CHAPTER 2
(Translater :
Orion)
Part
1
[Kouen, Kota Pengrajin],
Distrik Bengkel----Bengkel nomor 88.
Asuka menatap asap berwarna
kuning yang keluar dari cerobong batu bara di atas atap dengan penuh rasa
kekaguman yang terlihat di wajahilunya. Mungkin karena keunikan akan keindahan
yang tampak tidak sesuai dengan lingkungan di sekitar bengkel membuatnya
tertarik.
Prajurit Besi Suci---Deen
telah dipindahkan ke gudang terbesar di distrik bengkel.
Selama pertarungan dengan
Naga Besar di [Underwood], Deen rusak parah dan diserahkan kepada
[Will-O’-Wisp] untuk diperbaiki.
Melihat Deen telah
sepenuhnya diperbaiki seperti baru, Asuka sangat senang.
“Deen...... Kau sudah pulih!
Senang melihatmu seperti ini lagi........!”
“---DEEEEEEEEeeeEEEEEEEEEEEN!‖”
Mata Deen menyala saat ia
menanggapi suara tuannya. Seharusnya tubuhnya terikat dengan kuat sebelumnya
tapi mungkin karena mereka mengetahui kalau Asuka akan datang, mereka melepas
kekangan tersebut.
“Ia dalam keadaan yang benar
– benar parah sebelumnya......jadi kurasa ini adalah hadiah yang Izayoi
sebutkan?”
“Yahohohohoho! Bukan hanya
itu saja tentunya!”
Api mulai muncul dari lilin
di tempat lilin yang tergantung di dinding.
“Lama tidak bertemu, senang
bertemu denganmu, Asuka-san! Kuro Usagi-san!”
“YES! Senang melihatmu masih
seperti yang biasanya, Jack-san!”
“Nn, itu benar. Mendengarmu
yang begitu ceria membuatku menjadi ceria juga.”
Asuka dan Kuro Usagi, yang
memiringkan telinga kelincinya ke samping, menyapa secara bersamaan.
Melihat – lihat ke sekitar
ruangan, keduanya bergumam penuh kekaguman.
“Kalau dipikir – pikir lagi,
benarkah kami boleh meminjam gudang yang begitu besar ini? Gudang ini tampak
penuh dengna segala macam peralatan......harganya tidak mungkin murah kan?”
“Yahoho! Sebenarnya, tempat
ini dipinjamkan ke kami dengan perintah dari Sala-sama! Ini juga bengkel dari
Sala-sama ketika dia masih menjadi anggota dari [Salamandra] dulu!”
Bengkel kerja Sala yang
dulu-----mendengar perkataan Jack, Asuka melihat ke sekeliling gudang ini
sekali lagi.
Tempat lilin buatan dapat
terlihat berjajar di dinding, memberikan kesan yang unik di bengkel ini.
Peralatan yang tersebar tampak sudah usang, terkesan sering digunakan saat
tuannya bekerja dan kenangan yang ditinggalkan oleh pemiliknya. Dan pada saat
yang sama, gaya ruangan ini sangat feminim namun berwibawa yang sesuai dengan
sifat Sala.
Setelah melihat – lihat ke
sekeliling ruangan,
“Kalau begitu, Jack apa Gift
yang kau bicarakan tadi?” Asuka tiba – tiba menghentikan langkahnya saat dia
melihat Jack dengan sangat berharap.
Api yang ada di kepala labu
Jack juga semakin berkobar saat ia menjawabnya:
“Hoho......Kami memanggilmu
kemari hari ini untuk memenuhi salah satu kesepakatan dari Aliansi
kita---proses pemurnian dan ritual untuk memberikan properti Gift ke [Bijih
Besi Berlian] baru saja selesai.”
“Benarkah?”
“Yes. Selain itu juga
peralatan baru telah dibuat sesuai pesanan yang diberikan, kami juga menyiapkan
dua Gift baru untuk Asuka-san.....Karena itu kami masih belum resmi sebagai
Aliansi untuk saat ini dan kami tidak memiliki hak untuk memperoleh kumpulan
dari [Bijih Besi Berlian] juga. Jadi
kami hanya bisa menggunakan sisa bijih yang ada tersimpan di ruang harta [No
Name].”
Api yang ada di dalam kepala
labu itu semakin membesar.
Bijih yang ia maksudkan
mungkin mengenai [Bijih Besi Berlian] yang dibawa ke [Six Scars].
“Hanya saja bijih itu
terlalu sedikit dalam situasi yang genting seperti ini.Jadi setelah mendapatkan
persetujuan dari Izayoi-san dan Kasukabe-san, Aku memutuskan membuat Gift untuk
Asuka terlebih dahulu.”
“Itu....Artinya.......kau
memberikanku tiga Gift?”
“Menakjubkan! Dengan ini,
pasti akan sangat meningkatkan kekuatan bertarungmu!”
Kuro Usagi mulai melambaikan
tangannya dengan penuh suka cita.
Hadiah yang tidak terduga
membuat Asuka terkejut hingga dia menjadi kebingungan.
