Rokujouma no Shinryakusha!?
Jilid 7 Bab 3
Medan Pertempuran Pencarian Kerja dan Merasa seperti Seorang Tuan Putri
Bagian 1
Rabu,
23 Desember
Koutarou
yang sedang membaca naskahnya, telah membaca sampai di akhir halaman. Seakan
sedang menunggu dirinya selesai, naskah tersebut membalik halamannya sendiri.
Halaman itu tidak digerakkan oleh tangan, karena tidak ada yang menyentuhnya.
Seolah-olah angin sendiri yang membalikkan halaman tersebut buat Koutarou.
Meskipun
begitu, Koutarou tidak kelihatan terkejut sama sekali. Dia terus membaca
halaman selanjutnya seperti tidak ada hal aneh yang terjadi.
“Makasih.”
“Mm~”
Ketika
Koutarou berterimakasih, suara Sanae terdengar dari atas. Sanae menggunakan
kekuatan hantunya untuk membalik halaman naskah tersebut. Adegan itu sangat
mirip dengan fenomena yang terjadi di dalam film horor ketika halaman buku
terbalik sendiri.
“Oh.”
Sesaat
setelah mulai membaca halaman selanjutnya, Koutarou berhenti. Karena adegannya
telah berakhir, lebih dari setengah halaman itu kosong.
Sudah
waktunya pergi, jadi kurasa cukup sampai sini saja.
Karena
waktunya kelihatan bagus untuk berhenti, Koutarou menutup naskah di tangannya.
Dia kemudian menyatukan tangannya dan meregangkannya di atas kepala.
“Hmm~~”
Ketika
dia melakukan hal itu, terdengar suara gemeretuk dari sendi-sendi tubuhnya
karena dia telah membaca naskah tersebut dalam posisi yang sama dari pagi.
“Membaca
buku memang membuat bahuku kaku.”
Setelah
selesai meregangkan tangannya, Koutarou memegangi bahunya dengan tangannya
sendiri; peregangan sederhana dapat menghilangkan rasa kaku di bahunya.
“Koutarou,
aku akan memijat bahumu.”
“Ah,
tolong ya.”
“Serahkan
saja pada Sanae-chan!”
Sanae
melayang turun menuju punggung Koutarou dan mulai memijat bahunya.
“Bahumu
cukup kaku!”
“Ah,
rasanya enak.”
“Ini
kan pijatan spiritual spesial milik Sanae-chan♪”
Sanae
menggunakan poltergeistnya untuk memijat bahu Koutarou sambil mengendalikan
aliran aura di sekeliling. Dia membetulkan atau memperkuat aura yang tidak
beraturan dan meningkatkan kondisi tubuh Koutarou. Metode pemijatan yang
benar-benar baru yang bahkan akan membuat para profesional merasa terkejut.
“Kau
bisa dapat banyak uang dengan pijatan ini.”
“Tidak
mungkin, aku cuma bisa melakukan hal seperti ini buat Koutarou. Orang lain akan
merasa waspada, pijatannya jadi tidak berguna.”
“Aku
tidak terlalu mengerti, tapi sayang sekali.”
“Hehe,
puji aku lebih banyak lagi brengsek♪”
Karena
Sanae sangat terampil dalam memijat, Koutarou menyerahkan tubuhnya pada Sanae
selama beberapa saat. Rasanya seperti besi yang terkubur di bahunya telah
meleleh seperti es.
“Maaf
membuat anda menunggu, Satomi-sama.”
Di
momen itu, Ruth muncul dari dinding bercahaya, dia mengenakan pakaian olahraga.
Dia akan pergi joging untuk membangun kekuatan fisiknya.
“Aku
pergi.”
“Saya
pergi sekarang.”
Koutarou
dan Ruth berlari keluar dari kamar. Keduanya mengenakan pakaian olahraga untuk joging.
Dan karena Koutarou akan ikut dalam kegiatan klub perkumpulan merajut nanti,
dia juga membawa tas berisi pakaian ganti.
“...Hati-hati
di jalan.”
Theia
melihat mereka pergi dan bahunya sedikit turun.
Ksatria
Biru pergi menuju Putri Perak. Itulah hal yang wajar, kan...?
Theia
mencoba meyakinkan dirinya sendiri seperti itu ketika dia menyadari
kekecewaannya sendiri. Meskipun itu hanya peran akting saja, dia tidak suka
saat ksatrianya pergi menuju putri lain.
Koutarou
mungkin akan bersumpah setia pada Putri Perak, bukan, pada Sakuraba Harumi...
Theia
mulai merasa seolah-olah ada jurang yang lebar antara dirinya dan Harumi.
Koutarou
telah menghormati dan mengagumi Harumi sejak lama, tapi dia tidak melakukan hal
yang sama terhadap Theia. Sudah jelas siapa yang lebih mulia di mata Koutarou.
Pada
akhirnya, sifatku jauh dari sifat alami seorang putri...
Theia
menutup pintu, dia tidak tahu harus merasa bagaimana ketika Koutarou dan Ruth
menghilang dari pandangannya.
Jika
aku dan Sakuraba Harumi berebut tentang siapa yang akan menjadikan Koutarou
pengikut-
Perasaan
gelap menyebar ke seluruh dadanya ketika Theia membayangkan hal itu.
Aku
tidak bisa mengalahkan Sakuraba Harumi. Aku tidak mungkin menang dengan
keadaanku saat ini...
Setelah
ditinggalkan sendiri di dalam kosan, Theia merasa kalah untuk pertama kalinya.
Koutarou
dan Ruth sedang berlari berdampingan di jalan menuju sekolah.
Baik
Ruth yang ingin joging dan Koutarou yang mau pergi ke sekolah untuk kegiatan
klub dapat mencapai tujuan mereka dengan joging ke sekolah.
Karena
Kouatarou menyamakan langkahnya dengan langkah kaki Ruth, Koutarou berlari
lebih lambat dari biasanya. Langkah kaki Ruth lebih pendek, dan ototnya lebih
sedikit. Pertama-tama, Ruth harus melatih ototnya. Latihan beladirinya masih
dalam tahap awal.
Karena
waktunya menjelang siang saat liburan musim dingin, tidak ada orang lewat di
jalan menuju sekolah. Jalan musim dingin yang memang dingin kelihatan semakin
sepi saat hanya ada dua orang yang sedang lari disana. Namun, kedua pelari itu
tidak berhubungan sama sekali dengan kesunyian tersebut.
“Maaf
sudah membuang waktu anda, Satomi-sama.”
“Tidak
masalah, kau sudah banyak membantuku, Ruth-san.”
Ruth
melihat dengan mata menyesal ke arah Koutarou sambil berlari. Namun, Koutarou
menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
“Kau
selalu mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, jadi aku merasa sedikit
bersalah. Jadi jangan khawatirkan hal seperti ini.”
“Terimakasih,
Satomi-sama.”
Ruth
mengangguk dengan riang. Karena suasana hatinya sedang bagus, tentu saja
langkah kakinya terasa lebih ringan. Tapi, Ruth mulai merasa bimbang.
Tapi,
kenapa saya harus jadi lebih kuat? Setelah saya pikir-pikir, sebenarnya itu
tidak perlu...
