SENSE MENDAKI DAN SANG PENDAKI
(Translater : Hikari)
"Oh
iya. Aku akan melakukan perjalanan hari ini. Mau ikut denganku?"
"Haa?"
Saat
itu sedang istirahat makan siang di sekolah. Saat kami mengobrol sementara aku
menyantap bekalku, Takumi tiba-tiba mengatakan hal itu.
"Ada
apa? Mendadak sekali. Event game? Atau mungkin mengantri rilis game baru?
Jangan-jangan kau mau pergi ke booth pameran perusahaan game atau
semacamnya?"
Saat
aku menatapi Takumi lekat-lekat, dia mengerutkan wajah dengan ekspresi kesal
dan menyangkal.
"Bukan.
Pertama-tama, untuk pergi ke event membutuhkan persiapan. Juga, lebih mudah
membeli game lewat online daripada mengantri menunggu di hari perilisan."
"Kau
benar-benar blak-blakan, ya."
"Aku
tidak mau bermain game yang kusuka sesegera mungkin, tapi lebih suka
memainkannya sedikit lebih lama."
Mendengarnya,
aku mendapatkan kesan yang sangat sesuai dengannya.
"Kalau
begitu, apa? Perjalanan, apa ini tentang OSO? Kenapa kau mau mengajakku?"
Ngomong-ngomong
soal yang kuingat kembali, meskipun dia biasanya berburu di dalam game, Takumi
memiliki anggota party tetap dan
mempunyai pilihan untuk membentuk party
sementara dengan kenalan-kenalannya. Tidak ada alasan untuk pergi mengajakku,
seorang perajin setengah-niat.
"Yang
lainnya baik-baik saja, begitulah. Sekarang waktunya untuk belajar dan
menjalani ujian, jadi kami tidak bisa menyamakan waktunya."
"Kalau
begitu, bagaimana kalau kau belajar juga…"
"Periode
ujian kita sudah selesai minggu yang lalu!"
Aku
tidak tahu bagaimana dengan sekolah yang lainnya, tapi ujian kami berakhir
minggu lalu dan suasana santai menyebar di kelas setelah menjalani ujian-ujian
tersebut.
"Juga,
kau tahu! Menyaksikan pemandangan yang sama itu kurang stimulasi, 'kan. Jadi,
aku berniat untuk mengubah keseharianku dengan sesuatu yang berbeda."
"Tetap
saja, kenapa kau mengajakku?"
"Tidak,
maksudku, Shun, kau belum pergi keluar akhir-akhir ini, 'kan?"
"Tentu
saja aku per——"
Dikatakan
seperti itu oleh Takumi, aku mencoba untuk menyangkalnya, tapi——
Aku
pergi sekolah, aku melakukan pekerjaan rumah tangga begitu pulang ke rumah,
istirahat sedikit dan mulai belajar.
Dan
selama waktu senggang, aku log in ke OSO, di mana aku mengecek penjualan potion 【Atelier】
dan menggunakan skill untuk membuat item
dengan cepat.
Juga,
kalau aku memiliki sedikit waktu, aku membuat ornamen dengan Sense 【Craftmanship】
untuk memasukkan material penguat yang kudapat dari perburuan item drop.
Dengan
menggunakan skill 【Craftmanship】
seperti 《Colouring》
dan 《Design》,
aku dengan bebas mengubah penampilannya dan setelah itu, aku kembali belajar.
"——Yah,
aku juga tidak merasa masalah dengan itu."
"Sudah
kuduga. Meskipun Miu-chan melihatmu di rumah, kudengar dari banyak player kalau kau tidak keluar dari toko
dan membuat mereka khawatir."
Setidaknya,
tunjukkan dirimu yang sedang penuh semangat pada kenalan-kenalanmu. Dikatakan
begitu, aku hanya bisa menggeram, tidak dapat mengelak.
"Aku
mengerti, astaga."
"Baiklah,
kau sudah setuju untuk pergi denganku! Sekarang, ke mana kita akan pergi?"
"Hei,
aku tidak bilang aku akan membuat party
denganmu!"
"Kalau
kau mau menunjukkan dirimu yang sedang bersemangat pada kenalan-kenalanmu, yang
paling baik adalah membentuk party,
ya 'kan?"
Memperlihatkan
senyum cerah, Takumi menenggak jus dari kemasan karton yang dijual di mesin
penjual otomatis dan mengangkat roti chip
butty[1]-nya ke mulut.
Yah
pada akhirnya, aku jadi menerima ajakannya.
Akan
tetapi, mengingat kembali aktivitasku akhir-akhir ini, aku memang merasa
mengunci diriku sendiri adalah hal yang buruk. Pergi keluar untuk berpetualag
berarti akan menaikkan Sense tempurku, tapi aku tidak terlalu mementingkannya.
"Tapi,
kenyataannya sulit untukku pergi berpetualang sendirian. Stats dan Sense-ku
termasuk serba guna."
"Shun,
aku tidak berpikiran pemilihanmu yang serampangan itu bisa begitu saja
diklasifikasikan seperti itu."
"K-kau
menyebalkan!"
"Yah,
ngomong-ngomong soal area yang tepat untukmu menaikkan level, sepertinya bagian
utara Kota Pertama."
Setelah
dia selesai minum jusnya, Takumi mulai menggigiti sedotan dan menyampaikan
idenya.
"Musuh-musuh
di situ cukup kuat dan item dropnya
cukup bagus. Karena untuk sementara ini kita sepertinya tidak akan berparty dengan teman-teman kita, kita bisa
fokus menaikkan level karaktermu dan mendapatkan uang."
"Dan,
motifmu yang sebenarnya?"
"Aku
menantang area yang terlalu tinggi untukku. Daya tahan senjata dan armorku
merosot, aku kehabisan potion dan
barang konsumsi lainnya juga. Keuanganku sedang bermasalah jadi aku harus
menutupinya."
"Sudah
kuduga."
Saat
aku menanyakan alasan Takumi yang sebenarnya, "tapi alasan menaikkan level
karaktermu juga benar", dia tetap menekankan hal itu.
"Jadi,
seperti apa area di bagian utara Kota Pertama?"
"Ada
sebuah area yang membentang di sepanjang pegunungan. Apa yang kuingin tangani
di sana adalah musuh-musuh yang ada di langit."
"Musuh-musuh
di langit? Yah, aku bisa mengerti tentang membagi tugas antara kau yang
menyerang dari jarak dekat dan aku dari jarak jauh, tapi…"
"Monster
yang memiliki EXP terbaik adalah Bunker Bee. Juga, kalau kau beruntung dan
mengalahkan monster langka yang disebut Queen, kita akan mendapatkan materiall
penguat."
"Aku
mengerti. Kau menangani yang darat, aku mengurus yang di langit. Mudah
dimengerti. Sementara itu, sambil aku mengincar Bunker Bee, aku akan berkeliling
mencari item untuk dipungut, terutama
tanaman herba dan bijih logam."
"Kalau
begitu setelah sampai di rumah, sebelum log in, aku akan mengirim pesan
padamu."
Ya,
ya. Setelah itu kami membicarakan tentang membuat penyesuaian dan beberapa hal
yang tidak berguna lainnya.
Setelah
sekolah selesai dan aku pulang ke rumah, aku mengecek email dari Takumi dan log
in ke OSO.
·
Tempatku
bertemu dengan Taku adalah depan toko serba ada di gerbang utara. Aku menemukan
Taku, di antara beberapa kumpulan orang yang sama-sama menunggu untuk bertemu
seseorang.
"Maaf.
Aku terlambat?"
"Tidak,
tidak masalah. Kau tepat waktu."
Bersandar
pada dinding, Taku memeriksa menunya
dan mengangkat tangan.
"Ayo
pergi berburu sesuai jadwal kalau begitu."
Saat
kami mulai berjalan, aku dapat merasakan tatapan dari sekelilingku berkumpul
pada satu titik. Meskipun aku merasakan pandangan-pandangan berbahaya yang
tidak menyenangkan, saat aku melihat ke sekitar aku tidak dapat menemukan
sumbernya dan memiringkan kepala dengan penasaran.
