BAB 5
(Translater : Hikari)
—[Tablet
Lautan Bintang], Koridor Pajang
Tepat
pada saat ini, Matahari telah beranjak tenggelam dengan perlahan ke balik garis
horizon di barat.
Penampilan
[Kota Kouen] sedikit demi sedikit berubah saat kota tersebut dibanjiri warna
senja. Dibarengi dengan cahaya berwarna-warni dari lentera-lentera, hanya saat
malam datanglah Kota ini menunjukkan penampilannya yang sebenarnya.
Ada
banyak ras nokturnal yang berdiam di Kota ini dan jam-jam saat malam hari
sepertinya adalah waktu di mana tempat ini menjadi begitu meriah.
Kota
yang memberikan cahaya yang berbeda antara saat siang dan malam hari—itulah
wilayah dari [Salamandra].
Tepat
saat [Tablet Lautan Bintang] mulai dihiasi warna senja, muncullah secara
tiba-tiba keramaian di Koridor Pajang.
Begitu
menerima informasi mengenai keberadaan Sandra, sejumlah besar pasukan polisi
militer pun menyusul. Mengabaikan tatapan cemas kebingungan yang mereka
sebabkan pada wajah-wajah tamu yang penasaran, mereka mengejar jejak keberadaan
Sandra dan yang lainnya saat merekar berlari mengelilingi tempat tersebut.
"Tolong
tunggu, Sandra-sama!"
"TIDAK
~! Sebelum menyelesaikan kasus 'Kamikakushi', aku tidak akan kembali~!"
*BLEH~* Sandra meleletkan lidahnya pada
mereka sambil terus berlari.
Kenyataannya,
dia tidak biasanya menunjukkan sisi kekanak-kanakkannya ini pada para
bawahannya.
Jin
yang juga terseret dalam keributan ini diseret-seret oleh Sandra dan Yang Mulia
yang mencengkeram leher kerahnya saat mereka berlarian ke sana ke mari. Dan dia
sudah sampai ke kondisi tercekik.
Berjuang
untuk waktu yang lama sampai akhirnya bisa mendapatkan tempat bagi lehernya,
bocah itu menjerit memelas.
"Hei…
…aku sekarat di sini!"
"Tidak
masalah. Kalau hanya mati tercekik, kita masih bisa memikirkan cara untuk
menghidupkanmu lagi nanti."
Yang
Mulia-dono berkomentar dengan ekspresi datar. Apakah itu karena respon anak
muda itu sejauh ini? Karena Jin tidak dapat mengetahui apakah pemuda itu sedang
serius atau bercanda dengan komentarnya itu sama sekali.
…
…Tidak, mungkin saja pemuda ini bersikap serius selama ini.
"Ba…Bagaimanapun,
kita harus menemukan tempat untuk sembunyi lebih dulu!"
"Mhm.
Ada pintu belakang yang menuju pajangan yang dipamerkan, yang mana biasanya
digunakan untuk transportasi barang-barang yang dipajang, tepat di depan kita,
ayo langsung saja masuk ke dalam sana untuk saat ini."
"Baiklah."
Yang
Mulia dan Sandra terus menyeret Jin sambil mereka melesat di sepanjang koridor
lalu berbelok secara tiba-tiba ke kanan dan melompat melewati kepala-kepala
para pengunjung. Tapi sepertinya pasukan polisi militer telah menduga
pergerakan mereka ini dan mempersiapkan penyergapan di balik pintu belakang
tersebut. Dan mereka menyerukan perintah saat mereka melihat Sandra yang
berbelok di sudut.
"Sekarang!
Keluarkan pasukan Naga Bersayap!"
"Eh…Sayap?
Pasukan Naga Bersayap? Tepat di pusat Koridor Pajang?"
Sandra
sontak berseru terkejut, berhenti sebentar dalam pelariannya saat tiga Naga Api
Bersayap setinggi kira-kira tiga meter menjulang melampaui mereka sambil membuka
jalan mereka ke pintu.
Ketiga
naga itu tidak hanya memiliki keuntungan dalam serangan mendesak, mengepung
dari tengah depan dan belakang, mereka juga dapat terbang dan mengendalikan langit
di atas. Dengan penyerbuan semacam itu, ketiga orang itu tidak dapat melarikan
diri dari Koridor Pajang.
