JOURNEY
(Author : Rafli Sydyq)
“Baiklah sebelum itu bagaimana kalau
kita membeli peralatan sementara untuk mengganti yang sedang kau kenakan
sekarang?”
“Eh...
bukannya kita akan membelinya di Lawton?”
“Itu
untuk peralatan utama, lagipula aku tidak mungkin tahan melihatmu terus memakai
peralatan awal yang sudah tidak layak itu”
Atas
saranku, kami berdua menuju toko peralatan Rozita untuk mengganti peralatan
Shery yang sudah usang. Setelah berjalan untuk sementara waktu, kami akhirnya
sampai di depan toko dan masuk kedalamnya.
Disana
kami disambut oleh Azura yang matanya tertuju pada Shery lalu kembali melihat
kearahku. Mungkin dia mengingat nasehatku dulu jadi dia dengan sopan menyambut
kami dan bertanya apa keperluan yang kami cari meskipun tampaknya dia sudah
bisa menebaknya.
“Selamat
datang di toko Rozita, apa ada yang bisa saya bantu?”
“Aku
butuh satu set pakaian penyihir dan tiga buah baju ganti yang sama dan pastikan
itu memiliki kualitas dan performa yang bagus”
“Eh!
Rafa itu terla-“
“Baiklah,
segera dilakukan”
“Eh...
tung-“
Dengan
sigap Azura segera mengambil beberapa baju dan langsung menyeret Shery ke ruang
ganti. Tidak lama kemudian Shery keluar dengan penampilan baru dan jauh lebih
baik dibandingkan yang sebelumnya.
Dia
sekarang memakai gaun hitam selutut dengan corak merah yang cukup ketat tapi
mudah untuk bergerak dan dilapisi oleh jubah hitam dengan tudung yang menutupi
sebagian wajahnya. Saat Shery membuka tudungnya, terlihat gadis dengan rambut
crimson dan wajah yang merah merona karena malu. Melihat Shery menatap kepadaku
dengan malu-malu aku segera memberikan pendapatku.
“Itu
sangat cantik. Tapi, kenapa harus hitam?”
“Aku
tidak tau, Azura yang memilih ini”
Pandanganku
tertuju pada Azura, meminta penjelasan atas pilihannya ini. “Ini kulakukan agar
kalian bisa serasi” yang dia jawab dengan santai sambil sedikit menggoda.
Bagus,
sekarang kami akan terlihat seperti sepasang orang misterius. Terlebih lagi
setelah melihat baju lainnya yang memiliki desain berbeda tapi tetap berwarna
hitam aku tidak bisa berhenti mengeluh dalam hati.
“Baiklah,
jadi berapa harga ini semua?”
“Hmm....
kalau ditotal maka harga mereka menjadi 1.760 R”
Aku
segera memberinya tujuh belas perak dan enam perunggu. Saat hendak pergi aku
melihat Azura membisikkan sesuatu ketelinga Shery yang membuat wajahnya kembali
memerah. Mengabaikannya, kami segera meninggalkan toko dan menuju tempat
pembelian kereta kuda.
Sesampainya
disana aku membeli sebuah kereta kuda dari kayu dan diperkuat dengan besi di
beberapa bagian serta membeli dua ekor kuda untuk menariknya. Semua itu
membuatku menghabiskan lima emas dan
delapan perak atau sekitar 5.800 R.
Setelah
mampir dibeberapa toko untuk membeli persediaan makanan, kami akhirnya sampai
di Guild Petualang.
Saat
hendak memasukki Guild, Shery dengan gemetar bersembunyi dibelakangku dan
mengecilkan tubuhnya sekecil mungkin berusaha agar keberadaan tidak diketahui.
Melihat
tingkah Shery yang seperti anak kecil, aku menepuk kepalanya berusaha agar
membuatnya tenang.
Saat
kami masuk kedalam Guild semua tampak biasa-biasa saja, kecuali beberapa orang
dengan senyum mengejek melihat kearahku.
Tidak,
lebih tepatnya mereka melihat kearah Shery yang masih mencoba bersembunyi
sambil mencengkram erat mantelku sambil gemetar ketakutan seperti hewan kecil.
Lalu,
akhirnya ada seorang Petualang berbadan besar dengan peralatan seperti seorang
barbarian serta rambut dan jenggotnya dibiarkan tumbuh liar melihat kesini
dengan tatapan penuh nafsu mengeluarkan senyum lebar yang memperlihatkan
seluruh gigi kuningnya.
