MELAWAN RAS IBLIS I
(Translater : Elsa)
Wanita
ras Iblis berambut merah yang muncul di depan Kouki dan rombongannya
memperlihatkan senyuman dingin ketika melihat mereka yang matanya terbelalak
karena terkejut.
Sama
dengan rambutnya, mata wanita itupun berwarna merah, dan ia mengenakan setelan
pengendara berwarna hitam yang kusam. Pakaiannya juga terlihat ketat, jadi
lekuk tubuhnya yang memuaskan itu bisa terlihat jelas bahkan di dalam ruang
bawah tanah yang redup. Terlebih lagi, bagian dadanya terbuka, dimana ‘bukit
kembar’ yang indah itu kelihatannya bisa jatuh kapanpun. Selain itu, rambut
yang melambai indah di belakangnya, dan telinga khas yang agak runcing itu
terlihat benar-benar menawan. Kebanyakan murid laki-laki tersipu malu meskipun
mereka tahu ini bukan waktu yang tepat.
“Kaukah
si Hero (Pahlawan) itu? Ya, kau, yang
memakai baju zirah berkilauan yang bodoh itu.”
“B-Bodoh…D-diam!
Aku tidak terima jika dibilang bodoh oleh seseorang dari ras Iblis! Lagipula,
untuk apa seorang ras Iblis berada disini!?”
Kouki
berbicara tanpa berpikir, amarah memulihkan dia dari keterkejutannya, dan mempertanyakan
tujuan wanita itu.
Akan
tetapi, wanita ras Iblis itu menganggap pertanyaan Kouki menyebalkan dan
mengabaikannya. Lalu, ia lanjut berbicara dengan malasnya.
“Haa!
Meskipun tidak penting… Yah, lagipula ini adalah perintah… Kau, maksudku kau
yang terlalu berkilauan itu. Maukah kau bergabung dengan kami?”
“A-apa
kau bilang? Bergabung… apa maksudmu!?”
“Kelihatannya
kemampuan pemahamanmu cukup rendah. Sesuai apa yang kubilang tadi. Undangan
untukmu, Tuan Hero. Aku ingin kau
bergabung dengan kami. Ada berbagai perlakuan istimewa juga, tahu?
Butuh
waktu bagi rombongan Kouki untuk benar-benar memahami kata-kata yang tidak
terduga itu. Lalu, teman-teman sekelas menatap Kouki, yang memelototi wanita
itu dengan raut muka tegang dan jijik. Seketika itu barulah mereka memahami apa
maksud wanita itu.
“Aku menolak!
Beraninya kau… memintaku untuk mengkhianati… Umat manusia… teman-temanku dan
orang-orang di dunia ini! Benar-benar sesuai dengan yang kudengar; ras Iblis
memang sangat jahat! Kau datang kemari dengan sengaja untuk mengajakku
bergabung dengan pihakmu, tetapi terlalu bodoh jika kau datang sendirian! Kami
menang jumlah. Jadi, menyerahlah sekarang!”
Jawaban
Kouki membuat teman-teman sekelasnya merasa lega. Mereka sudah menduga bahwa
Kouki akan menolaknya, namun mereka juga tidak bisa menyangkal jika sedikit
khawatir akan hal itu. Akan tetapi, teman-teman masa kecilnya, Ryuutarou dan
Shizuku, tidak mengkhawatirkannya sama sekali.
Di
sisi lain, wanita ras Iblis itu bahkan tidak memperhatikan penolakan langsung
Kouki, dan ia bergumam, “Oh, begitu.” Sebenarnya, Kouki menjawab dengan
berteriak, dan hal itu membuatnya kesal.
“Yah, atasanku juga bilang kalau teman-temanmu
boleh ikut, tahu? Jadi, bagaimana menurutmu?”
“Jawabanku tetap sama! Tidak peduli apa yang kau
bilang, aku tidak akan pernah mengkhianati umat manusia!”
Tanpa berunding dengan teman-temannya, Kouki, sang
perwakilan, langsung menjawab begitu. Dan seakan-akan mengartikan ajakan itu
sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, Kouki menggerakkan Holy Sword/Pedang
Suci-nya, yang lalu terlapisi cahaya. Tidak
ada gunanya merundingkan ini, dan aku akan menggunakan kekerasan jika kau tidak
mau menyerah juga!
