TURNAMEN PVP AND BATTLE ROYALE
(Translater : Hikari; Editor : Gilang)
"Apa yang barusan itu?"
Mendengar pertanyaan Raina,
Emily-san menatap tubuh si pelaku PK yang berubah menjadi partikel-partikel
cahaya dan menjawab,
"Kalau aku tidak salah,
seharusnya itu adalah elemen sihir kegelapan. Aku tidak ingin detailnya, tapi 《Sacrifice
Counter》
seharusnya bukan skill untuk menghancurkan diri sendiri."
Emily-san bergumam dengan suara
rendah.
Saat dia merenungkannya sendiri,
Raina dan Al bersuara.
"Y-Yun-san?!"
"A-ada apa?"
"Bukannya 'ada apa'! pakaianmu!
Pusarmu terlihat jelas!"
"Yun-san, apa tubuhmu terasa
aneh? Apa kau baik-baik saja?"
"Perutku? Ah, sial…"
Setelah menerima sejumlah serangan
dari si pelaku PK, pada akhirnya, tikaman terakhir yang kuterima telah menyayat
armorku secara vertikal, merusakkannya. Biasanya, aku tidak begitu
memikirkannya karena efek tambahan 【Auto Repair】, tapi lubangnya cukup besar, bahkan
hingga efek tersebut tidak dapat memperbaikinya.
"Haa, ayo pulang dulu sekarang.
kalian berdua, sebaiknya kalian log out untuk hari ini dan
beristirahatlah."
"Khawatirkan dirimu sendiri
sebelum orang lain."
"Pusarnya, kelihatan."
Raina menghela napas dan entah
kenapa, Letia mengacungkan ibu jarinya.
Masih bersemangat, Raina dan Al
tanpa log out, mulai dengan enggan berjalan menuju kota. Sementara itu, para
pelaku PK yang berada di hutan, kelihatannya sudah mundur. Tidak mempedulikan party-party yang mencari para pelaku PK
di hutan, kami dengan sukses kembali ke kota.
"Emily-san dan aku harus pergi
dulu ke suatu tempat. Saat kalian merasa tenang, kalian sebaiknya log
out."
"Yun-san, tidak apa-apa. Aku
akan menjaga dan menenangkan mereka."
Letia mengajukan diri untuk mengurus
kedua anak itu. Maaf dan terima kasih, ucapku padanya menyampaikan rasa terima
kasih.
"Um…Yun-san, Emily-san. Aku
minta maaf untuk hari ini."
"Jangan dipikirkan. Kami
memutuskannya sendiri."
"Tapi, gara-gara kami, kalian
menggunakan banyak barang berharga seperti Revival Medicine… Maafku aku."
Ya ampun. Raina dan Al terus meminta
maaf dan menundukkan wajahnya.
Saat mereka menurunkan kepala mereka
sampai di ketinggian yang sempurna, aku mengelusnya untuk menenangkan mereka.
Mereka berdua yang bersikap panik
pada awalnya, perlahan menjadi semakin dan semakin malu. Emily-san terkekeh
melihat mereka seperti itu, membuat Raina menatap tajam dengan wajah bersemu
merah.
"Yun-kun, sudah waktunya kita
pergi."
"Ya, baiklah. Kalau begitu,
sampai bertemu besok."
Acara event itu berlangsung selama 2
hari. Bahkan sekalipun hari ini adalah yang terburuk, mungkin ini akan berakhir
dengan baik.
Demi hal itu, aku harus mengunjungi
ruang pertemuan di aula guild dan melaporkannya.
"Yun-kun! Kau kembali! Apa kau
baik-baik saja? Bukankah kau terlalu gegabah?"
"Uwaah?! M-Magi-san?! Ada apa
tiba-tiba begini?!"
Saat kami kembali ke ruang pertemuan, pada saat yang
bersamaan, pintu terbuka dan Magi-san datang memelukku dengan cemas.
Lebih tepatnya, aku sedang ditekan
ke dadanya dengan tulang punggung yang meregang ke depan. Saat Emily-san yang
ada di sebelahku menatap dingin, aku merasakan keringat dingin mengalir di
punggungku.
"Sebesar itulah kau membuat
kami merasa khawatir. Juga, Magi, lepaskan dia. Kita tidak bisa terus
melanjutkan itu."
Menanggapi suara Cloude, Magi-san
dengan enggan melepaskanku. Karena dia sebelumnya membantuku agar bisa pergi
dan juga mencemaskanku, aku merasa berterima kasih padanya.
"Aku pulang. Terima kasih untuk
kerja kerasnya di sini."
Cloude dan Magi, begitu pula Lyly,
menatap kami yang pulang. Semuanya memperlihatkan ekspresi yang serius.
"Ada banyak yang ingin kukeluhkan,
tapi di sebelahmu itu adalah 【Material Merchant】, ya 'kan?"
"Halo. Yah, kurasa kondisi
citra Emilio sangat kuat. Tunggu sebentar, aku akan melepaskan
penyamaranku."
Topengnya rusak, tapi penyamar nama
dan pengubah suaranya masih ada. Dia melepaskan semuanya dan kembali bicara.
"Aku adalah Emily, si 【Material
Merchant】
yang membidangi Alkemi dan Sintesis. Yah, kalian telah membeli material dariku
sebelumnya dan bertemu denganku sebagai Emilio.”
“Di sini aku penasaran apa yang Yun lakukan saat
dia sedang bersembunyi, tapi sekarang dia muncul dengan 【Material Merchant】. Apa maksudnya ini?"
Cloude menatapku dengan tajam, tapi
yah, aku memiliki banyak hal yang disembunyikan.
Karena pembicaraan ini tidak akan
berlanjut kalau terus begini, Cloude menyarankan Emily-san dan aku untuk duduk,
kemudian mulai berbicara untuk membuka percakapan.
"Hmm. Kehebohan kali ini
sepertinya berpusat pada guild PK 【Fosch Hound】 dan 【Flame Prison Coprs】, begitu pula guild berukuran sedang
seperti 【Green
Fall】
dan 【Mutual
Aid Army】.
Selain itu, ada beberapa solo player independen. Aku tidak tahu jumlah
pastinya, tapi setidaknya ada dua ratus orang kali ini."
"Itu jumlah yang sangat
besar."
Setuju dengan perkataanku, Magi-san
mengambil alih penjelasan setelah Cloude.
"Sepertinya ada beberapa alasan
untuk hal itu, tapi salah satunya adalah rekasi balasan dari kita para perajin
yang menentang perekrutan jahat mereka yang akhirnya meledak. Kemungkinan
guild-guild berukuran sedang ikut serta dalam aktivitas itu untuk memprotesnya.
Tapi, pasti ada tujuan yang sebenarnya juga."
"Tujuan sebenarnya? Berbicara
soal itu, saat kami kembali, para pelaku PK menghilang tanpa jejak."
"Coba kupikirkan dulu. Kalau
begitu…sebuah umpan?"
Menanggapi perkataanku, Emily-san
bergumam.
"Tepat. Untuk memonopoli area
tertentu, para pelaku PK telah melakukan sebuah tindakan yang mencolok untuk
membutakan kita. Meski begitu, yang melakukannya hanya kedua guild PK,
sementara yang lainnya hanya dimanfaatkan."
Setelah Cloude menjawab dengan acuh tak
acuh, Lyly meneruskannya.
"Area yang dimonopoli
sepertinya adalah yang dijaga oleh para pelaku PK yang bergantian melakukannya
setiap beberapa waktu. Jumlah mereka cukup banyak dan karena mereka kuat dalam
PvP, kita akan kalah dari mereka kalau kita bergerak dengan gegabah."
"Juga, sementara itu adalah
tempat yang tidak bisa dicapai oleh para player baru, ini sangat menyakitkan
mengingat itu adalah tempat yang sangat penting."
