HAJIME MENJADI SEORANG
AYAH I
(Translater : Elsa)
“Fufufufu~n, fufufu~n! Cuaca yang bagus~ Sangat cocok untuk berkencan~.”
Di jalan utama Fhuren, Shia, gadis bertelinga
kelinci, sedang berjalan sambil melompat-lompat. Gaya berpakaiannya berbeda
dari biasanya---gaya pakaian tahan lama para petualang--- Ia mengenakan gaun one-piece berwarna putih susu. Dengan
kerah sempit, ada bagian terbuka di bagian belahan dadanya dan dada besarnya boing,
boing!, bergoncang saat ia berjalan. Sabuk hitam yang ramping terikat di
pinggangnya. Garis pinggulnya yang penuh
dan lekukan yang memukau yang tak terlukiskan ditampilkan dengan jelas. Kaki
yang ramping, kencang, dan indah diperpanjang dari rok yang 15 cm di atas
lututnya, dan pandangan para pria terpusat pada sepasang ‘bukit’ yang memantul
itu.
Tetapi hal yang paling menarik darinya adalah
aura dan senyumannya. Dengan pipi merona, kata-kata Aku bahagia, jadi mau bagaimana lagi! , terpancar darinya tanpa
berusaha untuk ditutup-tutupi. Tentang ia yang seorang demi-human atau bagaimana ia mengenakan benda yang mirip ikat leher
budak, bisa dibilang itu adalah hal yang biasa jika orang-orang disekitarnya
jatuh cinta padanya. Ada juga orang-orang tua yang tersenyum seakan-akan
melihat sesuatu yang menyenangkan.
Di belakang Shia yang terlihat sangat
gembira, ada Hajime yang berjalan dengan senyum masam. Mungkin karena ia sangat
gembira, Shia berjalan sedikit ke dapan, lalu berbalik dengan senyuman
sementara ia menunggu Hajime mengejarnya. Seperti orang-orang disekitanya,
Hajime tak sengaja ikut tersenyum.
“Kau
terlalu bersemangat, Shia. Kau akan jatuh jika tidak melihat ke depan, tahu?”
“Fufufu, aku tidak akan membuat kesalahan besar seperti itu~, lagipula aku sudah dilatih olehYue-sa—!?”
“Fufufu, aku tidak akan membuat kesalahan besar seperti itu~, lagipula aku sudah dilatih olehYue-sa—!?”
Karena peringatan Hajime, Shia berbalik lagi
sementara menjawab kata-kata Hajime, dan ia hampir terjatuh. Hajime dengan
cepat memegang pinggang Shia untuk menahannya. Meskipun tidak akan ada masalah
mengingat kekuatan fisik Shia yang seperti itu, ia mengenakan rok pendek hari
ini. Dia tidak akan membiarkan para pria yang berhasrat saat melihat Shia mendapatkan
hal yang mereka inginkan.
“M-maaf.”
“Lihat, sekarang kau sudah mengerti, kan.
Berjalanlah disampingku.”
Sementara ia menyusutkan tubuhnya karena
merasa malu pinggangnya dipegang, Shia menarik langan baju Hajime dengan sopan,
dan kali ini ia berjalan lebih lambat disampingnya. Karena ia terlihat begitu
cantik dengan pipi merona, kebanyakan pria terlihat tidak berdaya. Beberapa
karena pukulan dari kekasih mereka.
Hajime dan Shia tetap menarik perhatian
orang-orang sekitar mereka, dan akhirnya mereka memasuki Sightseeing Ward. Terdapat bermacam-macam fasilitas disana.
Misalnya teater dan penampil jalanan, sirkus, aula musik, akuarium, gelanggang,
game studio, observatorium, taman bunga warna-warni dengan
labirin bunga yang sangat besar, dan bahkan bangunan-bangunan indah sepanjang
alun-alun.
“Hajime-san, Hajime-san! Ayo kita ke Meerstat dulu! Aku belum pernah melihat
makhluk laut sebelumnya!”
Dengan buku panduan di tangannya, telinga
kelinci Shia bergerak seakan-akan mengatakan, “Ayo! Ayo!” Kelihatannya ia belum
pernah melihat makhluk laut karena ia tinggal di «Haltina Sea of Trees», jadi
ia ingin pergi ke Meerstat, akuarium
terkenal di Sightseeing Ward Fhuren.
