ORANG DI DALAM GOLEM
(Translater : Hikari)
Di
sebuah ruangan tertentu, cahaya pucat memancar redup dari dinding-dinding, dan
bayangan tiga orang yang mendekat ke dinding pun muncul. Itu adalah Hajime,
Yue, dan Shia.
Yue
berada di sebelah kanan Hajime, sementara Shia di sisi kirinya, dan mereka
duduk sambil bersandar ke bahu pemuda itu. Meskipun kesunyian memenuhi ruangan,
jika seseorang memfokuskan telinganya, 'suu-,
suu-', suara tersebut dapat terdengar. Itu adalah napas Yue dan Shia.
Mereka sama-sama memeluk masing-masing lengan Hajime dan tidur dengan
menggunakan bahunya sebagai pengganti bantal.
Hari
ini tepat seminggu sejak Hajime dan grupnya memasuki dungeon Raisen. Selama itu, banyak jebakan dan kalimat-kalimat
menyebalkan terus melelahkan tubuh dan pikiran mereka. Mereka telah kembali ke titik awal tujuh kali,
diserang jebakan beracun 48 kali, dan perangkap tak ada artinya yang lain
sebanyak 169 kali. Bahkan meskipun awalnya hati mereka dipenuhi dengan
kemarahan terhadap Miledi Raisen, setelah empat hari berlalu sepertinya kondisi
mental mereka menjadi, 'Tidak peduli apa yang muncul berikutnya, itu tidak
masalah~"
Mereka
memiliki perbekalan yang melimpah, dan spesifikasi tubuh mereka yang dibuat
supaya tidak akan mati dengan mudah adalah sebuah keberuntungan di balik
ketidakberuntungan mereka. Sekarang, mereka beristirahat setelah melangkah
maju, mencari petunjuk-petunjuk sepanjang waktu. Hasilnya, mereka memahami pola
struktur perubahannya. Menggunakan "tanda", mereka dapat memastikan ke
manakah blok-blok tersebut dipindahkan.
Mungkin
ada kemajuan tambahan mulai dari sekarang. Sambil berpikiran begitu, Hajime
menoleh ke para gadis yang tertidur di sampingnya.
"Mereka
tidur dengan sangat nyamannya… …bukankah ini salah satu Dungeon Besar?"
Gumaman
Hajime yang diiringi seulas senyuman simpul pun terdengar. Dia tetap terjaga
untuk waktu yang lama sebagai penjaga. Hajime dengan tenang melepaskan
lengannya yang dipeluk, dan mengelus rambut Yue. Sebuah senyum tipis dapat
terlihat. Mata Hajime juga sedikit kembali ke bentuk asalnya.
Berikutnya,
dia mengalihkan tatapannya ke Shia yang ada di sisi lain. Dia dengan luar
biasanya berliur di bahu Hajime sambil bersuara 'munya munya' menggerakkan mulutny, dan itu benar-benar ekspresi
tidur yang payah. Dia teringat bahwa gadis itu pun ingin supaya kepalanya
dielus, jadi Hajime diam-diam mengelus rambut Shia. Segera, dia merasakan
kelembutan telinga kelinci. Hal itu juga diikuti dengan ekspresi santai gadis
itu yang tidak dia tunjukkan bahwa pada saat keadaan normal. Itu benar-benar
sebuah ekspresi lega. Untuk sebagian besar, hal itu terjadi hanya saat Hajime
sedang bertugas jaga. Bisa dibilang, gadis itu merasa lega saat Hajime berada
di sisinya.
Hajime
yang mengelus lembut rambut kelabu kebiruan tersebut, sekaligus telinga
kelincinya, menunjukkan ekspresi rumit.
"Dasar,
apa sebenarnya yang bagus dari seseorang sepertiku… …sampai kau mengikutiku,
bahkan ke sini…"
Dia
memandangi Shia dengan tatapan lembut sambil melontarkan kata-kata kasar
tersebut pada dirinya sendiri. Hal yang Shia cari bisa dibandingkan dengan
perasaan yang dimiliki Yue. Meski begitu, sikap positif Shia, keceriaannya, dan
bagaimana dia menangis tapi tidak pernah menyerah… …benar-benar menarik minat
Hajime. Hasilnya, elusannya menjadi semakin lembut. Dan, pada saat itulah, Shia
yang bersuara 'munya, munya', mulai
mengigau dalam tidurnya.
