PEMBUNUH DEWA (1)
(Translater : Al Bathory)
(Translater : Al Bathory)
Pagi berikutnya setelah bertemu dengan Yayoi-chan.
Aku
bangun lebih awal dan menuju guild lebih awal juga hanya untuk mendapati
keramaian di dekat meja konter.
[Ada apa?]
“Apa ada permintaan yang menarik atau yang lain?”
Penasaran, aku juga pergi ke meja konter.
Sekali lihat bisa kukatakan ada sekitar 20 orang yang
berkumpul disana. Meski si resepsionis tidak mendekat.
Karena tak banyak membantu, akhirnya aku menyerah dan
menunggu sampai lebih tenang.
Ketika sedang memikirkan permintaan apa yang akan kuambil
hari ini, pundakku ditepuk.
“Kau disini.”
“Hm? Yo, pagi.”
Disana , Elf yang sering berkelompok denganku berdiri.
Tapi entah mengapa dia terlihat lelah.
Tatapannya seperti tak bertenaga. Juga, tak terlihat
busur yang selalu ia bawa itu.
“Busurku rusak. Aku sedang menunggu yang baru siap.”
Kelihatannya ekspresiku memberitahu apa yang kupikirkan.
Tapi, rusak? Apa dia sempat berselisih dengan beberapa
manusia atau dia sempat kesulitan mengalahkan beberapa monster.
Aku tahu kemampuan Elf. Meski monster dari hutan energi
sihir itu kuat, pada akhirnya mereka hanyalah goblin dan sejenisnya. Aku tak
berpikir dia ini terlalu lemah untuk dikalahkan oleh mereka.
“Apa terjadi sesuatu?”
“Ya, sedikit masalah muncul”
“Masalah?”
[Fumuu... kedengarannya menarik.]
Aku hanya mendapat perasaan buruk tentang ini. Aku
menjawab Ermenhilde di dalam pikiranku.
Jika mungkin, aku ingin menghindari semua masalah. Juga
sesuatu yang berbahaya.
“Apa berhubungan dengan keramaian itu?”
“Kurang lebih.”
[Apa yang terjadi?]
“...Apa yang terjadi? Sangat jarang para petualang
berkumpul seperti itu di konter.”
Entah hadiahnya banyak atau sesutau yang bermasalah. Jika
mungkin, tolong yang pertama saja.
Mereka yang datang setelahku juga bertanya2 apa yang sedang
terjadi. Juga, karena kerumunan itu cukup besar, mereka juga berdiri disamping
sepertiku.
Seperti yang diduga, kerumunan besar itu pasti menarik
perhatian orang banyak.
“Apa kau tak merasa bahwa goblin muncul lebih sering?”
“Goblin?”
Sekarang, aku jadi memikirkannya.
Kemarin, kami diserang oleh mereka dengan jumlah banyak.
Tentu, itu tak normal. Tanpa pengkhususan, goblin yang
berkumpul cukup banyak itu aneh.
“Keanehan muncul di hutan energi sihir itu biasa tapi
kelihatannya situasi sekarang mirip seperti di padang di selatan kota sihir.”
“Jadi, goblin muncul dengan jumlah banyak di hutan dan di
padang selatan Ofan?”
[Itu aneh. Jumlah goblin tak mungkin sebesar itu karena
para petualang sering memburu mereka .]
Jika ada alasan khusus dibelakangnya, guild akan menerima
laporannya sekarang.
Jika tidak ada, maka para goblin muncul seperti biasa.
Ada dua cara monster lahir.
Yah, jika ada lagi, aku tak tahu, tapi yang kutahu hanya
ada 2 cara.
Pertama melahirkan anak dengan pasangan sesama ras. Ini
natural, atau mungkin, jika ada jantan dan betina di ras yang sama, itu
terjadi.
Kedua, melalui penciptaan dewa iblis. Dia, selama punya
energi sihir, membuat monster tak terbatas. Meski ada kondisi tertentu—kami tak
tau apa itu.
