MASIH KELUARGA HIIRAGI
(Translater : Natsume-kun)
Beberapa
saat sebelumnya,
"Jadi~,
strategi apa yang sebaiknya diambil?”
Hiiragi
Shinya telah memberangkatkan pasukan dari Mikado no Oni ke SMA 1 Shibuya.
Saat
dia datang, pertempuran telah mendekati hasil.
Karena Guren hampir melenyapkan semua musuh mereka.
Oleh
karena itu, hal yang dilakukan Shinya saat tiba adalah melindungi para siswa
Mikado no Oni dan menahan beberapa prajurit Gereja Hyakuya.
Karenanya,
seluruh sekolah menjadi lengang.
Ketika
sekolah diperiksa menggunakan detektor suhu, ruang-ruang kelas sudah hampir kosong.
Hanya
ada tiga orang tersisa di gedung itu.
Dua
orang di atap.
Jika
seseorang mempercayai detektor suhu, maka hanya merekalah yang tersisa.
Tidak
ada kepastian kalau Mito, Goshi, Sayuro dan Shigure masih hidup.
Akan
tetapi, hal itu bukanlah sesuatu yang harus aku khawatirkan lagi.
Guren
berkata ia ingin melindungi rekan-rekannya. Pria itu membuang kemanusiaannya demi melindungi
rekan-rekannya.
Maka
tugasku adalah untuk mengurus hal lainnya.
Ngomong-ngomong,
sekolah ini berbeda dari sekolah pada umumnnya. Semua hal yang disekeliling Shibuya, pada umumnya dibuat
untuk menguntungkan pihak Mikado no Oni.
Lagipula,
Shibuya adalah lokasi dimana markas utama Mikado no Oni berada.
Oleh karenanya,
"Jika
kami dengan mudah dikalahkan disini, semua orang akan balik berpihak pada
Gereja Hyakuya."
Akan
tetapi, belum bisa dipastikan bagaimana situasi di belahan Jepang lainnya.
Jika peristiwa pembunuhan sebesar ini terjadi di Shibuya,
maka tidak diragukan bahwa ini adalah sebuah perang.
Berita
tentang perang yang terjadi tidak bisa ditutup-tutupi lagi.
Semua
organisasi politik diseluruh Jepang terlibat dalam pembicaraan yang panas.
Dikarenakan
berbagai alasan, Gereja Hyakuya dan Mikado no Oni punya
peluang yang sama untuk memenangkan perang.
Tapi
jika kita melihat dalam pandangan umum, bukankah kita adalah pihak yang kalah?
Pikir Shinya.
Lagipula,
gereja Hyakuya lebih besar dari kita. Mereka punya lebih banyak pengikut. Meskipun keduanya sama-sama menerima dana dari
pihak-pihak dalam negeri, gereja Hyakuya masih memiliki anggaran yang lebih
besar.
Jika
terjadi perang berkepanjangan, Mikado no Oni pasti akan mendapat tekanan dari
pemerintah Jepang dan organisasi luar. Hal iti akan lebih menguntungkan Gereja Hyakuya lagi.
Meskipun
begitulah keadaannya, kemenangan dan kekalahan tidak bisa diputuskan secepat
itu.
Itu
akan menjadi perang yang panjang, bengis dan tentunya berlumuran darah.
Sampai
salah satu pihak mengakui kekalahan, perang tidak akan berhenti.
Terlebih
lagi, ini adalah perang yang melibatkan dua organisasi keagamaan yang memiliki
banyak pengikut setia.
Pihak
mana yang berada disisi keadailan, pihak mana yang lebih kuat, tak jadi soal.
Itu
hanyalah soal darah yang mengalir
Selain
itu, para petinggi dari kedua organisasi itu pastinya mengetahui ini.
Oleh karenanya,
".......
Jika mereka tidak bodoh, mereka pasti akan berdamai ketika perang mencapai
keadaan tertentu."
Tetapi
jika hal ini bisa dicapai, maka perang keagamaan yang tercatat dalam sejarah
tak akan terjadi begitu lama. Sejauh ini, ia tidak tahu apa yang akan terjadi
kedepannya.
Shinya
memandang langit malam.
Waktu
akan segera melewati pukul sebelas malam. Masih ada satu jam tersisa sampai hari ini berakhir.
"Pada
akhirnya, perang tak bisa diakhiri hari ini, ya....."
Jika situasi ini terus berlanjut, organisasi sihir
dari negara lain akan ikut campur. Meskipun keduanya berada di Jepang, bagaimanapun Gereja
Hyakuya dan Mikado no Oni dianggap sebagai organisasi yang cukup besar didunia.
Dengan demikian, ada banyak organisasi dan negara yang memusuhi
mereka.
"Lagian~,
masalah sebesar itu tidak ada hubungannya denganku sih.”
Sambil
berkata begitu, Shinya mengarahkan pandangannya kembali ke ruang kelas.
Pastinya
monster yang melenyapkan seluruh pasukan penyerbu yang dikirim gereja Hyakuya
ada disekitar sekolah saat ini.
Shinya
membuat persiapan untuk menyegel monster itu. Dulu, ia berhasil menangkap seekor vampir.
Menilik pengalamannya saat itu, ia mempersiapkan peralatan
besar yang dibuat dengan mantra kutukan penyegel.
