JANJI
Bagian 1
Minggu, 24 Januari
Peluru repulsi super ruang dan waktu yang dibelah
Koutarou mengeluarkan energi yang tersimpan di dalamnya dan menciptakan sebuah
kubus raksasa bercahaya. Tapi karena kubus itu belum terisi penuh, ukurannya
tidak sebesar yang didesain Clan, jadi ukuran kubus itu hanya cukup untuk
menutupi Cradle.
Setelah kubus bercahaya itu menghilang, tidak ada yang
tersisa di sana. Tidak ada Koutarou, tidak ada Clan, tidak ada Cradle. Bahkan
udara di ruang itu pun tidak tersisa. Itulah definisi sebuah vakum; tidak ada
apapun disana selain kehampaan. Meskipun skalanya lebih kecil, peluru repulsi
itu bekerja sesuai desainnya.
Sesaat kemudian, udara yang mengelilingi kehampaan itu
mulai berputar untuk memperbaiki ruang disana. Peristiwa itu menyebabkan
guncangan kuat dan di saat yang sama, ruang yang sudah diperbaiki tersebut
dibanjiri udara dengan cepat.
“Pengerahan darurat medan repulsi! Maksimalkan
ukurannya, tidak perlu bertahan lama, fokus saja pada kekuatannya!”
“Karama, Korama, tahan itu dengan medan energi!”
“Force Field – Modifier – Maximize – End – Effective
Area – Colossal!”
Namun, para gadis penjajah berhasil mencegah
kecelakaan apapun dengan menggunakan langkah-langkah defensif yang
bermacam-macam. Jika kubus tadi berukuran lebih besar, mereka akan berada dalam
bahaya, tapi untungnya tidak ada kerusakan di area sekitar. Karena itu,
dramanya terus berjalan seperti tidak ada apapun yang terjadi di langit di atas
gedung olahraga.
Tetapi, berbeda dari area sekitar yang kembali menjadi
tenang, para gadis yang berada di belakang gedung olahraga tidak merasakan hal
yang sama. Koutarou telah lenyap begitu saja bersama Clan dan Cradle. Tanpa
mengetahui apakah dia masih hidup atau tidak, para gadis penjajah merasa
kebingungan.
“Koutarou, kemana kau!? Koutarou!?”
Sanae memeriksa area sekitar dengan gelisah, dia
mencari-cari keberadaan Koutarou. Tapi dia tidak bisa menemukannya tidak peduli
seberapa lama dia mencari. Sebelumnya, dia selalu bisa menemukan Koutarou
setelah mencari-carinya selama ini. Sanae selalu berada dalam keadaan dimana
energi spiritual mereka terhubung, tapi sekarang, ikatan itu sudah terputus
sepenuhnya.
Tidak, itu tidak benar ....
Hal itu hanya bisa berarti satu hal, tapi Sanae
mati-matian mencoba untuk tidak memikirkan hal itu. Baginya, Koutarou sudah
menjadi bagian kehidupannya, dia tidak mau membayangkan kalau dia akan
kehilangan hal itu.
“Sinyal dari kostum manuvernya telah hilang!? Ksatria
Biru, tingkatkan sensitivitas sensornya dan pindai lagi! dan berikan data
mengenai gempa ruang selama tiga menit terakhir!”
Ruth mengoperasikan gelangnya dengan wajah pucat. Baju
besi yang dikenakan Koutarou memiliki sinyal identifikasi, tapi bersamaan
dengan kemunculan kubus tadi, sinyal tersebut telah lenyap. Hal itu saja sudah
cukup mengkhawatirkan, tapi karena Ruth tahu mengenai sains Forthorthe, dia
sedikit paham mengenai apa yang telah terjadi.
Satomi-sama ... mustahil anda terlempar ke pinggiran
ruang dan waktu ....
Data dari Ksatria Biru hanya memperkuat prediksi Ruth.
Semakin banyak yang dia baca, semakin dia merasa putus asa.
Apa yang dia rasakan bukanlah perasaan sederhana
mengenai kehilangan sesuatu yang berharga. Rasanya lebih seperti kehilangan
cahaya ketika berjalan di malam hari. Dia telah kehilangan apa yang dia
perlukan untuk terus berjalan, dan sekarang dia berdiri diam.
“Karama, Korama, cari seluruh kehidupan di area ini
dan batasi pencarian untuk pola energi spiritual Koutarou.”
