HAJIME MENJADI AYAH III
(Translater : Dhien;
Editor : Hirosuke Nagato)
Setelah menerima telepati dari Shia,
Hajime dan Yue bergegas menuju ke tempat yang diberitahukan. Karena dikirim ke
pelelangan, tak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai nyawa Myuu, tapi
perasaannya pasti merasa terbebani. Bagaimanapun, mereka harus menyelamatkannya
secepatnya.
Ketika mereka sampai di trmpat tujuan, 2
orang pria berbaju hitam berdiri di pintu masuk. Karena Myuu mungkin akan
dipindahkan jika mereka membuat keributan, Hajime pergi ke gang belakang dj
mana dia menggunakan transmutasinya untuk menyusup ke ruangan bawah tanah.
Ditemani oleh Yue, mereka bergerak
dengan cepat sambil menggunakan indra penandanya. Jika saja ada penanda jalan,
mereka tidak perlu memghunakan indra penanda mereka.
Tidak lama, beberapa sel kurungan dapat
terlihat di ruangan bawah tanah. Satu-satunya orang yang menjaganya sedsng
tertidur. Mereka melewati penjaga itu, dan menemukan sekitar 10 orang anak-anak
di dalamnya yang memggigil kedinginan di lantai batu yang dingin. 9 dari mereka
akan dilelang hari ini.
Kenyataannya, karena hampir seluruh
manusia adalah pemuja Gereja para Saint, maka perbudakan atau perdagangan
manusia adalah hal yamg dilarang. Meskipun begitu, para penjahat dari ras
manusia dapat dijadikan barang dagangan. Memperdagangkan atau memperbudak
mereka yang menghianati tuhannya adalah hal yang diperbolehkan. Akan tetapi,
anak-anak yang gemetaran di depan mereka tidak mungkin jatuh ke dalam situasi
di mana mereka menjadi penjahat. Pada awalnya, manusia yang dijadikan budak
dengan prosedur biasa tidak akan dikirim ke pelelangan. Oleh karena itu, mereka
ditangkap dan dijual secara ilegal.
Hajime datang mendekati kurungan dan
bertemu pandang dengan tatapan anak-anak yang ketakutan oleh bayangan yang
muncul secara tiba-tiba. Dia pun menanyai mereka dengan suara yang tenang.
"Apa ada anak dari suku Penghuni
Laut di sini?"
Anak-anak yang ketakutan itu pasti
berpikir bahwa ini giliran mereka untuk dijual, jadi mereka saling menatap dan
kebingungan dengan pertanyaan yang tak terduga. Sosok Myuu tak terlihat di
dalam kurungan, karena itulah Hajime menanyai mereka. Dia penasaran apakah ada
penjara lainnya atau ia telah dibawa ke luar.
Anak-anak tetap diam untuk beberapa
saat, tetapi ketika Yue mberjongkok di samping Hajime, ia menggumamkan sesuatu
sambil memandang mereka dengan mata yang lembut, "... Jangan
khawatir."
Mereka merasa lebih enakan, dan salah
satu anak laki-laki berusia sekitsr 7-8 tahun menjawab pertanyaan Hajime dengan
malu-malu.
"Anak itu, anak yang dari suku
Penghuni Laut telah dibawa keluar beberapa saat yang lalu... Onii-san,
Onee-san, siapa kalian?"
Seperti yang telah diduga, ia telah
dibawa keluar. Hajime mendecakkan lidahnya dalam hati dan menjawab mereka
dengan gelisah.
"Kami datang untuk menyelamatkan
kalian."
Ucapan Hajime membuat anak itu berteriak
tanpa disengaja dan membuat pandangan yang heran dan sekaligus senang. Suaranya
bergema di dalam penjara bawah tanah yang redup itu. Meskipun anak itu
menutupulutnya dengan panik, pak penjaga telah mendengar itu dan berteriak
"Siapa yang membuat keributan?" sambil bangun dan berjalan ke arah
kurungan.
Setelahnya, dia menemukan kelompok
Hajime dan terpaku untuk beberapa saat sebelum meneriakkan, "Siapa kau
bajingan!?", menarik belatinya dan menyerang mereka. Anak-anak berteriak
sambil membayangkan Hajime dan Yue akan ambruk setelah tertusuk.
Akan tetapi, itu adalah hal yang
mustahil terjadi. Hajime dengan mudahnya menggenggam tusukan belati itu dengan
tangan kirinya, mengerahkan kekuatannya dan mengahncurkan belati itu. Hajkme
membuka kepalannya dan menjatuhkan pecahan-pecahan belati itu. Pak penjaga itu
itu memahami apa yang telah terjadi, dia terbingungkan untuk beberapa saat, dan
memandang ke arah belati yang di tangannya, tapi dia hanya dapat melihat gagangnya
saja. Akhirnya dia mengerti apa yang terjadi, pria itu menjadi pucat dan
berjalan mundur sambil menggumamkan, "Ap-Ap-".
Hajime dengan segere mencengkram kepala
pria itu dan membantingnya ke tanah.
CPRATTTT!!
Pria itu mati seketika bersamaan dengan
suara yang kuat.
"Penjaga itu sebelumnya pasti telah
membunyikan alarm."
Mengatakan hal seperti itu dengan
ekspresi yang mengagumkan, Hajime yang membunuh penjaga itu dengan sekejap
membuat mata anak-anak terbelalak. Tanpa mempedulikan tatapan mereka, Hajime menggunakan
transmutasinya untuk menghancurkan jeruji-jeruji penjara. Di mata anak-anak,
jeruji besi itu terlihat menghilang dalam sekejap sehingga membuat mereka
terpaku dan terkejut dengan mulut menganga.
