DEKLARASI PERANG
(Translater : Dhien
Sei)
"Papaa-!! Selamat datang-!!"
Suara seorang gadis kecil yang riang
terdengar di dalam plaza pintu masuk <>
Para petualang dan pedagang, yang ingin
pergi masuk ke dalam dungeon, dengan berisik bernegosiasi dengan para pedagang
yang sedang mempromosikan diri mereka di berbagai kios yang ramai. Akan tetapi,
Myuu menaikkan suaranya yang membuatnya menyaingi suara mereka, membuat para
ahli pertempuran memandanginya dengan senyum dan mata yg perlahan melembut.
Tap, tap, tap, tap, tap--! Myuu berlari
lurus ke arah Hajime sambil membuat suara langkah kaki yang lucu dan lalu
lompat ke Hajime. Hajime gagal menangkapnya karena dia tidak pernah menduga
Myuu akan melakukannya.
Di situasi normal, kepala gadis kecil
itu hanya akan menubruk perutnya seperti roket dan membuatnya merintih
kesakitan. Tapi untungnya, tubuh Hajime tidaklah selemah itu. Terlebih, dia
benar-benar sadar dampak yang terjadi jadi dia tidak akan melukai Myuu dan
menangkapnya dengan sigap.
"Myuu, kau datang menyambut kami?
Di mana Tio?"
"Un, Tio-oneechan pikir ini sudah
waktunya Papa untuk kembali. Makanya kami datang kemari. Tio-oneechan ada
di..."
"Daku ada di sini"
Memecah keramaian, seorang gadis muda
cantik berambut hitam dengan mata keemasan muncul. Tak perlu dikatakan, itu
adalah Tio. Karena ia ada di keramaian yang wajar jika seseorang bisa hilang di
dalamnya, Hajime mulai protes tentang kenapa ia bisa sampai terpisah dari Myuu.
"Oi, oi, Tio. Jangan sampai
terpisah dari Myuu di tempat seperti ini."
"Daku terus mengawasinya. Ini
karena ada beberapa orang yang kasar. Dan Daku tidak ingin Myuu menyaksikan
adegan yang mengerikan."
"Begitu. Mau bagaimana lagi...
Jadi, mana orang-orang yang ingin bunuh diri itu?"
"Yahh, Master. Daku sudah
membereskan mereka semua."
"... Cih, yahh terserahlah."
"... Apa Master percaya mereka akan
benar-benar mengembalikannya lagi?"
Sepertinya ada beberapa orang tolol yang
mencoba menculik Myuu. Karena Myuu merupakan seorang anak dari suku Sea-dweller
(Penghuni laut), ia pun menutup dirinya dengan sebuah tudung sehingga tidak
akan membuatnya mencolok di tempat umum. Oleh karena itu, tanpa mengetahui
bahwa ia anak dari suku Sea-dweller yang dilindungi kerajaan, ada beberapa
orang yang mencoba memikirkan melakukan beberapa hal hina. Salah satu alasannya
mungkin karena di bawah tudung itu, Myuu memiliki wajah gadis kecil yang manis.
Tidak diketahui apakah yang mereka inginkan adalah uang tebusan atau bukan.
Hajime menanyakan keberadaan para kriminal
dengan seringai gelap dan kejelasan bahwa dia ingin membunuh mereka, hal itu
membuat Tio memperingatinya dengan perasaan setengah kagum. Pada awalnya, dari
lubuk hatinya Hajime benar-benar tidak suka dirinya dipanggil Papa, tapi
sekarang dia telah menjadi Papanya. Ketika kita telah sampai di Elisen, apakah
Master dapat berpisah darinya... Hajime lebih khawatir tentang Myuu.
Mendengar percakapan antara Hajime dan
Tio, regu Kouki berdiri kebingungan. Meskipun mereka mengerti bagaimana Hajime
dapat menjadi kuat dalam selang waktu 4 bulan karena dia mengalami berbagai hal
yang bahkan tak dapat mereka bayangkan. "Bagaimana bisa dia menjadi seorang
ayah!". Semuanya kebingungan memikirkan hal ini. Para murid pria
berpikiran "Hal apa saja yang telah dilaluinya selama ini!?" dan
mengalihkan pandangan mereka ke Yue dan Shia, dan lalu ke gadis cantik berambut
hitam dengan dada besar yang tiba-tiba muncul, dan mereka dengan jelas
memikirkan sesuatu yang kasar. Keterkejutan ini mungkin lebih besar
dibandingkan saat Hajime menunjukkan kekuatannya di dalam dungeon.
Jika mereka memikirkan ini semua dengan
tenang, hal yang mustahil bagi Hajime untuk membuat anak setelah hilang hanya
dalam waktu 4 bulan, tetapi setelah berbagai hal yang terjadi secara berurutan,
apalagi setelah mereka kembali dari pertempuran hidup dan mati membuat
ketenangan mereka hilang dan membuat kesalahpahaman besar.
Selanjutnya, salah satu orang dengan
goyah bergerak dari regu Kouki. Dengan senyum yang tidak sampai ke mata
tertempel di wajahnya... itu adalah Kaori. Kaori dengan goyah mendekatinya dan
tiba-tiba, melotot, matanya terbuka lebar lalu ia menangkap Hajime.
"Hajime-kun! Apa arti semua ini?
Apa ia benar-benar anakmu? Siapa ibunya? Yue-san? Shia-san? Atau, wanita berambut
hitam itu? Jangan bilang, masih ada yang lainnya lagi!? Sungguh, ada berapa
orang yang kau hamili? Jawab aku! Hajime-kun!"
Sambil menggenggam kerah Hajime, Kaori
mengguncang-guncangkan Hajime yang kebingungan. Meskipun Hajime mencoba
mengatakan itu adalah kesalahpahaman dan menyingkir darinya, dia tidak bisa
melakukannya karena Kaori memeganginya dengan kekuatan besar yang di luar
dugaan Hajime. Dari belakang Kaori, "Kaori, tenanglah! Tidak mungkin itu
anaknya, tahu!" Shizuku mengingatkannya dan merangkul lengannya tapi
sepertinya hal itu tidak didengar oleh Kaori.
Di sisi lain, mereka dapat mendengar
bisikan-bisikan dan omongan yang terdengar dari sekeliling mereka.
"Apa ini? Adegan pembantaian?"
"Sepertinya, pria itu menghamili
wanita lain selagi dia telah memiliki wanita lain."
"Dan tidak hanya satu atau
dua."
"Bukankah terlihat seperti dia
telah menghamili 5 orang sekaligus?"
"Yahh, aku dengar dia membuat
sebuah harem dan membuat puluhan wanita hamil, mungkin?"
"Tapi, dia sepertinya
menyembunyikan hal itu dari istrinya."
"Begitu... jadi hari ini dia telah
ketahuan, huh."
"Benar-benar pria yang terhormat...
memang lebih baik dia mati sekarang."