Meskipun
ia sedikit terlambat karena mempersiapkan peralatan ini, tapi jelas ini
adalah tindakan yang tepat.
Pertempuran
disini telah berakhir.
Jadi
tugas yang tersisa adalah,
"......
Mengatasi sang Oni."
Shinya
bergumam.
Ia
datang kemari untuk menyelamatkan rekan yang menjadi Oni.
Ia
melihat pada layar detetkor suhu. Sumber panas berasal dari tempat sekitar ruang audio
visual.
Hanya
ada satu makhluk disana, makhluk itu menunjukan jumlah panas yang tidak mungkin
manusia bisa capai.
Mungkin
itu adalah si Oni.
Atau
Guren.
Setelah
itu, Shinya memerintahkan prajurit yang sedang menyiapkan meriam.
"Bidik
ruang audiovisual di lantai dua.”
Para
prajurit segera bereaksi. Semua orang disini adalah para elite dibawah kendali
Kureto.
Para
penyihir dari regu operasi spesial terbaik Mikado no Oni juga terlihat hadir.
Mereka semua sangat kuat. Banyak diantara mereka yang kemampuannya setara dengan
Shinya, bahkan mungkin ada beberapa yang lebih kuat darinya.
Keseluruhan,
total ada lima ratus orang.
Semuanya
bersumpah setia pada keluarga Hiiragi. Mereka semua bersedia menyerahkan nyawa mereka tanpa ragu
jika Kureto memerintahkannya.
Salah
satu dari mereka bicara.
"Shinya-sama. Persiapannya sudah selesai.
Meriam
membidik ruang audiovisual.
Seluruh
meriam yang bertujuan untuk menyegel jendela telah diarahkan sebelum perintah
dikeluarkan. Mereka
jelas orang-orang elite.
Orang-orang
ini mematuhi perintahku. Mereka mungkin melakukan ini karena ini adalah langkah
yang tepat.
Shinya merinding
karenanya.
Dari
perilaku para prajurit ini, bisa disimpulan bahwa keluarga Hiiragi memiliki
kekuaatan yang tak terkira, Tidak akan ada yang bisa dilakukan oleh satu orang saja.
Bahkan jika seseorang menjadi kuat -- menjadi iblis, dunia
ini tetap tidak akan berubah.
Sekuat
apapun seseorang, itu percuma.
Mahiru
juga pasti mengerti ini. Ia sangat cerdas dan terlahir dari keluarga Hiiragi
Mengapa
organisasi?
Mengapa
manusia?
Ia
seharusnya sudah menyadarinya sejak lama.
Meskipun
ia menjadi iblis, ia tetap tidak bisa mencapai hal yang sangat ia
inginkan. Lalu, apa yang sebenarnya ia rencanakan?
"......
Ah ah¬, merepotkan sekali. Itu sangat menakutkan, tidak ada seorang pun yang ingin
terlibat."
Sambil
bergumam, Shinya menengadah ke ruang audiovisual.
Mungkin
saja perang ini direncanakan oleh Mahiru. Ia mungkin memanipulasi gereja Hyakuya dan Mikado no Oni,
untuk memulai peperangan.
Akan
tetapi, setelah semua ini, apa yang Mahiru inginkan?
Apa
yang ia persiapkan?
Untuk
seseorang yang memainkan peran minor di dalam kisah ini, aku sama sekali tidak
mengerti. Kegelapan
macam apa yang sebenarnya tersembunyi di hatinya?
Dibanding
dengannya, alasan Guren menjadi Oni
tampak sedikit naif dan manis.
Untuk
menyelamatkan rekan-rekannya.
Itulah
yang dikatakan pria itu.
Untuk
menyelamatkan teman-temannya.
Ia
menjadi Iblis.
“……….”
Bagaimanapun
juga, ia adalah orang dungu. Orang yang sangat dungu. Si dungu
yang meneydihkan.
Akan
tetapi, karena itulah di dunia yang dipenuhi kegelapan ini,
"......
Harus ada orang seperti dia."
Shinya
berbisik.
"Ada
sebuah nilai yang didapat disaat menyelamatkan rekanmu."
Ia
melihat pada layar detektor
suhu. Ada tiga orang di
dalam ruang audiovisual.
Bisa
saja itu Guren, ia tidak membunuh dua orang lain. Ia benar-benar mampu membunuh mereka secepat mungkin,
tapi ia tidak melakukannya.
Dengan
kata lain, dua orang itu adalah.
".....
rekannya.”
Mereka
pasti Goshi, Mito, Sayuri atau Shigure.
Jika
begitu keadaannya, sekolah belum bisa disegel sekarang.
Saat
itu, seseorang bergerak. Salah satunya menolong yang lain dan berlari keluar.
Shinya
dengan segera mengangkat tangannya.
Jika
mereka yang lari adalah prajurit gereja Hyakuya, tembakan akan dilancarkan.
Menyegel musuh disekolah tentunya adalah rencana yang
lebih bagus.
Akan
tetapi, sesuai yang ia prediksi, mereka yang lari melalui jendela ruang
audiovisual adalah rekan-rekannya.
Goshi
yang sedang membawa Mito melompat keluar.
Tak
jauh dibelakang mereka, Guren mengangkat pedangnya dan mengejar Goshi.
Guren
nampaknya sedang dalam keadaan kehilangan akal sehatnya.
Ia sedang
bersiap untuk membunuh Goshi dan Mito.
