LITTLE SISTER
(Author : Rafli Sydyq)
Akhirnya liburan musim dingin dimulai
juga. Aku bersyukur karena selama tiga bulan penuh tidak akan ada yang namanya
sekolah. Terlebih lagi, aku akan menghabiskan waktu dengan bermain bersama
dengan kakak yang paling aku sayangi.
Pada
ulang tahunnya yang ke-18, kakak mendapatkan hadiah berupa mesin VR keluaran
terbaru dan sebuah game yang saat ini sedang banyak dibicarakan.
Ini
curang, kenapa hanya kakak yang bisa bermain? Apakah aku hanya akan
ditinggalkan sendirian sementara kakak akan bersenang-senang dan mungkin akan
mendapatkan teman baru yang akan menggantikanku, atau yang lebih parah kakak
akan memiliki adik baru?!
Untunglah
aku sangat cerdas. Hanya dengan merengek sebentar, kedua orang tuaku akhirnya
memberikanku game yang sama dengan yang kakak miliki. Sungguh ini terlalu
mudah.
Hari
perilisan resmi sudah tiba. Akhirnya aku bisa menghabiskan waktu liburanku
bersama dengan kakak.
Baiklah,
aku sudah Log in dan saatnya pembuatan karakter. Meniru artis idolaku, aku
memilih untuk mewarnai rambut menjadi pirang. Untuk mata, kurasa akan kusamakan
dengan warna rambutku.
Job...
kurasa aku akan memilih Rogue. Kenapa aku memilih ini? Bukankah sudah jelas.
Dari deskripsinya, rogue memiliki kemampuan stealth dan mampu untuk membunuh
lawan secara diam-diam. Terlebih lagi rogue juga memiliki kemampuan untuk
melucuti senjata lawan. Bukankah itu sangat keren. Lupakan ninja atau
assassins, bagiku rogue adalah yang terbaik.
Baiklah,
sekarang saatnya memasukkan nama. Dalam game ini semua Pemain harus memiliki
dua buah nama, yaitu nama lahir dan nama keluarga.
Karena
aku sudah membahasnya dengan kakak. Sudah diputuskan kalau namaku adalah
Carissa Aradea.
Sekarang
aku sudah masuk kedalam game. Yang kurasakan pertama kali adalah hembusan angin
yang menerpa wajahku. Rasanya sangatlah nyaman, dan tidak kusangka kalau
paparan sinar matahari bisa sehangat ini.
Baiklah,
berhenti main-main dan mulai periksa diri sendiri. Pakaian yang kupakai
sangatlah minimal. Kurasa ini untuk memudahkan dalam bergerak. Untuk senjata,
aku dibekali oleh sebuah belati sederhana yang terbuat dari besi.
Disaat
aku hendak memeriksa status, disudut penglihatanku bisa terlihat sesosok gadis
dengan jubah tebal seperti layaknya penyihir.
Tidak
perlu diragukan lagi dialah kakakku. Aku segera berlari kearahnya dan
memamerkan job yang kupilih.
Hasilnya
tidak sesuai harapanku. Kakak langsung menyuruhku untuk menutupi tubuhku dengan
jubah. Tidak hanya itu, dia juga menyuruhku untuk segera mengganti peralatanku.
Setelah
itu kami akhirnya mulai berpetualang. Hal pertama yang terjadi adalah penampilan
kakak yang mengalahkan Slime dengan Fire Magic nya. “Itu sangat keren”.
Selanjutnya
kami melawan beberapa Slime lainnya. Kakak membunuh dua sedangkan aku membunuh
satu. “Kakakku memang yang terbaik”.
Setelah
melawan sekumpulan Slime, Makhluk Buas baru muncul. Itu adalah seekor kelinci
dengan tanduk dikepalanya.
Kakak
menyuruh aku berlindung dan dia menghadapi kelinci itu sendirian. Meskipun
serangan sihirnya meleset, tapi dia masih bisa mengalahkannya. “Kakak, itu sangat keren”.
Meskipun
aku dikejutkan dengan kenyataan kalau kami harus menguliti kelinci itu bukannya
mengambil drop yang biasanya ada, melihat penampilan kakak yang dengan canggung
memotong mayat kelinci membuatku bertekad agar tidak menyusahkannya dimasa
depan.
Setelah
sampai dikota, kami segera mendaftar sebagai Petualang. Meskipun harus mulai
dari peringkat D, hanya dalam waktu singkat kami pasti akan mencapai peringkat
S atau bahkan SSS.
