SI PERI NAKAL DAN QUEST PERI
(Translater : Hikari)
"Uuh,
kita akhirnya kembali."
Setelah
kembali ke 【Atelier】,
Emily-san dan aku dengan lambat duduk di kursi dan menjatuhkan diri ke konter.
Angin
saat melarikan diri menggunakan tali itu terasa nyaman, tapi saat kami perlahan
mendekati tebing di seberang dan hampir bertabrakan dengan itu, kami merasa
takut. Akan tetapi, berkat dunia fantasi ini, kami melambat mengabaikan hukum
fisika dan berhenti tepat sebelum bertabrakan dengan tebing. Meskipun Emily-san
dan aku dapat turun dengan selamat, kami berekspresi sangat rumit.
"Yang
benar saja, apa itu sebenarnya? Aku penasaran."
Kami
kebanyakan terdiam sampai kami kembali ke 【Atelier】,
tapi setelah sampai, aku bertanya.
"Bukankah
itu salah satu dari jalan-jalan pintas yang sering kau lihat? Sesuatu seperti
mesin warp yang terhubung dengan luar dungeon."
Dungeon itu
rumit, jadi perjalanan pergi-pulangnya akan memakan banyak waktu. Karena itulah
mereka membuat sebuah jalan pintas untuk kembali dengan tenang.
"Yah,
itu adalah trik yang menggunakan konsep yang berbeda dari sebuah portal."
"Kalau
begitu, maka aku lebih suka perlengkapan yang tidak terlalu membuat jantungku
tegang."
"Kurasa,
itu mungkin hanya salah satu atraksinya."
Mengatakan
bahwa ketegangan barusan adalah tujuan dari perlengkapan tersebut, Emily-san
memperlihatkan ekspresi sedikit lelah.
Setidaknya
ada cukup kecerdikan untuk tidak pernah merasa bosan. Sambil kembali berpikir
demikian, aku melihat kedua peri yang terbang berkeliling di dalam toko.
"Ahahaha‼
Habitat manusia itu menarik! Ada banyak hal-hal yang aneh!"
"Tanaman.
Aku sangat suka merawat tanaman. Percayakan pengelolaan pengairan padaku."
Si
Peri Nakal yang datang mengikutiku sedang terbang dengan bebasnya di sekitar
toko dan menyentuh berbagai benda. Peri Air yang mengikuti Emily-san tertarik
dengan bibit Pohon Wisteria Peach yang proses penanaman ulangnya selesai.
"Nah,
tidak ada masalah membiarkan mereka seperti itu."
"Kau
benar. Baiklah kalau begitu, ayo pastikan materialnya dan siapkan 【Synthesis】."
Berkata
demikian, dimulai dengan 【Kantung
Sutera Arachne】, Emily-san dan aku mulai
memastikan item drop dan bijih logam
yang ditambang di dungeon.
Selain
itu, aku mengeluarkan Potongan Sutera Magis dan Bambu Magis juga batangan logam
serta bijih logam dari stok 【Atelier】.
"Ohhh?!
Apa yang kalian lakukan?! Apa yang kalian berdua lakukan?! Apa aku bisa
melakukannya juga?"!"
"Kami
sedang mensintesi material. Karena kau tidak bisa melakukannya, makanlah ini
sebagai gantinya."
Karena
Peri Nakal berisik saat terbang ke sana ke mari, aku mengeluarkan sebuah parsel
dari dalam inventory dan mengulurkan
itu padanya. Isi dari bungkusan ini adalah kue kering yang kubuat kemarin. Si
Peri Nakal, tidak dapat menahan berat benda itu perlahan terjatuh. Melihatnya,
Peri Air membantu menahannya dan mereka menaruhnya di atas konter.
"OHHH?!
Kue buatan manusia! Rasa manis yang tidak bisa kau makan di Desa Peri!"
"Nektar
manis memang bagus, tapi makanan manis manusia itu langka! Kelihatannya
enak."
Mereka
berdua, bekerja sama membuka bungkusan dan mulai menikmati aroma butter cookies yang menyebar. Para peri
yang bertingkah berisik barusan sekarang menjadi tenang. Kami kembali
mengerjakan sintesis.
"Emily-san,
tidak masalah mensintesis dengan logam ini?"
"Pertama-tama,
kita harus membuat persiapan. Itu akan gagal begitu saja."
"Yang
benar?"
Saat
dia berkata demikian, aku meletakkan Bambu Sihir dan Bijih Tembaga yang ada di
tanganku ke konter dan mendengarkan penjelasan Emily-san.
"Pertama,
kita akan memproses potongan-potongan Sutera Magis dengan Konversi Tingkat
Tinggi【Alchemy】
menjadi sepuluh lembar 【Kain
Sutera Magis】"
Setelah
berkata demikian, dia segera mulai menggunakan Konversi Tingkat Tinggi 【Alchemy】
untuk menciptakan sepuluh helai kain sutera.
Kau
bisa mendapatkan sutera magis ini dari Jubah Sihir yang muncul di dungeon normal Kota Keempat, 【Kota
Labirin】.
Meskipun
itu adalah dungeon dengan banyak
monster yang mengakibatkan status buruk, ada sangat sedikit orang-orang yang
menghadapinya karena kurangnya tindakan balasan, karena itulah aku membeli
material dari Taku dalam jumlah banyak saat dia datang dan berkata dia tidak
memakainya.
"Ini
kelihatan cantik. Mungkin ini akan terlihat bagus kalau aku menggantungnya di
dinding."
"Ada
juga toko yang melakukan itu. Lihat——"
Berkata
demikian, Emily-san menunjukkan padaku screenshot
salah satu toko itu.
Kain
yang berkilauan bergelantungan di seluruh toko, secara tidak langsung
meneranginya. Memantulkan cahaya lembut, kain tersebut membuat ruangan menjadi
terang, menciptakan ruangan berkesan lembut di dalam. Itu adalah toko dengan
desain yang sangat bagus.
"Ah,
kita jadi melantur dari topik awal. Jadi, kalau kita menggunakan konversi
tingkat rendah 【Alchemy】
pada 【Kain Sutera Sihir】
ini——"
Itu
akan menjadi seperti semula, itulah yang kupikirkan, tapi ternyata itu berubah
menjadi dua gulung sutera.
