JALAN MENUJU IBU KOTA (3)
(Translater : Theten ; Editor : Gian)
Sambil
melampirkan barang-barang kami ke sadel kuda, aku menguap ketika mata ku
bertatapan dengan Miss Francesca. Karena merasa malu, aku mencoba
menyembunyikannya dengan berkonsentrasi mengatur barang-barang kami.
Pagi hari
dimusim gugur ini begitu dingin dan juga langit masih terlihat redup dan suram.
“Renji-san,
apakah kamu butuh bantuan ?”
Selagi aku
bersiap di dekat gerbang kota, gadis di belakangku menanyakan itu padaku.
"Tidak,
aku baik-baik saja. Atau lebih tepatnya, untuk persiapannya cukup aku dan
feirona saja jadi kamu bisa beristirahat kembali kau tau? "(T / N: Faylona
= Feirona sesuai dengan yang ada di ilustrasi resmi.)
"Tidak,
aku baik-baik saja. Bahkan aku sudah terbiasa bepergian sekarang. ”
"Yah,
aku tahu itu."
Saat
menjawabnya, aku bertanya-tanya mengapa itu berakhir seperti ini untuk kesekian
kalinya. Meskipun sebenarnya aku juga mengetahui alasannya.
Aku melihat
gadis di belakangku yang saat ini sedang berjongkok dan mengemasi barang-barang
di tas; Fuyou Aya. Salah satu dari 13 Pahlawan, jenius yang dikenal sebagai
[Grand Magus].
Kenapa dia menerima
sebuah permintaan yang tidak ada imbalannya sama sekali ?
Yah, entah
bagaimana aku bisa menebak alasannya tapi aku tidak begitu yakin. Itu sebabnya
aku akhirnya ragu untuk menanyakannya secara langsung. Karena aku tahu Aya
sendiri akan bingung bagaimana menjawabnya jika aku menanyakan sesuatu seperti
itu padanya. Apa yang gadis Fuyou Aya harapkan dari pria bernama Yamada Renji?
Baik aku maupun Aya sendiri belum siap dengan jawabannya.
Itu terasa aneh
kalau kita masih bepergian bersama meskipun itu seperti itu. aku juga mencoba
membujuknya. Tidak akan ada hadiah, dia juga merindukan kelasnya dan bahkan ada
pekerjaan untuk memindahkan Iblis ke ibukota 1 minggu kemudian. Aku tidak
berpikir dia punya waktu untuk tetap bersama kami, tapi ...
"Tetap
saja, kamu siap ikut dengan kami?" (Renji)
"Ya."
Itu adalah
jawaban instan. Aku hanya bisa menghela nafas. Tidak ada gunanya mengatakan
apa-apa lagi jadi aku menyerah. aku sudah cukup mencoba. Dia tidak akan
mendengarkanku bahkan jika aku memintanya. Belum lagi, aku juga akan membuat
suasana hatinya semakin buruk. Jika itu terjadi, kasus yang lebih buruk, aku
akan berakhir di sebuah lubang di tengah kota ........ aku percaya dia tidak
akan melakukan itu padaku tapi karena ada beberapa kasus masa lalu dari
beberapa orang yang menderita itu jadi aku tidak bisa memastikan.
Aku merasa
seperti Ermenhilde sedang tertawa di dalam sakuku. Pasti imajinasiku.
“lagipula, kamu
menerima sebuah permintaan dengan Souichi dan Yayoi tapi ........ Itu tidak
adil. (Aya)
"Meskipun
kamu mengatakan itu padaku ..."
Mereka ada
di sana jadi berakhir seperti itu. It’s not like i was biased in anyway, dan jika
ada kesempatan, aku tentu akan menyelesaikan permintaan dengan aya juga. Yah,
memang benar aku tidak mengundangnya. Penampilan cemberutnya tampak sangat lucu
tetapi jika aku tahu hal-hal akan berakhir seperti ini, aku akan mengajaknya
saat itu.