Ketiga
naga dengan api di sekitar rahang mereka, telah mengepung tiga orang itu dan
pemimpinnya menatapi Sandra dengan sorot mata tajam.
"Sandra-sama,
tolong kembali ke Markas."
"Kami
tidak ada niatan untuk melawan pemimpin kami."
"Tolong
tunggulah dengan tenang penyelenggaraan Pertemuan Besar. Kalau kabar mengenai
masalah ini sampai tersebar, hal tersebut akan menjadi bahan lelucon di antara
Master lainnya. Jadi, demi [Salamandra], tolong kembalilah ke istana
secepatnya."
Meskipun
mereka menggunakan nada bicara yang sopan, itu sama sekali tidak menyembunyikan
rasa ketidakpuasan yang ada dalam kata-kata mereka.
Kemungkinan
besar ketiga naga ini adalah bagian dari grup yang tidak mendukung tindakan
untuk menempatkan Sandra di tahta. Kalau tidak, naga-naga inferior ini tidak
akan muncul di hadapan mereka di tempat atraksi turis seperti ini—di [Tablet
Lautan Bintang]. Kalau Sandra ingin menggunakan kekuatan untuk melawan, orang-orang
itu kemungkinan besar berencana untuk menimpakan semua kesalahan atas kerusakan
yang terjadi di pameran ini padanya.
Jadi
Jin menarik Sandra untuk melindunginya ke belakangnya saat dia mengusulkan
dengan lembut.
"…
…Menurutku, Sandra, kenapa kau tidak meminta Mandra-san untuk membantumu dalam
hal ini? Mengingat lawan adalah seorang Raja Iblis, bukankah [Salamandra] akan
mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghadapi ancaman itu?"
"…
…Tidak, itu tidak akan berhasil. Mandra Onii-sama sama sekali tidak
mempercayaiku."
"EH?"
Jin memiringkan kepalanya karena tidak dapat membayangkan bahwa Mandra yang
suram dan serius itu akan mengesampingkan kata-kata pemimpinnya dan dia mau
tidak mau menjadi bertanya-tanya apakah dia salah mendengar.
Tapi
Sandra mengencangkan cengkeraman tinjunya saat mengingat peristiwa masa
lalunya.
"Sebenarnya…
…aku sudah melihat pelaku 'Kamikakushi' di tempat kejadian perkara yang belum
lama ini."
"Pelaku
'Kamikakushi'?"
"Mhm.
Dia adalah orang yang mengenakan jubah panjang dengan huruf "混" terpampang di bagian punggungnya. Tapi hanya aku
yang dapat melihat 'Kamikakushi'… …Mandra Onii-sama dan rekan-rekanku tidak
percaya pada kata-kataku. Mulai hari itu, Onii-sama menyuruhku untuk mundur
dari masalah ini."
Sandra
memejamkan matanya saat dia mengisahkan dengan sedih.
Tapi
dia segera menggelengkan kepala untuk meluruskan pemikirannya.
"Mandra
Onii-sama selalu seperti ini. Dia tidak pernah mendengarkan kata-kataku dengan
serius sebelumnya. Jika hubungan antara pemimpin dan pengatur strateginya
seperti ini, bagaimana aku bisa memimpin Komunitas? Karena itulah aku harus
memanfaatkan kejadian ini untuk mendapatkan kepercayaan dari Onii-sama dan yang
lainnya."
Sandra
mengatupkan kedua tangannya saat dia memicu kobaran api semangat dalam dirinya
lagi.
Mendengar
kata-katanya, Jin akhirnya mengerti alasan di balik rencana kabur diam-diamnya
ini.
Karakter
Sandra selalu adalah seseorang yang apa adanya dan tidak dapat dikekang, tapi
itu bukan berarti dia adalah gadis gila yang akan melakukan apapun begitu saja.
Dan alasan Sandra mengeraskan hatinya sampai bisa mengambil tindakan seperti
ini lebih diakibatkan oleh harga diri daripada sikap memberontak terhadap kakak
lelakinya.