Sampai
saat ini, Ruth didorong oleh keinginannya untuk menjadi lebih kuat. Ketika dia
lari bersama dengan Koutarou, dia tidak merasakan keinginan itu lagi. Tapi di waktu
yang sama, dia tidak mau berhenti berlari; dia merasa ingin seperti itu
selamanya. Mau tidak mau, Ruth merasa kalau apa yang dia rasakan adalah hal
yang misterius.
Tapi
di waktu yang sama, saya ini pengawal yang mulia. Jika saya menjadi semakin
kuat, maka yang mulia akan semakin aman!
Pada
akhirnya, Ruth memutuskan untuk menjadi lebih kuat. Dia meragukan perasaannya,
tapi semakin dia menjadi lebih kuat, maka Theia akan semakin aman. Malah, tidak
menjadi kuat adalah pilhan yang buruk.
“Saya
harap saya bisa menjadi cukup kuat untuk melindungi yang mulia.”
“Theia
sudah sangat kuat, apa ada alasan lain untuk melindunginya?”
Koutarou
tersenyum kecut pada Ruth.
Baginya,
Theia bukanlah orang lemah yang perlu dilindungi. Setelah banyak ditolong
olehnya, Koutarou menganggapnya sebagai orang yang bisa diandalkan.
“Fufufu,
Satomi-sama, jika anda mengambil senjata-senjata itu dari yangmulia, beliau
hanyalah gadis biasa.”
“Tapi
dia juga kuat dalam pertarungan tangan kosong.”
Koutarou
masih tersenyum kecut sambil mengusap dagunya. Theia memukul dagu Koutarou
beberapa hari yang lalu. Koutarou sering adu otot melawan Theia, jadi dia tahu
seberapa kuat Theia sebenarnya.
Gerakan
Theia cukup lincah meskipun pukulannya cukup kuat. Dia juga punya intuisi yang
bagus dalam bertarung. Koutarou tidak bisa menganggap Theia sebagai gadis
biasa, seperti yang dikatakan Ruth.
“Fufufu,
tapi Satomi-sama, musuh beliau bukan hanya satu.”
“Ah,
benar juga. Aku sering lupa kalau dia itu tuang putri.”
Di
momen itu, Koutarou ingat siapa sebenarnya Theia.
Meskipun
sekarang dia baik-baik saja, ketika dia kembali ke negerinya, dia akan
dikelilingi banyak musuh, ya...
Theia
adalah tuan putri kerajaan yang menguasai galaksi. Dia punya banyak lawan
politik dan selalu dalam bahaya. Ada juga kelompok radikal yang melawan
pemerintah selain rival yang bersaing memperebutkan kursi kaisar. Ditambah
lagi, ibunda Theia, Elfaria, memiliki hubungan buruk dengan militer, dan
suasana mencurigakan bisa dirasakan diantara keduanya.
Kehidupannya
sekarang di Bumi adalah pengecualian, tapi normalnya, dia adalah gadis yang
hidup di dunia seperti itu.
“Benar.
Setelah yang mulia pulang, dia akan kembali ke kehidupan yang jauh lebih
berbahaya dari sekarang.”
Wajah
Ruth berubah tegas dalam sekejap. Melihat wajah Ruth seperti itu, Koutarou
merasa kalau kehidupan itu jauh lebih keras daripada apa yang dia bayangkan.
Jadi
karena itulah dia ingin melindungi Theia dan menjadi lebih kuat... Bukannya
ingin menangani bahaya itu sendiri, tapi dia ingin Theia merasa aman...
Koutarou
bisa sedikit mengerti perasaan Ruth. Saat dia menatap langit musim dingin, dia
ingin membantu Ruth.
“Saya
ingin minta sesuatu pada anda, Satomi-sama.”
“Iya?”
Saat
Koutarou mengalihkan pandangannya dari langit menuju Ruth, dia melihat ekspresi
serius di wajah Ruth.
Kayaknya
ini hal yang serius...?
Merasakan
keseriusan Ruth, Koutarou berhenti berlari. Begitu pula dengan Ruth.
Mereka
saling menatap di jalan menuju sekolah.
“Satomi-sama,
ini bukanlah keinginan yang mulia. Saya mengatakan ini atas inisiatif saya
sendiri, jadi saya ingin anda merahasiakan hal ini dari yang mulia selama
beberapa waktu.”
Ruth
memulai perkataannya dengan itu. Dia sudah memikirkannya sampai saat ini, jadi
baik kata-kata maupun ekspresinya tidak menunjukkan keraguan sedikitpun.
“Satomi-sama,
saya tidak keberatan jika anda tidak langsung melakukannya, tapi terlepas dari
apakah yang mulia menguasai kamar 106 atau tidak, maukah anda melayani yang
mulia?”
“Eh...”
Tawaran
Ruth membuat Koutarou terkejut. Koutarou bertanya pada Ruth karena dia tidak
terlalu paham apa yang Ruth maksud.
“Apa
maksudnya melayani Theia...?”
Jika
Theia mengambil alih kamar 106, Koutarou tahu kalau Theia perlu membuat
Koutarou menjadi pengikutnya. Menguasai suatu lokasi dan penghuninya adalah
ujian Theia.
Tetapi,
Ruth ingin Koutarou untuk melayani Theia baik jika dia menang maupun tidak.
Koutarou tidak paham maksud di balik kata-kata tersebut.
“Benar.
Seperti yang saya katakan, yang mulia punya banyak musuh, dan tidak punya waktu
untuk lengah. Beliau tidak pernah tahu kapan orang-orang yang beliau anggap
sebagai sekutu akan mengkhianatinya.”
Ruth
menatap langsung ke dalam mata Koutarou seraya menjelaskan situasinya. Harapan
yang kuat dan kepercayaan yang dalam memancar di dalam mata tersebut.
“Beliau
juga tidak bisa mudah percaya pada orang-orang yang menawarkan bantuan. Itu
karena beliau tidak tahu organisasi apa yang ada di belakang mereka.”
Konsultasi
dengan Koutarou ini bukan hanya penting bagi Theia, tapi juga bagi Ruth
sendiri. Dia terus bicara seperti sedang berdoa.
“Tetapi,
Satomi-sama, anda berbeda.”
“Aku?”
“Iya.
Satomi-sama, anda tidak punya hubungan dengan Forthorthe. Tidak ada organisasi
apapun di belakang anda. Dan saya sendiri sangat tahu betul orang macam apa
anda ini.”
Setelah
mendengar sejauh itu, Koutarou mulai mengerti apa maksud perkataan Ruth.
Setelah
kupikir-pikir, Ruth pernah mengatakan hal seperti ini sebelumnya...
Berdasarkan
ingatan Koutarou, sesaat sebelum mereka semua pergi ke pantai, Ruth sudah menjelaskan
situasi Theia.
Karena
alasan politik, dan karena gelar serta posisinya sebagai tuan putri, Theia kesulitan
mencari kawan. Namun, dia telah datang ke Bumi dan bertemu Koutarou, yang tidak
punya hubungan apapun dengan Forthorthe. Berkat hal itu, Theia memiliki teman
untuk pertama kalinya, orang yang bisa dia teriaki dan akan balas berteriak
padanya.
Dan
kali ini juga sama.
Koutarou
tidak punya hubungan dengan Forthorthe, dan sebagai teman mereka
mempercayainya. Setelah memastikan hal itu, Ruth meminta Koutarou untuk
melayani Theia.
