UJIAN TERAKHIR YANG GAMPANG?
(Translater : Dhien
Sei)
<> mungkin memiliki 50 lantai.
Karena itu adalah lantai pertama di mana
Hajime berada. Dibilang 'mungkin' adalah karena situasi lantainya sedikit
spesial, mereka tidak paham apapun tentang lantai mereka sekarang.
Tapi lebih tepatnya, regu Hajime sedang
menaiki batu coklat besar, seperti perahu kecil, di atas magma yang mengalir
seperti sungai besar, di tengah udara.
"Ini rasanya seperti Indiana-san di
mode hard eh…" Hajime bergumam selagi mengingat arkeologis paling terkenal
dan agresif di bumi.
Dan alasan kenapa mereka ada di situasi
itu… sebenarnya adalah karena kesalahan Hajime. Regu Hajime menyadari magma
yang terus memanggang mereka terkadang membuat gerakan yang tidak biasa selagi
mereka sedang mencari batu Serene tepat sebelum mereka meninggalkan lantai.
Lebih tepatnya, aliran dari magma
berubah dengan drastis meskipun tidak ada sesuatu yang menghalangi, atau arus
yang tiba-tiba melambat, atau ada beberapa bagian magma yang mengapung di tengah
udara, dan mengalir berlebihan yang menyebabkannya menetes ke bawah.
Akan tetapi, hal itu terjadi di magma
yang ada jauh dari jalur jalan, jadi mereka tidak mengkhawatirkan itu akan
mengganggu penaklukkan lantai. Akan tetapi, Hajime secara kebetulan menggunakan
'Mineral Enquiry'(Penyelidikkan Mineral) ke sekitarnya dan menyadari bahwa
penyebabnya adalah Batu Serene. Sepertinya kekuatan sihir di dalam magma
ditenangkan oleh Batu Serene, sama seperti yang menghalangi arus magma.
Regu Hajime kemudian berpikir bahwa
tempat di mana magma bergerak yang dengan kuat dihalangi memiliki Batu Serene
dalam jumlah besar. Oleh karena itu mereka mencarinya dan mereka memang
menemukan banyak Batu Serene terkubur di tempat itu. Selagi mengawasi
pergerakkan magma, regu Hajime mengumpulkan sejumlah besar Batu Serene.
Setelahnya, mereka ke tempat tertentu selagi berpikir akan banyak batu untuk
disimpan.
Itu adalah tempat yang ditutup oleh
magma yang mengapung di tengah udara seperti tembok yang besar. Hajime
mentransmutasikan tangga untuk mendekatinya dan kemudian mengetahui bahwa
banyak Batu Serene yang terkubur dengan menggunakan Mineral Enquiry.
Dengan segera, Hajime menggunakan
'Mineral Separation' (Pemisahan Mineral) untuk hanya mengumpulkan Batu Serene
saja, tapi dia tidak hati-hati saat mengumpulkan batu karena panas yang
mengganggu konsentrasinya. Dia tidak terlalu memperhatikan tembok magma di
sekitar.
Hajime menyadari kesalahannya ketika dia
menyinpan Batu Serene ke Treasure Box. Hal itu karena magma yang menyembur
dengan momentum besar dari tembok karena efek Batu Serene yang menghilang.
Hajime dengan segera melompat ke
belakang, tetapi magma yang menyembur dengan kekuatan luar biasa itu bagaikan
air yang memancar dari celah bendungan dan merobohkannya. Lubang semburan itu
semakin melebar dan semakin banyak yang keluar.
Momentum yang terlalu kuat dari magma
itu membuat keadaan sekitar dengan segera dipenuhi dengan magma. Hajime
menggunakan transmutasinya untuk membuat perahu kecil sebelum pelindung dari
Yue hancur, dan regu pun menaikinya. Perahu kecil itu dengan segera terpanaskan
oleh magma, tetapi tidak ada masalah karena Hajime telah menguatkannya
menggunakan 'Strength Endowment' (Sokongan Kekuatan) yang merupakan penurunan
dari skill Vajra.
Selanjutnya, mereka terus mengendarai
mengikuti aliran magma dan sebelum mereka sadari mereka telah mengapung di
udara. Mereka hanyut ke bagian dalam <> menggunakan rute yang berbeda dengan dibanding tangga.
Mengalir selagi merasakan panas yang memanggang dari aliran magma, dan berakhir
di mana tempat mereka berada sekarang
Omong-omong, normalnya mereka akan
terhenti di tepian ketika mereka melaju di magma yang mengalir di udara, tetapi
Shia menghunakan 'Effect Endowment' dari sihir gravitasi untuk mengurangi berat
perahu, dan oleh karena itulah mereka dapat melaju di magma. Effect Endowment
membuatnya mungkin untuk mengatur berat dari benda yang Shia sentuh sesukanya.
"Ah, Hajime-san. Ada terowongan
lain lagi."
"Kita hampir ada di bagian kaki gunung
ini. Bersiaplah, okey?"
Melihat arah yang ditunjuk oleh Shia,
regu Hajime memang berniat terus mengikuti arus magma yang menuju ke lubang
besar di tembok. Mereka menyadari bahwa magma itu akan terus mengalir ke bawah.
Sampai sekarang, mereka telah memasuki sebuah terowongan setiap kali mereka
menuruni lantai, itu mungkin adalah jalan pintas dibandingkan menggunakan
tangga.
