JALAN MENUJU
KE KERAJAAN (1)
(Translater : Theten; Editor : Gian)
Matahari
telah terbenam, dan aku berjalan melewati koridor yang gelap. Seluruh tubuhku
terasa menyakitkan karena pekerjaan yang melelahkan yang aku lalui sepanjang
hari.
Udara dingin
menerpa kulitku dan membuatku merinding. Itu adalah koridor batu tapi karpet
kelas pertama diletakkan di atasnya sehingga langkah kakiku tidak terdengar
keras. Sambil mengerang karena nyeri otot, langkah kaki ku tidak beraturan.
Rak-rak
dihiasi dengan ornamen mahal, bunga-bunga cantik, baju besi ksatria yang
terbuat dari perak, dan cahaya kecil energi sihir. Semua ini muncul dalam
pandangan ku di kegelapan malam.
Tapi semua
itu terasa agak menakutkan yang membuat ku berjalan sedikit lebih cepat.
Langkah kaki ku yang awalnya tenang menjadi lebih keras .
Tujuanku
adalah sebuah kapel di ujung koridor ini. Aku tidak benar-benar memiliki
sesuatu yang spesifik untuk dilakukan. ini hanyalah bagian dari rutinitasku.
Di dalam
kapel itu terdapat patung Dewi. Patung itu tidaklah
nyata juga tidak memiliki aura Dewi atau apa pun. Terbuat
dari perak, itu benar-benar tidak lebih dari sebuah patung.
Berapa lama
aku berjalan di koridor gelap itu? Tapi sekarang akhirnya, aku melihat pintu
raksasa ada di depanku. Aku
mengeluarkan semua tenaga ku untuk mendorongnya terbuka. Karena pintu itu lebih
berat daripada yang aku pikirkan, ketika aku memasuki kapel, aku sedikit kehabisan
nafas.
Dan akhirnya
aku ada di dalam. Di depanku ada kaca patri
megah yang menghiasi jendela dan langit-langit. Cahaya samar energi sihir
bersinar biru, merah, emas, hijau, ungu ... ..dalam berbagai warna meskipun
sudah malam. Itu tampak sangat indah
sehingga patung perak Dewi yang ditempatkan di bagian paling dalam dari kapel
itu terlihat benar-benar terasa suci.
Patung Dewi
Astrarea.
Salah satu
dari tiga dewa yang menciptakan dunia ini. Penguasa cahaya dan
yang menciptakan manusia.
Di kuil-kuil
normal, orang-orang akan berpikir bahwa semakin besar patung, semakin baik
patung itu, tetapi yang ada di sini adalah seukuran manusia normal. Mungkin itu
sebabnya itu yang menjadikannya indah, menjadikannya terasa suci.
Aku mencoba
menutup pintu dengan tenang tapi pintu kayu itu membuat suara kering yang
bergema di dalam kapel.
Ini bukan
seperti tidak diperbolehkan berada di sini pada saat larut malam tetapi kapel
yang kosong membuat ku merasa seolah-olah aku telah melakukan sesuatu yang
buruk.
Dan seperti
itulah, seolah ditarik, aku berjalan menuju patung dewi.
Meskipun aku
berjalan di atas karpet, langkah kaki ku tetap terdengar. Apakah ini hanyalah
sekedar udara yang dingin atau patung perak itulah yang mengeluarkan rasa
dingin yang kurasakan? Aku tidak tahu
tetapi rasa dingin yang ku rasakan membuat ku ingin menghentikan langkah ku.
Tapi aku
tidak.
Aku juga
merasa seolah-olah diriku sedang ditarik. meskipun sedikit.
Saat aku
berjalan menuju dewi perak, aku mengulurkan tanganku - tetapi berhenti tepat
sebelum menyentuh patung itu.
Meskipun aku
tidak menyentuhnya, aku bisa merasakan panas dari ujung jari ku menghilang
karena dinginnya patung. Seakan dibekukan, aku menjadi tidak bisa menggerakkan
jari ku.
Meskipun itu
seharusnya tidak mungkin. Memberikan senyum masam, aku melepaskan jari ku dari
patung itu. Malam yang sunyi begitu dingin sehingga aku bahkan bisa mendengar
dengungan di telingaku. aku sendirian di tempat ini. Aku tiba-tiba menjadi takut ketika menyadari itu dan
berbalik lalu berjalan menjauh dari patung itu.