“Dan
karena itulah kau memintaku?”
“Benar.
Saya mohon, dengan cara apapun. Terlepas dari apakah yang mulia menjadi kaisar
ataupun tidak, dia perlu sekutu yang bisa dia percaya, seorang ksatria.”
Terlepas
dari apakah Theia menjadi kaisar, baik dia tetap seorang tuan putri maupun
tidak, dia tetap akan punya banyak musuh. Jadi apapun yang terjadi pada Theia
di masa depan, Ruth, yang khawatir akan keamanannya, ingin Koutarou ada di sisi
Theia.
“Tapi
Ruth, aku ini alien, atau lebih tepatnya manusia dari tata bintang yang
berbeda. Kupikir apa yang kau katakan itu tidak mungkin!”
Koutarou
sadar betul seberapa penting tawaran Ruth ini. Tawaran ini berada di tingkat
yang benar-benar berbeda dari tingkatan menjadi pengikut dekoratif untuk ujian
Theia. Karena hal itu, Koutarou merasa kaget; hal ini bukanlah hal yang bisa
dia putuskan dengan mudah.
“Bukan
masalah. Sudah banyak waktu berlalu sejak Forthorthe menginjakkan kakinya di
galaksi. Sudah ada beberapa contoh manusia dari planet berbeda yang menjadi
bangsawan.”
Ruth
langsung menjawab keraguan Koutarou, seolah-olah dia sudah menduga respons
Koutarou. Namun, Koutarou menjawab dengan lebih bersemangat.
“Meskipun
begitu, aku tidak punya status maupun kewenangan kan! Aku tidak bisa
membayangkan bagaimana aku bisa membantu!”
Melihat
reaksi itu, Ruth semakin yakin kalau dia tidak salah menilai Koutarou.
Pad
saat anda mengkhawatirkan hal semacam itu, kami tidak punya pilihan selain
menjadikan anda sebagai sekutu, Satomi-sama...
Ruth
sedikit tersenyum dan menjawab Koutarou.
“Jika
masalahnya tentang status atau kewenangan, yang mulia sudah punya kedua hal
itu. Jika anda bersikeras, saya tidak keberatan jika anda menjadi anggota
keluarga Pardomshiha.”
Theia
bisa memberi status dan kewenangan pada Koutarou. Jika dia perlu dukungan
sejarah, dia bisa diadopsi keluarga Pardomshiha.
Ruth
bukan meminta hal semacam itu pada Koutarou.
“Yang
kami butuhkan bukanlah status maupun kewenangan. Yang kami butuhkan adalah anda
sendiri, Satomi-sama.”
Ruth
meminta diri Koutarou sendiri.
Permintaannya
itu adalah keinginan tulus yang menandingi pernyataan cinta.
Bagian 2
Koutarou
berjalan menuju gedung klub di dalam SMA Harukaze sambil menggaruk kepalanya
dan berpikir.
“Menjadi
pengikut Theia, ksatrianya, ya...”
Dia
berpisah dari Ruth di pintu gerbang sekolah, dan Ruth tidak lagi kelihatan.
Namun, kepala Koutarou masih dipenuhi oleh kata-kata yang telah Ruth katakan.
Ruth
ingin Koutarou melayani Theia terlepas dari apakah Theia menguasai kamar 106
maupun tidak.
Saran
Ruth cukup sederhana, tapi Koutarou tidak tahu harus merasa apa.
“Itu
terlalu mustahil, Ruth-san...”
Koutarou
menghela napas berkali-kali.
Menjadi
pengikut Theia berarti pergi ke Forthorthe, meninggalkan Bumi dan kehidupannya yang
sekarang.
Jadi
Koutarou tidak bisa langsung memberikan jawaban. Untungnya, Ruth paham hal itu
dan tidak keberatan menunggu jawaban Koutarou sampai kepemilikan kamar 106
selesai ditentukan.
“Tidak
terlalu sulit jika hanya menjadi pengikut Theia... tapi jika aku harus
meninggalkan Bumi...”
Koutarou
tidak begitu menentang jika dirinya menjadi pengikut Theia dibandingkan dengan
ketika mereka pertama kali bertemu. Theia telah menyelamatkan Koutarou beberapa
kali, dan dia tahu kalau di balik topeng keras kepala Theia, Theia benar-benar
kesepian dan lembut. Baik Koutarou maupun Theia telah berkembang, dan hubungan
keduanya telah berubah drastis.
Jadi
jika cuma menjadi pengikut Theia, itu bukanlah masalah bagi Koutarou. Koutarou
sendiri keras kepala jadi dia kesulitan mengatakan hal itu di depan Theia, tapi
dia memang tidak keberatan menjadi pengikutnya.
Alasan
kenapa dia tidak melakukan hal itu adalah karena dia tahu tentang situasi
Kiriha. Jika Koutarou menjadi pengikut Theia, keseimbangan kekuatan di kamar
106 akan goyah. Dan jika Theia menang, situasinya dapat berkembang menjadi
seperti yang ditakutkan Kiriha. Hal itu harus dihindari dengan cara apapun.
Satu
hal lagi yang membuat Koutarou sulit menjadi pengikut Theia adalah apa yang
akan terjadi setelah dia menjadi pengikut Theia. Theia pasti akan pulang ke
Forthorthe. Saat itu terjadi, sebagai pengikutnya, Koutarou harus menemaninya
pulang. Jika Koutarou meninggalkan Bumi, dia bukan lagi penduduk Bumi,
melainkan warga negara Forthorthe. Koutarou sangat menyukai kehidupannya yang
sekarang, jadi dia tidak bisa mengambil keputusan dengan mudah.
Dia
tidak benci ide mengenai dirinya menjadi pengikut Theia. Dia juga tahu
kesulitan yang dimiliki Theia serta musuh-musuhnya. Tapi dia tidak bisa membiarkan Kiriha kalah sekarang. Dia
juga sangat menyukai kehidupannya di Bumi. Pikiran-pikiran tersebut terus
berputar di kepala Koutarou, dan sebentar lagi, otaknya hampir meledak.
“Ahhh~,
aku menyerah!!”
Setelah
mencapai batasnya, Koutarou berhenti berpikir. Toh ia tidak perlu mengambil
keputusan sekarang. Ruth juga berkata demikian.
Yang
manapun yang kupilih, aku merasa ada sesuatu yang hilang...
Itulah
yang disimpulkan Koutarou seraya berjalan menuju gedung klub.
Apakah
dirinya menjadi pengikut atau tidak, terlepas dari apa yang sudah dia putuskan,
dia menginginkan satu lagi alasan yang jelas. Saat ini, timbangan di kepala
Koutarou seimbang antara Kiriha di satu sisi dengan Theia di sisi lain. Jika
dia punya satu laasan yang akan membuat keseimbangan tersebut bergeser ke salah
satu pihak, Koutarou dapat mengambil keputusannya.
“Merajut,
merajut.”
Koutarou
menghentikan langkahnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan
kekhawatirannya. Mulai saat ini dia akan mengikuti kegiatan klub perkumpulan merajut.
Dia tidak boleh terus memikirkan tentang apa yang harus menjadi keputusannya.
“Aku
tidak mau membuat Sakuraba-senpai khawatir karena ekspresi serius di wajahku.”