"Dengan
begini, kau bisa membuat 【Gulungan
Benang Sutera Magis】.
Juga, kau bisa menggunakan 【Alchemy】
untuk mengubah item drop menjadi
bentuk yang lebih diproses."
"Apa
tidak masalah mengajariku ini? Sepertinya ini pengetahuan yang sangat
penting."
"Tidak
masalah. Malahan, ini adalah salah satu potongan informasi yang diperlukan
untuk membuat material tujuan kita."
Selain
itu, kerikil logam yang muncul dari peti harta adalah sebuah material yang
berada di antara bijih logam dan batangan logam, tapi itu sulit untuk diproses
begitu saja. Jadi, benda tersebut bisa diproses secara manual menggunakan 【Smithing】
atau 【Craftmanship】
dengan melelehkannya dan membuatnya ulang menjadi batangan logam, tapi bagi
mereka yang tidak bisa melakukannya dapat menggunakan 【Alchemy】
dengan mengumpulkan tiga kerikil dan mengubahnya menjadi sebuah batangan logam.
Jadi
begitulah caranya. Aku tidak mengetahuinya karena aku selalu memprosesnya
dengan cara yang sama memproses bijih logam.
Dan,
metode untuk menangani Bambu Magis, dia menjelaskannya secara verbal, tapi
menyerahkannya padaku.
"Aku
mengerti, jadi aku yang dapat untuk melakukannya."
Kami
memasuki bagian bengkel 【Atelier】.
Aku menyalakan api di tungku yang bisa dibawa ke mana saja untuk membuat
aksesoris dan meletakkan Bambu Magis ke dalamnya sambil memanaskannya dengan
api kecil.
Api
kecil itu perlahan membakar Bambu Magis. Sambil memperhatikan api di dalam
tungku untuk memastikannya tidak menghilang, aku menumpukkan potongan Bambu
Magis di atas satu sama lain.
Saat
benda tersebut terbakar api, potongan bambu hijau terkarbonasi. Begitu
pembakarannya selesai, benda tersebut memutih, menumpuk sebagai abu di tungku
tersebut.
"Apa
ini cukup?"
Begitu
benda tersebut terbakar menjadi abu, aku mengoreknya keluar dan melarutkannya
dalam ember air yang sudah disiapkan.
Aku
meraup serat-serat hitam yang muncul dari abu yang dilarukan di air dan
membasuhnya sampai bersih di seember air lainnya.
Sejumlah
kecil serat tahan lama bisa didapatkan dari Bambu Sihir, yang disebut 【Serat
Bambu】. Dan Kantung Sutera Arachne yang
tersisa dapat diproses menjadi benang dengan mempercayakannya pada perajin
dengan skill 【Sewing】.
"Hanya
ada sebanyak ini serat yang terbuat dari bambu yang kita punya, jadi ini sangat
berharga. Aku penasaran, apa Emily-san sudah selesai."
Setelah
memisahkan semua serat dari bambu, aku mengikatnya menjadi satu dan membawanya
kembali ke bagian toko 【Atelier】.
·
"Emily-san,
bagaimana dengan bagianmu?"
"Yun-kun,
aku sudah selesai memproses bagianku juga."
Semua
sutera magis telah berubah menjadi benang dan dijejerkan dengan rapi .
Para
peri selesai memakan biskuit dan mengunjungi ladang saat aku melihat mereka
terbang di luar dari jendela yang terbuka.
"Baiklah
kalah begitu, yang tersisa adalah 【Kantung
Sutera Arachne】, ya 'kan."
"Aku
sudah meminta seorang perajin kenalanku untuk memprosesnya. Akan makan waktu
sehari untuk memproses kantungnya, jadi aku ingin kau menunggu dua hari sampai
kita mensintesisnya."
"Jadi,
masih ada waktu sampai lusa——"
Jadi
hasilnya tidak akan segera terlihat. Mau bagaimana lagi. Berpikir demikian, aku
meregangkan punggungku.
Pada
saat yang sama aku berkata masih ada waktu, aku menyadari sebuah skill.
Sebuah
pemanggilan yang menggunakan batu yang kukeluarkan dari inventory. Tidak, para young
beast telah memaksa pemanggilan, keluar begitu saja dan muncul di
sampingku.
"——Ryui,
Zakuro."
Akhir-akhir
ini, karena event dan persiapan untuk
raid quest, sangat sedikit kesempatan
untuk memanggil mereka, jadi mereka keluar sendiri begitu saja, pikirku.
Monster
yang dijinakkan dengan Sense 【Taming】
sangatlah otomatis, dibandingkan dengan monster alkemis dan sintetis Emily-san.
Dan juga, kalau kau tidak memanggil mereka untuk jangka waktu yang lama atau
semakin jarang memanggil mereka, terkadang mereka secara muncul keluar begitu
saja.
Dalam
kasus-kasus semacam itu, mereka memilih waktu di mana tidak ada hal apapun yang
berkaitan dengan pertarungan. Kali ini, kata "ada waktu" pastinya
menjadi pemicunya.
"Maaf.
Kali ini, ayo lakukan kerja lapangan bersama-sama."
Aku
mengelus Ryui dan Zakuro yang sama-sama menggesekkan leher mereka padaku.
Aku
memeriksa surai selembut sutera Ryi dan rambut berkilauan Zakuro.
"Ahh,
ada banyak tanaman di luar sana! Seperti bunga-bunga kecil dan sebatang pohon
besar! Jadi manusia merawat hal yang bisa ditemukan di hutan!"
Si
Peri Angin Nakal menghambur masuk dari jendela yang terbuka lebar, dan melihat
sosok-sosok itu, dia membeku di tengah udara.
"A-apa!
Makhluk-makhluk apa itu?!"
"Yun-kun,
perimu benar-benar penuh semangat."
"Dia
hanya berisik."
Emily-san
menatapku dengan senyum ramah, tapi secara pribadi, aku lebih suka peri yang
lebih tenang sebagai gantinya.
"Aku
sudah mendiami manusia ini lebih dulu! Akulah yang senior di sini,
mengerti!"