Tapi, tepat
sebelum itu, aku merasa mendengar seseorang memanggil namaku. Apakah itu hantu?
Aku mencoba mencarinya. Lagipula, itu akan sangat konyol jika hantu muncul di
dalam kapel. Memikirkan itu, aku menghela nafas. Tiba-tiba, aku merasa bahwa
mata ku terhubung dengan patung Dewi.
Apa yang
kupikirkan saat itu ........ aku mengingatnya dengan jelas bahkan sekarang.
--Aku ingin
pulang ke rumah.
.
.
.
Ketika
bangun, aku mendesah lega melihat langit-langit kamar ku yang sudah usang.
Nostalgia Aku bahkan tidak bisa menyebutnya seperti itu
tapi tetap saja itu bukanlah mimpi yang bagus.
Itu tentang
kapan kita dipanggil di dunia ini. Entah bagaimana aku menyadari keanehan dari
Cheat milikku dan pemahaman bahwa aku tidak akan berguna. Itu adalah mimpi ketika aku benar-benar putus asa.
Mempelajari
seni tempur dari ksatria, membaca buku sampai larut malam dan kemudian berdoa
kepada patung dewi setelah mulai lelah.
Bahwa aku
ingin pulang ke rumah.
[Apa yang
terjadi?]
"Tidak
ada. Hanya mengalami mimpi buruk. "
[Aku mengerti.]
Dia tidak
bertanya apa-apa lagi. Dari atmosfir ku, dia pasti telah menyadari mimpi
seperti apa yang ku alami. Sungguh, aku punya rekan yang hebat.
Mengambil
Ermenhilde dari bawah bantalku, aku menggosok tepiannya dengan jariku.
"Bisakah
aku tidur sepanjang hari hari ini?"
[Kerja.
Seperti kereta kuda.]
…kamu benar-benar teman yang kejam.
Tertawa, aku
bangkit dari tempat tidur. Sekarang, mari bekerja keras hari ini juga.
.
.
.
.
Ketika aku pergi ke guild, sebuah tindakan yang tidak suka
kulakukan.
Seperti
biasa, tatapan penasaran dari para petualang itu merepotkan.
Permintaan
yang diajukan oleh Souichi dan yang lainnya untuk membawa iblis ke ibukota
tidak akan dimulai setelah seminggu. Berpikir bahwa aku harus melalui ini
setiap hari sampai saat itu, aku hanya bisa menghela nafas.
Dari sudut
pandang Ermenhilde, itu adalah hal yang bagus bahwa aku adalah pusat perhatian,
tetapi sungguh, aku tidak menginginkan ini.
Tapi tatapan
itu sedikit berkurang hari ini. kamu akan berpikir bahwa mereka akhirnya
menjadi bosan pada ku tetapi pada hari ini mereka sepertinya lebih penasaran
tentang klien dari permintaan yang sangat aneh dan langka.
Di konter
ada seorang gadis berkulit putih.
Rambut
panjangnya dibentuk dalam kuncir kuda, dan seluruh tubuhnya ditutupi mantel
putih.
Perawakannya
yang mungil menunjukkan bahwa dia benar-benar seorang gadis, tingginya sedikit
lebih tinggi dari perutku. Dari belakang aku tidak bisa melihat ekspresinya
tetapi aku bisa tahu kalau penampilannya pasti bagus mengingat banyaknya
tatapan yang tertuju padanya.
Petualang
atau tepatnya, laki-laki adalah makhluk seperti itu. Bahkan aku selalu lebih
suka gadis yang manis.
Dan yang
terpenting, alasan terbesar untuk semua tatapan ada di kepalanya. Telinga
binatang seperti anjing dan ekor berbulu yang bisa dilihat dari ujung mantel.
dilihat ekornya, dia bukan Beaswomant tipe anjing tetapi tipe serigala.
Beastman
tidak benar-benar langka. kamu akan menemukannya beberapa kali di dalam kota.
Aku tidak tahu mengapa gadis ini menarik begitu banyak perhatian, tetapi, aku
tidak peduli dengan itu. Aku pergi dan mengambil
memo dari salah satu daftar permintaan pengumpulan ramuan.
