ULANG TAHUN YANG
MELANKOLIS
(Translater : Fulcrum)
Namaku
Shiba Miyuki.
Aku anak
kelas 1 di SMA 1 yang berafiliasi dengan Universitas Sihir Nasional.
Aku juga seorang kandidat kepala Keluarga Yotsuba dari Sepuluh Master Clan
yang selanjutnya.
Hari ini
tanggal 24 Maret 2096 dan tengah malam nanti aku akan berulang tahun yang
keenam belas.
Setelah tengah malam nanti usiaku sudah memungkinkanku untuk menikah.
* * *
Namaku Shiba Tatsuya.
Aku anak kelas 1 di SMA 1 yang berafiliasi dengan Universitas Sihir
Nasional, dan seorang Guardian dari Keluarga Yotsuba. Akulah yang melindungi
Miyuki, yang merupakan adikku sekaligus kandidat kepala keluarga selanjutnya.
Itulah arti keberadaanku.
Aku ingat semua yang terjadi sejak aku berumur enam tahun. Itu karena efek
samping dari Proyek Penyihir Buatan dan merupakan sesuatu yang tidak kulupakan.
Mungkin lebih cocok dibilang tidak bisa kulupakan.
Di sisi lain, ingatakanku sebelum usia lima tahun agak kabur. Bukan
berarti aku tidak ingat sama sekali. Namun, dibandingkan dengan ingatan setelah
pikiranku dirubah, ada beberapa hal yang tidak jelas yang terasa seperti mimpi,
itu semua seperti pecahan-pecahan percakapan yang kuingat.
Aku menjadi Guardian Miyuki segera setelah menjalani Proyek Penyihir Buatan.
Aku tidak mampu melakukan apa yang diharapkan dari eksperimen itu, karena aku
tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang penyihir dari Keluarga Utama
Yotsuba, kedudukanku diturunkan hingga sebatas pelayan.
Aku tidak pernah memermasalahkan hal itu. Keinginanku hanyalah untuk
melindungi Miyuki. Tugasku untuk menjadikan keamanan Miyuki sebagai prioritas
utamaku kupandang sebagai sebuah berkah. Karena itu aku tidak mendapat misi
yang membuatku harus meninggalkan Miyuki untuk waktu yang lama.
Almarhumah ibuku, dia memberitahuku kalau perasaanku itu juga hasil dari
eksperimen itu. Meski begitu, aku masih bertanya-tanya apa sebenarnya ini?
Emosi dan nilai seorang manusia sebagian besar dipengaruhi dari lingkungan
sekitar dan pendidikan mereka. Baik dan jahat, bahkan benar atau salahnya
seseorang ditentukan dari orang lain. Walaupun perasaan untuk melindungi adikku
tercipta karena eksperimen Sihir Pengganggu Mental, bukan berarti perasaan ini
palsu.
Perasaan ini nyata.
Miyuki adalah adikku yang kucintai.
Hanya dialah orang yang bisa kucintai.
Satu-satunya yang terpenting ialah adikku, Miyuki, yang akan kulindungi.
Hanya itulah perasaan yang kumiliki.
Apa ada hal yang aneh, ialah ingatanku tentang Miyuki sebelum
eksperimenku, yang tidak kuingat dengan jelas.
Saat Miyuki lahir, aku masih berusia sebelas bulan. Tentu saja aku tidak
akan ingat apapun.
Walau didalam benakku, ada sebuah gambaran yang tersimpan bersama
ingatanku.
Dua orang yang menatapku, mereka terlihat seperti orang yang sama.
Kedua orang yang menatapku ialah wanita yang berpenampilan sama. Ibuku
Shiba Maya dan bibiku Yotsuba Maya, mereka suadara kembar.
Dengan wajah yang sama. Tubuh mereka berdua terihat kurus.
Tidak ada salah seorang dari mereka yang terlihat sedang hamil.
Ingatan ini, tidak mungkin sebelum Miyuki lahir. Sejujurnya aku sendiri
tidak bisa mengatakan apakah itu sebenarnya nyata atau tidak. Aku mungkin salah
mengira mimpiku sebagai ingatanku. Menurut akal sehat, kemungkinan besar
seorang anak tidak akan memiliki ingatan apapun sebelum dirinya berusia
setahun.
Namun, aku tidak tahu mengapa, aku tidak bisa menerima ‘akal sehat’ itu.