"Maaf, Yue, tapi dapatkah
kupercayakan mereka padamu? Sepertinya tak ada yang bisa kulakukan selain
mengamuk sekarang."
"Nn... serahkan mereka
padaku."
"Petugas keamanan pasti akan segera
sampai, jadi tidak apa untuk mempercayakannya pada mwreka. Kepala cabang guild,
Ilwa pasti akan membantu kita juga... Serahkan saja detailnya ke dia."
Yue melihat dari kejauhan dengan
pandangan bersimpati. Pandangan itu ditujukan kepada Kepala Cabang Guild.
Sebenarnya, sebelum mereka datang ke sini, mereka telah mendapatkan petualang
yang pas untuk mengantarkan batu telepati ke Ilwa karena mereka berpikir perlu
menjelaskan siatuasi padanya. Plat status dengan rank 'Gold' benar-benar
berguna di saat seperti itu. Karena setelah melihat warna plat Hajime,
petualang itu terpaku untuk sementara dan sikapnya berubah menjadi formal...
Hal ini persis seperti bagaimana warga Jepang menyambut bintang Hollywood yang
datang ke kota. Dia bahkan memberi hormat selagi menyetujui untuk mendengar
permintaan Hajime.
Sekali lagi Hajime mentransmutasikan
sebuah jalan dari penjara bawah tanah ke permukaan, mempercayakan anak-anak
pada Hue, dan dengan cepat pergi ke aula pelelangan. Di saat yang sama, bocah
laki-laki yang sebelumnya, memanggol Hajime untuk berhenti.
"Nii-chan! Terima kasih telah
menolong kami! Kamu pasti bisa menolong gadis itu juga! Ia benar-benar
ketakutan. Bahkan aku tidak dapat melakukan apapun..."
Sepertinya anak ini tidak peduli jika
Myuu seorang demi-human, dan dia terlihat telah menyemangati Myuu sebelumnya.
Dia benar-benar bocah yang bersemangat, meskipun dia telah ditangkap. Hajime
mengelus kepala bocah yang merasa kedinginan karena telah lemas.
"Wah, ap-apa ini?"
"Yahh, jika kau merasa itu
memalukan, yang bisa kau lakukan hanya dengan menjadi lebih kuat. Sepertinya
tidak ada yang bisa kau lakukan selain itu. Kali ini aku yang melakukannya,
lain kali akan menjadi giliranmu untuk melakukannha."
Setelah mengatakan itu, Hajime dengan
cepat membalikan badannya dan perfi ke pwrmukaan. Bocah itu memeganh kepalanya
yang baru dielus dengan ekspresi terkejut yang kosong, matanya kemudian
bersinar, dan mengepalkan tinjunya
dengan ekspresi yang jantan. Yue memandang bocah itu dengan perasaan senang dan
membawanya ke permukaan.
***
Aula pelelangan diliputi oleh atmosfir
anehnya yang tersendiri.
Tamu di aula itu berkisar 100 orang. Semua
orang di dalamnya memakai topeng setengah wajah, dan tak seorang pun yang
membuag keributan. Mereka hanya dengan tenang mengangkat kartu bernomor ketika
barang yang mereka inginkan muncul di pelelangan. Mereka ragu untuk berbicara
karena tidak ingin identitas mereka diketahui.
Meskipun para tamu itu berhati-hati
untuk tidak berbicara, tetapi suara mereka secara tidak sengaja terdengar saat
barang 'itu' muncul.
Yang muncul adalah bocah wanita darita
suku Penghuni Laut didalam tangki air dengan jari-jari sekitar 2 meter. Ia tak
mengenakan sehelai benangpun, bertelanjang, dan ia menundukkan tubuhnya ke
lututnya di sekitar pojok tangki air. Suku Penghuni Laut dapat bernafas di
dalam air. Itulah kenapa ia ditaruh di dalam tangki air untuk membuktikan bahwa
ia asli. Dan karena ia telah kabur sekali, sebuah borgol besi dipaangkan di
tunuhnya. Itu adalah pemandangan yang kejam untuk tubuh sekecil itu.
Pandangan-pandangan sipit yang memulai
memperebutkannya membuat Myuu ketakutan. Harganya naik dengan drastis. Itu
adalah barang yang hanya ada sekali, jadi mereka pikir mereka dapat membelinya
dan menyembunyikannya. Itu adalah hal yang mungkin terjadi karena mereka tidak
ingin membuat keributan di siang hari.
Aula yang berisik itu semqkin membuat
Myuu mengkerut, selagi mengepalkan tangannya menggenggam sebuah kain hitam. Itu
adalah penutup mata milik Hajime. Ketika mereka mencoba untuk berpisah dari
Myuu, mereja terlalu sibuk untuk menenangkan Myuu dan sampai melupakannya.
Hajime mengingatnya setelahnya dan mengenakan cadangannya.
Penutup mata Hajime telah menjadi
penyemangat kecil bagi Myuu. Terpisahkan dari ibunya, melewati perjalanan yang
keras, dikurung dalam sel yang gelap, terendam air pembuangan, dan ia berlari
dengan putus asa. Ketika ia pikir ini telah berakhir, ia dipeluk oleh sesuatu
yang hangat. Ia terbangun oleh sesuatu
yang berbau enak dan di depannya adalah seorang pria berambut putih yang
mengenakan kain penutup mata hitam di salah satu matanya. Ia diam-diam
memperhatikannya dalam keterkejutannya, dan ketika ia mencoba berpaling
darinya, entah bagaimana pandangan Hajime mengarah padanya. Entah bagaimana
Myuu kukuh berbalik memandangnya, tapi itu selesai ketika sebuah wangi yang
enak menggelitik hidungnya.