"——suh
di area itu adalah…hei, Yun. Kau mendengarkan tidak?"
"Ah,
ya. Maaf. Sesuatu mengalihkan perhatianku. Kita sedang membicarakan monster di
area sebelah utara, ya 'kan."
"Benar.
Jadi di area sepanjang pegunungan itu, di darat ada monster tipe tumbuhan yang
disebut Mad Seeds dan Rafflesian, di langit ada Aero Snake dan Bunker
Bee."
Dinilai
dari nama-namanya, monster-monster daratnya adalah jenis biji-bijian dan bunga.
Padahal belum lama ini kami bertarung melawan monster tipe tumbuhan seperti
bunga-bunga dan duri saat Quest Peri.
Dan, monster-monster terbang yang nantinya kuhadapi ada dua tipe, Aero Snake
dan Bunker Bee.
"Ciri
khas Mad Seed adalah mereka kecil dan karena itu sulit untuk diserang. Stats
dasar mereka rendah, tapi mereka memiliki banyak pertahanan. Dan ciri utama
mereka adalah——"
"Adalah?"
"——Mereka
meledak."
"Hee~,
mereka meledak…tunggu, mereka meledak?!"
"Yep.
Kalau kau tidak mengalahkan mereka dengan satu serangan, mereka akan mulai
menyala berkedap-kedip merah dan mendekati musuh mereka dengan kecepatan
abnormal, kemudian tiga detik setelah menempel pada seseorang, mereka meledak
dengan memberikan dampak serangan fisik."
"…uwahh."
Hanya
dengan membayangkannya saja kakiku mulai terasa lemas. Maksudku, musuh yang
melakukan serangan-bunuh-diri itu menakutkan.
"Kalau
kau bisa mengalahkan mereka dengan sekali serang, mereka adalah musuh yang
sangat bagus untuk dilawan. Kalau misalnya mereka kalah dengan meledakkan
dirinya padamu, kau akan mendapatkan EXP tapi kau tidak mendapatkan item drop dari mereka, jadi
berhati-hatilah."
Karena
kau tidak mendapatkan item drop kalau
mereka bunuh diri, aku merasakan sedikit pelecehan dari developer game dalam
hal itu, tapi misalkan beberapa dari mereka tersangkut di Mud Pool dan
menyebabkan ledakan berantai dalam waktu singkat, sebuah fenomena yang mirip
dengan serangan bonus Magic Gem-ku bisa saja muncul, jadi lebih baik
berhati-hati soal itu.
"Dan
jenis lainnya, Rafflesian, memanggil Mad Seed."
"…hanya
itu?"
"Tidak,
dia juga memiliki daya tahan terhadap fisik dan sihir yang tinggi. Biasanya
serangan fisik mereka di luar dugaan berdampak besar. Tapi karena jangkauan
serangannya jarak dekat, itu bukanlah sesuatu yang perlu kau khawatirkan dari
posisimu, Yun."
"Itu
saja? Kalau begitu, ada banyak monster yang mirip…"
"
Mad Seed yang dipanggil akan meledak sekalipun mereka tidak menerima serangan
apapun."
"Uwahh."
Itu
seperti taktik meta untuk melawan player
level rendah. Rafflesian memicu Mad Seed pada player untuk mengalahkan mereka dengan ledakan-ledakan. Dan, mereka
tidak mendapatkan item drop apapun
dari Mad Seed. Itu tidaklah terlalu menguntungkan tanpa level yang sesuai.
Tapi…
"Hei,
Taku. Kalau begitu, tidak bisakah kau memanfaatkan Rafflesian dan Mad Seed untuk
menaikkan Sense pertahanan?"
Kalau
hanya menerima serangan, itu bisa digunakan untuk menaikkan level Sense
pertahanan.
"Mungkin
saja menaikkan level Sense tersebut kalau kau mengabaikan biaya yang dibutuhkan
akibat dampak serangan pada armor dan penalti kematian, tapi ada lebih banyak
metode yang lebih efektif yang dikembangkan untuk itu. Jadi monster-monster itu
tidak cocok untuk menaikkan level."
Dia
dengan mudahnya membuang usulan tersebut. Sepertinya sudah ada orang-orang yang
mencoba metode menaikkan level yang kuusulkan barusan.
"Aero
Snake dan Bunker Bee adalah ular terbang dan kumpulan lebah besar, jadi aku
akan menjelaskan soal mereka nanti."
"Itu
benar-benar payah. Dasar…kalau begitu, haruskah aku memasangkan enchant sekarang?"
"Tentu,
lakukan saja. Kita akan berada di area utara tidak lama lagi. Begitu kita
menemukan musuh, kita akan mengalahkan mereka satu demi satu sambil bergerak ke
lereng gunung."
"Baiklah.
《Enchant》
——Attack, Defence, Speed!"
Aku
menaruh tiga enchant dan kami
bergegas menuju pegunungan di utara.
Kemudian
tidak lama kemudian kami menemukan monster yang begitu menarik perhatian dengan
bunga-bunga merah berbercak-bercak di permukaannya——dengan kemunculan
Rafflesian itu, kami memulai pertempuran.
——*KYOEEEEE*, bersuara melengking
mengerikan, Raffelisan itu mengangkat bunga-bunganya yang indah ke atas dengan
imutnya dan mengerutkannya, memuntahkan serbuk sari bunga beracun, kemudian
mulai mengayunkan sulur-sulurnya.
"Yun!
Kau bidik Rafflesian! Aku akan menghadapi lawan-lawan yang lemah!"
"Baik!"
Aku
mengangkat busurku dan memantapkan bidikanku pada Rafflesian. Sementara itu,
Taku menghunuskan long swordnya di
kedua tangan dan menebas Mad Seed yang dipanggil oleh serbuk sari yang dikeluarkan
oleh Rafflesian dengan satu serangan tiap kali menyerang.
"Sekarang!
Ayo sini!"
Bersuara
nyaring, dia memancing Mad Seed yang terlihat seperti biji pohon ek dan terus
mengayunkan pedang-pedangnya.
Saat
dia mengendalikan long sword itu
dengan kedua tangannya, saat terkadang Mad Seed melewati tebasannya, dia
terkadang menghempaskan mereka menjauh dengan gagang pedang.
Saat
beberapa individu itu menerima serangan dan mulai menyala sebelum meledak, Taku
mengambil satu langkah maju dan membunuh mereka sebelum mereka mulai bergerak.
"Whoops,
hampir saja. Benar-benar latihan yang bagus untuk mempertahankan diri."
"Tidak
mungkin, kau bilang ini latihan mempertahankan diri?!"
Saat
lawan menerjang ke arahnya, Taku memprioritaskan menyerang mereka dengan segera
sebelum bertindak untuk mengalahkan mereka, membuatku merasakan perbedaan dalam
penilaian kami.
Dia
terkadang menghindari dengan langkah kaki ringan, menangkis Mad Seed dengan
bagian samping pedang dan memukul mereka dengan bagian pegangan pedang.
Pergerakan
optimal untuk pertahanan diri yang terlihat seperti tarian yang indah.
"Ups,
bukan waktunya untuk kagum. Aku harus melakukan bagianku."
Aku
menenangkan diriku sendiri dengan menarik napas dalam-dalam dan menarik tali
busurku hingga batasnya. Aku membidik bagian tengan Rafflesian.
"——
《Bow Skill – Arrow Stitching》!"
Anak
panah yang kekuatannya telah ditingkatkan dengan Art menembus kepala Mad Seed
dan menusuk bagian tengah bunga merah dengan tutul-tutul berwarna putih dan
Rafflesian itu menjerit melengking menyeramkan.
Rafflesian
tidak kalah hanya dengan satu serangan dan dengan sembarangan mengayun-ayunkan
sulur-sulurkan. Dia mencoba untuk memblokir anak panah, tapi aku menembakkan
anak panah kedua dan ketiga dengan akurat, mendaratkan serangan.