Selagi mengangguk dengan saran Tio, regu
Hajime masuk ke dalam terowongan. Jalan udara magma itu terus berlanjut di
dalam terowongan seperti seekor ular. Setelah jalan udara magma itu semakin
merendah, tiba-tiba jalurnya terpotong setelah melewati tikungan. Tidak, lebih
tepatnya itu adalah lereng yang mengarah ke bawah persis seperti air terjun.
"Lagi… semuanya, pegangan yang
kencang!"
Yue dan para gadis mengangguk ke ucapan
Hajime dan merekapun menempel ke pinggiran perahu ataupun ke pinggang Hajime.
Setelah rasa gelisah yang mirip seperri naik jet coaster yang terjun ke bawah
dari tikungan oertama, regu Hajime pun akhirnya terjatuh.
Fwiish
Swiish
Suara dari angin yang memasuki telinga
mereka. Shia menggunakan sihir gravitasi untuk merubah berat selagi Tio
mengendalikan angin saat nereka turun ke aliran magma yang deras. Kecepatan
magma yang naik dari waktu demi waktu seolah tidak memiliki tingkat kerekatan.
Hajime dengan hati-hati mengawasi
sekitar selagi mentransmutasikan duri di sepatunya untuk membenarkan posturnya.
Bagaimanapun, biasanya di saat seperti itu…
"Cih, mereka benar-benar
datang."
Selagi mendecakkan lidahnya, Hajime mengeluarkan
Donner di saat yang bersamaan, dan Hajime tanpa ragu pun menarik pelatuknya.
Suara ledakkan pun bergema. Terdengar 3 ledakkan yang disertai dengan 3 kilatan
yang tanpa membelok membelah udara dan menghancurkan target. Yang menyerang
regu Hajime adalah monster type kelelawar yang menyiramkan magma dari sayapnya.
Kelelawar Magma itu bukanlah sebuah
ancaman jika sendirian. Mereka hanya memiliki kecepatan yang sedang dan dapat
menembakkan magma seperti layaknya peluru api. Mereka hanyalah keroco bagi regu
Hajime.
Akan tetapi, hal yang merepotkan tentang
Kelelawar Magma adalah cara mereka menyerang berkelompok. Lebih dari 30 ekor
dapat terlihat dalam satu krumunan, seperti layaknya DB (Demonic Beast) Black G
yang muncul dari retakkan tembok batu.
Bahkan sampai sekarang, meskipun Hajime
membunuh 3 kelelawar dengan instan, seperti yang diduga, mereka dapat mendengar
suara dari kepakkan-kepakkan sayap di tengah berisiknya suara angin yang dari
dari arus terjun.
"…Hajime, serahkan yang di sebelah
kiri dan belakang padaku."
"Ah, Aku serahkan padamu Shia, Tio,
kau kendalikan perahunya "
"Roger!"
"Mhm, serahkan ini padakuhh.
Bagaimana kalau tabokkan ke pantat sebagai hadiahnya?"
Mengabaikan ucapan Tio yang bisa
dianggap candaan atau kenyataan, Hajime dan Yue kembali ke perahu secara diagonal.
Kemudian, kerumunan Kelelawar Magma pun dqpat terlihat.
Bukan hal yang berlebihan untuk menyebut
mereka kesatuan makhluk hidup. Sejumlah besar kelelawar magma bergerak seperti
sekumpulan burung yang berbaris dengan rapih. Penampilan mereka layaknya seekor
naga jika dilihat dari samping. Mungkin lebih tepatnya untuk menyebutnya naga
api karena setiap sayap mereka diselimuti oleh magma yang membara.
Gerombolan kelelawar magma itu mendekati
tegu Hajime dan membentuk dua kelompok yang membuat formasi seperti jepitan
dari depan dan belakang. Tidak peduli selemah apapun mereka jika sendirian,
sejumlah besar dari mereka bergerak sebagai sesosok makhluk besar dan normalnya
akan menghabiskan siapa saja dengan jumlahnya.
Akan tetapi, regu Hajime terdiri dari
orang-irang dengan kemampuan yang seperti cheat. Para DB yang menjadi pupuk di
sebelah kota Ul merupakan bukti bagaimana mereka tidak selemah itu hanya karena
kalah dalam jumlah.
Hajime mengeluarkan Metzelei dari
Treasure Box dan memasangnya di samping pinggangnya dan menarik pelatuk para
monster.
BAAANNNG
Dengan gema suara tembakan yang khas,
badai kematian memamerkan kekuatan yang sudah tidak usah diragukan lagi dan
tembakan beruntun menembus berbagai target. Peluru-peluru menghantan tembok gua
di kejauhan selagi Kelelawar Magma terbunuh dan terjatuh di tanah tanpa sempat
melawan.
Terlebih lagi, Hajime mengeluarkan Orkan
menggunakan tangan lainnya
menempatkannya di pundaknya dan tanpa belas kasihan menembakkannya.
Percikan api pun terlihat dan
roket-roket berterbangan dan menembus ke tengah kelelawar magma yang berkerumun
karena rentetan tembakan Metzelei, hal itu menghasilkan dampak kerusakan
bersama dengan suara yang menggema.
Hasilnya sudah jelas, kerumunan
kelelawar magma itu hancur dan jatuh dengan pekikkan pendek.
Hal yang sama terjadi kepada para
kelelawar yang menyerang dari belakang.