Si
peri berterbangan di sekitar Ryui dan Zakuro lalu berhenti di depan mata mereka
serta mendeklarasikan secara tegas. Akan tetapi, mendengar hal itu Zakuro
menyambar leher peri itu dengan mulutnya.
"Uwoah?‼
Apa! Aku adalah peri angin yang sangat suka kenakalan! Akulah yang melakukan
hal-hal jahil! Berhenti memperlakukanku begitu kasar!"
Dia
melambai-lambaikan tangannya untuk memberontak lepas, tapi tidak lama kemudian
tangannya bergelantungan tanpa daya, dicengkeram di mulut.
"Uuu,
sekalipun kau memakanku, aku tidak enak."
"Tidak,
Zakuro tidak akan memakanmu."
Saat
aku menyahutiya, masih mencengkeram si peri di mulutnya, Zakuro berjalan menuju
tempat yang paling cerah di 【Atelier】.
Seperti
itu, Zakuro memposisikan kedua ekornya di perut dan meletakkan si peri di
ekornya.
"Entah
kenapa, Zakuro bertingkah seperti Ryui."
Saat
aku bergumam demikian, Ryui menyundulku ringan. Akan tetapi, bagaimana Zakuro
meletakkan si peri kecil di sampingnya supaya tidak menggencetnya terlihat sama
seperti yang Ryui lakukan dengan Zakuro. Itu adalah pemandangan yang
menyenangkan, seperti seorang adik laki-laki yang meniru kakaknya.
"Aku
adalah seorang peri. Dihadapkan dengan keempukan yang menggoda ini, aku——hoaaahmmm."
Tidak
lama kemudian, terpesona oleh kekuatan kelembutan dari kedua ekor itu, dia pun
membenamkan dirinya sendiri dalam bulu tersebut dan tubuhnya pun menghilang,
tersembunyi.
"Ngomong-ngomong,
di mana Peri Air-ku?"
"Sepertinya
dia sedang menyirami tanaman dengan manusia yang berbeda~"
Terbenam
dalam bulu Zakuro, si Peri Nakal membalas pertanyaan Emily-san dengan suara
teredam.
Berbicara
tentang manusia selain aku dan Emily-san yang ada di 【Atelier】,
hanya ada Kyouko-san si NPC.
Setelah
si Peri Nakal membalas pertanyaan Emily-san, dia dengan segera tertidur. Ryui
juga berbaring di tempat yang sama, merapat pada mereka berdua.
"Ini
benar-benar pemandangan yang menyegarkan, Yun-kun. Apa kau akan tidur di situ
juga?"
"Tentunya,
aku ingin mendapatkan kesegaran itu, tapi sebelumnya, ayo selesaikan persiapan 【Synthesis】."
Sebagai
tambahan material tipe benang dan batangan logam, aku memberikan Emily-san beberapa
bahan yang kutahu berkaitan dengan Sense 【Sewing】.
Aku juga memperkenalkan material yang baru kutemukan, seperti 【Air
Kehidupan】 yang merupakan salah satu
bahan untuk 【Obat Kebangkitan】.
Setelah
aku menyerahkannya pada Emily-san, tahap pertama persiapan sudah selesai dan
bahan-bahan yang tersisa disimpan saja di inventory-nya.
"Oh-ho,
【Kantung Sutera Arachne】,
【Benang Sutera Magis】
dan 【Serat Bambu】.
Kau punya banyak material di sini. Apakah kau membuat bahan tipe 【Sewing】?"
Sebuah
bayangan menutup pintu masuk 【Atelier】
dan dengan akurat melihat material yang kami pegang. Saat aku melihat ke
arahnya, aku melihat seorang player
mengenakan sehelai jubah dengan seekor anak kucing berada di pundaknya. Cloude
berdiri di sana.
"Ohh,
Cloude. Selamat datang. Apa kabar?"
Cloude
langsung berjalan ke konter dan untuk sekejap, dia memicingkan mata sambil
memandangi bahan-bahan yang dijejerkan.
"Hmm.
Untuk sekarang, apa tidak masalah kalau aku menanyakan apa yang sedang kalian
coba buat?"
"Ya,
kami sedang mencoba mensintesis Benang Logam yang beredar saat ini. Ini adalah
proyek gabungan dengan Yun-kun."
"Begitu
ini selesai, kami akan memesan material-materialnya dan kami akan membeli
resepnya dari kalian. Kalian tahu, aku bekerja di balik layar 【Guild
Perajin】. Aku tahu siapa yang membawa benang itu
pada kami, tapi karena tingginya permintaan, kami tidak bisa memenuhi
suplainya."
Mendengar
perkataan Cloude, aku menyadari bahwa dia tahu Letia adalah sumber dari Benang
Logam. Dan karena kami yang adalah teman Letia sekarang mengumpulkan bahan-bahan tipe 【Sewing】,
dia pasti sudah menduga kami sedang membuat sesuatu yang berhubungan dengan
Benang Logam.
"Untuk
pesanan bahan kalian, kami akan menerimanya selama itu berkaitan dengan
material sintesis, tapi kalau untuk menjual resep, kami menolak."
Sambil
berkata demikian, Emily-san menyimpan semua material yang dijejerkan di meja ke
dalam inventory-nya dan aku
menyiapkan teh untuk tiga orang.
"Untuk
sementara ini, biar kutanyakan alasannya. Kenapa?"
"Ada
dua alasan. Kalau kami segera menyebarkan resepnya setelah membuatnya, semua
orang akan membuatnya. Yang kami punya tidak akan terjual, ya 'kan. Karena
itulah, setidaknya sampai kami mendapatkan kembali biaya bahan dan pengeluaran
untuk penelitian, kami akan menahan diri untuk mempublikasikannya."
Merasa
puas dengan jawaban tersebut, Cloude mengangguk. Aku juga sama-sama mengangguk,
tapi kalau aku mendeskripsikannya, entah kenapa aku merasa terkesan dengan
kedua orang ini. Mereka berdua menatapku lekat-lekat, bertanya-tanya kenapa aku
mengangguk.
"Haa,
Yun-kun sama sekali tidak sadar. Yah, baiklah. Alasan yang kedua adalah karena
ini projek gabungan dengan Yun-kun. Ini harus melewati Yun-kun lebih
dulu."