Setelah
mengganti ekspresinya, Koutarou mulai berjalan lagi. Saat dia berjalan, tiba-tiba
dia merasa kalau dia sedang diintip seseorang. Intipan itu membuat bulu
kuduknya berdiri.
“Apa?”
Koutarou
melihat ke sekelilingnya, mencari-cari darimana tatapan itu berasal, tapi dia
tidak melihat siapapun. Karena area di sekitar gedung klub adalah area terbuka,
dia dapat menemukan pemilik tatapan tersebut dengan cepat. Tapi Koutarou tidak
melihat siapapun.
“...Apa
aku yang terlalu gugup ya?”
Koutarou
berasumsi kalau itu hanyalah imajinasinya saja dan masuk ke dalam gedung.
Harumi
kelihatan senang meskipun wajahnya terlihat cemas ketika dia menerima naskahnya.
“Terimakasih,
Satomi-kun.”
Dia
lalu mulai membolak-balik halaman naskah tersebut. Di mata Koutarou, Harumi
kelihatan puas dengan naskah itu.
“Satomi-kun,
ini mungkin sedikit mendadak, tapi apa kita bisa berlatih dialognya sekarang?”
“Sakuraba-senpai,
aku mengerti kalau kamu senang, tapi kita punya kegiatan klub.”
“Ah,
b-benar, maaf Satomi-kun.”
Wajah
Harumi menjadi merah ketika Koutarou mengatakan hal itu. Dia buru-buru menutup
naskahnya dan mengambil jarum rajut miliknya di atas meja.
Perkumpulan
merajut telah merencanakan kegiatan klub hari ini. Selain itu, mereka hanya
menerima izin untuk menggunakan ruang klub demi hal tersebut. Koutarou juga
ingin berlatih untuk drama nanti, tapi menghentikan kegiatan klub begitu saja
hanya akan menimbulkan masalah.
Jika
kita mulai berlatih sekarang, besok akan timbul masalah...
Koutarou
lalu mulai menggerakkan jarum rajut miliknya dan memanggil Harumi yang sedang
panik.
“Aku
akan menemanimu berlatih nanti.”
“...Satomi-kun,
kau licik.”
Harumi,
masih memerah, melirik ke arah Koutarou untuk melihat ekspresi di wajahnya,
lalu segera kembali mengalihkan pandangannya ke kain rajutan di tangannya.
“Biarpun
kau bilang begitu, ada persiapan yang perlu dilakukan besok.”
“A-aku
tahu, kamu ini memang licik...”
Harumi
menggerakkan jarum rajutnya dengan wajah yang masih merah. Ekspresi dan nada
bicara Harumi kelihatan tidak senang, tapi pada kenyataannya Harumi merasa sebaliknya.
Malahan, dia menyukai situasi ini.
Akhir-akhir
ini aku jadi mudah mengobrol dengan Satomi-kun...
Harumi
berhenti sejenak dan melirik lagi ke arah Koutarou. Koutarou sedang
menggerakkan jarumnya sendiri dengan riang, wajahnya masih tersenyum sambil
mengobrol bersama Harumi.
Harumi
merasa sedih ketika Koutarou hanya memperlakukan dirinya sebagai senior yang
dihormati. Jadi baginya, Koutarou yang bertingkah usil padanya dari waktu ke
waktu adalah kejadian yang menyenangkan.
Ini
semua berkat Nijino-san... Tapi ini masih tidak bisa dibandingkan dengan
Theiamillis-san...
Hubungan
ideal yang Harumi inginkan adalah hubungan yang dimiliki oleh Koutarou dan
Theia.
Mereka
mengobrol tanpa menahan diri, dan kadang-kadang bertengkar, tapi mereka selalu kelihatan
energik dan riang.
Cara
yang benar untuk menghargai seseorang bukanlah dengan memperlakukan orang
tersebut seperti tuan putri atau pelanggan. Tetapi dengan saling memperlihatkan
sifat baik dan sifat buruk tanpa menahan diri. Itulah yang dipikirkan Harumi.
Karena
itulah Harumi iri pada Theia. Satu-satunya orang selain Theia yang seakrab itu
dengan Koutarou adalah Kenji.
Aku
juga ingin kami seperti itu suatu hari nanti... dan nanti...
Wajah
Harumi mendadak merona. Dia merasa malu ketika membayangkan masa depan idealnya
bersama Koutarou. Dia kemudian buru-buru menggerakkan jarum rajutnya, mencoba
menghapus bayangan memalukan dari pikirannya melalui merajut.
“Benar
juga, tentang besok.”
“Kyaaa!?”
Ketika
Koutarou bicara pada Harumi, dia berteriak karena terkejut.
“Ada
apa, senpai?”
“T-Tidak,
bukan apa-apa.”
Wajah
Harumi yang sedang menggeleng semakin memerah. Warna merahnya hampir seperti
tomat atau apel.
“Benarkah?
Yah pokoknya, tentang besok―”
Koutarou
tidak terlalu memikirkan hal itu dan terus bicara. Sementara itu, Harumi
berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan dirinya sendiri. Karena itu, dia
menggerakkan jarumnya semakin cepat.
“Apa
kamu siap buat besok?”
“T-tidak
masalah, besok akan jadi kali pertama bagiku merayakan Natal seperti itu, jadi
aku bingung mau pakai baju apa, tapi persiapan lainnya sudah siap.”
“Begitu.
Aku juga sudah siap. Tapi aku kesulitan mencari sesuatu yang cocok dengan
seleramu, senpai.”
“A-akan
kupastikan kalau aku tidak telat besok.”
Bagian 3
Koutarou
sedang memegang kartu logam dengan jari jemarinya. Kartu tersebut adalah trading card yang dia peroleh beberapa
waktu lalu ketika dia pergi ke taman hiburan bersama Kiriha. Koutarou sendiri
tidak punya perasaan kuat mengenai kartu tersebut, tapi dia tahu kalau Kiriha
punya kenangan berharga tentang kartu ini, jadi dia tidak tega untuk
membuangnya.
“S-Satomi-kun,
punya waktu sebentar?”
“Iya.”
Ketika
Harumi memanggilnya, dia meletakkan kartu itu diantara halaman dalam naskahnya
lalu dia menutupnya. Saat ini, dia sedang menggunakan kartu tersebut sebagai
pembatas buku.
Setelah
menyelesaikan kegiatan klub mereka untuk saat ini, Koutarou dan Harumi mulai
berlatih drama. Biarpun dibilang begitu, mereka baru saja mendapat naskahnya
hari ini dan kemarin, jadi yang bisa mereka lakukan hanyalah memeriksa adegan
dan dialog mereka.
“Mengenai
adegan perpisahan terakhir ini―”
“S-Sakuraba-senpai,
ada apa!? Apa kamu merasa sakit?”
Tapi
ketika Koutarou melihat wajah Harumi, dia sangat terkejut sampai-sampai dia
berdiri. Air mata mengalir dari mata Harumi.
“Ah,
m-maaf, bukan begitu. Ceritanya sangat bagus sampai-sampai air mataku tiba-tiba
mengalir...”
Harumi
tersenyum pada Koutarou sambil menyeka air mata dari matanya. Harumi merasa
kalau isi naskahnya sangat menyentuh hatinya sehingga air matanya keluar begitu
saja.