Miyuki seratus persen adalah adikku. Kemampuan Elemetal Sight milikku
mampu melihat sebuah komponen keberadaan dan ‘mata’ ini mengatakan kalau Miyuki
dan aku lahir dari ibu yang sama.
Tidak, bahkan kalaupun aku tidak menggunakan kemampuan itu, hatiku sendiri
mengatakan hal itu.
Miyuki adalah adikku.
Bahkan jika ingatan itu benar adanya, itu tidak akan merubah kenyataan.
* * *
Aku tidak bisa menahan diriku untuk
memikirkan pernikahan mengingat diriku yang sudah akan berusia enam belas
tahun.
Jikalau aku seorang anak SMA biasa
yang tidak dapat menggunakan sihir, aku dapat menertawai diriku sendiri yang
mengkhawatirkan perihal pernikahan di usiaku yang masih muda ini.
Bagi seorang penyihir, dari Sepuluh
Master Clan, atau Seratus Keluarga, aku tidak bisa berhenti memikirkan itu dan
beralasan kalau aku masih belum cukup umur.
Aku adalah salah satu penyihir
terkuat di Sepuluh Master Clan, bukan, aku adalah keturunan langsung dari
keluarga sihir terkuat di Jepang, Keluarga Yotsuba, dan kandidat kepala
keluarga selanjutnya.
Sebagai seorang penyihir perempuan,
kami perlu menikah muda dan cepat melahirkan keturunan.
Anak dari penyihir yang berkualitas
berkemungkinan untuk memiliki kemampuan sihir yang tinggi. Kalau kedua orang
tuanya penyihir hebat, maka peluangnya akan semakin besar.
Sihir adalah kekuatan. Penyihir
adalah kekuatan militer penting suatu negara. Bahkan jika mereka didepan publik
terlihat seakan menjamin HAM penyihir, tidak diragukan lagi kalau negara hanya
menggunakan penyihir sebagai senjata.
Negara menginginkan penyihir yang
berkualitas.
Di sisi lain,
Penyihir perlu perlindungan dari
negara.
Yang dibutuhkan penyihir bukanlah
perlindungan sepihak, melainkan sebuah hubungan timbal balik, dimana seluruh
penyihir memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah bahkan jika hubungan
yang baik itu hanya pura-pura.
Karena itu, seluruh penyihir
bertujuan untuk melahirkan keturunan yang banyak.
Sebagai seorang penyihir perempuan,
aku akan menikah muda dan melahirkan banyak anak.
Untuk penyihir laki-laki, bahkan jika
mereka sudah tua, mereka harus sebisa mungkin memiliki banyak anak. Meskipun
itu berarti pria itu harus selingkuh.
Aku masih lima belas tahun. Aku sudah
menerima kenyataan kalau ‘tidak menikah muda’ merupakan suatu impian yang
mustahil.
Aku tidak boleh mengabaikan hal ini.
Mungkin mereka takut aku akan lupa
kewajibanku didalam mimpiku, menolak kenyataan yang pahit, yang mengharuskanku
untuk menjalankan ‘kewajiban’ku. Takut aku akan mencoba untuk lari dari
kenyataan ini. Bahkan sebelum aku SD, aku sudah dididik untuk menghadapi masa
depan ini dan berulang kali diingatkan kalau impian-impian manis tidak akan
terjadi.
Aku akan jadi pewaris Bibi Maya dan
menjadi kepala Keluarga Yotsuba.
Aku harus menerima penyihir yang akan
menjadi suamiku dan mewarisi Keluarga Yotsuba.
Aku penasaran siapa yang cocok
denganku, siapa yang akan dipilihkan untukku. Aku harus menikah dengannya dan
melahirkan anaknya.
Sama seperti ibuku.
Sama seperti ayahku.
Aku harus hidup sesuai apa yang sudah
ditentukan untukku.
Selama ini aku berpikir kalau
melakukan semua kewajibanku ialah hal yang seharusnya.
Karena hanya itulah yang aku tahu.
Aku bahkan tidak ingat pernah tidak menjalankan tugasku itu.
Aku berpikir kalau ‘teman-teman’ku
yang bukan penyihir memperlakukanku berbeda karena aku spesial.
Itu pasti membuat Onii-sama jengkel.
Bahkan sampai sekarang, seperti
ibuku, bibiku, aku tidak memertanyakan hidupku sebagai anggota Keluarga
Yotsuba.