Sepertinya, hal ini membuat Hajime
menjadi seorang pria yang gemar menikah yang menyembunyikan fakta bahwa dia
adalah master dari sebuah harem dan membuat puluhan wanita hamil selagi
merahasiakannya dari istrinya. Hajime, yang tengah diguncang-guncangkan oleh
Kaori, memandang langi-langit dengan mata setengah tertutup, dan dia menghela
nafas dalam-dalam selagi mengelus Myuu yang penasaran dengan apa yang terjadi
sambil memiringkan kepalanya.
***
Penampilan Kaori yang memendam kepalanya
di dada Shizuku dengan wajah kemerahan terlihat seperti sedang ingin mengubur
dirinya sendiri di dalam lubang. Setelah mendapatkan kembali ketenangannya, ia
menyadari ia telah meneriakkan sesuatu yang tak dapat dipercaya, dan
kemaluannya datang dengan kecepatan suara. "Gak papa~, gak papa,"
penampilan Shizuku yang menenangkannya seperti layaknya seorang ibu... tidak,
cukup kita hentikan di sini.
Hajime dan yang lainnya telah bergerak
menjauhi gerbang masuk dan sampai di Plaza yang berada di gerbang masuk kota.
Setelah kehormatannya, yang sebelumnya telah naik menjadi menurun tajam di
tempat umum, dia pun melapor ke kepala cabang, Lorr, tentang pencapaian
tugasnya Dan setelah satu dua
percakapan, dia memutuskan untuk pergi dari kota secepatnya untuk menghindari
berbagai keributan. Pada awalnya, dia hanya datang kemari untuk mengirim surat
dari Ilwa ke Lorr, jadi tidak perlu mencari persediaan atau mencari masalah
lagi jika mereka pergi dengan segera.
Regu Kouki kembali satu persatu setelah
meninggalkan regu Hajime karena mengikuti Kaori. Kaori, masih menggeliat malu sambil
berpikir apa yang harus ia lakukan. Ia harus memutuskan apakah ia akan berpisah
dari Hajime atau mengikutinya. Perasaannya lebih cenderung untuk mengikuti
Hajime. Ia tidak ingin berpisah setelah akhirnya mereka dapat bersatu kembali.
Akan tetapi, ia tidak dapat membuat
keputusan yang jelas karena rasa bersalahnya meninggalkan regu Kouki dan
bagaimana ia terguncang dengan perubahan Hajine. Terlebih lagi, ada efek dari
rasa gemetarannya yang terlihat dan dicibir.
Kaori, seperti apa yang Yue lakukan
kepadanya, ia telah menebak betapa besar perasaan Yue pada Hajime. Selanjutnya,
lebih dari apapun, bagaimana Hajime menganggap Yue sebagai seseorang yang
penting menjadi duri yang menusuk dan menancap di hatinya. Perasaan dua orang
yang sama. Lalu, perasaan yang bertepuk sebelah tangan, "Jadi, itu adalah
batas perasaanmu" meragukan kekuatan dari perasaan Kaori yang terguncang.
Ia penasaran apakah perasaannya akan
kalah dari Yue, dan sekarang, apapun perasaannya ia harus mengesampingkannya
dulu sehingga tidak menjadi sebuah gangguan. Yang lebih penting, apa ia
benar-benar menginginkan Hajime yang sekarang di sampingnya? Atau ia hanya
memikirkan Hajime yang ada di masa lalu? Hal itu bersama dengan kemampuan luar
biasa Yue dan bagaimana bermartabatnya Yue yang... melebihinya. Singkatnya, ia
telah kehilangan kepercayaan dirinya sebagai wanita, sebagai pengguna sihir dan
bahkan dalam perasaannya kepada Hajime.
Akhirnya, tiba saat untuk regu Hajime
pergi, dan untuk beberapa alasan suasananya terasa begitu ricuh. Menyadari hal
itu dan sambil mengangkat wajahnya, Kaori memandang berkeliling puluhan pria
yang menghalangi jalannya.
"Oi oi, mau pergi ke mana kau
pikir? Kau membuat kawan-kawan kami dalam kesusahan, kau pikir dapat pergi
begitu saja? Ah? Ah?"
Para pria kotor bersenjata itu tersenyum
dengan tidak sopan sambil memperhatikan Tio sambil berbicara. Sepertinya,
mereka adalah kawan-kawan dari para sesama bajingan yang sebelumnya mencoba
menculik Myuu. Mereka datamg untuk membalas dendam ke Tio. Tapi, pandangan
vulgar itu jelas tidak mencari sebuah ganti rugi melainkan sebuah hal yang
lain.
Di kota ini, para petualang seharusnya
telah tahu keributan yang terjadi di dalam guild dan tidak mencari masalah
dengan Hajime. Itulah kenapa, orang-orang itu mungkin adalah tentara bayaran
liar.
Hajime dan beberapa orang menggertakkan
gigi mereka selagi heran dengan situasi memanas yang datang dari para sampah
itu. Akan tetapi, salah mengartikan itu sebagai rasa takut, para tentara
bayaran itu terbawa oleh kesalahpahaman.
Pandangan mereka menuju ke Yue dan Shia
juga. Pandangan yang seolah sedang menjilat mereka membuat Yue dan Shia merasa
terganggu dari lubuk hati mereka dan bersembunyi di balik Hajime. Menyalah
artikan tindakan mereka sebagai ketakutan, mereka mulai mengancam Hajime yang
dikelilingi oleh Yue dan para gadis.
"BOCAH! Kau mengerti kan?
Tinggalkan para gadis dan cepatlah pergi jika kau tak ingin mati! Apaa~a, aku akan mengembalikan mereka jika kau
memohon maaf baik-baik!"
"Yahh, meskipun mereka juga pasti
telah hancur saat itu."
Memikirkan hal itu sebagai suatu hal
yang menghibur, GYAHAHA--, para pria itu tertawa. Salah satu dari mereka bahkan
bernafsu ke Myuu yang ketakutan, selagi yang lainnya bernafsu ke manusia
kelinci, sebuah ras yang biasanya digunakan sebagai tempat pelampiasan nafsu
seksual manusia. Dan takdir mereka telah ditentukan sekarang.
Seperti biasa, sebuah pressure (tekanan)
datang menyerang para tentara bayaran itu seperti sebuah air terjun raksasa
yang bahkan membuat retakan di udara. Akan tetapi, marah dan tak dapat menerima
ucapan para lelaki itu, Kouki bergerak maju hanya untuk berakhir terselimuti
oleh pressure dan terjatuh. Lalu, dia melihat Hajime, yang tidak
mempedulikannya, berjalan menuju para pria yang berada di ujung pandangannya.
Meskipun sudah terlalu terlambat, para
lelaki itu memohon ampun karena mereka telah menyadari mereka telah menantang
orang yang salah. Tetapi, mereka yang merangkak dikarenakan oleh pressure,
bahkan tidak dapat membuka mulut mereka, jqdi mereka bahkan tak dapat meminta
maaf.