"Munya… …Au… …Hajime-san, terang-terangan
sekali~, melakukannya di luar~, … …semua orang nanti bisa melihatnya~"
"…
…"
Hajime
yang memandangi gadis itu dengan tatapan lembut, segera menghapus senyumnya.
Dia dengan lembut menggunakan kedua tangannya, dan diam-diam menggerakkannya,
untuk memencet hidung Shia dan menutup mulutnya. Ekspresi tenang Shia perlahan
berubah menjadi terlihat kesakitan, tapi pemuda itu tidak peduli dan terus
melakukannya.
"Nn~,
nn? Nnh~!? Nnn—‼ Nn—‼ Puhah! Haa, haa,
ap-apa yang kau lakukan!? Walaupun ini adalah sebuah serangan saat aku tidur,
artinya sama sekali salah!"
Shia
yang megap-megap *zeha zeha*,
terbangun kemudian protes habis-habisan. Hajime pun menatapnya dengan sorot
mata dingin.
"Bagaimana
ya? Di dalam kepalamu, orang mesum seperti apakah aku ini? Apa yang akan kau
lakukan di luar? Nn?"
"Eh?...
…hah, itu barusan mimpi!? Kenapa~, padahal meskipun akhirnya Hajime-san jadi
bersikap lembut, karena mustahil untuk menahan penderitaan yang meluap, dan
diriku yang malu-malu dan menggeliat karena kata-kata itu, akhirnya memutuskan
untuk melakukan di depan umu—hebuh!?"
Tanpa
mendengarkan kelanjutannya, Hajime menggunakan jentikan jari yang telah
diperkuat ke dahi gadis itu. Wajah Shia mendongak karena dampaknya yang besar,
dan belakang kepalanya membentur keras dinding di belakangnya, membuatnya
berjongkok dengan mata berair. Seperti yang diduga, sifatnya yang tidak tahu
malu itu selalu menyelinap muncul.
Sambil
mengelus-elus belakang kepalanya, Shia bergumam, "Entah bagaimana aku
merasa sesuatu yang menyenangkan telah terjadi, tapi apa itu hanya imajinasiku
saja?" Mungkin, dia tanpa sadar merasakan Hajime yang mengelusnya. Akan
tetapi, karena pemuda itu tahu bahwa gadis itu akan besar kepala kalau
mengetahui yang sebenarnya, Hajime memutuskan untuk mengabaikannya saja.
Karena
Shia terbangun (meskipun dengan paksa), Hajime dengan lembut mengguncangkan Yue
untuk membangunkannya. Yue bersuara imut "… …Nn u… …Au?", sambil
perlahan membuka matanya. Kemudian, dengan ekspresi kosong dia memandang ke
atas dan memastikan bahwa Hajime ada di situ, sekali lagi, dia mengusapkan
mulutnya ke bahu Hajime (TL : Eh, nyeka
iler, nih? …eww), kemudian dia dengan tenang memisahkan diri dari Hajime
dan merapikan penampilannya.
"Uuu,
Yue-san sangat manis… …seperti inilah seorang gadis bangun~, dibandingkan
dengan dia, aku…"
Shia
mulai merasa depresi kali ini, dan Yue menatapnya dengan penasaran, hanya untuk
memberikan penjelasan, "karena itu Shia bagaimanapun juga."
"Dengar,
dari semula kau mengerti perbedaan yang luar biasa dalam kekuatan tempur (girl power) ini, ya 'kan? Daripada kau
merasa depresi begitu, mulailah kumpulkan nyawamu."
"…
…sikap lemah lembutmu, apa kau tidak menjatuhkannya di suatu tempat?"
"…
…? Hajime tidak menjatuhkan hal semacam itu."
"Ugh,
hanya pada Yue-san, ya. Sial."