""Storm Dragon""
Tangan kanan Yue terulur lurus dan saat
ia menggumamkan itu, sebuah bola hijau dari angin terbentuk. Selanjutnya, bola
itu berubah menjadi seekor naga dalam sekejap. Naga angin yang merupakan
kumpulan dari angin berwarna hijau yang dipanggil sebagai Storm Dragon melotot
ke kerumunan kelelawar dan lalu membuka rahangnya, bergerak untuk memangsa
mangsanya.
Biasanya, para keleawar magma akan
menembakkan peluru api ke Storm Dragon, lalu membelah menjadi dua bagian untuk
menghindari serangannya. Akan tetapi, seluruh naga Yue terdiri dari sihir
gravitasi dan elemen lainnya. Normalnya, Storm Dragon tidak terdiri hanya dari
angin biasa melainkan terdiri dari pisau-pisau angin yang tertarik oleh
gravitasi dan membentuk naga. Begitu naga itu bergerak, akan sulit bagi
mangsanya untuk meloloskan diri.
Keleawar Magma seperti DB lainnya yang
menjadi makanan bagi Thunder Dragon dan Azure Dragon, tidak dapat melawan
tarikan ke dalam Storm Dragon. Oleh karena itu tubuh yang diselimuti dengan
pisau angin memotong tubuh para DB menjadi berkeping-keping, menghamburkan
darah dan dagingnya. Harus diingat alasan kenapa Yue tidak menggunakan Thunder
Dragon atau Azure Dragon adalah karena Kelelawar Magma kuat terhadap panas dan
Yue menganggap angin sudah cukup untuk memotong sayap mereka.
Pada akhirnya, Storm Dragkn mendekati
kerumunan dan melepaskan jutaan pisau angin yang terbentuk di tubuhnya ke
segala arah, lengkap dengan musnahnya para kelelawar.
"Um~, kekuatan penghancur Master
dan Yue sangat menakutkan, tidak peduli berapa banyak aku telah
melihatnya."
"Memang~."
Selagi mengendalikan perahu di atas arus
yang deras, Tio dan Shia memuji mereka dengan perasaan canggung. Sambil
mengangkat bahunya, Hajime memasukkan Metzelei dan Orkan ke dalam Treasure Box,
Hajime dengan pelan menyentuh pipi Yue dengan dadanya lalu kembali menatap ke
depan. Yue, setelah menyipitkan matanya ke dalam kebahagiaan karena disentuh,
ia kembali melihat sekitar dengan waspada.
Hajime dan Yue yang dengan santai
mengambil kesempatan untuk bermesra-mesraan membuat Shia mengeluarkan aura yang
mengartikan, Shia kesepian! Genggam aku!,
yang dimanfaatkan oleh Tio. Membuat ekspresi kesusahan seolah berpikir mau
gimana lagi, Hajime mengelus telinga kelinci Shia dengan lembut dan mencubit
pipi Tio. Hajime kesusahan karena hal seperti itu saja sudah membuat mereka
berdua mengeluarkan ekspresi gembira.
Regu Hajime cukup tenang meskipun mereka
sedang diserang oleh para DB selagi menuruni arus terjun jalur magma di udara.
Akan tetapi, seolah sedang mengusik ketenangan mereka magma yang tadinya
menurun sampai sekarang mulai menaik.
Setelah menanjak beberapa belas meter
dengan cepat, mereka dapat melihat sebuah cahaya di depan mereka. Itu adalah
jalan keluar dari gua. Akan tetapi, masalah utamanya sekarang adalah arus
magmanya benar-benar terputus sekarang.
"Pegangan dengan erat!"
Dengan perintah Hajime, Yue dan para gadis
sekali lagi berpegangan ke perahu kecil. Perahu kecil itu terlempar keluar
dengan kecepatan tinggi di atas arus magma yang mengalir.
Selagi ulu hatinya merasakan sensasi
terjun di udara, Hajime dengan cepat memastikan keadaan sekitar. Tempat dimana
regu Hajime terjatuh adalah ruangan yang murip dengan ruangan ujian
<>, sebuah tempat yang begitu luas.
Akan tetapi, ruangan itu tidak bundar
seperti ruangan di <>. Tempat itu memiliki
bentuk yang membuatnya mustahil untuk mengetahui betapa luasnya tempat itu,
tetapi tempat itu setidaknya lebih dari 3km. Hampir seluruh permukaan tanahnya
dipenuhi magma, tetapi bebatuan terlihat di beberapa tempat dan membuatnya
dapat menjadi pijakan. Di sekeliling
tembok terdapat beberapa tonjolan dan sebaliknya, ada cekungan juga. Di udara
seperti yang diduga, beberapa aliran magma berpuotongan dan menghilang ke
bawah, ke lautan magma.
Pilar-pilar yang seperti api menjulang
dari lautan magma yang mendidih. Jika ada sesuatu yang disebut rebusan neraka,
pastilah terlihat seperti ini. Itu adalah kesan yang Hajime dapatkan.
Akan tetapi, hal yqng paling mereka
sadari adalah pulau kecil di tengah lautan magma. Pulau itu memiliki ketinggian
10 meter di atas permukaan magma, entah pulau atau batu. Jika hanya itu maka
tempat itu bisa jadi pijakan yang cukup besar untuk mereka, tetapi pulau itu
tertutupi oleh kubah dari magma. Magma bundar itu seperti versi kecil dari
matahari, tetapi sesuatu yang ada di tengah pulau cukup untuk menarik perhatian
regu Hajime.
""O`angin.""