Dinilai dari kenyataan bahwa
Magi-san memperlihatkan ekspresi jengkel, aku bisa mengetahui bahwa itu adalah
area yang penting.
"Dan, area manakah itu?"
"Area yang dikuasai
adalah—sekeliling Wisteria Peach Tree. Tidak hanya tempat di mana bahan-bahan
Revival Medicine dikumpulkan, tapi juga titik awal raid quest. Karena quest itu masih belum selesai, ini sangatlah
penting."
Karena saat ini tidak ada
bahan-bahan atau resep alternatif untuk Revival Medicine, Revival Medicine yang
baru tidak bisa dibuat.
Terlebih lagi, kalau mereka
menguasai area tersebut untuk waktu yang lama dan memonopoli raid quest, mereka akan bisa menguasai
banyak bagian dalam ekonomi game, mempengaruhinya secara buruk.
"Kalau ini berlanjut terlalu
jauh, ada tindakan seperti menghapus akun mereka oleh manajemen game yang mana
merupakan metode pasif untuk menanggulanginya. Yang paling ideal adalah dengan
mengeliminasi alasan untuk mereka tetap berada di area tersebut."
Cloude menyelesaikan laporannya kali
ini untuk sementara waktu dan kini giliran kami untuk melaporkan.
Banyak hal yang terjadi di dalam
hutan yang bisa dibicarakan, tapi kami fokus pada hal-hal objektif, yaitu skill
yang si pria pelaku PK gunakan, 《Killing Edge》 dan sihir yang disebut 《Sacrifice
Counter》.
"Sebuah ultimate skill dengan jumlah penggunaan yang terbatas, ya."
"Sesekali, itu dapat ditahan
oleh permata Substitute Ring. Juga, aku dapat kembali dengan menggunakan 【Revival Medicine】. Hanya itu yang bisa
kukatakan."
"Tetap saja, 《Sacrifice
Counter》
ya."
"Kau tahu soal itu,
Cloude?"
"Yah, aku adalah seorang mage
yang menggunakan elemen kegelapan. Sihir itu, bisa dibilang, menggunakan HP
sebagai gantinya dan tergantung dari jumlah yang diberikan, skill ini
memantulkan sejumlah serangan yang sepadan dengan banyaknya HP yang dikorbankan
pada lawan."
"Dan, apa maksudnya itu?"
Saat Lyly dan aku yang tidak terlalu
terbiasa dengan sihir kami memiringkan kepala kami, Cloude menjelaskan apa
kegunaan utama dari 《Sacrifice Counter》.
"Coba kupikirkan dulu. Sebagai
contoh, jika sihir ini dilancarkan pada seorang player, serangan dari lawannya
akan dipantulkan kembali pada si penyerang."
"Apakah itu menangkal
serangan?"
"Itu tidak menangkal serangan
seperti sihir pertahanan, tapi melukai lawan. Yah, ini seperti 'mata ganti
mata, gigi ganti gigi'. Sihir untuk party sederhana."
Item drop langka dari Blade Lizard bernama
Stone Bladescales memiliki efek tambahan yang mirip. Memantulkan serangan saat diserang
bisa digunakan dalam berbagai cara.
"Digunakan dalam PvP, skill ini
menggunakan HP penggunanya saat dia menyerbu musuh, membuat musuh merasa ragu.
Metode semacam itu."
Sebagai contoh, kalau kau
menggunakan 《Sacrifice Counter》 saat lawan memiliki lebih banyak
HP, dalam pertarungan jangka panjang, itu akan perlahan-lahan membuatmu dalam
keadaan tidak menguntungkan. Karena itulah, ini biasanya digunakan untuk taktik
psikologis dalam PvP.
"Nah, untuk kali ini, skill
tersebut digunakan sebagai teknik menghancurkan diri sendiri untuk menghindari
kerugian yang muncul dengan Sense PK. Juga, menggunakan 《Sacrifice
Counter》
saat lawan dalam kedudukan yang lebih beruntung untuk menghancurkan diri
sendiri dengan aman, lawan kita adalah spesialis PvP."
Cloude menggumamkan sesuatu,
kelihatan terkesan. Aku juga merasa setuju dengannya. Kami entah bagaimana
berhasil menyingkirkan dia, tapi aku tidak ingat telah mengakibatkan luka yang
cukup sepadan padanya.
"Tetap saja, Yuncchi terlalu
gegabah. Juga, armormu rusak. Kami benar-benar merasa cemas."
"Itu benar, Yun-kun,
Emily-chan. Onee-san khawatir."
Menanggapi perkataan Magi-san dan
Lyly, aku mengucapkan maaf. Kami benar-benar meminta maaf dan meminta mereka
bertiga untuk melakukan pengecekan pada senjata dan armor kami. Sebagai
hasilnya, termasuk milik Emily-san, equipment kami dinyatakan memerlukan
perawatan.
"Aku akan meminta bantuan
perajin kenalanku. Bagaimana denganmu, Yun-kun?"
"Sepertinya sekarang sedang
sibuk, aku tidak keberatan diperbaiki nanti."
Besok ada acara, mereka akan sibuk,
gumamku dalam hati.
"Jadi, apakah kejadian hari ini
ada efek apapun pada acara besok?"
"Yah, para pelaku PK tidak akan
segera bergerak dan kejadian ini tidak berkembang terlalu jauh untuk
membatalkan acaranya. Akan tetapi, usaha untuk memperoleh bahan-bahan untuk
lapak makanan tidak berlangsung lancar. Beberapa acara akan dikurangi. Kita
akan mempertimbangkan untuk memprioritaskan kesuksesan acara PvP."
Terhadap perkataan Cloude, aku
menghela napas lega. Emily-san dan aku berniat untuk bersantai duduk-duduk di
antara para penonton.
"Oh, iya. Pembicaraan mengenai
PvP mengingatkanku. Kita harus menghukum Yun karena tindakan gegabahnya. Untuk
sementara waktu, ayo buat supaya kau yang melakukan pertunjukkan di acara
pembukaan PvP besok."
"Haa?! Kenapa?!"
Sepertinya sesuatu berkelebat di
pikiran merencanakan sesuatu saat Cloude memperlihatkan ekspresinya, membuatku
ingin segera mendebatnya, tapi tidak ada satu orang pun yang menolongku.
"Sayangnya, aku harus setuju
dengan Cloude untuk kali ini. Kalau kau menyesali kenyataan bahwa kau membuat
kami merasa khawatir, tunjukkan dengan tindakanmu. Oh iya! Berdandanlah untuk
pembukaan PvP besok dengan pakaian yang imut! Kau tahu, seperti Gadis
Payung!"
"Kalau begitu, bagaimana kalau
sesuatu yang paling cocok dengan kepribadian Yun? Sesuatu dengan bagian-bagian
yang tidak terlalu terbuka."
Saat Magi-san dengan tanpa ampun
memihak Cloude, aku menatap Lyly, tapi…
"Yuncchi, berjuanglah!"
"Khh, tapi…"
Sambil memikirkan cara untuk
menolaknya, aku juga memikirkan kondisi apa yang harus kuajukan supaya Cloude
memperbaiki armorku.
"Baiklah kalau begitu,
tambahkan Lyly untuk berpatisipasi. Dia harus memperbaiki kesalahannya pada
perencanaan kali ini."
Dan, pikiranku terarah pada rencana
berdiri di atas panggung.
"Yah, selama aku tidak
sendirian."
"Tidak mungkin, aku dipaksa
untuk ikutan juga?! Kurocchi! Ini bukan salahku!"
Meskipun Lyly memohon-mohon dengan
mata berkaca-kaca, aku tidak membantunya. Aku merasa buruk soal Lyly, tapi aku
akan membuatnya menemaniku.
"Wah, bagaimana mengatakannya,
ya. Yun-kun, kau mudah setuju, ya."