"Aku
mengerti, kalau begitu, saat waktunya tiba, kami akan membayar Yun dan 【Pedagang
Material】 untuk resepnya."
Selain
itu, kalau kami memikirkan level yang dibutuhkan dan biaya sintesis resep,
sepertinya akan ada beragam masalah. Tapi, memikirkan semua itu, nampaknya
sulit. Itulah yang dikatakan Emily-san.
Saat
percakapan itu diinterupsi sejenak, aku meletakkan teh di konter.
"Ngomong-ngomong,
kenapa kau datang ke 【Atelier】,
Cloude?"
Cloude
memiliki toko 【Kafe Umum & Penjual
Pakaian】 yang menjual obat sebagai barang
titipan 【Atelier】,
tapi tidak perlu sampai datang ke sini. Ini hal yang tidak biasa, jadi aku
bertanya.
"Benar,
aku datang untuk memberitahukanmu persiapan jamuan minum teh berikutnya dan
untuk membeli 【Obat Kebangkitan】."
"Oh,
aku mengerti. Benar, yang satu itu tidak dijual sebagai produk titipan."
【Obat Kebangkitan】
yang mana bahan utamanya adalah kelopak bunga yang bisa dikumpulkan dari 【Bibit
Wisteria Peach】, sebuah hadiah raid quest, masih beredar dalam jumlah
yang sangat sedikit. Juga, dibandingkan dengan 【Obat
Kebangkitan】 lainnya, punyaku sangatlah
efektif. Karena itulah, barang tersebut tidak terlalu didistribusikan agar
tidak menghalau perajin lainnya dari pasar. Dengan demikian, 【Atelier】
menjualnya secara diam-diam dan dalam jumlah terbatas.
"Jadi,
juallah padaku tiga 【Obat
Kebangkitan】. Juga, aku datang untuk
membeli beberapa Obat MP. Oh iya, ini ada jeli kacang manis yang kami jual
untuk dibawa pulang."
Makanan
untuk dibawa pulang yang dia tunjukkan adalah jeli kacang manis yang terlihat
mengilap. Melihatnya, kupikir aku harus menyajikan teh hijau sebagai ganti teh
hitam. Aku akan lebih senang kalau dia menunjukkannya sedikit lebih awal.
"Baiklah.
Aku akan menyimpan kue ini di——"Kue! Apa kau bilang 'kue'?!"
Cloude
membelalakkan matanya dengan terkejut. Gerakanku dan Emily-san pun membeku.
Saat kami melihat ke arah suara tersebut, hanya ada sebuah kepala yang
menyembul keluar dari ekor kembar Zakuro. Si Peri Nakal menatap lekat-lekat
jeli di tanganku. Sudah ada liur di ujung mulutnya.
Di
sisi lain, Cloude menatap si Peri Nakal dengan begitu serius.
"Hm?
Apa? Ada apa? Apa aku melakukan sesuatu?"
Tidak
dapat memahaminya, si Peri Nakal menelengkan kepalnya dengan bingung. Cloude
mengalihkan pandangannya dari si peri padaku.
"…hei,
Yun."
"Umm,
ada apa?"
"Itu
peri, ya 'kan?"
"Ya,
benar. Karena kami memulai quest terbatas."
Aku
menanggapi Cloude begitu saja, tapi di dalam, keringat dingin tidak berhenti
mengalir. Merasakan firasat buruk, aku mundur selangkah. Saat aku melakukannya,
Cloude meletakkan tangannya di bahuku, mengunci pergerakkanku.
"Kalau
kau membantu orang yang menerima Quest
Peri, kau bisa mendapatkan seorang peri! Jadi, berbagilah denganku!"
"Takut!
Kau benar-benar menakutkan!"
Ada
bayangan di wajah Cloude saat dia melihatku dari jarak dekat. Dia berselimutkan
semangat juang yang misterius.
"Aku
ingin menemukan satu-satunya peri untukku dan aku akan mendandaninya semauku!
Tidak, akan sia-sia kalau hanya mendandani salah satu saja. Aku ingin membuat
banyak kostum yang sesuai dengan kepribadian para peri dan membuat mereka
memakainya! Demi ambisiku itu shagh——?!"
Terdesak
oleh antusiasme Cloude, aku terkejut. Saat air mata hampir muncul di mataku,
sesuatu jatuh dari atas dan gerakan Cloude pun terhenti.
Emily-san
yang duduk di sebelah kami telah membungkam Cloude dengan memukul kepalanya
dengan sarung pedang. Socks yang menaiki bahu Cloude pun juga mendaratkan tapak
kakinya ke pipi Cloude.
Saat
Cloude menahan serangan sarung pedang di atas kepalanya dan tinju tapak kaki,
Emily-san berbicara, terlihat menakutkan.
"Apa
yang kau lakukan? Yun-kun akan menuntutmu atas pelecehan seksual."
Tentu
saja, kalau terlalu jauh itu akan menjadi pelecehan seksual, tapi diperlakukan
seperti wanita membuat suasana hatiku buruk.
"Aku
terlalu bersemangat. Maaf, jangan memukulku keras-keras."
Socks
melancarkan rentetan tinju kucingnya ke pipi Cloude. Emily-san juga, sekali
lagi mengayunkan sarung pedangnya, tapi Cloude merespon dengan
"tunggu" dan melindungi kepalanya dengan tangannya.
"Tapi,
Yun. Ini adalah quest berbatas waktu.
Player yang tidak beruntung menemukan
perinya sendirian hanya bisa mengandalkan orang lain untuk berbagi dengan
mereka."
"Yah,
aku tahu soal itu."
Aku
yang lemah ini kali ini maju menuju bagian belakan Dungeon Tambang dalam sebuah
party bersama Emily-san, kami berdua. Dan, dengan melanjutkan quest, di satu tahap aku bertemu dengan
seorang peri.
"Kali
ini saja. Aku akan berusaha menyebarkan para peri ke sekitar, jadi tidak akan
ada beban untukmu, Yun."
Memang,
sepertinya akan merepotkan jika beberapa party
yang menerima quest melakukannya
sendiri dan tidak menyebarkannya. Juga, aku sendiri mendapatkan questnya dari Emily-san, jadi setidaknya
aku harus membagikannya dengan satu orang lagi sebagai gantinya.
