HARAPAN DAN GRIM REAPER
(Translater : Hikari; Editor : Gian)
"Hadiah
seperti apa sebenarnya ini?"
Saat
aku bergumam demikian, Ratu Peri, seorang NPC yang penting menjawabnya.
"Tidak
ada apapun di Desa Peri yang bisa kuberikan pada kalian sebagai rasa terima
kasih. Karena itulah, para peri yang menemani kalian akan menerima permintaan
kalian, dan selama itu hal yang masih memungkinkan, mereka akan memenuhi tiga 【Harapan】mu."
Mendengarnya,
aku memeriksa Rugged Iron Ring yang dihuni si Peri Nakal.
Fairy-Possessed Iron Ring 【Ornamen】
DEF+2 Efek Tambahan : 【Fairy
Possession 3/3】
"Oh,
item pembantu."
Sepertinya
para player yang tidak memiliki item tanpa efek tambahan mendapatkan item yang muncul secara acak dari 【Fairy
Possession】 sebagai gantinya.
Semua
orang mengeluarkan item tersebut dan
menatapinya.
"Aha,
periku menjadi sebuah aksesoris."
"Tetap
saja, selama memungkinkan…apa yang seharusnya kuharapkan, ya."
Myu
dan Lucato mulai mendiskusikan harapan mereka. Yang lainnya juga sama, mulai
berkonsultasi sama lain.
"Baiklah,
aku akan menggunakannya duluan!"
"Gantz!
Jangan terburu-buru!"
"Keluarlah,
periku!"
Mengabaikan
saran Kei, Gantz mengangkat gelang 【Fairy
Possession】 dan memanggil peri yang
berada di dalamnya.
"Ya,
ya. Aku datang. Apa yang kau ingin aku lakukan?"
"Harapanku
adalah——aku ingin material penguat terkuat untuk senjata!"
Mendengar
keinginan yang berlebihan ini, kami semua terhenyak dan tidak dapat berkata
apapun. Meskipun dikatakan bahwa harus harapan yang mungkin dikabulkan…
"Apa
tepatnya yang kau maksud dengan yang terkuat~?"
"Yah,
kurasa sesuatu seperti bahan penguat dari Naga atau Raksasa!"
"Tidak
mungkin seorang peri bisa memenuhi harapan seperti itu, ya 'kan."
Berkata
demikian, si peri menolak untuk memenuhi harapana tersebut.
"Eh,
tidak bisa ya? Ka-kalau begitu, umm, berikan aku material penguat yang sedikit
lebih lemah."
"Tidak
mungkin terjadi. Hei, punya keinginan lainnya? Kalau tidak, aku akan
kembali~"
"Uh,
um…"
"10,
9, 8…"
Peri tersebut mulai dengan tanpa perasaan
menghitung mundur sementara Gantz panik. Dan——
"Aku
tidak peduli apapun itu, tolong berikan aku beberapa material penguat!"
"Yup.
Waktunya habis. Sampai nanti."
Gantz
tidak berhasil tepat waktu dan peri itu kembali ke dalam gelang.
"Hee,
jadi begitu cara kerjanya."
Menyia-nyiakan
efek 【Fairy Possession】
untuk harapan yang tidak jelas, jumlah harapan yang Gantz miliki tinggal
tersisa dua. Merasa sedih oleh hal tersebut, dia terjatuh bersimpuh pada kedua
kaki dan tangannya. Semua orang bukannya menghibur dia, malah dengan tenang
menganalisa efeknya.
"Hmm.
Ini artinya akan lebih baik membuat sebuah harapan yang dapat dengan mudah
dipenuhi. Kita harus mengumpulkan beberapa sampel untuk menentukan batas
harapan yang mungkin dikabulkan."
"Berkat
Gantz-san, kita akan berhati-hati dengan harapan kita. Itu bagus sekali."
"Gantz,
pengorbananmu tidak akan sia-sia."
"Setidaknya
cobalah menghiburku!"
Taku,
Myu dan Kei berbicara berturut-turut dan membuat Gantz meraung.
Aku
tersenyum getir melihat semua orang menatap Gantz dengan pandangan hangat saat
dia bertingkah seperti biasanya.
Saat
percakapan menjadi lebih tenang, NPC Ratu Peri memanggil kami.
"Baiklah
kalau begitu. Sudah waktunya kami mengembalikan semua orang ke dunia manusia.
Terima kasih banyak atas bantuannya."
Sepertinya
waktunya telah tiba saat cahaya yang sama yang pernah kami lihat di lingkaran
perpindahan telah kembali melebar di bawah kaki kami.
Sampai
pilar cahanyanya rampung, para peri yang tadinya bersembunyi telah mengantar
kami pergi dengan melambaikan tangannya.