Sebagai
seorang pemimpin Komunitas, apakah seseorang bisa mendapatkan kepercayaan dari
rekannya adalah sebuah perkara yang berhubungan dengan kemampuan untuk
mempertahankan hidup. Tidak perlu dikatakan lagi, dengan [Salamandra] sebagai
organisasi yang sangat besar, selama anak buahnya merasa sedikit saja keraguan,
sudah pasti akan menciptakan banyak masalah dalam rantai kepemimpinan. Dan bagi
sebuah Komunitas yang telah selalu mewariskan posisi kepemimpinannya
berdasarkan garis keturunan, ini adalah sebuah halangan yang harus gadis itu
atasi cepat atau lambat.
"Aku
mengerti. Karena kau sudah berkata begitu, aku tidak akan mendesak lebih jauh.
Tapi, apa yang akan kau lakukan untuk keluar dari situasi saat ini?"
"Dengan
kekerasan… …atau harus kukatakan itulah rencanaku sejak awal. Tapi akan
merepotkan jika pajangan di pameran ini hancur. Ada sebuah lorong yang
terhubung dengan arena yang berlokasi di atas pintu masuk belakang Pameran dan
kita harus menemukan cara untuk sampai ke sana."
"Kalau
dipikir-pikir lagi, sudah hampir waktunya untuk [Duel Para Kreator] dimulai.
Seharusnya ada aliran besar pengunjung yang berkumpul ke arena."
Setelah
pengibaran bendera acara Game, para pengunjung dari Koridor Pajang kemungkinan
besar membanjir ke area penonton arena dan menyediakan pengalihan yang sempurna
bagi mereka. Tapi bagaimana caranya mereka bisa berhasil ke tempat itu
sepertinya adalah masalah terbesar untuk saat ini.
Menatapi
ketiga Naga Api yang mendekati mereka, Jin terus berpikir keras mencari solusi.
Saat
itulah, Yang Mulia berkata:
"Jin,
Sandra, apa hanya ada satu syarat?"
"Hah?"
"Syarat
untuk melarikan diri. Bagaimanapun, aku dipekerjakan kalian, jadi masalah kecil
seperti ini bisa diserahkan padaku untuk kutangani."
"Kecil…masalah
kecil…begitu kita memulai keributan, seluruh pusat pameran akan berada dalam kekacauan
dengan adanya pasukan polisi militer. Kalau ada metode untuk menerobos keluar
dari pengepungan ini tanpa melukai lawan, itu akan jadi hal yang bagus, tapi
metode lainnya sudah pasti akan mengakibatkan masalah besar."
"Begitukah?
Jadi, maksudmu selama pasukan polisi militer bisa ditendang minggir tapi tidak
melukai mereka, maka itu akan baik-baik saja menurutmu, 'kan? Itu akan jadi
tugas yang mudah."
Yang
Mulia mengatakannya begitu saja tanpa niatan membual.
Melihat
kepercayaan dirinya, Jin dan Sandra menatap satu sama lain, kehilangan
kata-kata. Dan untuk memastikan lebih dulu demi mencegah kesalahpahaman apapun,
Sandra juga memiliki kekuatan untuk mengalahkan Naga Bersayap dan pasukan
polisi militer.
Tapi
menghadapi pasukan polisi militer tanpa menyakiti mereka ataupun pajangan yang
ada di galeri, itu benar-benar menaikkan kesulitannya sampai beberapa tingkat.
"Nn.
Soal itu… …aku akan memastikan rencananya lagi. Tidak menghancurkan Koridor
Pajang, menyingkirkan Naga Api Bersayap dan pasukan polisi militer dan
menemukan "Kamikakushi". Inilah hal-hal yang harus kita capai…
…"
"Mhm,
ya. Tidak menghancurkan Koridor Pajang, menerbangkan Naga Api Bersayap dan
pasukan polisi militer menjauh dan mencari "Kamikakushi" di saat yang
bersamaan, apa aku benar? … … Baiklah kalau begitu, apa ada permintaan
lain?"
*Kraaak Kreaak* Yang Mulia mulai
menggeretakkan jari jemarinya pada ketiga naga yang hampir mencapai mereka,
walaupun dengan perlahan.
Meskipun
Yang Mulia telah menanyai untuk memastikan poin terakhir, mereka berdua telah
kehabisan ide.
Sandra
menganggukkan kepala saat dia membulatkan tekadnya.