Tapi
Rafflesian itu tidak roboh dengan mudah. Seperti yang diduga dari monster tipe
tumbuhan, HP mereka dan ketangguhannya luar biasa tinggi.
"Ayo
cepat…kalahlah!"
Seakan-akan
menjerit, aku menusuk pusat Rafflesian dan akhirnya mengalahkannya. Begitu aku
merasa lega, aku mendengar Taku memanggilku.
"Yun!
Aku memukul salah satunya tapi dia melewatiku!"
"Eh?
Woah‼"
Sesosok
Mad Seed berbentuk biji ek menyerbu ke arahku. Dia sudah dipukul oleh gagang long sword Taku saat dia mempertahankan
diri dan kini sedang bercahaya berkedap-kedip sebelum meledak.
Saat
aku melihat itu, kemampuan 【Sky
Eyes】 aktif secara otomatis dan jalannya
waktu yang kulalui pun memanjang.
Aku
segera membuang busur dan menarik keluar pisau dapur dari sarungnya yang ada di
pinggang lalu mengayunkannya, memegang pisau tersebut dengan genggaman terbalik
dan membelah biji tersebut. Pada saat yang sama, sensasi waktuku kembali normal
dan Mud Seed yang berkedap-kedip berkali-kali pun jatuh ke tanah lalu
menghilang menjadi partikel-partikel cahaya.
"Maaf.
Aku mendorongnya ke arah yang salah."
"Tidak,
tidak apa-apa, walaupun itu sedikit buruk untuk jantungku."
Haa,
saat menghela napas dalam-dalam, aku mengarahkan tatapanku pada Taku. Dia
sedang menangani Mad Seed terakhir.
Aku
mengambil kembali busurku dari tanah dan menaruh pisau kembali ke sarungnya di
sabukku. Meskipun aku dapat menyerang balik dalam sekejap dengan pisau, kalau
peristiwa yang sama terulang kembali, aku tidak yakin kalau aku bisa bereaksi
seperti itu lagi.
"Haa,
kalau aku diserang seperti itu lagi, aku mungkin akan terpaku di tempat dengan
kepala kosong."
"Hmm.
Benarkah? Yah, nantinya terbiasa."
Jadi
supaya terbiasa dengan hal itu, aku harus diserang secara tiba-tiba, ya. Aku
menghela napas.
"Mad
Seed adalah masalah lain, tapi Rafflesian memiliki daya tahan yang cukup
tinggi. Kau sebaiknya menemukan cara untuk mengalahkan mereka dengan lebih
cepat, Yun."
"Lebih
cepat daripada itu?!"
"Kalau
kau bisa tentunya."
"…Aku
akan berjuang sebaik mungkin."
Kalau
begitu, aku harus menemukan metode yang lebih optimal untuk bertarung.
Dari
metode-metode penyerangan yang kupunya saat ini…saat aku menggeram memikirkan
itu, tiba-tiba tawa Taku terdengar.
"Ke-kenapa,
tiba-tiba tertawa?"
"Bukan
apa-apa. Tadinya kupikir kau sial karena memilih Sense yang tidak berguna, tapi
kau bisa bertarung cukup baik sekarang."
"Itu
bukan masalah kesialan. Aku hanya jadi terbiasa dengan Sense-Sense itu."
Itu
adalah salah satu alasan kenapa aku tidak menggunakan senjata lainnya.
Meskipun
sepertinya Taku memujiku, aku kebingungan harus bereaksi seperti apa.
"Daripada
begitu, ayo mulai lagi. Kita tidak punya banyak waktu."
Aku
mendesak Taku yang sedang tertawa dan kami maju lebih jauh.
Beberapa
kali kami bertemu dengan sekumpulan Rafflesian dan Mad Seed, dan setelah
mengulanginya, kami tiba di pinggir pegunungan.
Sementara
itu, aku dapat menyarangkan serangan lebih efektif pada Rafflesian dengan
menggunakan 《Elemental Enchant》
api pada senjataku, tapi karena menggunakan Fire Elemental Stone, aku harus
berhati-hati dengan jumlah yang tersisa.
·
Dan,
yang menunggu kami saat tiba di gunung——
"Woah,
tebing ya. Dan ada monster-monster di sana."
"Apa
yang sedang kau lihat saat ini, Yun, adalah Bunker Bee."
Taku
berkata demikian dan di depan sana yang dia tunjukkan dengan jarinya, lebih
dari tiga puluh meter di atas langit, terdapat dua jenis monster terbang.
Satunya
adalah sekawanan monster tipe lebah, tapi mereka memiliki bentuk yang
berbahaya. Bagaimanapun, sungut mereka meruncing di perutnya dan sangat tebal.
Terlebih lagi, mereka tidak bergerak sendirian tapi dalam kawanan beberapa
lebah.
"Jadi
inilah Bunker Bee."
"Ya.
Ada banyak dari mereka di sini dan mereka turun untuk menyusuri rute patrol
mereka. Metode menyerang mereka adalah mengikuti player sebagai sebuah grup dan menusukinya dengan sungut mereka
tebal."
"Se-seram!"
"Terlebih
lagi, kalau kau sedang dalam pertempuran yang membingungkan melawan Rafflesian
dan Mad Seed, tubuhmu akan berubah menjadi sarang lebah dan kau akan menderita
badai ledakan!"
Aku
tidak ingin informasi semacam itu. Aku mungkin tidak akan bisa berdiri dengan
tubuhku yang ditusuk-tusuki jarum-jarum tebal berkali-kali dan ditelan oleh
ledakan beruntun Mad Seed. Tentu saja, itu maksudnya mental dan HP-ku tidak
akan bisa bertahan.
"Bunker
Bee memiliki kekebalan dan daya tahan tubuh yang rendah. Ciri-ciri mereka
adalah mengkhususkan diri dalam serangan dan kecepatan. Musuh jenis lainnya
adalah Aero Snake. Jumlahnya sedikit dan tidak akan turun untuk menyerang
kecuali diincar. Mereka adalah ular normal yang terbang."
Saat
dia berkata begitu dan aku melihat ke arah lain, aku melihat ular-ular dengan
tubuh berwarna hijau dan sayap yang mirip kelelawar yang sedang berenang-renang
di langit. Daripada disebut terbang dengan sayap, gerakan melenggang mereka di
udara membuatnya lebih terasa seakan mereka sedang berenang di udara.
Sepertinya mereka menggunakan sayap mereka untuk bergerak cepat naik turun.
Untuk
jumlahnya, ular-ular itu bergerak sendirian dan para lebah bergerak sebagai
gerombolan yang terdiri dari sembilan ekor rata-ratanya. Di antara para lebah
itu, ada kemungkinan terdapat seekor yang khusus disebut Queen, tapi aku tidak
tahu apakah itu ada.
"Mmhh…"
Mengawasi
lekat-lekat ada sekumpulan lebah hitam legam di atas kami, aku membayangkan
saat begitu banyak lebah mendatangiku dengan suara dengung rendah dan aku mulai
merasa ketakutan.
"…hei,
Taku. Bagaimana kalau kita menyerah soal Bunker Bee? Bukankah Rafflesian
cukup."
"Berhenti
bersikap manja. Dibandingkan dengan naga dan monster raksasa, ini masih
biasa-biasa saja."
"Sekalipun
kau membandingkan jenis rasa takut yang berbeda…"
Ayo
cepat lakukan, katanya dan benar-benar mendesakku dengan tatapannya. Walaupun
aku balas memelototinya, pada akhirnya akulah yang menyerah.
"Baiklah.
Tapi lindungiku dengan benar."
"Aku
tidak akan gagal soal itu. Jadi, kuharap kau akan mendapatkan sang Queen dengan
keberuntunganmu."
Bahkan
di umur segini pun aku lemah terhadap senyuman biasa penuh kepercayaan yang
ditujukan padaku. Ya ampun…aku merespon dan setelah menghela napas panjang, aku
menarik napas dalam-dalam.
Menarik
sebatang panah di busur, aku membidik Bunker Bee di langit.
Tidak
seperti Rafflesian yang hampir tidak bergerak sama sekali, setiap lebah
bergerak dengan penuh semangat dan tidak mungkin untuk menyelesaikannya dengan
bidikanku saja.