Jika
memungkinkan, aku ingin mengunjungi Desa Peri lagi begitu tempat ini kembali
indah. Saat aku berpikiran demikian, kami dipindahkan.
Kupikir
kami akan dipindahkan ke lokasi tempat Lingkaran Peri yang kami gunakan untuk
masuk, tapi seluruh party ternyata
ditransfer ke depan portal Kota Pertama.
"Nah
sekarang, quest-nya sudah selesai.
Apa berikutnya? Haruskah kita mengumpulkan orang-orang untuk memastikan efek 【Fairy
Possession】?"
"Nih,
ada ideee! Ayo makan-makan untuk merayakan!"
Dengan
selesainya quest, semua orang mulai
bergerak.
Grup
konfirmasi 【Fairy Possession】
berpusat di sekitar Taku.
Grup
party perayaan berpusat pada Myu.
Dan,
selain dari itu ada satu grup yang lelah dan akan beristirahat.
"Aku
akan kembali ke 【Atelier】
dan log out."
"Ehh,
ikutlah dengan kami."
"Aku
sedikit capek."
Aku
berkata demikian dan mengelus kepala Myu yang berencana untuk berkeliling
memakan kue-kue, kemudian bergerak menjauh dari grup..
Di
【Atelier】,
Kyouko-san si NPC telah datang untuk menyambutku. Merasa bahwa aku akhirnya
telah kembali, aku menghela napas.
"Selamat
datang kembali, Yun-san."
"Aku
pulang, Kyouko-san. Apa ada yang berubah di toko?"
"Sama
seperti biasanya, hanya para pelanggan yang datang membeli beberapa potion. Juga, kusarakan untuk
mempriorotaskan pengisian ulang persediaan High Potion."
"Baiklah.
Akan kulakukan nanti."
Aku
lelah, pikirku, dan agar dipulihkan oleh Ryui dan Zakuro, aku memanggil kedua
hewan itu.
"Kyuu~"
"Aku
capek, Ryui, Zakuro. Sembuhkan aku sedikit."
Aku
bersandar para Ryui, memeluk Zakuro di perutku dan duduk di lantai di belakang
konter.
Untuk
beberapa lama, aku merasakan kehangatan Ryui dan Zakuro dalam keheningan, tapi
mereka berdua sepertinya resah. Saat menurutku dia mulai mencari-cari sesuatu,
Zakuro menjilati tangan kananku.."
"Ada
apa? Apa ada sesuatu di situ?"
Aku
berkata begitu dan saat aku mulai mengelus Zakuro, aku menyadarinya.
Yang
membuat Zakuro terganggu adalah cincin 【Fairy
Possession】 yang ada di tanganku.
"Aku
mengerti. Yah, kalian selalu bersama-sama belum lama ini. Ya, si Peri Nakal ada
di dalam sini."
Aku
mengangkat cincin 【Fairy
Possession】 untuk memperlihatkannya,
dan arah pandangan Ryui maupun Zakuro berkumpul pada benda itu. Zakuro
menyentuhnya beberapa kali. Dari waktu ke waktu, dia menggigit ringan jariku,
tapi kemudian memiringkan kepalanya saat melihat perbedaan si Peri Nakal yang
biasanya berisik.
"Kurasa
rasanya memang sepi begitu dia menghilang."
Saat
dia berada di 【Atelier】
ini selama quest, kurasa aku telah
terbiasa dengan keberisikan si Peri Nakal.
·
Tenggat
waktu untuk quest berbatas waktu
telah mendekat. Satu demi satu informasi telah terkumpul dan lengkap. Sementara
itu, dari balik konter 【Atelier】
aku mendengarkan cerita dari seorang player
yang mengunjungi toko.
Dan,
yang sedang berbicara denganku adalah——
"Yun-chan,
coba dengar ini~"
"Apa?
Apa terjadi sesuatu?"
Dengan
mata berkaca-kaca, Sei-nee datang untuk curhat.
"Di
tengah jalan tenggat waktu, aku masih belum mendapatkan seorang peri. Saat
akhirnya aku mendapatkannya, di pertengahan quest
aku diserang entah oleh Grim Reaper atau para pelaku PK dan tidak bisa
meneruskannya lebih jauh! Dan aku selalu mendapat Thorn Token super sulit
!" (TL : …kesian amat nasibnya…)
"Kau
telah mengalami masa-masa sulit."
Aku
berkata demikian dan dengan tenang menuangkan minuman manis untuknya.
Saat
aku menanyakan kisahnya secara lengkap, sepertinya tepat setelah quest dimulai, dia diundang ke berbagai party, tapi karena berpikir dia akan
menemukan seorang peri untuknya sendiri dan menahan diri untuk ikut serta, dia
juga memprioritaskan orang-orang lain dan tidak ikut. Pada akhirnya, dia
dibantu oleh Mikadzuchi.