Setelahnya, ia menjawab ketika ditanyakan
namanya dan ketika ia melihat sebuah cahaya merah yang indah bersinar, ia
ditempatkan dalam bak mandi yang hangat. Lalu kakak bertelinga kelinci dengan
rambut yang sama seperti pria itu ーー
kemudian ada benda berwana biru yang membasuh badannya. Tanpa memberitahukannya,
Myuu memanggil kakak perempuan yang mengenalkan dirinya sebagai Shia dengan
sebutan 'Onee-chan', dikarenakan perasaan nikmat dari hangatnya bak mandi dan
basuhan yang lembut.
Dapat memakan daging yang enak selagi
digendong dan duduk di pangkuan Shia, Myuu tentu tidak akan pernah melupakan
ini seumur hidupmya. Ia terlalu sibuk untuk makan dan tampa disadarinya pria
bernama Hajime itu telah kembali. Meskipun merasa sedikit berhati-hati,
kewaspadaannya hilang sepenuhnya ketika melihat Hajime membawakan pakaian-pakaian
yang manis, memakaikannya padanya dengan sopan, dan mengeringkan rambutnya
dengan angin pengering yang hangat dan nyaman.
Itulah kenapa ia sangat sedih ketika ia
mendengar bahwa mereka akan berpisah karena perlu untuk mempercayakannya pada pos
keamanan. Setelah terpisah dari ibunya sambil menahan kesendirian dan
ketakutannya untuk waktu yang lama, Myuu tidak ingin berpisah dari Onii-chan
yang lembut dan Onee-chan yang ia temui di tempat yang jauh dari desanya ini.
Ia tidak akan dapat menahan kesendiriannya lagi.
Karena itu, Myuu protes sekuat mungkin.
Ia menarik rambut Hajime, mencakar pipinya berkali-kali, dan mengambil penutup
matanya. Ia kemudian mengatakannya berkali-kali, 'Myuu ingin terus bersama!'.
Akan tetapi, Onii-chan tidak bisa terus bersama Myuu dan akhirnya Myuu
ditinggalkan.
Myuu pikir tubuhnya semakin mengerut
selagi berpikir. 'Seperti yang kukira, aku ditinggalkan karena aku cuma akan
jadi beban? Apa mereka marah karena aku mengambil penutup mata ini? Apa mereka
membenciku?' Ia sangat sedih selagi air mata terus mengalir dari matanya. 'Jika
aku dapat bertemu mereka sekali lagi, aku ingin meminta maaf sudah menjadi
beban. Akan kukembalikan penutup mata ini dan saat itu... Aku ingin kita untuk
terus bersama.'
"Onii-chan... Onee-chan..."
Myuu bergumam ketika tiba-tiba, air dalam tangki mengeluarkan suara keras
karena hantaman.
"Kyaa!," Myuu menjadi
ketakutan, melihat sekitarnya sambil mengerutkan wajahnya. Ada pria bertopeng
yang mengenakan tuxedo di dekatnya dan ia menyadari pria itu meneriakkan
sesuatu sambil berkali-kali menendang tangki air. Sepertinya, dia ingin para
tamu melihatnya berenang untuk menaikkan harganya jauh lebih tinggi dan dia
menendang tangki air karena dia kira Myuu terus diam karena tertidur.
Akan tetapi, Myuu terus semakin
ketakutan, ia semakin menundukkan tubuhnya dan tidak bergerak sama sekali.
Menundukkan tubuhnya selagi menggengam penutup mata Hajime dengan kuat dan
menahan suara hantaman dan tangki air yang bergetar.
Pria yang menjadi pembawa acara pelelangan
bawah tanah dan yang juga merupakan anggota dari Filthof mengira kalau Myuu
sedang sakit, yang mungkin akan menurunkan harganya, jadi dia menyuruh
bawahannya untuk membawakannya sebuah tongkat. Itu difungsikan untuk memaksa
Myuu agar bergerak. Dia tanpa sengaja bersumpah-serapah dan menjadi tidak
sabaran karena keributan yang dibuat oleh para tamu.
"Baguss, bocah kurang ajar.
Berani-beraninya merepotkan manusia sepertiku. Dasar makhluk tolol!" Pria
itu menaiki tangga dan mencoba menusukkannya ke Myuu. Myuu menutup matanya
dengan erat dan bersiap menerimanya.
Akan tetapi, bukannya hantaman yang
diterimanya... yang diterimanya adalah sebuah suara dari seseorang yang paling
ia tunggu-tunggu.
"Aku akan mengembalikan kata-kata
itu padamu, oke? Bajingan tengik."
Detik berikutnya sebuah bayangan turun,
berkibar dan langit-langit, dan menginjak kepala pembawa acara yang ikut hancur
bersama dengan tangga yang jatuh karena momentum. Craattt! Darah bercipratan dari sang pembawa acara yang sepertinya
meledak. Bisa dibilang dia mati hancur seketika.
Bayangan itu, Hajime, yang muncul dengan
kesan seperti itu, bahkan tidak menengok sekalipun ke orang yang baru jatuh
tersebut, dan lalu menghantam tangki air dengan tangan buatannya. Praangg! Tangki air itu hancur, ditemani
dengan suara yang keras.
"Kyaa!" Myuu terlempar keluar bersamaan dengan air yang
mengalir dan ia berteriak tanpa sadar.