"Emily-san?! A-aku tidak
begitu!"
Aku menaikkan suaraku memprotes,
tapi tanganku dan tanggan Lyly digenggam secara bersama oleh Cloude, kami
dibawa ke kamar yang ada di belakang.
Emily-san sepertinya telah log out
lebih dulu untuk bersiap-siap untuk esok hari, tapi Lyly dan aku dibuat
bergonta-ganti baju oleh Cloude sebelum log out itu sangat melelahkan.
·
Hari kedua dari puncak acara.
Turnamen PvP tidak diadakan di dalam kota, tapi di sebuah arena yang untuk
sementara ditempatkan di bagian luar kota.
Arenanya disusun di dekat gerbang
barang di mana biasanya latihan PvP dilakukan. Untuk panggungnya, aku
memandangi saat para player yang menonton perlahan berkumpul untuk menyaksikan
PvP.
"Yuncchi, tenangnlah."
"Uuu…masih ada banyak waktu
sampai dimulai, tapi…aku tegang sekali…"
Lyly dan aku yang tiba-tiba ditunjuk
menjadi pembawa acara untuk acara pembukaan turnamen PvP, berganti kostum di
tempat yang disediakan di belakang panggung. Saat kami menunggu, Emily-san
datang untuk memeriksa keadaan kami sebelum acara dimulai.
"Halo, Yun-kun."
"Emily-san, kau datang."
"Halo juga, Emilcchi!"
Dengan mengobrol bersama seorang
kenalan sebelum pembukaan acara, hal itu sedikit mengendurkan rasa tegangku,
tapi perkataan Emily-san yang berikutnya menghempaskannya sepenuhnya.
"Seperti yang kuduga Yun-kun,
keinginanmu untuk berubah…"
"Tidak, aku memiliki keinginan
itu! Dan apa maksudnya dengan 'seperti yang kuduga'?! ini adalah kostum untuk
pertunjukkan panggung."
Emily-san yang wajahnya tertutup
topeng, mengatakan sesuatu yang menyesatkan, jadi aku menyangkalnya
mati-matian.
"Emilicchi, kau
bersenang-senang hari ini!"
"Ya, aku menantikannya.
Kostummu juga imut."
Saat Emily-san memuju kostum Lyly,
dia tersipu-sipu dan tertawa malu-malu.
"Yuncchi, ada apa?"
"Tidak ada. Aku hanya
memikirkan soal kostum."
Kembali ke saat itu, kostum-kostum
yang dipilihkan Cloude memiliki desain yang sama sekali mengabaikan gaya
bertarung kami.
"Nah sekarang, pakai ini
sebagai gan…"Aku menolak!" kalau begitu, yang ini!"
Yang pertama kali muncul adalah
seragam pelaut berwarna merah muda. Yang berikutnya yang dikeluarkan adalah
jubah biru muda dengan belahan yang terbuka lebar, kemudian sehelai gaun putih
longgar panjang dengan hiasan bulu-bulu berwarna putih bersih, sebuah kostum
malaikat. Ada juga kostum jenis pas tubuh yang memperlihatkan garis tubuh.
Lyly menolak baju lainnya yang
diperlihatkan padanya. Pada akhirnya, Lyly dan aku memilih kostum yang
kelihatannya bisa kami terima.
Kostum yang kupilih adalah jubah
biarawati yang diubah modelnya.
Jubah hitam legam sederhana dengan
leher tinggi yang tidak memperlihatkan tengkuk dan tulang selangka.
Ada dekorasi mendetil di seluruh
pakaian. Sebuah sulaman salib dengan benang perak di bagian dada dan pakaian
itu sangat longgar sehingga membuatnya nyaman sangat diangkat dan diturunkan.
Akan tetapi, karena bagian pinggangnya diikat dengan tali, garis tubuhku
terlihat menonjol, membuatnya sulit untuk dipakai dengan nyaman.
Meski begitu, pakaian tersebut tidak
terlalu terbuka. Karena jubah itu tidak berlengan, untuk menutupi kulitku, aku
mengenakan sarung tangan yang panjangnya hingga ke siku. Bagian yang terbuka
sangatlah sedikit dan tidak peduli bagaimana orang melihatnya, aku terlihat
sebagai seorang gadis.
"Dan begitulah. Aku memiihnya
sebagai pilihan terakhir, tapi…"
"Jadi, apa yang Yun-kun kenakan
saat ini sepertinya adalah pakaian seorang biarawati. Ini cukup erotis."
"Bagaimana bisa begitu?"
"Mau bagaimana lagi. Kostum
yang bagus harus dipakai di panggung."
Meskipun Lyly mencoba menyemangatiku
karena aku merasa lesu, kau juga punya
kostum yang biasa saja, pikirku dan mencengkeram gada yang diimprovisasi di
depan tubuhku.
"Kau juga sama, Lyly! Tidak,
malahan, kau terlalu terbawa arus! Kau itu laki-laki!"
"Yah, ini hanya bisa dilakukan
di saat-saat seperti ini."
Tudung berwarna cokelat dengan
tanaman berwarna putih dan hijau di permukaannya membuat sebuah gambaran
seorang gadis desa. Celana pendek dan rok tembus pandang berkibar-kibar dengan
desain labu.
Daripada disebut kostum untuk
laki-laki yang feminine, ini lebih mirip kostum Halloween bertema gadis
penyihir. Ditambah lagi, tongkat panjang dengan hiasan labu menegaskan hal
tersebut.
Emily menatapi dengan ekspresi
rumit.
"Pinggang Yun-kun yang ramping
dan garis pinggul yang mengalir serta lekukan tubuhnya terlihat dengan
sedikitnya bagian yang terbuka. Sedangkan untuk Lyly-kun, ada keimutan seorang
androgini karena karakteristik kedua jenis kelaminnya yang masih belum
berkembang. Bentuk tubuh kalian sama-sama dipengaruhi kemontokan secara
keseluruhan. Dan juga, ini adalah analisis sederhanaku."
"Khh…padahal aku ini
laki-laki."
"Nah, nah, karena sudah sejauh
ini, menyerah sajalah. Juga, panggungnya sudah dimulai."
"Eh?‼ Tidak mungkin!"
"Nah kalau begitu, aku akan
menyaksikannya dari kursi penonton."
Emily-san melambaikan tangannya dan
pergi. Ditinggalkan begitu saja, kupikir tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan
menguatkan tekadku.
"Mau bagaimana lagi. kau
Siap?"
"Sudah jelas! Ayo,
Yuncchi."
Dengan tanganku yang digenggam Lyly,
kami berlari menaiki bagian samping panggung.
Ada para player yang menghadap ke
arah panggung yang dipersiapkan di arena PvP, menunggu acara pembukaan.
『"Halo semuanyaaa, baik-baik
saja hari ini?"』
Saat Lyly menyebarkan senyumannya
seperti seorang idola, aku hanya bisa berpura-pura tersenyum dan melambaikan
tanganku ke sekeliling.
"Hei, itu gadis penyihir.
Tidak, seorang trap? "Dan Nanny juga." "Bukan, itu seorang
biarawati!" "Kalau begitu, Bunda Kudus (Tl: Holy Mother)? Wanita Suci
(Tl : Female Saint)?" "Kalau begitu, Holy Nanny (Tl: Pengasuh
Kudus/Suci, tapi kyknya lebih asyik pake bahasa Inggris XD)." "Itu
diaaaa!"
Meskipun tersenyum miris, aku
melambaikan tanganku ke sekeliling.
Lyly mengerling padaku untuk
melanjutkan, dan aku pun bersuara. Aku berbicara lantang dengan chat yang
terbuka untuk area yang luas.