Secara kebetulan, ia terbiasa melihat ikan
air tawar karena terdapat danau dan sungai di Sea of Tree. Namun, ia merasa semua itu tidak sama meskipun makhluk
laut bentuknya mirip dengan ikan-ikan itu. Meskipun Hajime menganggapnya ‘hanya
ikan’… dia tidak mengatakan apapun karena dia membaca situasinya. Hajime akan
berperilaku baik pada Shia hari ini.
“Hee~, makhluk laut berada di pedalaman…
itulah intinya. Meskipun pengelolaan, pemeliharaan, dan transportasinya pasti
merepotkan…”
Meskipun Hajime tidak tertarik sama sekali,
dia tidak memungkirinya karena tidak punya alasan untuk melakukan itu. Selain
itu, Shia tersenyum senang saat menarik tangan Hajime.
Di sekitar jalan penuh penampil jalanan, mereka
melihat orang-orang melakukan akrobat yang menantang batas wajar manusia, ketika
akhirnya mereka sampai di fasilitas besar Meersta.
Mungkin untuk menggambarkan suasana laut, seluruh bangunannya dicat biru
dan terdapat kerumunan orang disana.
Bagian dalamnya sangat mirip dengan akuarium
di bumi. Akan tetapi, mungkin karena mereka tidak memiliki teknologi untuk
membuat tangki air transparan yang dapat menahan tekanan air seperti di bumi,
ubin kaca besar ditimbun di pagar berbahan logam yang mirip kristal, dan
sedikit terlihat.
Namun, Shia tidak keberatan. Matanya
berbinar-binar melihat makhluk laut untuk pertama kalinya, dan ia berbicara
pada Hajime sambil menunjuk. Tepat disamping mereka, ada seorang gadis kecil
bersama keluarganya, melakukan hal yang sama. Tiba-tiba, tatapannya bertemu dengan
seseorang yang bisa dibilang mirip seorang ayah. Hajime, yang merasa canggung,
memegang tangan Shia dan pindah ke tempat lain. Tindakan Hajime mengejutkan
Shia, tetapi ia bahagia Hajime memegang tangannya, dan tanpa perlu dikatakan ia
juga menggengam tangannya sambil tersipu-sipu.
Setelah ini-itu, mereka menikmati pemandangan
akuarium selama satu jam, seketika mata Shia terbelalak ketika ia melihat suatu
tangki air lagi, dan mulai menatapnya.
Di dalam situ ada…Manusia laut. Itu adalah ikan berwajah manusia mirip
dengan yang ada di suatu game yang
diketahui Hajime.
“… K-kenapa dia disini…”
Shia mundur dan gemetaran. Mungkin karena
‘Manusia Laut’ itu melihat Shia, ia berbalik untuk mengawasinya dengan ekspresi
malas yang sama dari dalam tangki air. Ketegangan naik karena suatu alasan yang
tidak diketahui. Karena mereka, Hajime melihat ke penjelasan yang ada disamping
tangki air.
Menurut yang tertulis disitu, Manusia Laut
ini adalah aquatic demonic beast, dan
mampu menggunakan sihir khusus yang disebut “Telepathy.” Kelihatannya makhluk itu mampu berbicara dengan lancar
meskipun jarang berbicara, dan ditetapkan pada deskripsi bahwa ia dikenal
sebagai demonic beast yang bisa
diajak berbicara.
Akan tetapi, meskipun bisa diajak bicara, ia
hanya akan menjawab dengan suara tanpa motivasi seakan-akan obrolannya sangat
merepotkan. Dan juga, diperlukan kewaspadaan karena orang yang berbicara
dengannya akan menjadi murung sebagai efek sampingnya. Namun, tidak bisa
dianggap sebuah ‘percakapan’ jika seseorang terus-menerus berbicara pada lawan
bicaranya… Secara kebetulan, ia diberi nama Lehman.
Hajime tidak tahu apakah Shia hanya menatap
atau berargumen dengannya. Tetapi,
ketika garis keringat mulai muncul di wajahnya dan ia tidak menjawabnya, atau
ketika dia berbicara pada makhluk itu dengan normal, dia menggunakan “Telepathy”.
“Kau, apakah kau benar-benar bisa menggunakan
telepati? Apa kau benar-benar bisa bercakap-cakap? Apa kau bisa memahami
kata-kataku?”
Karena telepati secara tiba-tiba, mata Lehman
seketika berkedut. Diikuti dengan merubah arah pandangannya dari Shia lalu
perlahan-lahan menuju Hajime. Shia yang ekspresinya seakan mengatakan, Entah bagaimana, aku menang!, itu hanya
dihiraukan.