Pada saat yang sama dia
mulai merasa tidak nyaman dengan hal ini. Tubuh Kudou Asuka hanyalah seorang
gadis biasa dan sudah terbukti di banyak pertempuran. Tidak peduli betapa kuat
peralatannya, ini mungkin hanya sia – sia saja. Itu adalah hal yang dia
pelajari setelah bertarung melawan Percher dan terus mengingat hal itu dengan
baik.
Asuka mengepalkan tangannya
saat dia bergumama dengan nada sopan yang ajarang ditunjukannya.
“Mempersiapkan Gift sebanyak
ini untukku....Ketika Aku sudah memiliki Deen. Buakankah lebih baik menciptakan
Gift untuk Izayoi atau Kasukabe-san......”
“Tapi Asuka-san. Kau pasti
akan mati jika terus bertarung dengan Raja Iblis hanya dengan kemampuanmu yang
seperti ini, kau tahu?”
“Ap.......!” Asuka tidak
melanjutkan pertanyaannya.
Mungkin pertanyaan itu
keluar karena keterkejutannya mendengar kata – kata yang begitu menusuk dari
Jack yang biasanya terkesan bijaksana. Tapi mengenai komentar yang begitu jelas
tersebut, Asuka sangat mengerti akan hal itu juga. Tidak dapat membalasnya,
Asuka hanya bisa menyerah. Dan Jack hanya tersenyum saat ia mulai menggoyangkan
kepala labunya sambil meneruskan:
“Asuka-san, kalian bertiga
mempunyai bakat yang berbeda – beda. Dan diantara kalian, bakatmu dapat
dikatakan sebagai yang paling langka----sebutan lainnya mungkin bisa dibilang
seperti bunga sakura yang terlambat mekar.”
“Aku.....sebuah bungan
sakura yang terlambat mekar?”
“Itu benar. Untuk
memungkinkan kelopak – kelopak baru agar mekar sepenuhnya, Aku memberikanmu
ketiga Gift ini----Mahakarya dari [Will-O’-Wisp] yang terbuat melalui kerja
keras dan sumber daya kami! Setelah menggunakan ketiga Gift ini, kecemasan yang
ada di dalam diri Asuka akan menghilang seperti datangnya hari yang baru!”
Jadi kami berharap kau lebih
percaya dengan dirimu sendiri.
Kata – kata semangat dan
motivasi yang tampaknya telah menggerakan hati Asuka. Pria Labu yang bijaksana
itu memegang tangan Asuka saat ia mengembalikan Gift Card yang berwarna merah
ke pemilikna sekali lagi. Karena Gift Card-nya selama ini dipegang olehnya.
Tampak telah terpengaruh
oleh senyuman Jack yang ceria, wajah Asuka yang tegang mulai santai.
“Terima kasih Jack. Gift
yang telah kau buat untukku.....Aku akan menggunakannya dengan baik.”
“Yahoho, tolong gunakan
dengan bijak juga! Karena aku yakin ini juga akan membuat mereka berdua
senang!”
......Mhm? Asuka memiringkan
kepalanya.
Yang satu adalah Ayesha dan
siapa yang ia maksud satunya lagi?
Tapi sebelum dia bisa
menanyakan pertanyaan itu, Jack melanjutkan perkataannya.
“Ayo, sekarang kita pergi ke
area Stadium Game!”
“Stadium...Stadium Game?”
“Benar sekali! Meski Aku
telah pernah melihat Asuka bertarung selama ini......apa yang paling kau
butuhkan adalah membuatmu terbiasa menggunakan Gift itu! Dan itu artinya harus
bertarung sebanyak mungkin! Lalu strategi pertempuran dari Garol juga akan
digunakan kan?! Yahohoho!” Kepala labu Jack berputar di udara saat ia tertawa.
Merasa ketakutan, Asuka dan
Kuro Usagi terkejut dan saling bertukar pandangan.
“Mungkin...Mungkinkah.....Kau
ingin Aku mengikuti sebuah Game? Benarkah itu?”
“Itu~~~TENTU SAJA! Sebagai
bagian dari peringatan yang menyelenggarakan Pertemuannya pertama kali, kami
tidak akan memungut Biaya Pendaftaran apapun kau tahu?! Tolong gunakan
kesempatan ini---Dan rebut mahkota dalam Game
dengan mudah.”
“Ap.......” Keduanya sangat terkejut sebelum kebingungan.
Alasannya tidak perlu dikatakan lagi.
Yō juga akan berpartisipasi
dalam Game tersebut. Keduanya baru saja mau menyuarakan protest mereka ketika
ada suara langkah kaki mendekat dengan marah dan suara yang terdengar familiar
menyela kata – kata mereka.
“HAAAAAAAAAAAAH? Orang
- orang yang akan mengambil Deen dan
“Fortress’ sebenarnya [No Name]? Ada apa dengan semua ini? Aku tidak dengar
tentang hal ini, kau tahu?”
“Tolong...Tunggu sebenar!
Lebih baik biarkan Jack-sama yang......”
“Hentikan ocehanmu! Orang
yang memperbaiki kedua barang itu tidak lain adalah diriku yang hebat ini!
Kalian semua diam saja!”