『"Ini adalah hari kedua puncak
acara. Pertarungan antar yang terkuat yang kalian nanti-nantikan! Turnamen PvP
dibuka!"』
『"PvP kali ini akan
diselenggarakan dalam dua babak, penyisihan dan bagian finalnya, dalam mode
battle royale."』
『"Aturan untuk penyisihannya
adalah dilarang menggunakan sihir penyembuhan dan item penyembuh. Penggunaan MP
Potion dan MP Recovery dibatasi hanya sepuluh kali. Item-item sekali pakai yang
berguna untuk pertarungan, semuanya dilarang. Bertarunglah dengan mempercayai
pengetahuan dan keberanian, senjata dan Sense kalian!"』
『"Babak pertama telah diatur
untuk menyaring pesertanya. Kalian akan bertarung hingga jumlah pesertanya sama
atau lebih sedikit dari jumlah yang ditentukan."』
『"Para pemain yang menang akan
maju ke babak berikutnya, dan dilepaskan dari aturan pembatasan penggunaan
item. Di situlah kita akan menentukan juara yang sebenarnya!"』
Di sinilah Lyly dan aku berbicara
bersama-sama memberi sinyal tanda dimulai.
『" "——Nah, para player
hebat yang berkumpul untuk bertarung! Tanggapilah harapan semua orang dan
bertarunglah dengan segenap kekuatanmu!" "』
Kami berpose seperti yang Cloude
rencanakan dan aku telah mempraktekkannya semalaman bersama Lyly.
Untuk menyilangkan tongkat dan gada,
kami berdiri saling memunggungi, membenturkan kaki dan bahu, mengulurkan kedua
senjata tersebut ke depan.
『" "——Baiklah kalau begitu,
naikkan tirai tanda pertempuran!" "』
Setelah sejauh ini, hal ini jadi
terasa menyenangkan. Lyly dan aku dengan sangat bersemangat mengayunkan senjata
kami yang bersilangan dan pada waktu yang bersamaan, sesuai rencana, banyak
sihir yang diluncurkan ke atas kepala para penonton.
*wusssh*——
Saat sihirnya naik, sorakan memenuhi
sekeliling ke arahku dan Lyly yang mengangkat senjata.
Pada saat itulah, jubahku berkibar
naik turun karena tekanan angin akibat munculnya sihir dan tekanan angin dari
mengayunkan senjata, atau lebih tepatnya, dari angin yang dihasilkan tongkat
besar Lyly.
Di bawah jubahku, aku memang
mengenakan celana ketat. Tapi tetap saja, itu tidak berarti aku tidak merasa
malu saat terlihat.
Kakiku terlihat sepenuhnya, perut
dan pinggangku tersingkap. Kain hitam jubahku turun dengan lembut.
『"J-j-j…"』
Wajahku terasa terbakar karena malu.
Setelah semuanya selesai, aku menahan pakaianku dengan tangan yang sedang
memegang gada.
Seluruh arena mulai menyimak saat
aku mencoba mengatakan sesuatu. suaraku bergema dalam chat mode meluas.
『"——JANGAN LIHAT!"』
Dan dengan begitu saja, aku
melarikan diri ke pinggir panggung.
『"Ah, Yuncchi! Tunggu!"』
Lyly datang mengejarku dengan
terburu-buru. Tapi selama kehebohan itu, Cloude mengambil alih setelah tirai
panggung dinaikkan dan meneruskan penjelasan dengan nada kebingungan.
『"Battle royale akan segera
diadakan setelah ini. Kalian bebas untuk masuk dan berpartisipasi. Bergabunglah
dengan para player yang telah mendaftar untuk ikut serta. Dalam setiap kasus,
penalty akan ditentukan. Tentu saja, bagi pemenangnya telah disiapkan
hadiah."』
Kata-kata Cloude telah merangkum
semuanya dan saat persiapan telah dimulai untuk panggung ronde pertama, aku
pergi ke belakang kemudian memanggil Ryui dan Zakuro lalu membenamkan wajahku
ke rambut Ryui.
"…Sudah cukup."
"Maaf, Yuncchi."
"Tidak apa-apa. Ini tidak
tersibak terbuka saat praktek. Ada penyebab yang berbeda yang mengakibatkan
semua hal ini."
Aku menyeka air mata yang menggenang
di sudut-sudut mataku dan membuat seulas senyum rumit pada Lyly. Ekspresi
cerahnya yang biasa akan disertai rasa bersalah. Aku tidak bisa terus-terusan
muram. Perasaan semacam itu muncul dalam diriku.
"Ah, sial! Aku akan berhenti
memikirkannya! Sepenuhnya!"
"Yuncchi?"
"Kali ini, ini semua salah
Cloude! Membuatku berdiri di atas panggung pembukaan acara. Yup! Ini salah
Cloude!"
"Salah Kurocchi?"
"Itu benar! Salah Cloude."
"Kau benar. Ini salah
Kurocchi!"
Kami mengulangi berkali-kali. Untuk alasan
aneh yang aku sendiri pun tidak mengerti, Lyly dan aku mulai tertawa.
"Haa, baiklah kalau begitu. Aku akan pergi ke area penonton."
"Ah, aku juga akan pergi. Aku
ingin merekrut beberapa orang dari para penonton untuk ikut serta."
Saat aku membaur dengan penonton bersama-sama
dengan Lyly, para player terdekat melihat ke arah kami.
"Barusan, itu adalah angin
surga." "Ya, sayang sekali itu celana ketat. Tapi aku merasa tidak
masalah hanya dengan melihat reaksi polos itu." "Sikap malu-malu
seorang biarawati berdada rata adalah sesuatu yang lebih dari cukup."
"Sebaliknya, aku tidak melihat pesona apapun dari wanita genit yang
membuat kita menjadi pria mesum." """Aku sangat
setuju."""
Saat aku menatap mereka lekat-lekat,
mereka memalingkan wajah berpura-pura tidak terjadi apa-apa atau menggunakan
metode klasik menutupinya dengan siulan yang dibuat-buat. Memangnya aku bisa dikelabui
seperti itu? Sambil berpikir demikian, aku berjalan ke arah di mana Emily-san
berada di antara pentonton.
"Selamat atas kerja kerasnya,
Yun-kun. Juga…tadi itubenar-benar kurang beruntung yaa."
"Yah, benar sekali. Jadi,
bagaimana dengan Raina dan Al?"
"Sepertinya mereka belum
datang."
Aku duduk di sebelah Emily-san, Zakuro
duduk di atas lututku bersama Ryui dan di belakangku. Kami menyita sangat banyak
tempat untuk duduk, tapi entah kenapa ada sangat banyak sedikit orang di
sekitar kami.
"Baiklah kalau begitu Yuncchi.
Aku akan pergi mencari peserta tambahan dulu."
Sambil berkata demikian, Lyly
mengeluarkan tanda panitia dari dalam inventory dan mulai berpawai di antara
para penonton.
Melintas di sampingnya adalah Raina
dan Al. Juga, di belakang mereka ada Letia yang sedang memeluk seember popcorn.
"…Yun-san! Emily-san!"
"Halo."
Semalam kami menitipkan si kembar
pada Letia, mengucapkan selamat tinggal dan berpisah, tapi sepertinya kedua
anak ini berhasil menenangkan diri.
"Apa kalian baik-baik saja
kemarin?"
"Kami baik-baik saja. Ayo,
Rai-chan juga."
"Umm, uhh. Sekali lagi, terima
kasih banyak untuk yang kemarin."
Meski begitu, dia masih bersikap
kaku, menekankan tubuhnya ke Al saat berbicara.
"Agar tidak terlibat dalam hal
semacam itu, bersama dengan Al, kami akan menjadi lebih kuat!"
"Tidak, kurasa tidak perlu
cemas soal itu."
"Juga! Aku bercita-cita untuk
menjadi seorang wanita yang keren dan manis seperti Yun-san dan
Emily-san!"