Perahu kecil yang terbalik oleh momentum
kembali ke posisinya di udara oleh Tio, lalu masing-masing dari mereka kembali
ke tugasnya sambil berlayar kembali. Yue menggunakan Soar untuk mengatur
kecepatan jatuh perahu. Perahu dengan lembut mendarat di atas lautan magma dan
mereka pun memaksimalkan kewaspadaan karena tempat inj tentunya berbeda
dibanding tempat lain yang pernah mereka lihat.
"… Apa itu tempat tinggalnya?"
Yue bergumam selagi ia memperhatikan
bagian tengah pulau berkubah magma.
"Dari kedalaman, kupikir tidak
salah untuk berpikir seperti itu… tetapi, jika itu benar…"
"Seharusnya ada semacam penjaganya
di sana bukan… Master?"
"Kita menggunakan semacam jalan
pintas, jadi sulit dibilang jika kita benar-benar telah melewati tesnya atau
belum, Hajime-san?"
Pemikiran Hajime dapat dipastikan oleh
Tio yang memperhatikan sekeliling dengan tatapan tajam, membuatnya tidak
terlihat semesum itu jika mengabaikan beberapa kecelakaan kecil yang terjadi.
Melihat espresi mereka yang menegang, Shia menggumamkan kalimat optimis selagi
memandang jauh.
Mengikuti pandangan Shia, Hajime dapat
melihat anak tangga di setelah melewati pijakan yang besar. Tangga itu
berlanjut melewati tembok membuatnya berpikir mungkin mereka akan melewati
tangga itu jika melalui rute yang benar.
Meskipun begitu, tidak peduli sesulit
apa seseorang menggunakan jalur magma di udara, akan terlalu optimis untuk
menganggap bahwa jalur itu bahkan telah melewati ruang ujian terakhir. Akan
bagus jika benar seperti itu, ucap Shia, tetapi kewaspadaannya dapat terlihat
di wajahnya meskupun ia tidak mempercayainya.
Hal yang benar bagi mereka untuk merasa
waspada karena tiba-tiba, sebuah peluru magma tertembakkan dari magma yang
mengalir di udara.
"Hmph, serahkan padaku!"
Tio berteriak sambil mengaktifkan sihirnya,
oleh karena itu beberapa magma tertembakkan dari lautan magma, membalas magma
yang mendekat dari atas.
Akan tetapi, serangan itu hanyalah
sinyal awal. Dengan segera setelah Tio membalas tembakkan yang membara itu dan
menghancurkannya, muncuk lebih banyak tembakan magma yang berasal dari lautan
magma bagaikan machine gun.
"Cih, menyebar!"
Menilai kalau mereka hanya akan menjadi
sasaran di tempat mereka berada sekarang, perahu kecil. Hajime memberitahu yang
lainnya untuk menyebar selagi dia melompat menuju pijakan terdekat, menghiraukan
perahu kecil mereka. Beberapa massa magma yang membara menghancurkan perahu dj
mana regu Hajime berada sebelumnya, oleh karena itu perahu pun tenggelam ke
dalam lautan magma.
Selagi masing-masing dari mereka
berpijak di tempat yang berbeda, regu Hajime menghalau sembakan magma yang
berdatangan. Meskipun itu hal yang mudah, regu Hajime jengkel karena hal itu
tak kunjung berhenti-henti. Mereka juga jengkel akan panas yang datang dari
magma yamg memanaskan udara.
Untuk keluar dari situasi inj, di saat
yang bersamaan Hajime selesai mengisi ulang Donner-Schlag menggunakan pistol
outasnya, dan mengarahkan moncong Schlag melewati bahunya tanpa menoleh. Oleh
karena itu sikut tangan buatannya menghadap ke depan dan menembak magma yang datang
dari depan selagi tembakan beruntun Schlag menghalau magma yang mendekati Yue
dari belakang.
Niatnya benar-benar terbaca oleh Yue
tanpa sepatah katapun. Ia dengan segera mengaktifkan sihir gravitasi
menggunakan kesempatan yang ada.
""Absolute Calamity.""(Bencana
Absolut)
Di saat yang bersamaan dengan
terdengarnya nama itu, sebuah bola hitam berpusar muncul di tengah regu Hajime,
menarik magma yang berdatangan satu oersaty. Bintang kecil hitam yang menelan
segalanya dan menggunakan gravitasi super untuk mengkompresnya.
Dengan ruangan di antara rentetan
tembakan magma yang ditangkap sihir Yue
Hajime menggunakan Aerodynamic untuk melompat ke udara untuk mencoba
mencapai pulau berkubah magma di tengah.
Hal paling merepotkan dari rentetan
serangan itu adalah ketidak hentiannya. Tempat ini sudah jelas merupakan tempat
ujian terakhir dari <> tetapi karena
tidak ada musuh yang terlihat tidak seperti dungeon lain yang pernah dia
kunjungi, dia tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Oleh karena itu, Hajime
berpikir untuk masuk ke dalam pulau yang mencurigakan.
Selagi berlari di tengah ufara menuju ke
tengah pulau, Hajime menggunakan Telepati.
"Aku akan mencoba mengecek apa yang
ada di sekitar pulau. Lindungi aku."
"Ahsyaaapp."
Gumpalan-gumpalan magma yang yang berada
di dluar jangkauan Absolute Calamity milik Yue menyerang Hajime, tetapi hal itu
dihalau Tio menggunakan beberapa peluru api yang dihasilkan dari lautan magma.
Shia tidak membesarkan Doryukkennya dan menggunakan mode shotgun untuk
menghalau serangan. Yue selagi membenarkan Absolute Calamity-nya juga menghalau
serangan dengan peluru api dari lautan magma seperti Tio.