Dibelakangnya, Nagayama dan Shizuku diam-diam
membuat suara dengan lidah mereka sementara
mengambil tindakan pencegahan ke sekitarnya atas wanita ras Iblis. Dengan
mempertimbangkan situasi, mereka bermaksud untuk merubah lokasi meskipun mereka
harus berbohong kepada wanita itu. Namun, Kouki sudah menjawab dengan marah
sebelum mereka bisa membahasnya. Karena itu, mereka berjaga-jaga jika ada hal
yang tidak terduga terjadi.
Tetapi
jika dipikirkan kembali, normalnya, tidak peduli seberapa mahir ras Iblis dalam
menggunakan sihir, mereka tidak mungkin datang ke tempat seperti ini sendirian.
Bahkan semakin sulit dipercaya jika ia bisa memusnahkan para demonic beast di lantai ini tanpa cela,
dan lagi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Jika ras Iblis memang sangat
kuat, dan ia berhasil melakukan semua itu, mereka pasti sudah menginjak-injak
umat Manusia sekarang.
Lagipula,
wanita ras Iblis itu bahkan tidak berkeringat sama sekali ketika sampai disini,
di depan 15 manusia itu. Pikirkan bagaimana ia menyembunyikan sisa-sisa pertarungan,
hal ini bisa membuat orang ketakutan dan mengira sesuatu sudah menunggunya saat
menginjakkan kaki di tempat ini. Juga, orang akan berpikir ia memiliki
keuntungan dalam segi geografis. Tidak akan aneh jika terjadi sesuatu.
Ketegangan
yang mereka berdua rasakan ini segera terbukti kebenarannya.
“Baiklah.
Aku tidak akan memintamu lagi. Juga… mengundangmu bukan prioritasku, jadi
jangan pernah berpikir aku tidak akan membunuhmu. Lutos, Havell, Enki. Waktunya
makan!”
Wanita
ras Iblis itu menyebutkan 3 nama dan, CRAAASH!
Suara benda yang pecah terdengar bersamaan dengan suara menderita Shizuku dan
Nagayama ketika mereka terlempar jauh.
“Guh!?”
“Gah!?”
Tidak
ada yang tahu makhluk macam apa yang membuat mereka berdua terlempar. Dengan
perintah wanita itu, mereka sadar daerah di sebelah kiri dan kanan Kouki
seketika terlihat buram. Ada sesuatu yang muncul dan mendekati mereka dengan
kecepatan yang sebanding dengan Ground
Shrinker, dan menyerang teman-teman yang belum siap, yang sejak tadi
memperhatikan percakapan Kouki dan wanita ras Iblis itu.
Bahkan
dengan tindakan berhati-hati Shizuku dan Nagayama sejak awal, mereka hampir
tidak bisa menyadari serangan tiba-tiba itu, dan bertahan untuk melindungi para
murid yang seketika menjadi sasaran bagi musuh tidak terlihat itu.
Shizuku
adalah tipe yang bertarung dengan cepat, jadi teknik pertahanannya rendah. Oleh
karena itu, ia menarik pedangnya melintasi daerah yang buram itu, dan ia
mencoba untuk mengurangi cedera yang
akan ia dapatkan. Akan tetapi, serangan musuh itu jauh lebih kuat dari yang ia
bayangkan, jadi pertahanannya hancur, dan ia terlempar ke tanah,
terengah-engah. Bahkan ada luka tipis di perutnya.
Nagayama
adalah “Seniman Bela Diri Yang Hebat,” yang memiliki kemampuan istimewa dalam bidang
pertahanan, bahkan di antara kelas hand-to-hand
fighter (Petarung Jarak Dekat). Dia memperoleh skill yang diturunkan dari “Body Strengthening” (Penguatan Tubuh),
yang disebut “Body Hardening” (Pengerasan Tubuh) , yang mirip dengan “Vajra”, dan kedua skill itu mempunyai
kredibilitas tinggi yang mana jauh lebih kuat dari sebuah perisai baja.
Ditambah lagi dengan sosoknya yang besar sekali, pertahanannya yang sulit
dihancurkan itu bisa dibilang sebagai ‘benteng manusia’.