“……. Sial.”
Shinya
mengutuk.
Ia sedang memperhitungkan kapan harus menembak.
Jika ia
menembak sekarang, Goshi dan Mito pastinya akan terjebak didalam sekolah.
Melihat perkembangan situasinya, Shinya menyimpulkan
bahwa mereka berdua mungkin saja terbunuh. Membantu mereka lari adalah salah satu prioritas
mendesak.
Tetapi,
jika tembakan tidak dilancarkan sekarang, Guren juga akan lari.
Rencana akan berubah jika hal itu terjadi.
Jika ia
tidak dikurung disini, ia akan menjadi musuh bagi seluruh dunia.
Guren
mungkin akan merenggut lebih banyak nyawa. Tidak ada
hubungannya dengan gereja Hyakuya atau Mikado no Oni, ia kan menjadi mesin
pembunuh.
Bunuh,
bunuh, terus membunuh, dan pada akhirnya Guren akan terbunuh juga.
Manusia
tidak selemah itu.
Meskpun
mereka takut dengan iblis, disana
hanya ada satu iblis berkeliaran.
Jika
hanya ada satu Oni, manusia akan bisa
membasminya ketika mereka fokus untuk melakukannya.
Hal ini
telah terbukti dalam sejarah mereka.
Para
manusia pernah mengorbankan hidup mereka untuk membasmi mereka yang dirasuki
iblis, banyak kisah seperti itu.
Bahkan
ada kisah-kisah yang menceritakan kesuksesan manusia dalam
membunuh vampir yang memiliki kekuatan hebat.
Itulah
sebabnya Guren pasti akan terbunuh.
Jika
gereja Hyakuya fokus padanya.
Jika
Mikado no Oni menaruh fokus padanya.
Bahkan
jika harus mengorbankan nyawa yang tak terhitung banyaknya, Guren
dan Mahiru tetap akan terbunuh.
Itu
semua adalah alasan mengapa ia harus dikurung disini.
Shinya
disini untuk memberi bantuan semampu ia bisa. Untuk menghentikan Guren. Untuk melindungi rekannya. Ia mengungkapkan semua yang ia tahu pada Mikado no Oni
demi datang kesini.
Seperti
halnya Guren yang melepas kemanusiaannya, Ia melepas hasrat egoisnya.
Jadi,
"......
Tolong hentikan, Guren.”
Shinya
berbisik.
".......
Kumohon bangunlah. Jika kau menjadi Oni untuk menolong rekanmu, maka
seharusnya kau bisa berhenti.”
Ia
mengatakan ini tiba-tiba.
Seorang
prajurit disampingnya berbicara.
"Shinya-sama, tolong berikan perintah.”
Dengan
kata lain, sudah waktunya mereka menembak. Ia pun berpikir demikian.
Sekarang
bukan saatnya untuk khawatir tentang hidup Goshi dan Mito. Bahkan jika ia tidak peduli tentang hidup mereka, banyak
orang telah mati. Saat
ini, nilai kehidupan Goshi dan Mito di dunia ini terlalu rendah.
Akan
tetapi, Shinya tidak menghiraukan perkataan si prajurit dan menatap ruang
audiovisual.
"....
Kau pasti bisa bangun. Aku tahu itu. Jika
tidak, tidak ada gunanya kau datang kemari untuk menyelamatkan
rekan-rekanmu."
Goshi
berteriak selagi ia berusaha lari dari Guren.
"GUREN!
AKU.... PERCAYA KAU REKANKU...... KAU ADALAH ORANG YANG
BAIK! KARENA ITU, TOLONG
BERHENTI! MARI
BEKERJA KERAS BERSAMA!”
Apa
yang dikatakannya sangat naif dan bisa membuat orang lain merasa jijik.
Rekan.
Orang
baik.
Bekerja
keras bersama.
Jika
Guren berhenti setelah mendengar kata-kata itu, maka ia benar-benar seorang yang
dungu.
“……..”
Akan
tetapi, Guren berhenti.
Meskipun
hanya sesaat, ia benar-benar berhenti.
Memang,
ia memang si dungu sejati yang bisa membuat orang lain malu karena
kedunguaanya.
Setelah
itu, Shinya berkata pada si dungu itu,
"Baiklah.”
Ia mengangguk.
Dan
melambaikan lengannya.
Dengan
segera,
"Tembak!”
Ia
berteriak.
Goshi
dan Mito tidak lagi terancam terkena tembakan.
Mendengar
suara Shinya, Guren melihat ke arah Shinya.
Shinya
mendongak.
“…….”
Sesaat,
mata mereka bertemu.
Mata
Guren terlihat meminta sebuah pertolongan. Seolah-olah meminta seseorang membunuhnya.
Hal itu
mungkin subjektif, mungkin karena aku ingin mempercayai
bahwa Guren sedang berpikir demikian.
Namun,
Shinya benar benar melihat Guren seperti itu. Karena itu, ia berkata,
"Ha,
lebih baik kau tidak berpikir bisa mati dengan damai setelah tidur dengan tunanganku. Aku akan memaksamu untuk selamat kali ini.
Setelah itu, aku tidak akan membiarkan seseorang
membunuhmu selain aku. Jika tidak, seluruh hidupku akan menjadi sebuah kegagalan.”
