ADVENTUROUS FOOLISHNESS
(Author : Rafli Sydyq)

Setelah memastikan kalau semua bandit sudah dikalahkan aku segera melihat keadaan pedagang yang diserang tadi.
“Apakah kalian baik-baik saja?”
“Ya, entah bagaimana kami berhasil selamat”.
Yang menjawab adalah seorang pria paruh baya dengan pakaian yang sangat mewah dan memakai banyak perhiasan yang memancarkan cahaya menyilaukan meskipun kepalanya lah yang paling menyilaukan.
Setelah melihat perawakan para pedagang itu dan melihat kembali kondisi para bandit yang tergeletak di atas tanah aku memperoleh sebuah kesimpulan, “Ini merepotkan”.
“Terima kasih telah menyelamatkan kami, kalau anda berkenan, saya bisa memberikan anda beberapa kantung emas sebagai ucapan terima kasih”
Aku berpikir sejenak, dilihat dari penampilan pedagang ini mereka jelas bukan pedagang sembarangan. Pakaian yang dipakai pria ini jelas bukan pakaian yang akan digunakan oleh seorang pedagang tidak peduli seberapa kaya mereka.
Kereta kuda yang mereka gunakan juga bukanlah kereta biasa. Saat aku sedang menilai kereta mereka, pandanganku tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis muda berusia kurang lebih sekitar 12 tahun. Dia memiliki rambut emas berkilauan dan pakaian yang dia pakai sudah menunjukkan siapa dia sebenarnya.
Tidak butuh waktu lama, aku sudah bisa mengetahui siapa mereka sebenarnya. Dan jelas sekali akan merepotkan bila aku terlibat lebih jauh.
“Baiklah, aku akan menerimanya. Dan lain kali berhati-hatilah, menjaga sebuah permata terkadang jauh lebih sulit dibandingkan menjaga segunung uang”
Pedagang itu tampak terkejut, dia melihat kesana-kemari sampai akhirnya menyadari akan keberadaan gadis itu yang mengintip dari kereta.
Setelah menyuruh gadis itu kembali bersembunyi kedalam kereta, dia segera mengambil sekantong penuh uang dan menyerahkannya kepadaku.
“Tolong terima ini, dan sekali lagi terima kasih karena telah menyelamatkan kami”
“Tidak masalah”
Setelah menerima hadiah dari pedagang tersebut, kami lalu berpisah dan melanjutkan perjalanan masing-masing. Sambil memperhatikan kereta itu makin lama makin menjauh dan akhirnya menghilang, aku segera mengalihkan perhatianku pada para bandit yang terkapar tidak bernyawa diatas tanah.
“Sudah kuduga mereka bukan bandit biasa” gumamku setelah melihat kondisi tubuh bandit yang tampak sangat terawat dibandingkan bandit liar lainnya, selain itu mereka juga memakai perlengkapan yang memiliki kualitas yang cukup bagus tidak seperti bandit pada umumnya yang hanya memakai peralatan bekas atau hasil rampasan.
Saat sedang melucuti peralatan para bandit sebagai barang rampasan, aku menyadari kalau terdapat sebuah lambang keluarga tercetak pada salah satu bandit yang kukalahkan.
Hal ini hanya membenarkan kecurigaanku, menilai terlibat lebih jauh akan merepotkan, aku memasukkan semua peralatan bandit termasuk pedang tadi kedalam ‘Dimension Bag’ dan memutuskan untuk hanya menjualnya.
Setelah menumpuk semua mayat bandit itu menjadi satu, aku membakar mereka semua sehingga mereka tidak akan berubah menjadi Undead.
Setelah memastikan semuanya sudah beres, aku kembali melanjutkan perjalanan dan mendapati sesuatu yang mengejutkan.
...
“Apa-apaan ini!”, pemandangan yang kulihat sangatlah mengejutkan dan sedikit tidak bisa dipercaya sehingga aku hanya bisa berteriak kebingungan.
Dimana-mana kau bisa melihat banyak mayat Makhluk Buas berserakan dimana-mana dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Kau bisa melihat Wild Dog dengan isi perut yang berserakan, Horn Rabbit dengan kepala yang hancur, hingga Mad Bee yang hampir tidak bisa dikenali jika bukan karena sengatnya.
Secara spontan aku langsung melihat sekeliling untuk mencari pelaku dari pembantaian keji ini. Tak butuh waktu lama aku segera melihat bayangan seseorang dikejahuan, aku mengaktifkan [See-Throught] untuk melihat lebih jelas.
Yang kulihat adalah seorang pemuda berambut pirang dengan perlengkapan Leather Armor dan ditangannya terdapat sebuah Iron Sword, pemuda itu sedang melawan seekor Wild Dog atau lebih tepatnya dia sedang menyiksa anjing malang tersebut.