Setelah
menyadari kesalahpahamannya, Koutarou menghela napas lega sambil tersenyum
kecut dan kembali duduk di kursinya. Dia kemudian membuka halaman terakhir
naskah tersebut.
Dia
pasti sangat menyukainya. Tidak, Sakuraba-senpai memang lembut, jadi mungkin
karena itu...
Ceritanya
berakhir dengan perpisahan Ksatria Biru dan Putri Perak. Adegan tersebut
kelihatannya sangat menyentuh perasaan Harumi, dan air matanya tidak berhenti
menetes. Melihat hal itu, Koutarou merasa kalau Harumi memang orang yang
seperti itu.
“Maaf
karena sudah tiba-tiba menangis...”
“Hahaha,
tidak apa-apa, jangan dipikirkan. Jadi bagian cerita mana yang kamu sukai?”
Koutarou
ingin menampilkan yang tebaik di bagian cerita yang membuat Harumi menangis.
Jadi ia ingin memastikan hal itu.
“Itu...”
Harumi
membolak-balik halaman naskahnya sambil tersenyum dan menangis.
“Perasaan
Putri Perak yang disampaikan melalui cerita ini.”
Dia
kemudian mengelus dialog Putri Perak di dalam naskahnya. Baik elusan maupun
lirikannya terasa lembut.
“Perasaan
sedih dan tidak sabar karena tidak bisa menyatakan cintanya. Putri bersedia
memberikan nyawanya demi Ksatria Biru, tapi posisi mereka menghalangi hubungan
keduanya dan dia tidak bisa menyampaikan perasaannya. Hal itu benar-benar menyentuh
perasaanku...”
Harumi
pelan-pelan menutup matanya dan meletakkan tangannya di dada seraya berkata
begitu.
“Jika
aku harus memilih, mungkin adegan perpisahan yang paling terakhir.”
“Tebakanku
benar.”
Koutarou
mengangguk ketika Harumi memilih adegan terakhir.
Sulit
dipercaya kalau Theia menulis adegan terakhir ini...
Cinta
Putri Perak dan Ksatria Biru berakhir tanpa berkembang sedikitpun. Cerita ini
bukan hanya karangan Theia saja, melainkan sebuah fakta sejarah.
Ada
jurang yang terlalu besar antara kaisar selanjutnya, Putri Perak dan ksatria
lokal seperti Ksatria Biru. Terlepas dari banyaknya jasa Ksatria Biru, itu
semua tidak cukup untuk menutup jurang tersebut. Jadi jika tiba-tiba Ksatria
Biru memperoleh posisi tinggi melalui pernikahan dengan Putri Perak, para
aristocrat yang tidak stabil karena perang pasti akan protes. Itu adalah resiko
yang tidak boleh diambil.
Selain
itu, Forthorthe masih belum menguasai seluruh planet, jadi biarpun posisi
mereka tidak menghalangi, mustahuil bagi mereka berdua untuk menikah.
Pernikahan adalah salah satu kartu yang digunakan dalam politik dengan negara
lain.
Karena
hal itu, Ksatria Biru pergi sebelum timbul masalah. Dikatakan jika dia hanya
kembali ke kota kelahirannya, tapi para sejarawan juga berteori kalau dia pergi
karena alasan politis.
“Satomi-kun,
jika orang yang kamu cintai adalah orang yang tidak bisa kamu dapatkan, apa
yang akan kamu lakukan?”
Harumi
kembali menyeka air matanya. Kali ini air matanya terseka seluruhnya.
“Aku...”
Koutarou
mulai berpikir.
Jika
aku ada di posisi Ksatria Biru dan jatuh cinta pada Putri Perak...
Namun,
kehidupan Ksatria Biru benar-benar berbeda dari kehidupannya saat ini, jadi dia
kesulitan membayangkan hal itu.
“Aku
tidak tahu. Kurasa aku tidak akan tahu sampai situasi itu benar-benar terjadi...
Cinta yang melampaui status, ya... aku penasaran...”
Koutarou
memiringkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Dia tidak bisa membayangkan
bagaimana perasaan Ksatria Biru.
Kayaknya
akan buruk jika aku tidak bisa sedikit membayangkan bagaimana rasanya sebelum
drama dimulai...
Koutarou
menurunkan bahunya dan tersenyum kecut melihat ketidakmatangannya sendiri.
“Begitu
ya...”
Tetapi
Harumi, tersenyum saat dia melihat hal itu.
Aku
senang aku punya status yang sama dengan Koutarou...
Harumi
paham betul perasaan Putri Perak. Jadi dia merasa lega karena dirinya dan
Koutarou hanyalah siswa SMA biasa.
“Bagaimana
denganmu, Sakuraba-senpai?”
“R...
Rasanya akan sulit bagiku buat menyampaikan perasaanku.”
Harumi
telah memperoleh jawabannya, tapi sama seperti Putri Perak, dia tidak bisa
memberitahunya.
Jika
aku dan Theiamillis-san menyatakan cinta pada Satomi-kun di saat yang sama,
Satomi-kun pasti akan memilih Theiamillis-san. Aku tidak bisa menang...
Masalah
Harumi adalah dia merasa kalau dia bukanlah tandingan Theia.
“Kamu
memang orang seperti itu, Sakuraba-senpai.”
Koutarou
tersenyum ketika mendengar jawaban Harumi. Jawabannya adalah jawaban yang cocok
dengan harumi yang pemalu dan rendah hati.
“Tapi
kupikir begitu saja tidak boleh.”
Namun,
ketika dia membandingkan dirinya dengan Putri Perak, Harumi merasa kalau dia
tidak boleh menyerah begitu saja.
Aku
tidak boleh menyerah. Aku berbeda dari Putri Perak yang menghadapi banyak
halangan...
Dia
tidak perlu memikirkan perbedaan status, serta mempertimbangkan para aristocrat
atau politik dengan negara lain. Satu-satunya hal yang belum sampai pada
Koutarou hanyalah perasaannya.
“Sakuraba-senpai...”
Mendengar
Harumi berkata kalau tidak bisa menyampaikan perasaannya itu tidak boleh
membuat Koutarou terkejut. Ketika Harumi berkata begitu, kemauan yang kuat
terlihat di matanya.
Sakuraba-senpai
benar-benar kuat... Seperti tuan putri sungguhan...
Melihat
hal iru, Koutarou sekali lagi merasa kalau dia tidak salah telah mengajukan
Harumi sebagai pemeran tuan putri.
“Jadi
kamu akan menyatakan cintamu?”
“Iya.
Kayaknya tidak mungkin kalau sekarang, tapi suatu hari nanti pasti bisa.”
Harumi
menatap Koutarou tepat di matanya dan mengangguk.
Tidak
peduli berapa tahun berlalu, atau seberapa jauh jarak diantara kota, suatu hari
nanti aku akan...
Keinginan
kuat itu adalah perbedaan besar antara gadis dalam naskah dan Harumi.
Bagian 4
Ketika
Koutarou turun dari bus, Harumi, yang sudah turun duluan, menyapanya dengan
senyuman.
“Kupikir
tidak baik jika seorang ksatria membuat tuan putrinya menunggu.”
“Itu
karena hanya yang mulia yang punya kartu langganan.”
Di
Kota Kitsushouharukaze, penumpang bayar ketika mereka mau turun dari bus.
