa meminta seorang siswa untuk melakukan hal yang berbahaya seperti itu."
Tapi kalau aku yang melakukannya maka tidak masalah!? Balasan sengit seperti itu tidak pernah muncul di pikiran Tatsuya.
"Aku mengerti. Kalau begitu, tolong biarkan aku yang melakukannya."
"Aku akan segera menghubungimu begitu kami mendeteksi pergerakan apapun. Kalau begitu Miyuki, berdasarkan percakapan barusah, aku akan meminjam Tatsuya sedikit."
Mendengar konfirmasi Miyuki yang kebingungan, Fujibayashi mengucapkan salam perpisahan pada Minami saat mematikan teleponnya.


[1] Jurnalisme kuning (yellow journalism) : Jurnalisme kuning, atau koran kuning, adalah jenis jurnalisme dengan judul-judul berita yang bombastis, tetapi setelah dibaca isinya tidak substansial. Jurnalisme kuning adalah jurnalisme pemburukan makna. (https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_kuning)