Dan
karena itulah, aku mengincar kawanan yang paling padat populasi lebah-lebah
hitamnya dan menembakkan sebatang anak panah.
"Ini
sulit bahkan untukmu sekalipun, Yun. Yah, sudah seharusnya. Lain ceritanya
kalau sihir serangan area, busurmu hanya bisa menyerang ke satu target."
Seperti
yang Taku katakan, panah yang ditembakkan menghilang jauh ke langit tanpa
menjatuhkan satu lebah pun.
Dan,
kenyataan itu tidak melukai kebanggaanku sebagai seorang archer sedikit pun.
"Aku
pasti akan membuat mereka turun."
Karena
diperlukan serangan area daripada kekuatan dan efeknya, aku menyiapkan sebuah
Art yang tidak biasanya kugunakan.
"Taku,
aku akan melakukan sesuatu jadi urus sisanya."
"Ohh,
kau merencanakan sesuatu?"
Merasa
ini menarik, Taku tersenyum penuh semangat tempur dan mengangkat kedua
pedangnya untuk bersiap-siap menahan serangan.
"《Enchant》
——Attack, Speed. 《Elemental
Enchant》 ——Weapon."
Aku
menaruh enchant kecepatan dan
serangan pada diriku sendiri, dan semakin jauh dengan menaruh enchant elemen angin pada senjata.
Dan
kemudian, membidik kerumunan lebah hitam di langit, aku memicu sebuah Art.
Aku
tidak mengincar satu individu saja, tapi keseluruhan kawanan.
"——
《Bow Skill – Gust of Wind》!"
Art
yang kudapatkan dengan mencapai level tertentu membentuk ekor hijau di belakang
panah yang kutembakkan saat menghujam menembus kerumunan lebah.
Tanpa
mengenai lebah manapun, panah itu menembus kawanan, tapi sedikit penundaan,
sebuah tekanan dari angin hijau telah menyebar dan mengenai seluruh lapisan
lebah hitam yang berkerumun di udara.
Saat
para lebah mendapat damage dari
tekanan angin yang ditimbulkan lintasan panah, jumlah mereka berkurang.
Bukan
hanya melukai seekor lebah saja, HP seluruh kawanan itu menurun drastis.
Tetap
saja, lebah-lebah yang jauh dari tempat panah itu melintas tetap hidup dan
baik-baik saja meskipun menerima damage.
Mengenali kami sebagai musuh, mereka pun turun.
"Yun!
Art itu…!"
"Akan
kujelaskan nanti, sisanya datang!"
Menyadari
musuhnya, mata bulat Bunker Bee menjadi merah dan mereka menyerbu secara serempak
mendekati kami.
Meskipun
waktu tunggu penggunaan Art masih belum selesai, lebih mudah membidik
monster-monster yang mendatangi kami daripada mengincar saat mereka membentuk
angka 8 di langit.
Aku
menembakkan panah demi panah dan aku menjatuhkan beberapa lebah. Akhirnya
Art-nya tersedia lagi dan aku menggunakannya.
"——《Bow Skill – Gust of Wind》!"
Sekali
lagi aku menembakkan Art yang sama dan sebagian besar lebah yang berkumpul itu
pun hancur.
Meskipun
sebagian besar lebah yang kubidik kalah, para lebah yang menyerbu ke arah kami
terlalu dekat dan aku tidak bisa menggunakan Art yang sama lagi untuk melawan
mereka.
Aku
mengganti senjataku dari busur ke pisau dapur lalu menebas lebah-lebah yang
datang.
Sementara
aku menyerah menggunakan panah untuk memotong lebah-lebah itu satu persatu,
Taku menebas beberapa, menyingkirkan sisa-sisa lebah dengan segera.
Begitu
HP kerumunan Bunker Bee mencapai titik nol, para lebah yang bertarung sejauh
ini pun melarikan diri ke langit secara serempak.
Mengundurkan
diri saat sekian persen dari kerumunan itu lenyap, mereka seperti pasukan
tentara. Berpikir demikian, aku menyaksikan mereka pergi.
Dan
meskipun hanya sebuah pertarungan tunggal, aku menerima begitu banyak item drop dari satu kerumunan Bunker
Bee. Memastikan ada banyak item drop,
aku dengan girangnya melakukan tos dengan Taku.
"Apa
itu! Jadi kau punya serangan area!"
"Yah,
aku tidak punya banyak kesempatan untuk menggunakannya dan kekuatannya cukup
lemah."
Sedikit
malu, aku menggaruk ringan pipiku dengan satu jari. Art yang kubuat dengan
tekanan angin memiliki damage yang
lebih rendah daripada serangan panah biasa. Terlebih lagi, damagenya semakin berkurang dengan semakin jauhnya musuh dari titip
panah itu melintas.
Karena
itulah lebah-lebah yang jauh dari panah itu tetap selamat. Kalau itu sihir,
mungkin saja semua lebah tersebut akan menerima damage yang sama dalam jangkauan efeknya, pikirku.
"Yah,
jangan berkecil hati. Kita punya cara menyerang yang cukup bagus. Ayo, incar
yang berikutnya! Berikutnya!"
"Ya,
baiklah! Ayo kalahkan mereka lagi!"
Setelah
Rafflesian dan Mad Seed, kami mengincar Bunker Bee dan terus berburu. Meskipun
kami bertarung sambil memikirkan material penguat dari item drop monster yang disebut Queen, tapi monster yang satu itu
benar-benar muncul dan kami hanya lanjut mengumpulkan item drop dari beberapa kawanan yang kalah.
"Kita
mengulanginya beberapa kali dan aku mulai terbiasa dengan Bunker Bee, tapi aku
tidak berhasil memunculkannya satu pun. Dan dalam pertempuran berturut-turut
juga."
"Mau
bagaimana lagi, 'kan?"
"Tidak,
tapi, hmm."
"Mengkhawatirkan
sesuatu? Atau mungkin kau capek?"
Taku
berbalik saat aku mengerang.
Tidak,
itu bukan masalah besar, tapi…
"Aku
sedikit capek, tapi…aku tadi berpikir kalau aku tidak punya waktu untuk
mengumpulkan herba atau bijih logam dan semacamnya."
"Kau…melupakan
hal itu saat kau berburu atau menaikkan level."
"Tidak,
maksudku! Kita sudah sejauh ini, itu sayang sekali!"
Saat
aku menekankan hal tersebut, aku terlihat menyedihkan.
"Tapi,
mereka berpatroli di area yang luas dan kau tinggal di satu tempat untuk waktu
yang lama. Karena itulah, kalau kau dengan santainya mengumpulkan item, kita akan kehilangan langkah awal
dalam pertempuran."
"Ta-tapi,
sepanjang gunung ini hanya ada Bunker Bee."
"Tidak
masalah kalau aku menghadapi Bunker Bee itu, tapi beberapa dari mereka pasti
akan lolos untuk menyerangmu, dan kalau aku mengumpulkan item dan kau kelolosan beberapa dari mereka, aku akan mati."
Grrr,
apa tidak ada cara untuk mengumpulkan item
dengan aman, pikirku, dan aku teringat dengan item tertentu.
"Kalau
begitu, misalkan kita bisa menangkal Bunker Bee, tidak ada masalah, 'kan?"
"Seandainya
ada item sepraktis i…ahh, ada
satu."
Meskipun
ini terbatas untuk monster tipe serangga, aku mengeluarkan item yang tidak dapat didekati mereka——item 【Insect
Repelling Incense】.
Kalau
aku menggunakan dupa berbentuk lingkaran ini, para Bunker Bee tidak akan bisa
mendekat. Dengan kata lain, area di sekitar pegunungan di mana hanya Bunker Bee
yang muncul akan aman.
"Aku
mengerti. Jadi dengan menggunakan itu, kau membuat area aman sementara."
Tergantung
lokasinya, ini bisa digunakan untuk memastikan tempat istirahat. Aku pernah
kehabisan stok karena aku menggunakannya untuk melarikan diri, tapi aku
membuatnya lagi dan menyimpannya di inventory.