Hajime juga tidak ingin mendengar
omongan mereka lagi. Sudah cukup alasan untuk Hajime marah karena mereka
memikirkan untuk membuat Shia sebagai tempat pelampiasan nafsu, tetapi hawa
membunuh mereka yang menakuti Myuu-lah yang membulatkan keputusannya membuat
mereka merasakan hidup yang lebih menyakitkan dibanding kematian.
Hajime mengendurkan pressurenya sedijit
dan membariskan para pria itu untuk berlutut, lalu tanpa ragu dia menembaki
'lambang kejantanan' mereka secara kejam dimulai yang paling ujung. Terlebih
lagi, mereka berteriak satu-persatu, para pria yang memegangi selangkangan
mereka ditendag dan bertumpuk di sudut plaza dengan 'bola' yang hancur. Dengan
itu, mereka tidak akan dapat memiliki anak lagi ataupun bahkan untuk berjalan.
Semua itu terserah mereka apakah mereka akan bekerja keras demi masa depan
mereka untuk tetap hidup atau tidak.
Serangan balik yang berlebihan dan tanpa
ampun itu membuat regu Kouki bergerak mundur. Khususnya para pria yang
terpengaruh dan menjadi pucat sambil memegangi daerah kemaluan mereka.
Sambil menatap regu Kouki, Hajime
kembali ke tempat Yue dan para gadis.
"Lagi-lagi, benar-benar tanpa ampun,
huh~ Seperti yang diharapkan dari Master. Meskipun itu jurus untuk musuh para
wanita, seperti apa tidak kasihan sama sekali?"
"Biasanya Hajime-san tidak akan
marah kan~, Seperti yang diharapkan, apa ini karena Myuu-chan? Sepertinya
semakin menjadi overprotektif."
"... Nh, meski terlihat begitu...
Hajime juga marah untuk Shia."
"Eh!? Marah untukku? Ehehe,
Hajime-san... terima kasih banyak~."
"... Yue dengan segera langsung
memahamiku."
"Nh... tentu. Itu karena aku selalu
memperhatikan Hajime."
"Yue..."
"Hajime..."
Pada akhirnya Hajime dan Yue mulai
membuat dunia mereka sendiri, yang Shia coba untuk sangkal, lalu Myuu melompat
ke Hajime untuk dimanjakan, dan terakhir Tio mengeluarkan lambang kemesumannya
yang membuatnya mendesah oleh sikap dingin Hajime. Pemandangan itu berhubungan
dengan Hajime yang menjadi pusatnya
Dengan tenang Kaori mengamati Hajime
yang membawa Myuu selagi dikelilingi oleh Yue dan para gadis. Dengan
pemandangan sebelumnya, ia paham bahwa Hajime tidak ragu untuk menggunakan
kekerasan. Itu adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dengan Hajime yang
sebelumnya, dan hanya dengan melihatnya, hal itu menjadi bukti yang menyangkal
kebaikan Hajime.
Akan tetapi, ia penasaran dengan alasan
Hajime untuk marah, yang membuatnya mengambil jalan kekerasan. Itu semua adalah
demi kepentingan para gadis yang dekat dengannya, sehingga mereka dapat
menikmati waktu mereka dan tertawa bahagia. Sungguh, bagaimana bisa orang yang
kehilangan kebaikannya dikelilingi oleh senyum-senyum seperti itu. Bagaimana
bisa anak sekecil itu menginginkannya sebagai papa.
Selanjutnya, kekacauan di dalam benaknya
karena perubahan Hajine sudah tidak teratur. Pada awalnya, Hajime kembali ke
dungeon untuk membuat Kaori lega dengan menginformasikan keselamatannya. Dan
seperti katanya, dia kembali ke dungeon hanya untuk Kaori, tetapi dia juga
tidak melupakan yang lainnya. Dia menyelamatkan Meld yang terluka
fatal dan meminta rekannya untuk nelindungi regu Kouki.
Kaori menyadarinya. Alasan kenapa Hajime
tanpa ragu menunjukkan kekerasan dan belas kasihan ke musuhnya adalah untuk
melindungi orang-orang yang disayanginya. Tentu saja Kaori sendiri juga
termasuk salah satunya, tapi kenyataannya adalah Hajime memikirkan kepentingan
orang lain. Buktinya adalah senyum-senyum dari para gadis yang mengelilinginya.
Kaori menduganya. Hajime kehilangan
warna rambut, mata kanan dan lengan kirinya pasti dikarenakan lingkungan parah
yang dilaluinya. Dia pastinya sudah hampir hancur secara jiwa dan raga
berkali-kali. Tidak, mungkin... sebuah hal yang mungkin bahwa dia telah
hancurlah yang menyebabkan perubahannya
Meskipun begitu, Hajime hidup di jalannya dengan dikelilingi
senyuman-senyuman itu.
Fakta itu membuat kabut di benak Kaori
sirna. Ia dapat mendengar suara kepingan-kepingan puzzle yang tersusun pada
tempatnya. Seperti yang telah kuragukan. Ada 'Hajime' di hadapannya. Ada
seorang pria yang hatinya selalu pikirkan. Orang yang selalu dipanggil 'Tidak
Becus', tetapi merangkak keluar dari jurang, mendapatkan kekuatan besar dan
datang menyelamatkannya.
Ada beberapa hal tentang dirinya yang
telah berubah, tapi ada juga bagian yang tidak berubah. Akan tetapi, itu adalah
hal yang alami. Bagaimanapun, semua orang akan berubah seiring dengan waktu,
pengalaman dan dengan pertemuan-pertemuan. Itulah kenapa, tidak ada alasan
baginya untuk merasa takut. Ia tidak perlu kehilangan kepercayaan dirinya. Ia
tidak perlu melangkah mundur dari dirinya.
Jika ada hal yang tidak aku ketahui,
maka tidak apa untukku mengetahuinya selagi aku berada di sampingnya. Sampai sekarang,
seperti bagaimana waktu berlalu di dalam kelas. Tidak mungkin kekuatan
perasaanku akan kalah! Tidak ada salahnya untukku bergabung dengan kelompok
yang mengelilingi Hajime! Tidak akan kubiarkan siapapun menertawai perasaanku
lagi!
Keputusan dan tekad telah lahir di dalam
mata Kaori. Shizuku yang ada di sampingnya tersenyum terhadap perubahan
temannya itu. Selanjutnya, diam-diam ia mendorong Kaori maju. Kaori, dengan
mata yang lebih menyinarkan 'kekuatan' dibanding sebelumnya, mengangguk
berterima kasih pada Shizuju dan berjalan maju ke medan perang. Ya benar, maju
ke pertarungannya sebagai seorang wanita!
Regu Hajime menyadari bahwa Kaori sedang
berjalan ke arah mereka. Hajime pikir ia datang untuk mengantarnya pergi,
sementara Yue yang ada di sampingnya, "Muh?" menjadi waspada sambil merengut.
"Arara?", Shia memandang Kaori selagi semakin merasa tertarik, dan
Tio bergumam, "Sepertinya akan terjadi mandi darah ya~". Karena ia
sepertinya tidak datang untuk mengantar kepergian mereka, Hajime memandang
Kaori, mengerut sambil merasakan sesuatu yang tak enak.