Selain
itu, karena ada Mikadzuchi, Flein dan para pelaku PK secara aktif menyerang
mereka.
Juga,
dia secara acak berpapasan dengan bos monster humanoid tipe-wandering
terbaru, Grim Reaper, yang ditambahkan bersamaan dengan update Quest Peri. Dia
juga mengalami kesulitan menghadapi Thorn Token yang sangat kuat dan
mengalahkan mereka.
"Yun-chan,
terima kasih sudah mendengarkan ceritaku. Aku merasa tenang sedikit
karenanya."
"Itu
bagus. Jadi, Sei-nee, sudah seberapa jauh kemajuanmu dengan quest ini sekarang?"
"Saat
ini, kami sedang melakukan bagian yang terakhir, memasuki Desa Peri. Sepertinya
kami akan memilih cara yang sulit dengan banyak mekanisme seperti yang sudah
dilalui Yun-chan dan yang lainnya."
"Kurasa
kau akan baik-baik saja, Sei-nee."
"Kalau
aku tidak bisa menyelesaikan quest,
akan kubunuh pelaku PK yang menghalangi jalan waktu itu dan memeras uang dari
mereka untuk membeli aksesoris 【Fairy
Possession】."
Dengan
mata sembap Sei-nee mengatakan sesuatu yang mengganggu. Sebenarnya, dia sangat
kaya jadi dia tidak mengincar uang hadiah dan bisa saja membeli aksesoris
secara normal.
Akan
tetapi, saat ini item 【Fairy
Possession】 dijual di lapak jalanan
dengan harga yang luar biasa mahal. Batas harga terendahnya adalah 1 milyar
gold. Yang paling mahal harganya 5 milyar.
"Kalau
begitu, Yun-chan, bagaimana kalau kau menjual milikmu seharga 2 milyar?"
"Tidak
akan! Aku tidak akan menyerahkannya."
Aku
menggenggam cincin di tangan kanan dengan tangan kiriku seakan melindunginya.
"Tapi
Yun-chan, kau tidak akan menggunakan item
langka seperti itu yang jumlah kegunaan yang terbatas, 'kan?"
"Uh…itu
benar."
Aku
mengerang saat mendengar tebakan beruntungnya. Memang benar, keengganan
menggunakan item semacam itu bukanlah
sesuatu yang bagus dalam gim. Kalau tidak digunakan di saat yang tepat, mungkin
bisa hilang karena hal itu.
"——Elixir
Syndrome."
"Uhhh,
tapi aku tidak akan menyerahkannya. Ini terlalu berharga!"
Ini
adalah benda penting yang menghubungkanku dengan si Peri Nakal, jadi aku tidak
akan menyerahkannya meskipun pada Sei-nee.
"Daripada
memikirkan apa yang akan terjadi jika kau gagal, kurasa akan lebih konstruktif
memikirkan bagaimana menggunakan 【Fairy
Possession】 setelah kau menyelesaikan quest."
"Kau
benar. Kurasa aku agak keterlaluan menggodamu, Yun-chan."
Sei-nee…aku
menatapinya. Maaf, balasnya dengan
tenang.
"Coba
kulihat. Mungkin aku seharusnya tiga kali meminta material penguat."
"Begitukah.
Yah, kudengar orang-orang meminta hal-hal seperti membantu mereka menyerang
untuk sementara waktu dan semacamnya. Kelihatannya ada banyak macam
penggunaan."
Sejujurnya,
dari banyak metode penggunaan 【Fairy
Possession】, yang ditemukan adalah
meminta item, meminta uang, support serangan, support stat, petunjuk quest, dan juga efek seperti mendapatkan
bonus EXP. Setiap dari metode itu memiliki efek minor yang tidak memberi banyak
perbedaan.
Sejujurnya,
hadiah kali ini tidak sepadan dengan usahanya.
Secara
pribadi, waktu yang dihabiskan dengan peri ini terlihat lebih berharga.
"Baiklah
kalau begitu. Yunc-chan. Sudah waktunya aku pergi."
"Berjuanglah,
Sei-nee. Ini, potion untuk hadiah
perpisahan."
Saat
aku menyerahkan potion pada Sei-nee
yang akan memasuki Desa Peri, aku mendadak teringat sesuatu yang bisa
dimanfaatkan dan mengeluarkan secarik kertas.
"Sei-nee,
bawalah ini juga."
"Yun-chan,
apa ini?"
"Peta
labirin yang kubuat saat kami terpisah dari anggota party kami. Aku menuliskan detail datanya di dalam, seperti
tipe-tipe jebakan dan isi dari kotak hartanya."