“Jangan...Laius-sama!”
“Eh?” suara yang terdengar
oleh Asuka dan Kuro Usagi membuat mereka terkejut.
“.......Kuro Usagi, Aku
sedang tidak bermimpi kan? Aku tampaknya mendengar nama orang hina yang barus
saja disebut.”
“Orang.. orang hina? Kuro
Usagi akan mengabaikan itu sekarang tapi nama Laius, mungkinkah.....”
Yang terjadi berikutnya,
pintu yang ada di belakang dibuka dengan cara ditendang.
Dan yang muncul dari awan
debu adalah pria yang memiliki Bendera [Kepala Medusa] terukir di dadanya.
Beberapa bulan sebelumnya
dikalahkan oleh [No Name]----Laius dari [Perseus] menatap mereka dengan marah.
Part
2
Little Garden, Gerbang Luar Nomor
54545 Area Panggung, Tempat yang ada di hadapannya adalah [Ruangan yang
berisikan Beragam Mahakarya].
Kasukabe Yō baru saja tiba
di tempat itu dan patung – patung yang berkilau dari gelas kaca yang menghiasi
sekitarnya membuatnya menjadi salah satu tempat terindah di [Kota Kouen]. Tapi
bukan hanya kaca itu saja yang membuat koridor ini menjadi tempat yang indah.
Tambahan dari batu permata yang bercahaya seperti bintang berkelap – kelip
menjadikan tempat ini seperti di dalam mimpi.
Koridor ini juga berfungsi
sebagai area untuk memperingati generasi pengrajin yang membantu membuat gedung
ini serta mengurus Wilayah Utara untuk bermacam – macam monumen sebagai
peringatan akan pengrajin yang berkumpul di tempat ini.
Dan jika Yō bisa menjadi
pemenang dalam Game seperti di Festival
Kebangkitan Naga Api, dia mendapatkan hak untuk mengukir nama Komunitas dan
Benderanya di koridor ini. Selain itu, jika seseorang memenangkan Game yang
diselenggarakan dengan teknik dan seni untuk menciptakan suatu mahakarya,
mereka juga akan mendapatkan hak untuk memajang karya mereka di sepanjang
koridor ini.
Melihat – lihat berbagai
mahakarya berharga yang ada di sekelilingnya, Yō mulai merasakan keraguan di
hatinya sambil memiringkan kepalanya.
(......Apakah Aku benar – benar bisa mengikuti Game ini?)
Seperti yang disebutkan
sebelumnya, Daerah Utara adalah tempat dimana Gift para Pengrajin, terbuat dari
kristalisasi, seni alkemis dan hal – hal seperti itu. Dan mungkin karena iklim
di daerah ini, populasi dari Manusia sangatlah banyak di daerah ini. Fakta
bahwa ras Manusia tidak mempunyai banyak kekuatan tidak terbantahkan lagi.
Selama lahirnya biasa – biasa saja, Manusia menduduki peringkat terendah dalam
hal kekuatan. Tapi di Daerah Utara, bakat untuk mencipatakan Gift yang dibuat
oleh Manusia atau Roh sangat berharga di sana.
Oleh karena itu kreativitas
manusia dalam mengembangkan teknik dan keterampilan dipuji sangat tinggi dan
daerah Utara segera menjadi tempat yang mudah bagi Manusia untuk menyebutnya
sebagai rumah. Di antaranya adalah mereka, Komunitas yang menorehkan nama di
koridor ini, setelah kekuatan mereka diakui dan dipuji oleh [Salamandra].
Dan mereka yang sekarang
berkumpul di arena adalah para pesaing kuat yang berharap meninggalkan karya
mereka untuk generasi yang akan datang. Dengan banyaknya para pesaing hebat,
mungkinkah ini ide yang bagus bagis dirinya untuk bergabung bersama
mereka....... Yō mulai merenungkan hal – hal seperti ini dengan tatapan yang
kosong.
(Hanya mengunjungi Koridor Pajangan ini sudah menjadi pengalaman yang
cukup menyenangkan bagiku. Bahkan bagi Komunitas, Aku seharusnya tidak boleh
mencoreng Game ini untuk meningkatkan reputasi kami......kan?)
Yō memiringkan kepalanya
saat dia terus memikirkan hal itu. Dibesarkan di lingkungan yang kurangnya
interaksi dengan orang lain, Yō tidak tahu banyak tentang hal seperti ini. Tak
lama sebelumnya, Yō mungkin masih bisa menyanakan pendapat dari Kucing Calico
tentang hal ini, tapi ia sudah tidak ada di sisinya lagi. Terluka dalam
pertempuran melawan Naga Besar, ia memutuskan untuk berhenti dan menghabiskan
sisa hidupnya di Pohon Besar [Underwood].
(......)
Yō terus melihat ke arah
pajangan dengan tatapan kosong.
Itu adalah sesuatu yang
diputuskan olehnya setelah mereka berdua mendiskusikannya.
Kucing Calico terlahir pada
hari yang sama dengan Yō dan ia adalah kucing tua yang telah melewati empat
belas musim dengannya. Bahkan dapat dikatakan kalau ia lebih dekat dengannya
daripada sejenisnya.