"Hajime-kun, dapatkah aku ikut
denganmu juga? … Tidak, bukan itu, aku pasti akan ikut denganmu, jadi tolong
jaga aku, okay?
"… Hah?"
Dari kalimat pertama yang diucapkan,
dengan tanpa pendahuluan ataupun permohonan, itu menjadi sebuah perkembangan
di mana semuanya telah ditentukan dan membuat mata Hajime terlihat melongo.
Tanpa disengaja, Hajime mengeluarkan suara bodoh itu. Sebagai ganti Hajime yang
tidak dapat mendapatkan ketenangannya kembali karena kebingungan, Yue pun
bergerak.
"… Kau tidak memenuhi syarat untuk
itu."
"Syarat apa? Apa syarat untuk terus
memikirkan Hajime? Kalau begitu, aku tidak akan kalah dari siapapun,
tahu?"
Kaori dengan tenang menjawab ucapan Yue,
"Mmhmp", dan membuat mulutnya tertutup seperti ^.
Kaori menyamakan pandangannya dengan
Yue, lalu tiba-tiba ia menggerakkan padangannya yang tak tergoyahkan ke Hajime.
Selanjutnya, dengan kedua tangan menggenggam di dadanya sambil menunjukkan pipi
yang merona, ia mengambil nafas dalam, lalu dengan sekuat tenaga dan suara yang
gemetaran, ia berbicara padanya… lalu iapun menyatakan perasaannya.
"Aku mencintaimu."
"… Shirasaki."
Ekspresi Kaori merupakan gabungan dari
rasa malu, kekhawatiran dengan jawaban Hajime, dan kebahagiaan yang datang
karena dapat menyatakan perasaannya padanya.
Lalu, dengan perasaan campur aduk itu, ia pun tidak melangkah mundur,
menunjukkan tekadnya.
Pandangan itu, berisi dengan tekada dan
keutulusan yang membuat Hajime menjawabnya dengan mata yang serius.
"Aku sudah memiliki wanita yang
kucintai. Jadi aku tidak dapat menjawab perasaanmu. Oleh karena itu, aku tidak
dapat membawamu bersamaku."
Jawaban Hajime yang begitu jelas dengan
segera membuat Kaori menggigit bibirnya seolah ia akan menangis, tapi di saat
berikutnya, sebuah kekuatan terlahir di matanya yang hampir meneteskan air mata
dan ia mengangkat wajahnya. Lalu ia pun mengangguk untuk mengatakan bahwa ia
mengerti. Di belakang Kaori, Kouki dan yang lainnya bingung terkejut,
ternganga, dan dalam situasi yang kacau, tetapi tanpa mempedulikan mereka,
Kaori mengucapkan kalimat yang diinginkannya.
"… Un, aku tahu. Orang itu adalah
Yue, kan?"
"Yah, makanya…"
"Tapi, kupikir itu bukan alasan
untukku tidak boleh berada di samping Hajime."
"Apa?"
"Karena, Shia-san dan Tio yang
sedikit aneh juga jatuh cinta pada Hajime-kun, kan? Khususnya Shia-san, kurasa ia
sangat serius dengan itu."
"… Itu…"
"Meskipun Hajime-kun telah memiliki
orang yang dianggapnya spesial, ia tetap tidak menyerah dan tetap ingin berada
di sampingnya, dan juga, Hajime-kun membiarkannya begitu saja. Makanya, tak
masalah jika aku ikut juga, kan? Bagaimanapun, perasaanku ke Hajime... tidak
akan kalah dari siapapun."
Setelah mengatakan itu, Kaori
mengalihkan tatapannya yang membara ke Yue. Yang terceriminkan di matanya
adalah, Perasaanku tidak akan kalah darimu! Aku tidak akan membiarkanmu
menertawakannya!, dan Yue dapat melihat tekad kuat Kaori. Itu benar-benar
sebuah pernyataan perang. Itu adalah sebuah pernyataan bahwa ia ingin mencuri
satu-satunya 'kursi spesial' yang hanya dimiliki Yue.
Menerima tatapan Kaori yang menusuk
secara langsung, Yue, tak seperti biasanya, membentuk bibirnya menjadi senyuman
yang dapat dilihat siapapun sebagai rasa takut.
"… Aku mengerti, kalau begitu
ikutlah dengan kami. Dan akan kuajarkan pada kau. Perbedaan kita,
begitulah."
"Bukan kau, tapi Kaori."
"… Kalau begitu panggil saja aku
Yue. Kuterima tantangan Kaori."
"Fufu, Yue. Jangan menangis jika
kau kalah, ok?"
"… Fu, fufufufu."
"Aha, ahahahahaha."
Yue dan Kaori membuat dunia mereka
sendiri dengan arti yang berbeda di samping saat Yue dengan Hajime. Meskipun
Hajime-lah yang dibingungkan dengan ini, dia dikesampingkan tanpa disadarinya,
dan dengan sikap seperti itu, pada akhirnya diputuskan bahwa Kaori akan masuk
ke regu mereka yang membuat Hajime merenung memandang ke kejauhan. Melihat Yue
dan Kaori yang tertawa bersamaan, Shia dan Myuu yang disamping Hajime
memeluknya sambil gemetaran.
"Ha-Hajime-san! Apa ada yang salah
dengan mataku? Aku dapat melihat awan hitam dan naga petir di balik Yue-san!
"… Apa itu hal yang normal? Aku
bahkan dapat melihat Hanya yang memegang katana di belakang Shirasaki."
(TLn: Hanya=Salah satu nama iblis di Jepang)
"Papaa~! Mereka menakutkannn."
"Haa haa, entah bagaimana mereka…
saat mereka memandang daku… ngh, aku tak dapat menahannya."
Dengan Satan(?) yang muncul di balik
masing-masing dari mereka, Yue dan Kaori tertawa dengan pose yang menakutkan.
Apa kau orang yang seperti ini?, Hajime ingin menyanggah dengan itu, tapi dia
memutuskan untuk menunggu mereka berhenti selagi dia menenangkan Myuu yang
bergelantungan padanya karena kalimat itu mungkin akan dapat menjadi boomerang
bagi dirinya. Dia yang sekarang dulu dipanggil si tak berguna.
Tapi, ada seseorang yang menolak
keinginan Kaori… dan tentu saja itu adalah sang 'Pahlawan', Amanokawa Kouki.
"Tu-Tunggu,l! Tolong tunggu
sebentar! Aku tidak mengerti ini. Kaori menyukai Nagumo? Ia ingin ikut
dengannya? Eh? Apa Artinya ibni? Bagaimana, bagaimana bisa jadi seperti ini?
Nagumo! Kau, apa yang telah kau lakukan pada Kaori."
"… apa-apaan orang ini."