Bukan
berarti aku memetakan seluruhnya dan ada kemungkinan struktur labirinnya
berubah. Tapi tetap saja, mengetahui jebakan jenis apa yang ada, mereka akan
dapat bersikap waspada terhadap itu semua.
"Terima
kasih, Yun-chan. Aku akan menggunakannya secara efektif."
Setelah
itu, Sei-nee meninggalkan 【Atelier】
untuk menyelesaikan quest bersama
dengan Mikadzuchi dan anggota guild 【Eighty
Million Gods】 yang lainnya.
Apa
yang terjadi sesudahnya, sepertinya peta yang kuberikan pada mereka itu
membantu saat melepaskan jebakan dan player
tipe pengintai mulai belajar bagaimana memetakan dungeon di kertas.
"Baiklah
kalau begitu. Bagaimana kalau kita berjalan-jalan juga."
Ryui
dan Zakuro yang duduk di lantai yang dingin dengan tenang saat Sei-nee berada
di sini telah bangkit dan menuju pintu keluar serta melihat ke arahku seakan
berkata "ayo, cepat pergi".
"Aku
tahu. Hari ini kita akan mengumpulkan beberapa herba dan bijih logam di timur.
Kurasa kita akan pergi sampai ke Kota Kedua."
Dan
kemudian, setelah memutuskan jadwalnya begitu saja tanpa rencana, aku membawa
Ryui dan Zakuro denganku saat aku berjalan keluar.
Aku
melihat lapak-lapak dan toko. Terkadang aku bertukar sapa ringan dengan player kenalanku saat menuju ke luar
kota.
Penggunaan
aksesoris 【Fairy Possession】
telah menjadi topik utama percakapan antar player.
"Haa,
tapi aku sendiri tidak bisa memutuskannya."
Aku
menghela napas berat. Ryui dan Zakuro juga melakukan hal yang sama, menghela
napas berat.
Sama
seperti yang Sei-nee katakan, aku memiliki sesuatu seperti Elixir Syndrome[1], membuatku merasa sayang
untuk digunakan. Karena itulah aku belum memutuskannya.
"Yah,
aku juga tidak sedang terburu-buru. Aku bisa membiarkannya sebagai item untuk saat- saat darurat."
Aku
bergumam sendiri, tapi masih tidak jelas apakah aku sendiri puas dengan pilihan
ini.
"Kurasa
aku orangnya tidak tegas." (TL: Emang -_-)
Sambil
berkata begitu, aku terus mengumpulkan herba dari tanah satu demi satu.
Dengan
santai, aku berjalan tanpa banyak berpikir di bawah langit biru. Sebelum aku
menyadarinya, aku telah tiba di hutan sebelah timur.
"Ah,
jadi aku pergi sejauh ini. Baiklah kalau begitu, ayo istirahat di suatu tempat
dekat sini."
Aku
berhenti di safety area hutan timur,
mengeluarkan teh hangat dari dalam inventory
dan duduk dengan menggunakan pohon tumbang sebagai kursi. Aku memberikan Ryui
dan Zakuro beberapa timun dingin yang kubeli di lapak saat di tengah perjalanan
ke sini. Mereka mengunyahnya dengan suara garing yang terdengar keras. Itu
hanyalah mentimun dingin tapi segar sehingga sangat enak. Mereka berdua
memakannya satu dan meminta lebih.
"Ya,
ya. Ini dia…hei, ada yang datang."
Aku
mengangkat timun yang kukeluarkan dan menunggu keberadaan yang kurasakan dari
balik rerumputan tinggi.
Keberadaan
itu tidaklah berbahaya, tapi karena cukup kecil, mungkin saja itu adalah Grey
Rat. Sementara aku tetap waspada, sesuatu yang kecil dan bergaris-garis muncul
keluar.
"Buuh."
"Oh,
si anak babi! Sehat-sehat saja?"
Si
young beast Big Boar berlari ke
arahku terlihat bersemangat seperti biasanya seperti saat pertama kali kami
bertemu.
Hidung
si anak babi tertuju ke arah timun dingin. Saat aku menawarkan satu padanya,
dia mulai mengunyahnya tanpa ragu.
"Ahaha,
entah kenapa monster-monster di sekitarku biasanya tertarik karena
makanan."
Akhir-akhir
ini, di Rawa-Rawa di area selatan, monster bola api Wisps, segera mendekat
begitu melihatku mengambil herba. Aku penasaran apa yang terjadi, sepertinya monster-monster
bertingkah terlalu akrab denganku.
"Buu."
"Apa?
Kau sudah selesai makan?"