"Haa,
aku mengerti. Kalau begitu——"Baiklah, ayo bergegas dan pergi
sekarang!"——ehhh?‼"
Cloude
melompat keluar dari 【Atelier】
sambil menarikku mengikuti dia. Ryui dan Zakuro mengejarku dan sebelum aku
menyadarinya, si Peri Nakal mengambil sesuap penuh jeli kacang manis dan
memakannya sambil menaiki bahuku.
"Nah,
peri! Di mana teman-temanmu!"
"Hmm.
Keberadaan monster bisa dirasakan dari arah sana, kurasa"?
"Ayo
ke sana kalau begitu!"
Emily-san
melihatku pergi saat aku diseret menjauh.
"Aku
akan melanjutkan penelitian menggunakan 【Synthesis】.
Berjuanglah."
Tidak,
Emily-san. Kau juga punya Peri Air yang sudah kembali dan sekarang berada tepat
di sebelahmu, jadi bantu aku juga! Aku ingin berteriak tapi diantar pergi tanpa
bisa berkata apapun.
·
"Nah,
Peri. Di mana musuhnya?"
Terus-menerus
mengitari kepalaku, hmm, si Peri
Nakal bergumam.
Saat
ini, kami meninggalkan Kota Pertama bersama dengan Cloude dan sedang mencari
Thorn Token berikutnya di padang rumput.
Kalau
dipikir-pikir, aku harus menghadapi dua monster itu dalam satu hari. Setidaknya
biarkanlah aku istirahat sebentar.
"Apa
yang kau katakan? Untuk quest
berbatas waktu, ini adalah hal yang paling dasar untuk melakukannya secepat
mungkin selagi kau bisa. Selalu ada kemungkinan darurat di mana kau tidak akan
bisa menemukan waktu untuk menyelesaikannya."
Saat
Cloude berkata demikian, si Peri Nakal kelihatannya merasakan sesuatu saat dia
menunjuk ke arah lokasi tertentu.
"Aku
bisa merasakan keberadaan bawahan monster yang kuat dari sana!"
"Ayo
kalau begitu."
"Hei,
hei."
Tanpa
motivasi, aku menggendong Zakuro dan mengelus leher Ryui yang ikut bersamaku saat
aku mengikuti Cloude.
"……"
"……"
Saat
kami berdua berjalan dalam kesunyian, senandung si Peri Nakal terdengar aneh.
Sementara
Cloude cukup bagus dalam bersosialisasi, mungkin ini pertama kalinya kami
membuat party hanya dengan kami
berdua. Sejak awal, para perajin sangat jarang pergi keluar berpetualang.
"…hei,
Cloude."
"Ada
apa, Yun?"
Tidak
dapat menahan keheningan ini, aku mencoba bertanya tapi tidak ada ide topik
pembicaraan, jadi aku mulai memikirkan sebuah topik.
"Um——"Bosaaaan!"
"
Si
Peri Nakal tiba-tiba berteriak nyaring. Kata-kataku tersela saat dia mulai
mengamuk liar di tengah udara.
"Mmgh,
ini tidak menarik! Ayo kita buat ini, hyah! Eii!"
Dia
menghasilkan sebuah angin kecil dan memancing para monster yang tidak agresif
di padang. Herbivorous Beast, Slime dan juga Hobglobin mulai berkumpul satu
demi satu.
"Yun,
mereka mulai berkumpul."
"Kau
terlalu tenang! Hei, tunggu! Peri Nakal! Berhenti menyerang!"
"Ini
bukan menyerang! Ini bercanda!"
Aku
menjulurkan lenganku untuk menangkapnya, tapi tanganku hanya melewati udara dan
si Peri Nakal membusungkan dadanya di tengah udara. Lebih tinggi dari yang yang
bisa dicapai tanganku, dia meniupkan angin ke arah semua monster dalam
jangkauan.
"Seperti
yang dia katakan, ini benar-benar menghibur."
"Ini
sama sekali tidak menghibur! Ya ampun."
Para
monster yang berkumpul semuanya kecil dan lemah. Hanya jumlah mereka saja yang
sangat banyak dan setiap dari mereka bisa dikalahkan dengan sekali serang. Aku
menebas mereka dengan pisau dapur di tanganku dan Cloude menghantam mereka
dengan tongkatnya.
Ini
adalah gaya bertarung yang sama sekali tidak seperti seorang archer ataupun mage, tapi kami memutuskan untuk bertarung secara fisik jarak dekat
untuk tidak membuang-buang anak panah dan MP.
"Merepotkan
sekali."
"Bukankah
ini tidak masalah. Ini adalah pemanasan ringan. Juga, adalah hal yang bagus
mengetahui kemampuan Peri Angin."
"Kemampuan?"
"Elemen
dasar dari para peri yang menempel pada para player adalah api, air, angin, tanah, cahaya, dan kegelapan,
totalnya enam. Dan, untuk kepribadiannya, mereka sepertinya dipersiapkan
memiliki pola yang tak terhitung."
"Belum
lama waktu berlalu sejak update, tapi
sepertinya kau tahu banyak."
Kami
terus berbicara sambil bekerja melewati musuh yang ada di hadapan kami.
"Hanya
dengan setengah hari, kau bisa mengumpulkan informasi berkaitan dengan quest sampai tingkat tertentu. Juga,
meskipun para peri menyediakan sedikit bantuan, elemen dan kepribadian mereka juga
cara membantu yang mereka berikan berbeda antara satu peri dengan yang lainnya."
Cloude
dan aku melirik si Peri Angin Nakal. Ditatapi begitu, dia menatap balik kami
tanpa ekspresi.
"Ada
apa? Apa aku melakukan sesuatu?"
"Tidak,
bukan apa-apa."
Dia
dengan seenaknya mulai menyerang para monster tanpa pandang bulu dan memancing
mereka. Dia tidak terlihat sedang membantu menurutku.
Dengan
suasana hati yang langsung memburuk, aku menusuk slime di depanku dengan pisau dapur.
Monster-monster
yang berkumpul segera disapu bersih dalam hitungan menit. Tidak ada lagi
tanda-tanda monster di sekeliling kami.