Myuu dengan segera ditangkap oleh
sesuatu yang hangat, dan ia dengan malu-malu membuka matanya. Ada seseorang
yang sangat ingin ia temui, satu-satunya irang yang muncul di pikirannya ketika
mendengar suaranya... Dia benar-benar ada di sini. Ia dibawa olehnya. Myuu
berkedip dan memandang Hajime dengan tenang seperti saat pertama kali mereka
bertemu.
"Hey, Myuu. Kenapa kau selalu basah
kuyup saat kita bertemu?"
Hajime bertanya dengan nada bercanda,
dan melihat Myuu dengan tenang. Ia kemudian berbisik bertanya kepadanya.
"... Onii-chan?"
"Aku tidak tahu siapa Onii-chan
yang kau maksud, tapi Hajjme-san yang rambutnya kau tarik-tarik, kau cakar
pipinya dan kau ambil penutup matanya itu sudah pasti aku."
Hajime menjawabnya sambil menyengir, dan
pupil mata Myuu yang bulat mulai berair. Selanjutnya...
"Onii-chan!!!"
Ia bergelantungan ke leher Hajime dengan
erat dan mulai menangis. Hajime memasang ekspresi kesusahan, dan mengelus
punggung Myuu. Lalu, dengan cepat ia menyelimutinya dengan sebuah selimut.
Dan mereka berdua, Hajime dan Myuu, yang
bertemu sekali lagi di dekat air, dikepung oleh para pria berbaju hitam yang
menyerbu dengan cepat. Akan tetapi, bahkan sekarang, dia tidak terlihat seperti
ingin kabur.
"Bocah, sepertinya kau tak sepintar
itu untuk berani-beraninya berurusan dengan Filthof. Tinggalkan barang itu dan
akan kubunuh kau dengan cepat, oke?"
Dikelilingi oleh 20 orang yang terlihat
kuat, Myuu mengangkat wajahnya dari leher Hajime ke wajahnya dengan rasa tidak
enak. Hajime mendekatkan wajahnya ke telinga Myuu dan berbisik, 'Ini akan
merepotkan jadi tutuplah telinga dan matamu,' dan Hajime menaruh tangan kecil
Myuu untuk menutup telinganya. Meskipun Myuu penasaran, ia mengangguk dan
merasa enakan karena Hajime bersikap tenang tanpa kegelisahan dan
ketidaksabaran. Ia dengan patuh menutup telinganya dengan tangannya, dan ia
menenggelamkan wajahnya ke dada Hajime.
Urat wajah para pria berbaju hitam itu
muncul saat mereka sadar mereka benar-benar dihiraukan dan lalu berteriak
dengan keras. 'Jangan sakiti barang itu! Dan bunuh bocah itu!' di saat yang
bersamaan.
BOooOOoM!!!
Dengan suara ledakan yang kencang,
kepala dari pemimpin pria berbaju hitam itu meledak. Semuanya bertanya-tanya
"Eh?", dan terbelalak tanpa sempat tahu apapun. Mereka hanya dapat
melihat pemimpin mereka rubuh dengan isi otaknya yang berhamburan dari belakang
kepalanya. Menggunakan kesempatan itu, Hajime berhasil melakukan tembakan beruntun.
Ketika semuanya terpaku tak mengerti apa yang terjadi, suara tembakan beruntun
terdengar, dan ketika mereka telah sadar, jumlah mayat dengan kepala yang
meledak telah bertambah sampai 12 orang.
Saat itu, mereka akhirnya sadar bahwa
pria di hadapan mereka bukanlah orang biasa, dan pria berjubah hitam itu
berjalan mundur selagi para tamu berteriak berhamburan memenuhi pintu keluar.
"K-Kau, siapa kau! Apa ini,
bagaimana... bisaーー!"
Dibingungkan dan mencoba menghadapi rasa
takutnya, salah satu pria berbaju hitam dengan panik memberanikan dirinya
dengan mengeraskan suaranya. Sepuluh orang lebih datang dari dalam dan terkejut
ketika melihat situasi mengerikan di aula itu.
Melihat mereka, Hajime mendengus.
"Kenapa kau bertanya? Tidakkah kau
seharusnya mengerti hanya dengan melihatku? Aku kemari untuk mengambil lagi apa
yang kalian curi. Berikutnya... ini hanyalah peringatan dariku. Inilah yang
akan terjadi jika kalian mencuri dariku. Makanya, haruskah cepat
kuakhiri?"
Hajime mengatakan itu dan lalu menghunakan
skill 'Aerodinamis' untuk naik ke langit-langit aula tanpa diketahui yang lain,
dia melompat keluar dari lubang dan mencapai atap.
"Yue. Myuu telah aman. Bagaimana
denganmu?"
"... Nn, mereka telah sampai di
tempat perlindungan. Puncaknya akan terjadi saat semua tamu telah pergi
keluar."
"Begitu, kalo begitu ayo akhiri
dengan cepar."
"Nn!"
Hajime menggunakan skill 'Aerodinamis'
untuk melompat tinggi ke langut. Lalu, dia berbicara ke Myuu yang
mempercayainya dengan menutup telinga dan menenggelamkan wajahnya di dada
Hajime. Ia berkedip dan melihat sekelilingnya ketika Hajime berbicara,
"Sudah tidak apa sekarang, Myuu," dan... "Fuwah!?," ia
mengatakannya dengan suara terkejut.
Mau bagaimana lagi ketika ia membuka
matanya, ia sedang ada di langit dimana ia dapat melihat seluruh penjuru kota.
Di sisi lain, matahari yang terbenam terlihat terik, mewarnai langit sore
dengan warna merah. Di atas tanah terdapat cahaya buatan dari manusia, membuat
sebuah penerangan yang indah. Mata Myuu berkilauan melihat tontonan itu untuk
pertama kalinya dan ia pun memegang dada Hajime sambil mengatakan, Kyaa.