Sepertinya, Kouji masih tak dapat
menerina kenyataan bahwa Kaori jauh cinta pada Hajime. Itu adalah bukan sesuatu
yang muncul secara tiba-tiba karena Kouki saja yang tidak menyadarinya, tapi di
mata Kouki, dia hanya melihat Kaori melakukan sesuatu yang aneh dan hal itu
disebabkan oleh Hajime. Sungguh, pemikiran Kouki yang melihat sesuatu dalam
cara yang paling nyaman baginya membuat Hajime secara reflex membalasnya.
Dengan sungguh-sungguh teryakinkan bahwa
Hajime telah melakukan sesuatu ke Kaori, Kouki sambil memarahinya bergerak
sambil menarik Pedang Sucinya sebagian yang membuat Shizuku menegurnya, dengan
gestur yang seolah menahan sakit kepala.
"Kouki. Tak dapatkah kau melihat
kalau Hajime tak melakukan apapun? Tolong pikirkanlah dengan tenang. Meskipun
sepertinya kau saja yang tidak menyadarinya. Kaori sudah memikirkan Hajime
sudah sejak lama. Maksudku, ketika kita masih ada di Jepang. Coba pikirkan apa
yang Kaori selalu katakan."
"Shizuku… apa maksudmu… itu, itu
hanya karena Kaori yang terlalu baik, jadi ia merasa kasihan karena Hajime yang
selalu sendirian, kan? Tidak ada hubungan ataupun motif, jadi tidak mungkin
bagi Kaori untuj menyukai otaku seperti Hajime."
Mendengar percakapan Kouki dan Shizuku,
Hajime tanpa disangka menjadi gelisah seolah hal itu dikatakan langsung
padanya, alisnya pun berkedut.
Menyadari keramaian yang berasal dari
Kouki dan yang lainnya, Kaori berbicara pada Kouki dan teman-teman kelas di
belakangnya untuk memperjelas dirinya.
"Kouki-kun, semuanya. Aku minta
maaf Aku tahu ini keegoisanku… tapi
A,Aku ingin pergi dengan Hajime bagaimanapun caranya. Makanya, aku akan
meninggalkan regu. Aku sungguh-sungguh minta maaf."
Kaori mengatakan hal itu sambil
membungkukkan badannya dalam-dalam, membuat Suzu, Eri, Ayako, dan Mao,
gerombolan wanita itu berteriak Kyaa-- Kyaa--. Nagayama, Endou, dan Nomura, 3
orang yang telah menebak perasaan Kaori itu melambaikan tangan mereka untuk
menyampaikan bahwa ia tak perlu khawatir sambil tersenyum masam.
Akan tetapi, Kouki, tentu saja tak dapat
menerima ucapan Kaori."
"Ini bohong, kan? Bagaimanapun, itu
aneh, Kaori selalu ada di sampingku… jadi bukannya hal itu akan tetap terus
sama juga? Kaori itu teman masa kecilku… makanya… wajar jika dia tetap di
sampingku. Bukankah begitu, Kaori?"
"Umm… Kouji-kun. Memang betul kita
teman masa kecil… tapi, bukan berarti kita akan tetap terus bersama, mengerti?
Kurasa itulah hal yang wajar…"
"Itu benar, Kouki. Ini bukan
seperti Kaori adalah milikmu, dan ini adalah Kaori sendiri yang memilih apa
yang diinginkannya. Jadi, sudahlah berhenti."
Diberitahu oleh kedua teman masa
kecilnya, Kouki pun kebingungan. Pandangannya bergerak ke arah Hajime. Hajime
yang sedang memandang ke kejauhan, mengekspresikan bahwa ini tidak ada
hubungannya dengannya. Di samping Hajime berdiri gadis-gadis manis. Melihat
pemandangan itu, mata Kouki mulai memandang ke atas. Di dalam dirinya dia
memikirkan Kaori mikijnya, dan perasaan gelap yang tidak pernah dia rasakan
sebelumnya pun muncul. Oleh karena itu mengikuti dorongannya, dia benar-benar
mengartikan sesuatu sesuai dengan
pemikirannya yang ternyaman.
"Kaori. Kau tidak boleh pergi
dengannya. Aku mengatakan ini demi dirimu. Lihat saja Nagumo itu. Dia
dikelilingi gadis-gadis cantik, bahkan anak kecil seperti itu… terlebih lagi,
dia bahkan membuat gadis dari ras manusia kelinci itu mengenakan kalung budak.
Bahkan wanita berambut hitam itu juga memanggil Hajime dengan sebutan 'Master'
sebelumnya. Pasti, ia dipaksa untuk melakukan itu. Aku yakin Nagumo mengkoleksi
wanita-wanita atau hal yang semacamnya. Dialah yang terburuk. Dia dengan mudah
membunuh seseorang dan dia tidak ingin bekerja sama dengan kita yang merupakan
kawannya, meskipun dia memiliki senjata yang begitu kuat. Kaori, kau akan tidak
bahagia jika pergi bersama dengannya. Makanya, akan lebih baik jika kau tetap
di sini. Tidak, tetaplah berada di sini. Meskipun kau akan membenciku, aku akan
menghentikanmu demi kepentinganmu. Aku benar-benar tidak akan membiarkanmu
pergi dengannya!"
Ungkapan keberatan yang begitu
berlebihan itu membuat Kaori dan yang lainnya terbengong-bengong. Akan tetapi,
Kouki yang memanas tak dapat dihentikan. Pandangannya yang terarah pada Kaori
untuk membujuk, beralih ke Yue dan para gadis di samping Hajime seolah dia
memikirkan sesuatu.
"Kalian para wanita, juga. Kalian
tidak perlu lagi berada di samping pria itu. Ikutlah denganku! Aku akan
menyambut orang-orang berkemampuan seperti kalian. Ayo selamatkan orang-orang
bersama. Namamu Shia, bukan? Tidak perlu khawatir, Aku akan segera melepaskanmu
dari perbudakkan jika kau ikut denganku. Tio juga, tidak apa jika kau berhenti
memanggilnya Master."
Mengatakan hal itu dengan senyum yang
begitu segar, Kouki merentangkan tangannya kepada Yue dan para gadis. Shizu
hanya dapat menepuk wajahnya sendiri sambil memandang langit sementara Kaori
menutupi mulutnya yang terbuka.
Yue dan para gadis yang menerima
undangan dengan senyum Kouki itu menjadi…
"""…"""
Mereka kehilangan kata-kata. Mereka
mengalihkan pandangan mereka dari Kouki dan menekuk lengan mereka di dada. Jika
diperhatikan baik-baik, Yue dan para gadis merasa merinding. Dalam artian,
mereka menerima luka yang parah. Bahkan Tio sampai berkata, "Entah
mengapa, sepertinya ini hal yang salah…," sambil merengut ke sumber hawa dingin
yang ia rasakan.
Dilihat dari penampilannya, Kouki yang
merentangkan tangannya memiliki senyum menyeramkan. Dibanding melihat Kouki secara
langsung, para gadis dengan cepat bersembunyi di belakang Hajime selagi
memperhatikannya dengan rasa jijik yang membuat Kouki terkejut.