Pada saat
itu, aku tidak lupa untuk mencuri pandangannya juga. Pada saat itu, gadis itu
juga menatapku. bahkan aku sedikit terkejut.
"Butuh
sesuatu?" (Gadis)
"Tidak,
aku hanya merasa jarang sekali melihat seorang wanita yang memiliki kulit putih
bersih, itu saja."
"Jadi
begitu. Kamu adalah manusia yang sangat jujur.
Dia gadis
yang acuh tak acuh. Itu kesan pertamaku.
Mengingat
dia merasakan tatapanku, dia pasti memiliki indera yang tajam. Ini tidak jarang
pada Beastmen, jadi itu tidak terlalu mengejutkan.
Aku menoleh ke
arah wanita resepsionis dan melihat dia berekspresi seperti
memiliki masalah. Senyumnya yang biasa juga terasa sedikit kaku.
"Apa
terjadi sesuatu?" (Renji)
"Yah
... dia datang dengan permintaan tapi detailnya .."
Apakah ada
masalah dengan detailnya?
Karena
penasaran, aku sekali lagi melihat kearahnya.
"Permintaan
apa yang kamu punya?"
"Untuk
membawaku ke ibukota kerajaan." (Gadis)
Mendengar
itu, aku melihat ke arah resepsionis lagi di mana
dia melihat ke sampingnya.
Yah kurasa
mau bagaimana lagi. Aku juga setuju secara mental.
"Ini akan
menjadi sangat sulit. Tidak peduli seberapa terburu-burunya kamu, setidaknya akan
butuh tujuh hari untuk sampai kesana."
Dan itu juga
dengan membuat kuda berlari seolah-olah hidupnya tergantung pada itu. Bahkan
kemudian, itu sangat tidak mungkin untuk berjalan selama berhari-hari tanpa
istirahat, sehingga setidaknya akan memakan waktu sepuluh hari.
Ketika aku
mengatakan itu padanya, resepsionis juga mengangguk setuju.
Tapi gadis berkulit
putih di depanku membuat ekspresi bermasalah.
"Tidak
bisakah kita sampai lebih cepat?"
"Tidak
mungkin. Itu hanya akan terjadi jika ada metode yang lebih baik untuk melakukan
perjalanan dengan menggunakan selain kuda, tetapi ...... tidak ada yang seperti
itu. "(Renji)
Aku ingat
naga yang digunakan oleh gadis [Penjinak Monster]. Sayangnya aku bahkan tidak
tahu di mana dia sekarang.
Jika
menggunakan naga itu, kita bisa mencapai ibukota dalam dua hari. bahkan lebih awal. Tapi tidak ada gunanya mengatakan itu pada gadis
ini.
"Fumu. Aku
mengerti."
[Sepertinya
dia memiliki berberapa alasan khusus.]
Jika tidak
ada, dia tidak akan datang ke guild untuk mengajukan permintaan.
Juga, jangan
terdengar senang ketika seseorang dalam masalah. Dan, lagipula aku benci
masalah. Aku benar-benar ingin partnerku mengerti itu.
"Apakah
kamu dalam masalah?" (Renji)
"Ya,
begitulah." (gadis)
Menopang
dagunya yang indah dengan jari-jarinya, dia berpikir keras. Dia harus
merencanakan apa yang harus dilakukan selanjutnya dari sini kurasa.
Pandangan
resepsionis terfokus pada ku. Ekspresinya memohon padaku untuk melakukan
sesuatu tentang gadis ini.
"Apakah
kamu lapar?" (Renji)
"Hm? Benar,
aku hanya makan daging kering selama beberapa hari terakhir tapi ...."(gadis)
"Lalu kita makan dulu.
Ketika kamu lapar, otakmu juga tidak akan berfungsi dengan baik kan?"
"…muu. Tapi kamu tahu, aku benar-benar sedang terburu-buru."
Mengatakan
itu dia tampak sedikit kesal.
Itu pasti
permintaan penting karena dia ingin tetap di konter sekarang. Pada saat yang
sama, dia juga tampak kesal karena kelaparan juga.