Dan karena alasan itulah,
Kucing Calico sangat khawatir dengan kemampuan Yō dalam berinteraksi dengan
Manusia lain lebih dari siapapun.
“Ojou, kau sekarang sudah
tiidak sendirian lagi, kau perlu belajar bagaimana caranya berinteraksi di
masyarakat dari sekarang dan seterusnya.”
Setelah diberitahu tentang
hal itu oleh Kucing Calico yang penuh dengan perban, Yō tidak bisa menolaknya.
Lagi pula hal itu akan terjadi cepat atau lambat. Meski dia merasa kesepian,
tapi menolak permintaan seperti itu akan sebanding dengan mengkhianati yang
lainnya.
Jadi Yō menyembunyikan
kesedihannya saat dia menyerahkan Kucing Calico ke Garol dari [Six Scars]
sambil mempercayakan masa depan dan perawatan luka – lukanya kepada mereka.
Orang – orang dari [Six Scars] juga menjadi sekutu dalam Aliansi mereka dan
juga setuju dengan permintaan merawat Kucing Calico seperti keluarga mereka
sendiri.
Setelah mendapat kepastian
dari yang lainnya bahwa keadaan di Pohon Besar akan terus berkembang, Manusia
dan Kecing lalu menempuh jalan mereka sendiri – sendiri. Maka mulai hari itu, Yō
telah membulatkan tekadnya.
Kalau dia tidak bisa
melakukan hal itu, dia tidak akan bisa bertemu Kucing Calico dengan bangga.
(Nn.Garol-san telah menyemangatiku dengan memberitahukan dukungannya
untukku. Aku harus memberikan yang terbaik juga.)
Yō mengepalkan tangannya
dengan erat.
Ia yang mengaku sebagai
teman ayahnya, Kasukabe Koumei, Garol telah banyak membantu [No Name]. Tapi ia
tidak pernah membicarakan masa lalunya dengan ayahnya dan hanya mengatakan hal
ini ketika mereka hendak berpisah---
“Saat ini, Aku tidak bisa
bilang apa – apa tentang hal ini. Tapi jika kau benar – benar ingin tahu
tentang Koumei, kau harus menempuh jalan yang sama dengannya. Dengan begitu kau
akan megerti pria seperti apa ia.”
Dua bulan setelah hari itu, Yō
telah mencoba segala cara untuk mencari jejak keberadaan ayahnya tapi tidak
menghasilkan apa – apa.
Leticia juga bersikeras
mengatakan ‘Pelan – pelan saja mencarinya’. Dan sekarang dia datang untuk
mengunjungi Koridor Pajangan untuk melihat [Beragam Mahakarya].
(Dikatakan bahwa hanya ada sedikit Koridor Pajangan di Little Garden dan
Kupikir ini tempat yang tepat untuk mulai mencari karya buatan ayahku.....Tapi
tampaknya itu bukan hal yang mudah.)
Karena kurangnya hasil yang
didapatnya, Yō menyilangkan tangannya. Masih ada cara lain untuk melanjutkan
pencariannya. Dan itu adalah mengikuti berbagai Game dengan mendaftarkan
[Genome Tree] sebagai Gift yang digunakan sambil mengamati reaksi dari orang
banyak.
Tapi untuk tampil di Game di
mana banyak pandai besi dan pematung terkenal mendaftar untuk menjadi pemenang,
hal itu masih membuatnya merasa gelisah. Jika hanya dirinya saja yang menjadi
bahan tertawaan, hal itu masih dapat dia tahan tapi dia tidak ingin
mempermalukan [No Name] lagi karena hal tersebut.
*Plonk!*
Ouch. Sakit. Tapi Yō masih
belum menemukan solusinya. Dia yang tidak bisa memikirkan rencana selanjutnya
hanya bisa menahan senjata yang terlihat tajam namun tumpul yang mengenai
kepalanya.
(.......Apa ini?)
Ini adalah senjata tumpul
dengan tampilan seperti salib sementara bagian atasnya bulat. Dari bentuknya,
lebih mirip seperti ‘palu’ daripada salib.
......Tidak, bukannya ini
memang palu?
(Ini sangat berbahaya. Jika bukan Aku, seseorang yang terkena ini pasti
akan terluka parah.)
Yō melihat ke sekelilingnya
tapi sangat tidak mungkin bisa menemukan pelakunya di antara banyak orang di
sekitar Koridor Pajangan ini. Memiringkan kepalanya karena kebingungan, Yō
berpikir kalau mungkin di kota pengrajin [Kota Kouen], palu yang jatuh entah
dari mana mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Hanya saja---
*Plonk!*
Serangan lain mengenainya.
Yō menggenggam palu itu erat
– erat. Terkena sekali mungkin hanya kebetulan tapi kalau sampa dua kali akan
terlihat seperti disengaja. Apalagi untuk orang yang luput dari kelima indera Yō
yang tajam seperti binatang buas, membuat serangan itu menjadi sangat
disengaja.
(......)
Dia diam – diam dalam posisi
bertarung. Karena ada serangan yang kedua, pasti yang ketiga juga ada.