Kalau saja hari itu tidak terjadi.
Apakah aku akan seperti keluargaku
yang lain, memerlakukan Onii-sama sebagai pelayan, lalu aku akan menyambut hari
esok dan menerima tunanganku…
* * *◆ ◆ ◆
“Ini sudah keempat kalinya…”
Keempat kalinya aku tidak perlu
merayakan ulang tahun Miyuki sembunyi-sembunyi. Besok akan jadi kali keempat
aku diperbolehkan untuk merayakan hari kelahirannya secara terbuka.
Dengan ingatanku sejak usia enam
tahun yang jelas, ulang tahun Miyuki selalu menjadi hari yang paling penting bagiku.
Aku yakin hari itu juga tetap
kuanggap penting bahkan sebelum aku berusia lima tahun, saat dimana ingatakanku
tidak jelas.
Hari saat Miyuki lahir.
Hari indah dimana Miyuki lahir ke
dunia.
Aku tidak bisa membayangkan dunia
tanpa Miyuki.
Aku yakin tidak ada dunia yang
seperti itu.
Kalau aku hidup di dunia seperti itu,
maka tidak akan ada gunanya aku hidup. Keberadaan dunia itu sendiri juga tidak
akan memiliki tujuan.
Aku berhasil mempunyai teman
akhir-akhir ini. Beberapa perempuan juga memiliki perasaan terhadapku.
Namun, maaf, tidak peduli seberapa
baik mereka sebagai temanku. Kalau, suatu saat tiba-tiba, salah satu dari
mereka menghilang di hadapanku, aku tidak akan membalas dendam terhadap dunia.
Kalau Miyuki hilang dari hadapanku.
Aku tidak akan terima takdir seperti
itu.
Aku tidak akan membiarkan dunia ini.
Tidak peduli apapun yang terjadi, aku
mempunyai kekuatan.
Aku tidak bisa melakukannya sekarang.
Meski aku yakin aku dapat melakukannya.
Aku tidak hanya akan menghancurkan
negara-negara yang ada,
Atau menghancurkan planet ini,
Dunia ini sendiri, juga akan
kuhancurkan.
Kalau aku kehilangan Miyuki, maka aku
pasti akan memiliki kekuatan seperti itu.
….Mungkin itu delusiku. Aku bahkan
tidak bisa menghancurkan sebuah negara. Manusia adalah mahluk yang tidak serba
bisa. Manusia butuh pertolongan.
Aku membayangkan akan ada banyak
orang yang kesal mendengar delusiku ini.
Tentunya, mereka tidak akan senang.
Aku membalas sendiri pemikiranku.
Pemikiran gilaku menyamakan nilai
seluruh dunia setara hanya dengan seorang manusia. Jika ada orang lain yang
berpikiran juga seperti itu, aku akan sangat menyayangkannya.
Sayang sekali aku tidak bisa
menghargai nilai persahabatan teman-temanku dengan sepenuhnya bahkan jika
mereka sampai mati.
Tapi tetap saja aku senang.
Karena Miyuki ada di dunia ini.
Aku lebih senang daripada biasanya.
Karena aku bisa merayakan ulang tahun
Miyuki yang mana merupakan ‘acara menguntungkan’ bagiku.
Aku lebih senang daripada dulu saat
aku tidak boleh merayakannya.
* * *◆ ◆ ◆
Hari-hari saat aku menganggap
Onii-sama tidak pantas sebagai keluargaku dan memandangnya hanya sebagai
pelayan. Aku berharap aku dapat melupakannya.
Walaupun saat itu aku masih cukup
muda, aku sadar kalau ia adalah kakakku. Aku rasanya ingin memarahiku diriku
yang dulu yang berpikiran seperti itu.
Aku hanya pernah merayakan ulang
tahunku bersama Onii-sama sebanyak tiga kali. Sebelumnya aku memercayai apa
yang dikatakan kepadaku, kalau Onii-sama adalah sebuah ‘kegagalan’ dan aku
tidak memandangnya sebagai ‘kakak’ dan tidak memerdulikan ucapan selamat apapun
darinya.
Melihat kembali ke belakang sekarang
aku bertanya-tanya kenapa aku bersikap seperti itu.
Seharusnya dulu kita bisa merayakan
ulang tahunku dengan baik.