“… Tch, ini adalah pertemuan pertama kita.
Pertama-tama, perkenalkan dirimu. Itu adalah cara untuk memperlihatkan sopan
santunmu. Ya ampun, inilah kenapa anak muda zaman sekarang…”
Dia diajari tentang sopan santun oleh ikan
berwajah pria tua. Dia menyesali kesalahannya. Dengan pipi tegang, Hajime
mencoba berbicara lagi.
“…Salahku. Aku Hajime. Kelihatannya kau benar-benar bisa berbicara. Tepatnya Lehman itu apa?”
“…Salahku. Aku Hajime. Kelihatannya kau benar-benar bisa berbicara. Tepatnya Lehman itu apa?”
“…Kau tahu. Tepatnya manusia itu apa?
Bagaimana kau bisa menjawabnya? Itulah kenapa, bagaimana aku tahu jawabannya.
Yah, aku hanya bilang, aku adalah aku. Tidak lebih, tidak kurang. Juga, panggil
namaku atau apapun sesukamu.”
Hajime berpikir, “Bagaimana makhluk itu
berpikir…” Tetapi entah bagaimana ia membicarakan tentang akal sehat, bahkan
kedengarannya cukup keren. Hal itu sangat tidak terduga. Bukannya disitu tertulis bahwa makhluk itu tidak tertarik pada apapun?,
dia ingin memberi keluhan kepada pegawai akuarium. Hajime agak menatap ke
kejauhan sebagai pelarian, tetapi kali ini pertanyaannya datang dari Lehman.
“Aku juga ingin menanyakan satu hal. Kau,
kenapa kau bisa menggunakan telepati? Tidak ada tanda-tanda penggunaan sihir
oleh manusia… Seakan-akan kau sejenis denganku.”
Itu hanya pertanyaan yang wajar.
Bagaimanapun, seorang manusia menggunakan sihir khusus, “Telepathy.” Sulit dipahami alasan kenapa dia menggunakan sihir itu
begitu saja. Mungkin karena itulah Lehman yang jarang berbicara merespon percakapan
Hajime. Hajime menjelaskan, dia bisa menggunakannya dengan memakan demonic beast yangmampu menggunakan
telepati.
“… Itu kesulitan yang berlebihan untuk
seseorang yang masih muda. Baiklah, tanyakan apapun yang kau mau. Aku akan
menjawab apapun sesuai pengetahuanku.”
Dia bersimpati. Tampaknya, makhluk itu
mengira Hajime sangat miskin hingga tidak ada pilihan lain selain memakan demonic beast. Ketika Lehman melihat
penampilan Hajime yang sekarang, dia terisak, “Kelihatannya kau sudah bekerja
sangat keras, nak! Aku sampai ingin menangis.”
Hajime tidak mengelaknya karena benar, dia
sudah mengalami masa-masa sulit. Tetapi, dia sampai mendapat simpati dari
seekor ikan… entah kenapa terasa menyedihkan. Dia mengesampingkan hal itu dan
menanyakan bermacam hal kepada Lehman. Contohnya, Apakah demonic beast memiliki kehendak yang jelas?, Bagaimana demonic beast lahir?, Apakah ada demonic beast lain yang bisa
diajak berkomunikasi, …Lehman menjawab bahwa kebanyakan demonic beast tidak memiliki kehendak
yang jelas. Dia tidak tahu demonic beast
lain yang bisa memahami bahasa manusia selain bagian dari spesiesnya. Bahkan,
dia tidak tahu bagaimana demonic beast
lahir.
Waktu cukup berlalu saat dia menanyakan
banyak hal, dan mereka mulai menarik perhatian karena seorang pria muda dan
seekor ikan dengan wajah pria tua menatap satu sama lain merupakan pertunjukan
aneh bagi para penonton. Shia, yang mulai merasa gelisah, menarik-narik lengan
baju Hajime, jadi Hajime menghentikan percakapannya.
Meskipun percakapannya dengan Lehman agak
menarik, hari ini seharusnya dua keluar dan menghabiskan waktunya dengan Shia.
Dia tidak bisa mengabaikan janjinya. Lehman juga berkata, “Oops, kelihatannya
aku menghambat kencanmu,” sementara dia menghentikan percakapan dengan membaca
suasananya. Omong-omong, mereka bergaul dengan baik hingga memanggil satu sama
lain “Leh-san” dan “Ha-boy.” Hajime
bisa melihat “keagungan” di dalam diri Lehman.