Menutup matanya untuk fokus
pada pendengarannya, Yō bersiap untuk serangan yang ketiga.
Yō bukan orang yang dengan
gampangnya memaafkan ketika dia diserang secara misterius. Izayoi berkata jika
ia diserang maka ia harus membalasnya sepuluh kali lipat. Sedangkan untuk Yō,
dia akan membalasnya seratus kali lipat.
Bersiap untuk merasakan palu
yang akan menyerangnya dari kerumunan---
“.....Apa kau baik – baik
saja?”
“?!!”
Yō tiba – tiba sangat
terkejut.
Tiba – tiba ada orang asing
yang berbicara dengannya, Yō hampir pingsan karena keterkejutannya.
Dan tentu saja dia sangat
terkejut karena Yō meningkatkan kewaspadaannya hingga maksimal, bagi wanita
asing mendekati Yō sampai sedekat ini sangat tidak mungkin. Tapi karena wanita
muda itu dengan mudah berdiri di sampingnya dan dapat dikatakan ini adalah
serangan yang tiba – tiba.
“Uh, um......”
Mulut Yō setengah terbuka
saat dia melihat gadis yang usianya setara dengan dirinya.
Lalu, dia terkejut sekali
lagi.
Wanita muda itu memiliki
wajah seperti bayi dengan rambut twin tail yang sedikit bergelombang, bentuk
tubuh yang tidak cocok dengan usianya jika dilihat dari wajahnya. Meski tinggi
tubuhnya tidak berbeda jauh dari Yō, dadanya tampak seperti wanita dewasa.
Pakaian Gothic Lolita hitam dan biru sangat memperlihatkan kakinya dan sebagian
dadanya, membuatnya terlihat sangat menarik.
Pilihan pakaian yang berani
membuat orang lain berpikir bahwa dia akan mencoba untuk memikat laki – laki
jatuh kedalam godaan tapi mata itu terlihat sangat murni dan polos sambil
sengaja memperllihatkan dadanya. Baik itu pria atau wanita, semuanya pasti akan
langsung berdebar – bedar melihat gadis seperti ini.
Tapi dengan tampilang yang
begitu menggoda dan menarik, hal itu malah membuat Yō waspada.
(Gadis ini.......bukan manusia?)
Tampak seperti
boneka----Iblis dalam bentuk seorang gadis. Itu adalah hal yang langsung
terpikir oleh Yō.
Gadis itu menghiraukan Yō
yang sedanga waspada saat dia mendekat melihat wajah Yō:
“......Apakah kepalamu baik
– baik saja?”
“Ah, Nn. Tidak apa – apa.
Tapi siapa kau?”
Gadis itu mengangguk
sedikit.
Setiap hal yang dilakukan
oleh gadis itu terlihat sangat imut dan anggukan tersebut diisi dengan keimutan
yang tiada tara. Bahkan jika itu Yō, dia juga tidak akan bisa menghajar gadis
seimut ini. Jadi setelah mengetahui hal itu, Yō---
*Swish!*
“!”
Hanya memberikan pukulan
ringan...yang cukup untuk menghancurkan sebuah batu.
“Sekarang kita seri.”
“.......Nn.”
Gadis misterius itu
menganggukan kepalanya. Tampak sudah mengakui kesalahannya.
Yō mempersiapkan diri saat
akan memperkenalkan dirinya namun gadis itu duluan yang berbicara.
“Kau juga akan mengikuti
Game ini?”
“......Game? Maksudmu
?”
Gadis itu mengagnggukan
kepalanya saat sepasang mata murni dan polos menatap ke arah Yō
Meski Yō orangnya jarang
berbicara, gadis ini bahkan lebih berhati – hati dengan kata – katanya. Benar –
benar pertama kalinya bagi Yō bertemu dengan gadis yang bahkan lebih pendiam
daripada dirinya.
Yō, yang belum memutuskan
untuk mengikuti acara tersebut atau tidak, menganggukan kepalanya sambil
menjawab:
“.......Nn. Aku juga akan
ikut.”
Sebuah senyuman muncul di
wajah gadis itu.
“Bagus. Dengan ini, Aku bisa
menepati janji yang kubuat dengan Koumei.”
“Eh----“ Ketika Yō
terdiam----
Gadis itu menghilang tiba –
tiba.
“---Itu Bohong kan?!”
Menghilang tiba – tiba. Ya,
menghilang begitu saja.
Tidak dengan menyembunyikan
aroma tubuhnya atau lari dengan cepat ke kerumunan serta tidak juga terbang ke
langit – langit. Penyamaran seperti itu tidak akan bisa membodohi indera Yō.
Gadis yang tiba – tiba saja
muncul juga menghilang tanpa jejak begitu saja dihadapan Yō.
(Bagaimana dia melakukan hal itu......Tidak yang lebih penting
lagi.......)
Koumei----Adalah nama yang
digunakan oleh orang – orang terdekat dari Kasukabe Koumei. Kalau begitu, gadis
itu mungkin bermaksud menyebut ayahnya dengan mengucapka nama ‘Koumei’.