Meskipun Wild Dog sudah terbaring tidak berdaya dia tetap menghujaninya dengan pedang sampai puas, lalu dengan ekspresi bahagia dia meninggalkan anjing itu apa adanya. Tak lama kemudian aku melihat seorang gadis muda dengan rambut hitam yang tampak seperti seorang cleric mengikuti pemuda itu dari belakang.
Masih berdiri diam aku menggunakan [Identify] pada mereka berdua, pemuda tersebut bernama Lonel sedangkan gadis tersebut bernama Masako. Dilihat dari perlengkapan, dan jumlah mana dalam tubuh mereka, bisa dipastikan mereka adalah Petualang pemula.
Juga (Insting)-ku mengatakan kalau mereka berdua adalah seorang pemain. Jadi bisa kupastikan kalau mereka berdua adalah orang yang baru bermain saat perilisan resmi dan belum mengetahui sistem game ini.
[Identify] hanya menunjukkan nama seseorang, informasi lain seperti Job bisa diketahui hanya dengan melihat peralatan yang seseorang kenakan. Sedangkan untuk kekuatan [Identify] akan menunjukkannya dalam bentuk aura yang ada disekitar orang tersebut dan semakin besar aura yang dimiliki seseorang maka semakin kuat mereka jadinya. Untuk membedakan antara pemain dan NPC saat menggunakan [Identify] kau akan merasakan sebuah perasaan samar seperti (Insting) yang membuatmu bisa langsung mengetahui seseorang adalah pemain atau bukan.
Meskipun Pemain bisa melihat nama masing-masing dengan menggunakan [Identify], tapi para Pemain masih meperkenalkan diri masing-masing saat baru pertama kali bertemu. Alasannya cukup sederhana, ada sebuah kejadian dimana seorang pemain BETA menyebut nama seseorang yang baru dia temui dan ternyata orang itu adalah seorang NPC dan mengakibatkan orang itu di cap sebagai orang yang harus dihindari.
Setelah menyaksikan kedua orang itu pergi menjauh aku segera menghampiri sisa-sisa dari Wild Dog lalu membungkusnya dengan kain dan memasukkannya kedalam ‘Dimension Bag’ untuk dibawa ke Guild Petualang sebagai barang bukti. Selain mereka berdua aku juga bisa melihat banyak Petualang pemula lainnya melakukan pembantaian keji seperti yang dilakukan oleh Petualang yang bernama Lonel tadi.
Tidak butuh waktu lama untuk akhirnya sampai di tujuanku, diasana aku bisa melihat sebuah tembok besar yang terbuat dari batu dengan pintu gerbang yang terbuat dari kayu dan diperkuat oleh lapisan besi, didepan gerbang terdapat sebuah antrian orang-orang yang ingin memasukki kota dimana aku juga ikut berbaris bersama mereka.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya giliranku tiba, setelah menunjukkan kartu identitas aku diijinkan memasukki kota.
Kota ini terlihat seperti kota pada abad pertengahan hanya saja selain manusia kau juga bisa melihat banyak ras lainnya. Seperti seorang gadis yang memiliki telinga dan ekor kucing yang disebut Werebeast, seorang pria kerdil dengan rambut yang menutupi sebagian besar wajahnya yang disebut Dwarf dan wanita langsing dengan rambut pirang bertelinga lancip yaitu Elf yang berjalan dengan santai dijalan kota.
Saat itu sudah lewat tengah hari saat aku sampai di kota, tanpa banyak penundaan aku segera berjalan menuju Guild Petualang dan setelah beberapa menit aku sampai didepan sebuah bangunan besar yang terbuat dari kayu yang diatasnya terdapat lambang dua buah pedang yang saling bersilangan dan sebuah perisai yang menjadi lambang Guild Petualang.
...
            Saat masuk aku disambut oleh pemandangan sebuah bar dimana para Petualang sedang bersantai sambil minum dan menikmati makanan mereka. Meskipun beberapa orang mengarahkan pandangannya kearah ku tapi mungkin karena tidak tertarik lagi mereka langsung mengalihkan pandangan dan melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.
Menghiraukan semua itu aku langsung menuju konter yang kebetulan kosong dan disapa oleh seorang resepsionis wanita dengan rambut lavender yang dibuat ponytail serta mata biru langit yang ditutupi oleh kacamata yang dia kenakan.
“Selamat datang di Guild Petualang cabang Pruistine, apa ada yang bisa kami bantu?”
“Aku ingin membuat Keluhan”
“Baiklah, kalau begitu apa keluhan anda?”
Tanpa banyak penundaan aku segera mengeluarkan sisa-sisa Wild Dog malang dari ‘Dimension Bag’ dan meletakkannya tepat dihadapan resepsionis tersebut.