Aku ragu itu
akan berbeda jika kamu berpikir setelah makan, kau tahu? Kamu tidak akan
mendapat jawaban hanya dengan tinggal di sini. "
"Lalu,
akankah aku mendapatkan satu jika aku mengisi perut ku?"
"Yah, siapa tahu. Tapi, setidaknya otakmu akan bekerja
lebih baik daripada saat kamu lapar."
Gadis itu
menunduk sambil berpikir.
Aku merasa tatapan
resepsionis seolah mendesakku untuk berusaha lebih keras.
"Aku mengerti. Aku pikir kamu ada benarnya. (Perempuan)
Bagus kalau
kamu mengerti. Lalu, ada restoran terdekat di mana
"Tapi,
aku bangkrut."
Aku akan
memperkenalkan dia ke tempat murah tapi makanannya enak dan
menyelesaikannya tapi kata-kata itu langsung menghentikanku.
Ketika aku
melihat ke arah resepsionis, dia juga melihat ku dengan terkejut. Sepertinya
dia belum membicarakan tentang hadiah untuk permintaan itu.
"Apa yang akan kamu lakukan tentang hadiah untuk
permintaanmu?" (Renji)
"Aku
akan membayar dengan tubuhku."
Apakah kamu
bahkan mengerti apa yang baru saja kamu katakan?
Di dalam
pandanganku, resepsionis itu dengan marah menggelengkan kepala ke samping. Yah,
guild tidak akan ambil bagian dalam layanan seperti itu.
Aku menghela
nafas sambil memikirkan itu.
"Itu jelas tidak akan bisa." (Renji)
"Kenapa? Aku mungkin tidak terlihat seperti itu tetapi aku
unggul dalam berburu. Aku percaya tidak kalah dengan monster apa pun."
"Oh, maksudmu 'tubuh' dalam arti itu!"
Sekali lagi,
kali ini bersama resepsionis, aku menghela nafas.
[Kukuku, sungguh wanita yang menarik.]
"Oi, kamu mimidoshima!
"(T / N: mimidoshima adalah kata yang digunakan untuk wanita yang memiliki
banyak pengetahuan dangkal tentang seks. Aku tidak bisa memikirkan kata bahasa
Inggris yang cocok untuk itu. Punya ide? Tinggalkan di komentar.) "
[Aku tidak
tahu apa artinya itu tapi aku merasa seperti kamu mengolokku, Renji.]
Dan
resepsionis yang tidak bisa mendengar Ermenhilde tersipu mungkin karena dia
pikir aku mengatakan itu padanya.
Bukankah
seharusnya kamu marah atau menyangkal itu secara normal? Untuk memerah seperti
itu berarti dia pasti tidak terlalu berpengalaman. Sungguh begitu polos.
"Untuk saat
ini mari kita pergi makan. aku lelah."
"Tapi,
aku tidak punya uang."
"Aku akan
mentraktirmu satu kali makan setidaknya. Aku lelah,
ingin beristirahat.
[Bagaimana
dengan pekerjaan?]
Nanti.
Dalam
situasi ini, aku tidak bisa benar-benar meninggalkan gadis bekulit putih ini.
"Apakah
tidak apa-apa?" (Gadis)
"Ya.
Kita bisa memikirkan solusi bersama sambil makan. Kita mungkin bisa mendapatkan
ide yang bagus.
"Umu. Kamu
sepertinya orang baik."
Karena
diberitahu itu, aku tidak merasakan niat buruk darinya.
Ini akan
sedikit menyakitiku di bagian keuangan, tetapi, membantu orang-orang seperti
ini mungkin baik sesekali.
Meskipun aku bertanya-tanya apakah itu benar-benar bisa disebut membantunya.
"Ini
adalah hobi ku untuk melakukan satu perbuatan baik setiap hari." (Renji)
"Itu hal yang
sangat bagus." (Gadis)
[Ini pertama
kalinya aku mendengar ini.]
Karena ini
pertama kalinya aku mengatakan itu. Jika benar ada orang yang melakukan
perbuatan baik setiap hari, orang itu akan disebut orang suci.
"Ada
apa?"
Ketika aku
berbicara tentang itu, sebuah suara datang dari belakang.