(Mungkinkah.....Aku sudah menemukan petunjuk tentang keberadaan ayahku?)
Yō menatap ke arena dari
Koridor Pajangan saat dirinya tidak perlu lagi mempermasalahkan lagi apa yang
dipikirkan sebelumnya.
Tampaknya dia sudah
mempunyai alasan untuk muncul di arena.
Sambil mencari - cari gadis
sebelumnya, Yō berjalan ke meja pendaftaran.
Part
3
---[Gua Ruby], Pemandian
bawah tanah.
Daerah Utara dipenuhi oleh
hujan yang berbentuk salju namun tidak terlalu banyak hujan yang terjadi.
Dan tidak terkecuali juga
untuk [Kota Kouen] yang mendapatkan perlindungan dari lampu gantung itu. Ini
adalah tanggung jawab dari [Floor Master] untuk menyesuaikan cuaca di Little
Garden tapi selalu ada perbedaan yang sangat besar mengenai iklim di Daerah
Utara dibandingkan dengan di Timur yang selalu mengalami musim semi sepanjang
tahun. Di mana para master tidak akan bisa mengganti hal itu dengan kekuatan
mereka bahakn jika mereka mau.
Ini semua berkat api dari
lampu gantung yang menyebabkan salju jarang menumpuk di jalanan. Tapi saluran
air sangat berbeda karena biasanya sering membeku terutama ketika suhunya turun
dengan hujan salju yang lebat.
Dan untuk memecahkan masalah
itu, mereka membuat saluran air bawah tanah.
[Kota Kouen] adalah benteng
alami yang seluruh Dinding Luarnya terbentuk dari deretan pegunungan besar.
Pegunungan yang tertutup oleh hutan lebat berfungsi sebagai cadangan air alami.
Melalu saluran itu, mereka
membiarkan airnya mengalir ke saluran air bawah tanah untuk mengendalikan
alirannya.
Pemandian yang dikunjungi
oleh Percher dan yang lainnya saat ini adalah salah satu produk hasil dari
panas buatan yang mencegah pembekuan terjadi di saluran air.
(......Tidak. Yang lebih penting lagi... Bukankah situasi saat ini
terlalu aneh?)
Setelah berpikir lagi,
Percher, yang sedang berada di ruang ganti anak – anak, menghela napas lega.
Rin dan Sandora yang juga
berada di ruang ganti yang dengan senangnya melepaskan pakain mereka dengan
suasana santai seperti tidak terjadi apa
- apa sebelumnya.
“Oh iia~Pemandian umum untuk
anak – anak. Dan tentu saja tidak akan ada orang dewasa kesini.”
“Nn. Meski sekarang bukan
jam buka mereka, tapi aku bertanya
kepada staff yang ada di koonter untuk membiarkan kita masuk.”
“Ooh! Seperti yang
diharapkan dari Sandora! Penyalahgunaan wewenang sebagai Pemimpin dari
Komunitas!”
Dan seperti yang dikatakan
oleh Rin. Situasi seperti ini adalah skenario terburuk bagi Percher berada di
pemandian untuk anak – anak, tidak mungkin ada kesempatan bagi mereka bertemu
anggota lain dari [No Name].
(Tidak bisa bertemu dengan Asuka dan yang lainnya......Maku Aku
setidaknya memberi tahu Jin tentang situasinya saat ini......)
Cincin ‘Piper of Hamelin’
yang dikenakan oleh Jin di tangan kanan adalah bukti dari kontrak mereka. Dan
karena kontrak itu membentuk hubungan antara mereka sebagai Tuan dan bawahan,
mereka dapat berbicara melalui Cincin kontrak itu secara rahasia.
Mudah baginya jika
memberitahu Jin bahwa ‘Rin dan Yang Mulia adalah musuh kita’ melalui cincin
tersebut, tapi----
(.....Ketika identitas mereka langsung terbongkar dalam sekejap, mereka
pasti akan menunjukkna niat asli mereka.)
Inti dari masalahnya adalah
apakah Jin mampu menyembunyikannya dari mereka berdua ketika ia telah menerima
pesannya.
Meskipun Jin memang memiliki
kemampuan dalam melakukan tawar – menawar yang baru – baru ini ia pelajari,
tapi ia masih sangat muda dan Percher tidak yakin Jin mampu menyembunyikan hal
ini.
Tidak peduli seberapa
bingungnya Percher dengan situasi saat ini, dia hanya bisa menahannya untuk
saat ini.
(Meski Aku tidak tahu rencana apa yang mereka ingin lakukan, tapi kedua
orang itu bersedia beradaptasi dengan situasi sekarang ini. Mungkin hanya
meremehkan kami, tapi kondisi masih cukup baik.)
Bagaimanapun juga, pertama –
tama aku harus mengetahui maksud dari mereka berdua.
Setelah menetapkan hal yang harus
dilakukannya, Percher mulai melepaskan
pakaiannya dengan melepas kancing baju pelayannya. Meski dia sangat
benci mandi, tapi dia tidak ingin melepaskan pandangannya dari mereka berdua.
Jadi Percher mengikuti Rin dan Sandora yang sudah dulu pergi menuju ke
pemandian sebelum dia---
“Ahh,Jin! Kalian sudah
duluan?!”