Lalu, rasa terkejut itu berubah menjadi
rasa marah yang dapat terlihat dari tindakannya. Dia secara sembrono menarik
Pedang Sucinya dan mengincar Hajime. Kouki tidak dapat lagi dihentikan dengan
kata-kata, dia menusukkan Pedang Sucinya ke tanah dan mengacungkan jarinya ke
arah Hajime sambil menyatakan,
"Naguno Hajime! Berduellah
denganku! Lempar senjatamu dan bertarunglah dengan tangan kosong! Jika aku
menang, jangan pernah dekati Kaori lagi! Juga, kau harus melepaskan para gadis
itu!"
"… Ouch, ouch, ouch. Ini buruk. Dia
pahlawan merepotkan yang melebihi dugaanku. Sepertinya dia tidak dapat melihat
bahwa dialah orang yang sebenarnya merepotkan."
"Apa yang kau gumamkan! Apa kau
takut?!"
Menusukkan Pedang Sucinya ke tanah dan
menyatakan duel dengan tangan kosong setelah dia menarik pedangnya tentulah
karena dia merasa takut dari Hajime jika Hajime menggunakan senjatanya.
Meskipun tidak diketahui juga apa dia melakukannya secara disengaja atau tidak…
Yue, Shia, Myuu, Tio dan yang lainnya tersentak mundur oleh ucapan dan sikap
Kouki.
Akan tetapi, Kouki dengan tegas percaya
bahwa dia ada di jalan yang benar dan berusaha keras untuk menyelamatkan teman
masa kecilnya dan para gadis yang tak bahagia dari Hajime yang membuatnya tak
dapat menyadari situasi sebenarnya. Pada mulanya, keyakinan kuat yang
membuatnya melakukan semua hal itu berasal dari 'rasa iri' yang pertama kali
dia rasakan dan dia benar-benar sudah tak terkendali lagi.
Tanpa mendengar jawaban Hajime, Kouki
menerjang maju. Sambil menghela nafas, Hajime mengambil 2, 3 langkah ke
belakang. Melihat itu, Kouki pikir Hajime ketakutan karena bertarung tanpa
senjata dan menambah kekuatan terjangannya. Hanya beberapa langkah sebelum
tinjunya mencapai Hajime, Hajime merendahkan tangannya, karena tak melakukan
reaksi tertentu Kouki pikir Hajime tidak dapat meresponnya dan yakin dengan
kemenangannya.
Dan saat itu,
THUUUMP!
"Kh!?"
Kouki menghilang.
Lebih tepatnya, di saat dia menggunakan
tenaga maksimum dalam langkah terakhirnya untuk menambah kekuatan dalam tinjunya.
Dia jatuh ke dalam lubang perangkap. Pada awalnya, alasan kenapa Hajime
melangkah 2, 3 langkah adalah untuk membuat lingkaran transmutasi sihir
menggunakan sepatunya untuk membuat sebuah lubang dengan kedalaman 4 meter dari
permukaan.
Lubang perangkap itu dengan segera
kembali menjadi lantai batu setelah Kouki tertelan ke dalamnya. Selanjutnya,
ledakkan dapat terdengar dari bawah permukaan. Di saat itu Hajime
mentransmutasikan sebuah lubang perangkap, dia menggunakan kesempatan itu untuk
menjatuhkan granat cahaya, granat pengejut, granat pelumpuh, dan granat gas air
mata dari 'Treasure Box' ke dalam lubang.
Selagi dia di dalam tanah, dampak
ledakan menyerang Kouki yang mencoba untuk menyelamatkan diri, lalu
pandangannya menjadi gelap karena granat cahaya, mata dan hidungnya banjir
akibat dari granat gas air mata, dan yang terakhir tubuhnya terasa kesakitan dan
kaku akibat dari granat pelumpuh.
Hajime diam-diam menggunakan
transmutasinya kembali dan mengeraskan tanah di sekitar Kouki sekeras serigala
berekor dua. Dan sekarang, karena sepertinya dia akan mati kekurangan udara
segar, Hajime membuat sebuah lubang kecil sebagai ventilasi.
Pada saat itu, dari mata para penonton,
terlihat seolah Hajime tak melakukan apapun selain berdiri memperhatikan
kebencian Kouki, dan lalu Kouki menerjang maju sendirian dan secara bersamaan
menghilang terjatuh ke dalam lubang; itu membuatnya terlihat sangatlah… goblok.
"Ah~, Yaegashi. Dia masih hidup,
jadi tolong gali dia nanti."
"… Ada banyak hal yang ingin
kutanyakan… tapi, aashiapp."
Serahkan Kouki yang merepotkan pada
Yaegashi Shizuku!, itu adalah rahasia umum yang ada sejak mereka masih ada di
Jepang. Hajime menyerahkan hal merepotkan itu padanya yang membuat Shizuku
menarik nafas lega sambil menutupi salah satu matanya. Akhirnya, gangguan pun
telah pergi.
… Itulah yang dia pikirkan, tapi kali
ini gang Hiyama-lah yang membuat keributan. Dan sebagai alasannya adalah karena
lubang yang ditinggalkan Kaori terlalul besar. Ada juga insiden sebelumnya
dimana wanita ras iblis yang hampir membunuh mereka jika saja Kaori tak ada.
Itulah kenapa mereka berulang kali membujuk Kaori untuk tetap bersama mereka.
Khususnya Hiyama, dialah yang paling keberatan dengan hal itu. Dari
penampilannya… terlihat dia sedang panik, seolah hal yang hampir dimilikinya setelah begitu lama menginginkannya menghilang.
Geng Hiyama yang terdiri dari 4 orang
sadar betapa sulitnya mengubah keputusan Kaori, dan saat ini mereka mulai
membujuk Hajime untuk tetap bersama mereka. 'Kami minta maaf dengan hal yang
telah lalu, jadi ayo kita bersama mulai dari sekarang', begitulah seterusnya
tanpa malu-malu.
Mereka tidak bersungguh-sungguh dengan
yang mereka katakan, tapi mereka membuat senyum bersahabat sambil membujuk mood
Hajime, tapi tidak hanya Hajime, tapi Shizuku dan yang lainnya juga merasa
jijik pada mereka. Dengan situasi itu, Hajime untuk pertama kalinya melihat
mata Hiyama dari jarak dekat setelah perpisahan lama mereka. Di dalam mata itu,
mungkin karena efek kepergian Kaori, Hajime dapat melihat sebuah kemarahan.
Shizuku dan yang lainnya menegur geng
Hiyama dan untuk sekali lagi keributan pun terjadi, tapi karena kesempatan itu,
Hajime pun memutuskan untuk berbicara pada Hiyama untuk memastikan kebenaran
pada hari itu dan menyelesaikan masalah saat ini.
"Naa, Hiyama. Apa skill sihir apimu
telah meningkat?"
"…Eh?"
Pertanyaan yang tiba-tiba itu membuat
Hiyama terbengong-bengong. Akan tetapi, kebingungannya perlahan berubah menjadi
kepucatan selagi dia menyadari arti di baliknya.