"Onii-chan benar-benar hebat!
Onii-chan bisa terbang di langit!"
"Tidak terbang, aku hanya melompat~~...
yahh terserahlah. Yang lebih penting, aku akan membuat Myuu melihat tanda
kembang api ini, ok?"
"Kembang api?"
'Kembang api itu... seperti sebuah
ledakan."
"Ledakan?"
Meskipun Hajime tidak bisa
menjelaskannya dengan baik, Hajime tidak mempedulikannya karena yang perlu dia
lakukan tetaplah tak berubah. Selagi menggendong Myuu dengan lengan kanannya,
dia menggunakan skill 'Aerodinamis' untuk melayang di udara, dan memgambil
sebuah cincin dari 'Treasure Box'. Itu adalah sebuah remot peledak dari bom
yang dibuat dengan 'Batu Induksi'. Kenyataannya, dia perlu menyebarkan bom-bom
itu selagi menjaga Myuu.
"Baiklah, saatnya mulai.
Ta~ma~ya~."
"Ta~ma~ya~?"
Sesaat setelah suara Hajime dan Myuu
terdengar di langit sore, sebuah suara guncangan yang besar terdengar di
seluruh kota Fhuren dan ledakan yang menghebohkan terjadi di bangunan-bangunan
yang berhubungan dengan Filthhof. Bahkan museum yang digunakan sebagai aula
pelelalangan yang disebut-sebut sebagai bangunan bersejarah, mewah dan indah
itu hancur berkeping-keping. Api menjalar menuju ke angkasa bersama dengan
suara ledakan yang hebat. Gedung-gedung dan langit di sekitarnya menjadi
berwarna kemerahan disebabkan oleh sesuatu selain matahari.
"Eeeeh!?"
"Bagaimana menurutmu Myuu? Apa kamu
terkejut"
"Kembang api, mengerikan."
Myuu gemetaran karena ledakan yang besar
itu dan bergelantungan ke Hajime dengan panik. Ketika sampai ke tahap akhir,
awan hitam mulai menyelimuti langit yang sedikit jauh dari dimana mereka
berada. Selanjutnya, 4 'Naga Petir' muncul ditemani dengan auman yang
menggelegar. Jumlahnya bertambah banyak meskipun ukurannya menjadi setengah
dari yang sebelumnya saat masih satu saja.
Empat 'Naga Langit' yang Yue buat
disebarkan menuju arah yang berbeda ke tempat langit yang memerah membara
berada. Hampir seluruh orang di Fhuren melihat sosok yang anggun itu. Empat
Naga Petir itu mengeluarkan auman yang menggelegar dan meluncur jatuh bersamaan
ke empat markas penting Filthof yang tersisa. Kilatan mereka mewarnai langit di
sekelilingnya dan suara gemuruh dari bangunan-bangunan yang runtuh bergema di
Fhuren. Dengan api yang membara dan debu yang berterbangan, senja di Fhuren
berwarna kemerahan oleh api layaknya sebuah kota di masa perang setelah
terjadinya serangan udara.
Kebetulan, orang-orang biasa yang tidak
berhubungan dengan kejadian ini tidak ikut terluka. Hajime telah memastikan
bahwa tidan ada orang di sekitar bangunan milik Filthof dengan menggunakan
Pesawat Pengintai Tak Berawak miliknya ke fasilitas dan bangunan di
sekelilingnya. Orang-orang yang terkena ledakan dan berubah menjadi abu
hanyalah mereka yang berhubungan dengan Filthof. Namun, identitas mereka tidak
dapat dipastikan.
"Hajime-san! Apa Myuu baik-baik
saja!?"
"Se-sebentar Shia. Eh, kau terlalu
cepat!"
Selagi Hajime dan Myuu memandangi api
yang menyala dan berasap, sebuah telepati datang dari Shia. Karena Hajime tidak
memberi tahu Shia detail kejadiannya, Shia terkejut dengan ledakan-ledakan dan
Naga-naga Petir itu, jadi ia pun bertanya dengan panik.
"Tidak apa-apa Shia. Myuu aman.
Lihat... markas para bajingan itu semuanya telah hancur. Mungkin kita harus
bertemu di tempat kepala cabang Ilwa meskipun dia mungkin sedang berteriak
sekarang."
"Ha~, syukurlah~, tempatnya kepala
cabang bukan? Roger. Aku akan segera ke sana jadi cepatlah datang dengan
Myuu-chan, ok?"
"Ah, ok. Sampai nanti kalau
begitu."
"Yap."
Karena Hajime tiba-tiba memandang
kejauhan dengan diam, Myuu memperhatikannya dengan penasaran. Ketika Hajime
bilang "Kita akan segera bertemu dengan Onee-chan lagi, ok?," Myuu
tersenyum sambil dengan bahagia mengatakan "Onee-chan!".
Hajime yang turun ke tanah, bertemu
dengan Yue yang telah mempercayakan anak-anak ke petugas keamanan. Ia diam-diam
memperhatikan Myuu yang digendong oleh Hajime. Myuu memperhatikan sekitarnya
tanpa henti, lalu melihat ke arah Hajime. Matanya seolah mengatakan, "Siapa
orang ini?"
"Myuu, ia Yue. Pacarku."
"Eh? Pacar? ... Lalu,
Shia-oneechan?"
"Temanku."
"Bukan pacar?"
"Tentu bukan."
"... Apapun yang terjadi?"
"Akan kukatakan berulang kali...
pacarku adalah Yue."