Dan dia terpeleset.
“ “-------Hah.......?!” “
Percher dan Jin berteriak
karena terkejut dan alasannya tidak perlu disebut lagi.
Ini adalah pemandian umum
biasa yang mirip dengan di tempat lain-------yang artinya semua orang telanjang
di sana.
Part
4
---Mari kita mundur sedikit
ke beberapa saat yang lalu.
Jin yang telah menanggalkan
pakaiannya dalam sekejap duduk di samping benda yang menyemprotkan air panas
untuk membasuh rambutnya.
Dengan menggunakan sampo,
Jin membuat busa dan gelembung dari itu. Dan ia bisa tahu haanya dari aroma
yang dikeluarkan oleh sampo yang ada di pemandian umum ternyata produk sampo
yang berkualitas tinggi.
Ini seharusnya sampo yang
terbuat dari kelopak bunga yang disuling. Dan ini merupakan barang yang mewah
bagi [No Name].
Menggosok busa – busa putih
di telapak tangannya---Jin sedikit gelisah.
Sumber dari kegelisahannya
adalah bocah berambut putih yang hanya terdiam saja di pojokan.
(Ini...Ini sangat canggung......)
Baru saja beberapa waktu
yang lalu mereka bertemu untuk pertama kali dan nama aslinya masih belum
diketahui. Dalam pertemuan yang sesingkat ini, ia sudah berada dalam situasi
dimana mereka melihat tubuh telanjang mereka satu sama lain.
Situasi seperti ini biasanya
tidak terjadi---dalam arti tertentu, Jin tidak mempunyai cara bagaimana
memecahkan situasi canggung seperti ini.
“......”
Jin menatap sekilas.
Bocah yang dipanggil dengan
sebutan Yang Mulia hanya terduduk di depan cermin yang biasanya digunakan untuk
keramas dan ia tidak melakukan apa – apa hanya duduk dengan posisi tegak sambil
menatap botol sampo. Pemandangan seperti itu sungguh aneh.
Sampo yang digunakan di
tempat ini benar – benar produk yang bernilai tinggi dan itu membuktikan gaya
hidup antara Komunitas 5 digit dengan 7 digit begitu jauh.
Tapi tatapan bocah ini tidak
seperti menatap sesuatu yang tidak ia suka----Tapi lebih seperti tatapan dari
seseorang yang belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya dan ia dipenuhi
oleh rasa ingin tahu.
“Erm,itu... Yang Mulia-kun?”
“Ya, apa ada masalah?”
Jawaban yang serius dari
bocah menanggapi julukan Jin untuknya, membuat Jin lebih gelisah lagi.
Biasanya untuk membuat
situasinya agar tidak canggung seperti ini menggunakan lelucon dengan
memanggilnya ‘Yang Mulia-kun’ agar tidak seperti atasan maupun bawahan dalam
memanggil seseorang, tapi ketika digunakan ke bocah ini yang tampaknya tidak
mengatahui aturan dari dunia ini, sepertinya lelucon seperti itu tidak
berpengaruh kepadanya.
Tampaknya aku harus menggunakan
lelucon yang jauh lebih sederhana untuk memecah kecanggungan ini, Jin berkata
kepada dirinya sendiri sambil membulatkan tekad untuk mengatakan hal seperti
ini.
“Itu......bahka jika kau
tersu menatap pompa dari sampo-nya......”
“Oh begitukah? Jadi ini
disebut pompa.”
*Uwa!*
“Ini...ini disebut pompa.
Dan ada sampo di dalamnya.”
“Oh, Aku mengerti sekarang.
Menekan bagian ini akan mendorong dan menyebabkan carian yang ada di dalam
keluar. Meski caranya sederhana tapi ini pasti merupakan inovasi yang bagus.”
“Itu...Itu benar.”
“Nn.” Yang Mulia mulai
meletakan tangannya ke pompa dengan penuh perasaan takjub.
Saat ini, Jin mengerutkan
bibirnya dengan gelisah.
“Mungkinkah...kau tidak
pernah mencuci rambutmu.....”
“Kasarnya. Rambutku di cuci
setiap hari.”
“Benarkah?”
“Ya. Hanya saja bukan aku
yang mencucinya.”
Yang Mulia menjawabnya
dengan ekspresi serius di wajahnya.
.......tampaknya ia
mengatakan yang sebenarnya. Rambutnya biasanya di cuci oleh orang lain.
Jin hanya bisa menghela
napas panjang sambil melihat ke arah langit – langi.
“......Aku mau bertanya,
apakah kau tahu cara mencuci rambutmu?”
“Meski aku tidak terlalu
yakin, tapi Aku tahu caranya. Air dan sampo yang bersentuhan dengan udara akan
menghasilkan suatu reaksi kimia dan menjadi gelembung, begitu, kan?”
“Y..Ya! Kau harus
menggunakan busa dari gelembung itu untuk menghilangkan minyak dari rambutmu.”