Dengan lindungan dari Yue dan yang
lainnya, Hajime mendekat lurus menuju ke tengah pulau, dan dan dia juga akan
menggunakan lompatan terakhirnya menggunakan Aerodynamic.
Akan tetapi, saat itu,
"ROOOOOOOOOOOOOAAAAAR!!!"
"Kh?!?"
Mendengar teriakan, erangan yang luar
biasa besar, datang ular yang menyerang dari arah kanan bawah Hajime yang
berada di tengah hdara dengan mulut terbuka.
Mungkin karena seluruh tubuhnya
diselimuti oleh magma, baik persepsi panas maupun kehadiran tidak ada yang
bekerja di tempat yang dipenuhi magma ini. Terlebih lagi, lautan magma itu
sendiri terisi dengan kekuatan sihir jadi persepsi kekuatan sihir juga tidak
bekerja, karena itu ular magma tersebut dapat benar-benar melakukan serangan
kejutan.
Akan tetapi, Hajime memelintir tubuhnya
menggunakan reflex manusia supernya dan dengan nyaris dapat menghindari mulut
ular.
Di tempat di mana Hajime berada sebelumnya,
Kraus, ular magma itu lewat dan mengunyah. Hajime membalikkan tubuhnya di
tengah udara seperti kucing, mengarahkan moncong senapan ke kepala ular magma
yang lewat dan menembakkannya. Kilatan dengan tingkat kehancuran mematikan yang
pasti tidak akan meleset dan mengenai kepala ular magma dan menghempaskannya.
"Apa!?"
Akan tetapi suara keras itu bukan lah dari
tenggorokan ular magma yang mati, melainkan dari suara keterkejutan Hajime.
Biasanya, penyebabnya adalah ular magma.
Bagaimanapun kepala ular magma itu benar-benar tertembak dan meledak, tetapi
yang meledak hanyalah magmanya bukan yang ada di dalamnya. Dia telah melihat DB
berselimutkan magma di <>, tetapi mereka
hanyalah mengenakan magma itu dan memiliki daging sendiri. Tidak ada satupun
yang hanya terdiri dari magma.
Hajime dengan segera memulihkan diri dan
mencoba menembak bagian lain makhluk itu untuk eksperimen. Beberapa kilatan
tanpa ampun menembus tubuh ular magma, tetapi seperti yang dia pikikan, sama
sekali tidak ada daging. Ular magma ini terlihaf hanya terdiri dari magma.
Meskipun terkejut, Hajime telah melumpuhkan
ular magma itu untuk sekarang dengan menembak seluruh bagian tubuhnya, jadi dia
sekali lagi melompat maju menuju tengah pulau menggunakan Aerodynamic melewati
samping ular.
Akan tetapi, serangan ular magma
belumlah berakhir. Di saat Hajime melompatinya, tiba-tiba makhluk itu
melemparkan tubuhnya ke arah Hajime meskipun telah kehilangan kepala dan bagian
tubuhnya.
Hajime membuat selongsong peluru di lengan
buatannya untuk menembak dan dengan susah payah berhasil menghindar dengan recoil
(gaya dorong ke belakang saat menembak) yang dihasilkan. Dan di saat ini, rasa
ngeri menusuk tulang rusuk Hajime. Mengikuti instingnya, dengan segera Hajime
menembakkan selongsong di lengannya secara bergantian dan menggunakan
Aerodynamic untuk mundur dari sana dengan kecepatan tinggi.
Menyerang satu persatu, ular-ular magma
keluar dari lautan magma, mengejar Hajjme. Mulut besar mereka mengunyah dengan suara
Kraus Kraus.
Mundur selagi di udara. Hajime mendarat
di atas pijakan terdekat. Yue dan yang lain datang ke sampingnya. Rentetan
tembakan membara untuk sementara terhenti.
"…Hajime, kau tidak terluka?"
"Ah, tidak masalah. Yang lebih
penting, hal yang sebenarnya telah muncul sekarang."
Yue yang mengkhawatirkan keselamat
Hajime, menyentuh lengannya. Hajime membalas sentuhannya dan menjawabnya tanpa
menoleh dari arah depan. Fwuush
Dengan setiap suaranya, ular-ular magma muncul satu persatu di hadapan Hajime.
"Seperti yang telah diduga bahwa
tengah pulau itu adalah tempat pemberhentian terakhir. Yahh pasti ada sesuatu
yang mengatakan kalahkan kami jika kau mau lewat."
"Tetapi, yang baru saja Hajime
tembak telah beregenerasi tahu? Apa mereka tidak bisa dikalahkan?"
Sekitar 20 ekor ular magma muncul,
memelototi regu Hajime. Meskipun ular magma telah menerima tembakan dari Hajime
sebelumnya tetapi sekarang telah kembali ke penampilan semula seolah tak ada
hal yang terjadi.
Shia merengut selagi mengacung ke hal
itu Di Dungeon Agung Raisen, ia
dibingungkan oleh para kesatria yang terus beregenerasi, tetapi sekarang
setelah ia dapat memikirkannya dengan tenang cara untuk melewati ini. Hal itu
terlihat dari telonga kelincinya yang bergerak tanpa henti. Tersenyum masam ke
Shia yang menjadi sedikit pemberani, Hajime memberitahu mereka tebakannya.