Si
Peri Nakal yang sedang terbang di atas kepalaku akhirnya turun dan naik di
puncak kepalaku.
"Ahh,
itu menyenangkan! Nah, nah! Ayo pergi!"
"Ya
ampun, kau benar-benar penuh semangat. Kali berikutnya, jangan lakukan apapun
semaumu."
Aku
menasihati si Peri Nakal, tapi melihat dia mengabaikanku, bahuku merosot sedih.
"Ngomong-ngomong,
Yun, berapa banyak yang kau tahu tentang Quest
Peri?"
"Hm?
Secara garis besar, aku tahu ini adalah quest
berbatas waktu dan orang yang menemani player
yang menerima quest ini juga bisa
mendapatkan seorang peri dan melanjutkan quest.
Juga, kau harus mengalahkan empat Thorn Token, ya 'kan?"
"Kalau
kau mau, aku akan mengatakan padaku semua informasi yang kukumpulkan dari para player yang datang ke tokoku."
Aku
menanggapi dengan "tentu" dan mulai mendengarkan dengan penuh
perhatian terhadap informasi yang Cloude miliki mengenai quest ini.
"Coba
kita lihat. Pertama, quest ini
mengharuskan player mengalahkan anak
buah monster——Thorn Token. Juga, pola perilaku Thorn Token tergantung dari
monster yang diparasiti mereka."
"Yah.
Aku sudah bertarung melawan Arachne Thorn Token, jadi aku cukup mengerti
itu."
"Berikutnya.
Monster yang dapat menjadi Thorn Token tergantung dari kondisi di mana player harus mengalahkan monster tipe
tertentu di masa lampau, atau begitulah yang kami pikirkan."
"Aku mengerti. Dengan kondisi tersebut,
tidak akan ada kasus di mana seseorang akan dikalahkan begitu pertama kali
bertemu dengan monster."
Karena
pola perilakunya sama, itu seperti penguatan sederhana dalam kasus Arachne atau
semacam itu. Akan tetapi, monster yang menjadi dasarnya, sebagai tambahan pola
serangannya sendiri, jadi bisa menyerang dengan duri-duri. Juga ada serangan
penyerap HP dan manipulasi tubuh menggunakan duri.
"Yah,
kira-kira sebanyak itulah yang kudengar. Juga, kalau ada kecocokan yang bagus
dengan monster yang diparasiti Thorn Token, sepertinya mereka akan menjadi
sangat kuat."
Meksipun
informasi penuhnya belum tersedia, tetap saja ini adalah hal yang bagus untuk
mengkonfirmasi ulang apa yang sudah kami tahu. Memikirkan itu, aku menyadari
bahwa dapat mengumpulkan informasi hanya dalam beberapa hari, dan kemudian
membaginya denganku, kemampuan Taku dan Myu saat menyangkut hal itu termasuk
abnormal.
"Juga——oh
iya. Ini tidak berhubungan dengan Quest
Peri, tapi ada informasi mengenai monster pengembara sebagai tambahan update."
"Oh,
semacam monster baru?"
"Ada
itu juga. Di antara Big Boar dan Forest Bear, ada kemungkinan besar bahwa kau
akan bertemu versi young beast dari
mereka."
Cloude
mengoperasikan menunya dan
menampilkan sebuah screenshot.
Pada
screenshot itu terdapa seekor anak
babi liar dengan ciri khas garis belang-belang. Ada juga screenshot saat makhluk itu tidur dan memeluk orang. Untuk young beast Forest Bear, ada sebuah screenshot di mana salah satu makhluk
itu sedang menempel pada punggung orang tuanya.
"Woaa,
apa ini! Itu super imut! Aku ingin menyentuh mereka!"
Begitu
aku berkata demikian, Ryui mulai menyundulku lembut. Tentu saja, aku sayang
Ryui dan Zakuro juga.
"Meskipun
ada orang-orang yang bisa menjinakkan young
beast saat event, player lainnya tidak memiliki kesempatan
untuk mendapatkan young beast, karena
itulah kami yakin inilah alasannya tambahan update
ini. Meskipun mereka tidak akan menjadi kekuatan tempur, ini pasti sangat
sering diminta."
Sambil
berkata demikian, dia mendekatkan gambar itu. Ahh, aku bersuara penuh penyesalan.
"Juga,
ada informasi bos unik tipe-pengembara, tapi——kalau kau bertemu dengannya, kau
pasti mati."
"Ma-mati?!"
Dia
berbicara tanpa ragu-ragu, aku berakhir menanggapinya dengan suara aneh.
"Namanya
adalah Grim Reaper. Monster tipe humanoid
bersenjatakan sabit. Party garis depan
tertentu telah bertemu dengannya dan disapu bersih."
"Grim
Reaper itu, maksudmu seperti, Kematian? Ayolah, apa-apaan dengan boss pembawa
malapetaka begitu."
"Itu
memang terlihat seperti Kematian itu sendiri. Kalau kau bertemu dengannya,
larilah selamatkan dirimu."
"Um…apa
ada apapun seperti, pertanda buruk?"
"Ada.
Itu seperti kabut ungu yang menyelimuti sekeliling dan udara dingin mulai
menyebar ke sekitar."
"Kabut
ungu dan udara dingin——hyaa?‼"
Saat
aku bergumam tanpa sadar, sebuah hembusan angin dingin bertiup di kakiku.
Merasakan sesuatu di leherku, aku segera berbalik.
Aku
memberanikan diri dan menyentuh leherku untuk memastikan, tapi tidak ada
apa-apa di sana. Apa itu hanya imajinasiku? Pikikur, dan kemudian sebuah tawa
muncul dari atas kepalaku.
"AHAHAHA,
lucu sekali! Begitu kaget hanya karena angin."
"…jan-jantungku."
Meskipun
si peri tertawa, aku bahkan tidak punya kekuatan untuk marah padanya dan hanya
bisa jatuh terduduk di tempat.
"Kau
tidak apa-apa, Yun?"
"Aku
bermasalah dengan cerita-cerita hantu dan semacamnya, jadi aku hanya merasa
lega. Aku tidak apa-apa."