"Hmm~"
Setelah diperkenalkan kepada Yue, Myuu
memperhatikan Yue dengan ekspresi tidak puas. Yue masih memperhatikan Myuu
dengan diam. Seolah ia sedang memastikan sesuatu, Myuu membalas tatapan Yue.
Mereka berdua saling memandang sesaat, tapi tanpa disangka situasinya berubah.
Yue berlari dengan langkah kecil ke Myuu.
"Uhh," Myuu mencoba waspada.
Akan tetapi, Yue tidak peduli dengan itu dan mengambil Myuu dari Hajime. Yue
membuat suara 'Kyaa~' sambil memeluk Myuu dengan erat. "Ugh~"
meskipun Myuu mengerang dan mencoba melepaskannya, tapi Yue tidak membiarkannya.
Setelah itu, Yue mengatakan,
"... Sangat imut."
Sepertinya, Yue jadi sangat menyukai
Myuu. Hah, Myuu yang akhirnya bisa bernafas kembali, memperlihatkan wajahnya,
dan ia saling memandang dengan Yue dari jarak yang begitu dekat.
"... Myuu. Aku Yue. Kau sudah
mencoba yang terbaik sendirian. Benar-benar hebat."
Mata Yue perlahan melembut dan mengelus
kepala Myuu selagi memeluknya sambil mengatakan, "Gadis baik, gadis
baik." Dengan tangan lembut dan sikapnya yang hangat, Myuu menjadi tenang
dan mulai mengalirkan air mata. Lalu ia mulai menangis dengan keras, Waa~ ~
Ketika ia bertemu dengan Hajime kembali, ia masih merasa tertekan makanya ia
tidak bisa menangis. Akan tetapi sekarang, ia dapat menjadi tenang dan
mengeluarkan seluruh perasaannya.
Sambil menyengir, Hajime mengatakan,
"Seperti yang diharapkan dari Yue," dan kemudian mereka menunggu
sampai Myuu berhenti menangis sebelum pergi menuju Markas Cabang Guild Petualang.
***
"Bangunan-bangunan yang runtuh, 22
buah. Bangunan yang rusak sebagian, 24 buah. Bangunan yang hancur tak bersisa,
5 buah. Kematian 95 anggota Filthof sudah dipastikan. Yang menjadi cacat ada 44
orang. Yang luka parah ada 28 orang, dan 119 orang hilang... Baiklah? Ada yang
ingin kau katakan?"
"Semua berjalan sesuai rencana.
Tidak ada penyesalan dari kami."
"Haa~~"
Di dalam ruang resepsionis Guild
Petualang, Ilwa memelototi Hajime dengan memegang laporan. Alkan tetapi,
mendengar kalimat tanpa penyesalan itu sambil melihat sosok gadis kecil dari
suku Penghuni Laut yang sedang memakan kue dan minum teh sambil duduk di
pangkuannya membuatnya merasa benar-benar lelah.
"Meskipun kupikir tidak mungkin… Kudengar
Lehman melarikan diri dari Meerstat dengan menghancurkan tangki air dan tembok
lalu terbang ke langit... Itu bukan perbuatanmu 'kan?"
"... Myuu yang ini enak juga tahu?
Ayo coba."
"Ah~n."
Meskipun Hajime menyuapi Myuu kue dengan
tenang, Ilwa tidak melewatkan Shia yang duduk di sampingnya sambil
melambai-lambai sebentar. Oleh karena itu, Ilwa sekali lagi menghela nafas
dengan sedalam-dalamnya. Dia menggaruk perutnya dengan tangan dan kepala
sekretarisnya, Datt, memberikan obat sakit perut dengan santai.
"Yahh, aku tak menyangkal kalau kau
melakukannya berlebihan, akan tetapi, kita juga memiliki masalah dengan
organisasi bawah tanah itu... Jadi sejujurnya kau sudah membantu kami dalam
masalah ini. Mereka selalu membersihkan segala bukti, dengan penampilan luar
mereka yang mengaku-ngaku sebagai sebuah perusahaan, dan mereka juga bisa menyingkirkan
anggotanya yang tertangkap seperti seekor cicak yang memotong ekornya... Jujur
saja, memberantas mereka seperti mimpi bagi kami... Tetapi dengan keseimbangan
dunia bawah tanah yang rusak... Haa, akan diperlukan kerja sama yang serius
dari Biro Keamanan dan Para Petualang."
"Yahh, pada awalnya hal itu adalah
urusan Administrator kota Fhuren. Kami hanya kebetulan terlibat dalam masalah
ini, ada seseorang yang bermacam-macam dengan kami jadi kami hanya membalasnya.
."
"Bagaimana bisa sebuah pembalasan
menjadi pembantaian salah satu dari tiga organisasi bawah tanah terbesar Fhuren
hanya dalam setengah hari? Sungguh, ini bukan hal yang lucu."
Ilwa tersenyum dengan pahit dan entah
bagaimana wajahnya terlihat lebih tua 10 tahun. Karena Hajime merasa kasihan,
dia memberikan tawaran ke Ilwa.
"Kami memberikan kelompok kriminal
itu sebuah peringatan, mereka akan berpikir dua kali untuk berurusan dengan
kita lagi. Kepala Cabang juga bisa menggunakan nama kami jika mau, ok?
Bagaimanapun, jika kepala cabang diketahui sebagai orang yang menyewa petualang
ranking emas... Akan menjadi hal yang bagus untuk pencegahan ke depannya
bukan?"
"Oya, apakah tidak apa? Tentu itu
akan sangat membantu... tapi bukankah kau orang yang tidak suka
dimanfaafkan?"