"Baiklah
kalau begitu, kuserahkan padamu. Aku akan mengurusi Naga Bersayap yang ada di
langit sementara kau tidak perlu menahan diri terhadap dua naga lainnya. Berusahalah
untuk tidak menyakiti pasukan polisi militer sebisa mung——"
——sebisa
mungkin dan robohkan saja mereka ke tanah. Bagian terakhir dari kalimat itu
tidak berhasil diucapkan tepat waktu.
Karena
seekor Naga Bersayap yang diliputi oleh gelombang hawa panas telah menyerbu
dari belakang, mengambil kesempatan untuk menahan gadis itu sementara dia fokus
bicara.
"Sandra-sama,
maafkan ketidaksopanan saya‼"
Tubuh
besar setinggi sepuluh kaki menukik dengan cepat dan mendekati Sandra dari
belakang. Sandra yang sedang memberikan instruksi pada Yang Mulia kemudian
terlambat sekejap untuk bereaksi dan disambar oleh cakar depan si Naga
Bersayap.
"Ahyo~…
…?!"
"Sandra!:
"Keamanan
Sandra-sama sudah dipastikan! Tidak masalah membuat dua yang lainnya menderita
sedikit! Semuanya, serang!"
Pasukan
polisi militer dan kedua Naga Bersayap lainnya meraung liar dan merespon dengan
penuh semangat terhadap perintah tersebut.
Yang
Mulia dengan segera menyambar tengkuk Jin dan menariknya mendekat untuk
berbisik di telinganya:
"Ini
akan segera berakhir, tetaplah di tempatmu selama lima detik."
"Lima……"
Dalam
sekejap, ada sebuah ledakan yang mendadak muncul dari tanah di bawah tempat
Yang Mulia tadinya berdiri saat dia menerjang ke arah pasukan polisi militer
Pasukan
polisi militer tidak mengira bahwa target yang akan mereka tangkap
bersinisiatif untuk menyerang dan mereka pun merasa bimbang untuk sejenak. Akan
tetapi kesempatan ini tidak dilewatkan oleh Yang Mulia.
Mengayunkan
lengannya dengan ringan, dia menerabas langsung ke tengah-tengah fomasi tujuh
orang untuk memberikan pukulan-pukulan akurat dan kritikal di titik-titik
vitalnya untuk membuat petugas kepolisian militer tersebut kehilangan
kesadaran.
Dan
ada total lima puluh lima orang lainnya dari pasukan polisi militer di
belakang. Sampai bisa membuat keributan besar demi seorang nona? Yang Mulia mau
tidak mau menghela napas dalam hati sambil menyapu habis pasukan polisi militer
dengan hujan tinjunya.
Menggunakan
kecepatan super yang luar biasa, Yang Mulia dengan akurat menghujamkan tinjunya
pada dada para lawannya tepat di atas jantung, leher, ubun-ubun, dll. Hanya
pada saat orang yang terakhir dibuat tidak sadarkan diri dan roboh ke tanah,
barulah Jin akhirnya berhasil untuk bereaksi.
"…
…Sedetik…. …Bahkan tidak sampai sedetik. Yang Muli…kau…!"
"Brengsek!
Bocah sialan itu berani-beraninya memandang rendah kita!"
"Kejahatan
karena telah melukai kami, kalian semua, jangan pikir kalian akan dibiarkan
begitu saja!"
Kedua
Naga Bersayap meraung ganas saat mereka mengarahkan kemarahan mereka pada orang
yang sepertinya telah luar biasa menyinggung mereka.
Naga
Bersayap yang mengeluarkan gelombang hawa panas dari rahang mereka kemudian
terbang dengan tubuh besarnya itu dengan kecepatan luar biasa dan memuntahkan
bola api yang sangat besar dari mulut mereka.
Bola
api tersebut melampaui tinggi Yang Mulia hampir tiga kalinya, tapi Yang Mulia
sepertinya tidak terpengaruh dan hanya mengibaskan lengan kanannya dengan
ringan untuk membuat bola api itu menghilang tanpa jejak.
"Itu…Itu
mustahil!"
"Perintah
yang kuterima adalah tidak menunjukkan rasa belas kasihan pada kalian. Jadi,
aku tidak akan main-main dengan kalian… …Nah, kalau kalian ingin lari,
sekaranglah waktunya, kalian tahu?"