"Yah,
meskipun itu Grim Reaper, bukannya seperti hantu yang mengerikan, makhluk itu
malah didesain keren jadi tidak membuat orang ketakutan. Yang ada, desainnya
membuatmu merasa kagum begitu dia menjatuhkanmu."
"Tetap
saja, itu berkesan menyeramkan."
Desain
luar biasa yang bisa membuatmu mengaguminya begitu dia membunuhku. Aku
penasaran seperti apa itu.
"Ya
ampun, setidakknya jangan menjahiliku seperti hantu begitu."
"Mgrrr,
baiklah."
Meskipun
si Peri Nakal kelihatan tidak puas, saat aku memintanya secara baik-baik, dia
menyetujuinya. Jadi, kalau aku memintanya secara baik-baik, akan ada efeknya?
Sementara
itu, kami telah mencapai tempat di mana Thorn Token kedua berada.
"Hei,
bukankah ini Rawa-Rawa?"
Tempat
di hadapan kami yang ditunjukkan oleh si Peri Nakal, adalah Rawa-Rawa yang
membentang di sebelah selatan Kota Pertama. Area ini memiliki banyak musuh yang
menyerang secara mendadak.
"Yup
yup, sedikit lagi di dalam!"
"Mau
bagaimana lagi. Aku akan berjalan di depan untuk memastikan keamanan
kita."
Untuk
saat ini, aku menurunkan Zakuro yang sedang kugendong dan menggenggam busurku.
Aku
menghindari Treant dan Moor Frog yang bersembunyi di Rawa-Rawa. Dari waktu ke
waktu kami juga masuk dalam pertarungan saat kami berjalan menuju lokasi
tertentu.
Setelah
melangkah maju menuju arah yang ditunjukkan Peri Nakal, mencoba menghindari
monster musuh dan tempat-tempat dengan pijakan yang buruk, di suatu lokasi
terdapat sebuah instruksi untuk berhenti.
"Dia
datang! Jadi, berjuanglah."
Segera
setelah berkata begitu, sebuah duri tebal menghujam tanah Rawa-Rawa dan
memanjang. Dia mencoba untuk mengikis seekor Moor Frog yang sedang bersembunyi
di balik dedaunan tumbuhan yang mengapung di atas Rawa-Rawa.
Tubuh
Moor Frog itu membesar sampai seukuran tubuh manusia dalam waktu singkat dan
mawar-mawar bermekaran di kedua matanya seperti yang terjadi pada Arachne.
Menggunakan lidah panjangnya dan kemampuan melompat yang melekat padanya,
makhluk itu mengarahkan serangannya pada kami.
"Hmm.
Untuk saat ini, ayo mundur untuk melihatnya dengan lebih baik!"
"Setuju
untuk mengambil langkah aman."
Menerima
usulan Cloude, aku mengambil jarak dari Thorn Token secepat mungkin. Dan, begitu
kami menjauh sedikit——
"Dia
tidak mengejar kita. Atau tepatnya…."
"Dia
tidak bisa. Duri-durinya menghalangi."
Thorn
Token adalah seekor monster hasil dari duri-duri yang memanjang dari dalam
tanah dan memparasiti seekor monster di permukaan tanah. Dan, karena pangkal
dari duri itu hanya ada di satu tempat, jangkauan pergerakan monster pun
sepertinya terbatas.
Katak
besar yang diparisiti itu mencoba untuk melompat dan melumatkan kami di
bawahnya, menyerang kami dengan memanjangkan lidahnya dan menggunakan sihir air
untuk menembakkan Peluru Air pada kami, tapi tak satu pun serangannya yang
sampai.
"Mungkinkah
ini, sebuah kesempatan?"
"Aku
suka pola itu."
Baik
Cloude dan aku berekspresi seakan kami sedang merencanakan sesuatu yang jahat.
Saat
Arachne Thorn Token, itu mustahil karena kami berada di tempat tertutup di
dalam tambang, tapi sekarang itu mungkin.
Cloude
secara sepihak menyerang katak itu dengan sihir kegelapan.
"Hahahahaha,
sekarang, menarilah! Menarilah untukku! —— 《Shadow
Bolt》!"
Tertawa
nyaring, Cloude menembakkan sebuah panah kegelapan yang memiliki daya tembus
yang tinggi. Sementara menyaksikannya, aku memantapkan bidikanku dengan 【Sky
Eyes】 dan mengangkat busurku tinggi-tinggi.
"《Enchant》
——Attack. Sekarang, pergi!"
Panah
itu ditembakkan ke langit, membentuk sebuah lengkungan dan menembus punggung si
katak. Itu disebut sebagai tembakan simpangan sudut tinggi. Meskipun mustahil
untuk digunakan di tempat tertutup, adalah hal yang mungkin untuk menembakkan
satu panah setelah yang lainnya membentuk lintasan tiga dimensi.
"Memalukan.
Bahkan katak mainan bisa lebih menghiburku!"
"Ahh,
ngomong-ngomong, aku tadinya bertanya-tanya ini mirip dengan apa, jadi itu
ternyata."
Apa
yang Cloude maksudkan adalah mainan karet yang menggunakan sebuah pompa untuk
membuatnya terpental ke udara. Udaranya dipompakan ke bagian dalamnya dari bawah
dan kaki-kaki katak itu akan memanjang, membuat mainan itu melompat. Karena
serangannya tidak mencapai kami, penampilan katak ini yang sedang mengamuk
sangatlah mirip dengan mainan tersebut.
"Cih,
hanya daya tahannya saja yang tinggi. Aku kehabisan lelucon dan tenaga untuk
tertawa."
"Tidak,
sebaiknya kau mulai menggerakkan tanganmu sebelum melucu."
Tubuh
katak itu besar dan mudah untuk dijadikan target tapi dia tidak mau tumbang.
Ini
berbeda dari menyerang dengan pisau mengingat aku bisa menyerangnya semauku,
tapi hal berbeda lainnya adalah sensasi antar serangan dengan panah dan
bagaimana pisau dapur menusuk bagian mawar di dada Arachne.
"Apakah
kekuatan pertahannya meningkat?"
"Bukankah
itu berbeda antara setiap monster yang diparasiti?"
"Hmm.
Begitukah?"
Merasa
sedikit kurang nyaman, aku menembakkan sebatang panah.