Bahkan
setelah dewa iblis dikalahkan, fakta
bahwa monster belum juga menghilang juga merupakan alasan dibelakangnya. Baik
manusia maupun demi-human punya sumber daya untuk pergi berburu moster yang
jumlahnya tak terhitung. Yah, bukan tak terhitung juga, tapi tetap saja jumlah
mereka sangat banyak.
Dan tentu jumlah mereka bertambah dengan melahirkan anak.
Secara berkelanjutan para petualang, tentara, dan
demi-human tetap membunuh mereka tapi aku ingin tahu seberapa banyak jumlah
mereka yang berkurang setahun ini setelah dewa iblis dibunuh.
“Jadi, apakah guild merencanakan untuk membuat agenda
pembersihan dengan skala besar atau yang lain?”
“Ya, mereka sedang merekrut anggota.”
Aku mengerti.
Sesuatu yang seperti ini tak biasa ketika dewa iblis
masih hidup.
Ketika kami berpetualang, kami bahkan bertarung dengan
ratusan goblin. Yah, hampir semuanya dihabisi oleh kelompok penyihir. Dan
sisanya kami urus.
Tapi, kami diserang oleh lebih dari 10 goblin dihutan.
Baik di tepi maupun didalam hutan, totalnya cukup besar.
Berapa banyak yang guild bisa rekrut kali ini?
“Akan bagus jika mereka bisa merekrut beberapa penyihir.”
“Imbalannya bagus, seharusnya bisa menarik perhatian
beberapa.”
Bagaimanapun mereka akan mendapat dinding yang bagus.
Dengan pasukan didepan, semua penyihir hanya harus
menembakkan sihir dari pinggir. Tak ada pekerjaan yang lebih mudah dari ini.
Masalahnya akan ada di pertempuran. Meskipun mereka
memancing goblin dengan makanan, datarannya terlalu luas. Dan mereka tak bisa
lari ke hutan, energi sihir atau tempat-tempat disekitar kota yang menjadi
daerah pertempuran. Jadi, mau tak mau mereka harus bertarung di tengah dataran.
Hal ini pasti dipikirkan oleh orang yang punya otoritas lebih baik, bukan aku.
Mereka punya kebiasaan mengeroyok, jadi menyergap sangat
tak mungkin, goblin punya kepintaran untuk mencoba dan mengelilingi musuhnya
yang bisa membahayakan.
Kekuatan api penyihir tak diragukan lagi tapi akan jadi
bumerang sewaktu pertempuran. Mereka jadi tak mampu menggunakan sihir, dan akan
menyeret rekan mereka dalam bahaya. Orang yang bisa menggunakan ini tak lain
adalah seorang iblis atau mereka yang punya kepercayaan ekstrim pada temannya.
Ada penyihir yang tahu dan tak akan menyeret teman mereka kedalam bahaya, tapi
itu minoritas.
Selain itu, sihir Elf atau pixie. Juga mengambil kekuatan
dari roh juga tergantung bagaimana kau menggunakannya, ini bisa membedakan
musuh dan sekutu.
“Apa yang harus kulakukan?”
[Kau tak ikut?]
“Aku ragu. Hadiahnya bagus, tapi bahayanya juga tak kalah
tinggi.”
Dan sepertinya tak ada perbedaan besar jika aku ikut atau
tidak.
Selama tak ada yang sangat kuat—seperti orc hitam yang
dulu, aku tak beda dengan petualang lain.
Pertarungan
yang melawan banyak monster adalah neraka. Tidak menunggu, pertempuran apa pun
adalah neraka. Sebagai seseorang yang tahu itu, aku sangat ingin menghindari
terlibat dalam pertempuran berskala besar.
Juga, tampaknya
mereka akan bisa mengumpulkan kekuatan besar bahkan jika aku tidak ambil
bagian.
“Kau tak ikut?”
“...Kenapa?”
“Kelihatannya kau punya masalah keuangan, dan kau
berkemampuan. Kau tak akan punya masalah dengan goblin biasa kan?”
“Kau berlebihan.
Aku tak sehebat itu... bantuanmu lah yang hebat.”
Dia hanya mendesah. Seakan berkata, apaan tuh.