Yah,
meskipun begitu, dia mungkin akan bergabung dengan kami dengan alasan yang
berbeda. Jujur saja, itu fakta bahwa kedatangannya dengan kami akan sangat
membantu. Mengesampingkan keadaan kami, kemampuannya adalah hal yang nyata.
Jauh lebih besar dari aku atau Nona Francesca. Kamu bisa menyebutnya dia berada
di level yang berbeda.
[Pada saat-saat
seperti ini, seharusnya kamu jujur saja, kau tau?]
"Fakta
bahwa aku tidak bisa melakukannya adalah salah satu hal betapa merepotkannya menjadi
orang dewasa."
"Apa-apaan
maksudnya itu?" (Aya)
Mengatakan
itu, Aya terkikik.
Melihatnya
seperti itu, aku hanya bisa menghela nafas sambil menjatuhkan pundakku.
“Aku tidak
ingin kamu melakukan hal-hal yang berbahaya dan sebagai murid aku ingin kamu
belajar di sekolah, itulah maksudku.”
"Tidak
apa-apa. Aku sebenarnya cukup pintar ”
Mengangkat
tas di pundaknya, dia menatapku dengan senyum yang tenang. Kepercayaan — aku
bisa merasakan kepercayaannya padaku dari tatapannya. Aku telah melihat tatapan
itu berkali-kali selama perjalanan kami. Itu sebabnya aku tidak bisa menolaknya
sekarang juga. Tetapi aku masih mempertanyakan apakah aku meimiliki kekuatan
yang cukup agar bisa disebut layak menerima senyuman itu. Yang bisa ku lakukan
hanyalah bekerja keras dan mencoba yang terbaik untuk menjawab senyumnya, kepercayaannya.
Tapi tetap saja kesenjangan antara kekuatan kami tidak akan hilang.
“Pembelajaran
ku juga akan baik-baik saja. Juga ...jika aku mendapat masalah, cukup bantu aku lagi oke ? ”(Aya)
Tapi Aya
masih mengatakan hal seperti itu padaku dengan senyuman. Dia mengucapkan
kata-kata itu pasti karena dia mengingat janji yang ku buat untuk nya dulu.
Dengan
mengerutkan rambutku, aku mengalihkan tatapanku. Itu memalukan. Sebenarnya, aku
ingin kamu membantuku ....Tapi aku tidak bisa mengatakan itu karena aku seorang
pria dan orang dewasa di sini. aku tidak bisa meminta seorang gadis yang lebih
muda untuk melindungi ku.
"……."
“…um,
jawabanmu?” (Aya)
Sekarang,
bagaimana saya harus menjawabnya? Berpikir, aku melihat ke arah Nona Francesca
yang sedang melirik ke arah kami. Feirona dan Mururu tidak peduli dengan kami
dan sibuk melakukan pengepakan barang mereka. Aku bersyukur untuk itu. Miss
Francesca pasti bertanya-tanya mengapa seorang pahlawan seperti Aya memilih
untuk menerima permintaan semacam itu, kurasa. Yah, alasannya tidak lebih dari
fakta bahwa aku dan Aya saling mengenal.
Tempat
pertemuan yang ku letakkan dalam permintaan ini adalah gerbang timur kota
tetapi sampainya disana, aku benar-benar terkejut karena Aya ada di sana dan menunggu
kami. Rupanya, bahkan Souichi sangat setuju dengan Aya ikut bersama kami. Yah, lagipula
anak itu adalah sekutu Aya........ meskipun ada juga saat dimana dia benar-benar
tidak bisa melawan Aya . Tolong jadilah sedikit lebih kuat, Souichi.
Yah, tentu
ini sangat membantu kami, tetapi bagaimana aku harus menjelaskan kepada
semuanya mengapa Pahlawan mengambil bagian dalam permintaan ini ? aku bertanya-tanya
berapa besar biayanya untuk menyewa seorang Pahlawan untuk melakukan permintaan
mu?