Peringatan
itu diberikan karena kemurahan hatinya, tapi kedua Naga Bersayap itu salah
memahaminya sebagai sebuah ejekan karena mereka menjadi semakin marah dan
meraung :
"Hah!
Siapa yang takut padamu, hah?! Pelindung sisik kami telah ditempat di kawah
raksasa di puncak yang jauh di sana, ini tidak akan pernah kalah oleh orang
sepertimu, seorang bocah tak berpengalaman sepertimu!"
Melebarkan
sayapnya, Naga Bersayap itu menegaskan bahwa dia menerima tantangan pertarungan
tersebut.
Sampai
saat ini, Yang Mulia yang tadinya memukul lawan dengan sekenanya saja,
membelalakkan mata dengan terkejut—dan berikutnya seulas senyum kejam merayap
di wajahnya.
"…
…Begitukah? Kalau begitu, aku akan jadi yang bersalah kalau berbelas kasihan
ya… …‼!"
"Ah!
Yang Mulia, JANGAN‼"
Sandra
yang masih berada dalam cengkeraman Naga Bersayap dan melayang di langit pun
menjerit nyaring ketakutan mengkhawatirkan keselamatan rekannya.
Tapi
sayangnya itu terlambat. Teriakan untuk menghentikan itu datang terlalu lambat.
Meskipun
kuda-kuda tempurnya santai saja, Yang Mulia tidak semurah hati itu untuk
memberi lawannya kelonggaran setelah dipancing dengan cara semacam itu.
Sikapnya yang biasa tenang kini menghilang sepenuhnya dan digantikan dengan
rasa gila bertarung yang meliputi tubuhnya.
Si
pemuda pendek, kini memancarkan sedikit kekuatan spiritualnya, memperlihatkan
ilusi perasaan menjadi selusin kali lebih besar dari ukurannya yang sebenarnya.
Akibat tekanan yang dipancarkan oleh penampang iris matanya yang keemasan, si
pemuda rambut putih itu bisa dibandingkan dengan seorang Raja Iblis.
Menjejak
tanah dengan kekuatan yang cukup untuk menciptakan lekukan pada lantai di
koridor, Yang Mulia terlihat seakan melintas dengan kecepatan yang dapat
membakar atmosfir itu sendiri—Kecepatan Kosmis Ketiga saat dia melesat langsung
ke dada Naga-Naga Bersayap.
"Ap…
…?!"
"Terima
ini dengan seluruh kemampuanmu. Jangan khawatir. Kalau kau beruntung, kau
mungkin saja selamat——!"
Tinju
pemuda itu terhubung dengan si Naga Bersayap.
Dampak
pukulan yang dilancarkan oleh seseorang yang terlihat sebagai seorang pemuda
kurus pendek pada sebuah tinju itu
melampaui imajinasi si Naga Bersayap. Sisik-sisik yang lebih keras dari besi
tersebut bertebaran dengan indahnya dan tubuh besar itu terhempas ke belakang.
Dan Naga Bersayap lain menggunakan keempat kakinya sebagai perisai hidup untuk menahan
rekannya.
"Ugh,
ohohohohohohoh!"
Naga
Bersayap lainnya tersebut pun meraung saat mencoba untuk menghentikan kejatuhan
rekannya.
Tapi
Naga Bersayap yang dihempaskan oleh tinju Yang Muli itu terus berakselerasi ke
arah yang sama tanpa melambat sedikit pun dan kedua Naga Bersayap itu terlempar
keluar dari pusat Koridor Pajang.
Jin,
Sandra dan Naga Bersayap yang masih tersisa menyaksikan rentetan kejadian yang
berlangsung di hadapan mereka dengan mata terbelalak terkejut.
Dan
suara acuh tak acuh Yang Mulialah yang mengembalikan mereka semua ke saat ini.
"Oi,
yang masih memegangi Sandra di sana. Lepaskan dia sekarang."
"Apa?!
… … Kau pikir kau ini siapa?!"
"Ayolah,
lepaskan saja dia sekarang. Sandra sedang mencoba mendapatkan kepercayaan dari
[Salamandra] dalam perjuangan mati-matian ini. Sebagai salah satu kekuatan
tempur utama Komunitas, cobalah untuk sedikit lebih mempercayai keputusan
pemimpin barumu, ya?"