"Baiklah.
Pergilah dan gunakan itu untuk mengumpulkan item
dengan aman."
Aku
segera menyalakan 【Insect
Repelling Incense】
itu.
"Kalau
Bunker Bee tidak lagi bisa mendekat, kau bisa menyapu habis mereka secara
sepihak dari jarak jauh. Itu kedengarannya menyenangkan."
Di
depan di tempat yang dia lihat, para serangga berpencar di udara saat bereaksi
terhadap asap 【Insect Repelling Incense】
dan melarikan diri dengan berpindah ke belakang lereng gunung.
Seperti
yang kuduga, aku tidak bisa membidik saat mereka bersembunyi, jadi tindakan
Taku menyapu habis mereka adalah hal yang mustahil.
"Kalau
begitu aku akan mengumpulkan item di
lereng. Kau bisa beristirahat sebentar, Taku."
"Ya,
aku akan melakukannya. Tapi tetap saja, item
dengan penggunaan terbatas, ya."
Hmm,
Taku menempatkan sebelah tangannya di dagu dan terus menatapi 【Insect
Repelling Incense】
yang ada di tanah saat benda itu terus berasap.
"Bisakah
kau memberiku beberapa 【Insect
Repelling Incense】
ini? Sepertinya berguna."
"Tentu,
tapi kau tetap harus membayarnya."
"Tentu
saja, aku bisa membelinya di sini sekarang juga."
Karena
dia berkata begitu, aku mengeluarkan lima 【Insect
Repelling Incense】 dan
menyerahkannya dengan melemparkannya dan menerima pembayarannya.
"Makasih."
"Sama-sama.
Kalau begitu, aku akan mulai menggali di titik penggalian lereng ini."
Aku
mengeluarkan beliung untuk menggali dari dalam inventory. Lokasi titik penggalian muncul di dinding dan aku
mengayunkannya ke sana.
"Yun!
Aku akan berjaga-jaga, jadi berbagilah sedikit denganku!"
"Kalau
begitu, bagaimana kalau 50 banding 50?"
"Itu
terlalu adil. Aku mungkin tidak akan melakukan apapun, 'kan——?‼ Yun,
minggir!"
Aku
tidak terlalu keberatan kalau setengah banding setengah dan mengayunkan
beliungku, dan saat itulah Taku menjadi panik.
Apa?
Dan dari arah yang dituju Taku, sebuah suara datang dari langit di mana para
lebah menghilang.
"——UOOOOOOoOooooooaaa‼"
Sebuah
suara berat pria. Teriakan yang bisa saja peringatan ataupun yang lainnya
dengan cepat mendekat dari kejauhan. Tidak, suara itu jatuh dari tebing.
Peristiwa
mendadak ini menyebabkan pikiranku membeku dan aku berhenti bergerak.
(Sial,
tidak disangka aku tidak bisa bergerak di saat-saat seperti ini! Kenapa
bereaksi saat Mad Seed menyerbuku dan malah tidak saat ini!)
Saat
aku merutuki kaki-kakiku yang tidak bergerak dalam pikiranku——
"Yun!
Menghindar ke sini!"
Melihatku
tidak bisa bergerak, Taku menarik lenganku dan melompat menjauh dari titik
tersebut. Beliung yang kupegang terjatuh saat lenganku ditarik kuat-kuat, dan terhempas
dalam pelukan Taku. (TL :UKYAAAA! Eh, ini cowok sma cowok, sih tapi….KYAAAA‼
>o<)
"UOOOOOoooo——"
Aku
memandangi orang yang terjatuh dari atas tebing.
Dia
memiliki tanda-tanda pertempuran yang baru saja terjadi. Dan, dengan cedera
akibat jatuhnya itu, HP-nya terkuras sepenuhnya di depan kami.
Ini
mungkin pertama kalinya aku menatap begitu cermat saat HP seseorang menjadi 0.
Tubuh player itu terjatuh telentang
dan tidak bergerak sama sekali.
Player yang
terjatuh itu mengenakan armor kulit tebal yang kelihatan tahan lama dan sebuah
helm logam yang kelihatan kokoh di kepalanya. Sepatu bot yang dipakainya adalah
sepatu untuk mendaki. Dia adalah seorang pria berotot, di punggung dan sabuknya
terdapat tas ransel dan tali-tali pengikat, dan juga diperlengkapi dengan
tambang.
Astaga,
apa yang sedang kulakukan, dengan tenangnya mengamati orang itu di sini——
"Pada
saat seperti ini, uh——harus menggunakan Revival Medicine!"
Sebelum
aku dapat bergegas mengeluarkan Revival Medicine, mata pria itu terbuka dan dia
menatapi kami.
"Hyah?!
Dia bangun!"
Pria
tewas itu baru saja bangun begitu saja! Pikirku. Tapi selama memiliki Revival
Medicine, orang bisa bangkit sekalipun HP mendarat di titik 0.
Setelah
terbangun, pria berotot itu mengangkat bagian atas tubuhnya, mengeluarkan
sebotol potion dari dalam inventory dan memulihkan HPnya dengan
benda itu.
"Maaf.
Tidak bermaksud menakuti kalian. Aww~, kupikir aku akan mati."
Kalau
ini adalah kenyataan, aku pasti mati. Player
pria berotot itu berkata dan tertawa terbahak-bahak.
"Apa?
Apa aku mengganggu kencan anak-anak muda?"
"HAa?!
… …?‼"
Dikatakan
seperti itu oleh pria di depanku, aku teringat oleh kondisiku. Aku terlihat
dalam keadaan mematung dalam dekapan Taku yang menangkapku.
Aku
menjauh dari Taku dengan terburu-buru dan untuk menenangkan diriku sendiri, aku
bergumam berulang kali sambil menarik napas.
("Mau
bagaimana lagi. Mau bagaimana lagi. Fuu-haa, fuu-haa.")
"Yun?
Kau tidak apa-apa?"
"Y-ya!
Aku baik-baik saja!"
Ditegur
Taku, aku pun merespon dengan suara melengking tinggi, tapi aku akhirnya
berhasil menenangkan diri dan sekali lagi menghadapi player yang jatuh dari tebing itu.
"Maaf
soal itu. Pria tua ini tidak bermaksud mengganggu kencan anak muda dan
nona."
"Bukan,
aku bukan nona. Aku ini laki-laki."
"Apa?
Malu dengan kencanmu?"
"Kenapa
malah seperti ini!"
Wahahaha,
saat pria berotot itu tertawa terbahak-bahak, aku menekankan telunjukku di ke
pelipis untuk menahan rasa sakit kepalaku.
Yang
benar saja, kenapa jadi seperti ini.
·
Si
pria yang tertawa terbahak-bahak itu bernama Ivan. Dia kelihatan begitu tangguh
sampai rasanya tidak mungkin dia bisa jatuh dari tebing yang tingginya segitu.
Setiap kali dia tertawa otot-ototnya membesar dan aku berilusi bahwa armor kulit
yang dia pakai menjerit.
"Jadi
pak tua Ivan, kenapa kau di sini?"
"Saat
aku mendaki karena hobiku, aku membuat kesalahan kecil."
Untuk
soal mengobrol dengan Ivan, kuserahkan saja pada Taku. Sementara itu, aku
mengayunkan beliungku untuk mengambil material dengan menggali di titik
penggalian di samping tebing.
Di
antara suara denting nyaring benturan bebatuan, aku mencuri-curi dengar
percakapan Taku dan Ivan.
"Aku
adalah yang kau sebut dengan player
pelaku hobi. Aku menggunakan salah satu Sense, 【Climbing】
untuk berulang kali mendaki tebing-tebing dan bebatuan itu."
Pendakian,
bahkan berjalan di pegunungan Jepang modern membutuhkan waktu berjam-jam untuk
persiapannya, jadi di dalam OSO di mana seseorang bisa menemukan area alam yang
sesuai keinginan dan suasana hatimu, mudah sekali untuk melakukannya.