Aku bahkan
tidak mengharapkan siapa pun. Kasus terburuknya kami bertiga, Feirona, aku, dan
Mururu saja akan melakukan perjalanan sendirian atau begitulah yang kupikirkan.
Sudah sangat mengejutkan ketika Miss Francesca memutuskan untuk menerima
permintaan itu. Meskipun itu sendiri sangat aneh. Kenapa dia bahkan menerima
permintaan berbahaya seperti itu?
Menurut
orang itu sendiri, dia hanya ingin bertualang. Tetapi detailnya bahkan lebih
menarik.
Segera, Miss
Francesca akan lulus dari sekolah. Sebagai seorang putri bangsawan, dia akan
memiliki kebebasan yang sangat kurang setelah itu. Bagaimanapun, bangsawan
memiliki berbagai tugas mereka sendiri. Setelah dia lulus, dia tidak akan
mendapat kesempatan untuk melakukan sesuatu seperti petualangan. aku ragu
keluarganya bahkan akan mengizinkan hal seperti itu.
Aku juga memiliki
beberapa bangsawan dalam daftar kenalan ku, dan aku ingat bahwa mereka juga
tidak memiliki banyak kebebasan. Berpikir seperti itu, Miss Francesca
sebenarnya telah menerima banyak kebebasan. Aku pikir kebanyakan bangsawan akan
melihat ini sebagai hal yang tidak baiki baik, tapi itu adalah masalahnya
sendiri. Aku tidak bisa membantu dengan itu.
Perjalanan
ini akan berbahaya, bahkan bisa berakibat fatal baginya. Sementara memahami
itu, dia masih ingin ikut dengan kami jadi aku tidak bisa menolaknya. Akan
lebih baik jika memiliki kekuatan sebanyak mungkin.
“Aku sudah
selesai dengan persiapannya. Bagaimana denganmu? "
"Ya,
aku juga sudah selesai."
Aku
memanggil Feirona dan sepertinya mereka sudah selesai dengan persiapan dan
berjalan ke arah kami. Tatapan Aya terasa seperti itu menjadi lebih kuat ke
arahku tapi aku tidak mengindahkannya. Sayangnya, aku telah memutuskan untuk
berhenti mengatakan kalimat yang sangat memalukan mulai sekarang. Pertama-tama,
hanya para pahlawan yang berhak mengatakan jenis-jenis kalimat itu. Mereka
terlalu berat untukku.
Kami telah
membeli 3 ekor kuda. Feirona dengan satu kuda, Mururu dan Miss Francesca berada
pada satu kuda lalu aku dan Aya pada kuda yang terakhir. aku lebih suka jika
Nona Francesca ada di belakang ku tetapi jika aku mengatakan itu, daripada jatuh
ke dalam lubang, aku merasa mungkin aku akan dibakar sampai mati.
Berpikir
hal-hal seperti itu, aku berbalik ke arah Mururu. Dia membuat wajah yang agak
mengantuk mungkin karena dia bukan orang yang terbiasa bangun pagi. Meskipun
kami pergi melakukan perjalanan yang sulit, melihat wajahnya membuatku menjadi
lebih tenang.
“Bangun,
Mururu. Sudah saatnya untuk pergi. ”
“Un---Aku
baik-baik saja.”
Kamu sudah
jelas tidak baik-baik saja. Nona Francesca mengguncangnya dengan pundaknya
untuk membangunkan mururu tetapi itu hanya membuat kepalanya berayun ke depan
dan ke belakang. Rambut Ekor kuda nya juga bergoyang dan itu membuatnya
terlihat lucu.
Ketika aku melihat
ke arah Feirona, dia mengangkat bahunya seolah-olah bermasalah. Aku tidak
benar-benar memikirkannya karena aku hanya merasa lebih tenang karena dia.
"Kesampingkan
gadis yang mengantuk itu, aku menantikan untuk bekerja denganmu,
Aya-dono." (Elf)
"Ya,
begitu juga dengan ku."