Guren
memotong bola meriam itu dengan pedangnya. Kertas mantra mulai menyebar keluar. Mungkin dengan kontak langsung dengan benda itu bisa
mengikat Guren secara langsung. Akan tetapi, Guren dengan cekatan merespon.
Ia
mundur, sekarang tidak nampak lagi wujudnya.
Tapi
Shinya tak menurunkan intensitas tembakannya.
Kertas-kertas
mantra itu menempel pada jendela dan dinding, membuat
banyak lapisan untuk menyegel Oni disana.
Tidak
perlu waktu lama untuk menutupi seluruh sekolah dengan kertas mantra.
Persiapannya sudah selesai. Kumpulan kertas mantra itu membentuk pembatas, untuk
mencegah siapapun keluar. Pembatas itu diperluas secara vertikal, jadi selama
seseorang tidak bisa terbang, tidak akan ada jalan keluar.
Dengan
segera para prajurit melancarkan serangan.
Tentunya
dengan sangat sempurna. Setelah
perintah diberikan, mereka akan melakukan pekerjaan mereka dengan sangat baik.
Ponselnya
mulai berdering. Shinya
mengangkatnya.
"Ah,
akhirnya saya bisa bicara dengan Anda~”
Suara
seorang pria paruh baya
terdengar di sisi lain panggilan.
Sang
penelepon tidak lain adalah Ichinose Sakae, kepala keluarga Ichinose.
Pria yang mengurus seluruh Mikado no Tsuki.
Ayah
Guren.
Ia
bertanya dengan hati-hati.
"....
Apakah disana ada orang lain yang mendengar?”
Shinya
menjawab dengan normal.
"Semuanya
mendengarkan. Apa ada
masalah dengan itu?”
“…….”
"Saya
kira Anda tidak punya pilihan. Putra Anda sedang ada dalam bahaya besar. Jadi, perihal mana yang lebih penting bagi Anda, organisasi atau nyawa putra Anda, mungkin Anda sudah
memutuskanya, bukan? Lagipula, Anda menghubungi
saya sekarang”
Sakae
terdiam sesaat.
"........
Bagaimana keadaan putraku?"
Shinya
memandang kearah sekolah dan mengingat-ngingat penampilan Guren ketika tadi
meyerang Goshi dan Mito.
“Sangat buruk.
Ia menjadi Oni.
Ia saat ini sedang mengamuk, menghancurkan semua yang ada
didepannya."
".....
Menurut informasi yang kau serahkan padaku, Putraku telah
menjual dirinya pada Kiju.”
"Ya.”
“Jika
hal ini terungkap. Kami....... Mikado no Tsuki akan ada dalam bahaya besar.
Kami akan dimusnahkan.”
“Mungkin saja.
Jadi?”
“Jika
itu benar-benar terjadi, aku tidak bisa mengerti apa maksud kebaikanmu.
Menurut apa yang sebelumnya kau katakan, kau ingin
menolong putraku....menolong Guren. Itulah sebabnya kau menyuruhku memberi
semua informasi yang kupunya. Tapi, mengapa kau melakukan ini? Meskipun kau adalah seorang Hiiragi, kau hanya anak
adopsi. Jika
kau ketahuan ikut campur, kau akan dibunuh juga.”
“Mungkin.”
"Lalu
mengapa.... kau ingin menyelamatkan Guren?”
Shinya
menjawab dengan polos.
"Karena
kami teman?”
“…….”
"Hanya
bercanda. Aku
mengerti Anda tidak bisa
percaya padaku. Anda
juga paranoid, ragu jika ini adalah jebakan. Tapi kami tidak punya jebakan saat ini.
Situasinya memburuk dengan sangat cepat.
Putramu dan aku memiliki sedikit persaingan dalam merebut
seorang gadis. Kami
telah melakukan berbagai percobaan untuk mencoba menolongnya.
Tapi tidak berhasil. Kami sedikit kesal dan dipaksa menemui jalan buntu.
Merepotkan sekali, sebagai ayahnya, setidaknya Anda perlu mengajarinya memperlakukan wanita dengan baik.”
“……”
Sakae
tidak menjawab.
Akan
tetapi, Shinya tidak peduli.
"Yah,
anak itu cukup menakutkan.”
Suara
Sakae bergetar.
"Apakah
itu Hiiragi Mahiru-sama.....?”
Suaranya
terdengar sedang menahan sebuah kebencian. Mungkin baginya, bocah dengan darah Hiiragi itu terkesan
mempermainkan putranya yang sangat berharga, dan membahayakannya.
Ia
mendengar ini dari Mahiru. Hal itu pastinya saat masa kecil mereka.
Guren dan Mahiru disalahkan karena terlalu dekat satu
sama lain dan mendapat teguran keras dari para orang dewasa.
Shinya
mengingat ekspresi Mahiru saat ia mendengar hal ini. Ekspresinya saat ia memikirkan dan membicarakan Guren.
Guren, anak laki-laki yang membuatnya sangat bahagia
meskpun faktanya Mahiru hampir selalu menyembunyikan ekspresinya. Orang
macam apa dia itu? Shinya pernah memikirkan hal seperti ini, hal hal yang sering ia pikirkan.
“Menurut
perkiraan saya, peperangan ini pastinya bagian dari rencannya.