Berbalik,
aku melihat seorang gadis dengan ekspresi yang agak linglung dan seorang lelaki
tampan yang berdiri di sana. Itu Nona Francesca dan Faylona (elf). Saya tidak memperhatikan
mereka sejak aku terfokus dengan pembicaraan ku.
Mungkin
karena mereka memiliki kompatibilitas yang baik, mereka tampaknya sering
berkelompok bersama. Sebagai sebuah kelompok seorang pria tampan dan cantik,
mereka juga menarik perhatian.
"Dia
tampaknya sedang berada dalam masalah." (Renji)
Aku menunjuk
gadis kulit putih itu dengan tatapanku.
"Ya,
aku sangat bermasalah sekarang." (Gadis)
"......
Apakah itu sesuatu yang dikatakan seolah-olah
menyombongkan diri ?"
Faylona
mengatakan itu dengan suara yang agak takjub.
"Aku
tidak menyombongkan diri."
[Bagiku, dia
hanya terlihat kurang ajar.]
Yah,
lagipula itu pasti bukan sesuatu yang dikatakan seseorang sambil membusungkan
dada mereka. aku setuju dengan Ermenhilde.
"Ngomong-ngomong,
aku lapar." (Gadis)
"Aku
mengerti, aku mengerti. Setelah berbicara tentang makanan, sekarang kamu fokus
pada itu?"(Renji)
"Sekarang aku tidak makan makanan selain daging kering dan
rerumptuan untuk waktu yang lama."
"Bukankah itu
luar biasa. Kedengarannya bagus untuk tubuh."
Ketika aku
mengatakan itu, dia membusungkan dadanya dengan bangga karena suatu alasan. Aku
tidak memujimu.
"Mengapa
kalian berdua juga tidak bergabung dengan kami? meskipun Ini sedikit lebih awal
untuk makan siang."
"Yah, tentu
saja. Karena kamu sudah mengundang kami, aku ingin ikut." (Fran)
Mengatakan
itu, Nona Francesca memandang Faylona.
"Kami juga
belum mengambil permintaan. Lakukan sesuai keinginanmu." (Elf)
"Tidak, aku
memintamu untuk datang juga." (Renji)
"
..aku mengerti."
Entah
bagaimana, pria ini bodoh di tempat tertentu.
Ketika aku
menatapnya dengan tatapan takjub, dia menunjukkan ekspresi kecewa.
"Yah,
baiklah. Kalau begitu, ayo pergi ke restoran terdekat." (Renji)
"Umu. Aku
serahkan itu padamu." (Gadis kulit
putih)
[Apakah itu
sikap seseorang yang sedang ditraktir makanan?]
Aku setuju dengan kata-kata Ermenhilde.
Yah,
kepribadiannya tidak terlalu merepotkan. Setelah kami menemukan solusi atas
permintaannya, kami akan tetap berpisah.
Lagipula aku benci masalah.
Mengatakan
itu di dalam kepalaku sekali lagi, kami meninggalkan guild. Tujuan kami adalah dua blok jauhnya dari guild.
Karena
pelanggan utamanya adalah petualang, menunya kebanyakan memiliki hidangan yang
dipenuhi energi dan banyak alkohol.
Dan ada
banyak yang minum meski tengah hari. Mungkin karena Miss Francesca tidak
terbiasa dengan tempat-tempat seperti itu, dia sepertinya melihat sekeliling
dengan penuh rasa ingin tahu yang tampak lucu.
[Jangan
mulai minum, oke?]
Aku tidak punya hobi minum di siang hari. Sambil
mendengarkan Ermenhilde, aku duduk secara acak.
Di
sekeliling meja bundar, gadis kulit putih itu duduk di sebelah kiriku, Miss
Francesca di sebelah kananku, dan Faylona ke depanku.
Menyerahkan
menu ke gadis kulit putih, aku menghela nafas. Bagaimana akhirnya seperti ini.
Mungkin sudah terlambat untuk ini, tapi aku mendesah karena pengeluaran tak
terduga.
Tepat ketika
dompetku akhirnya menjadi sedikit lebih tebal. Itu membuat ku menyadari bahwa
aku benar-benar terlalu lemah dengan keuanganku.
"Aku akan
membayar bagianku." (Elf)
"Tentu saja. aku tidak berniat untuk mentraktir seorang
pria."(Renji)
"Sangat
kasar."