Akan
tetapi, bahkan pertahanan Nagayama sekalipun dirusak oleh “makhluk-makhluk”
itu, dan terlempar jauh sementara memercikkan darah dari kedua lengannya yang
terluka parah. Dia hampir tidak bisa menghindari cedera karena jatuh ke tanah,
dan mendarat di atas rombongan Hiyama yang ada di garis belakang.
Suara
seperti kaca yang pecah itu berasal dari sihir pembatas yang diucapkan Suzu
sebelumnya; mirip seperti ketika Shizuku saat dalam kewaspadan maksimum. Itulah
yang segera ia lakukan ketika ia merasakan saat-saat genting yang terjadi.
Lokasinya ada di bagian belakang rombongan. Ia tidak merasakan apapun disana,
tetapi entah kenapa ia menggunakan pembatas itu tidak hanya untuk menyelubungi
Shizuku dan Nagayama, tetapi juga menyelubungi semua orang yang ada di bagian
belakang. Itu dilakukan menurut nalurinya, yang bisa dibilang berdasarkan pada
pengalaman pribadinya. Tindakan itu sangat tepat. Tanpa pembatas milik Suzu, daerah
buram yang ketika itu akan memotong-motong Nagayama dan teman-temannya tanpa
ampun.
Namun,
seketika Suzu terlempar kebelakang sebagai gantinya, karena berhasil melindungi
teman-temannya dengan baik, dan ia langsung menerima dampak dari penghalang
yang hancur itu. Untungnya, Eri ada tepat di belakangnya dan ia berhasil
menangkap Suzu, tetapi saat-saat genting ini masih belum berakhir, ketika ruang
buram yang ketiga itu tiba-tiba juga mulai bergerak dalam pengejaran mengikuti
daerah buram yang lainnya, melukai Shizuku dan Nagayama.
Karena
terjadi secara tiba-tiba, teman-teman sekelas yang tidak bisa bereaksi
menghadapi tiga ruang buram yang mendekati mereka… saat itu,
“Berikanlah
anugerah dan perlindungan cahaya kepada kami! “Heavenly Time (Waktu Surgawi),” “Heavenly Perimeter (Garis Pertahanan Surgawi),” “Heaven Interruption! (Gangguan Surga)”.”
Kaori
mengaktifkan tiga sihir cahaya di saat bersamaan tanpa mengucapkan mantra; ia
mampu menghilangkan beberapa mantranya.
Mantra
pertama adalah sihir pemulihan tingkat menengah, yang seketika menyembuhkan
Shizuku dan Nagayama yang terluka, terlempar, dan terjatuh ke tanah. Itu adalah
mantra sihir yang bisa menyembuhkan lebih dua orang atau lebih dari jarak jauh.
Cahaya redup berwarna putih tercurah di atas dua orang yang entah bagaimana
berhasil berdiri sambil merintih kesakitan; kecepatan penyembuhan mereka terlihat
abnormal.
Mantra
sihir kedua digunakan untuk membuat keberadaan Suzu dan teman-teman yang
lainnya tidak disadari oleh musuh-musuhnya. Cahaya putih redup yang lain
tercurah di antara mereka. Cahaya itu melayang, meluas, dan muncul di sekitar
mereka.
“Heavenly Perimeter” adalah sihir
penyembuhan tingkat menengah, dan itulah yang disebut auto-regen (Regenerasi otomatis). Meskipun durasinya lama, sihir
ini bisa memulihkan sedikit demi sedikit. Sihir ini membungkus apapun yang
dikelilinginya dengan cahaya yang terbuat dari kekuatan sihir saat diaktifkan.
Kaori menggunakannya, dan jumlah yang dipulihkan itu diatur pada titik
terendah, yang mana secara tidak langung mengungkapkan wujud musuh-musuh yang
tidak diketahui itu.
Yang
muncul di dalam cahaya putih itu adalah demonic
beast aneh dengan kepala singa, anggota tubuh mirip naga, cakar-cakar yang
tajam, ular sebagai ekornya, dan sayap seperti burung elang dipunggungnya —
yang mana disebut Chimera. Mereka
pasti memiliki sihir aneh untuk berkamuflase. Kemampuan mereka ini cukup merepotkan,
karena bukan hanya wujudnya, tetapi hawa kehadiran mereka juga. Namun,
kenyataannya mereka tidak bisa menunjukkan kekuatan penuhnya saat itu, dan
dengan demikian, bisa dibilang, daerah yang terlihat buram itu adalah suatu
berkat ditengah-tengah malapetaka.