“Ho-, itu akan menghabiskan beberapa waktu Ho-”
“Aku tahu itu! Aku tetap ingin kau melakukannya!”
“Dimengerti Ho-, kami akan segera melakukannya Ho-!”
Kiriha merasa marah. Dia menyatukan kedua tangannya
dan memasang wajah berat.
Akhir semacam ini ... aku tidak akan menerima akhir
seperti ini, Satomi Koutarou!
Kiriha menggertakkan giginya; Koutarou adalah
satu-satunya orang permukaan yang sungguh-sungguh memahami dirinya, juga
seorang teman sejati yang tahu dirinya yang sebenarnya. Kehilangan Koutarou semudah
ini adalah rasa sakit yang tidak tertahankan.
Namun, Kiriha tahu kalau Koutarou, yang ada di
tengah-tengah itu semua, tidak akan selamat begitu saja. Selamat setelah
terlibat dalam hal seperti itu adalah hal yang hampir mustahil.
Kenyataan itu merasuk ke dalam benak Kiriha, dan dia
mau tidak mau merasa marah terhadap ketidakberdayaan dirinya.
Aku ini wanita yang dingin ....
Dia merasa marah karena dia masih bisa tetap tenang
meskipun dia percaya kalau Koutarou telah mati.
“Dalam situasi ini, akan lebih cepat untuk mencari
pesawat ruang angkasa itu daripada Satomi-san!”
Mungkin saja orang yang paling tenang saat ini adalah
Yurika. Dalam kasusnya, dia sudah mengalami pertarungan terakhir pendahulunya,
Rainbow Nana, jadi dia sudah sedikit tahan terhadap bahaya yang menimpa
orang-orang yang dekat dengannya.
“Jika mereka benar-benar terlempar ke dimensi yang
berbeda, aku mungkin masih bisa mendeteksi benda sebesar itu ....”
Yurika menutup matanya dan berkonsentrasi pada tongkat
di tangannya. Dia meningkatkan sihirnya dan membentangkan indranya, mencari
jejak-jejak Koutarou.
Benda itu adalah pesawat ruang angkasa, dan Satomi-san
sedang mengenakan pakaian ruang angkasa ... jika akau menemukannya dengan
cepat, dia masih bisa diselamatkan ....
Meskipun teman dekatnya sedang dalam krisis, Yurika
tidak berputus asa. Itulah kekuatan gadis penyihir yang pelan-pelan tumbuh di
dalam dirinya.
“Koutarou ....”
Diantara kelima gadis itu, Theia adalah yang paling
merasa hancur. Dia tetap tidak bergerak dengan tangan meraih ke langit.
Jika bukan karena timingnya, Theia barangkali akan
bertingkah lebih berani. Tapi dia kehilangan Koutarou ketika dia menyadari
perasaannya. Saat dia menyadari apa yang sebenarnya dia inginkan, hal itu
lenyap dari jangkauannya. Dalam situasi itu, seorang tuan putri dari kekaisaran
galaksi pun tidak akan bisa tetap bersikap tenang.
“Jangan tinggalkan aku sendiri, Koutarou ..., kau cuma
bersembunyi, kan? Jangan bercanda, cepatlah ... cepatlah keluar ....”
Theia mencoba tersenyum, tapi dia tidak bisa.
Dia mencoba berbicara, tapi tenggorokannya terasa
kering.
“Apa kau tidak bisa mengerti kalau ... kalau aku
menyuruhmu keluar ..., karena itulah ... karena itulah kau itu ... orang
kampung ....”
Satu-satunya yang bisa Theia lakukan hanyalah
meneteskan air mata.
Ketika semuanya tenggelam dalam perasaan
masing-masing-
“Reaksi distorsi ruang meningkat, memprediksi sebuah
gempa ruang berskala kecil. Space distortion reaction increasing, predicting a
small-scale spacequake. Berhati-hatilah , tuan putri.”
Gelang Ruth mengeluarkan peringatan mendadak.
“Eh ...?”
Dan ketika mata Ruth terbelalak lebar karena terkejut,
benda itu datang.
Apa yang muncul disana adalah pintu bercahaya, seperti
yang biasa digunakan Theia dan Ruth untuk berpindah-pindah dari kamar 106 ke
Ksatria Biru. Pintu itu tiba-tiba muncul, merentang beberapa lusin meter di
langit. Letaknya berada di tempat yang sama dimana Koutarou lenyap.