"A-Apa yang kau katakan. Aku adalah
seorang vanguard (pasukan garis depan)… dan kecocokan elemen sihir tertinggiku
adalah Angin."
"Hee, kupikir kau benar-benar
memiliki elemen Api."
"A-Apa kau tidak salah? Apa yang
kau coba katakan secara tiba-tiba…"
"Kalau begitu, kau pasti suka sihir
berelemen api. Apalagi sesuatu yang seperti bola api. Aku penasaran apa kau
tanpa sengaja menggunakannya?"
"…"
Sekarang, warna muka Hiyama berubah dari
biru menjadi putih. Melihat reaksi itu, Hajime teryakinkan. Selanjutnya, Hajime
menebak motifnya dari sikapnya saat Kaori akan berpisah dari mereka. Yahh,
alasan kenapa Hajime masih belum menyerang Hiyama sampai sekarang adalah karena
dia memperhatikan Kaori dengan mencurigakan.
Hajime sendiri saat ini, tidak sedang
terbakar oleh rasa dendam. Meskipun dia tidak akan berbelas kasihan kepada
seseorang yang bersikap bermusuhan padanya, dia berencana untuk meninggalkan
Hiyama begitu saja. Jika dia membalasnya sekarang, akan merepotkan karena tidak
ada artinya terbebani oleh perselisihan dengan regu Kouki hanya karena Hiyama.
Bagi Hajime, keberadaan Hiyama dan gengnya benar-benar tiada artinya bagai
kerikil di pinggir jalan.
Hajime bergerak menjauhi Hiyama dan
tanpa ampun memberitahu Hiyama dan gengnya, termasuk Kondou dan yang lainnya.
"Tidak perlu bagimu meminta maaf
karena aku tak mempedulikan masa lalu. Bagiku, kalian tiada artinya. Oleh
karena itu, aku tak ingin tahu apa yang kalian coba untuk katakan. Jika kalian mengerti, enyahlah sekarang! Kalian sangat menyebalkan!"
Meskipun Kondou dan yang lainnya marah
oleh ucapan Hajime, "Hiyamaaa. Kau pasti mengerti kan?," Hajime
mengatakan itu dengan tersenyum penuh, dan tubuh Hiyama gemetar dan dengan diam
dia mengangguk, yang selanjutnya dia menyuruh Kondou dan yang lainnya untuk
berhenti. Sekali lagi Hiyama tahu bahwa Hajime menyadari sesuatu tentang
dirinya, termasuk apa yang tidak Hajime ekspresikan, dan dia mencocokkannya.
Kondou dan yang lain merasa ragu karena
perubahan sikap mendadak Hiyama, tapi sikap Hiyama yang tidak normal yang
membuatnya seolah dia mematikan emosinya, membuat mereka dengan enggan menyerah
membujuk Hajime.
Akhirnya, benar-benar akhirnya, gangguan
yang mengganggu kepergian regu Hajime telah pergi. Kaori kembali ke penginapan
untuk mengambil barang-barang miliknya (Hajime menggunakan 'Pressure' miliknya untuk
membuat geng Hiyama berhenti mengikuti Kaori). Selagi memperhatikan Ryuutarou
dan yang lainnya sedang menggali Kouki, Hajime sekarang berbicara dengan
Shizuku.
"Apa yang dapat kukatakan adalah…
Aku minta maaf. Juga, aku berterima kasih kembali. Terima kasih telah
menyelamatkan kami, dan datang kemari untuk bertemu dengan Kaori…"
Shizuju, yang meminta maaf dengan
masalah yang terjadi dan berterima kasih pada Hajime karena telah menyelamatkan
dan kembali ke Kaori, membuat Hajime tertawa tanpa disengaja. Shizuku
menunjukkan wajah keraguan karena ledak tawa Hajime yang mendadak. Pandangannya
mengatakan, "Ada apa ini?"
"Tidak, maaf. Apa yang bisa
kukatakan tentang ini, kupikir kau orang yang bijak seperti biasanya, jadi
tanpa sengaja aku tertawa. Bahkan ketika masih di Jepang, kau orang yang diam-diam meminta maaf dan berterima-kasih. Hal itu masih sama sampai sekarang
bahkan di dunia yang berbeda ini… tetapi tetaplah bersikap sederhana atau
kerutanmu akan semakin bertambah ok?"
"… Kau telah sangat membantu. Kau
juga sudah banyak berubah. Memiliki banyak gadis yang menunggumu bersama dengan
seorang anak… Aku tak bisa membayangkan hal ini dirimu saat kita masih di
Jepang…"
"Meskipun aku hanya mencintai satu
orang…"
"… Aku tak memiliki kewajiban untuk
berkomentar dan aku juga mengerti ini bukan tempatku untuk mengatakan ini… tapi
setidaknya aku ingin kau menjaga Kaori. Kumohon padamu."
"…"
Hajime tak menjawab. Lebih dari itu dia
tak ingin menjawab perasaan Kaori, sejujurnya, dia tak pernah berpikir untuk
membiarkannya ikut. Tapi pada akhirnya, dia membiarkan Yue yang mengijinkannya…
tapi Hajine penasaran kenapa wanita yang mencintainya mengijinkan satu persatu
wanita lain… Kenapa menjadi seperti ini?, Hajime melamun ke kejauhan sambil
berpikir bahwa dia telah terlalu banyak memanjakan Yue.
Semangat Shizuku sebagai seorang sahabat
membuatnya menggeram ke Hajime yang bersikap seolah tak mendengar apapun.
"… Jika kau tak menjaganya… Hal itu
akan menjadi sebuah masalah serius."
"? Masalah serius? Apa yang kau…
"
"Apa kau pernah mendengar 'Si Rambut Putih, Penghukum Berpenutup Mata'?"
"…Apa?"
"Atau bisa juga ditulis sebagai
'Sang Rentetan Kehancuran' atau 'Sang Keonaran', bagaimana dengan itu?"
"Hey tunggu, apa yang baru saja
kau…"
"Ada juga sebutan seperti 'Sang
Tiran Hitam Legam' ataupun 'Master Transmutasi Petir Merah', kau
tahu?"
"K-Ka-Kau, jangan bilang… "
Shizuku tiba-tiba mulai menyebutkan
beberapa nama yang tak diketahui yang membuat Hajime terlihat ragu pada
awalnya. Tapi, menyadari Shizuku yang memandang Hajime dari ujung kepala ke
ujung kaki dengan senang, Hajime berubah pucat seolah dia mengerti yang ia
maksud.
"Fufufu, sekarang aku adalah
'Utusan Dewa' dan anggota dari regu pahlawan. Apa yang kukatakan sudah pasti
akan tersebar. Hal ini sebanding dengan jaringan ibu rumah tangga. Baiklah,
Nagumo-kun, nama panggilan seperti apa yang kau inginkan… Aku akan membuat nama
yang menggambarkanmu dengan baik dan terkenal dengan hebat, ok?"