Ekspresi Ilwa mengatakan dia tidak
menduga Hajime mengucapkan itu. Akan tetapi, matanya benar-benar mengatakan,
"Eh? Sungguh? Tentu saja aku mau!" Hajime mengangkat pundaknya sambil
tersenyum masam.
"Yahh, kita sama-sama diuntungkan.
Kami telah merepotkanmu makanya aku tak keberatan hanya dengan hal seperti itu.
Aku juga tahu kau sebagai kepala cabang akan menggunakannya dengan hati-hati.
Selain itu, Fhuren juga akan terlibat peperangan organisasi bawah tanah karena
kami, dan aku merasa bersalah telah melibatkan warga biasa."
"... Hmm, Hajime-kun, bukankah kau
sedikit berubah? Ketika pertama aku bertemu denganmu, kupikir kau tak
memikirkan orang lain selain kawanmu... Apa ada hal bagus yang terjadi di kota
Ul?"
"... Yahh, setidaknya hanya hal
buruk yang terjadi di sana."
Seperti
yang diharapkan dari Kepala Cabang Guild kota besar ini, dia dapat
menilai seseorang dengan tepat. Dia dapat menyadari sedikit perubahan yang
terjadi pada Hajime. Karena Ilwa juga menyukai perubahan ini, dia dengan senang
menerima tawaran Hajime.
Lain kali, meskipun kedua organisasi
bawah tanah yang tersisa mencoba memperluas pengaruhnya dengan mengambil
keuntungan dari hancurnya Filthof, itu bukan masalah yang besar berkat Ilwa
yang menggunakan nama Hajime dengan efektif seperti bagaimana orang dewasa yang
menakuti anak-anak dengan mengatakan "Namahage akan datang~" Tetapi
karena ini, Hajime mendapatkan berbagai macam julukan seperti 'Tangan Kanan
Kepala Cabang Fhuren', 'Si Rambut Putih Bermata Satu Pengguna Api Membara' dan
'Sang Pemikat Para Gadis Kecil'... Akan tetapi, Hajime tidak mengetahui hal itu
dan itu tak masalah jika dia tak mengetahuinya.
[T/N: Namahage adalah sejenis siluman
yang diigambarkan menyerupai pria yang menggunakan topeng goblin besar dan kuat
dan juga mengenakan mantel jerami yang ada di ritual Tahun Baru.]
Berkat usaha dan koneksi yang dimiliki
Ilwa dan juga bantuan tak terduga dari Biro Keamanan yang melindungi keamanan
masyarakat, hal-hal yang berhubungan dengan kelompok Hajime yang membuat
kerusakan besar dianggap secara hukum sebagai kasus pembelaan diri. Jadi tidak
ada masalah sama sekali. Sepertinya, bahkan untuk Biro Keamanan sendiri, kasus
dimana terjadinya pengeboman disaat mereka dititipkan anak yang diculik, telah
menjadi kehebohan tersendiri di pusat.
Sebagai tambahan, mereka tidak dapat
mentoleransi organisasi bawah tanah yang tetap melakukan tindak kejahatan
selagi terus mengejek mereka. Direktur biro keamanan datang menyambut kelompok
Hajime dengan senyuman yang jantan untuk menyimpulkan semua hal yang telah
terjadi, dan ketika dia pergi entah kenapa langkahnya begitu ringan seolah dia sambil
menyenandungkan "La dida dida"
"Lalu, tentang Myuu-kun..."
Ilwa mengalihkan pandangannya ke Myuu
yang sedang mengunyah kue dengan kedua tangannya seperti seekor tupai. Myuu pun
tersentak dan memandang Hajime,Yue dan Shia dengan perasaan tidak enak karena
tidak ingin berpisah lagi. Alasan kenapa ia tidak melihat ke arah Tio adalah...
itu adalah peran orang dewasa untuk mencegah anak-anak melihat sesuatu yang
membahayakan.
"Myuu bisa kau percayakan pada kami
untuk dikembalikan ke Elisen melalui prosedur yang sah, atau kau juga bisa
mengembalikannya sendiri sebagai sebuah penugasan... Hanya ada dua pilihan itu.
Mana yang akan kau pilih?"
Hajime memiringkan kepalanya dan
berpikir aoa tidak apa mempercayakan anak suku Penghuni Laut yang telah diculik
ke mereka. Menurut penjelasan Ilwa tidak apa-apa untuk mempercayakannya karena
pada awalnya keributan 'Emas' (petir) yang terjadi semua adalah untuk
melindungi Myuu.
"Hajime-san... Aku, pasti, akan
melindungi anak ini. Makanya tolong percayakan ia padaku."
Shia menundukkan kepalanya ke Hajime.
Apapun yang terjadi, Ia ingin untuk terus bersama Myuu sampai ia kembali dengan
selamat. Yue dan Tio memperhatikan Hajime dengan tenang, membiarkannya untuk
memutuskannya sendiri.
"Onii-chan... ayo kita bersama... kumohon?"
Hajime tak dapat melakukan apapun lagi
ketika Myuu memohon sambil memandanginya dari pangkuannya. Yang lebih penting,
ketika ia mendapatkan Myuu kembali, dia telah mempertimbangkan untuk membawanya
kembali bersamanya jika Myuu meminta hal itu sendiri, jadi keputusannya pun
telah keluar.
"Yahh, pada awalnya itu memang
sangat membantu... Tapi sekarang aku sudah terlanjur menyayanginya jadi aku
tidak bisa berpisah begitu saja."
"Hajime-san!"
"Onii-chan!"