Setelah
mendaftar, seperti janjinya kami membeli peralatan baru untukku. Kali ini aku
memakai sebuah setelan seperti yang biasa dipakai oleh ninja. Karena uang kami
terbatas, maka kakak menahan diri untuk membeli untuk dirinya dan fokus padaku.
“Kakak, kau memang sangat baik”.
...
Sudah sekitar seminggu sejak kami mulai
bermain. Meskipun pada awalnya ini menyenangkan, tapi tampaknya kakak menemui
jalan buntu dalam sihir.
Sepertinya
kakak tidak bisa mendapat skill baru, meskipun aku dengan mudahnya bisa
mendapatkan banyak skill baru tapi entah mengapa itu tidak terjadi padanya.
Saat itulah aku memutuskan “Aku akan
menjadi semakin kuat agar bisa melindungi kakak!”.
Akan
tetapi, tampaknya ketidakmampuan kakak telah menjadi bahan lawakan bagi
Petualang lainnya. Bahkan yang lebih buruk lagi, ada diantara mereka yang
melontarkan lawakan vulgar kepada kakak.
Aku
yang tidak terima langsung membentak keras kepada mereka “HEI BERHENTI
MENGGANGGU KAKAKKU!!!”.
Tapi
kakakku yang berhati lembut tampaknya tidak bisa menanggung semua itu dan
segera berlari keluar Guild.
Mengesampingkan
para Petualang lain yang terus tertawa terbahak-bahak, aku segera berlari
mengejar kakak.
Sudah
lewat tengah hari tapi aku masih belum menemukan jejak kakak, meskipun aku
sudah menggunakan skill [Detection] dan [Tracking] aku masih belum bisa
menemukannya “Ya ampun kak, kau pergi
kemana?”
Sudah
lama sejak matahari tenggelam, aku saat ini sedang berjalan kembali menuju
Guild dengan lesu, berharap kakak sudah kembali atau ada yang melihat kakak.
Sambil
berjalan dengan goyah dibawah cahaya lampu magis yang ada disepanjang jalan aku
akhirnya sampai di Guild Petualang.
Sesaat
setelah memasuki Guild, aku merasakan atmosfer aneh. Semua Petualang melihatku
untuk sesaat sebelum akhirnya mengalihkan pandangan mereka, ini sudah cukup
sering terjadi tapi entah kenapa kali ini suasananya sedikit berbeda.
Saat
aku sedang kebingungan, seorang resepsionis Guild berkacamata dengan rambut
lavender menghampiriku.
“Maaf,
apakah anda yang bernama Carissa?”
“Ya
benar”
“Aku
ada pesan dari kakakmu Sherina, dia sudah pergi meninggalkan kota ini dan
meminta agar kau tidak mencarinya”
“Hah!!!
Kakak sudah meninggalkan kota? Bagaimana dia bisa selamat sendirian diluar sana
tanpa diriku!”
“Tenanglah,
Sherina sama sekali tidak sendirian. Dia sekarang sedang pergi berpetualang
bersama suaminya”
“???”
Aku
sudah tidak bisa memahami apa yang telah terjadi, otakku tidak mampu memproses
informasi yang mendadak ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Kakak hanya pergi
karena sedih lalu tiba-tiba kakak sudah menikah? Apa?! Dengan siapa dan
bagaimana mereka bisa bertemu?
“Carissa”
Tunggu,
apa jangan-jangan kakak sedang ditipu. Karena kakak itu cantik sudah jelas
banyak lelaki diluar sana yang mengincarnya. Dan karena kakak berhati lembut
sudah pasti dia akan mempercayai semua perkataan orang lain dan pria itu sudah
pasti sedang menipu kakak.
“Carissa”
Itu
benar, kakak pasti sedang ditipu dan dia pasti sedang dalam bahaya sekarang.
Sebagai adiknya aku harus segera menyelamatkannya!
“CARISSA!”
“Eh...!?”
“Astaga
sampai kapan kau mau melamun”
Tampaknya
resepsionis tersebut sedari tadi terus memanggil namaku, namun karena otakku
sedang memproses semua informasi tadi aku jadi tidak menyadarinya. Saat sudah
kembali sadar sepenuhnya aku segera mencengkram kedua bahu resepsionis tersebut
dan menanyakan hal yang sangat penting.
“Hei!
Kearah mana kakak pergi, lalu seperti apa pria yang menipunya?”