Lagipula,
bahkan Shizuku dan Nagayama yang kecakapan bertarungnya bisa dibilang yang
terbaik dibandingkan teman-teman sekelasnya pun bisa dilumpuhkan hanya dengan
satu pukulan. Mereka musuh yang harus ditakuti. Kekuatan mereka benar-benar jauh
melebihi para demonic beast yang
mereka temui di lantai-lantai sebelumnya, dan pastinya jauh lebih kuat daripada
demonic beast di lantai ini.
Tiga
Chimera mempersiapkan cakar dan gigi
taring mereka, seakan-akan mereka mengetahui lokasi, bahkan meskipun mereka
diselubungi cahaya putih. Sasaran mereka Shizuku, Nagayama, dan Suzu. Tetapi,
cakar dan gigi taring mereka tidak bisa menyentuh mereka bertiga, karena tiga
perisai cahaya muncul di hadapan satu persatu dari mereka dan serangan itu
berhasil dihindari hanya berjarak satu ujung rambut, juga mereka sedikit bergerak sementara
perisai dihancurkan oleh serangan para Chimera.
Itulah
sihir pertahanan tingkat menengah, “Heaven
Interruption.” Tingkatannya lebih tinggi dari “Light Interruption”, sihir pertahanan cahaya tingkat pemula, yang
mana ada lebih dari dua perisai dibuat pada saat yang sama. Bahkan Suzu, sang “Barrier-user” (Pengguna Penghalang)
menggunakan sihirnya dengan melengkapi kembali tepi-tepi perisai yang hancur
dengan cepat. Ada kesempatan untuk menunda waktu, walaupun nantinya akan hancur
saat dilemahkan. Dalam hal ini, Kaori tidak bisa menandingi Suzu, yang
mempunyai keahlian khusus dalam membuat penghalang, karena ia tidak bisa
menggunakannya seperti Suzu, meskipun ia memiliki kecakapan yang tinggi pada
elemen cahaya. Paling-paling, ia hanya bisa melakukan penyesuaian menit kepada
perisai itu.
Namun,
perisai-perisai itu ada gunanya. Ketika penghalang Suzu yang kuat hancur dalam
satu pukulan, Kaori sadar perisainya tidak akan berguna, jadi ia memilih untuk
menghindari serangan-serangan itu. Dari awal, ia tidak menduga serangan
selanjutnya akan sama seperti yang sebelumnya, yang berarti ia harus
menyelamatkan diri sendiri atau akan gagal. Ia beruntung semuanya berjalan
lancar.
Tiga
Chimera yang serangannya berhasil
dihindari itu mulai marah dan bergerak untuk menyerang lagi. Ia tidak bisa
cukup lama mengulur waktu. Bahkan rasanya seperti para Chimera tidak menganggapnya penting. Akan tetapi, sulit sekali
untuk mengulur waktu pada saat itu, walaupun hanya untuk sesaat. Kouki dan
teman-temannya tidak mau melewatkan waktu sedetik pun.
“Menjauhlah
dari Shizukuuuu!!”
Jadi, bolehkah kita
menyerang Nagayama?, tidak ada yang berani mengatakan itu.
Mungkin karena efek rasa marah, Kouki meraung dan menggunakan “Ground Shrinker” agar langsung mengenai Chimera yang ada di dekat Shizuku. Kouki
bergerak dengan sangat cepat. Dia mengayunkan Holy Swordnya menuju ke leher Chimera,
dan pedangnya terlihat lebih berkilau.
Disaat
yang sama, Ryuutarou menghadapi Chimera
yang akan menyerang Nagayama yang menggunakan kepalan tangannya seperti dalam
posisi karate. Daripada serangan langsung, dia mengira akan lebih cepat jika
menyerang dengan kemampuan ‘artefak-bertipe-sarung-tangan’-nya, shock wave (gelombang kejut). Raungan
pertarungan terdengar dari Ryuutarou, dan kekuatan sihir memenuhi sarung tangan
itu.