Perang habis-habisan antara gereja Hyakuya dan Mikado no
Oni, semua ini didalangi olehnya. Oh dan mereka yang sedang menguping, apa anda masih
disana? Orang
yang paling bertanggung jawab atas perang ini adalah wanita yang dipanggil
Hiiragi Mahiru. Semua
orang dikendalikan olehnya. Jika perang membosankan ini tidak berakhir, semuanya akan
berjalan sesuai kehendaknya."
Tentunya
tidak ada jawaban.
Shinya
melanjutkan.
"Yah,
untuk saat ini, kami akan mengabaikan masalah ini. Jadi kami telah mengganti strategi bertempur kami.
Untuk menyelamatkan Mahiru, kami akan menyingkap secara
terbuka penelitian yang telah saya dan Guren lakukan. Meskipun ia merahasiakan itu demi melindunginya, kami
tidak bisa lagi menutupinya. Mahiru bukan seseorang yang bisa kami
kendalikan. Oleh
karena itu, aku akan mempercayakan segalanya kepada para petinggi Mikado no
Oni mulai sekarang, Ichinose Sakae – bisakah Anda menyerahkan penelitian yang dilakukan
Guren? ”
Ia
mengatakan semuanya sekaligus.
Perkataanya
penuh dengan kebohongan.
Penelitian
dilakukan bukan untuk menyelamatkan Mahiru.
Baik
Guren maupun Shinya, penelitian itu dimaksudkan untuk mendapat kekuatan.
Begitulah
kenyataannya.
Mereka
menginginkan lebih banyak kekuatan untuk mengubah keadaan saat ini.
Tapi
tidak semuanya bohong. Alasan mereka mendapat kekuatan memang benar untuk menyelamatkan Mahiru.
Bagi
Guren, ini adalah babak akhir dari kisah cinta masa kecilnya.
Bagi
Shinya, ini adalah demi melepaskan diri dari pertunangannya dan mencari tahu
perasaanya yang sebenarnnya.
“……”
Atau
mungkin, usaha ini tidaklah cukup.
Usaha
keduanya tidak cukup.
Mahiru
yang berada didepan mereka, terus bergerak
maju.
Menyerahkan
hidupnya.
Menyerahkan
dunia yang pernah ia tinggali.
Ia
telah menjadi Iblis.
Demi
menyusulnya, melepaskan semua usaha
mereka adalah hal yang amat diperlukan.
Sakae
nampaknya telah mengerti keadaannya.
"…..
Kami akan menyerahkan informasinya. Hukuman akibat dari mengadakan penelitian terhadap
kutukan terlarang, aku akan menerima itu semua. Jadi putraku…..”
Shinya
memotong.
“Akan
terselamatkan. Kirimkan
semuanya ke alamat yang sudah diberikan. Saya akan menggunakan semua informasinya untuk
menyelamatkan Guren,"
Dengan itu, ia mengakhiri panggilannya.
Hampir
seketika, ponselnya berbunyi lagi. Shinya memandang layar dan mengangkatnya.
"Halo?”
"Apa
kau bercanda? Gereja
Hyakuya juga mematai-matai pesanmu."
Itu
adalah Kureto.
Shinya
tersenyum.
“Ah,
Kureto-nii-san. Jangan menguping~”
“Kau
harusnya tidak membeberkan penelitian Kiju
pada gereja Hyakuya…."
Shinya memotong.
“Mereka
pastinya sudah mempunyai itu. Meskipun mereka tidak punya, Mahiru akan memberikannya.
Lagipula, ia berada di sisi mereka. Menurut perkiraanku, ia mestinya sudah memberi informasi
pada Gereja Hyakuya maupun Mikado no Oni demi membuat kedua sisi melanjutkan
penelitian itu. Kemudian,
ia akan membiarkan kedua belah pihak saling bertempur, dan merugikan keduanya."
Shinya
berhenti setelahnya.
Kureto
itu cerdas. Tentunya,
ia mengerti situasinya sepenuhnya.
Ini
adalah kompetisi untuk menentukan pihak mana yang pertama kali dapat membuat
senjata Kiju.
Mahiru
merencanakan semua ini demi hal itu.
Untuk
membuat gereja Hyakuya dan Mikado no Oni bertarung demi kekuatan.
Di satu sisi ia memberi bagian penelitian pada kedua
pihak, disisi lain ia membuat kedua pihak saling bertempur.
Jika
mereka berperang, jika ada musuh yang hadir, proses riset akan berjalan dengan
cepat. Para peneliti yang
menolak melakukan percobaan manusia juga akan terlepas dari jeratan moral
karena situasi perang.
Hal ini
dapat memicu pengembangan kutukan terlarang dengan pesat, sesuatu yang
seharusnya tidak boleh diselesaikan.
Pihak
yang mempunyai keraguan mesipun hanya sedikit akan kalah.
Pihak
yang terlambat meneliti kiju akan
kalah.
Atau
kedua belah pihak akan membuat perjanjian bahwa mereka tidak akan melakukan
riset tentang senjata terkutuk itu.
Shinya
bertanya.
"Ah,
atau mungkin disana, kedamaian…..”
Kureto
dengan cepat memotong ucapan Shinya.
"Mustahil.”
"Jadi”
“Tentu
saja, musuh yang sebenarnya bukan gereja Hyakuya. Bahkan jika kita memastikan tidak ada informasi yang
bocor, Mahiru akan memberikannya pada mereka.”
"Ya.”
"Dengan
kata lain, kita perlu mendahului Hiiragi Mahiru dalam pengembangan senjata Kiju.”