Faktanya, ketika kami diserang oleh banyak goblin, jumlah yang ia bunuh lebih banyak.
Yah, salah jika mengukur kemampuan dengan melihat jumlah
tapi itu benar dia yang membuatku bisa bergerak bebas. Itu sudah cukup
membuktikan kemampuan Elf.
“Kelihatannya kau hanya malas.”
[Benar sekali]
...kenapa kau menjawabnya, Ermenhilde?
Mendesah karena pengkhianatan partnerku, aku pergi ke
konter.
Sudah lebih tenang, dan orangnya berkurang
Melihat yang sudah mendaftar, 30+ garis depan, 20 dibelakang
termasuk penyihir dan pemanah.
Aku tak tahu jumlah pasti goblinnya tapi ini sepertinya
sudah cukup. Aku ragu bisa melakukan sesuatu jika ikut.
Dan, hadiahnya akan lebih kecil. Jika aku tak ikut,
mengumpulkan tanaman akan lebih bagus hadiahnya.
Yah, dalam perang pembersihan, bintang utamanya adalah
para penyihir. Prajurit garis depan sepertiku tak akan banyak membantu.
Hadiah yang paling murah adalah 50 tembaga. Tak terlalu
besar untuk hadiah. Yah, lawannya Cuma
goblin.
“Mereka akan mulai besok? Tiba-tiba sekali”
[...Itu hari dimana kau janjian dengan Yayoi dan yang
lain.]
Ya.
Juga kelihatannnya, akademi sihir ikut membantu. Pada dasarnya,
mereka akan mengirim penyihir. Penjaga belakang akan bertambah 10 orang lebih.
Dan itu berarti---
[Souichi dan yang lain akan dikirim juga.]
Mungkin. Dengan Souichi dan Aya, goblin biasa hanyalah
pakan ternak. Jika Yayoi juga disana, luka bukan lagi masalah.
Akan jadi hal baru jika datang ke dunia ini tapi Aya bisa
melakukan pertarungan sihir dengan dewa iblis, itu akan menjadi pembunuhan yang
cepat.
Meski aku ragu dia akan melakukannya. Jika dia
melakukannnya, para petualang hanya akan bekerja gratis.
Itu hanya akan mengumpulkan permusuhan.
Yah, dia hanya ingin membuat yang lainnya tak mati.
Souichi juga, hanya akan menurunkan moral di garis depan.
Sekarang dewa iblis sudah kalah, hal yang diharapkan dari
pahlawan adalah ‘tetap bertingkah seperti pahlawan’. Melindungi teman mereka,
menyelamatkan negara, bertarung untuk yang tak bisa bertarung. Semacam itu. Itu
yang diharapkan.
Juga, dipercayakan.
Selama pahlawan ada, mereka akan baik-baik saja apapun yang
terjadi. Mereka tak akan kalah apapun lawannya.
Sebuah kepercayaan yang besar. Itu sangatlah berat,
egois, dan bergantung pada yang lain. Aku tak begitu berpikir itu buruk. Meski
aku berpikir begitu. Jika ada orang yang bisa kau percaya, bergantung padanya
memanglah manusiawi. Inilah guna dewi, gunanya pembunuh dewa, utusan sang dewi.
Untuk bisa merespon kepercayaan yang membuat jadi
pahlawan, dan aku salah satu yang tak bisa melakukannya. Sesederhana itulah.
“Waah... inilah mengapa aku benci perburuan monster.”
[Umu, hanya ini, sesuatu yang perlu dipikirkan lagi.
Renji aneh seperti biasa.]
“...”
Sambil mengatakannya, aku menulis namaku di daftar
partisipasi. Renji. Itu saja.
Hasilnya tak kan berubah hanya dengan partisipasiku. Tapi
itu bukan berarti aku bisa menyerahkan semuanya pada Aya dan Souichi.
Ini kenyataan bahwa aku lemah tapi dengan izin aku tak
mau anak-anak mengerjakan semuanya.
Jika beban mereka berkurang sedikit karena partisipasiku,
akan kulakukan.