Shia dan Myuu bergembira sambil
tersenyum dengan lebar. Meskipun mereka perlu menaklukkan
di sebelum melanjutkan perjalanan ke , Hajime membiarkan Myuu untuk menemaninya dan bertekad,
"Yahh, entah bagaimana kami pasti bisa melewatinya."
"Akan tetapi, Myuu. Apa kau dapat
berhenti memanggilku Onii-chan? Panggil saja aku dengan Hajime. Bagaimana
mengatakannya yahh, caramu memanggilku membuatku sedikit geli."
Karena Myuu memeluknya dengan bahagia,
Hajime mengatakan permintaannya dengan merasa setengah malu. Dipenggil dengan
sebutan 'Onii-chan' bagi seorang otaku... menyebabkan berbagai hal mungkin
untuk terjadi.
Permintaan Hajime membingungkan Myuu
sebentar, tidak lama setelahnya ia mengangguk tanda telah mengerti.. dan ia pun menjawabnya dengan sesuatu yang di
luar dugaan semua orang.
"... Papa."
"... Ap-Apa? Maaf Myuu, aku mungkin
salah mendengarnya. Coba katakan lagi."
"Papa."
"... Ahh pasti itu kan!? Papa dalam
bahasa suku Penghuni Laut artinya Onii-chan atau sesuatu seperti Hajime
bukan?"
"Ah-uh. Papa itu papa."
"Um, sebentar."
Hajime menggunakan tangannya untuk
menggaruk dahinya dan Shia dengan malu menanyakan Myuu kenapa memanngil Hajime
dengan sebutan Papa. Lalu...
"Kalian tahu, Myuu tidak punya
papa... Dia telah pergi ke tempat tuhan berada sebelum Myuu lahir... Ki-chan,
Lu-chan dan Mi-chan punya papa tapi Myuu enggak... Makanya Onii-chan itu
Papa."
"Aku sedikit mengerti hal itu, aku
hanya ingin memperjelas 'makanya' yang kau maksud Myuu. Tolong apapun selain
Papa. Aku masih 17 tahun tahun."
"Enggak, tetap Papa."
"Baiklah. Panggil Onii-chan saja
tidak apa-apa. Aku tidak ingin julukan berlebihan seperti itu, jadi berhenti
memanggilku Papa!"
"Enggaaakk!! Papa adalah Papa Myuu~~!"
Setelahnya, Hajime mencoba berbagai
macam cara untuk membuat Myuu berhenti memanggilnya dengan sebutan Papa, tapi
Myuu menunjukkan kekeras kepalaan yang tidak terduga, bahkan lebih dari saat ia
memanggilnya Onii-chan, dan sebagai hasilnya, permintaannya tidaklah ditolak.
Karena sudah begitu, Hajime tidak dapat melakukan apapun lagi kecuali meminta
ibu gadis itu untuk membujuk Myuu saat mereka tiba di Elisen. Ekspresi Hajime
menunjukkan bahwa dirinya seperti sedang sangat menderita sejak dia keluar dari
jurang.
Pembicaraan dengan Ilwa pun selesai,
mereka kembali ke penginapan, dan dengan berlalunya waktu, perselisihan siapa
yang akan dipanggil Mama oleh Myuu pun terjadi. Tio yang hanya akan menjadi
pengaruh buruk bagi Myuu bergelindingan di lantai karena Hajime telah mengikat
tubuhnya. Kenyataannya, Tio sebenarnya senang dengan hal itu...
Pada akhirnya, Myuu tidak ingin
memanggil siapapun sebagai Mama-nya kecuali ibu aslinya sendiri, jadi Yue, Shia
dan bahkan Tio diputuskan untuk dipanggil sebagai 'Onee-chan'.
Lalu di malam harinya, semuanya tidur
bersama dengan cara kawa-no-ji (tidur
berjejeran, anak diapit oleh kedua orang tuanya) karena Myuu memintanya. Sekali
lagi masalah terjadi ketika menentukan siapa yang akan tidur di sebelah Myuu
dan berseberangan dengan Hajime. Akan tetapi, Hajime yang sudah kelelahan
memutuskan Myuu untuk tidur diantara dirinya dan Yue. Shia merasa tidak puas
dan mengomel-ngomel, tapi entah bagaimana ia bisa langsung tertidur sesudah
mengutarakan semua keluhannya.
Hari itu, Hajine yang berusia 17 tahun
telah menjadi seorang Papa... dan sekarang perjalanan dengan anaknya pun
dimulai!
***
Extra
Yue: "... Hajime."
Hajime: "Nn? Ada apa Yue?"
Yue: "... Aku ingin seorang
anak."
Hajime: "..." (Berkeringat)
Yue: "... Jiii~~" (Mencoba membuat Hajime tertarik dengan
tatapannya"
Hajime: "... Suatu hari."
Yue: "Nn!"
Shia: "Umn anu, Hajime-san... aku
juga." (Memainkan jarinya)
Hajime: "... Tidak bakal."
Tio: "Master, biarkanlah A~~"
Hajime: "Hanya kau yang bisa
bercanda."
Tio: "... Haa, haa. Hanya aku yang mendapat jawaban langsung... Apalagi tanpa
belas kasihan sama sekali... Haa, haa...
Aku tidak tahan lagi!"
7 Comments
mantap kin... gas teruss...
BalasHapusnice one
BalasHapuslanjutkan minn
BalasHapusAku Mau Punya Anak Hajime kwkwkwkwkwwkk
BalasHapuschuuni lolicon
BalasHapusGenre:S&M,beastially,vampire,lolicon
BalasHapuslanjutken min!!
BalasHapusPosting Komentar