Saat
aku mengelus rambut si babi kecil yang sedikit kaku, aku menyadari pandangannya
ke mana-mana seakan-akan sedang mencari sesuatu.
"…seperti
yang kuduga, mencari si Peri Nakal, ya."
Sama
seperti Ryui dan Zakuro, si anak babi mencari-cari si Peri Nakal yang tadinya
terbang di atas bahuku.
Dan,
mungkin karena mencium baunya, dia menekankan hidungnya ke tangan kananku,
kebigungan.
"Kali
ini, si Peri Nakal tidak ada di sini. Maaf."
Aku
tak tahu apakah si anak babi yakin dengan perkataanku. Dia berlari ke
rerumputan terdekat dan menggali sesuatu dengan kepalanya.
Aku
memperhatikannya untuk beberapa lama, kemudian si anak babi kembali dengan
sesuatu di mulutnya.
"Ini
adalah…sebuah fosil, ya. Yup, terima kasih. Aku akan menerimanya."
Si
anak babi memberikan kepadaku fosil yang tidak teridentifikasi dan dengan
senangnya kembali ke hutan.
Sepertinya
sesuatu yang mirip akan terhadi di saat berikutnya aku datang ke sini. Aku
tersenyum getir, meminum tehku dan berdiri.
"Ryui,
Zakuro. Waktu istirahat sudah selesai. Ayo pergi ke tempat berikutnya!"
Bertemu
kembali dengan si anak babi, aku pun jadi merasa riang. Tapi saat aku kembali
berjalan, aku merasakan sesuatu yang hilang.
"Aku
harus cepat-cepat dan memutuskan bagaimana caraku menggunakan 【Fairy
Possession】"
Meskipun
aku bergumam demikian sambil termenung, kesempatan untuk hal tersebut mungkin
saja masih jauh di masa yang akan datang, pikirku. Tapi tak disangka-sangka,
kesempatan tersebut datang tidak lama lagi.
·
Itu
terjadi dengan begitu mendadak saat kami berjalan-jalan tanpa tujuan jelas.
Sebentuk
kabut ungu pekat melayang di sekeliling dan jarak pandang menjadi sangat
terbatas.
Dan,
udara dingin muncul dari kedalaman hutan, membuatku merinding.
Di
saat yang sama, aku dikejutkan oleh perubahan ruang mendadak di sekelilngku,
semua suara menghilang.
Suara
kicau burung, aku bahkan tidak dapat mendengar suara langkah kakiku.
Bahkan
dengan kombinasi 【Sky
Eyes】 dan 【See
Through】-ku pun aku tidak bisa menemukan satu
keberadaan di sekitarku.
"Apa
ini? Semuanya menghilang."
Menghilang…tidak,
justru kebalikannya. Aku terbangun di sebuah ruang kosong.
Ryui
dan Zakuro yang tadinya berjalan bersama denganku kini telah berkerumun mendekat.
Ryui bersiaga penuh, meremangkan surainya. Di sisi lain, Zakuro menurunkan
ekor-ekornya, ketakutan.
"Aku
tidak bisa menghadapkan kalian pada bahaya. Kembalilah —— 《Dismissal》"
Menggunakan
skill《Dismissal》,
aku mengembalikan mereka kembali menjadi batu.
Sendirian,
aku mengawasi ruang yang dipenuhi dengan kabut ungu pekat.
"…sesuatu
di sini."
Sense
【See-Through】
memberi tanda sesuatu dari satu titik di sekitar dan aku berbalik ke arah
tersebut.
"Apakah
itu musuh?"
Apa
yang muncul adalah satu sosok yang mengenakan masker wabah[2] dan topi bertepi lebar.
Terdapat bulu-bulu burung gagak yang menempel pada jubah hitam kelam yang dia
kenakan.
Ilustrasi masker wabah
Nama
yang muncul melayang di atas kepalanya adalah 【Death
– Grim Reaper】
"Jadi
inilah boss monster wandering yang
ditambahkan dalam update, ya."
Aku
sama sekali tidak ada niatan untuk melawannya sendirian. Aku menghadapinya
dengan niat untuk kabur.
『"Kakakaka"』
Si
Grim Reaper mengeluarkan suara yang mirip dengan kaokan burung gagak dan
mempersempit jarak di antara kami dalam waktu singkat.
"?‼"
Aku
melompat ke samping menghindari ayunan santai lengannya yang bahkan tidak
kulihat.
"Woah.
Benar-benar serangan dengan kecepatan tingkat tinggi."
Senjata
si Grim Reaper adalah sebuah sabit yang mengingatkan pada kematian. Di tangan
kanannya terdapat sebuah sabit yang terhubung dengan lusinan rantai yang
menggelantung dari lengan baju Reaper. Di tangan kirinya, terdapat sebilah
sabit yang begitu panjang sampai
setengah terbenam di tanah. Reaper tersebut dengan santainya mengayunkan
senjata itu hanya dengan satu tangan.