Shia
berdiri setelah mengumpulkan nyawanya. Yue dan Hajime juga bersiap. Kali ini,
mereka berharap semoga mereka tidak dikembalikan ke titik awal, dan dengan
demikian trio tersebut melanjutkan penjelajahan dungeon itu.
Sekali
lagi, karena ada banayak jebakan-jebakan yang tidak menyenangkan dan
kalimat-kalimat menyebalkan, mereka menjernihkan pikiran dan jiwa mereka.
Kemudian,
Hajime dan grupnya mencapai sebuah ruangan yang baru mereka kunjungi sebelumnya
sekali, bahkan setelah seminggu. Itu adalah ruangan dengan para kesatria golem
yang membuat mereka teringat betapa marahnya mereka saat kembali ke titik awal
untuk pertama kalinya. Akan tetapi, kali ini pintu yang terkunci itu terbuka
sejak awal, dan di dalamnya bukanlah sebuah ruangan tapi sebuah lorong.
"Ini…
…akan menyebalkan kalau mereka mengepung kita lagi. Ayo langsung bergegas ke
pintu terbuka itu!"
"Nnh!"
"Ya!"
Hajime
dan grupnya berlari ke ruangan kesatria golem itu dengan serempak. Saat mereka
mendekati pusat ruangan, seperti yang diduga, 'gashan, gashan', suara kesatria golem yang menyerbu keluar dari
ruang-ruang kecil di kedua sisi dinding pun terdengar. Dari awal, mereka berlari
maju sambil menendang dan menembaki para kesatria golem itu, yang sedikit
mengulur waktu mereka, sementara Hajime dan grupnya tetap berlari cepat, untuk
mencapai altar tersebut sebelum tertangkap oleh kepungan para kesatria golem.
Walaupun kesatria golem bergegas mengejar, mereka tidak dapat menyusul Hajime
dan grupnya yang telah melewati pintu. Sukses melarikan diri, Hajime menyengir.
Akan
tetapi, senyuman Hajime menghilang di detik berikutnya. Kali ini para kesatria
golem juga melewati pintu, mengejar mereka. Selain itu…
"Apa—!?
Mereka bisa berlari di langit-langit!?"
"…
…Mengejutkan."
"Gravitasi-san,
tolong lakukan tugasmu~!"
Itu
benar, kesatria-kesatria golem itu mengejar mereka, seakan mengabaikan
gravitasi, berlari di dinding dan langit-langit, mengeluarkan suara 'gashan gashan' dari armor berat yang
bergerak. Hajime segera melihat lorong kemudian menggunakan "Mineral
Appraisal", tapi semuanya adalah material yang sudah dikenal. Dia tidak
mendeteksi mineral apapun yang dapat menetralisir gravitasi ataupun yang
bersifat lengket.
"Bagaimana
mereka melakukannya?"
Itu
adalah gumaman yang begitu saja keluar dari mulutnya. Dan sekali lagi dia
mencuri pandang pada kesatria-kesatria golem di belakangnya, dan menjadi
semakin terkejut saat dia menoleh ke belakang.
Salah
satu dari kesatria golem di langit-langit sedang berlari sambil 'pyon', melompat, dan seperti sebuah
bola meriam makhluk itu melaju dengan momentum luar biasa menuju mereka sambil
melompat di tengah udara.
"A-apa—!?
Brengsek!"
Hajime
bersuara terkejut kemudian menembakkan Donner dengan sangat cepat.
Peluru-peluru ditembakkan diiringi dengan kilatan-kilatan cahaya, dan helm
serta bahu golem itu pun hancur. Potongan-potongan kepala kesatria golem itu
terpisah dari tubuhnya, dan pedang besar serta perisainya juga terjatuh. Akan
tetapi, tanpa terjatuh ke tanah, makhluk itu maju ke arah Hajime dan grupnya.
"Menghindar!"
"Nnh."
"Wakya!"
Mereka
menghindari kepala, tubuh, pedang besar dan perisai golem itu yang datang
dengan cepat dan penuh tenaga itu dengan melompat dan melengkungkan tubuh
mereka. Puing dari kesatria golem itu melewati Hajime dan grupnya, terbang ke
arah dinding dan langit-langit tanpa mengurangi momentumnya, dan kemudian
menabrak dan bergulingan di lantai.