Pada akhirnya, Hajime menanyakan kenapa
Lehman ada di tempat seperti itu. Jawabannya adalah…
“Nn? Seperti yang kukatakan sebelumnya, saat
itu aku sedang bepergian dengan bebas… tetapi air di bawah tanah yang kulalui
itu tiba-tiba tumbuh meninggi keluar dan aku terlempar… tanpa kusadari, aku ada
di tempat berumput di samping sumber mata air. Meskipun aku tidak akan mati
bahkan tanpa air, aku tidak bisa berpindah tanpanya. Ketika aku mencari bantuan
menggunakan telepati… Yah, aku dibawa kesini.”
Seketika, garis keringat mengalir dari dahi
Hajime. Sudah jelas semua itu terjadi ketika Hajime dan rombongannya keluar
dari Great Dungeon of Raisen. Rupanya,
Lehman terlibat dan terlempar bersama mereka di sumber mata air itu. Meskipun
pelaku sebenarnya adalah si bodoh Miledi itu, tidak merubah kenyataan bahwa
mereka juga terlibat.
Hajime, ahem,
mendehem, lalu bertanya pada Lehman.
“Ah~, Leh-san. Itu saja, apa yang bisa
kukatakan. Apa kau ingin keluar dari sini?”
“? Itu, tentu saja. Karena aku lebih cocok
bepergian dengan bebas. Hal terbaik bagi makhluk hidup adalah untuk hidup
sebagaimana mestinya. Daripada tinggal di dalam sangkar seperti itu, aku lebih
memilih untuk mati di lautan.”
Lehman menggunakan banyak konotasi pada
kata-kata itu. Oleh karena itu, Hajime yang mulai menyukai Lehman memutuskan
untuk membantunya meskipun itu juga kesalahannya sendiri.
“Leh-san. Jika begitu, aku akan membawamu ke
sungai terdekat. Rupanya, situasimu itu disebabkan oleh rombonganku. Karena aku
akan mengeluarkanmu dalam beberapa menit, tolong percayalah padaku dan aku akan
diam-diam mengangkutmu.”
“Ha-boy… Heh, meskipun kau masih muda, kau
memiliki jalan pikiran yang seperti itu… Aku tidak tahu apa yang akan kau
lakukan, tetapi tidak ada yang bisa menandingi kekuatanmu. Aku akan mempercayai
Ha-boy dan menunggu.”
Hajime dan Lehman saling tersenyum jantan.
Seakan-akan memahami ekspresi mereka, pipi Shia menyempit saat dia berkata,
“Huh? Jangan bilang kalau dia saingan barumu?” Hajime menarik tangan Shia dan
berbalik dari tempatnya. Meskipun alasannya tidak diketahui, Lehman menggunakan
“Telepathy” kepada Shia yang
mengikuti Hajime.
“Nona kecil, aku minta maaf karena
mengejutkanmu tadi. Jangan lepaskan tanganmu dari Ha-boy.”
“Heh? Heh? Umm, yah, tidak perlu khawatir
soal itu! Aku melakukan ciuman pertamaku dengan Hajime-san karena hal itu! Dan
juga, sudah pasti aku tidak akan melepaskannya!”
Meskipun ia tidak mengerti, Shia menjawab
dengan tegas. Lehman memperlihatkan senyuman puas saat melihat Shia. “Usil
sekali,” Hajime mengharapkan keberhasilan teman barunya itu mulai saat ini
ketika dia meninggalkan akuarium Meerstat dengan senyum masam.
Beberapa menit kemudian, cakar derek
menerobos bagian bawah akuarium,
menghancurkan tangki air Lehman. Menggunakan lengan itu untuk menangkap
Lehman yang keluar bersama air dengan angkuh, mengalahkan para pegawai akuarium
yang mengejar mereka (tidak ada cedera disebabkan oleh hal ini). Dan lagi, hal
itu menghancurkan dinding untuk keluar dan menghilang jauh ke angkasa; hal
seperti ini terjadi. Ada keributan tentang apakah itu demonic beast jenis baru
atau kemampuan tersembunyi si Lehman… Tetapi itu hanya hal sepele.