“Ooh...!!!
tampaknya nona penyihir kita akhirnya...”
Merasakan
hal buruk akan terjadi bila dia menyelesaikan perkataannya, aku merilis
[Intimidation] yang intens kearahnya serta kusebarkan sedikit keseluruh aula
Guild.
“Hieee...!!!”
orang itu seketika mundur ketakutan hingga terjatuh dari kursinya, serta jika
dilihat lagi orang itu juga sudah membasahi celananya sendiri serta tercium
sedikit bonus tambahan.
Mengabaikan
orang itu, aku melihat sekeliling dan memperhatikan kalau para Petualang
lainnya segera mengalihkan pandangannya dari kami dan bertindak seolah-olah
mereka tidak ada sangkut pautnya.
Aku
merasakan Shery menarik mantelku, menoleh kebelakang bisa terihat Shery sedang
menatapku dengan mata berkaca-kaca dan masih gemetar ketakutan.
Aku
kembali mengelus kepalanya sambil mengatakan “Semuanya sudah baik-baik saja,
jadi berhentilah gemetar karena itu hanya akan membuatmu terlihat imut seperti
binatang kecil”.
Mendengar
ini Shery memukul punggungku karena kesal dan wajahnya juga seketika memerah
karena malu. Tapi, setidaknya dia sudah berhenti gemetar dan melayangkan sebuah
senyuman seperti bunga, melihat ini membuatku ingin sekali mencubit kedua
pipinya yang tampak lembut tapi aku berhasil menahan diri karena kami masih
berada ditengah keramaian.
“Ehem...
maaf, tapi bisakah kalian berhenti bermesraan sambil melepaskan aura
intimidasi!”
Yang
mengatakan itu adalah Aida yang berdiri melihat kami sambil memperbaiki posisi
kacamatanya.
“Oh,
maaf, salahku” aku langsung menghentikan [Intimidation] dan seketika semua
orang di aula Guild mengeluarkan nafas lega.
“Baiklah,
jadi ada urusan apa kalian di Guild Petualang?”
“Kami
sebenarnya akan pergi ke kota selanjutnya malam ini, karena Shery ingin
mengucapkan salam perpisahan kepada adikknya jadi kami datang kesini”
“Shery...?”
Aida mengalihkan perhatiannya kepada Shery yang masih bersembunyi dibelakangku,
lalu dia tersenyum dan mengatakan “Jadi begitu” dengan ekspresi penuh
pemahaman.
Shery
yang sedari tadi terus bersembunyi dibelakangku melangkah maju dan berbicara
dengan terbata-bata.
“J-jadi
apakah Carissa a-ada disini?”
“Kalau
yang kau maksud pencuri kecil yang berisik itu, dia tadi langsung berlari
keluar untuk mengejarmu dan masih belum kembali sampai sekarang”
“Benarkah!
Kalau begitu Rafa, mari kita pergi sekarang sebelum Carissa kembali”
Seketika
Shery menjadi bersemangat seolah-olah dirinya beberapa menit yang lalu tidak
pernah ada.
“Apakah
kau yakin tidak ingin menunggu sampai adikmu kembali?”
“Ya,
ini mungkin satu-satunya kesempatanku untuk bisa berpetualang tanpa Carissa
yang selalu mengikutiku”
Shery
mengatakan itu dengan mata yang dipenuhi oleh keinginan yang kuat, melihat itu
aku jadi tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauannya.
“Baiklah
kalau itu yang kau inginkan. Jadi, Aida bisakah kau katakan pada adiknya saat
dia kembali kalau kami sudah meninggalkan kota ini”
“Itu
bisa saja, jadi apakah aku harus bilang padanya kalau kakaknya sedang kawin
lari?”
“Ya,
gunakan saja alasan itu”
“Oh, Rafael aku hanya bercanda”
“Aku
tau, tapi aku serius”
Setelah
mengatakan itu aku dan Shery segera pergi meninggalkan Guild. Menengok
kebelakang, bisa terlihat Aida yang menampilkan senyuman penuh.
Setelah
mengambil kereta kami yang kuparkirkan di dekat gerbang kota, kami akhirnya
pergi meninggalkan kota Pruistine saat matahari telah terbenam sepenuhnya.
0 Comments
Posting Komentar