"Oioi,
bukankah itu…"
"Nn…
…sepertinya itu "jatuh"."
"Gravitasi-san
sedang bekerja, aku mengerti."
Seperti
yang dikatakan Yue dan Shia. Kelihatannya, kesatria-kesatria golem itu dapat
mengontrol gravitasi. Meskipun tidak ada yang bisa memahami mengapa mereka
tidak menggunakannya di waktu yang lalu, mungkin yang sebelumnya karena itu ada
di sebuah ruangan. Mereka mungkin hanya dapat menggunakannya setelah ruangannya
berubah ke lorong.
Sambil
membuat hipotesa semacam itu, Hajime dan grupnya diganggu oleh kesatria golem
yang "jatuh". Beberapa dari mereka mendekat sambil memutar
pedang-pedang besar mereka seakan benda itu adalah kincir angin dengan cara
seperti seorang veteran. Hajime dan grupnya menggunakan tembakan dan
"Rupture" untuk serangan-serangan jarak jauh, sementara Shia menyerang
mereka yang datang mendekat, dan mereka terus maju tanpa berhenti.
Setelah
beberapa saat, Hajime dan grupnya merasakan keberadaan yang berbeda dari para
kesatria itu.
"Muu…
…Hajime."
"Aa,
aku tahu. Karena dungeon ini dapat
merekonstruksi ulang dirinya sendiri, pasti ada sesuatu semacam itu."
"Ki-kita
terkepung."
Setelah
kesatria-kesatria golem yang berjatuhan, berikutnya adalah rekonstruksi yang
muncul. Hajime dan grupnya memutuskan untuk menunggu peleton itu datang. Para
kesatria mengangkat perisai dan bergerak dengan gagahnya, seakan mereka telah
berubah menjadi dinding. Kesatria-kesatria golem itu menciptakan sebuah formasi
dua baris, di mana kesatria di bagian belakang mendukung kesatria yang bertahan
di depan. Mungkin mereka telah menyadari bahwa hanya dengan satu baris saja
mereka akan dihancurkan dengan kekuatan semata.
"Cih,
merepotkan sekali."
Sambil
mendecakkan lidahnya, Hajime menaruh Donner-Schlag kembali sarungnya. Setelah
itu, dia mengeluarkan sebuah senjata dari "Treasure Box".
Di
tangannya adalah sebuah senjata berbentuk persegi panjang dan 12 lingkar barel,
Peluncur Roket dan Misil : Orkan. Roket-roketnya sendiri memiliki panjang 30
cm, masing-masing dari benda itu memiliki kekuatan penghancur yang lebih besar
daripada granat biasanya. Menggunakan sihir Penciptaan, hulu ledaknya dipasangi
batu yang dapat menghasilkan "Lightning-clad", karena batu-batu ini
terus-menerus menghasilkan listrik statis. Benda ini juga dibarengi dengan
mesiu yang akan terbakar begitu hulu ledaknya bersentuhan.
Hajime
menyengir saat dia menempatan Orkan ke sisi tubuhnya.
"Yue,
Shia! Tutupi telinga kalian! Aku akan meledakkan mereka semua!"
"Nn."
"Ee~
apa itu!?"
Shia
yang melihat keanehan Orkan untuk pertama kalinya hanya bisa membelalakkan
mata. Yuelah yang pertama kali menyumpalkan telunjuknya ke telinga.
Telinga
kelinci Shia berdiri tegak 'pinh';
tidak mempedulikan hal itu, Hajime menarik pelatuk Orkan.
PASHUUU!
Bersama
dengan suara tersebut, roket yang diluncurkan meninggalkan jejak
percikan-percikan cahaya. Benda itu dibidikkan pada peleton kesatria golem yang
sedang menunggu, kemudian mengenainya.