Karena hal itu, Koutarou, yang tidak biasa pulang dengan bus, membutuhkan
sedikit waktu untuk bayar dan turun, berbeda dari Harumi yang punya kartu
langganan.
“Stopat.”
“Apa
maksudnya itu?”
“Fufufu.”
“Ahaha.”
Keduanya
tertawa bersama saat mereka berjalan berdampingan dari halte bus. Tujuan mereka
adalah tempat dingdong di dalam mal yang bisa mereka lihat. Karena hari mulai
gelap, cahaya lampu disana bersinar dengan cantik.
Setelah
menyelesaikan kegiatan klub dan latihan drama, mereka pergi ke halte bersama.
Koutarou punya kerjaan membagi pamflet, dan Harumi ingin membeli sesuatu di
mal. Dan dalam kasus Harumi, jalan ini adalah rute yang biasa dia lalui ketika
pulang.
“Sapertinya
malam ini akan terasa dingin... Kerjaanmu pasti sulit.”
Matahari
masih bersinar, tapi anginnya terasa dingin. Setelah memasuki bagian akhir
Bulan Desember, musim dingin telah datang. Jadi Harumi mencemaskan Koutarou
yang akan bekerja sendirian.
Tubuh
Harumi sedikit bergetar ketika menengadah ke langit. Matahari yang sedang
terbenam di langit musim dingin yang dingin selalu kelihatan melankolis baginya.
“Hari
ini hari terakhir, jadi aku harus berusaha sekuat tenaga.”
Tapi,
Koutarou tidak punya urusan dengan emosi semacam itu dan malah menyemangati
dirinya sendiri.
Hari
ini tanggal 23 Desember. Hari ini adalah hari terakhir baginya untuk membagikan
pamflet, karena hari ini adalah hari terakhir toko roti tempatnya bekerja
menerima pesanan kue Natal. Rasa dinginnya mungkin terasa berat, seperti yang
Harumi bilang, tapi Koutarou memotivasi dirinya sendiri dengan mengingatkan
dirinya kalau hari ini adalah hari terakhir.
“Satomi-kun,
tolong jagalah tubuhmu sedikit.”
Harumi
tersenyum getir. Dia setengah heran dan setengah terkesan pada Koutarou.
Satomi-kun
selalu saja gegabah...
Koutarou
sering melakukan hal yang nekat, Harumi mengenang beberapa contohnya di masa
lalu.
Ketika
festival olahraga, dia menggendongku sambil melompat. Saat festival budaya,
tiba-tiba saja dia menyuruhku memerankan heroin drama...
Harumi
punya banyak kenangan dengan Koutarou. Kenangan-kenangan tersebut muncul ke
dalam kepalanya seolah mengalir keluar dari suatu mata air.
Begitu
pula saat kami dikejar oleh pasukan kudeta. Meskipun aku mencoba sekuat tenaga
untuk menghentikannya, dia malah pergi sendiri. Dan ketika para penyihir
memanggil seekor naga, aku memohon padanya supaya tidak datang, tapi pada
akhirnya dia datang juga...
Di
hutan sekitar perbatasan, Koutarou tetap tinggal untuk menghalangi pasukan
kudeta dan membiarkan Harumi dan yang lain meloloskan diri. Ketika para
penyihir memanggil monster aneh, dia menhadapi monster itu tanpa takut
sedikitpun.
“Satomi-kun
selalu saja ne― tunggu, huh?”
Harumi
berhenti di titik itu.
“Saat
kami dikejar pasukan kudeta...? Naga...?”
Harumi
kebingungan karena kenangan yang muncul di dalam kepalanya. Tentu saja, hal
semacam itu belum pernah terjadi di kehidupannya.
Tidak
boleh. Aku terlalu mendalami karakter dalam drama...
Kenangan
yang dia ingat sangat mirip dengan adegan-adegan dalam ‘Putri Perak dan Ksatria
Biru'. Jadi Harumi dengan cepat memutuskan kalau dia terlalu mendalami karakter
yang dia perankan.
“Fufu,
fufufu.”
“Ada
apa, Sakuraba-senpai?”
Koutarou
kelihatan bingung ketika dia menoleh pada Harumi yang tiba-tiba tertawa. Harumi
merespons pertanyaan Koutarou sambil tertawa.
“H-Habis,
Rasanya sangat lucu ketika aku merasa seperti seorang tuan putri. Fufu,
Fufufufu, sepertinya aku terlalu mendalami peranku.”
“Mengenai
dramanya, barangkali aku juga harus begitu.”
“Tidak
boleh. Jika kita berdua jadi begitu, rasanya jadi aneh. Fufu, fufufufu.”
“Hahaha,
benar juga. Mereka akan mengira kalau kita adalah perkumpulan yang aneh.
Hahaha.”
Tawa
riang Koutarou dan Harumi terdengar keras dan Harumi mulai berjalan kembali.
Dan setelah dia menyusul Koutarou, mereka mulai berjalan berdampingan lagi.
“Benar
juga, Satomi-kun. Apa aku perlu membantumu lagi kayak kemarin?”
“Tidak
boleh. Aku tidak bisa membiarkan orang yang merasa seperti tuan putri
membantuku.”
“...Dasar
pelit, Satomi-kun.”
“Yang
anda katakan memang benar, tuan putri.”
“Dasar.”
Berlawanan
dari suasana cerah yang mengelilingi kedua orang itu, sekeliling mereka mulai
berubah gelap.
Pada
kenyataannya, sebuah lambang berbentuk pedang telah muncul di dahi Harumi sejak
mereka turun dari bus. Dan lambang tersebut sekarang berkedip-kedip lalu
menghilang.
Jika
jalanannya lebih terang, Koutarou mungkin akan menyadari hal itu. Tapi, karena
jalanannya kurang terang, Koutarou tidak menyadari hal itu sama sekali.
Bagian 5
“Hatsyi.”
Koutarou
berhenti membagikan pamflet untuk bersin. Sekarang waktunya sudah jam delapan
lebih dan udara di mal semakin dingin. Koutarou merasa jauh lebih hangat ketika
bersama dengan Harumi.
“Apa
menolak bantuannya memang ide yang bagus ya...”
Koutarou
menyeka hidungnya dengan tisu ketika dia merasa begitu.
Harumi
menawarkan bantuan untuk membagikan pamflet seperti kemarin, tapi Koutarou
menolak dan menyuruhnya pulang. Ketika kemarin dia membantu, dia hanya membantu
di bagian akhir. Jika dia membantu dari awal, dia akan bekerja lebih lama. Dan
karena tubuh Harumi itu lemah, Koutarou tidak akan menerima hal itu.
“Jika
Sakuraba-senpai membantuku dari awal, aku harus memberimu upahku.”
“Apa
kamu tidak bisa mengganggap ini seperti membalas budi buat semua hal yang sudah
kamu bantu?”
“Tidak
bisa. Selain itu, kamu kan punya urusan, senpai?”
“Tidak
bisa pakai cara lain?”
“Tidak
bisa. Besok itu lebih penting.”
Harumi
berusaha protes, tapi setelah Koutarou menyinggung tentang besok, dia menyerah
dengan enggan. Persiapan besok juga penting.
“Senpai
memang lebih berenergi akhir-akhir ini, tapi kali ini mungkin terlalu
berlebihan.”