***
Pada
waktu itu, di sisi lain…
Yue
dan Tio berbelanja di dalam Commercial
Ward. Meskipun begitu, karena sudah ada banyak hal penting di dalam “Kotak
Harta Karun” Hajime, mereka hanya bisa melengkapi sedikit dari jumlah
benda-benda yang digunakan pada perjalanan mereka. Karena itu, daripada membeli
makanan, mereka berdua hanya berkeliling acuh tak acuh sekitar toko-toko di Commercial Ward.
“Hmm.
Meskipun begitu, Yue. Apakah kau benar-benar baik-baik saja soal itu?”
“?
…Tentang Shia?”
“Mm-hmm.
Mungkin saja sudah terjadi banyak kemajuan sekarang, kau tahu? Sudahkah kau
memikirkan itu?”
Tio
bertanya pada Yue, yang sedang menilai benda-benda yang ditampilkan di butik.
Nada bicaranya dipenuhi rasa ingin tahu. Apakah tidak apa-apa berpikiran
setenang ini? Bukankah ada kemungkinan ia akan melampauimu? Tio tertarik dengan
hubungan misterius mereka bertiga. Karena mulai sekarang mereka adalah teman
seperjalanan, ia ingin sesekali berbicara tanpa hati-hati.
Di
samping itu Yue tidak terguncang. Ia hanya mengangkat bahu dan menatap Tio.
Tidak ada kepekaan terhadap suasana sama sekali.
“…
Aku bahagia jika itu terjadi.”
“Bahagia?
Meskipun pria yang kau cintai bermesraan dengan wanita lain?”
“Ia
bukan wanita lain. Ia adalah Shia.”
Ketika
Tio memiringkan kepalanya, Yue terus berbicara sementara berjalan di sekitar
toko.
“Pada
awalnya, ketika ia mencoba mendekatik Hajime… Aku kesal karena ia dengan jelas
mempunyai maksud lain… Namun, sekarang aku mengerti.”
“Mengerti?”
“…
Nn, gadis itu selalu melakukan yang terbaik. Selalu melakukan usaha
maksimalnya. Semua itu demi hal-hal yang penting dan dicintainya. Ia terus
terang tanpa tahu akibatnya.”
“Hmm.
Aku mengerti hanya dengan melihatnya… Apakah karena itu kau memiliki ikatan
seperti itu?”
Tio
tersenyum ketika Shia, seseorang yang belum lama ia kenal, melayang di
kepalanya. Ia langsung tersenyum saat memikirkan gadis pencerah suasana itu,
yang senyumnya tidak menghilang bahkan dengan kesulitan yang ia alami karena
menjadi seorang demi-human. Dan lagi,
meskipun ada banyak hal mengecewakan tentangnya karena ia masih muda, Tio
menyukai Shia. Namun, ia berpikir semua itu merupakan alasan yang lemah untuk
membiarkan Shia berkencan dengan kekasih Yue. Pada akhirnya, ia ingin
memastikan alasan selain Yue menyukai Shia.
“…
Alasan lain adalah.”
“Yang
lain? Apa yang kau maksud dengan alasan lain?”
Karena
wajah penuh pertanyaan Tio, Yue mulai tersenyum saat ia menjawab.
“… Shia juga menyukaiku. Setidaknya rasa sukanya sebanyak Hajime. Sama saja meskipun artinya berbeda… Bukankah itu menggemaskan?”
“… Shia juga menyukaiku. Setidaknya rasa sukanya sebanyak Hajime. Sama saja meskipun artinya berbeda… Bukankah itu menggemaskan?”
“…
Memang… Master dan Yue, kalian berdua penting bagi anak itu… Hanya ada sedikit
orang yang bisa menyukai seseorang yang memperlakukannya dengan buruk. Mungkin
itulah sifat baiknya. Hmm, Aku rasa Aku memahami apa yang Yue pikir tentang
Shia… Tetapi bagaimana dengan Master? Sudahkah kau berpikir bahwa Master
terpikat padanya? Tidakkah kau memahami daya tarik anak itu?”
Yue
mengangkat bahunya seakan-akan hal itu tidak masuk akal, dan kali ini ia
memperlihatkan senyum mempesona. Mata menyempit, pipi memerah, ia menjilat
bibirnya. Para pria dan wanita yang berjalan di sekitar mereka berhenti dan
melihatnya. Selanjutnya, kecelakaan muncul dimana-mana; pejalan kaki
bertabrakan karena mereka berjalan sementara mata mereka terpaku pada Yue. Sensualitas
melimpahi tubuh menggairahkan Tio, tetapi hal-hal lain menjadi kabur. Tio
mengingat kembali saat ia mengintip Yue semalam dan ia terpesona olehnya.