"Ini mungkin sama dengan yang
terjadi di Vachram sebelumnya, mereka memiliki inti, sebuah batu sihir untuk
membentuk tubuh magma. Meskipun mata sihirku tidak dapat menemukan lokasinya
karena magma yang mengganggu… tak ada penyebab lainnya selain menghancurkan
pusatnya
Semuanya mengangguk ke ucapan Hajime dan
mereka secara serentak menyerang ke20 ular magma itu.
Ular magma itu naik seperti kobaran
matahari yang menyemburkan keluar api dari mulutnya selagi mereka menegang. 20
ular itu menyerang dari segala arah. Biasanya, siapapun akan terlahap oleh
sejumlah massa magma tanpa dapat melarikan diri.
"Sudah cukup lama sejak daku
menggunakan serangan ini! Jadi rasakan semuanya!"
Sejumlah besar sihir hitam muncul di
hadapan Tio yang mengulurkan lengannya. Lalu sihir itu terkompres dalam sekejap
dan lalu tertembak. Itu adalah nafas semburan kaum Ryuujin.
Lalu kilat hitam yang sebelumnya dapat
memaksa Hajime untuk bertahan dengan sekuat tenaga, mengancurkan seluruh ular
magma di hadapan Tio tanpa jejak tersisa. Terlebih lagi, ia mengayunkannya
seolah itu pedang kilat hitam dan memusnahkan ular magma lainnya.
Dengan segera, 8 ular magma telah
musnah, oleh karena itu regu Hajime menerjang keluar dari kepungan.
Seperti yang telah diduga, dengan
menghancurkan mereka tanpa sisa sedikitpun, batu sihir juga akan hancur tak
peduli di mana lokasinya berada, tetapi ini adalah kualitas yang dimiliki
Dungeon Agung untuk membuatnya tak semudah itu.
12 ular magma yang tersisa dengan segera
menghancurkan pijakan tempat regu Hajime berada sebelumnya, menjatuhkannya ke
dalam lautan magma dan menghilang, tetapi jumlah mereka kini kembali menjadi 20
saat mereka muncul kembali.
"Oi oi, aku telah memastikan
hilangnya batu sihir itu tahu? Apa mengalahkan mereka adalah syarat lulus ujian
ini!?"
Ekspresi Hajime menggambarkan keraguan,
Hajime telah mengaktifkan Light Speed (kecepatan cahaya) saat semburan Tio
hampir mencapai ular magma dan telah memastikan saat batu sihir di dalam ular
magma telah hancur menggunakan pandangan kinetiknya.
Hajime merasa ragu dengan persyaratan
untuk menakhlukkan dungeon ini, dan Shia menaikkan suaranya selagi menunjuk ke
tengah pulau.
"Hajime-san! Lihat itu! Temboknya
bersinar!"
"Apa!?"
Ketika dia melihat ke tengah pulau,
memang seperti yang Shia katakan. Ada bagian dari tembok batu yang menembakkan
cahaya sebesar kepalan tinju. Dia tidak menyadarinya sampai sekarang, tetapi
cahaya berwarna oranye itu datang dari semacam kristal yang terkubur di bawah
batu.
Hajime menggunakan Farsight (penglihatan
jarak jauh) untuk memastikannya, tetapi meskipun sulit untuk memastikan karena
kamuflase yang dilakukannya, dia tahu bahwa sejumlah besar kristal sejenis juga
terkubur di tembok batu yang ada di tengah pulau dalam susunan tertentu. Pulau
itu berbentuk silindris, jadi dengan mempertimbangkan interval antara kristal
dan luas pulau, maka ada sekitar 100 kristal terkubur. Dan kristal yang
sekarang menembakkan sinar itu ada 8, persis dengan jumlah ular magma yang Tio
musnahkan sebelumnya.
"Jadi begitu… jadi kita perlu
mengalahkan 100 ular magma itu untuk menyelesaikannya huh."
"… Di panas seperti ini, bertarung
dengan 100 makhluk seperti mereka… benar-benar pas dengan konsep dungeon
ini."
Tak perlu dikatakan lagi, tersiksa
dengan panas dan serangan kejutan yang ada, para penantang didorong ke situasi
di mana mereka harus berkonsentrasi sampai akhir, hal menjengkelkan yang pas
untuk Dungeon Agung.
Memang, bahkan untuk regu Hajime
sekalipun secara mental mereka cukup kelelahan. Akan tetapi, eskpresi mereka
tidak memperlihatkan kelelahan sedikitpun, mereka memasang senyum tanpa rasa
takut karena mereka telah menemukan cara untuk menakhlukkan dungeon.
Mereka mendapatkan semangat kembali saat
mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan mereka menyerang ular-ular magma
sekali lagi. Bersama dengan tumpahan magma yang berjatuhan, ular magma membuat
pergerakan yang tak biasa untuk menangkap dan membakar mangsanya.
Regu Hajime berpencar kembali dan secara
bergantian melakukan serangan balasan.
Dengan sayap naga yang tumbuh di
punggungnya, Tio mengambang menggunakan angin yang dihasilkannya dan
menggunakan tornadk bersama pedang vakum untuk menyerang dan memborbardir para
ular. Itu adalah sihir serangan tingkat menengah berelemen angin, 'Imperial Canon'(Meriam
Kerajaan).
"Ini yang kesembilan! Untuk
sekarang daku yang memimpin. Master! Jika aku mengalahkan sebagian besar dari
mereka, nanti daku akan minta banyak hadiah (hukuman)! Tentu saja hanya kita
berdua di malam hari!"