Meskipun terkejut, resepsionis tersebut dengan segera memperbaiki postur tubuhnya dan tetap tersenyum.
“Maaf, tapi apa maksudnya ini?”
“Disepanjang jalan aku menuju kota ini, terdapat banyak mayat Makhluk Buas yang berserakan dimana-mana. Ini hanyalah salah satunya dan masih segar”
“Lalu, apakah anda mengetahui siapa pelakunya?”
“Semua ini adalah ulah para Petualang pemula dari kota ini”
“Benarkah? Kalau boleh tau apakah anda mengetahui nama dari salah satu Petualang tersebut?”
“Aku baru pertama kali melihatnya tapi kalau tidak salah bocah itu disebut Lonel dan Masako, selain mereka aku juga melihat banyak Petualang Pemula lainnya sedang melakukan pembantaian besar saat ini”
Ekspresi resepsionis tersebut langsung tampak kelelahan dan menghela nafasnya. Dengan nada lembut dan masih tetap tersenyum dia meminta maaf dan berkata kalau Guild akan mengambil semua tanggung jawab akan masalah ini. Saat...
“Oi! Kenapa ada tumpukan daging disini!”
Yang berteriak dari belakang resepsionis adalah seorang pria dengan tubuh tegap, rambutnya sudah mulai memutih karena dimakan usia dan wajahnya seperti seekor singa yang mencari mangsa.
“Aida bisa kau jelaskan apa maksudnya ini?”
“Maaf Ketua Kenrick tapi ini-“
“Ini semua adalah ulah para Petualang Pemula dari kota ini yang berburu dengan liar disepanjang jalan menuju kota dan kau masih bisa menemukan banyak yang seperti ini diluar sana”
Belum sempat resepsionis yang tampaknya bernama Aida menyelesaikan perkataannya aku menyela dan menyampaikan masalah ini kepada Kenrick yang tampaknya adalah seorang GuildMaster.
Dengan ekspresi sedikit kesal Kenrick melotot padaku dan memancarkan aura intimidasi yang sangat intens. Para Petualang yang tampaknya memperhatikan dari belakang mulai melangkah mundur setelah merasakan aura intimidasi dari Kenrick. Tapi aku tetap diam berdiri sambil membalas tatapan matanya dengan serius.
“Hmm... apa yang membuatmu yakin kalau ini adalah ulah Petualang kami?”
“Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri para Petualang Pemula saat ini sedang melakukan pembantaian masal dan salah satu diantara mereka ada seseorang yang disebut Lonel dengan ekspresi bahagia sedang mengayunkan pedangnya kearah anjing malang ini lalu pergi begitu saja”
Setelah mendengar ini Kenrick langsung menghela nafas panjang dan memintaku ikut dengannya menuju kantor GuildMaster. Dan untuk anjing malang itu Guild lah yang akan mengurusnya.
...
            Setelah memasukki kantor GuildMaster yang berada di lantai dua, kami duduk saling berhadapan di sofa yang berada ditengah ruangan. Sambil menikmati teh yang disediakan oleh pembantu Guild aku mendengarkan penjelasan Kenrick yang memberikan wajah kesusahan.
“Perkenalkan, aku Kenrick Manley selaku GuildMaster cabang Pruistine aku minta maaf karena masalah yang ditimbulkan oleh Petualang kami, baru-baru ini banyak sekali orang yang mendaftar sebagai Petualang dan sayangnya mereka semua hanya tahu cara mengayunkan pedang” sambil menyeruput teh nya dia melanjutkan.
“Dan karena itu kami banyak menerima keluhan dari masyarakat tentang sikap para Petualang pemula yang tidak menghasilkan apapun selain kekacauan”
Setelah Kenrick memperkenalkan dirinya dan memberitahukan masalah yang sedang terjadi akupun memperkenalkan diri.
“Aku Rafael seorang pengelana, jadi apakah tidak ada penanggulangan apapun dari Guild?”
“Kami sudah mencoba, tapi kebanyakan Petualang baru langsung pergi setelah menyelesaikan quest dan tidak mau mendengarkan penjelasan kami”
“Petualang senior?”
“Kebanyakan dari mereka tidak punya waktu untuk mengurusi para pemula bahkan kami sudah memasang quest untuk membimbing para pemula tapi-“
“Kalian kekurangan tenaga dan para bocah itu sama sekali tidak peduli”
Kenrick hanya mengangguk diam, aku tau inti dari permasalahan ini adalah karena perilisan resmi yang membuat lonjakan mendadak para Petualang. Tidak hanya itu, kebanyakan dari mereka hanya menganggap dunia ini sebagai game belaka dan melakukan apapun yang mereka mau tanpa memperdulikan orang disekitarnya.