"Seperti
aku peduli saja."
[Kamu
terlalu lembut dengan wanita.]
Bisakah kamu
berhenti bicara seperti aku pria yang longgar dengan wanita?
Aku masih
memutuskan apakah akan mentraktir atau tidak tergantung pada orang tersebut.
"Sekarang,"
Aku melihat
ke arah gadis kulit putih yang fokus pada menu. Menyadari tatapan ku, dia
melihat ke arah ku.
"Ada
apa? aku belum memutuskan apa yang harus dipesan. "(Gadis)
"Setidaknya
beri tahu kami namamu. Namaku Renji. "
"Dari
sana? Aku Francesca Barton. "
"Faylona."
"…Mu. Untuk
tidak menyebutkan nama kepada orang yang memperlakukanku dengan baik, aku telah
bersikap kasar. Namaku Mururu. "
"Aku
mengerti."
[........
Sepertinya kamu diperlakukan hanya sebagai dompet Renji.]
Ya, aku
benar-benar diperlakukan hanya sebagai dompet di sini.
Benar-benar, ada apa dengan gadis ini. aku tidak dapat memutuskan
bagaimana berinteraksi dengan gadis seperti ini.
Apakah tidak
apa-apa untuk menjadi sedikit marah atau haruskah aku membiarkannya ? Miss
Francesca juga memberi ku pandangan yang bermasalah dan Faylona memiliki wajah
masam seperti biasa.
"Baiklah,
aku sudah memutuskan." (Mururu)
"Dia
benar-benar bekerja dengan kecepatannya sendiri ..."
Sambil
menghela nafas, aku menyuruhnya memanggil pelayan. Tapi tetap saja, semua
hidangannya berupa daging, itu juga, ada dua hidangan.
Bisakah dia memakan keduanya? Terus terang, tubuhnya kecil. Jika dibandingkan
dengan Miss Francesca, kekerdilannya lebih ditekankan.
"Akulah yang
membayar, jangan sampai kamu menyisakan makanan, oke?" (Renji)
"Tidak
masalah. Aku benar-benar bisa makan dua kali lipat jumlah itu."
Seorang yang
rakus dengan tubuh sekecil itu ?!
"Lagipula siapa yang akan memesan dua piring
ketika ditraktir oleh yang lain ?"
"Aku
benar-benar minta maaf untuk itu. Sungguh, tapi aku ... terus terang, ketika
aku memikirkan hidangan selain daging kering, aku tidak bisa menahan diri.
Sangat menyesal, Renji. "
"........
lagipula daging kering bukanlah sebuah hidangan .."
[Yang benar saja.]
Aku juga
mengangguk.
"Yah, jangan
pikirkan itu. Aku sudah mengatakan bahwa itu traktiran
dariku. Aku tidak akan mengingkari janji. "
"Kamu
benar-benar orang baik." (Mururu)
"Oh ayolah. Bagiku semuanya adalah hal yang merepotkan.
[Apakah kamu
malu?]
Tentu tidak.
Memukul Ermenhilde yang mengatakan hal aneh, aku membuatnya diam.
"Sekarang,
nona Mururu"
"'Tidak perlu memanggil nona. Aku mungkin tidak terlihat
seperti itu tapi aku adalah orang dewasa yang sudah matang.
Dia
membusungkan dadanya dengan bangga pada hal itu tetapi tubuhnya ditutupi mantel
sehingga aku tidak tahu seberapa besar dia sebenarnya.
"Baiklah,
kalau begitu Mururu, apa permintaanmu? Saat kau kehabisan uang, itu." (Renji)
"Yah,
ada beberapa keadaan yang cukup mendalam di balik itu."
"Keadaan?"
"Umu.
Beberapa hari yang lalu, aku menyelamatkan beberapa petualang di jalan raya tetapi
kemudian malam itu, dompetku dicuri."
Tidak ada
yang mendalam tentang itu, pada kenyataannya, itu terlalu mudah dimengerti.
Dia
dikhianati setelah membantu mereka. Tidak bisa mengatakan apa-apa, kami bertiga
hanya bisa diam.
Yah, aku
sama sekali tidak terlalu memikirkan tentang uangku sendiri.