Kali ini aku tidak yakin aku dapat
menerima ucapan selamat darinya. Aku tidak yakin aku akan senang saat mendengar
Onii-sama mengucapkan ‘selamat’.
Berulang tahun keenam belas, apa yang
ada setelahnya cukup suram. Keluarga kami, ‘tugas kami sebagai penyihir yang
baik’, dan ekspektasi dari orang sekitar, benar-benar menggangguku.
Kalau saja ada sesuatu yang bisa
menyelamatkanku. Bagiku, itu adalah ‘calon suamiku’ yang masih belum
ditentukan.
Bahkan di keluarga penyihir ternama
ada beberapa anak mereka yang seumuran denganku yang belum memiliki tunangan.
Bukan, memang tidaklah umum bagi seseorang yang lebih muda dariku untuk sudah
bertunangan.
Tidak seperti dulu, meski aku tidak
seperti dulu, tidaklah sulit untuk membatalkan pertunangan. Pada dasarnya,
keinginan seseorang dihargai sekarang.
Namun, kudengar dari waktu ke waktu
bahwa pertunangan biasanya didaftarkan saat mereka berusia enam belas tahun.
Hal itu biasa terjadi saat pasangan prianya lebih dari si wanita. Fenomena
dimana sepasang suami istri kembali menikah setelah bercerai bukan hanya
terjadi sekali atau dua kali saja.
Cukup sulit bagi seorang anak untuk
menentang apa kata orang dewasa. Aku mengerti hal ini dari pengalamanku
sendiri. Tidak peduli gadis itu dicintai atau tidak, sulit sekali rasanya untuk
mengutarakan hal tersebut. Bahkan jika mereka tidak menyukai pasangan yang
dipilih orang tua mereka, mereka tidak akan bisa apa-apa karena tekanan dari
keluarga mereka yang disembunyikan sebagai restu keluarga.
Untungnya, aku masih belum punya
pasangan. Walaupun hal seperti ini bertentangan dengan tren ‘penyihir hebat
diharapkan menikah muda dan segera mempunyai keturunan’, anehnya anak-anak
Sepuluh Master Clan, yang merupakan penyihir-penyihir top, pertunangan mereka
bisa dibilang cukup lambat. Sebaliknya mereka terlalu cepat untuk bertunangan
di usia seperti ini.
Dengan kata lain, seperti mereka akan
memilih sendiri siapa pasangan mereka. Itulah kenapa tunanganku masih belum
ditentukan.
Walau begitu, takdirku untuk menikah
nantinya tidak akan berubah. Kemungkinan kalau bibiku akan memilihkanku
pasangan secara mendadak dan membuat kita segera menikah dalam jangka waktu
sebulan cukuplah besar.
Jujur saja, aku tidak setuju dengan
hal itu.
Aku tidak ingin menikah.
Tidak peduli seberapa kuat
keinginanku, …………. dan aku tidak bisa menikah.
Karena itu, aku tidak ingin menjadi
dewasa.
Aku tidak ingin berulang tahun yang
keenam belas.
* * *
Saat ini sudah jam sebelas malam.
24 Maret 2096 akan berakhir dalam
satu jam.
Dalam sejam, Miyuki akan berumur enam
belas tahun. Menurut hukum, usia itu sudah bisa menikah.
Menurutku agak terlalu cepat bagi
Miyuki untuk menikah.
Saat Miyuki menikah, kami tidak akan
bisa bersama seperti sekarang. Karena kami, kakak beradik, berbeda jenis
kelamin. Tidak ada suami yang akan membiarkan istrinya bersama pria lain.
Itu, tidak bisa diapa-apakan.
Memikirkan kita tidak akan bisa terus
bersama membuatku merasa kesepian.
Namun, Miyuki tidak akan hilang dari
dunia ini. Karena itu, aku masih bisa menerimanya.
Meskipun kita terpisah jauh, kita
akan tetap kakak adik dan tidak peduli seberapa jauh jarak diantara kita,
‘mata’ku masih akan tetap dapat mencapai Miyuki.
Aku masih bisa melindungi Miyuki.
Aku akan selalu melindungi Miyuki.
Hal ini tidak akan berubah meskipun
suaminya nanti tidak menyukai hal ini.
Bahkan jika suaminya nanti lebih kuat
daripadaku.
Bahkan jika suaminya nanti bisa
melindungi Miyuki lebih baik daripadaku.