“Sungguh generasi jaman sekarang terlalu bebas” gumamku pelan dan Kenrick yang mendengarnya hanya bisa mengangguk.
“Berapa bayaran yang didapat untuk mengasuh para bayi nakal itu?”
“Sekitar 100 R sehari”
“Cuma sekitar satu keping perak yah”
Satu keping perak adalah biaya dasar untuk kebutuhan sehari, seperti membeli makan dua kali sehari dan membayar penginapan untuk semalam. Jika hanya mendapat bayaran satu keping perak perhari, sudah jelas siapapun akan kesusahan.
“Hanya orang putus asa yang mau menerima quest itu, setidaknya naikkan bayarannya sampai 500 R”
“Hoo... jadi apakah anda berniat menerimanya bila-“
“Maaf, aku hanya memberikan saran, aku sama sekali tidak berniat untuk menjadi pengasuh bayi”
Sedikit kecewa karena mengira aku akan membimbing para pemula, Kenrick hendak mengatakan sesuatu tapi aku berbicara terlebih dahulu “Tapi, bila kau memiliki sesuatu yang jauh lebih penting dan mendesak daripada mengasuh bayi dan memiliki bayaran yang lumayan aku bersedia menerimanya” kataku sambil tersenyum.
Sekilas cahaya harapan terlihat dimata Kenrick dan memberikan senyum licik “Hoo... jadi kau lebih memilih menjadi mangsa Makhluk Buas dibandingkan menjadi pengasuh bayi?”, aku hanya diam sambil tetap tersenyum.
“Hmm... baiklah kalau kau tetap memaksa, pertama ada Beruang berlengan enam yang-“
“Kalau yang kau maksud itu Great Grizzly Bear aku sudah mengurusnya saat dalam perjalanan menuju kota ini” kataku sambil mengeluarkan (Great Grizzly Hide) yang kusimpan didalam ‘Dimension Bag’.
Setelah melihat (Great Grizzly Hide) yang kuletakkan diatas meja, Kenrick langsung mengambilnya dan menggunakan [Apprasial].
“Ini asli, tidak kusangka ternyata kau sekuat itu untuk bisa mengalahkan Makhluk Buas yang telah menghancurkan sebuah desa tanpa terluka”, Kenrick mengangguk puas setelah memeriksa keaslian material lalu mengembalikannya kepadaku.
Meskipun aku sedikit terkejut setelah mengetahui kalau Beruang itu ternyata telah menghancurkan sebuah desa tapi karena itu sudah bukan masalah lagi aku berhenti memikirkannya.
“Jadi, apakah ada hal lain lagi yang harus aku lakukan selain memburu Beruang yang sudah mati?” kataku dengan percaya diri sambil sedikit mengejek.
“Bagaimana kalau tiga ini” mungkin karena sedikit kesal Kenrick menyerahkan tiga lembar kertas quest, disudut kanan atas kertas terdapat huruf ‘S’ besar yang menandakan tingkat kesulitan sebuah quest. Yang pertama berisi quest untuk membasmi sarang Goblin di utara dengan bayaran 1.000 R, yang kedua berisi quest untuk memburu seekor Ular raksasa di timur dengan bayaran 3.600 R, sedangkan yang terakhir adalah quest untuk membasmi kawanan Serigala yang berada di selatan dengan bayaran 10.000 R.
“Jadi karena aku sudah menghabisi yang ada di Barat hanya tersisa tiga ini yah” kataku dengan pasrah setelah melihat ketiga quest itu.
“Benar sekali dan bayaran untuk Beruang itu adalah 2.000 R”
“Karena aku sudah mengalahkannya jadi dimana bayaranku”
“Kalau itu silahkan terima kertas ini dan berikan kepada Aida yang tadi kau temui dibawah” ucap Kenrick sambil memberikan kertas quest untuk Great Grizzly.
Aku mengangguk puas, “Baiklah kalau begitu aku akan mengambil semuanya jadi tunggu saja kabar baik dariku” kataku sambil mengambil ketiga kertas yang ada diatas meja.
Merasa senang karena akhirnya ada yang mau menyelesaikan quest yang dianggap terlalu sulit Kenrick menjabat tanganku dan berterima kasih.
Saat hendak meninggalkan ruangan aku teringat sesuatu dan berbalik “Oh iya, hampir lupa aku mendapatkan ini dari bandit yang kukalahkan dijalan dan kurasa kau akan mengerti setelah melihatnya”, aku meletakkan sebuah pedang dari salah satu bandit yang kukalahkan diatas meja, setelah itu aku langsung bergegas keluar dari ruangan.
Setelah aku pergi, Kenrick mengambil pedang yang ada diatas meja dan ekspresinya seketika mengeras menandakan ketidaksenangannya.