“Jadi begitu. Jin ternyata
sangat pintar. Okay----“
Yang Mulia dengan
bersemangat menekan pompa itu. Mungkin ia hanya terlalu memikirkannya? Karena
tampaknya ia sangat menikmati membuat sejumlah besar gelembung dan busa di
tangannya sebelum akhirnya mencuci rambutnya dengan wajah takjub.
Jin bertanya dengan senyum
masam:
“Biasanya rambutmu di cuci
oleh para pelayanmu?”
“Ah, Nn. Ada tiga pelayan
eksekutif yang menemaniku tapi Graiya Oji-chan sangat ceroboh dengan tingkahnya
dan untuk mencuci rambutku kuserahkan kepada Aura atau Rin.””
“Rin......Mungkinkah gadis
yang bersama dengan kita? Kau membiarkan gadis itu mencuci rambutmu?”
“Ya, begitulah.”
Yang Mulia mengangkat
kepalanya yang berambut putih dengan ekspresi terkejut tapi gerakan tersebut
membuat sedikit busa sampo mengenai matanya dan ia cepat – cepat menutup
matanya karena kesakitan. Tampaknya Yang Mulia memang benar – benar belum
pernah mencuci rambutnya sendiri sebelumnya.
Jin tercengang dengan
situasi itu, tapi ia menanyakan pertanyaan yang serius:
“Yang Mulia.......mungkinkah
kau penerus dari Komunitasmu?”
“Tepat sekali karenanya Aku
mendapatkan julukan seperti ini.”
“Dan nama aslimu?”
“Rahasia. Jin, jika kau bisa
menebaknya, Aku akan memberi tahumu.”
Ia tersenyum ketika ia
mengangkat kepalanya lagi. Kali ini, menyebabkan sedikit busa mengenai mata
satunya lagi dan ia menggunakan tangannya untuk mengusapnya. Pertama kali dia
mencuci rambutnya menjadi bencana.
“.......mencuci rambutku
sendiri memang sulit.”
Bergumam sambil menahan rasa
sakitnya. Cukup menyakitkan hingga bisa terjadi iritasi tapi mungkin bakatnya
yang keren ini membuat Jin diam – diam terkesan dengannya.
Baru saja ia ingin menaruh
busa sampo ke rambutnya dan hendak menggosok----
“Ah, Jin! Kalian sudah masuk
duluan?!”
Jin tersandung. Dan itu
terjadi pada saat ia sedang duduk dan menyebabkan bangkunya ikut terjatuh.
“ “------Hah........?!” “
Ini adalah pemandian umum
biasa yang mirip dengan yang lainnya------yang berarti semuanya harus telanjang
di sini.
“Kau...Kau pasti bercanda
kan?”
Tentu saja itu bukan sebuah
kebohongan, dan bukan juga sebuah kiasa.
Lima bocah dengan dua orang
laki – laki dan tiga orang perempuan tanpa pakaian mereka---Tidak, lebih
tepatnya, terkecual Rin yang terbungkus oleh handuk mandi, keempat orang
lainnya semuanya telanjang.
Tapi Sandora tidak
memperdulikan hal itu saat dia berlari dengan rambut merahnya yang berayun –
ayun.
“Jin, sudah tiga tahun sejak
kita terakhir kali mandi bersama! Dan aku ingat kalau kita bisanya juga mandi
bersama – sama dulu!”
“Ara,jadi Jin juga dibantu
oleh orang lain. Dan kupikir hanya aku satu – satunya yang aneh di sini.”
“Eh? Tid...Tunggu, bukan
begitu....!”
Jin dengan panik menjelaskan
hingga ia kesulitan mengutarakannya.
Mengabaikan situasi Jin, Rin
yang terbalut dengan handuk mandi berjalan kearah Yang Mulia.
“Uwa! Yang Mulia sedang
mencuci rambutnya sendiri! Apa yang membuatmu berpikir untuk melakukan hal
semacam ini?!”
“Tidak, bukan begitu tapi
karena situasinya. Jika tidak ada satupun yang membantuku, Aku hanya harus
melakukannya sendiri kan?”
“Ooh, Aku mengerti!” Rin
menjawabnya. Lalu dia mulai membantu Yang Mulia membasuh rambut putihnya.
.......Hubungan seperti apa yang mereka berdua miliki? Tampaknya menjadi
semakin aneh jika dilihat dari situasinya.
Tapi setelah melihat reaksi
mereka, Sandora juga mulai tertarik ketika dia tiba – tiba berdiri di belakang
Jin.
“Kalau begitu, biarkan aku
membantu Jin membasuhnya juga!”
“San...Sandora!”
Sandora sangat senang
menggerakan tangannya untuk melakukan hal itu. Untuk menghindari
kesalahpahaman, dia saat ini masih dalam keadaan telanjang.
Jin menutupi bagian tubuh
yang perlu ditutupi saat ia berlarian di sekitar pemandian dengan wajah malu.
Dan Sandora dengan senangnya mengejar ia sedangkan suasana hati Rin bahagia
melihat kelakuan mereka berdua.
Hanya Percher yang berdiri
sendirian di sudutt menutup tubuhnya saat dia bergumam pelan ke langit –
langit:
0 Comments
Posting Komentar