Dan
lagi, Eri, yang menangkap Suzu tadi, mengulurkan tangannya, mulai mengucapkan
mantra sihir ketika ia merasakan keadaan genting ini seperti Suzu, dan sihir
api yang kuat pun aktif. Itu adalah sihir tingkat menengah yang disebut “Sea of Flame” (Lautan Api). Sesuai
namanya, sihir itu adalah sihir jarak jauh yang memanipulasi pasang surutnya
gelombang api. Bahkan musuh yang bisa bergerak cepat sekalipun tidak akan bisa
menghindari sihir ini dengan mudah.
Dengan
keunggulan dalam kekuatan dan kecepatan, Kouki mengayunkan Holy Swordnya dari atas ke bawah. Sementara kepalan tangan
Ryuutarou membuat gerakan hebat, menghasilkan gelombang kejut yang melaju
kedepan seperti peluru meriam. Pasang surut gelombang pembawa kematian milik
Eri menyentak sasarannya, mengubahnya menjadi debu dan abu.
Akan
tetapi…
“”ROOOAAAR!!””
“GuUURawwwr!!”
Tanpa mereka ketahui,
sesuatu sedang menyembunyikan diri mereka. Tiga buah bayangan mengaum dan menyerang
rombongan Kouki tepat sebelum serangan mereka akan langsung mengenai sasaran.
“”Hmmmph!?””
Kouki
dan Ryuutarou ketakutan karena situasi ini terjadi secara tiba-tiba. Dua
bayangan menyerbu Kouki dan Ryuutarou dengan kekuatan dahsyat, dan gada logam
di tangan dua bayangan itu diayun dengan kecepatan tinggi.
Seketika
Kouki menggunakan gaya sentrifugal pada pedangnya agar dapat memutar tubuhnya
sementara Ryuutarou mengangkat tangan kirinya ke arah gada yang akan mengenainya.
Karena kehilangan keseimbangan, Kouki berguling di atas tanah, dan Ryuutarou
terlempar karena pukulan musuh, setelah ia melindungi diri dari gada itu.
Yang
menyerang Kouki dan Ryuutarou adalah para demonic
beast berwujud mirip Brutal,
dengan tinggi 2.5 meter. Akan tetapi, meskipun mereka terlihat seperti monster-monster di RPG, seperti Orc dan Ogre (Raksasa), Brutal
terlihat seperti babi, sementara demonic
beast jenis ini sangat cerdas. Lagipula, tubuh mereka yang seperti Brutal itu sudah diperkuat hingga
mencapai batasnya. Pada kenyataannya, kekuatan dan kecepatan dari ‘serangan
kejutan’ sebelumnya bahkan tidak ada bandingannya dengan Brutal.
Di
sisi lain, meskipun Eri tidak menerima serangan langsung, efek psikologis yang
ia dapatkan jauh lebih hebat daripada Kouki dan Ryuutarou. Alasannya adalah,
bayangan itu seketika muncul dan membuka mulutnya, lalu langsung menghisap
lonjakan gelombang pasang surut itu. WoOOOoosh! Nyala api yang meluap-luap itu berkumpul di satu titik kemudian
menghilang. Bayangan itu menghisap semuanya hanya dalam waktu puluhan detik.
Yang
muncul di tempat dimana api menghilang tadi adalah demonic beast yang wujudnya seperti kura-kura dengan enam kaki.
Tempurungnya berwarna merah menyala, bagaikan luapan api yang tadi merubah
sasarannya menjadi abu.
Setelah
kura-kura enam kaki itu selesai menghisap api, dia pun sekali lagi membuka
mulutnya lebar-lebar. Disaat yang sama, tempurung yang ada dipunggungnya
bersinar dan muncul cahaya merah dari mulutnya yang terbuka itu. Bisa dibilang
terlihat seperti pengumpulan kekuatan sebelum sinar laser ditembakkan.
Melihat
hal itu, ekspresi tidak sabar muncul di wajah Eri; ia tidak tahu harus
melakukan apa lagi, karena ia baru saja melepaskan sihirnya. Namun,
ketidaksabarannya seakan hilang tertiup angin saat ia mendengar suara ceria
sahabatnya.
“Jangan
meremehkanku! Datanglah dengan berurutan, o’ cahaya perlindungan dan hiduplah
kembali sesuai kehendakku, “Heaven’s
Interruption”!”
Beberapa
saat kemudian, sepuluh perisai cahaya muncul berurutan di hadapan Suzu dan Eri.