Detik
berikutnya, suara menggelegar muncul diikuti dengan ledakan besar. Tekanan yang
muncul dari menyalakan sejumlah besar mesiu yang dipadatkan benar-benar
mengguncangkan lorong itu. Para kesatria golem yang berada di jalur ledakan itu
dan menerima serangan langsung, terhempas ganas ke dinding-dinding di kedua
sisi dan juga langit-langit. Mereka hancur hingga ke titik di mana mereka tidak
lagi mirip dengan bentuk mereka yang semula. Akan memerlukan waktu yang cukup
lama untuk merekonstruksi mereka.
Hajime
dan grupnya melompati puing-puing dari kesatria golem yang kalah dengan
serempak.
"Telinga
kelinci~, telinga kelinciku~‼"
Sementara
Hajime dan grupnya berlari, Shia menekuk telinga kelincinya dan memegangi
dengan kedua tangan dengan kesakitan dan mata yang berkaca-kaca. Suku Manusia
Kelinci memiliki… …pendengaran paling bagus di antara ras demi-human
bagaimanapun juga.
"Karena
itulah kublang tutup telingamu."
"Ee?
Apa? Aku tidak bisa mendengarmu."
"…
…benar-benar, kelinci yang tidak punya malu…"
Meskipun
Hajime dan Yue menatapi Shia dengan ekspresi tercengang, Shia yang kesakitan
tidak menyadarinya.
Setelah
berhadapan dengan kesatria golem yang datang berjatuhan sekali lagi, mereka
berlari melintasi lorong itu selama lima menit. Akhirnya, mereka melihat
ujungnya. Di depan lorong ini terdapat sebuah ruangan yang besar dan luas.
Jalannya sendiri rusak, dan mereka dapat melihat sebuah panggung berbentuk
persegi sepuluh meter di depan sana.
"Yue,
Shia! Lompat!"
Mendengar
seruan Hajime, Yue dan Shia (yang entah bagaimana pulih) mengangguk. Di
belakang mereka, para kesatria golem terus berdatangan. Sementara mereka
mencoba untuk menghalangi, Hajime dan grupnya yang terus menghindar pun
mencapai ujung dari lorong dan melompat.
Kekuatan
lompat Hajime dan grupnya yang menggunakan penguatan tubuh jauh melampaui atlit
olimpic. Hajime dan grupnya dengan mudah mematahkan rekor dunia dan melompat ke
panggung di hadapan mereka.
Tapi,
adalah karakteristik dari Dungeon Besar ini di mana tidak ada satu pun yang
terjadi sesuai perkiraan. Entah bagaimana, di depan Hajime dan grupnya yang
melompat, membentuk lengkungan parabola, 'shii~,'
panggung itu pun mulai bergerak.
"Apaa!?"
Hajime
mengeluarkan teriakan yang sudah sering kali dia lakukan di dungeon ini. Karena jarak yang mereka
perkirakan telah berubah, mereka akan jatuh kalau begini. Mereka mengintip ke
bawah dan melihat bahwa itu sangatlah dalam. Saat dia bersiap-siap untuk
menembakkan pengaitnya, suara Yue dengan segera terdengar.
""Soar"!"
Memanfaatkan
udara yang dimampatkan dari sihir angin, Hajime dan grupnya melompati jarak
yang diperpanjang itu. Bahkan meskipun hanya untuk sesaat, ini sudah cukup. Dia
entah bagaimana berhasil mencengkeram tepian panggung yang bahkan pada saat ini
masih bergerak. Menggunakan paku-paku pada lengan buatannya untuk mengamankan
posisi, Hajime bergelantungan dengan Yue dan Shia yang berpegangan padanya.
"Ba-bagus,
Yue."
"Seperti
yang diharapkan dari Yue-san!"
"…
…Puji aku lagi."
Sementara
tersenyum tanpa sadar karena mereka telah menghindar dari kejatuhan, Hajime dan
Shia memuji Yue. Yue yang telah menghabiskan sejumlah besar kekuatan sihir kini
sedikit letih, tapi menunjukkan suasana hati penuh kemenangan.