*kraaak*,
udara di dalam diriku membeku.
——Aku, adalah seorang laki-laki.
Dalam keheningan yang aneh, Raina
menjadi bingung dan suara Letia yang sedang mengunyah popcorn bergema.
"Dengar, Raina. Aku ini adalah
la——"Onee-chaaaan!" ——-Uaaah! Myu?!"
Dengan Myu yang tiba-tiba memelukku
dari belakang, aku terhuyung ke depan.
Saat aku berbalik, aku melihat
anggota party Myu yang lain. Lucato, Toutobi, Hino, Kohaku, dan Rirei.
Sebagai tambahan, ada Minute dan
Mami yang merupakan anggota party Taku.
"Kalian semua, kenapa kalian di
sini…?"
"Tidak juga, semuanya antara
sedang mencari tempat duduk di kursi penonton atau sedang mempersiapkan
semangat mereka sebelum pertarungan——"
"Karena itulah kau datang dan
melompat padaku?"
Ehehehe. Myu tertawa untuk mengelabuiku. Ya ampun, aku melepaskannya dariku.
"Ryui dan Zakuro, semangati aku
juga!"
Myu menarik leher kedua hewan
tersebut ke arahnya dan memeluk mereka erat-erat. Di belakangnya berdiri Lucato
dengan ekspresi tidak enak hati.
"Yun-san, sebentar lagi akan
dimulai. Maaf membuat keributan."
Saat aku melihat ke arah Emily-san,
dia berkata bahwa dia tidak keberatan.
"Akan lebih menyenangkan jika
bersama-sama, ya 'kan? Juga, akan sayang sekali kalau sekosong ini."
"Terima kasih, Emily-san."
Satu demi satu, hampir setengah
kursi di belakang dan di depan kami yang tadinya kosong kini terisi.
"Jadi, Myu dan yang lainnya
ikut serta dalam PvP? Bagaimana dengan Kei dan Gantz?"
Saat aku menanyai Myu yang mulai
bertukar kue dengan Letia di belakang, dia menjawabku sambil mengunyah sebatang
permen tongkat. (Editor : mungkin stik permen seperti permen k*ki)
"Yang ikut hanya aku, Luka-chan
dan Tobi-chan. Juga, karena Taku-san, Kei-san dan Gantz-san jugaa ikut, kami
mengajak Minute-san dan Mami-san. Selain itu, kenalan Sei-oneechan dan
Mikadzuchi-san sama-sama berencana untuk ikut."
Berjuanglah Lucato, Toutobi. Saat aku menyemangati mereka, saat
itulah tempat tersebut mulai dipenuhi dengan para player yang ikut serta.
"Ah, itu Sei-oneechan!
Onee-chan!"
"Heii! Jangan melompat dari
tempat duduk penonton!"
Sendirian, menjejakkan kakinya pada
susuran tangan, Myu melompat ke dalam area kompetisi. Lucato dan Toutobi
berlari dari pintu masuk yang seharusnya dengan terburu-buru, mengejar Myu.
"Oneeee-chaaaan! Aku akan
berjuang sebaik mungkin!"
Menghunus pedangnya, Myu
mengayunkannya kesana kemari. Itu bahaya, hentikan, kau mengganggu
sekelilingmu.
"Ya ampun, benar-benar adik
perempuan yang berisik."
Orang-orang yang tersisa,
merendahkan kepala mereka, jadi aku dengan hati-hati berkata pada mereka supaya
tidak memikirkannya.
Orang yang sedang dibicarakan sedang
menggelayut pada Sei-nee.
Saat aku menyemangati Lucato dan
Toutobi yang terlambat muncul dari bangku penonton, mereka balas melambaikan
tangan.
Sedangkan kami yang tetap berada di
bangku penonton, orang-orang yang baru bertemu untuk pertama kalinya melakukan
perkenalan diri yang singkat, kemudian kami mencari kenalan-kenalan kami yang
lain di antara para peserta.
"Aku penasaran, di mana yang
lainnya?"
"Ah, itu Kei."
"Kau benar. Taku dan Gantz juga
di situ."
Dengan cepat menemukan mereka,
Mami-san dan Minute menunjuk kenalan-kenalan mereka. Kei si warrior pendiam
dengan armor berwarna timah, Gantz si ahli taijutsu (seni beladiri tangan
kosong), dan Taku sahabatku. Mereka bertiga melakukan pertemuan sebelum
pertandingan dan mulai menjauhkan diri dari satu sama lain.
"Ayo, kalau kau tidak
menyemangatinya sekarang, kompetisinya akan keburu mulai."
Mami-san terlalu malu untuk
menyemangati, tapi didorong oleh Minute dan mendekap kuat-kuat monster sintetis
WindGel, dia akhirnya menyemangati.
"Kei! Be-berjuanglah——!"
Sepertinya suaranya mencapai pemuda
itu saat Kei melambaikan tangan ke arah Mami yang ada di kursi penonton.
Mami-san tersenyum senang karenanya. Melihat pemandangan yang menghangatkan
hati itu, aku tersenyum.
"Keh, laki-laki ini seorang
riajuu." "Ya, dia adalah musuh kita." "Ayo hancurkan dia
lebih dulu." "Aku tidak akan membiarkan si brengsek populer seperti
itu terlihat menonjol. Aku pasti akan menghancurkan dia."
"MUSNAHKAAAAN‼"
Sekeliling Kei untuk sesaat menggila
dan meskipun pertarungan belum dimulai, suasananya berubah menjadi begitu buas.
"E-eh?"
『"Hitungan mundur dimulai, 3, 2,
1——pertarungan dimulai!"』
Menelengkan kepalanya dengan imut,
Mami-san terlihat kebingungan, tapi pertarungan yang tidak kenal ampun telah
dimulai.
" " "Riajuu harus
dimusnahkan dengan kematian!!" " "
Mengeluarkan suara yang kedengaran
seperti muncul dari kedalaman neraka, para player pria mencengkeram senjatanya
begitu erat sampai-sampai mereka seperti akan mencakar dan mengigit, kemudian
serempak menyerang Kei, menghajarnya habis-habisan.
Melihat hal itu, Minute berkata
"uups, kurasa waktu yang salah untuk menyemangati." Dia menaruh
sebelah tangannya di dahu dan mengguncang Mami yang mematung, menyadarkannya
kembali.
Seperti itulah, pertarungan turnamen
PvP telah dimulai.
·
"Aa?‼ Kei ditelan oleh
sekumpulan pria?!"
"Dia tidak bisa menahan
gelombang kecemburuan. Selain dia, pria yang dirumorkan telah menemukan seorang
kekasih di dalam game juga sudah tamat."
"Dunia ini kejam, ya."
Minute dan Letia berkomentar seperti
itu. Mami-san berlari untuk menghibur Kei yang harus mundur lebih cepat dari
awal dan tidak lagi di sini.
Serangan-serangan intensif yang
dikompori dengan rasa cemburu akhirnya perlahan mereda dan pertunjukkan berubah
menjadi battle royale yang sesungguhnya.
『"Penyisihannya adalah battle
royale yang berlangsung sampai peserta berkurang sampai jumlah tertentu,
menyisakan para pemenang! Ada batasan
untuk item penyembuh. Kalau kau bisa bertahan hidup, kau akan sampai ke final
battle royale di mana juaranya akan ditentukan!"』
Sambil mendengarkan komentar Cloude,
mataku mengikuti kenalan-kenalanku.
"Wuah, luar biasa! Cara orang
itu menggunakan sihirnya benar-benar mahir."
"Yang lagi melancarkan sihir
beruang-ulang itu adalah 【Still Water's Witch】
——player yang bernama Sei-san. Dia itu kakaknya Yun-kun dan penjelmaan
mage dengan gaya petarung dengan serangan besar yang sempurna."