Seperti itu,
Feirona dan Aya melakukan perkenalan resmi satu sama lain. Tetapi meskipun itu
tidak terasa sangat kaku mungkin karena kepribadian mereka.
Selagi aku
memikirkan itu, aku merasakan sesuatu menarik mantelku. Saat melihat, itu
adalah Mururu.
"Ada
apa?" (Renji)
"Siapa?"
Dia bertanya
itu sambil menunjuk ke arah Aya ......... Jadi dia benar-benar tidak tahu. Kesampingkan
diriku tapi itu sangat mengejutkan bahwa dia tidak mengenali Aya. Saat itu Nona
Francesca panik dan buru-buru menjelaskan tentang Aya padanya. Yah, itu tidak
seperti Aya akan marah hanya karena Mururu tidak mengenalinya kau tahu? Dia
tidak berpikiran sempit. Bahkan Aya akan merasa lebih baik untuk jujur.
Diperlakukan
sebagai Pahlawan terus-menerus benar-benar melelahkan. Secara mental, lebih
tepatnya. Kurasa Aya memiliki pendapat yang sama karena dia melihat Mururu dan
Francesca dengan ekspresi bermasalah.
"...
Pahlawan yang dipilih oleh Dewi."
Aku tidak
tahu bagaimana Miss Francesca menjelaskannya, tetapi begitulah cara Mururu
menggambarkan Aya sekarang.
"Senang
bertemu denganmu, um ... .." (aya)
"Mururu."
"Aku
mengerti. Senang bertemu denganmu, Mururu. "
"Aku juga."
Sambil
tersenyum kecut, Aya menyapa Mururu. Mururu sepertinya juga tidak waspada
terhadap Aya dan membalasnya juga.
“Jadi kita
sudah selesai dengan basa-basi?” (Renji)
"Ya.
Ayo berangkat dengan cepat. "(Elf)
"Un."
(Mururu)
Mururu
mengangguk pada kata-kata Feirona dan kami berpisah dalam kelompok
masing-masing.
Awalnya,
Mururu seharusnya bersamaku dan Aya dengan Miss Francesca tapi Aya mengubah
itu. Alasannya,... sebagai orang dewasa, aku tidak seharusnya mengoreknya
terlalu dalam. Tapi harus ku katakan terlebih dahulu bahwa aku tidak akan
memiliki perasaan apapun terhadap Mururu.
Kuda di
dunia ini lebih kuat dan memiliki bentuk tubuh yang kuat seperti tentara
dibandingkan dengan kuda pacu yang biasa kita lihat. Mereka cukup kuat untuk
membawa dua manusia dewasa bersama dengan bagasi dan masih memiliki cukup
stamina untuk berjalan. Tetapi sebagai gantinya, mereka tidak secepat itu
meskipun masih jauh lebih cepat daripada berjalan. Duduk di atas sadel pertama yang
dibuat untuk dua orang, aku mengulurkan tanganku ke arah Aya.
Mengambil
tanganku, dan menggunakannya sebagai titik tumpu, dia dengan terampil duduk di
atas pelana. Ketika seseorang memiliki penampilan yang bagis, mereka pasti
terlihat cantik bahkan saat melakukan tindakan yang paling duniawi.
Saat melirik
ke arah nona Francesca dan Mururu, mereka juga menaiki kuda mereka. Miss
Francesca mengenakan pakaian bepergiannya yang biasa bersamaan dengan penutup
dada yang terbuat dari kulit dan Mururu terbungkus jubah putihnya. Tapi karena
dia sedang menunggang kuda, pahanya yang menggairahkan terlihat oleh mata dari
bawah jubah.
Selagi aku
melihat itu, Aya tiba-tiba mencubitku dari belakang. Sebenarnya itu sedikit
sakit.
"Aku
serahkan kuda itu padamu." (Aya)
"Hm,
ya."