Akan
tetapi, suasna damai itu terganggu oleh kesatria golem yang datang dengan
terbang. Benar, para kesatria golem itu terbang di udara. Mereka mungkin
mengendalikan gravitasi jadi mereka tidak akan jatuh. mereka mendekati Hajime
dan grupnya yang saat ini sedang bergelantungan, dengan momentum yang luar
biasa.
"Kh!?
Yue, Shia, panjati aku!"
Sambil
memberikan perintah tersebut, Hajime mengeluarkan Donner dan dengan cepat
menembaku kesatria-kesatria golem yang mendekat. Yue dan Shia yang memanjati
tubuh Hajime yang masih bergerak bersama dengan blok panggung itu. Kemudian
Hajime mengerahkan kekuatannya untuk menarik dirinya sendiri ke atas blok
panggung itu hanya dengan menggunakan sebelah lengan. Segera setelah itu,
tempat di mana sebelumnya Hajime bergelantungan pun ditancapi pedang-pedang
besar yang datang meluncur dengan kecepatan yang luar biasa. Setelah itu,
Hajime menembak dari atas para kesatria golem yang masih kaku setelah
melancarkan serangan itu.
"Sial,
mereka semua ini. Aku tidak tahu apakah ini oleh kendali gravitasi, tapi
pergerakan dan taktik mereka menjadi semakin bagus."
"…
…Mungkin, penyebabnya ada di sini?"
"Ahaha,
apa-paan dengan logika itu. Bukankan semuanya melayang (…)?"
Seperti
yang Shia katakan, semua yang ada di sekitar mereka sedang melayang.
Tempat
yang Hajime dan grupnya masuki adalah sebuah ruangan raksasa berbentuk
melingkar. Diameternya sendiri lebih dari dua kilometer. Di dalam ruangan ini,
blok-bloj dengan beragam bentuk dan ukuran berterbangan dan 'shii-' , bergerak secara tidak teratur.
Itu adalah sebuah ruangan yang sama sekali mengabaikan hukum gravitasi. Akan
tetapi, untuk beberapa alasan Hajime dan grupnya masih merasakan gravitasi.
Mungkin hanya material tertentu di ruangan ini yang tidak terikat oleh
gravitasi.
Di
dalam ruangan ini, para kesatria golem dapat terbang ke mana saja dengan
bebasnya. Arah kejatuhan mereka dikendalikan sepenuhnya saat mereka dengan
cepatnya berbalik. Seakan-akan mereka adalah makhluk hidup, tidak akan aneh
bagi mereka untuk mati karena G-force
yang luar biasa. Saat pemuda itu memikirkan bagaimana caranya pergerakan dan
taktik mereka menjadi semakin baik saat mereka mendekati ruangan ini, mungkin…
"Orang
yang mengendalikan para golem ini mungkin ada di sini, di ruangan ini,
kurasa?"
Mendengar
tebakan Hajime, Yue dan Shia juga setuju dan mengeraskan ekspresi mereka. Tidak
ada yang tahu kenapa, tapi kesatria golem di sekeliling mereka tidak menyerang.
Untuk saat ini, karena tidak ada yang terjadi, mereka mengamati sekitar mereka.
Mereka tidak tahu apakah ini adalah tujuan yang terakhir atau akan berlanjut
setelahnya. Akan tetapi, ruangan ini jelas dekat dengan ruangan terdalam,
dibuktikan dengan kemampuan para kesatria golem yang semakin membaik, dan keunikan
dari ruangan ini.
Hajime
menggunakan "Farsight" untuk memeriksa ruangan melingkar raksasa ini
dengan matanya. Dan di detik berikutnya, suara gelisah Shia terdengar nyaring.
"Lariii!"
"
"!?" "
Hajime
dan Yue, tanpa menanyakan ada apa, langsung melompat begitu mereka mendengar
peringatan Shia. Untungnya sebuah blok baru saja lewat beberapa meter di depan
mereka, membuat mereka meninggalkan blok tersebut di tempat mereka sebelumnya
berada.
Segera,
ZUuGAGAGAN‼
Ilusi
mirip meteorit datang dan menghantam blok yang Hajime dan grupnya berada
sebelumnya, meledakkannya menjadi serpihan-serpihan halus. Meteorit itu
bukanlah istilah yang salah. Bagaimana pun sesuatu yang berukuran luar biasa
besar dan berkobar-kobar saat jatuh, serta dengan momentumnya menghancurkan
blok tersebut, dan lewat menembusnya.