“…
Aku ingin menambah “orang-orang penting” bagi Hajime. Namun,… hanya akulah yang
“istimewa”… jika kau pikir bisa merebutnya, coba saja. Tidak peduli waktu,
tempat, atau orangnya… Akulah yang akan jadi pemenangnya.”
“Bisakah
kau melakukannya?”, Yue membisikkan pernyataan itu dengan senyuman, dan Tio
mundur dari kekuatan yang ia rasakan datang dari wajah tanpa ekspresi Yue yang
biasanya. Karena ia mundur tanpa sadar, Tio mengungkapkan ekspresi terkejut dan
ia mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan bahwa ia menyerah dengan
senyuman pahit.
“Yah…
Aku tidak pernah ingin memulai pertengkaran. Aku merasa puas selama Master
menindasku.”
“…
Orang mesum.”
Yue
menatap Tio dengan eskpresi kagum sementara orang yang dibicarakan hanya
tertawa riang. Demikianlah, Yue, yang mengira Tio mencoba mencari cara untuk
berhubungan dengan mereka ketika dengan sengaja memulai pembicaraan seperti
itu, hanya bisa menghela nafas karena ras Ryuujin
yang ia rindukan ternyata hanya orang mesum. Tetapi, ia tersenyum masam
karena mereka bisa berhubungan baik.
Begitu
saja, jarak antara Yue dan Tio semakin dekat saat mereka keluar dari butik dan,
BOOM!!
“Guwa!!”
“Ahhh!!”
Dinding
dari bangunan yang dekat dari situ seketika hancur, dan teriakan dua orang pria
bisa terdengar dari sana sementara mereka muncul dengan wajah tertanam di atas
tanah. Sebagai tambahan, beberapa pria juga melayang dari jendela bangunan yang
sama seperti pinball saat mereka
berteriak. Suara kehancuran bergema dari dalam bangunan, dan dengan itu, dindingnya
retak dan roboh seperti terkena gempa bumi yang parah.
Beberapa
puluh pria kejang-kejang sementara anggota tubuh mereka bengkok ke arah yang
aneh. Bangunan yang tidak bisa lagi menahan kerusakan yang ada akhirnya roboh
dengan dentuman yang dahsyat.
Di
antara para penonton yang tersebar di kejauhan, Yue dan Tio mengetahui suara
dan tampilan yang mereka kenal. Jadi, mereka tetap di tempat dan melihat ke
dalam debu yang tersebar dengan ekspresi kagum.
“Ah, Ah, ini adalah kehadiran mereka berdua, sesuai dugaan…”
“Ah, Ah, ini adalah kehadiran mereka berdua, sesuai dugaan…”
“Huh?
Bukankah itu Yue-san dan Tio-san? Kenapa kalian disini?”
“…
Itulah yang seharusnya kami tanyakan pada kalian… Kalian berlebihan untuk
menyebut ini ‘kencan’.”
“Benar-benar~,
baiklah? Oh Master, kau terlibat
masalah apa lagi kali ini?”
Sesuai
yang Yue dan Tio rasakan, yang muncul dari debu yang tersebar itu adalah Hajime
dan Shia. Mereka berdua seharusnya sedang berkencan sekarang, tetapi mereka
menemui Yue dan Tio dengan senjata yang familiar
di lengan mereka. Ia mengenakan pakaian yang menggemaskan, jadi penampilan
Shia yang memikul senjata kasar itu terlihat aneh.
“Ahaha,
bahkan aku tidak pernah berpikir kencannya akan menjadi seperti ini… Hanya saja
perkembangannya… kami menghancurkan fasilitas yang berhubungan dengan
organisasi yang memperdagangkan manusia…”
“…
Perkembangan kencan macam apa yang membuat kalian bertarung melawan organisasi
bawah tanah?”
Yue
memperlihatkan ekspresi takjub sementara Shia tertawa kering.
“Yah,
kami cukup kekurangan tenaga sekarang. Jadi bisakah kau membantuku menjelaskan
situasinya?”
Hajime
melempar orang-orang yang jatuh di tanah seperti kerikil karena mereka
menghalangi jalannya. Sementara melirik tumpukan orang-orang itu, Hajime mulai
menjelaskan situasinya kepada Yue dan Tio.
4 Comments
keren
BalasHapusmansap min..
BalasHapusgass teruss..
sangkyu min..
#timharem
BalasHapusup trus min....
BalasHapusPosting Komentar