Dan
di belakangnya, sebilah sabit yang terlipat dapat terlihat di punggung Reaper.
Serangan
pertama muncul dari belakang. Sabit dari tangan kirinya diayunkan padaku.
Sekalipun aku melihatnya dengan 【Sky
Eyes】, akan telambat untuk menghindarinya.
"…dia
tidak begitu menyeramkan."
Hanya
keberadaannya saja yang tidak biasa dan tidak ada rasa tertekan seperti yang
kau dapatkan saat berhadapan dengan sesosok monster besar. Yang ada, bisa
dibilang keberadaannya itu lemah.
Begitu
aku berpikir demikian——
"?‼"
Sekali
lagi dia mempersempit jarak dalam sekejap dan dengan santai mengayunkan sabit
besar dengan satu tangannya. Kali ini, aku menghindarinya dengan mencondongkan
tubuhku ke belakang, tapi rambutku tertebas dan menari di udara.
"Me-menakutkaaaaaannnn‼"
Monster
ini ternyata benar-benar menakutkan.
Karena
keberadaannya lemah, sulit untuk membaca gerak awal sebelum dia bergerak.
Sebelum aku menyadarinya, dia sudah berada di depanku.
Kemampuan
bergerak dalam sekejap ditambah dengan hawa keberadaan yang lemah membuatnya
terlihat seakan dia tiba-tiba muncul di depanku.
Aku
melakukan semua yang kubisa untuk meloloskan diri dari si Grim Reaper.
"《Enchant》
——Defence, Speed!"
Aku
memasangkan pada diriku sendiri dua enchant
pada pertahanan dan kecepatan lalu mulai berlari ke belakang Reaper.
Tanpa
tahu bagaimana caranya keluar dari hutan yang ditutupi kabut ungu, aku terus
saja berlari.
Kalau
aku tertangkap oleh Grim Reaper, aku kalah. Karena itulah, aku harus mencoba melarikan
diri bagaimanapun caranya.
"Dia——"
Saat
aku melihat ke belakangku untuk sekejap, si Grim Reaper dengan lambannya
berbalik ke arahku. Dia hanya menghadap menatapku tanpa bergerak seinci pun.
Kalau seperti ini, mungkin aku akan bisa meloloskan diri. Harapan kecil yang
kutemukan itu langsung pecah berkeping-keping.
"——Tidak
mungkin."
Kecepatan
bergerak dalam sekejap dan kekuatannya tinggi, tapi pergerakan selain itu
lambat, itulah yang kuduga. Menanggapi pergerakan linear Reaper, aku berniat
lari dalam pola zig-zag. Tapi pemikiranku itu naïf.
"Aku
tidak mengira dia bisa menggunakan sabit berantai tersebut dengan cara
begitu!"
Sabit
yang menggantung pada rantai dari lengan baju kanannya berayun dan dengan suara
bergemerincing nyaring menancap pada sebatang pohon yang tumbuh di hutan.
Kemudian, menelan kembali rantai tersebut masuk ke dalam pakaiannya, Reaper
memperpendek jarak di antara kami dalam sekejap.
『"Kakaka".』
"?‼
Sial—— 《Bomb》!"
Aku
menggunakan sihir paling dasar pada Grim Reaper yang berdiri secara horizontal
pada batang kayu dengan menopang tubuhnya pada kusarigama yang menancap di situ. Aku tahu itu tidak akan
melukainya, tapi aku bertujuan untuk membuat Reaper sedikit pusing.
Ilustrasi Kusarigama
Meskipun
aku tahu itu sudah jelas tindakan yang sia-sia, aku tetap menembakkan sihir
untuk mengalihkan rasa takutku karena dikejar-kejar dan terus berlari.
Saat
awan debu akibat ledakan menghilang, Grim Reaper berdiri di situ seakan tidak
ada apapun yang terjadi, memiringkan kepalanya.
Kalau
begini terus, aku akan tertangkap. Berpikir demikian, aku semakin mempercepat
langkah dan bergegas.
Dari
waktu ke waktu aku mencoba menahannya dengan 《Bomb》
atau 《Clay Shield》
dengan rasa tidak sabar, tapi itu semua sia-sia. Grim Reaper menerima semuanya
itu secara langsung dan menebas melewatinya dengan sabit.
"Haa,
haa, haa——"
Hal
tersebut berlangsung tanpa henti dan di pertengahan jalan aku tidak lagi
melihat sosok Reaper.