Seluruh perisai itu didirikan secara diagonal pada sudut 45 derajat. Sinar
bersuhu super-tinggi ditembakkan oleh kura-kura berkaki enam pada saat yang
sama ketika perisai-perisai muncul, dan ditangkis ke atas, ke posisi dimana
perisai-perisai itu hancur.
Meskipun
begitu, kekuatan sinar tadi benar-benar jauh malampaui serangan para demonic beast sebelumnya, karena hanya
butuh waktu beberapa saat untuk menghancurleburkan perisai. Suzu menggertakkan
giginya dan mengucapkan mantra berurutan untuk membuat perisai baru, satu
persatu. Seperti yang diharapkan dari “Barrier-user”,
kecepatan pembuatan perisai bersaing dengan kecepatan kehancurannya dan berhasil menangkis sinar kura-kura
berkaki enam itu. Sedikit saja.
Sinar
yang ditangkis itu mengenai langit-langit, diikuti dengan getaran yang dahsyat,
menghancurkan sekelilingnya, dan mineral bahan tambang panas berjatuhan bagai hujan.
“Sial!
Apa yang baru saja terjadi!?”
“Apa-apaan
demonic beast itu!?”
“Sialan,
ayo kalahkan mereka sekarang!”
Hanya
sampai sini saja, rombongan Hiyama dan Nagayama keluar dari kebingungan mereka
dan bersiap untuk bertarung. Shizuku yang terluka dan Nagayama juga sudah
sembuh total, dan masing-masing mulai menyerang Chimera.
Shizuku
memasuki dunia yang super cepat ini, hingga bayangannya sendiri tidak terlihat.
Voom! Sosoknya menghilang
dengan suara ledakan, dan muncul tepat di belakang Chimera. Selanjutnya,
ia menggunakan teknik penghunusan pedang yang sudah kembali masuk ke sarungnya
sebelum ada yang memperhatikan.
“No Beat,” itu adalah skill yang memungkinkan adanya
perpindahan tanpa tindakan pendahuluan. Daripada bergerak mengandalkan
kecepatan saja, seseorang tidak bisa melihat perpindahannya, yang dipercepat
dan diperlambat dengan cepat. Sebagai tambahan, kecepatan penarikan dan tebasannya
semakin dipercepat karena skill Swordmanship (Pendekar Pedang).
Pedangnya bahkan lebih cepat dari istilah ‘secepat kilat’.
Demi
mengembalikan pukulan yang ia terima beberapa saat lalu, ia menggunakan salah
satu teknik rahasia Yaegashi, “Void
Severing (Pemotongan Kekosongan)” Teknik ini memotong daerah sesuai dengan
namanya; hanya dalam beberapa saat, kita dapat melihat lintasan pedang berwarna
perak, dan ekor ular Chimera itu
seketika terbelah menjadi dua.
“GURAaaaaWR!!”
Mengaum
penuh amarah, Chimera itu berputar
dan mengayunkan cakar tajamnya. Namun, serangannya tidak mengenai apapun;
Shizuku sudah berpindah ke sisi lainnya. Ia mengayunkan kedua pedangnya, dan
memotong sayap Chimera itu.
“Kuh!”
Shizuku
menggunakan kecepatannya untuk terus-menerus melukai Chimera. Akan tetapi, ekspresi Shizuku tidak berubah, dan tidak
sengaja mengeluarkan suara seakan ia baru saja terkena gigitan serangga. Itu
karena perhitungannya salah. Sebenarnya, Shizuku ingin menebas tubuh Chimera dalam sekali serangan, tetapi ia
gagal, dan ekor ular itu memasuki rentang penebasannya. Bahkan tebasan kedua
yang seharusnya bisa memotong tubuh Chimera
menjadi dua pun terhenti ketika Chimera
itu seketika membungkukkan tubuhnya tepat sebelum tebasan Shizuku dapat
menjangkaunya.
Chimera itu
tidak dapat mengikuti kecepatan Shizuku. Namun, bukan berarti makhluk itu tidak
bisa menyerang balik. Dia tidak dapat melihat sosok Shizuku, jadi hampir tidak
bisa merespon kecepatan Shizuku menggunakan kecepatan refleksnya; benar-benar
musuh yang merepotkan. Bahkan lebih dari merepotkan bagi Shizuku yang ingin
menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat dan menyelamatkan teman-temannya.