"Tidak, berhadapan dengan itu
adalah hal yang mustahil. Mengulur-ulur waktu dengan serangan sihir beruntun
dan melancarkan sihir yang lebih tinggi——"
Al menanggapi dengan berkata bahwa
mustahil baginya untuk melampaui atau melakukan sesuatu semacam itu saat
melihat rentetan sihir air. Akan tetapi, ada satu orang yang melewati dinding
serangan itu dan mendekati Sei-nee.
"—— 《Gram Sword》."
Pada ujung tongkat yang dihadapkan
pada player tersebut, sebuah bilah air muncul dan sebuah tebasan dilepaskan.
"——Seperti yang kamu lihat,
bahkan kalaupun ada orang yang lewat, kemampuan tongkatnya benar-benar hebat.
Mereka bakalan ditusuk dengan tongkat itu dan dibekukan dengan sihir."
Berbicara dengan Al yang dengan
seksama mengamati Sei-nee, Kohaku mengambil peran sebagai komentator. Rirei
yang ada di sebelahnya terus menyaruk ke arahku dengan begitu bersemangat dari
kursi di belakang.
"Bokong yang montok dan dada
yang tidak terlalu besar ataupun kecil. Di dalam pakaian bergaya biarawati itu,
iman yang memanggil seluruh delusi dunia berkumpul. Seorang perawan yang
memiliki aspek sosok yang manis sekaligus berwibawa dalam dirinya, sedang duduk
tak berdaya——"Rirei! Konsentrasi buat nyemangatin dulu!" ——Yah
baiklah, di kesempatan berikutnya. Ayo semangat!"
Bahkan tanpa menatapnya, Kohaku yang
bertugas mengurus Rirei mencengkeram tengkuk lehernya. Aku sudah mulai terbiasa
dengan hal itu.
"Ah, itu Mikadzuchi-san."
Berikutnya, Hino menjelaskan
Mikadzuchi pada Raina.
Hino dan Raina tidak ada perbedaan
dalam usia dan sejarahnya sebagai player. Tidak mempedulikan level, mereka
dengan mudahnya berteman.
"Gaya bertarung utama
Mikadzuchi-san adalah bertarung dengan tongkat, tapi karena senjatanya panjang,
tidak banyak yang bisa kugunakan sebagai referensi. Karena tongkat dan tombak
itu berbeda, aku harus memperhatikannya baik-baik saat dia melakukan PvP."
Hino adalah petarung tipe tenaga
yang menggunakan palu dan tombak panjang. Raina sangat berbeda karena dia
menggunakan tombak pendek dan perisai, tapi ada beberapa hal yang bisa dia
pelajari dari menonton ini.
Meskipun faktanya ini adalah battle
royale, Mikadzuchi dikepung oleh tiga player. Untuk meningkatkan kesempatan
menang mereka meskipun sedikit, orang-orang berimprovisasi bekerja sama dengan
kontak mata mereka untuk mengalahkan player yang kuat lebih dulu.
"Hebat. Jadi ada yang seperti
itu juga."
Bahkan dengan improvisasi kerja
sama, para player yang melepaskan serangan mereka yang tidak akan bisa
dihindari player pada umumnya. Saat Mikadzuchi menangkis dan menyerang balik
serangan-serangan tersebut, sebuah suara kekaguman akan kemampuan Mikadzuchi
pun terdengar.
Tubuhnya tidak gentar dan dia dengan
akurat membidikkan tusukan-tusukan tajamnya pada lipatan-lipatan armor.
Hanya saja, dibandingkan dengan saat
dia berduel melawan Flein, ini terasa sedikit lebih lambat. Jadi sudah jelas
kalau dia menahan diri.
"Lihat, Yun-kun. Adik
perempuanmu benar-benar berjuang keras."
"Oh, kau benar. Atau malahan,
bagaimana situasinya bisa jadi seperti itu?"
Meskipun mereka sudah mulai
berpencar, entah bagaimana Myu dan Lucato bergabung kembali dan memegang pedang
sambil saling memunggungi.
Di sekelilingnya, para player
bersatu untuk menghadapinya.
Mereka ingin menumbangkan player
yang kuat terlebih dulu, tapi kalau mereka mengayunkan pedang mereka pada kedua
orang itu, mereka akan menerima serangan balasan, jadi mereka berdiri diam.
"Luar biasa. Seperti yang
diduga dari orang yang biasanya membuat party bersama-sama. Gerakan mereka
sangat kompak."
"Kau benar. Tapi, kurasa
bertempur bersama sebagai kenalan itu tidaklah terlalu diterima."
Aku juga berpikir demikian.
Dalam battle royale, elemen PvP
seperti kerja sama yang terjadi saat itu juga adalah salah satu elemen untuk
dinikmati. Karena itulah para player yang tidak saling kenal satu sama lain
membentuk tim dan dengan banyaknya jumlah mereka menyerang lawan yang lebih
kuat, meneruskan pertarungan dengan keberuntungan.
Tapi di antara semuanya itu, kalau
dua orang yang biasanya bekerja sama dalam sebuah party kemudian berpasangan,
ada kemungkinan pertarungan tersebut menjadi berat sebelah. Karena itulah,
untuk acara semacam ini hal tersebut tidaklah bagus.
Akan tetapi, kedua orang itu
mengangkat tangan untuk menghentikan orang-orang di sekeliling mereka. Perlahan
mengambil jarak antara satu dengan yang lainnya——
"Ayo. Luka-chan."
"Ya, Myu-chan. Jangan menahan
diri."
Setelah percakapan singkat itu,
mereka berdua dengan punggung yang saling berhadapan, tiba-tiba berbalik
menghadap satu sama lain dan membenturkan pedang.
Mereka menunjukkan kerja sama yang
hebat sejauh ini, jadi kenapa tiba-tiba seperti ini? Para penonton sangat
terkejut.
Sebagai tambahan, ada orang-orang
yang melihat ini sebagai kesempatan dan mempersempit pengepungan yang mengendur.
Tapi begitu mereka menebas kedua orang ini, keduanya mulai bekerja sama untuk
menutupi titik buta satu sama lain.
"Umpan?" "Atau
acting?" "Tapi tebasan antara mereka terlihat serius."
Di tengah-tengah gumaman-gumanan
yang bisa kudengar dari para peserta, di sebelahku Hino dan Kohaku berkata
"sudah kuduga" dan sama-sama menghela napas.
"Ada apa? Hino, Kohaku."
"Tidak…sejak awal, mereka
berdua pasti sudah menantikan ini terjadi. Kurasa."
"Karena kita selalu berparty
bersama-sama. Di tempat seperti ini, mereka merasa ingin
menghadapi satu sama lain dengan serius, kupikir begitu?"
Saat aku mendengar penjelasan Hino
dan Kohaku, pertarungan kedua orang itu menjadi semakin sengit.
Setelah berbenturan sepuluh kali,
dua puluh kali, kecepatan Myu dan Lucato meningkat.
Pertarungan sengit di mana keduanya
mengerahkan skill mereka untuk melawan satu sama lain. Keragaman kombinasi
sihir dan tebasan Myu dapat terbaca jelas oleh Lucato yang memunculkan
pedangnya dan merusak antusiasme Myu.
Lucato tidak menggunakan bastard
sword yang tidak sesuai dengan pertarungan pedang melawan Myu. Sebagai
gantinya, dia menggenggam sebilah long sword dengan kedua tangannya. Dia
mencegah lawan untuk melangkah masuk dan melepaskan sebuah serangan yang
mengganggu Myu.
Myu juga menyerang dengan sengitnya.
Dia membatalkan aksinya dan melakukan gerakan tipuan, mengambil alih arah
pertarungan.
Menduga Myu sedang memulai sihir,
Lucato mencegahnya. Akan tetapi, menggunakan sihir sebagai umpan, Myu membalas
dengan pedang.