"Di
mana dia…"
Aku
menyandarkan punggungku pada sebatang pohon dan memeriksa sekitarku.
Untuk
menenangkan napasku yang tersengal-sengal, aku menarik napas dalam-dalam dari
waktu ke waktu, perlahan memperlambatnya.
Meskipun
sekitarku masih ditutupi kabut pekat, sebuah pikiran penuh harap melintas di
benakku.
"Tidak
mungkin… apakah aku lolo——?‼"
Apakah aku lolos dari dia.
Penilaian tersebut langsung dikhianati.
Kusarigama
yang melompat dari dalam tanah mengikat punggungku ke pohon tempatku bersandar.
"Sial!
Dia menangkapku?!"
Rantainya
membelitku beberapa kali dan sabitnya tertancap begitu dalam ke batang pohon,
menahanku.
Karena
aku merasa santai untuk sejenak, aku telah tertangkap.
Aku
menggeliat dan mencoba untuk melepaskan diri dari rantai, tapi benda tersebut
sedikit menggigit tubuhku dan satu-satunya efek adalah suara nyaring logam yang
saling bergesekkan.
Tidak
adakah sesuatu yang bisa digunakan? Pandanganku beredar dan kemudian aku
memperhatikan rantai yang memanjang dari tanah.
*sraak* *sraak*…
Aku
dapat mendengar suara lambat langkah kaki yang menginjak dedaunan kering.
Perlahan sosok Grim Reaper muncul di dalam kabut ungu.
"Lepas,
lepas, lepas!"
Aku
mencoba melepaskan rantai itu secara paksa, memutar tubuhku mencoba untuk
menyelip keluar, tapi aku masih terbelit. Sementara itu, si Reaper perlahan
bergerak mendekatiku mengikuti rantai.
Apa
ada cara lain——aku mati-matian mengingat kembali daftar item yang kupunya dan memikirkan sebuah metode untuk keluar dari
tempat ini.
Untuk
sementara waktu, aku menggunakan sihir elemen tanah seperti 《Clay Shield》 dan
《Mud Pool》
untuk memperlabambatnya, tapi Clay Shield dibelah begitu saja dan dia dengan
tenang berjalan melewati Mud Pool.
"Apa
yang harus kulakukan, apa yang harus kulakukan, apa——"
Menatap
tanganku yang tertahan, aku terpikir sebuah cara.
Kalau
aku menggunakan efek 【Fairy
Possessed Ring】, aku mungkin saja dapat
mengalahkan atau menghadapi Grim Reaper, atau melarikan diri. Tapi sebelum aku
melaksanakan ide tersebut, sebuah bayangan hitam berdiri di depanku dan
pikiranku terhenti.
Kematian
berdiri di hadapanku, menatapku dari atas dengan matanya yang ada di balik
topeng yang meniru burung itu.
"Gaw——"
Sebuah
sabit terayun begitu saja menebas tubuhku secara diagonal dari bahu. Aku belum
mempersiapkan diri secara mental karena serangan tersebut merampas seluruh
HP-ku saat itu juga. Jangkauan penglihatanku meredup dan sebuah pesan yang
terpampang berbeda dari yang biasanya.
*Dikarenakan kau kalah oleh
monster spesial, maka Penalti Kematianmu akan menjadi berbeda dari yang normal.
Penalti monster 【Grim Reaper】 memperpanjang jangka waktu penurunan
status menjadi 【72
Jam】.
Tepat,
penalti kematian ini bukan main-main. Penalti kematian normal hanya berlangsung
satu jam. Jangka waktu tiga hari ini sangat tidak masuk akal.
Aku
ingin menghindari menerima penalti kematian sepanjang tiga hari karena
dikalahkan oleh musuh yang muncul entah dari mana.
Tanpa
keraguan sedikit pun, aku menekan tombol 『"YES"』saat
mendapat pilihan penggunaan Obat Kebangkitan.
Kuharap
situasi mimpi buruk ini selesai saat aku bangun. Aku berharap demikian dan saat
aku membangkitkan diriku sendiri, aku melihat Grim Reaper yang sudah mengambil
kembali kusarigamanya dan membalikkan
badan.
"Jadi
masih belum selesai. Artinya aku hanya bisa melarikan diri."
Merespon
kebangkitanku, Reaper memiringkan kepalanya dengan tajam. Tapi berikutnya, dia
mungkin akan datang memburuku dengan sabitnya, seakan berkata, "Yah,
baiklah. Aku harus menebasnya lagi."
Aku
mulai berlari mati-matian dan di perjalanan, aku menenggak High Potion.
"Haa,
haa… benar-benar sial."
Aku
berpikir bahwa bertemu dengan monster yang sudah pasti mengirimmu kembali
setelah mati adalah sebuah kesialan dan melarikan diri dengan mati-matian.