Memberikan
balasan singkat, aku membuat kuda mulai berlari. Jika aku memberi alasan, aku hanya
akan terseret lebih dalam ke dalam rawa. Aku mengetahui itu dari pengalaman
hidupku sendiri. Orang baik tidak melakukan kesalahan dua kali. Mungkin.
Penjaga di
gerbang terkejut oleh penampilanku dan Aya tetapi aku memutuskan untuk
mengabaikannya. Setelah aku selesai dengan permintaan ini, aku mungkin harus pensiun
ke beberapa desa pedalaman sekali lagi. Lagipula aku tidak ingin terlihat menonjol
seperti ini lagi.
[Apa yang
kamu lakukan?]
"Tidak
ada yang aneh, sungguh."
Ketika aku
mengatakan itu, aku mendengar desahan dari dalam saku. aku benar-benar tidak
dipercaya sama sekali.
“Souichi juga
sering melihat kearah dada Francesca-senpai ........ apakah semua pria seperti
itu?” (Aya)
"........"
Itu sangat
sulit untuk dijawab. Belum lagi, fakta bahwa orang itu sendiri tampaknya telah
mendengar pertanyaan tersebut karena aku merasa bahwa kudanya sedikit menjauh
dari kami. Pasti cuma imajinasiku.
Tetapi jujur
saja tidak mungkina untuk menjawab pertanyaan ini. Setidaknya bukan untuk
seorang pria berusia 28 tahun ke seorang gadis berusia 18 tahun. Entah bagaimana
aku hanya bisa meminta maaf kepada Souichi di kepalaku. Sepertinya poin kasih
sayang Miss Francesca untuknya langsung turun meskipun dia bahkan tidak ada di
sini.
Saat kuda
itu bergoyang saat berlari, Aya memelukku erat dari belakang agar tidak jatuh.
Saat ini dia tidak mengenakan seragamnya tetapi mengenakan jubah merah tua
dengan sulaman perak yang bisa membuat orang merasakan sensasi kulitnya hampir
secara langsung. Meskipun tinggi badannya telah tumbuh, dia belum benar -
benar tumbuh (TN : ). Jelas, aku tidak bisa mengatakannya dengan keras.
Yah, aku juga mengenakan jubah di atas pakaianku sehingga apa yang ku rasakan
sebenarnya tidak begitu banyak.
Pakaiannya
ini terbuat dari benang perak suci yang diambil dari serangga khusus kemudian perlindungan
dari Roh Api Salamander juga diterapkan sehingga mengubahnya menjadi warna
merah tua. Di atas itu, sulamannya juga dibuat dari mithril. Jubah yang dia
kenakan diatasnya juga terbuat dari kulit naga air. Di pinggangnya ada pedang
pendek mithril dengan zamrud tertanam di ujung pegangan; dan sebuah tongkat
sihir pendek dengan permata amethyst yang hampir transparan yang tertanam di
atasnya.
Itu adalah
peralatan yang sama seperti ketika dia bertarung melawan Dewa iblis. Semua itu
sangat berharga sehingga pada dasarnya mereka menjadi tak ternilai harganya .
Itu akan membuat orang berpikir bahwa dia akan memulai perang dengan keinginan
sendiri. Nah, ketika kamu sedang dalam perjalanan, sebenarnya mungkin lebih
baik untuk memiliki perlengkapan seperti dia. kamu tidak akan tahu apa yang
bisa terjadi, jadi akan lebih baik jika selalu memakai perlengkapan terbaikmu.
aku, yang tidak membeli peralatan baru karena kekurangan uang sebenarnya adalah
seorang yang salah.
“Tapi tetap
saja, ketika kita sedang menunggang kuda seperti ini, kamu akhirnya mengingat kembali
saat-saat ketika kita bepergian bersama kan?” (Renji)
“.......haah.”
(Aya)
Dia menghela
nafas karena aku menghindari pertanyaannya tapi dia tidak menuntut lebih jauh.
Terima kasih untuk itu tuhan.