Itu benar… itu masih belum pasti.
Aku tidak punya hak untuk menentang
pasangan Miyuki yang ditunjuk oleh Keluarga Yotsuba. Tidak peduli apa yang
dikatakan bibiku aku akan tetap menjadi kakak Miyuki.
Aku akan coba menilai orang beruntung
yang menjadi tunangan Miyuki.
Ayahku sepertinya berhak menilai
orang yang akan menjadi tunangannya, tapi aku tidak bisa berharap ia seperti
itu. Selain itu aku juga tidak akan meminta hal seperti itu.
Aku ingin orang itu mengalahkanku.
Aku tidak ingin menggunakan sihirku.
Kalau dia dapat mengalahkanku hanya
dengan tangan kosong, maka aku akan dengan senang menyerahkan Miyuki.
Setidaknya aku harus bersikap seperti
itu.
* * *
Kenapa aku harus menjadi …………………
Kenapa aku harus menjadi
………O……..-sama.
Kenapa aku harus menjadi adik
O……-sama
Kenapa aku harus…
Oh, itu tidak ada gunanya. Aku tidak
bisa menahan perasaanku.
Perasaan ini meluap.
…Kenapa aku harus menjadi adik
Onii-sama. Kenapa kita kakak adik. Aku tahu ini aneh. Aku tahu rasanya abnormal
menginginkan hal itu.
Aku sadar akan itu.
Meski perasaanku belum pasti.
Aku tidak ingin menjadi istri orang
lain selain Onii-sama.
…Tidak, ayo berhenti menyembunyikan perasaanku
lagi.
Aku tidak ingin jatuh ke pelukan
orang selain Onii-sama.
Apapun yang terjadi, semua milikku
ialah milik Onii-sama. Aku hanya ada untuk Onii-sama.
Kalau mereka memintaku untuk memiliki
keturunan, maka mereka bisa mengekstrak sel telur dari ovariumku dan
menggunakannya untuk inseminasi buatan atau rekayasa genetika.
Kalau mereka bilang bahwa tugasku
harus dipenuhi, maka aku akan dengan senang hati melakukannya. Aku ingin
keturunan yang mewarisi gen sihirku tumbuh di rahim buatan.
Sebagai seorang wanita, pemikirkan
seperti itu mungkin tidak dibenarkan.
Tapi memang itulah keinginanku.
Perasaanku nyata.
Dan aku mengerti kalau keinginanku
tidak akan terwujud.
Bukan karena aku adik kandung
Onii-sama.
Hal seperti itu tidak menjatuhkan
keinginanku karena aku tidak ingin menjadi seperti seorang istri atau apapun
yang legal.
Onii-sama mencintaiku sebagai
adiknya.
Onii-sama memandangnya hanya sebagai
adiknya. Aku hanyalah seorang adik bagi Onii-sama.
Sampai sekarang.
Tidak diragukan lagi, mulai sekarang,
sampai selamanya.
Cinta Onii-sama tidak akan berubah.
Bahkan tidak setara jika dibandingkan dengan emas atau permata.
Onii-sama akan memberikan cinta yang
tak berubah, keinginanku tak akan terwujud.
* * *
Namun…. Orang seperti apa yang akan
berdiri di sisi Miyuki.
Aku rasa tidak ada orang yang dapat
berdiri sejajar dengan Miyuki. Bahkan jika kau mencarinya di seluruh dunia,
tentu tidak ada yang seperti itu.
Meskipun menurutku itu bodoh bagi
seorang kakak untuk bicara seperti itu…. Miyuki itu spesial.
Aku tidak bilang kalau Miyuki tidak
punya kekurangan.
Adikku temperamental.
Dia punya kebiasaan untuk mengabaikan
sekelilingnya saat perhatiannya sudah tertuju pada sesuatu.
Walaupun dia dapat menyembunyikannya
dengan baik, faktanya saja, dia juga cukup kasar.
Namun seorang dewa sekalipun punya
kekurangan. Sulit menemukan manusia yang tidak memiliki kekurangan, banyak
sekali orang yang jauh dari kata sempurna. Rasanya pasti tidak masuk akal
menemukan manusia yang sempurna. Tidak punya kekurangan, rasanya kesempurnaan
malah akan menjadi kekurangan terbesar seorang manusia.
Miyuki tetap spesial bahkan jika ia
punya kekurangan.