Karena
enchant-nya sudah dibatalkan saat aku
mati dan bangkit kembali, aku memasang kembali enchant tersebut pada diriku.
Meskipun
Grim Reaper mengikutiku dengan pergerakan kecepatan tingginya menggunakan kusarigama, kali ini aku tidak
membiarkan dia lepas dari penglihatanku.
Demi
menghindarinya, aku tidak menggunakan busur ataupun pisau dapur dan terus
melarikan diri sambil mengawasi setiap serangan musuh dan bergerak.
Tetap
saja, musuhku itu kuat. Sekalipun aku memperpanjang waktu untuk berpikir selama
penyerangan menggunakan 【Sky
Eyes】, aku menerima serangan yang tidak bisa
kuhindari. Setiap kali, aku bangkit setelah mati dan terus melarikan diri.
Saat
aku bergerak tanpa henti untuk melarikan diri, kabut ungu yang menutupi hutan
perlahan menipis dan kupikir aku sepertinya dapat meloloskan diri kalau seperti
ini.
"——Ada
cahaya."
Ada
pintu keluar dari hutan. Aku melihat sebuah tempat di mana kabutnya lebih
tipis. Kalau aku meloloskan diri lewat sana, permainan kejar-kejaran sinting
ini akan berakhir. Saat aku berpikir demikian, aku merasa santai untuk sesaat,
yang secara langsung berhubungan dengan kematianku.
"Lagi,
ya…"
Aku
melihat sabit yang terayun dan tubuhku terjatuh lagi.
Tanpa
keraguan, aku memilih 『"YES"』
pada menu yang muncul. Dengan begini,
aku tidak lagi punya Obat Kebangkitan.
"Akan
kupertaruhkan semuanya pada ini! —— 【Bomb】!"
Aku
menyebarkan sejumlah besar Bomb's Magic Gem dan memicu mereka, kemudian
bergegas menuju pintu keluar saat itu juga. Kalau dia merasa pusing karena
sihirku dan tertinggal, ini akan menjadi kemenanganku.
Saat
aku berpikir demikian, aku mengambil satu langkah dan tergelincir, terjatuh ke
tanah.
"Sial!
Kenapa?! Apa ini…"
Aku
menyadari saat mencoba berdiri. Kusarigama
melilit kakiku. Di sisi lain, terdapat Reaper yang tetap utuh meskipun terkena
ledakan begitu banyaknya.
Saat
dia menarik tangannya, rantainya terikat kembali dan aku terjatuh ke tanah
lagi.
"Agh,
aku sudah sejauh ini tapi…"
Aku
menggunakan Obat Kebangkitanku yang berharga untuk melarikan diri, namun aku
tidak bisa meloloskan diri pada akhirnya… Aku menjulurkan tanganku ke luar,
ingin mendekat meskipun sedikit, tapi aku kalah terhadap tenaga yang menarik
rantai itu dan menyeretku kembali ke tanah.
Ayo
gunakan cincin 【Fairy
Possessed】 di jari tangan kananku,
pikirku. Tapi sekali lagi ide itu tertahan.
Sementara
aku berlutut, Grim Reaper meletakkan sabitnya di leherku. Melihat cahaya kusam
bilah sabit itu, aku merasakan kengerian.
Aku
merasa seperti seorang pendosa yang menunggu proses eksekusi.
Terikat
seperti ini, kesedihan dan rasa kesepian berkobar dalam dadaku.
Kemudian,
kesedihan dan kesepian itu terikat pada cincin 【Fairy
Possessed】 yang memantul di
penglihatanku. Sebuah pikiran aneh melintas di benakku.
——Aku
penasaran, apakah rasanya kesepian di dalam cincin itu?
Begitu
aku memikirkan pertanyaan itu, rasa takutku terhadap Reaper menghilang
sepenuhnya.
Tidak
merasa takut sedikit pun saat sabit tersebut mendekat, aku hanya berpikir untuk
menerimanya saja. Pada akhirnya, apa yang membuatku kecewa hanyalah bahwa aku
tidak dapat melakukan apapun tentang si Reaper.
Kemudian,
sabit tersebut menebas kepalaku dan kesadaranku jatuh dalam kegelapan
sepenuhnya.
[1]
Dari yang bisa kutangkap, sepertinya ungkapan ini maksudnya "punya barang
berharga tapi nggak tega pake karena terlalu sayang"
[2]
Topeng berbentuk kepala burung gagak yang dulu biasa dipakai oleh para dokter
Wabah Hitam (Black Death) [https://id.wikipedia.org/wiki/Maut_Hitam]
1 Comments
Sia sia dong yak
BalasHapusPosting Komentar