Lalu,
ia mengayunkan pedangnya untuk ketiga dan keempat kalinya, dan meskipun ada
banyak sekali luka di tubuh Chimera itu, lukanya terlalu dangkal untuk dianggap
mematikan. Sebagai tambahan, Chimera itu mulai terbiasa dengan kecepatan
Shizuku. Ekspresi tidak sabar muncul di wajah Shizuku.
Kejadian-kejadian
buruk terus berlanjut bagi Shizuku, tidak, bagi mereka semua.
“CAAAWWWW!!”
Ketika
ia mendengar suara jeritan yang tiba-tiba menggema di ruangan itu, cahaya merah
gelap membungkus ekor dan sayap yang terpotong di hadapannya, dan luka-luka Chimera itu seketika pulih. Efek dari
“Heavenly Perimeter” Kaori sudah diturunkan secara signifikan, dan demikianlah,
luka-luka itu tidak seharusnya sembuh dengan mudah, tidak peduli sedangkal apa.
Shizuku membuka matanya lebar-lebar dan melihat ke arah sumber jeritan itu,
sementara ia tetap waspada kepada Chimera
yang baru saja sembuh itu.
Begitulah,
tanpa sepengetahuannya, wanita ras Iblis itu berdiri dengan malasnya seperti
penonton yang tidak peduli. Gagak putih berkepala dua berdiri di atas bahunya, satu
kepala menoleh ke arah Shizuku. Lebih tepatnya, gagak itu menatap Chimera yang
ada di hadapan Shizuku.
“Bahkan
ada healer juga!?”
Ia
mengira pada akhirnya berhasil melukai musuh yang sulit, tetapi luka musuhnya
sembuh seketika. Bahkan di saat-saat terbaiknya, ia butuh waktu banyak untuk
memenangkan pertarungan. Namun, sekarang, ada seorang healer unggul di samping Chimera itu. Situasi ini membuat Shizuku
berteriak.
Bukan
hanya Shizuku, teman-temannya di tempat lain juga mengeluarkan teriakan pahit.
Kouki,
yang melawan makhluk-mirip-Brutal, hampir
menyelesaikan pertarungannya setelah dia memotong dalam-dalam tubuh Brutal itu dari
bahu hingga pinggang, tetapi kepala gagak yang lain hanya menatap luka itu, dan
ketika dia menjerit, semuanya seketika sembuh seakan waktu berjalan mundur.
Hal
yang sama juga dialami oleh Ryuutarou dan Nagayama. Brutal kedua yang dihadapi Ryuutarou itu, perutnya bahkan sudah
terlihat berlubang, seperti habis meledak, dan salah satu tangannya patah.
Namun, semua itu seketika sembuh ketika kepala gagak menoleh ke arah Chimera yang dihadapi Shizuku dan
menjerit. Malahan, Chimera yang
dihadapi Nagayama, yang bagian-bagian tubuhnya sudah ambruk pun seketika
sembuh.
“Kelihatannya
kau kesulitan. Apa yang akan kau lakukan? Maukah kau bergabung dengan kami
sekarang? Untuk saat ini, aku akan mengizinkanmu berpikir sebentar, tahu?”
Melihat rombongan
Kouki kesulitan bertarung, wanita ras Iblis itu bertepuk tangan dengan sabar
dan sekali lagi berbicara untuk mengundang mereka bergabung menjadi pihaknya.
Sejak awal, ia bertanya walapun sudah mengetahui jawabannya, dan dengan ekspresi
yang tetap terlihat dingin. Dugaannya ternyata benar.
“Jangan bercanda!
Kami tidak akan menyerah hanya karena ancamanmu! Kami tidak akan kalah! Dan aku
akan membuktikannya padamu! Baiklah, “Limit
Break (Pemecahan Batas)”!”
Kata-kata wanita ras
Iblis itu membuat Kouki berekspresi marah. Kouki menggunakan Holy Sword untuk menantang Brutal itu ketika dia mengayunkan gadanya,
dan menggunakan kesempatan ini untuk mengaktifkan “Limit Break”.
Dengan diselimuti
cahaya, Kouki berteriak, inilah akhirnya,
dan menyerang ke arah wanita ras Iblis itu.
0 Comments
Posting Komentar