“Mendeteksi sebuah gempa ruang berskala kecil. 95%
kemungkinan kalau itu adalah warp pendek.”
“Warp pendek!?”
Ruth buru-buru memastikan data yang diproyeksikan ke
udara dari gelangnya. Seperti yang dikatakan gelang itu, data mengindikasikan
kalau sesuatu yang besar sedang melakukan warp
ke tempat ini.
“Ketemu!”
Di momen itu, Yurika membuka matanya di dalam kostum
Alunaya. Dan di saat yang sama ujung sesuatu keluar dari pintu cahaya tersebut.
“Massa dari distorsi ruang dikalkulasi. Melaporkan.
98% kemungkinan kalau benda tersebut adalah pesawat yang sedang dicari. Target
telah ditemukan, tuan putri.”
Benda itu adalah sebuah kubah berbentuk piringan besar
dengan ukuran beberapa lusin meter. Sanae berseru setelah menyadari hal itu.
“Ada yang muncul!”
Di arah yang sedang ditunjuk oleh Sanae, kubah
tersebut bergerak maju dan melewati pintu tadi. Dari bawah, benda itu kelihatan
seperti sebuah balon yang sedang ditiup. Ketika ukurannya mencapai beberapa
lusin meter, balon tersebut berhenti membesar, dan ujung belakangnya muncul.
Dan siluetnya berubah dari sebuah kubus menjadi sebuah telur.
“Itu pesawat ruang angkasa yang tadi!?”
Apa yang telah munul adalah pesawat ruang angkasa yang
telah lenyap dalam kubus tadi.
Pesawat itu adalah Cradle. Dengan kemunculan dan
kembalinya pesawat itu secara mendadak, Kiriha yang biasanya tenang pun tidak
bisa menyembunyikan keterkejutannya.
“Koutarou!”
Melihat Cradle melayang di langit, Theia berteriak dan
langsung memanggil Koutarou. Dia kemudian mencari-cari di area sekitar, dia
sedang putus asa.
Dimana kau, Koutarou!
Theia berharap kalau Koutarou akan kembali bersama
dengan Cradle, atau bahkan ikut di dalamnya.
“Dimana kau!? Cepat tunjukkan dirimu!!”
Namun, Koutarou tidak kelihatan sama sekali. Bagian
bawah pesawat, dimana Koutarou sebelumnya berada, sama sekali kosong, begitu
pula dengan peluru repulsi super ruang dan waktu kedua.
Jangan-jangan Clan meninggalkan Koutarou dan kembali
sendiri ...?
Kekhawatiran mulai berkembang di benak Theia. Dan
bukan hanya dia saja, kelima gadis disana memiliki kekhawatiran yang sama.
Di momen itu, pintu di bagian paling tebal telur
tersebut terbuka. Kelima gadis tersebut mengamati pintu itu, sambil berdoa
kalau Koutarou akan muncul dari pintu tersebut.
“Kita sudah tiba!! Kita sampai tepat waktu!!”
Tetapi, seolah-olah mengkhianati kepercayaan para
gadis tersebut, yang keluar dari pintu itu adalah pemilik Cradle, Clan.
“Ah ....”
Theia merasa seperti terbenam ke dasar kegelapan yang
dalam. Air matanya yang telah berhenti mulai menetes lagi.
“Koutarou ....”
“Satomi-sama ....”
Kiriha dan Ruth juga menunjukkan wajah sedih dan
menurunkan bahu mereka. Meskipun harapan mereka kecil, mereka merasa sangat
kecewa.
“..., huh?”
“Ini!?”
Namun, Sanae dan Yurika tidak begitu. Berbeda dari
Theia dan yang alinnya, mata mereka berbinar dan mereka semakin penuh harapan
dan mencondongkan tubuh mereka ke depan begitu saja.
“Tidak ada waktu. Cepatlah turun, Clan!”
“Kyaaaaaaaaaa!?”
Sesaat kemudian, Koutarou keluar dari belakang Clan
sambil menendangnya keluar.
Bagian 2
Koutarou mengikuti jejak Clan dan melompat keluar dari
pintu. Sesaat kemudian, Cradle menghilang dari pandangan. Cradle menyembunyikan
dirinya sendiri sesuai dengan perintah yang telah diberikan sebelumnya, karena
tidak bagus jika dilihat orang lain.