Tio berseru selagi menebas ular magma
kesembilan menjadi berkeping-keping. Hajime mencoba untuk menolaknya dengan
eskpresi takjub, tetapi Shia mengganggunya.
"Wha-! Tidak adil jika itu hanya
untuk Tio-san! Aku juga akan mengikuti tantangannya. Hajime-san, semalam
denganku jika aku menang, ok!"
Setelah berseru, Shia melompat ke ataa
ular magma dan mengayunkan Doryukkennya ke kepala dari arah atas. Di saat
benturan terjadi, riak sihir berwana biru muda menyebar, selanjutnya hantaman
keras pun dihasilkan. Ular tersebut dengan segera meledak dari bagian kepala
sampai ke lautan magma. Mineral yang berkilau berhamburan dari sisa-sisa ular
magma. Itu adalah batu sihir yang dihancurkan akibat dari 'Magic
Shockwave'(gelombang kejut sihir).
Sejumlah magma mendekati Shia yang masih
dj tengah udara setelah membunuh seekor ular magma. Shia menggunakan rekoil
dari ledakan Doryukken dan mengjindar. Akan tetapi, seolah ular itu mengincar
hal ini, mulutnya pun terbuka menyerang Shia saat terjatuh.
Akan tetapi, Shia tak begitu
mengkhawatirkannya, ia melempar piringan yang diambilnya dari pebahan di
punggungnya di udara. Itu adalah piringan dengan diameter 30cm dan piringan iti
tidak terjatuh melainkan mengambang sedikit berada di bawah Shia. Shia berpijak
di atasnya tanpa berat dan sekali lagi menari di atas udara.
Piringan yang digunakan menggunakan
prinsip yang sama seperti Cross Bit untuk mengambang di udara menjadi pijakan dan bergerak sesuai kemauan
Shia menggunakan batu induksi sihir. Dengan bantuan pengaturan bobot Shia,
membuatnya menjadi hal yang mungkin untuk melakukan pertarungan seperti 'menari
di udara'.
Dengan perhitungannya yang meselet ular magma melewati ruang kosong di bawah
Shia. Shia mentransformasi Doryukkennta dan mengarakan moncongnya ke arah ular
dan menarik pelatuknya. Peluru yang tertembak bukanlah peluru biasa melainkan
peluru gotri.
Akan tetapi, itu bukanlah sebuah peluru
biasa. Itu adalah peluru yang dibuat dari bijih spesial yang Hajime berkahi
dengan karakteristik daei Magic Shockwave, oleh karena itu peluru akan
menghasilkan gelombang kejut dari kekuatan sihir yang tersinpan disaat mengenai
target. Hanya dengan kekuatannya saja sudah melebihi peluru granat.
Bersama dengan raungan dari Dortukken,
peluru gotri tidaklah meleset saat mengenai ular magma dari belakang kepala,
oleh karena itu dari kepala sampai ke tubuhnya, ular magma itu terlahap oleh
ledakan yang dihasilkan. Dampak ledakan sekali lagi menghancurkan batu sihir
yang sekarang berhamburan dan berkilau di udara.
"Oi, kalian. Kalian jangan
seenaknya…"
"Kalau begitu aku ingin satu hari
untuk kita berkencan."
Hajime membuka mulutnya untuk membalas
kompetisi sepihak Tio dan Shia, tetapi hal itu diganggu oleh Yue yang juga ingin
berpartisipasi dalam kompetisi pemusnahan itu. Mengensampingkan 'malam' yang
dibicarakan, meningkatnya kawan perjalanan mengurangi waktu mereka sendiri,
jadi Yue terlihat ingin seharian untuk hanya mereka berdua bersama.
Memancarkan aura bersenang senang, akan
tetapi, sihir yang Yue aktifkan merupakan sihir yang brutal. Itu adalah sihir
kesukaannya akhir-akhir ini, Thunder Dragon.
Akan tetapi, karena ia yang semakin ahli
dalam menggunakannya, Thunder Dragon yang muncul pun berjumlah sembilan. Di
hapir waktu yang bersamaan, mereka bergerak menuju target masing-masinh. Suara
menggelegar pun terdengar. Ular magma yang mencoba melahap Yue sebaliknya malah
dilahap balik oleh kumpulan Thunder Dragon tanpa menyisakan sisa-sisa magma
sedikitpun jadi batu sihir di dalam
tubuh mereka juga pastilah hancur.
Melihat pemandangan itu, Shia
mengatakan, "Seperti yang kuduga, lawan paling kuat memang Yue-san~!"
Tio mengatakan,"Yue mengganggu saja! Itu sangat-sangatlah aneh!"
Mereka berdua memasang ekspresi terburu-buru selagi berkomentar. Mereka
mengeluarkan serangan yang lebih kuat, membuat jumlah musuh yang mereka musnahkan
bertambah.
"… Ini tidak seperti aku peduli.
Tapi, mereka terlihat sedang bersenang-senang."
Sambil mengangkat bahunya ke arah tiga
gadis yang dengan antusias menjadikan dirinya hadiah kompetisi, Hajime akhirnya
pun menyerah. Lalu, tanpa menoleh, secara cepat dia menembakkan Schlag melalui
pundaknya ke arah ular magma yang berdatangan ke belakangnya.
Peluru-peluru itu ditembakkan secara
merata ke tubuh ular magma dan dampaknya meledakkan tubuh ular. Di saat yang
bersamaan, dampak ledakkan membuat batu sihir berhamburan di udara.
Meyingkirkan gumpalan magma yang berterbangan dari setengah tubuh ular
sebelumnya.