“Menipu?”
“Tentu
saja, tidak mungkin kakak akan pergi dengan sembarang pria. Dia pasti sudah
ditipu dan sekarang kakak pasti sedang dalam bahaya”
“Tenang,
tenang dulu”
“Mana
mungkin aku bisa tenang saat kakakku mungkin sekarang sedang menderita!”
“Kau
berlebihan, lagipula Rafael bukan pria yang seperti itu”
“Rafael?
Apakah kau kenal dia, lalu orang seperti apa dia!”
“Tenang,
tenang dulu. Tidak baik membahas ini sambil berdiri, jadi bagaimana kalau kita
duduk dulu sambil menikmati secangkit teh?”
Dengan
itu resepsionis itu membimbingku menuju sebuah meja kosong dan menyuguhkan
secangkir teh hangat. Setelah minum satu tegukkan aku merasa badanku menjadi
hangat dan pikiranku menjadi sedikit tenang.
“Untuk
pertama, perkenalkan namaku adalah Aida. Jadi, apakah kau sudah tenang?”
“Ya
sedikit, jadi seperti apa pria itu?”
“Well,
Rafael mungkin sedikit kasar tapi dia pasti tidak akan pernah menyakiti
kakakmu”
“Bagaimana
kau bisa yakin?”
“Karena
pada saat ada seorang Petualang yang hendak menggoda kakakmu dia langsung
membungkam orang itu hingga tidak ada orang yang akan berani mengganggu kakakmu
lagi”
“Benarkah....?
lalu seberapa dekat mereka?”
“Dari
yang kulihat mereka sangat dekat, sejak awal kakakmu selalu menempel padanya
dan dari interaksi mereka berdua, mereka memang tampak seperti sepasang kekasih
yang saling mencintai. Mereka bahkan saling memanggil dengan nama panggilan”
“Tunggu,
apa benar dia itu kakakku?”
“Kakakmu
yang memiliki rambut merah dan mata emas kan”
“Ya,
itu benar. Lalu, bagaimana penampilan kakakku sekarang? Apakah dia terlihat
bahagia? Atau sebaliknya?”
“Dia
sekarang tampak sangat bahagia, juga sekarang dia memakai pakaian yang tampak
mahal”
“Kau
yakin kakakku tidak dipaksa dengan uang atau semacamnya?”
“Sudah
kubilang Rafael bukan orang yang seperti itu, bahkan sebenarnya kakakmu lah
yang memintanya untuk segera pergi setelah mengetahui kau masih diluar
mencarinya”
“Apa!!!”
Aku
tidak bisa menahan keterkejutanku, tanpa sadar aku memukul meja dengan keras
dan hampir menumpahkan teh yang ada dimeja.
Kami
yang biasanya selalu berdua tiba-tiba kakak ingin berpetualang sendiri tanpaku,
terlebih lagi dia lebih memilih berpetualang bersama pria yang tidak jelas asal
usulnya?
“Carissa...
apakah kau selalu bersama kakakmu?”
“Tentu
saja, kami berdua selalu bersama sejak kami masih kecil”
Aida
mengambil nafas sejenak lalu berkata seolah ingin menenangkanku.
“Carissa,
kakakmu tampaknya ingin sekali-kali berpergian tanpa kau yang selalu ada
disampingnya”
“Tapi
kami berdua adalah saudara, sudah sewajarnya kami selalu bersama”
“Meskipun
kalian berdua adalah saudara tapi ada kalanya kalian harus menempuh jalan
masing-masing, lagipula aku yakin kalau kakakmu ingin kau menempuh jalanmu
sendiri tanpa harus terus menerus ada disampingnya”
“Tapi-“
“Carissa...
ini demi kebahagiaan kakakmu, apakah kau tidak ingin kakakmu bahagia?”
“Tentu
saja aku ingin dia bahagia”
“kalau
begitu relakanlah kakakmu pergi mencari kebahagiannya sendiri dan kau juga
carilah kebahagiaanmu sendiri tanpa perlu selalu berada disamping kakakmu”
Setelah
mendengar itu aku hanya bisa diam, aku kembali meminum teh yang sudah mulai
dingin dan mengosongkannya. Aku terus menatap cangkir yang sudah kosong sambil
memikirkan kakak yang tidak ada disampingku.
“Kakak, dimana kau
sekarang?”
1 Comments
Sisconnya udah beda level
BalasHapusPosting Komentar