“Hoh.”
Tidak mempedulikan jatuh dari beberapa lusin meter,
baju besi berwarna langit milik Koutarou mengeluarkan suara saat dia mendarat
dengan mulus. Berbeda jauh dari Clan, yang mendarat dengan gugup beberapa saat
sebelumnya.
“Pendidikan macam apa yang kau terima sampai-sampai
kau pikir kau bisa memperlakukan seorang tuan putri seperti ini!?”
“Itu karena kita tidak punya waktu dan kau hanya
membuang-buang waktu saja.”
“Kita hanya kehabisan waktu karena kau bangun
kesiangan!”
“Berhenti bicara dan mulai berlari! Kita tidak punya
waktu!”
“Ya ampun, kau ini benar-benar egois!”
Sambil bertengkar, keduanya berlari menuju Theia dan
yang lain. Sementara itu, kelima gadis disana menatap mereka dengan takjub.
Clan dan Koutarou telah menghilang setelah pertarungan
sengit tanpa ada yang tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati. Dan
sekarang keduanya telah muncul dari Cradle dan mereka seperti telah berubah
jauh karena mereka tidak menunjukkan tanda-tanda bertarung seperti sebelumnya.
Meskipun mereka bertengkar, itu bukanlah pertengkarang yang akan dimiliki
musuh. Tingkatannya sama seperti apa yang sering terdengar di kamar 106.
Pemandangan aneh dan misterius itu sudah cukup untuk
membuat kelima gadis penjajah merasa tercengang.
“Apa yang terjadi disana ...?”
“E-Entahlah ....”
Bahkan Sanae dan Yurika, yang sadar lebih dulu kalau
Koutarou masih hidup, juga tidak bisa melakukan apa-apa selain berkedip.
“Lagipula, bagaimana bisa kau bangun kesiangan di
waktu yang penting seperti ini!?”
“Karena itulah kubilang kau harus membangunkanku lebih
awal!!”
“Apa kau bilang seorang tuan putri harus mengurus
ksatrianya!?”
“Theia melakukan hal itu!!”
“Yah, Aku sangat menyesal!!”
Apa yang berubah bukan hanya hubungan mereka, baik
penampilan Koutarou maupun Clan sedikit berubah dari sebelumnya.
Baju besi yang dikenakan Koutarou memiliki kerusakan
lebih banyak dari sebelumnya. Kerusakannya juga bukan dari laser dan pancaran
sinar; ada lekukan karena terkena sesuatu yang keras dan ada tebasan lebar di
mantelnya, jenis kerusakan pada baju besi itu meningkat drastis. Dan sekarang
ada dua pedang di pinggang Koutarou. Sebelumnya pedangnya hanya ada satu, tapi
dia mendapat satu lagi dari suatu tempat.
Penampilan Clan juga aneh. Dia mengenakan gaun yang
sama seperti sebelumnya, tapi sekarang dia mengenakan sebuah jubah besar di
atas gaunnya. Jubah itu kelihatan seperti apa yang akan dikenakan seorang anak
bangsawan ketika pergi ke kota.
Tapi bagi para gadis disana, perubahan Koutarou
hanyalah masalah kecil. Rasa terkejut mereka melihat Koutarou baik-baik saja
dan ada di depan mereka begitu besar sampai-sampai mereka tidak memperhatikan
perubahan penampilan Koutarou.
Kira-kira dua menit telah berlalu sejak kubus itu
muncul. Selama momen pendek itu, mereka merasa panik dan berduka. Koutarou
menghilang itu sendiri adalah peristiwa yang besar, tapi Koutarou kembali
beberapa saat kemudian adalah serangkaian peristiwa yang membuat para gadis
merasa tercengang. Perasaan mereka telah diobok-obok dan mereka masih belum
bisa mengambil tindakan yang pasti.
“Clan, jam berapa sekarang!?”
“Satu menit lagi! Sepertinya kita tepat waktu!”
Koutarou dan Clan berlari menuju pintu belakang gedung
olahraga, mengabaikan kelima gadis disana.
“T-Tunggu, Koutarou, apa yang terjadi!?”
“Satomi-san, ada apa!?”