"Sungguh
menakjubkan bagaimana kamu bisa melakukan perjalanan seperti itu."
Tidak bisa
dihindari bahwa aku terdengar hampir kagum saat itu.
Uang sangat
penting ketika bepergian. Sungguh aneh mendengar bahwa kau tidak benar-benar sadar akan hal itu.
Yah, aku
tidak dalam posisi untuk mengatakan itu.
"Sungguh
kejam ...." (Fran)
Tidak, itu
adalah ketidakmampuan ku yang tidak dapat melihat sifat sejati mereka. Meskipun
orang tuaku selalu mengatakan padaku untuk selalu mencurigai orang lain.
Kamu, bahkan
masih dengan mudahnya akrab dengan Renji sekarang. (Elf)
".......
Kau berbicara seolah aku semacam penjahat, kau
tahu."
"Mengapa
kau tidak meletakkan tanganmu di dada dan berpikir lagi?" (Elf)
[Yah, lagipula
kau menyembunyikan fakta bahwa kau adalah
Pahlawan.]
Oh itu. Aku
akan mengatakan ini sebanyak yang kamu inginkan, tetapi aku tidak layak untuk
disebut pahlawan.
Aku tidak memiliki kehormatan yang
dimiliki oleh Souichi atau Aya. Memikirkan itu, aku menghela nafas. Yah, pria
itu tidak terlalu serius, dia juga menyeringai. Pasti menikmati saat menggodaku. Kepribadian yang buruk.
"Mu…"
Tapi, ketika
dia mengatakan itu, tatapan Mururu berbalik ke arahku. Tatapannya mengandung
sedikit kejutan juga.
"Apakah
Renji juga akan menipuku?"
Jika aku
berencana menipumu, aku tidak akan mentraktirmu makan, aku juga tidak akan
mengundang mereka berdua.
Jika aku
ingin mengelabui dia, aku akan berbohong dan membawanya ke gang belakang. Tentu
saja, aku tidak mempunyai hobi semacam itu.
"Tapi
yah, itu akan lebih baik jika Mururu sedikit lebih berhati-hati terhadap
orang."
"Aku
mengerti. Jika Renji mengatakan itu, aku akan memikirkannya.
"Kenapa
namaku muncul di sana?"
"Karena kamu
mentraktirku makan, aku telah diajari untuk selalu mengambil kata-kata dari
penolongku dengan tulus dan serius."
"Yah,
kamu telah diajarkan dengan baik sepertinya."
"Umu."
Oh, kami
menyimpang dari topik. Aku berdehem * ahem *.
"Jadi,
mengapa kamu ingin pergi ke Royal Capital dengan begitu terburu-buru?"
"Aku
punya sesuatu untuk disampaikan kepada Penyihir di Ibukota."
"Penyihir
– Sang Sage, ya?"
Pada saat
itu, pandangan Miss Francesca dan Faylona mengarah padaku. Mururu membuat wajah
bingung tapi aku hanya mengangkat bahuku dan mengalihkan tatapan mereka ke
samping.
[Kau tidak pernah berkata jujur, itulah mengapa kau dikatai
seperti itu oleh Elf itu.]
"Itu
membuat telingaku sakit."
Tapi tetap
saja, sesuatu untuk Utano-san eh?
Jujur, aku
hanya bisa memiliki firasat buruk tentang ini. Aku jadi ingat Ogre hitam dan
Orc yang aku lawan.
Entah kenapa?
Hanya saja begitu aku mendengar nama Utano-san, aku hanya bisa memikirkan itu.
aku dapat mempercayai intuisi ku pada saat seperti itu.
"Apa
yang ingin kamu berikan?" (Fran)
"Itu, aku
tidak tahu. Dewa Roh telah mengatakan kepada ku untuk tidak menunjukkannya
kepada siapa pun kecuali sang Penyihir. Aku minta
maaf."
Aku mengerti,
itu masuk akal. Juga, karena Dewa Roh yang telah memberikannya, itu pasti
sesuatu yang sangat penting.
Sekali lagi,
tatapan mereka menoleh ke arahku tapi aku melihat ke langit-langit bertanya-tanya
apa yang harus dilakukan.
[Permintaan
dari Dewa Roh, eh?]