"Tentu."
Jujur
saja, menjelaskan hal ini secara detail adalah sesuatu yang tidak diperlukan.
Akan tetapi, Kureto tetap melakukannya.
Itu berarti jelas ada seseorang yang mendengarkan
percakapan ini.
Apakah
itu Gereja Hyakuya atau Hiiragi Mahiru?
Kureto
melanjutkan.
“Jika
satu orang bisa unggul melawan satu kelompok, itu hanya akan terjadi di awal pertempuran .
Ia salah memperhitungkan keadaan dengan memberi kita
informasi. Kita
akan memenangkan pertarungan ini. Oni, tidak peduli seberapa kuatnya dia, tidak akan berdaya
jika bertindak seorang
diri."
Itu ditujukan
pada Mahiru.
“Kau
mendengarnya, Hiiragi Mahiru? Kau hanya seorang diri. Hanya seorang. Kami manusia akan meneyelesaikan penelitian ini.
Menggunakan informasi yang kau tinggalkan, kami akan
berdamai dengam Gereja Hyakuya.
Kureto
baru saja mengatakan sesuatu yang tidak bisa dipercaya.
Tidak
ada yang tahu seberapa benar perkataannya. Tetapi jika itu benar, penelitian mungkin akan berkembang
dengan cepat bahkan sebelum Mahiru bisa mencapainya.
"Berhenti
meremehkan manusia. Kami, secara penuh,pasti akan dapat menyelesaikan kutukan itu bahkan lebih
dari yang kau bisa.”
Mahiru
tidak menajawab. Jika
itu dia, dia tentunya bisa untuk masuk dalam percakapan itu, tetapi dia menahan
diri untuk tidak melakukannya. Bisa saja, ia bahkan tidak mendengarkan ini semua.
Atau kemungkinan lain adalah hal ini sesuai dengan
perkiraannya.
Kureto
tetap melanjutkan.
"Shinya.
Aku akan pergi ke Aichi. Laboratorium Ichinose ada disana. Nampaknya disana ada beberapa percobaan Oni yang dibuat dari darah Guren.
Aku akan mendapatkannya.”
Pastinya
itu adalah percobaan yang Guren lakukan. Sakae berkata jika hal itu terbongkar,
Mikado no Tsuki yang beroperasi dibawah keluarga Ichinose akan dibasmi.
Tapi hal itu nampaknya telah terbongkar sejak lama.
Shinya
berkata.
"Lalu,
aku akan menyegel tempat ini sampai kau sukses mendapatkan subjek eksperimen?”
"Tolong
lakukan saja”
Itu
saja, Hiiragi Kureto hanya menyuruh Shinya,'melakukannya'.
Dengan
itu, panggilan pun berakhir.
Di saat
bersamaan, sebuah mobil masuk dari gerbang sekolah. Itu adalah sebuah mobil mewah yang dibuat oleh pabrik
terbesar di Jepang, lengkap dengan mesin V12.
Itu
bukan tipe mobil normal yang akan dijual sembarangan.
Mobil
itu masuk dan berhenti di belakang Shinya. Pintu belakang mobil terbuka. Seorang pria berjalan keluar.
Itu
adalah Hiiragi Kureto, pria yang baru saja berbicara dengan Shinya.
Shinya
tersenyum pahit.
"Oh?
Bukannya kau pergi ke Aichi”?
Kureto
memberikan tatapan dingin.
"Jika
aku tidak salah, aku tidak menyerahkan apapun padamu.”
"Sejak
kapan kebohongan itu dimulai?”
Dengan
kata lain, semuanya adalah kebohongan.
Termasuk
berdamai dengan Gereja Hyakuya.
Termasuk
pergi ke Aichi untuk mendapatkan subjek eksperimen. Bahkan pembicaraan tentang membiarkan Shinya mengambil
komando untuk melindungi sekolah.
Kureto
tersenyum.
"Pertama-tama,
ini adalah intinya. Tidak peduli hal buruk apa yang terjadi di Jepang bagian manapun, tidak ada
yang benar-benar menjadi masalah. Itu terjadi setiap saat dalam keseharian kita.
Akan tetapi, apa yang terjadi disini….”
Ia
melihat sekolah yang telah tersegel.
Sekolah
dengan Oni di dalamnya.
Kureto
melanjutkan.
"Ini
adalah evolusi dari manusia, kan?” Menyelesaikan penelitian Kiju dan mempersenjatainya, seluruh pemandangan di bumi akan
berubah. Jepang
atau seluruh dunia, semuanya akan menjadi milik Mikado no Oni.
Itulah yang akan menjadi tugasku."
Shinya
terdengar sedikit jengkel.
"Apakah
Kureto-nii juga terobsesi dengan
kekuatan?
Tepat seperti yang diprediksi Mahiru.”
Kureto
menjawab.
"Mengungkap
informasi dan merundingkan perdamaian dengan Gereja Hyakuya adalah kebenaran.
Ini demi membuat Mahiru mengungkapkan rencananya.
Akan tetapi, bahkan jika kita mengungkap informasi, kita
masih punya...."
"Guren?”
"Ya.
Kita punya Oni yang
asli. Karena Mahiru
sangat tidak mau menyerah pada Guren. Ia pastinya telah memasukan Oni yang terbaik padanya. Jika kita berhasil mengembangkannya, maka kita akan
selangkah lebih maju. ”
Banyak
mobil masuk ke area sekolah. Banyak peneliti yang keluar.