Saat Koutarou muncul di depan mereka, Sanae dan Yurika
menanyainya. Karena mereka telah menyadari Koutarou lebih dulu, mereka pulih
lebih cepat dari tiga gadis lainnya.
“Maaf, kita akan membicarakannya nanti, dramanya harus
diprioritaskan!!”
Tapit Koutarou tidak menjawab Sanae dan Yurika, dan
melewati keduanya bersama Clan. Dia sedang berlari menuju panggung drama.
Adegan terakhir hampir dimulai, jadi dia tidak punya waktu untuk menjawab
pertanyaan mereka.
Koutarou terus berlari melewati Kiriha dan Ruth. Tapi
ketika dia mendekati Theia, dia berhenti bergerak untuk pertama kalinya. Dia
kemudian memberikan naskah di tangan kanannya pada Clan.
“Clan, pegang naskahku!!”
“Vel― tidak, Koutarou, mau berapa lama kau
memperlakukanku seperti pelayanmu!?”
Sambil mengeluh pada Koutarou, Clan menangkap naskah
yang dilempar tersebut. Meskipun kata-katanya terdengar tidak puas, dia
memegangi naskah itu di dadanya seperti barang berharga.
“Aku ini masih tuan putri dari Kekaisaran Suci―”
“Sekarang bukan waktunya untuk hal itu! Aku sedang
buru-buru jadi berhenti mengoceh dan pegangi naskah itu!”
“Ahh, Ya ampun, kau benar-benar egois! Kau selalu
begitu!”
Clan masih mengeluh, tapi Koutarou mengabaikannya.
Sama seperti ketika dia tidak menjawab pertanyaan Sanae dan Yurika, dia juga
tidak punya waktu untuk berurusan dengan Clan.
“Theia, ayo!”
“Eh, Ah ...?”
Koutarou memegang tangan Theia dan menarik Theia ke
sisinya dengan paksa.
“Aku tahu kau merasa terkejut, tapi kau diperlukan!”
Tiga orang diperlukan untuk adegan terakhir. Ksatria
Biru, Putri Perak dan Putri Emas. Jadi, jika Putri Emas, Theia, tidak ada,
adegan terakhir tidak bisa dimulai.
“Ah ....”
Kau diperlukan.
Theia akhirnya bisa merasa yakin dalam hatinya bahwa
Koutarou sudah selamat setelah mendengat kata-kata tersebut dan merasakan
kehangatan tangannya.
“K-Koutarou ....”
Sesaat kemudian, lutut Theia roboh. Dia tidak tahan
karena rasa lega dan kebahagiaan yang dalam dan luar biasa ini.
“Ah, h-hei!”
Untuk menjaga agar Theia tidak jatuh, Koutarou
buru-buru menahan tubuhnya.
“Begitu ya, jadi kau selamat, Koutarou ... Aku sangat
....”
Merespons Koutarou yang sedang menahan tubuhnya, air
mata mulai menetes lagi dari mata Theia. Di matahari musim dingin yang lemah,
air mata itu bersinar warna-warni.
“Jangan menangis, dari― Ah, tidak, teruslah menangis.
kita akan melakukan adegan perpisahannya sebentar lagi.”
Karena Theia tidak mampu berdiri, Koutarou mengangkat
Theia dengan lengannya saat Theia menangis. dia berniat membawanya ke panggung
seperti itu.
“Tidak, ini bukan perpisahan.”
Theia menggelengkan kepalanya dan menyentuh lembut
tangan kiri Koutarou yang sedang mengangkat kakinya dan menatap lurus ke arah
Koutarou.
“..., semuanya baru saja akan dimulai ....”
Air mata masih menetes dari matanya, tapi Theia
akhirnya dapat tersenyum lagi.
“Seperti yang kau katakan, Theia.”
Koutarou mulai berlari lagi.
Dia tidak punya waktu untuk berhenti berlari. Di dalam
gedung olahraga ada banyak rekan yang menunggunya dan Theia.
Dia pasti akan membuat drama ini sukses.
Itulah janji yang Koutarou buat bersama dengan para
gadis penjajah dan rekan klub drama mereka. Waktu untuk menepati janji itu
akhirnya tiba.
Oleh sebab itu, Koutarou berlari ke dalam gedung
olahraga sambil membawa Theia dengan tidak sabar.
2 Comments
Waktunya baca :3
BalasHapusGochisousama deshita
BalasHapusPosting Komentar