Keringat
dingin mengalir di pipi Hajime. Dia akan mendapatkan serangan langsung dari
benda itu tanpa peringatan Shia. Dengan dirinya yang tidak dapat menggunakan
"Vajra", itu akan menjadi kematian seketika. Dia juga tidak dapat
merasakan itu datang. Tapi segera setelah Shia memperingatkan, dia jelas
merasakan keberadaannya. Akan tetapi, kecepatan jatuhnya mustahil untuk
dihindari saat dia merasakannya datang.
"Shia,
kau menyelamatkan kami. Makasih."
"…
…nn, itu pencapaian besar."
"Eheheh,
syukurlah "Foresight" aktif. Meskipun semua sihirku jadi habis
…"
Kelihatannya,
sihir spesial Shia, "Foresight" aktif lebih cepat daripada persepsi
Hajime dan dapat merasakannya. "Foresight" dapat melihat masa depan
sebagai hasil dari pilihan Shia jika dia mengaktifkannya secara manual. Juga,
kemampuan itu bisa aktif secara otomatis. Seperti saat ini, kemampuan itu
memprediksi bahaya besar dan kematian yang mempengaruhinya secara langsung
ataupun tidak langsung.
Dengan
kata lain, kalau mereka menerima serangan langsung, setidaknya Shia akan mati
karenanya. Dengan rasa horror yang baru, Hajime menatapi benda mirip meteor
yang melewati mereka. Dia mengintip ke bawah dari tepian blok. Dan, saat dia
berpikir ada sesuatu yang bergerak di bawah, benda itu tiba-tiba terbang ke
atas dengan momentum luar biasa. Benda itu pergi ke atas mereka dalam sekejap,
dan sementara tetap berada di tempatnya, 'ginh',
mata benda itu bersinar memelototi Hajime dan grupnya.
"Oioi,
yang benar saja."
"…
…Besar… …sekali."
"Rasanya
ini adalah bos besarnya."
Hajime
dan grupnya menggumamkan tiga pendapat yang berbeda. Meskipun perkataan Yue
sedikit berbahaya, itu masih dalam batas toleransi… .. .seharusnya begitu.
Apa
yang muncul di depan Hajime dan grupnya adalah sebuah kesatria golem super
besar yang melayang di tengah udara. Meskipun armornya sama, panjangnya bisa
sekitar 20 meter. Tangan kanannya berkobar seakan itu adalah sarung tinju api,
dan mungkin itulah yang menyebabkan blok yang sebelumnya itu meledak menjadi
serpihan-sepihan. Di tangan kirinya terdapat seutas rantai yang mengeluarkan
suara 'jhara jhara', diperlengkapi
dengan Morningstar yang bisa
diayunkan.
Hajime
dan grupnya mengambil kuda-kuda saat mereka melihat golem raksasa itu, dan
mereka dapat mendengar suara 'hyun hyun'
dari kesatria golem di sekitar yang datang terbang sampai akhirnya Hajime dan
grupnya terkepung. Kesatria-kesatria golem yang berdiri berbaris, mengangkat
pedang mereka di depan dada. Itu seakan-akan mereka sedang memberi hormat pada
raja mereka.
Hajime
dan grupnya terkepung sepenuhnya dan dapat merasakan ketegangan mereka
meningkat. Keheningan memenuhi sekeliling mereka, seakan-akan ini adalah sebuah
situasi kritis. Begitu mereka bergerak, permainan yang mempertaruhkan nyawa
(pembantaian) akan dimulai. Apa yang menghancurkan suasana tersebut yang
disebabkan oleh dugaan semacam itu adalah….
……Adalah
sebuah sambutan mirip lelucon dari si golem raksasa.
"Yaho~, senang bertemu kalian~. Miledi
Raisen yang dicintai semua orang ada di sini~"
"
" "… … Ha?" " "
0 Comments
Posting Komentar