"Hee,
jadi kau melakukan hal semacam itu."
"Ya,
pegunungan adalah hal yang hebat! Itu adalah romansa pria!"
Ivan
berbicara tentang kehebatan pegunungan saat dia membentangkan lengan tubuhnya
yang besar seperti gunung. Taku duduk bersila dan berbicara dengan Ivan sambil
menatapnya langsung.
"Yah,
itu tidak aneh. Di antara player kenalanku
ada beberapa yang suka memancing, tapi karena mereka tidak bisa memancing di
hari-hari kerja, mereka mengambil Sense 【Fishing】
dan melakukannya di OSO."
"Aku
juga sama. Aku menengar tentang game ini dari seorang kenalanku. Aku sendiri
tidak berminat dengan gameya, tapi aku mulai melakukannya demi hobiku."
Wah,
kau benar-benar tahu banyak, Nak. Ivan berkata dengan senangnya.
"Jadi,
kenapa sampai terjatuh dari tebing itu?"
Aku
menghentikan lenganku yang sedang mengayunkan beliung dan mendengarkan jawaban
Ivan.
Melipat
lengannya, Ivan mengerang dan mengerutkan alis.
"Ini
sebenarnya cerita yang menyedihkan. Aku terjatuh dari tebing itu karena
lebah-lebah. Mendadak sekumpulan lebah menyerbu ke arahku. Aku mencoba
menyingkirkan mereka tapi malah dikalahkan. Tapi itu bukan masalah besar
dibandingkan dengan badai dan longsor salju di pegunungan bersalju di tengah
musim dingin sebenarnya." (TL :…tangguh…dan menyeramkan…)
Ada
banyak hal yang ingin kutanggapi.
Mengalami
badai dan longsor salju di dunia nyata adalah hal yang luar biasa, tapi
memikirkan fakta bahwa dia diserang lebah dan kaitannya dengan tindakanku dan
Taku tepat sebelum itu…
"…Yun."
Taku
menatapiku. Aku menaruh beliung kembali ke inventory
dan duduk di sebelah Taku di depan Ivan.
Ayo
bicara jujur dan meminta maaf.
"…um,
ini hanya kemungkinan, tapi…kurasa kami mungkin alasannya kenapa gerombolan
lebah itu mengerumunimu."
"Oh?"
Ivan
menaruh tangannya di dagu dan mengangkat salah satu alisnya, tertarik.
Aku
menjelaskan apa yang terjadi sebelum di terjatuh. Bahwa aku memiliki Sense 【Dosing】
dan aku menjelaskan efek dari 【Insect
Repelling Incense】 dan
bahwa kami menggunakannya untuk mengusir para lebah dari tempat ini.
"Karena
itu….maafkan aku."
Saat
aku menundukkan kepalaku dalam-dalam dan meminta maaf, sebuah tawa muncul dari
atas kepalaku.
"Apa?
Jadi begitu, ya. Juga, kau memegang sebuah potion
karena ingin menyembuhkanku setelah aku jatuh. Tidak perlu cemas, Nona. Sejak
awal itu adalah masalahku sendiri karena tidak bisa menghadapi para lebah
itu."
Dia
berkata begitu dan menurunkan tangannya yang kasar ke kepalaku dan mengelus.
Merasa cukup malu, aku merasa sulit untuk mengangkat kepala. Dan, saat Taku
mencoba membekap tawanya…aku melirik tajam ke samping.
"Tetap
saja, aku terkejut. Aku kebetulan jatuh ke tempat seorang pemuda dan gadis
berada…benar-benar mengejutkan."
"Aku
juga terkejut melihat seorang pria besar jatuh dari atas. Tanpa sadar aku
menyambar Yun dan melompat menjauh."
"Kubilang,
aku juga laki-laki! Juga Taku, kau melakukan ini dengan sengaja, 'kan! Kenapa
kau tidak mengoreksi kesalahpahaman ini!"
Aku
menukas kedua orang itu saat mereka bicara, tapi Ivan dengan lengan yang
terlipat menelengkan kepala dengan kebingungan.
"Apa?
Nona masih malu-malu?"
"Ayolah,
kenapa jadi seperti ini! Malu apanya! Taky, berhenti tertawa!"
Kubilang
seharusnya kau mengoreksinya! Kataku, tapi dia berpura-pura tidak mendengarnya.
"Ya
ampun, aku merasa bersyukur karena mendadak menarik lenganku, tapi aku bahkan
tidak bisa berterima kasih."
"Yun,
kau mengatakan sesuatu?"
"Bukan
apa-apa!"
Aku
menyangkalnya tegas, tapi Ivan melihat ke arahku dengan cengiran lebar yang
malah membuatku sangat kesal.
"Apa
maksudnya wajahmu itu?"
"Yah,
itulah masa muda, pikirku."
Entah
kenapa aku jadi sangat jengkel. Panggil dia "pak tua" mulai sekarang.
"Yah,
entah Nona ini laki-laki atau perempuan, itu tidak ada hubungannya
denganku."
"Tapi
itu masalah besar buatku!"
Aku
meninggikan suara untuk memprotes, tapi dia sama sekali tidak terganggu.
Kebalikannya, aku kalah dalam perang mental ini saat dia tersenyum lebar
menampilkan giginya yang putih meskipun tubuhnya kekar seperti itu.
Tatapan
bersimpati dan pertentangannya dengan penampilan fisik yang terkesan sangar itu
membuat rasa nyamanku dengan anehnya merosot.
"Mau
mendaki gunung denganku?"
"Apa?!"
Saat
aku menanggapi dengan suara melengking tinggi, Ivan membentangkan lengannya dan
mulai membicarakan kebaikan pegunungan.
"Pegunungan
itu hebat! Pergi berkeliling-keliling di tanah datar itu terlalu kecil!
Tempat-tempat yang biasanya kau datangi kelihatan sangat kecil."
"Dan,
kau bisa tertawa seperti orang jahat melihat dunia begitu kecil."
"Taku,
jangan bercanda soal itu."
Saat
Ivan mulai bicara serius, Taku mulai meledeknya, jadi aku menyikut samping
tubuhnya sedikit di mana terdapat celah armornya. Dia memiringkan tubuh dan
terdiam.
"Saat
kau mendaki gunung-gunung, entah kau laki-laki atau perempuan, hubungan antar
manusia dan masalah dalam pekerjaan, kesulitan dalam kehidupan, semuanya
kelihatan remeh! Sebesar itulah gunung-gunung! Dan mereka mengajarimu bahwa
kekhawatiran manusia itu sangatlah kecil! Karena itulah, ayo mendaki gunung
bersama-sama!"
"
"… … … " "
Taku
dan aku terpukau oleh suaranya yang menggelegar. Suara bass yang menggema di
dalam perutku seperti suara gong dan tanpa sadar membuatku terpana.
"Apa
yang menjadi dasar——"Tidak ada! Kalau kau pergi ke gunung, kau akan
memahaminya begitu saja!"——Benarkah?"
Ivan
adalah si bodoh pencinta gunung.
"——
Dan karena itu, ayo mendaki gunung bersama-sama!"
"Bahkan
tidak menunggu kami untuk setuju?!"
"Semangat
untuk menantang adalah segalanya. Beranilah untuk tantangan! Dan juga, ingin
berada di puncak gunung dan pegunungan membuatmu pria di antara para pria, ya
'kan?"
"Tidak,
itu cuma dirimu."
Aku
tidak ada niatan untuk mendaki. Konyol, pikirku dan untuk tidak menghentikan
obrolan ini begitu saja, aku membalikkan badan dan mengeluarkan beliung lagi
kemudian mengayunkannya.
Dan
menghadap punggungku, dia mengatakan sesuatu.
"——Seorang
pria melarikan diri?"
Saat
aku akan mengayunkan beliung, tubuhku berhenti bergerak. Setelah beberapa
detik, Ivan melontarkan sisa kalimatnya.
"Ohhh!
Benar juga. Kau adalah seorang gadis lemah, 'kan. Maaf, maaf. Aku yang
salah."