Dia adalah seorang perempuan spesial
bahkan dengan semua kekurangan miliknya.
Orang yang bisa mengimbangi Miyuki,
ekspektasi yang cukup tinggi. Yang dibutuhkan untuk mengimbangi Miyuki bukanlah
yang dapat berdiri setara dengannya.
Yang dibutuhkan untuk berdiri
disamping Miyuki,
Adalah yang cocok bagi Miyuki.
Tidak perlu lebih baik dari Miyuki.
Keluarga Yotsuba akan mencari
penyihir dengan sihir yang hebat sebagai suami Miyuki, tapi menurutku dia tidak
perlu menjadi seorang penyihir yang sempurna.
Yang terpenting adalah Miyuki cocok
dengannya.
Untuk cocok dengan Miyuki, dia harus
menjadi lelaki yang dapat memenangkan hatinya.
Dia harus tidak boleh tunduk terhadap
Miyuki, tidak sombong, dan punya rumah untuk mereka berdua.
Saat aku melihat ayahku, aku
benar-benar yakin akan itu.
Ibu, bahkan di mata kedua anaknya,
dan orang-orang lain, adalah seorang wanita cantik.
Di saat bersamaan, tubuh lemahnya
menyembunyikan sihir yang sangat kuat yang dapat membuat siapapun gentar.
Di sisi lain, ayah kita adalah orang
biasa dengan tampang yang sedikit diatas rata-rata.
Walaupun Psion-nya cukup tinggi, dia
tidak terlalu dapat merangkai sebuah Rangkaian Aktivasi yang dibutuhkan untuk
melakukan sihir.
Dahulu saat Psion seseorang dipandang
setara dengan kemampuan sihir, ayah kami pasti dipandang memiliki ‘kekuatan
sihir yang hebat’.
Pada kenyataannya, karena
kemampuannya memiliki Psion sebanyak itu maka ayahku dipilih oleh kepala
Keluarga Yotsuba yang sebelumnya untuk menikahi putri pertamanya, Yotsuba Miya,
Sang ‘Penguasa dari Sungai Kelalaian’, sang pengguna tunggal dari Sihir
Sistematik ‘Mental Interference’.
Ayahku bukanlah orang yang mampu
mengimbangi ibu kami. Namun hal itu tidak menghalangi. Meskipun ibu bukan
Miyuki, tidak mungkin ada laki-laki yang dapat mengimbangi kekuatan sang
‘Penguasa dari Sungai Kelalaian’.
Namun, ayahku lah yang ditunjuk
sebagai suami Yotsuba Miya dan ayah ibuku menikah. Itu mungkin keputusan
keluarga kami, tapi ibu menerimanya.
Ayahku lah yang tidak menerimanya.
Alasannya adalah karena ia sudah
jatuh cinta kepada wanita lain yang dipaksa untuk minggir. Meski aku kasihan terhadap
hal itu, di situasi itu, hal seperti itu bukanlah masalah.
Ayahku tidak berencana untuk
menentang pernikahan yang dipaksakan kepadanya oleh Keluarga Yotsuba.
Walaupun ia tidak terima jadi suami
bagi ibu,… Tidak, aku akan membela ayahku kali ini. Ayah tidak bisa menerima
ibu sebagai istri yang setara dengannya.
Dia tidak bisa melampaui kemampuan
istrinya sebagai seorang penyihir, bukan hanya secara penampilan, pendidikan,
ataupun kedudukan sosialnya. Meskipun bisa dibilang kalau dia hanya menang dari
latar belakang akademisnya, itu tidaklah penting, di dunia istrinya.
Ayahku yang terpaksa untuk hidup di
dunia kami menjadi tunduk. Atau bisa dibilang, dia hanya dijadikan sapi perah.
Tapi dengan melakukan apa yang dikatakan Keluarga Yotsuba, dia dapat
memertahankan harga dirinya.
Kau tidak bisa kalah, kalau belum
mencoba.
Kalau masih belum pasti kalah, kau
bisa merendahkan harga dirimu.
Itulah jalan hidup yang dipilih
ayahku.
Ayahku dan aku memiliki hubungan yang
buruk. Ayahku membenciku, dan aku juga tidak punya perasaan apa-apa terhadap
ayahku.
Kuakui itu.
Karena itu, aku menilai ayahku dengan
kejam. Kalau orang lain yang menilainya, penilaian mereka akan beda.