Shinya
menatap mereka.
".....
Mahiru pasti sedang menonton ini semua."
"Ya.”
“Ia
tidak menyerang. Dengan
kata lain, ini bagian dari rencananya. Ia ingin penelitian Kiju
berkembang.
"Tentu
saja. Akan tetapi, jika
kita berhasil mengembangkannya melebihi perkiraan Mahiru, kita akan menjadi
sangat unggul dalam segalanya."
"Tapi
mungkin apa yang menunggu kita adalah kehancuran?"
Kureto
tersenyum.
"……
Kehancuran? Mengapa?
Karena kekuatan yang tak terkendali?”
"Ya,
iya.”
"Jika
manusia dihukum karena mengejar kekuatan, maka dunia sudah berakhir sejak
lama."
Itu
benar.
Manusia
belajar untuk memanfaatkan api. Tapi dunia tidak berakhir.
Manusia
belajar untuk menggunakan minyak bumi.
Tapi dunia tidak berakhir.
Manusia
belajar menggunakan energi nuklir. Tapi dunia tidak berakhir.
Tiap
kali manusia menyentuh sesuatu yang terlarang, perkembangan pesat dibuat.
Jadi barangkali, mengejar kekuatan apa pun itu, keinginan
untuk berbagai jenis kekuatan terlarang dan mempersenjatai mereka tidak akan
membawa akhir bagi dunia.
Namun,
bagiku hal-hal ini tidak terlalu penting.
Shinya
berkata.
"…..Bagaimanapun
aku hanya punya satu keinginan. Aku ingin kita tidak membunuhnya saat menangkapnya.
Maka biarkan dia bangun. Hanya itu.”
Mendengarnya,
Kureto menatapnya dengan curiga.
“Apa maksud ucapanmu.”
Shinya
tertawa genit.
"Ah,
orang itu belum mengembakikan majalah porno yang dia pinjam dariku ~”
“………”
Kureto
mengabaikannya. Ia
berbalik dan mulai memberi perintah pada para prajurit.
"Guren-sama! Guren-sama!"
Itu
adalah suara seseorang. Seorang wnita mengenakan jas putih dan hanya mempunyai satu lengan.
Kelihatannya ia adalah seorang peneliti dari keluarga
Ichinose.
Kureto
telah mengumpulkan para peneliti dari Mikado no Tsuki didekatnya.
Apakah
ia melakukan itu ketika Shinya mengirimkan pesan ke Mikado no Tsuki saat ia
mengatakan bahwa ia ingin berbicara dengan Sakae Ichinose? Atau ia telah lama memata-matai mereka?
Untuk
menyelamatkan Guren, tenaga ahli tidak boleh tersebar dimana-mana.
Sangat penting untuk mengarahkan semua informasi ke satu
tempat tertentu.
Rencananya
memiliki awal yang bagus. Kureto mengambil alih tindakan. Semua peneliti dari Mikado no Tsuki mungkin berkumpul
disini.
Karena
situasi telah berkembang sedemikian rupa, aku tidak bisa lagi memenuhi
keinginan egoisku. Mustahil untuk menjadi kuat sendirian. Jika keluarga Hiiragi memiliki semua kekuatan di dalam
tubuhnya, maka dunia tidak akan berubah sama sekali.
Aku
akan tetap menjadi sampah, seorang anak angkat yang dipilih oleh keluarga
Hiiragi, dipaksa untuk mematuhi semua yang mereka tuntut dariku.
Seakan
menabur garam pada lukaku, sampah lain tidur dengan tunanganku.
"……
menyebalkan sekali, apa yang sebenarnya aku lakukan~?”
Shinya
melihat ke depan
seraya mengatakan itu sambil tersenyum.
Mito
dan Goshi, yang sedang berjalan dengan bantuan para prajurit, menyadari
kehadiran Shinya.
"Shinya-sama!”
Goshi
berkata.
Pakaian
Mito robek di sekitar dadanya. Shinya melihatnya dan sedikit mengerutkan dahinya.
Ia menyuruh prajurit disampingnya.
"Beri
dia blus atau semacamnya.”
Si
prajurit dengan segera bereaksi.
Goshi
dan Mito terlihat babak belur.
Mito
berkata.
"Shinya-sama….. Guren, Guren menyelamatkanku….”
Dia
menangis.
Goshi
melihat sekelilingnya dan berkata.
"…….
Shinya-sama. Mungkinkah Guren akan dibunuh….."
Shinya
memotong.
"Tidak.
Pasukan-pasukan ini bertugas menyelamatkannya.”
Seketika,
wajah mereka menjadi lebih terang. Kedua
orang ini juga ingin menyelamatkan Guren. Meskipun mereka berada di bawah keluarga Hiiragi, mereka
masih ingin menyelamatkan Oni itu.
Shinya
percaya bahwa pria itu memiliki suatu karisma.
Meskipun
sikapnya sangat buruk, dia masihlah si tolol yang menjadi Iblis demi
menyelamatkan rekan-rekannya. Hal itu sedikit jarang. Seseorang yang cukup mengesankan.
Ia mengerti
mengapa Mahiru yang menjadi iblis, memilih orang itu.
Shinya
melanjutkan.
Cukup
keras untuk didengar Kureto.