Saat
dia mengatakannya secara berlebihan, aku mengerutkan alis. Aku tidak akan
terpancing, aku mengatakannya berulang-ulang dalam hati, tapi——
"Kau
benar-benar bersemangat tinggi, tapi bagaimanapun kau ini seorang gadis, ya.
Sedih rasanya mendengar kau tidak tertarik dengan gunung-gunung."
"Kubilang
aku ini laki-laki! Kalau kau berani sejauh itu, tunjukkan padaku gunung atau
apalah itu!"
Ah,
aku sadar setelah mengatakannya. Dan seharusnya aku tidak membiarkan dia
memancingku.
"Kukakaka‼
Kau memakan umpannya, Nona! Kau bilang kau adalah seorang pria, dan seorang
pria tidak akan menarik kembali perkataannya!"
"Khh,
aku adalah seorang laki-laki! Aku tidak akan menariknya lagi!"
Akan
tetapi, tidak dapat mundur lagi, sudah diputuskan bahwa aku akan mendaki gunung
bersama Ivan.
Dan
dengan takut-takut, aku menoleh ke arah Taku.
"Yun,
kau ini bodoh, ya?"
"Uh,
ma-maaf. Tapi…"
Taku
menghela napas dan melihatku seakan aku ini adalah orang yang menyedihkan.
Hentikan itu, jangan menatapku seperti itu.
"Pak
Tua Ivan, bisa aku menanyakan sesuatu?"
"Oh,
ada apa? Kau ikut juga dengan kami, Nak?"
"Aku
tidak keberatan untuk ikut. Tapi saat mendapatkan Sense baru, sekalipun itu
Sense untuk hobi, sebaiknya mempelajari itu dari seseorang yang sudah
mengetahuinya daripada melakukannya dengan sekedar mencoba-coba."
Tapi,
Taku menambahkan.
"Apakah
ada keuntungan apapun bagi kami dengan mengambil Sense 【Climbing】itu?"
Menyipitkan
matanya, Taku bertanya dengan serius. Wajahnya ini, adalah wajah seorang maniak
game. Dia kelihatan seperti ini kapan pun dia menilai item dan efek skill serta untung-rugi dari mendapatkannya.
Menanggapi
Taku yang bersikap seperti itu, Ivan menaruh sebelah tangannya di dagu dan
mengerang.
"Hmmh.
Coba kulihat, aku melakukannya sebagai hobi. Memuaskan hasratku adalah
keuntungan terbesar, tapi untuk orang lain——"
Ivan
merenung beberapa lama.
"Tidak
terpikir yang lainnya. Yang paling bagus, kau dapat mengambil bijih logam di
tebingnya dan aku menemukan sebuah pintu masuk menuju sebuah gua di atas tempat
ini. Tepat di situ."
"Baiklah,
aku ikut! Ayo lakukan dengan semangat penuh!"
"Mudah
sekali?! Taku, kau benar-benar tidak masalah dengan itu?!"
"Itu
lebih dari sekedar keuntungan untuk kita!"
Saat
dia berkata demikian, aku melihat tebing tersebut menggunakan kombinasi Sense 【Sky
Eyes】 dan 【See
Through】.
"Kenapa
aku tidak menyadarinya sejak awal. Ada banyak titik-titik penggalian di atas
sana."
Dibandingkan
dengan sisi pegunungan tempatku menggali barusan, ada begitu banyak tempat
untuk menambang di tebing.
Dan,
di puncak tebing yang menonjol, tepat di arah yang ditunjukkan Ivan,
kelihatannya ada sebuah gua.
Kalau
aku bisa menambang di tebing ini, ada berapa banyak material crafting yang bisa kudapatkan?
"Hei,
Yun. Apa kau akan mengambil 【Climbing】
dan melakukannya bersamaku dengan kekuatan penuh?"
"Aku
juga berubah pikiran. Tapi, kenapa kau juga, Taku?"
"Itu
adalah gua yang tidak dikenal! Mungkin saja ada dungeon di bagian belakangnya. Dan bisa saja mengarah ke area di
sisi lain tebing ini!'
Taku
tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya saat berkata begitu.
"Tapi,
Ivan mungkin saja sudah memeriksan——"Aku tidak masuk ke dalam."
——Tidak?"
Biasanya
penjelajah akan langsung memeriksanya, 'kan. Aku berpikir begitu, tapi
sepertinya aku salah.
"Menjelajahi
gua tidak ada kaitannya dengan pendakian gunung. Juga, kalau memang terhubung
ke tempat lain, maka aku ingin ke tempat tersebut lewat puncak gunung
ini!"
Karena
ada gunung, jadi aku akan melakukan perjalanan melintasinya. Sepertinya itulah
yang dia pikirkan. Aku tercengang.
"Bagaimanapun,
sepertinya aku sukses membuat bocah ini dan nona untuk mengambil Sense 【Climbing】!"
Ivan
berkata demikian dan tertawa terbahak-bahak. Taku dan aku, dengan semangat yang
berkobar mengambil Sense 【Climbing】
dari daftar Sense yang ada di menu.
Dengan
mengonsumsi satu SP, kami memperlengkapi diri kami dengan Sense 【Climbing】
dan segera mulai mempelajarinya dengan bantuan Ivan.
"Jadi,
Yun dan aku menggunakan Sense 【Climbing】,
tapi apa yang harus kami lakukan untuk meningkatkan levelnya?"
Apa
yang Taku tanyakan adalah performa dasar Sense tersebut. Bagaimana
menggunakannya, untuk aksi seperti apa EXP-nya terkumpul, koreksi macam apa
yang ditambahkan pada aksi tersebut. Kami sama sekali tidak tahu informasinya.
"Ya,
kau memang benar. Sekalipun itu disebut Climbing, segala sesuatu yang berkaitan
dengan melangkah di gunung yang curam untuk menaiki dindingnya yang terjal bisa
dikatakan mendaki."
Saat
Taku mengajukan pertanyaannya, aku menambahkan pikiranku sendiri juga. Sang
penjelajah, Ivan menanggapi——
"Kau
mendapatkan EXP dengan berjalan di gunung, tapi itu naik dengan sangat lambat.
Meskipun awalnya terlihat mustahil, tapi begitu kau mampu mendaki tebing
setinggi sepuluh meter, tidak akan ada masalah berdasarkan pengalamanku. Dari
waktu ke waktu kau hanya harus beristirahat di langkan[2] yang ada."
Di
sana dan di sana ada beberapa langkan di mana kau bisa duduk. Dia menunjukkan
dengan jarinya, memperlihatkannya pada kami.
"Yang
pertama, penting untuk mendaki sendirian ke tempat landai terendah. Tunggu
sebentar."
Ivan
berkata demikian dan meninggalkan kami, dia mendaki ke langkan yang berada
sepuluh meter di atas kami tanpa bantuan apapun. Kemudian, dia mengaitkan
sesuatu di sana dan menggantungkan seutas tambang, kemudian menggunakan itu
untuk kembali pada kami.
"Ini
adalah tambang pengaman dan hardness.
Kau bisa memakainya dan naik ke atas sambil menjejak secara bertahap. Ini
adalah penyelamat nyawamu saat tanganmu selip. Ayo cobalah, Nona!"
Ilustrasi Hardness/Harness
Kau
pergi duluan, punggungku didorong dan sambil bersandar aku mengambil dua
langkah maju.
Ketika
aku berdiri di depan tebing yang menjulang dan kebingungan di mana aku harus
menaruh tangan dan kakiku, secara alamiah aku menyadari bagaimana bantuan dari
Sense itu bekerja.
Aku
memastikan titik-titik yang berbaur dengan titik-titik penggalian dan menaruh
tanganku pada permukaan berbatu.
Memang
ada respon yang memberitahuku di mana aku seharusnya berpegangan beirkutnya
untuk memanjat. Tapi——
"——Tidak
mungkinn! Aku tidak akan bisa lebih jauh daripada ini!"