Koutarou
mulai membagikan pamflet lagi. Meskipun begitu, hawa dingin membuat tubuhnya
semakin dingin. Helaan nafas leganya setelah menyuruh Harumi pulang keluar
seperti kabut putih.
“Ada
yang mau kue Natal!? Di Toko Roti Harukaze, kami menerima pemesanan kue-kue
Natal! Hari ini adalah hari terakhir pemesanan!”
Temperatur
malam ini akan semakin turun, dan pamflet yang perlu dibagikan masih banyak.
Kerjaan terakhir Koutarou di tahun ini adalah kerjaan paling keras.
Hampir
satu jam kemudian, ketika jarum jam telah melewati angka Sembilan, suara Sanae,
atau lebih tepatnya gelombang spiritualnya, menggema ke seluruh mal.
“Ah,
disana! Koutarou ketemu!”
Sanae
menaikkan suaranya karena dia menemukan Koutarou. Sanae sudah ahli dalam hal
menemukan Koutarou, karena dia selalu menempel pada Koutarou, membuatnya lebih
sensitif terhadap gelombang spiritual Koutarou.
“Dimana?”
“Disana,
di bawah lampu itu.”
“Ah...
kostum konyol apa itu?”
Dengan
petunjuk Sanae, Theia menemukan Koutarou. Tapi, ketika dia melihatnya, Theia
cemberut.
“Yang
Mulia, kostum itu digunakan untuk meniru Sinterklas. Sinterklas adalah semacam
peri yang membagikan hadiah pada anak kecil di waktu-waktu ini dalam setahun.”
“Oh,
jadi kemencolokan itu karena kostum itu berdasarkan fantasi?”
Ruth
bisa dilihat di samping Theia. Sepertinya mereka tertarik pada kostum Santa
yang dikenakan Koutarou dan menatap kostum itu, saling berdampingan.
Dan
di belakang mereka berdua adalah Yurika dan Kiriha.
“Brrr,
cepat kita pulang, dan jauh dari rasa dingin ini.”
Hidung
Yurika meler dan tubuhnya menggigil kedinginan. Meskipun pakaiannya lebih tebal
dari yang lain, kelihatannya dialah yang paling merasa kedinginan.
“Fufu,
Yurika, bukannya kamu yang bilang kalau kita harus menemui Koutarou?”
Kiriha
sangat berbeda dari Yurika; meskipun pakaiannya lebih tipis, dia tidak
kelihatan kedinginan sedikitpun. Dia kelihatan biasa saja seperti di kamar 106.
“Tapi
tidak kusangka kalau dinginnya seperti ini.”
“...Kau
memang tidak punya keberanian sedikitpun.”
“Aku
tidak akan lebih hangat dengan keberanian.”
“Tapi
Koutarou kelihatan baik-baik saja.”
“Satomi-sama
kan punya semangat yang berlebih.”
“Biarpun
begitu, bukan berarti udaranya tidak terasa dingin. Kita harus buru-buru.”
Mengikuti
Kiriha, penghuni kamar 106 mendekati Koutarou.
Pada
kenyataannya, kelima gadis itu mencemaskan Koutarou yang bekerja di cuaca
dingin seperti ini, jadi mereka datang untuk mengecek Koutaoru.
Alasannya
adalah sebuah pesan yang diterima Yurika dari Harumi sekitar jam 9 tepat saat
mereka menonton berita. Dalam pesan itu, Harumi mengkhawatirkan Koutarou yang
bekerja di cuaca dingin ini. Di saat yang sama, berita di TV melaporkan kalau
hari ini adalah hari terdingin di Kota Kitsushouharukaze City di tahun ini.
Karena itu, para gadis jadi khawatir dan datang kesini.
“Ada
yang mau kue Natal!? Di Toko Roti Harukaze, kami menerima pemesanan kue-kue
Natal! Hari ini adalah hari terakhir pemesanan!”
Saat
itu, dia hampir selesai, dia hanya punya sisa 6 pamflet lagi. karena toko
rotinya buka sampai jam 10 malam, dia yakin kalau dia bisa selesai sebelum
tokonya tutup.
“Terimakasih.
Tolong pesan kue Natal anda di Toko Roti Harukaze.”
Koutarou
menaikkan suaranya saat memberikan satu pamflet kepada pasangan yang membawa
anaknya. Itu berkat si anak yang tertarik pada kostum Koutarou.
“Selamat
tinggal, Santa, tolong beri aku banyak hadiah!”
“Jika
kamu anak yang baik, aku akan memberimu hadiah sebanyak yang kamu mau. Sampai
jumpa.”
Anak
itu melambaikan tangannya pada Koutarou saat melangkah pergi. Koutarou segera
balas melambai, saat dia melambai, orang tua anak tersebut tersenyum dan
membungkuk sambil memegangi tangan anak mereka dan melangkah pergi.
“Fufu,
aku ingat kalau aku pernah begitu juga.”
Koutarou
menatap pasangan suami istri bersama anaknya itu saat mereka melangkah pergi.
Si
anak sedang memegang pamflet yang diberikan Koutarou dan bicara pada orang
tuanya tentang sesuatu. Dia masih percaya kalau Santa itu nyata. Koutarou
merasa hangat ketika dia melihat orang tua dan anaknya itu serta mengenang hal
sama yang pernah dialaminya.
“Oh,
tak saya sangka kalau kamu punya sisi yang manis juga.”
“Woah!?
K-Kiriha-san!?”
Koutarou
terkejut oleh Kiriha yang tiba-tiba berbisik di telinganya dan karena telah
mendengarnya bicara sendiri.
“Bukan
hanya Kiriha.”
“Eh?”
Ketika
Koutarou menoleh ke arah suara Sanae, dia melihat lima orang perempuan: Kiriha,
Sanae, Theia, Ruth dan Yurika. Para penghuni kamar 196 berkumpul semua disini.
“Ada
apa, datang semuanya seperti ini?”
“Kami
dengar di TV kalau malam ini akan sangat dingin, jadi kami datang untuk
mengecek keadaanmu.”
Theia
menjawab pertanyaan Koutarou. Dia menunjuk ke arah ujung hidung Koutarou dan
menatap langsung ke arah Koutarou.
“Keadaanku?”
“Kamu
tidak suka?”
Kiriha
tersenyum ke arah Koutarou yang sedang terkejut.
“Tidak,
bukan begitu.”
Saat
Koutarou melihatnya tersenyum, dia sadar kalau ini bukanlah hal yang mengejutkan.
Dia
sudah akrab dengan Sanae sejak gencatan senjata. Yurika sedikit tidak bisa
diandalkan, tapi dia pikir akan menyenangkan kalau Yurika ada di dekatnya.
Kiriha hanya menunjukkan sifat aslinya pada Koutarou, jadi mereka sudah semakin
akrab sejak saat itu. Bisa dibilang kalau mereka sudah menjadi sahabat.
Sedangkan Theia, dia merasa kalau Theia sudah semakin dewasa bila dibandingkan
dengan saat mereka pertama kali bertemu. Berkat hal itu, hubungan mereka
meningkat. Dan Ruth sangat mempercayai Koutarou sampai-sampai Ruth memintanya
melayani Theia bersama.
Benar
juga, aku tidak perlu heran kalau mereka datang mengecek keadaanku. Tapi itu
artinya...