Cukup
keras untuk terdengar oleh para prajurit.
"Tentu
saja kita akan menyelamatkan Guren. Kami, Keluarga Hiragi, tidak akan pernah tinggal diam dan
akan berupaya untuk menyelamatkan pengikut yang setia, yang mempertaruhkan
nyawanya dan mengusir pasukan Gereja Hyakuya sendirian. ”
Kemudian,
ia menatap Kureto.
Kureto
menatapnya dan berkata.
“Kita,
keluarga Hiiragi?”
Shinya
tersenyum.
"Yah,
aku masih menyandang nama Hiiragi, sih.”
"Meskipun
aku tidak terlalu peduli, lebih baik kau mempertanggungjawabkan apa yang telah
kau katakan. Perintah
yang diberikan pada tim penyergap adalah untuk menagkap Guren…."
Shinya
memotong.
"Bukan
menangkap. Tapi menyelamatkan.”
“……”
Kureto
menatap tajam Shinya.
"Jangan
jadi tidak tahu diri, Shinya."
Suaranya
sangat halus.
Tapi
astmosfir sekelilingnya benar-benar berubah.
Jika
Kureto serius, aku mungkin langsung dibunuhnya. Ia lebih baik dalam pertarungan jarak dekat.
Ditambah
lagi, semua orang di sekolah adalah pelayan Kureto.
Goshi
dan Mito menjadi gelisah.
Meskipun
begitu, Shinya tersenyum ringan.
"Aku
tidak pernah jadi tidak tahu diri, Kureto-nii.
Aku paham kalau Kureto-nii itu menakutkan. Aku paham keluarga Hiiragi itu menakutkan.
Aku telah memutuskan untuk sepenuhnya patuh.
Tidak buruk. Menjalani hidup sebagai pelayan Kureto-nii tidaklah buruk.”
"Lalu….."
Shinya
memotong.
"Tapi
setidaknya biarkan aku menyelamatkan temanku. Aku tidak diakui sebagai anak adopsi.
Bahkan tunanganku meninggalkanku. Aku sudah menyerah pada
harapanku juga ...... apa yang tersisa jika kau mengkhianati temanku? ”
Kureto
menjawab.
"Hidupmu
akan bersinar hanya dengan menjadi bawahanku."
Apakah
kata-katanya tulus?
Shinya
dengan sengaja mengangkat bahu.
Kureto
perlahan mendekat. Shinya mungkin akan dibunuh.
Dia
mengulurkan tangannya dan meraih kerah baju Shinya, lalu menariknya mendekat.
Kureto
berbisik padanya.
“.......
Jika kau menghargai hidupmu, maka jangan memberontak didepan orang lain.
Aku telah memutuskan untuk menyelamatkan Guren,
bagaimanapun juga. Karena orang itu telah meminta perlindunganku.”
Shinya
mendongak pada Kureto.
"Eh?
Mungkinkah Guren menghubungi Kureto-nii sebelum menajdi Oni?”
Kureto
mundur sedikit dan tersenyum.
"……
Kau pikir kaulah satu-satunya orang yang diberi kepercayaan?”
"…..
Bukankah Kureto-nii juga sama?"
Kureto
tertawa.
"Tidak
peduli jalan mana yang diambil, pada
akhirnya akulah pemenangnya."
Ia
memerintah para prajurit dibelakangnya.
Sepertinya
ada sesuatu yang disuntikkan ke tengkuk peneliti dari Keluarga Ichinose.
Ia
menampakan ekspresi terkejut diwajahnya. Tapi ia dengan segera berkata,
"Ti,
tidak masalah aku menjadi apa! Guren-sama, Guren-sama kumohan….”
Saat
itu, dia pingsan.
Para
peneliti dari Mikado no Oni mengelilinginya dan membawanya ke dalam mobil.
Shinya
menyaksikan seluruh kejadian itu.
“Apa
itu?”
Kureto
menjawab.
"Seekor
tikus percobaan. Tak
usah dipikirkan. Kau
awasilah tempat ini empat jam kedepan. Setelahnya, aku akan membereskan semuanya.”
"Wow,
perhitungan yang teliti. Mungkinkah keluarga Hiiragi sudah melakukan penelitian Kiju….."
Kureto
tersenyum.
"Apa
yang Mahiru lakukan awalnya adalah sesuatu yang dimulai oleh keluarga Hiiragi.
Mahiru melakukan eksperimen pada kutukan terlarang?
Tidak. Kita yang memulainya. Kita akhirnya mendapat hasilnya.”
"Guren
dan Mahiru, hasilnya keduanya menjadi iblis?"
Kureto
mengangguk.
"Ya.
Penelitian telah resmi dilanjutkan.
Ini akan segera dimulai. Pertama, kita harus menyelamatkan Ichinose Guren.”
Menyelamatkan—meskipun
ia menggunakan kata ini, bajingan ini tidak benar-benar bermaksud
menyelamatkannya.
Ia
hanya ingin kekuatan.
Semua
orang hanya ingin kekuatan.
Oleh
sebab itu, mereka bukan lagi manusia.
Semua
orang mulai berpikir seperti itu.
Tepat
seperti yang Mahiru prediksi.
Shinya
menatap kearah siluet Kureto yang perlahan hilang.
“……..”
Sebelum mengembalikan pandangannya ke sekolah.
0 Comments
Posting Komentar