Tembakkan jitu Hajime melesat menembus
batu sihir sebelum batu itu sempat terjatuh ke dalam magma.
Peluru yang Hajime tembakkan dari Schlag
serupa dengan yang Shia gunakan. Akan tetapi, karena akan menyulitkan jika pelurunya
terlalu besar maka kekuatannya tidaklah
sebesar peluru gotri. Tentu saja jika dia menggunakan Schlagen, maka akan
mungkin untuk mengeluarkan daya hancur sebesar itu. Akan tetapi, itu adalah
kali pertama peluru itu digunakkan, sama seperti sebuah eksperimen, jadi dia
hanya menggunakan 2 senapan.
Peluru normal tidak akan memiliki cukup
kekuatan untuk mengancurkan ular magma bersama dengan batu sihirnya, jadi
Hajime sekarang menembak sekitar 2x untuk menghancurkan pelindung magma dan
mengincar batu sihir yang terekspos menggunakan tembakkan jitu Donner.
Biasanya, Schlagen dapat mengabaikan
pelindung magma dan menembus batu sihir, kekuatan menembusnya terlalu besar
sehingga tidak mudah untuk menemukan di mana lokasi batu sihir berada dan
membuatnya tidak cocok untuk mengincar batu sihir.
Sekarang, 2 ular Magma lain menyerang
Hajime dari arah kanan dan kiri, tetapi dia mundur dengan kecepatan tinggi
menggunakan Aerodynamic dan Ground Shrinker. Dia salto di tengah udara dan
menembakkan Schlag dalam posisi terbalik.
BOOOOM!
Sebuah suara ledakkan bergema. Akan
tetapi, ada 4 niat membunuh yang ditembakkan. Ular magma yang menyerang darj
arah kanan dan kiri dengan momentum tinggi tidak sempat dipusingkan dengan
mangsanya yang tiba-tiba menghilang. Mereka diserang menggunakan daya ledak
yang datang dari arah atas sehingga membuat tubuh magmanya tercerai-berai,
mengekspos intinya, batu sihir.
Di saat yang bersamaan, 2 kilatan cahaya
ditembakkan dari Donner dan menembak menembus batu sihir tanpa meleset 1mm pun.
Jika dilihat-lihat, kristal yang
terkubur di lapisan luar tembok batu dari tengah pulau hampir semuanya
memancarkan cahaya, hanya tinggal 8 yang belum. Hal itu dicapai meski belum
lama sejak pertarungan dimulai.
Tebakan regu Hajime adalah,
<> merupakan tempat dengan konsep di mana
pertungan panjang dilajukan selagi konsentrasi seseorang terus turun karena
lingkungan yang menyebalkan ternyata benar, lalu harapan sang pembuat ujian ini
bisa dibilang salah sasaran karena mereka yang mengikutinya adalah Hajime dan
regunya.
Semburan Tio menghancurkan ular magma
lebih banyak lagi.
-- 6 tersisa.
Shia menggunakan pukulan dari Doryukken
dan disaat yang bersamaan menembakkan peluru gotri ke ular magma dan
meledakkannya.
-- 4 tersisa
2 ular magma melakukan serangan kejutan
dari bawah lautan magma dan mencoba menjepit Yue. Akan tetapi, di atas mereka
adalah Thunder Dragon yang melingkari Yue, mencegah mereka dan membuatnya
berhenti. Selanjutnya 2 ular magma yang mencoba menyerang itu diserang balik
oleh 4 Thunder Dragon dari samping mereka dan dilahap
-- 2 tersisa
Seekor ular magma dengan cepat menerjang
ke arah Hajime selagi menyebarkan magma yang seperti peluru. Akan tetapi, Hajime
mengelak seperti daun yang menari terjatuh dan menghindari serangan. Ketika dia
hampir dilahap oleh ular magma, dia menembakkan Schlag dan mereka saling
melewati. Ulae itu terhempas selagi gaya inertia membuat batu sihir terlompat
keluar yang kemudian diincar dengan menggunakan Donner tanpa perlu bagi Hajime
untuk menoleh.
Akhirnya, ular magma terakhir merupakan
serangan kejutan dari bawah lautan magma. Hajime melayang menggunakan
Awrodynamic dan menembakkan Schlag ker arah bagian dalam dari mulut ular yang
terbuka yang muncul dari bawah.
Di saat ledakkan terjadi, gelombang
kejut berwarna merah mencerai-beraikan magma. Celah yang sedikit terbentuk
memperlihatkan batu sihir. Hajime menyiapkan Donner di tangan kanannya. Ketika
dia hampir menembakkan serangan terakhir, dia melihat pandangan puas dari Yue
dan yang kain.
"Inilah akhirnya."
Melihat hal itu di ujung pandangannya,
Hajine menembakkan serangan terakhir untuk menaklukkan <>
-- Dan di saat itu.
FUUUUWIIIIIISHHHHH
Sebuah sinar turun dari atas.
Cahaya yang terlihat seperti hukuman
surgawi yang turun dari surga adalah cahaya yang melukai Hajime dengan parah
sebelumnya. Tidak, ini mungkin lebih kuat dibanding sebelumnya. Serangan yang
bahkan membuat udara yang memekik terbakar, mengincar saat di mana celah Hajime
terbuka paling lebar -- menelan Hajime bersama dengan ular magma terakhir.
3 Comments
di tunggu lanjutanya
BalasHapuswah akhir nya
BalasHapusnice
BalasHapusPosting Komentar