Yang
Mulia mengangkat sebelah alisnya saat menegus si Naga Bersayap.
Dikuliahi
seperti itu oleh seorang anak muda, harga diri Naga Bersayap itu terluka. Akan
tetapi, Naga Bersayap itu berekspresi rumit saat melihat sekitar Sandra, Jin,
dan Yang Mulia, serta rekan-rekannya dari [Salamandra] yang ada di permukaan
tanah.
Setelah
memandangi mereka dengan tatapan getir, Naga Bersayap itu dalam diam melepaskan
Sandra dari cengkeramannya.
Mengantarkan
Sandra kembali ke Koridor Pajang, Naga Bersayap itu membungkuk dengan bersimpuh
pada sebelah lututnya sambil berkata dengan hormat.
"…
…tolong maafkan ketidaksopanan kami, tapi kami sangat memikirkan masa depan
[Salamandra]. Tolong jangan paksakan diri Anda dan kembalilah saat Anda merasa
bahwa itu terlalu berbahaya untuk ditangani sendirian."
"Baiklah,
aku mengerti. Aku juga akan merenungkan sikap tidak dewasaku yang memalukan ini
karena memilih metode kasar semacam ini untuk meyakinkan kalian semua. Kuharap
tindakanku kali ini akan membantu membawa kejayaan pada Bendera Naga Api, dan
dengan demikian, kuharap kalian semua akan memaafkanku."
Si
Naga Bersayap dan si pemimpin muda bertatapan dan saling mengangguk.
Mengembangkan
sayapnya, si Naga Bersayap melirik lagi untuk yang terakhir kalinya pada Yang
Mulia sebelum pergi.
Saat
keributan itu akhirnya berakhir, Jin menghela napas panjang sebelum tersenyum
lega.
"Dengan
begini, kita hanya perlu merlarikan diri ke arena, 'kan?"
"Mhm…
…Tapi benar-benar mengejutkan melihat Yang Mulia ternyata sekuat itu."
"Benarkah?
Kurasa aku lebih terkesan dengan orang dari pasukan Naga Bersayap itu. Meskipun
aku menahan diri, tapi dampak dari tinju itu seharusnya bisa mengirim mereka ke
ujung dunia. Aku sama sekali tidak mengira mereka dapat berdiri begitu
cepatnya."
"Be…
…begitukah?"
"Ya.
Kalau ada empat ribu Naga Bersayap dengan standar seperti itu, pasti akan
menjadi situasi yang cukup sulit untuk kutangani."
"——Itu
seperti kau berencana untuk melakukan perang melawan [Salamandra], huh?"
Jin tertawa.
Yang
Mulia juga tertawa membalasnya.
"Aw,
hentikan itu. Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Komunitasku adalah tipe
pedagang dan membuat keributan dengan seorang [Floor Master] sudah pasti akan
menyebabkan bisnis kami sangat terpengaruh… …Daripada begitu, ayo ke arena
lebih dulu. Apa pintu belakang ke arah sana?"
Ketiga
orang itu mengangguk dalam diam saat pandangan mereka bertemu dan mulai
menjejaki tangga yang mengarah ke pintu belakang galeri yang terhubung ke arena
sebagai tujuan utamaa mereka. Dan sepertinya semua polisi militer masih berada
di luar karena tidak sedikit pun keberadaan mereka yang terasa di dekat situ.
Duduk
untuk sementara waktu di jalan penghubung itu, sorakan meriah dari keramaian
terdengar dari arena.
Dan
sebagai tanggapan, wanita yang bertanggung jawab sebagai pembawa acara event
tersebut memberikan pengumuman penuh semangat.
Jin
dengan waspada melihat ke sekeliling saat dia menarik pintu tersebut dan
berjalan ke dalam arena——
"——Ronde
pertama akan dimulai sekarang!
Dari
[No Name], Kudou Asuka!
Dari
[No Name], Kasukabe Yō!
Dan
idola semua orang! Kandidat paling populer untuk meraih kemenangan mutlak!
Wanita
Super yang tidak terkalahkan!
Dari
[Will-O'-Wisp], Willa sang Ignis Fatuus——!"
0 Comments
Posting Komentar