Apa kewajiban anak-anak? Aku bertanya pada diriku
belajar, bermain dengan teman, makan banyak, dan banyak tidur. Itulah yang seharusnya mereka lakukan.(renji jadi kayak ayah yang pengertian
banget :v)
Bukan mengambil pedang dan bertarung. Bukan membunuh
monster. Itu bukan kewajiban anak.
“Jadi pada akhirnya kau ikut?”
Saat aku menulis namaku, si Elf datang. Aku mengangkat
bahu menjawabnya.
“Beberapa kenalanku ikut.”
“Orang yang kau sayang?”
“Semacam itu. Dunia akhirnya damai. Aku tak mau mereka
bertarung lagi.”
Makanya, meski hanya sekali lagi, aku akan membunuh
goblin-goblin itu.
Jadi pertarungan berakhir lebih cepat, meski sedikit.
Jadi Soichi dan yang lain tak perlu bertarung.
Itu yang kupkir. Kehidupan sekolah mereka seharusnya
menyenangkan. Mereka masih 18 tahun. Umur dimana kau bersenang senang dengan
temanmu. Kemarin, Yayoi terlihat senang membicarakan kehidupan sekolahnya. Aku
yakin, Soiuchi dan Aya juga sama.
...makanya, aku mendesah. Mereka lebih baik tertawa daripada
bertarung.
“Jika saja aku lebih kuat.”
“Apa maksudmu?”
“Bukan apa-apa. Cuma bicara sendiri. Lupakan.”
Jika aku lebih kuat. Jika aku bisa bertarung sendirian.
Tanpa orang lain harus terlibat. Jika aku bisa melindungi yang lain.
Pengorbanan pasti berkurang.
Saat aku sedang berpikir dalam, si Elf juga menuliskan
namanya.
Namanya Faylona, mungkin. Kami berkelompok bersama
beberapa kali tapi tak tahu namanya. Dia pasti berhati hati denganku.
“Kau belum menulis namamu?”
“Aku ragu mau ikut apa tidak.”
Dan kau memanggilku malas?
Karena dia terlihat bagus, aku hanya mendesah untuk
beberapa alasan. Aku sangat iri pada orang yang ganteng, sungguh.
“Jika kau ikut, aku juga.”
“Apa-apaan itu?”
Dia menatapku.
“Kau kuat. Denganmu, aku yakin akan selamat.”
“Oh, ayolah. Aku hanya seorang petualang miskin. Meskipun
kau memercayaiku seperti itu kau tak tau harus bagaimana.”
“Itu buruk”
[Sungguh.]
Untuk apa kau bersimpati, Ermenhilde?
Kau ini temannya siapa? Kupukul sedikit Ermenhilde di
sakuku.
“Ngomong-ngomong, mulainya besok. Hari ini sudahi saja.”
“Benar.”
Kamipun meninggalkan guild.
“Apa kau minum?”
“Hanya wine buah”
“Baiklah”
[Tidak, tidak, kenapa baiklah?]
Kupukul pelan Ermenhilde sekali lagi.
“Mau minum?”
“Sepagi ini?”
“Kan bagus juga, minum dipagi hari.””
“...Yah sepertinya tak ada yang bisa kulakukan hari ini
jadi mengapa tidak.”
[Oi.]
Kamipun mulai berjalan.
“Kau cukup tenang sebelum menghadapi pertempuran besar.”
“Benarkah?”
Perburuan goblin tak begitu susah di dunia ini. Dan dengan
Souichi dan yang lain terlibat, tak mungkin kita kalah.
Aku hanya melakukan pekerjaanku. Yah, aku mungkin tak
akan melakukan apapun, tapi ada kesempatan aku mungkin akan melakukan sesuatu.
Jika ada sesuatu seperti itu, aku hanya harus melakukannya. Mudah saja. Bersama
dengan Ermenhilde.
“Berlawanan dengan penampilanmu, kau ini sepertinya orang
penting, eh?”
“Aku hanya seperti yang terlihat. Hanya seorang petualang
rendahan yang bisa ditemukan dimanapun.”
[...Oh tuhan, si pemabuk ini.]
1 Comments
Lanjut min di tunggu kelanjutannya
BalasHapusPosting Komentar