"Itu
benar. Setelah Yui-chan membuat kotrak dengan naga itu, kita mulai selalu
menggunakan naga itu untuk bepergian. ”(Aya)
Hiyuu Yui.
Salah satu pahlawan yang dikenal sebagai Pengguna Monster / Penjinak monster.
Dia adalah yang termuda di antara kami 13. Aku bertanya-tanya bagaimana
keadaannya akhir-akhir ini. Semua monster yang dikontraknya adalah yang
terkenal. Seekor peri yang merupakan master dalam sihir roh. Seorang Ksatria
Hantu yang abadi dan ahli pedang. Dan naga kuno yang menyebut dirinya seorang
raja. Aku rasa mereka berada di benua Elfreim saat ini. Tempat itu mungkin
lebih baik untuk ditinggali sekarang.
“Apa kamu
tahu apa yang dilakukan Yui saat ini ?” (Renji)
"Entahlah.
Mungkin Yuuko-san tahu tentang itu. ”
Utano-san
eh. Aku juga ingin tahu apa yang sedang dilakukan orang itu sekarang. Tapi
mengingat itu dia, kurasa dia pasti telah mengambil banyak beban kerja untuk
dirinya sendiri dan bekerja keras sekarang. Dia tipe orang seperti itu. Meskipun
dia kadang-kadang bisa menakutkan juga.
"Renji,
ayo langsung menuju ke Forest of Rotting Souls." (Elf)
"Tentu!
Kita akan terus maju sampai pintu masuk hutan dan bermalam di sana. ”
Membawa kuda
berjalan di sisi kami, Feirona memberi tahu tentang tujuan kami saat ini. Hutan
Jiwa yang Rusak. Seperti namanya, itu adalah tempat di mana orang mati berjalan
dan hantu muncul dan tempat dimana yang hidup jarang masuk. Jalan raya menuju
ibukota dibuat mengelilingi hutan ini tetapi jika kita menerobosnya secara langsung,
kita akan dapat menghemat banyak waktu. Tadi malam, aku dan Feirona memutuskan
untuk menerobosnya sambil merencanakan rute kami.
Zombie
sangat sulit tetapi mereka memiliki gerakan yang membosankan. Hantu tidak
berbahaya selama Anda memiliki keinginan / roh yang kuat. Jika kita ingin
membunuh mereka, kita membutuhkan peralatan yang terbuat dari perak, tetapi jika itu hanya untuk
dilalui, itu sangat mudah.
Yah, awalnya
hanya aku, Feirona dan Mururu yang akan bepergian tetapi sekarang kami juga
memiliki Aya dan Miss Francesca, kami bisa membunuh mereka dengan sihir .Zombie
bisa terbunuh dengan senjata fisik, tetapi hantu adalah tipe roh sejati. Entah
sihir atau perak itu wajib. Pada awalnya kami hanya bisa mengabaikan mereka dan
bergegas melewati hutan tetapi sekarang kami akan cukup aman saat melewatinya.
Satu-satunya
masalah yang tersisa adalah memastikan bahwa kita tidak tersesat. Tetapi dengan
Feirona, seorang elf yang bersama kami, kurasa kami akan baik-baik saja.
[Bepergian
dengan Aya. Sungguh nostalgia.]
"Ya itu
benar. Aku mohon bantuannya, Eru. ”(Aya)
[Ya, aku
akan menyerahkan Renji padamu Aya.]
".....kenapa
aku?"
Aku hanya
bisa menghela nafas. Itu memang benar, jadi aku juga tidak bisa membantahnya.
Sudah satu
tahun sejak aku bepergian dengan Aya, dengan salah satu rekan ku.
Sambil berlari
di pagi hari, jalan raya berkabut, aku merasa diriku agak bersemangat. Aya
pasti juga merasakan hal yang sama. Memikirkan itu, membuatku menjadi sedikit
lebih bahagia.
1 Comments
Terima kasih updatenya, saya suka. Arigatou gozaimasu
BalasHapusPosting Komentar