Namun bagiku,
Ayahku bukanlah orang yang cocok
untuk ibuku.
‘Aku bukanlah lelaki yang pantas
untuk istriku’, yakin akan hal itu membuat ayahku menjadi tunduk dengan ibuku
dan tidak menghadapinya dengan baik.
Contohnya saja, dia terus menghindar
untuk mengelak dari kenyataan bahwa ia lebih lemah daripada istrinya yang
menjadi pukulan baginya.
Akhirnya, karena itu aku tidak
menyalahkannya sampai mencari wanita lain. Seorang pria dan wanita selingkuhan.
Itulah yang tidak bisa dimengerti orang luar. Sebelum itu, dia hanya melarikan
diri dari posisinya sebagai suami dan semua itu cukup untukku menilai apa yang
sudah dilakukan ayahku.
Ayahku bukanlah orang yang pantas
mendapatkan ibu.
Akibatnya, aku yakin kalau bukan
hanya ayah tapi ibu juga jadi tidak senang.
Aku hanya bisa membayangkan apa yang
dirasakan ibu, tapi tidak ada kebahagiaan dalam kehidupan pernikahannya dengan
ayah, aku yakin akan itu.
Tidak ada kebahagiaan dan kepuasan.
Ini hampir sama saja dengan siksaan.
Aku tidak ingin Miyuki mengalami apa
yang ibu jalani.
Aku tidak ingin Miyuki menjalani
kehidupan pahit tanpa kebahagiaan.
Sayangnya, aku tidak bisa
membahagiakan Miyuki.
Meski aku terus mencintainya sebagai
kakaknya, mustahil bagiku untuk jadi suaminya.
Sama sepertiku, mustahil bagi Miyuki
untuk tetap tidak menikah sampai akhir hidupnya.
Bibiku yang tidak bisa menikah karena
alasan khusus membuat Miyuki semakin perlu menikah dan mempunyai anak.
Namun setidaknya, aku ingin pria yang
dipilihkan untuk Miyuki adalah orang yang cocok dengannya.
Kuharap.
Bahkan jika ia bukanlah orang yang
Miyuki pilih.
Setidaknya, orang yang dapat berdiri
di sisinya cocok untuk Miyuki.
* * *◆ ◆ ◆
(Hari sudah akan berganti……. Sebentar
lagi aku akan berusia enam belas tahun.)
Miyuki naik ke ranjangnya sebelum jam
berdentang menunjukkan tengah malam.
“Selamat malam Onii-sama.”
Sebuah ucapan untuk kakaknya, di hari
terakhirnya berusia lima belas tahun.
* * *◆ ◆ ◆
(Ini sudah lewat tengah malam….)
Tatsuya, yang sudah siap tidur,
mematikan lampu dan naik ke ranjangnya.
Dia menutup matanya tanpa berkata
sepatah kata pun, atau berpikir apapun yang tidak-tidak.
* * *◆ ◆ ◆
25 Maret 2096. Hari ini hari Minggu,
dan ulang tahun Miyuki keenam belas.
“Selamat pagi, Onii-sama.”
Tatsuya yang baru kembali dari
latihan paginya disambut dengan wajah senyum Miyuki.
Berseri seperti biasa.
Tanpa tanda kesedihan sedikit pun di
wajahnya.
“Selamat pagi Miyuki. Dan juga,
selamat ulang tahun.”
Tatsuya membalasnya dengan senyuman
yang hanya ditunjukkannya kepada Miyuki.
Sebuah senyum yang indah, tanpa ada
kesedihan atau kekelaman sedikit pun.
“Terima kasih, Onii-sama.”
“Apa kau siap untuk rencana kita hari
ini?”
“Ya, Miyuki sudah tidak sabar untuk
menghabiskan hari ini dengan Onii-sama.”
Berdua Tatsuya dan Miyuki tidak
berbicara sedikit pun tentang masalah yang akan dihadapinya setelah menginjak
usia enam belas tahun.
Tapi tetap saja mereka berdua
merayakan ulang tahun Miyuki seakan tidak ada yang berubah dalam kehidupan
mereka.
Sembilan bulan lagi akan terjadi
sesuatu yang mengubah keseharian mereka.
1 Comments
Waah ini mah dh gk ada obat
BalasHapusSasuga onii-sama
Posting Komentar