"Tunggu, tunggu, sebentar! Kenapa,
bagaimana bisa kau tahu hal yang menyakitkan seperti itu"
"Itu karena aku belajar dari Kaori.
Gadis itu ingin berbicara dengan Nagumo-kun, jadi ia mempelajari budaya Otaku
seperti manga dan anime supaya hal itu bisa jadi topik pembicaraan. Aku sering
pergi bersamanya… makanya aku cukup tahu tentang ini. Khususnya, orang seperti
Nagumo-kun yang sekarang yang dulu dipanggil sebagai 'chuuni…'"
(TLn: maksudnya chuunibyo, gampangnya wibu alay)
"Stoop-! Tolong hentikan itu"
"Ohh astagaa, ini lebih efektif
dari perkiraanku… sepertinya kau sadar diri."
"I-Iblis…"
Hajime sudah jatuh berlutut. Masa lalu
kelamnya yang benar-benar terjadi di masa sekolah menengahnya terhidupkan
kembali. Ingatan yang telah tersegel rapat di dalam dirinya, seolah menampakkan
wajahnya kembali dan membuat Hajime berkata "Kau muncul kembali?".
"Fufu, jadi, jaga Kaori, ok?"
"…"
"Fuu, Lagu Kematian dari Keruntuhan
(Shotgun Kekacauan), Musibah yang Terhidupkan (Bencana yang Terbalik)…"
"Ok! Akan kulakukan, jadi tolong
jangan buat nama panggilan menyebalkan itu."
"Tolong jaga Kaori, ok?"
"… Setidaknya, aku berjanji tidak
akan bersikap tidak baik padanya."
"Eeh, itu tidak cukup untukku.
Bagaimanapun, sepertinya kau akan marah kalau aku bertindak lebih jauh dari
ini… jika kau melanggar janji, bersiaplah dengan sebuah novel dengan kau sebagai
tokoh utamanya yang akan tersebar di dunia dan juga Jepang ok?"
"Kau bukan boss terakhir yang
sebenarnya di sini bukan? Iya kan kan?"
Hajime memegang kepalanya seolah dia
sedang berada di ambang kemarahan karena rasa malu. Yue, para gadis, dan teman
kelas yang lainnya yang melihat Hajime dari jarak dekat gemetar dengan Shizuku
yang mendominasi Hajime yang kuat hanya dengan kata-kata.
Selagi Hajime sedang bertarung dengan
masa lalu kelamnya karena penampilannya yang ini itu, Kaori kembalk sambil
berlqri. Selanjutnya, matanya terbelalak ketika ia melihat Hajime yang
menggantungkan kepalanya di depan Shizuku.
Khawatir dengan Shizuku, Kaori
menanyakan detailnya ke Yue dan bertukar informasi. Menyelesaikan percakan
mereka, Yue, "Muu~," mengerang ke Shizuku yang mengalahkan Hajime
hanya dengan kata-kata. Kaori juga ingat tentang mereka berdua yang sering
mengobrol… dan ia melihat secara Hajime dan Shizuku secara bergantian.
Selanjutnya, mereka berdua mencapai kesimpulan. Jangan bilang, dialah boss
terakhir di pertarungan antar wanita ini?, hal semacam itu.
Yue memasang ekspresi yang tak
tergambarkan dan Kaori juga khawatir. Lalu, akhirnya tiba bagi regu Hajime
untuk pergi. Shizuju, Suzu, para siswi yang lain dan juga regu Nagayama bersama
dengan Meld yang baru selesai melapor, sedang berkumpul di tempat masuk untuk
mengantar jepergian mereka. Selanjutnya, ketika Hajime mengeluarkan mobil
sihirnya, mereka semua terkejut sekali lagi.
Selagi Shizuku dan Kaori saling berusaha
untuk melepaskan tangan mereka dengan perasaan menyesal, Hajime mengeluarkan
pedang dengan sarung hitamnya dari 'Treasure Box' dan memberikannya pada
Shizuju.
"Ini?"
"Yaegashi, kau kehilangan seseorang
yang bisa memanjakanmu kan? Jadi ambillah jni. Meskipun kau orang yang bijak,
akan sulit menyembuhkan lukamu secara mental karena terpisah dari Shirasaki.
Yahh, juga karena aku telah banyak berhutang denganmu saat masih di
Jepang."
Shizuku menerima pedang itu dari Hajime
dan perlahan menariknya dari sarungnya, dan sebuah pedang hitam legam yang seolah
dapat menyerap cahaya pun muncul. Tidak ada corak pedang, di pedang itu
terdapat lengkungan kecil dan ujungnya dapat menjadi bermata dua. Pedang itu
melambangkan pedang bernama Shoukarasuma. Meskipun Hajime hanya tahu sedikit
tentang pedang Jepang, pedang ini dibuat mirip dengan menggunakan transmutasj
seperti pedang yang dia berikan kepada Haulia.
"Aku dapat menjamin kekuatannya
karena pedang ini terbuat dari bijih terkeras di dunia ini yang dipadatkan, dan
ketajamannya berada di tingkatan yang membuat seorang amatir dapat membelah
baja hanya dengan mengayunkannya. Tentang perawatannya… tak ada yang perlu
kukatakan padamu, tapi tolong jaga itu."
"… Hal sehebat ini… seperti yang
bisa diharapkan dari seorang Master Transmutasj. Terima kasih. Aku tidak akan
menahan diri dan akan menerimanya."
Setelah satu, dua sabetan,
keseimbangannya yang seolah dapat memotong angin membuat Shizuku terpukau, dan
ia berterima kasih sambil terwenyum. Sebenarnya, karena gaya berpedang Shizuku
adalah aliran Yaegashi, hal yang wajar jika itu membutuhkan sebuah pedang
Jepang, dan ia merasa bingung setiap kali ia menggunakan tekhniknya dengan
pedangnya yang sebelumnya. Itulah kenapa ia merasa benar-benar senang
mendapatkan sebuah Katana yang mengembangkan senyumnya secara alami, senyum
yang manis.
"… Bos terakhir?"
"… Shizuku-chan."
"Eh? Apa? Kalian berdua, kenapa
memandangku dengan mata seperti itu?"
Pandangan Yue, penuh kewasapadaan, dan
pandangan Kaori, penuh kekhawatiran yang membuat Shizuku bingung karena ia
tidak tahu maksud dibalik itu. Terlepas dari suasana tak tergambarkan itu,
Shizuku dan yang lainnya melihat regu Hajime yang keluar dari Hol-ad.
Cuaca sedang bagus. Tujuan mereka adalah
salah satu dari 7 Dungeon Agung. Dengan bertambahnya kemeriahan karena mendapat kawan baru. Hajime pun melanjutkan perjalanannya.
5 Comments
beuh tumben cepet update nya min
BalasHapusyeahhh boleh lah
BalasHapusMantul
BalasHapussi hero di bully juga akhirnya
BalasHapuslanjut miiin....!
BalasHapusPosting Komentar