Dan,
panah bayangan Cloude serta seranganku sendiri menancap pada mawar yang mekar
di mata Moor Frog. Itu adalah serangan penentu yang mengakhiri pertempurang
dengan Thorn Token kedua.
Sekali
lagi duri-duri itu mencampakkan monster yang diparasitinya dan masuk ke dalam
tanah. Sementara menyaksikan duri-duri itu melarikan diri, kami dengan
hati-hati mendekati bangkai Moor Frog yang telah dikalahkan itu.
"Ada
apa? Kenapa kau begitu gugup?"
"Tidak,
um——itu "Jangan katakan padanya!"——?‼"
Tiba-tiba,
si Peri Nakal muncul dan menutup mulutku. Saat aku bertanya-tanya ke mana saja
dia sampai sekarang, dia menutup mulutku menggunakan seluruh tubuhnya dan
kemudian berbisik di telingaku.
("Kalau
seperti ini, saat temanku yang basah oleh lendir melompat keluar, itu akan jadi
menarik.")
"Ada
apa, Yun? Kau ingin mengatakan sesuatu?"
"Ti-tidak,
bukan apa-apa."
Aku
memutuskan untuk tetap diam. Setelah berlumuran lendir misterius, aku tidak
akan menunjukkan belas kasihan sedikit pun. Setidaknya, aku akan menyeret
Cloude bersamaku. Saat pemikiran gelap itu melintas di benakku, Cloude
mengambil apa yang muncul keluar dari bangkai Moor Frog.
Segera
setelah itu, tubuh monster tersebut menghilang menjadi partikel-partikel cahaya
dan Cloude mengangkat sebutir telur licin berwarna hitam pekat.
"Apa?
Ini bukan peri?"
Itu
adalah sebentuk bola yang lembap, tapi sudah jelas itu adalah sebutir telur
dengan lendir yang menetes-netes.
"Heeei,
berapa lama lagi kau berniat untuk tidur? Banguun!"
Di
sebelahku, si Peri Nakal memanggil-manggil ke arah telur tersebut. Seakan
meresponnya, cangkang hitam pekat itu berubah menjadi berpendar-pendar dan
kemudian, melayang di atas permukaan telapak tangan Cloude, menggosok-gosok
matanya dengan mengantuk, adalah seorang peri berwarna gelap.
"Apa
kau menyelamatkanku? Aku adalah Peri Kegelapan."
Setelah
berkata demikian, peri itu memaksa masuk ke dalam saku Cloude.
"Dia
tidak…ditutupi…lendir?"
"Ahahaha,
gagal!"
Peri
di sebelabku tertawa terbahak-bahak, kemudian aku menyadari sesuatu.
"Hei,
apakah kau bisa berubah menjadi telur juga?"
"Aku
bisa. Kau tahu, itu adalah dinding perlindungan untuk pelarian darurat
peri~"
"Kalau
begitu, kenapa kau basah kuyup dengan lendir saat aku bertemu denganmu?"
"Apa?!
Yun, aku ingin mendengar lebih jauh tentang basah kuyup dengan lendir
itu!"
"Jangan
mendekat kemari! Dan jangan tanya! Jangan ingatkan aku!"
"Yaayy!
Lariiiii!"
Saat
Cloude melangkah maju selangkah, aku mundur selangkah.
Duuh,
kenapa jadi seperti ini?
Aku
secara blak-blakan mengubah topik pembicaraan ke Peri Kegelapan yang berada di
saku Cloude.
"Ngo-ngomong,
Peri Nakalku dapat membaca aliran angin dan memimpin kita ke pintu keluar gua.
Apa yang menjadi spesialisasi peri itu?"
"Hmm,
jadi Peri Angin punya kekuatan semacam itu."
Aku
merasa lega karena dapat mengalihkan topik pembicaraan tentang lendir. Si Peri
Nakal yang dibicarakan sebelumnya membusungkan dadanya dengan bangga dan
menjawab.
"Itu
benar! Aku adalah Peri Angin Nakal! Memanfaatkan angin adalah kelebihanku!
Terutama saat berhubungan dengan menghalangi orang lain, aku lebih baik dari
yang lainnya!"
Hmph,
sementara dia mendengus bangga, di sisi lain si Peri Kegelapan yang tidak
termotivasi menunjukkan wajahnya keluar dari saku dan bergumam menanggapi
dengan terkantuk-kantuk.
"Yah,
aku adalah Peri Kegelapan. Aku lebih suka ketenangan daripada
kebisingan——seperti ini."
Eii,
bersuara tanpa intonasi sedikit pun, dia menudingkan ujung jarinya pada si Peri
Nakal. Si peri berisik yang terus mengulang-ulang "puji aku puji aku"
itu pun segera terdiam dan mulai berayun-ayun di udara, kelihatannya akan
jatuh.
Aku
menangkapnya dengan tanganku yang terjulur terburu-buru. Si Peri Nakal tertidur
nyenyak dengan ekspresi wajah berantakan.
"Mengakibatkan
status buruk. Secara khusus, aku pintar menggunakan sihir tidur. Juga, aku
mengantuk."
Setelah
berkata demikian, dia menyelam lebih dalam ke saku Cloude.
"Yah,
sepertinya mereka berdua tertidur, kita mengalahkan Thorn Token juga. Ayo
kembali."
"Kau
benar. Tapi tak disangka peri yang dibutuhkan untuk menemukan target lainnya
malah tertidur."
Fuuh,
Cloude menghela napas berat. Jadi dia ingin meneruskan pertarungan. Aku
menatapinya sambil berpikir demikian. Hari ini saja, aku sudah bertarung dengan
Arachne dan Moor Frog Thorn Token. Aku ingin beristirahat sedikit, pikirku.
Dan——
"Sambil
beristirahat, aku ingin mendengar lebih banyak tentang lendir itu! Nah, ayo
luangkan waktu untuk mengobrol di Café sambil makan kue dan minum teh."
*puk*,
saat aku berbalik setelah Cloude menaruh tangannya di bahuku, meskipun dia
tersenyum lebar, tatapan matanya mengatakan "aku tidak akan membiarkanmu
melarikan diri".
Tidak
ada jalan untuk meloloskan diri dari raja iblis.
0 Comments
Posting Komentar