Aku
menyerah lebih cepat dan bersuara nyaring. Tidak dapat menemukan permukaan
menonjol dalam jangkauan tanganku dan tidak mampu mencapai lebih jauh meskipun
tinggal sedikit lagi saja. Kemudian, aku turun untuk mencoba menemukan rute
lain tapi perlu banyak waktu untu kembali.
"Kau
tidak apa-apa, Yun?!"
"Mustahil!
Lengan-lenganku gemetaran!"
"Tenanglah,
Nona. Ayo turun dulu!"
Dikatakan
begitu, meskipun perlahan, aku dengan hati-hati turun sambil mencari-cari
pijakan di bawahku. Kemudian akhirnya, aku menendang menjauh dari dinding saat
aku hampir mencapai ketinggian tubuhku. Ketika aku akhirnya sampai di permukaan
tanah, aku jatuh berlutut dan mulai tertawa sebelum duduk.
"Itu
parah! Apa-apaan itu, yang benar saja!"
Saat
aku memprotes, tubuhku gemetar tidak bertenaga sama sekali, jadi aku
mengistirahatkan diriku.
"Apa?
Kau tidak punya cukup otot, makanlah lebih banyak daging!"
"Ini
game!"
"Yah,
bercandanya nanti lagi. Kau yang berikutnya, Nak. Aku akan menjelaskan sisanya
pada nona sambil melihatmu."
"Baiklah.
Aku pergi dulu kalau begitu."
Setelah
berkata demikian, Taku mulai memanjat dan itu berjalan dengan mulus sepertiku
barusan, tapi dia berhenti di pertengahan. Itu adalah tempat yang sama di mana
aku berhenti sebelumnya.
"Nona,
menurutmu kenapa itu tidak berhasil?"
"Hmmm.
Karena tangan kanannya tidak bisa mencapai tonjolan, pilih rute lainnya?"
"Sebenarnya,
ada trik untuk mencari tempat itu dengan tangan kananmu, Nak. Lihatlah ke arah
sebaliknya di tempat yang coba kau raih dan kemudian coba lagi!"
"…?
Baiklah."
Aku
tidak mengerti, kata ekspresi Taku, tapi hasil dari percobaannya itu cukup
drastis.
"Oh?
Aku mencapainya. Tapi kenapa?"
Dia
berkata demikian dan naik ke atas di mana aku tidak pergi lebih jauh. Kelihatannya
lengannya tidak gemetar. Aku kalah dari Taku dalam stats dan cara menangani
Sense itu.
"Tapi,
kenapa dia bisa mencapainya padahal tadinya tidak?"
Meskipun
aku dan Taku terhenti di tempat yang sama, berkat nasihat Ivan, Taku
melanjutkan dengan mulus.
"Itu
mudah. Meskipun dia tidak mencapainya dengan normal meskipun menjulurkan
tangannya, dengan menolehkan kepalanya ke arah yang berlawanan, tubuhnya secara
alamiah akan berputar dan dia dapat memanjangkan tangannya sebanyak itu,
begitulah caranya."
Aku
sebenarnya mencoba untuk mengalihkan bagian kanan dan kiriku. Dengan pergerakan
leherku, bahuku yang sebelahnya bergerak lebih maju. Memanfaatkan jangkauan
yang lebih jauh itu, jadinya bisa mencapai titik tersebut. (TL : Intinya sih, misalnya saat tangan kanan dan
wajah sama-sama menghadap ke arah kanan dan tangannya nggak nyampe, coba
tangannya tetap terjulur ke kanan tapi mukanya ke kiri. Pasti nyampe. Aq dah
praktekkin buat megang ujung meja yang jauh XD )
Hanya
dengan mendapatkan satu nasihat dari Ivan, Taku memanjat sepuluh meter sampai
mencapai langkan tersebut, kemudian dengan mudahnya turun dan mendaki lagi,
berjuang untuk menaikkan level.
Di
sisi lain, mungkin karena aku tidak punya cukup otot, aku berjuang mengatasi
lenganku yang gemetar dan berulang kali beristirahat. Aku menjalani jarak itu
sedikit demi sedikit.
"Bagaimana?
Apa kau sudah paham triknya?"
"Hmm.
Ini cukup keras untuk lenganku, tapi aku tahu bagaimana cara melakukannya, jadi
rasanya aku bisa pergi lebih jauh."
"Kalau
begitu, cobalah."
"Berjuanglah,
Yun."
Disemangati
seperti itu, aku menantangnya lagi.
Ivan
mengawasiku dalam diam saat aku perlahan mendaki ke atas.
"Yun,
kau hampir sampai."
"Nona,
sedikit lagi."
"Uuu——berhasil!"
Untuk
usaha yang terakhir, aku menaruh tanganku di langkan dan memanjat naik.
Anehnya,
tempat-tempat yang tadinya tidak bisa kucapai sebelumnya, hanya dengan
menolehkan wajahku ke arah yang berlawanan seperti yang diajarkan padaku dan
menjangkaukan tubuhku, aku dapat memanjat dengan seluruh kekuatanku.
"…
…huff, huff. Keras sekali."
Aku
berguling dan ambruk pada tempat peristirahatan kecil di tebing tersebut dan
menatap ke langit dengan punggung di gunung yang berbatu itu.
"Kalian
berdua belajar dengan cepat di hari pertama ini. Ada gunanya mengajari
kalian."
Saat
aku melihat ke arahnya, Ivan yang sedang mengawasi kami dari bawah telah
mendaki jarak yang sama dengan yang kami lalui tanpa tali pembantu, menyusul
kami. Seperti yang diduga dari perintis Sense 【Climbing】,
kemampuannya benar-benar hebat.
"…Taku
seperti yang kau lihat, tapi aku tidak punya bakat sama sekali, 'kan."
"Anak
muda ini memang abnormal. Sedangkan kau Nona, hanya perlu menggunakan
otot-ototmu lebih daripada biasanya."
"Yah,
terima kasih…?"
Meskipun
aku dipuji, memanjat setinggi sepuluh meter sudah cukup untuk membuatku
kelelahan sekali.
Setelah
beristirahat sebentar, aku jadi cukup tenang dan menghela napas.
"Baiklah.
Kalau begitu, berikutnya kita akan mengulangi latihan yang sudah kita lakukan
sejauh ini dan mengincar ketinggian dua puluh meter!"
"Tidak
mungkin, mustahil! Lagipula, sekarang waktunya aku harus log out."
Meskipun
matahari masih tinggi di langit OSO, saat aku mengecek waktu di menu, sekarang sudah pukul enam sore.
Kalau aku tidak mulai memasak makan malam, aku tidak akan tepat waktu untuk
makan malam di pukul tujuh.
"Wah,
sudah jam segitu? Aku akan meminta nasihat sedikit lagi dari Ivan kemudian log
out juga."
"Padahal
kupikir rekan memanjatku sudah bertambah, sepinya. Mau bagaimana lagi, ayo
mengobrol antar pria, Nak!"
Kemudian,
secara sepihak Ivan menaruh sebelah tangannya pada lengan Taku. Sejujurnya, itu
membuatku gerah sampai aku mundur selangkah.
"Aku
log out kalau begitu."
"Aku
akan memanjat di sini sebentar lagi. Kalau kau ingin menaikkan levelmu,
datanglah lagi."
"Tentu,
demi menggali di sini, Sense 【Climbing】
dan skillnya sendiri masih belum cukup bagaimanapun juga."
Karena
aku ingin menambang di titik-titik yang bertebaran di area ini, aku berniat
untuk datang ke sini selama beberapa waktu.
Dan
kemudian aku log out, mengembalikan kesadaranku dari dunia OSO kembali ke dunia
nyata.
[1]
Roti Chip Butty : roti lapis yang terbuat dari kentang goreng pada roti tawar yang diberi mentega.
Terkadang diberi tambahan brown sauce,
mayones, atau cuka gandum. Makanan ini bisa ditemukan di kedai-kedai fish and chips dan kedai makan lainnya
yang ada di Britania Raya
[2]
Permukaan datar yang menonjol dari dinding, tebing, atau permukaan lain.
1 Comments
Aku punya perasaan mereka bakal nemu quest lagi
BalasHapusPosting Komentar