Di balik tebasan-tebasan yang luar
biasa itu, mereka berdua melakukan pertarungan pikiran yang singkat namun
padat. Dan, pada akhirnya, hasilnya adalah——
"——Ah‼"
"Sekarang! —— 《Fifth
Brea…"
Long sword Myu bertemu dengan long
sword Lucato dan menangkisnya, menghempaskannya menjauh, membuat Lucato dalam
keadaan tangan kosong. Dia kemudian mengangkat pedangnya untuk melancarkan
sebuah serangan penentu dengan seluruh tubuhnya.
"Belum! —— 《Grand Slash》!"
Menarik bastard sword dari
punggungnya, Lucato menyamai Art Myu. Percaya diri dengan kemenangannya, Myu
mencoba untuk mendesak paksa. Mengincar waktu di mana Myu memicu artnya dan
tidak bisa bergerak, Lucato menerjang Myu dan menghempaskannya menjauh.
Untuk sesaat, Myu merasa terganggu dan terlalu terlambat untuk menurunkan
pedangnya lagi. Serangan terakhir diarahkan untuk kesempatan itu. Tertebas, Myu
kehilangan HPnya dan dipaksa keluar dari arena.
Melihat kedua orang itu bertarung
maju dan mundur, cukup membuat tangan para penonton berkeringat.
Tatapan-tatapan penuh gairah berfokus pada mereka berdua sampai pada akhirnya
berganti menjadi sorakan yang mengiringi akhir dari pertandingan.
PvP masih berlanjut, tapi Lucato
entah kenapa memperlihatkan ekspresi puas.
Saat napasnya sudah tenang, Myu yang
mundur melompat keluar ke barisan terdepan para penonton.
"——Luka-chan!"
Di kursi penonton, tepat di bagian
pintu masuk, berdirilah Myu yang barusan dihadapi Lucato beberapa saat yang
lalu.
"Kau menang melawanku! Teruslah
menang!"
"Ya! Terus perhatikan
aku!"
Sambil berkata demikian, Lucato
mengangkat pedangnya ke arah Myu. Menanggapinya, Myu merespon dengan seulas
senyuman.
Setelah beberapa percakapan singkat,
banyak orang di sekelilingnya dihancurkan seakan mereka sampai seakan mereka tidak
pernah di situ sebelumnya dan pertarungan pun berlanjut.
Gantz melakukan pertarungan yang
baik sendirian, tapi dia sangat berjuang karena jangkauan pendek dari ahli bela
diri.
Toutobi mengambil keuntungan dari
kecepatannya dan mengincar titik-titik vital, mendekat dan menebas musuh tanpa
suara lalu berlari pergi. Lawan yang ditebas salah mengira itu adalah serangan
dari player di sebelahnya dan menyebabkan pertarungan karena kebingungan yang
kemudian berlanjut menjadi sebuah pertumpahan darah.
"Toutobi melakukannya dengan
sangat baik. Dalam battle royale ini, dia menjaga cukup banyak HP."
Sementara para player saling
memangkas HP satu sama lain, cara bertarung Toutobi di mana dia mempertahankan margin
HPnya itu efisien. Sebagai tambahan untuk menambahkan kebingungan, dia dengan agresif
mengincar para player dengan HP yang tinggal sedikit.
"Dan dibandingkan dengan itu,
Taku-kun…"
Di depan arah pandangan Emily-san
yang duduk di sebelahku, adalah Taku.
Langsung menuju Taku adalah serangan
dari sebuah grup seperti yang menyerang Kei pertama kalinya…dan saat ini, dia
sedang melarikan diri.
"Heeei! Yun! Myu-chan!"
"Orang itu, apa dia memancing
mereka dengan sengaja? Atau dia memang serius melarikan diri?"
"Taku-saaan!
Berjuanglaaah!"
Sambil dengan luar biasanya
menghindari serangan dan sihir yang datang dari orang-orang dengan ekspresi-ekspresi
mengancam di belakangnya, Taku melambaikan tangan pada kami.
"Pasti akan kuhancurkan
kauuuu!" "Berteman sejak kecil dengan tiga bersaudara yang cantik,
lenyaplaaaaaahhhh!" Menghilanglah, dasar jelek! Menghilanglah, dasar buruk
rupa! Memohonlah untuk nyawamuuuu!" "Aku tidak akan mengampunimu
meskipun kau memohon! Akan kuberikan kau kekalahan yang luar biasa!"
Aku tidak perlu soal memenangkan
pertandingan ini, tapi aku tidak memaafkan lelaki itu. Saat krisis mendekatinya
dari para player yang berpikir seperti itu, Taku terus melarikan diri seperti
hembusan angin. Kadang-kadang, dia mendorong para player yang mengejarnya
kegrup yang sedang bertempur, mengurangi jumlah mereka.
"I-itu licik! Kemampuan menghindar
dan menangskisnya itu hebat, tapi keseluruhan strategi tempurnya itu
licik…"
"Yah, sepertinya itu akan
menjadi pertarungan yang tak ada hasilnya."
Kei sudah mati lemas oleh
orang-orang yang menggila karena cemburu dan Gantz sudah hampir kalah secara
normal. Ah, dia kalah.
Pertempuran perlahan berubah dari
tengah-tengah arena menjadi setengahnya. Banyak player yang terus bertarung
meski kelelahan.
Dari antara kenalanku, yang masih
bertahan adalah Taku, Sei-nee, Lucato, Toutobi dan Mikadzuchi. Veteran seperti
mereka tetap dalam kualifikasi.
Tiba-tiba, dari bagian kursi
penonton, keributan muncul. Seorang player berdiri mantap dan tenang di
tengah-tengah mereka, tersenyum bengis pada para peserta PvP.
"——Itu Flein dari 【Flame Prison Corps'】."
Begitu seseorang mengatakannya,
Flein yang menatap ke bawah ke arah arena pertarungan dari kursi penonton
hingga saat ini, menjejakkan kakinya ke susuran tangan dan melompat ke
lapangan.
Dengan citra dirinya yang lebih dulu
dikenal orang sebagai pemimpin kejam dari sebuah guild PK, rasa takut langsung
menyebar ke seluruh arena.
"Aku ingin ikut dan
berpatisipasi!"
Aku melihat ke arah bangku penonton,
di mana Cloude duduk di kursi moderator.
『"Menarik. Kami akan
memperbolehkanmu berpartisipasi sebagai sebuah pengecualian. PK juga adalah PvP
dalam artian luas. Akan tetapi! Sebagai penaltinya, stats-mu dipangkas sampai
70%, item konsumsi dilarang, dan HP dibatasi sampai 50%!"』
"Ha, 50% sudah lebih dari
cukup."
Hanya bergumam demikian, Flein
mencoba menebas player terdengar. Meskipun kenyataannya dia sudah terkena
penalty, tidak dapat merespon kecepatannya, player tersebut dirubuhkan oleh serangan beruntun pedang
tipisnya.
"Ayo cepat dan datanglah
padaku! Kalau perlu, kalian bisa memberikan syarat yang memberatkanku lagi!"
Menanggapi provokasinya, kemarahan
para player semakin berkobar. Sebagai tambahan, para penonton yang memendam
rasa kesal dan jengkel pada para pelaku PK karena kehebohan kemarin, mulai
mengolok-oloknya.
"Yeah! Aku adalah seorang
pelaku PK. Melakukan apapun yang kusuka adalah caraku bermain!"
Dia mengayunkan pedangnya dengan
senang, terus-menerus memprovokasi. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, dia
adalah orang jahat.
Akan tetapi, aku merasa tidak nyaman
dengan sikapnya ini.
Flein tidak diragukan lagi adalah si
penjahat yang gila bertarung, tapi aku tidak berpikir kalau dia memiliki
kepribadian yang buruk.