Tapi
jika hal itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan, berarti dia punya hal baru yang
bisa membuatnya terkejut.
Dia
ingin Sanae tetap tinggal di dalam kamar supaya dia bisa menunggu orang tuanya.
Jika Kiriha kalah, perang mungkin pecah, dan dia ingin menolong Kiriha mencari
cinta pertamanya. Dia tidak keberatan bekerjasama dengan Theia mengenai
ujiannya. Dan dia tidak mau mengkhianati kepercayaan Ruth. Sedangkan Yurika,
dia sering tergerak oleh ekspresi tulusnya yang kadang Yurika tunjukkan dari
waktu ke waktu. Yurika jadi sering lebih serius dan dia adalah teman Koutarou
dan Harumi. Hobinya yang tidak biasa sendiri bukanlah alasan untuk mengusirnya.
Aku
tidak merasa ingin mengusir mereka satupun dari kamar 106...!
Kejutan
barunya adalah dia tidak lagi menentang invasi mereka.
Pada
awalnya, Koutarou melawan keinginan semua gadis-gadis tersebut, tapi tanpa ia
sadari, dia mulai merasa berlawanan. Dia mulai merasa kalau dia ingin semua
invasi mereka sukses.
Mereka
bahkan sudah menginvasi hatiku...
Saat
ini, jika perebutannya berakhir, perang yang ditakuti Kiriha mungkin pecah.
Sebagai seorang putri, Theia ingin menang dengan jujur dan adil. Ruth ingin
perebutan ini berlangsung lebih lama lagi supaya Theia bisa hidup dengan
tenang. Jika para penjajah menghilang, Sanae mungkin akan merasa kesepian. Dan
Koutarou ingin Yurika hidup sesuai yang ia inginkan.
Karena
alasan-alasan tersebut, Koutarou ingin perebutannya berlanjut. Bukan hanya demi
kepentingannya sendiri, tapi untuk melindungi dunia permukaan, dan demi para
penjajah juga.
Karena
itu juga aku mengambil pekerjaan ini...
Meskipun
dia merasa bimbang tentang perubahannya sendiri, dia tidak berpikir kalau itu
salah. Itu karena semua gadis tersebut telah datang menjemputnya.
“Satu,
dua, tiga, empat, lima. Sisa lima pamflet lagi!”
“Kalau
begitu jika kita mengambil masing-masing satu, pekerjaannya akan selesai.”
“A-Ayo
cepat pulang, Satomi-san! Kita tidak perlu keluar rumah di udara dingin ini!”
“Baiklah,
ayo pulang dan kita mulai latihanmu!”
“Yang
Mulia, sebelum itu, Satomi-sama harus mandi dan makan malam dulu.”
Dan
dia percaya kalau kelima gadis itu sudah mulai merasa kalau mereka semua
penting bagi satu sama lain.
Setelah
selesai membagikan pamfletnya, Sanae melompat ke punggung Koutarou seperti
biasanya saat keenam orang itu pulang ke rumah.
“Ah,
Koutarou, tubuhmu dingin sekali!”
Dan
sesaat kemudian, Sanae merasa sangat terkejut sampai-sampai dia melepaskan diri
dari Koutarou selama sejenak.
“Benarkah?”
“Iya
benar!! Kalau terus begini kau akan demam!”
Karena
suhu tubuh Koutarou turun bertahap saat dia bekerja, dia hanya merasa kalau
rasa dingin itu berasal dari luar. Tapi Sanae bisa tahu keadaan tubuh Koutarou
saat ini melalui kekuatan spiritual, dan dia terkejut oleh seberapa dingin
tubuh Koutarou saat ini.
“Tidak
apa, aku PD dengan tubuhku.”
“Tutup
mulutmu, dasar. Setidaknya kau bisa memakai pakaian lebih.”
Sambil
mengeluh, Sanae meletakkan telapak tangannya di punggung Koutarou. Dia
berencana untuk menghangatkan tubuh Koutarou dengan memanipulasi pembuluh
darahnya sama seperti ketika dia memijat Koutarou dulu.
“Apa!?”
Saat
Theia dengar apa yang dikatakan Sanae, dia menyambar tangan Koutarou dan
menggenggamnya dengan tangannya sendiri.
“D-Dia
benar! Tolol, apa yang kau lakukan sampai kau sedingin ini!?”
“Sudah
jelas, aku bekerja.”
“Bukan
itu maksudku!?”
Theia
melotot ke arah Koutarou dan menghembuskan napasnya ke tangan Koutarou. Dia
sedang mencoba menghangatkan Koutarou, sama seperti Sanae.
“Ah...”
Melihat
Theia melakukan hal itu, Sanae berhenti. Dia melepaskan punggung Koutarou dan
menatap telapak tangannya sendiri lalu memasang wajah yang sangat kesepian.
Aku
iri pada Theia... Aku tidak bisa begitu...
Sanae
menatap melalui tangannya yang sedikit tembus pandang tersebut. Itu karena dia
adalah hantu tanpa tubuh. Dia biasanya menempel pada Koutarou, tapi pada
kenyataannya, dia tidak bisa menyentuh Koutarou secara langsung. Meskipun dia
tahu bagaimana rasanya saat tubuh spiritualnya menyentuh Koutarou, dia tidak
mendapat sensasi yang sama dengan menyentuh Koutarou secara langsung.
“Dasar...
apa yang akan kau lakukan jika kau terkena demam dan tidak latihan!?”
“...Apa
kau tidak bisa mengkhawatirkanku sedikit?”
“Aku
mengkhawatirkanmu. Kau kan peran utamaku yang penting.”
“Itu
sih khawatir tentang dramanya!”
“Jangan
khawatir. Jika kamu demam, saya akan merawatmu sepanjang malam. Untungnya besok
kita libur, jadi saya akan merawatmu dengan penuh kasih sayang dan―”
“Jangan
bohong dengan tampang serius, Kiriha-san! Jika kau tidak berhenti, aku akan
menghadapimu dengan serius dasar sialan!”
“Akhir-akhir
ini kamu jadi dingin, Koutarou. Hah... Dulu, reaksimu lebih cemerlang...”
“Tentu
saja! Aku tidak akan tertipu lagi!”
“Ruth,
bantu kami. Lepaskan pakaian Yurika dan berikan pada Koutarou.”
“Sesuai
yang anda inginkan, tuan putri.”
“Kyaaaaaa!!
Tidaaaaak!!”
Di
sisi lain dari telapak tangan Sanae yang tembus pandang, ada Koutarou dan empat
orang gadis yang sedang meributkan sesuatu.
Bukan
hanya Theia... semuanya bisa melakukan
hal itu...
Meraba,
mengambil, menggoyangkan.
Semuanya
melakukan hal itu seperti hal yang wajar. Tapi, Sanae tidak bisa begitu. Jika
dia mencoba menyentuh siapa saja, dia hanya akan menembus tubuh orang tersebut.
Jika dia merasuki seseorang, dia bisa merasakan sensai menyentuh, tapi yang
menyentuh bukanlah dirinya.
Hantu,
ya... Aku memang hantu...
Sanae
akhirnya ingat kalau dia benar-benar berbeda dari gadis lainnya.
2 Comments
otsukaresama
BalasHapusSanae-chan jangan menyerah ganbate !!
BalasHapusPosting Komentar