"Itu
bukan permintaan."
Di tempat
pertama, aku belum memutuskan apakah aku akan menerima ini atau tidak.
"Itu
sebabnya, Renji, apakah ada cara lain untuk sampai ke ibukota secepat
mungkin?"
"Aku
mengatakan ini sebelumnya juga, tapi itu tidak mungkin. Tidak peduli seberapa
cepat kamu pergi, itu akan memakan waktu minimal sepuluh hari."
"Jadi begitu."
Meskipun kamu kecewa seperti itu, bahkan aku tidak bisa
membantu.
Sementara
kami berbicara, akhirnya hidangan yang kami pesan tiba.
"Untuk saat
ini, mari isi perut kita. lagipula, kepala mu tidak akan berfungsi dengan baik
ketika perutmu kosong."
"Umu,
itu benar."
Tapi tetap
saja, sebuah item dari Dewa Roh.
"Mendengar kata itu, Dewa Roh, aku teringat benua." [Elfreim].
Benua
Imnesia ini di mana manusia hidup cukup hijau tetapi Elfreim bahkan lebih
hijau. Dibandingkan dengan bagaimana manusia hidup dengan membersihkan alam,
para binatang buas dan demi-manusia hidup bersama dengan alam.
Itulah sebabnya
mengapa negara Demi-Human dan Beastmen memiliki keindahan yang kaya dan
mengesankan dari benua ini begitu besar sehingga kamu tidak dapat melupakannya
begitu kamu melihatnya.
Dan Dewa Roh
adalah yang disembah oleh orang-orangnya. Keberadaan yang seperti itu mengirim sebuah
item ke God Slayer. Ini mencurigakan, atau lebih tepatnya, itu pasti
akan menimbulkan masalah.
"…waa."
Sambil
melihat gadis putih mengisi pipinya penuh dengan makanan dengan penuh semangat,
aku berpikir tentang apa yang harus dilakukan.
Ada juga
permintaan dengan Souichi dan yang lainnya untuk membawa iblis itu ke ibukota
juga tapi itu sepuluh hari
kemudian. Tidak lama, tapi gadis ini mungkin tidak akan menerimanya.
Selain itu,
mengendarai hanya kuda saja dibanding gerbong seharusnya mengurangi perjalanan beberapa hari.
Masalahnya adalah gadis ini bangkrut.
Aku tidak
bisa mengatakan 'Baik, selamat
tinggal'. Dan pergilah sekarang juga. Yah, Aku bisa, tetapi setelah itu aku tidak akan bisa tidur dengan baik.
"Um, Mururu-san?
Kamu harus makan sedikit lebih tenang atau itu akan bahaya kau tahu?"(Fran)
"Tidak
ada masalah."
"Akulah yang
mentraktirmu jadi cobalah untuk merasakan makanannya sebelum menelannya." (Renji)
"Mengerti."
Melihat
perbedaan perlakuan antara aku dan Miss Francesca, kami berdua mulai tertawa.
Karena tubuhnya kecil, dia sebenarnya merasa seperti hewan kecil.
"Jika
itu adalah kata-kata Dewa Roh, maka aku akan membantu juga."
Dan, Faylona
yang tadinya tenang sampai sekarang juga angkat bicara.
"Benarkah
? aku berhutang padamu Elf. "(Mururu)
"Namaku Faylona, Beastwoman."
Apakah
mereka akrab satu sama lain atau tidak?
Dan, entah
bagaimana pembicaraan itu telah meningkat. Nah, untuk seorang Elf, permintaan
dari dewa Roh akan sangat penting kurasa.
Sambil
melihat pembicaraan mereka berdua ini, Miss Francesca terkikik sambil menutup
mulutnya dengan tangannya.
[Tapi tetap
saja, apa kamu pikir mereka akan memberikan permintaan dari Dewa Roh hanya
kepada seorang Beastwoman?]
Yah, siapa
yang tahu. Apakah itu termasuk pesan suci juga atau apakah ada alasan
tersembunyi lainnya? Mungkin ada seseorang yang bergerak dari bayang-bayang
juga. Bisa jadi pertemuanku dengan gadis ini bukan hanya kebetulan juga.
0 Comments
Posting Komentar