Sementara itu, seorang player muncul
ke arah Flein.
"T-Taku-san?!"
Mata Raina dan Al berbinar-binar
saat mereka menyaksikan Taku yang menghadapi Flein. Sampai saat ini dia hanya
terus melarikan diri dari para player di belakangnya. Tidak, bahkan sekarang
pun dia terus menarik para player di belakangnya saat dia menuju ke arah Flein.
"Ternyata ada orang yang datang
padaku! Bagus! Akan kuhadapi kau!"
"Yah baiklah, aku akan menerima
tantanganmu——"
Begitu Taku memasuki area jangkauan
pedang hitam tipis Flein, dia menarik sebilah pedang panjang dan menangkisnya
ke kanan, kemudian Taku lari melewati bagian samping Flein.
"——Dan membiarkanmu mengurus
orang-orang yang ada di belakangku!"
"Uwahh, orang itu benar-benar
tidak sopan."
Raina dan Al yang menyaksikan video
Taku dan mengaguminya, memperlihatkan ekspresi terguncang. Terlebih lagi, yang
sedang duduk di sebelah mereka, Hino, Kohaku, dan Rirei menatap mereka dengan
rasa kasihan.
Flein yang disodorkan paksa
orang-orang tersebut, mengarahkan niat membunuhnya pada grup yang mengejar Taku
itu daripada Taku-nya sendiri, menyayat dan merubuhkan mereka seakan sedang
menyambut hangat mereka semua.
Semua tatapan terkonsentrasi pada
seorang player yang berteriak nyaring sambil menuju ke arah pusat pertempuran
membingungkan di mana Flein berada.
" FLEIIIIIIINNN!"
Dengan sebuah raungan, Mikadzuchi
menuju ke arah Flein.
Dia mengabaikan para player yang
membukakan jalan, menghajar para player yang berdiri menghalanginya dan bahkan
saat dia terluka dengan serangan
balasan, dia terus menyerbu masuk.
Dan saat dia sampai di depan Flein,
ada satu dinding player yang mengelilinginya, berdiri menghalangi jalannya,
tapi—
"D-dia terbang?!"
Mikadzuchi menusuk tanah dengan
tongkatnya, kemudian menggunakannya sebagai tumpuan untuk melompat hingga
setinggi dua kali tinggi manusia, lalu memposisikannya untuk mengayunkannya ke
bawah.
"Terima iniiiii‼"
"HA! Kemarilah!"
Flein menerima serangan tersebut
yang memiliki momentum jatuh dan ditambah dengan berat tubuh Mikadzuchi dengan
menggunakan pedang tipisnya. Kakinya melesak beberapa sentimeter ke dalam tanah
bersamaan dengan dampak dan retakan yang menjalar di sekelilingnya.
"Ini yang kedua kalinya, bukan
begitu Mikadzuchi! Sebelumnya, itu adalah seri, tapi kali ini aku akan menang
telak di tempat bermainmu sendiri!"
"Ha! Kau sengaja datang untuk
menyelesaikannya! Juga, yang terakhir itu bukanlah seri, Flein. Itu belum
selesai diputuskan karena kau melarikan diri! Kali ini, kita akan
memastikannya!"
Menekankan senjata mereka
masing-masing, mereka berdua saling menatap tajam dari jarak dekat.
"Kalian semua! Flein adalah
mangsaku! Jangan mengganggu!"
"Nee-san!"
"Anego!" Biarkan Anego sendirian!"
Mereka pasti adalah player yang
mengagumi Mikadzuchi. Mereka memandanginya dengan cemas saat dia menghadapi
Flein, mereka tidak menghalanginya.
"Sial! Jangan biarkan siapapun
mengganggu duel Nee-san! Musnahkan semuanya yang ada di sekitar.!"
" " Yeah‼" "
"Keren banget, dalam artian
lain, sih."
Terlebih lagi, untuk tidak
membiarkan siapapun menganggu Mikadzuchi, para player yang dikenalnya mulai
mengenyahkan player di sekitarnya. Situasi semakin memanas pada penghujung
battle royale.
Dalam pertarungan Flein dan
Mikadzuchi, mereka berdua tidak berada dalam keadaan menguntungkan, tapi mereka
tidak lagi beradu seperti saat serangan pertama Mikadzuchi yang menggunakan
berat tubuhnya.
Dalam kesunyian, mereka saling
bertukar serangan, membuat gerakan tipuan dan menghindar. Sementara
serangan-serangan mereka dengan nyaring membelah udara, pedang Flein menggores
poni Mikadzuchi dan tongkat Mikadzuchi mengenai pakaian Flein.
Mengetahi skill satu sama lain,
mereka bertarung dengan waspada terhadap fakta bahwa ini berakhir begitu mereka
menerima sebuah serangan karena begitu sedikitnya HP mereka yang tersisa.
Saat mereka berdua bertarung tanpa mempertemukan
senjata mereka, para penonton perlahan memanas.
"Flein, cepatlah kalah!"
"Enyahlah! Cepatlah kalah!"
Mereka mencemooh Flein. Itu tidaklah
menyenangkan bagi yang mendengarkan, tapi orangnya sendiri menerimanya begitu
saja, seakan itu adalah hembusan angin.
Di sisi lain, Mikadzuchi bereaksi.
Untuk sesaat, dia berhenti bergerak untuk meresponi suara-suara tersebut. Flein
tidak melewatkannya. Pada detik itu, dia melepaskan tusukan tercepat pada
Mikadzuchi.
Pertarungan sengit itu perlahan
menuju akhirnya.
『"——Babak kualifikasi telah
selesai! Jumlah player telah berkurang sampai jumlah yang ditentukan! Final PvP
akan dimulai satu jam lagi!"』
Suara si penyelenggara acara,
Cloude, bergema.
Saat pedang hitam tipis itu berhenti
tepat di depan dahi Mikadzuchi, semua orang bisa mengatakan bahwa itu adalah
kekalahan Mikadzuchi.
"Cih, kau nyaris lolos dari
kematian."
"Diam kau. Ini berakhir
seimbang."
Melihat Mikadzuchi yang frustrasi,
Flein mengangkat bahu, kemudian dia bergerak ke tengah arena dengan langkah
mantap.
『"Kalian semua, dengar! Aku
adalah Flein dari 【Flame Prison Corps'】! Aku mengenal dengan baik kalian orang-orang
brengsek yang adalah pecundang yang frustrasi!"』
Terhadap perkataan ini yang terdengr
tepat setelah babak kualifikasi PvP selesai, banyak player yang membelalakkan
matanya.
『"Kami telah menguasai sekitar 【Wisteria Peach Tree】. Tidak peduli berapa banyak kalian
menyangkali kekalahan kalian terhadap kami para pelaku PK, adalah fakta bahwa
kalian telah kalah! Kalau kalian mau menang melawanku, datanglah ke sana dan
cobalah kalau berani! Tidak masalah datang sendirian! Datang dalam grup pun
tidak masalah! Kalau kalian membunuh seorang pelaku PK, levelnya akan turun! Di
sisi lain, kalau kalian terbunuh oleh kami para pelaku PK, kami akan lebih
kuat! Sekarang, kalau kalian ada keluhan apapun, datangi kami dan selesaikan!
Yah, tentunya kalau kau mencapai kami…tentunya."』
Untuk sesaat, Flein berhenti di
tengah-tengah kalimatnya. Kemudian, bersikap memprovokasi, dia meninggalkan
tempat itu.
Bagi Flein, kemenangan di PvP
sepertinya tidak berarti dan dia hanya datang untuk mempublikasikan.
Saat dia pergi, dia menemukanku di
antara kursi para penonton dan menyunggingkan seulas senyum tanpa rasa takut ke
arahku. Aku ingin berpikir bahwa itu hanyalah imajinasiku.
1 Comments
next min
BalasHapusPosting Komentar