ONLY SENSE ONLINE
JILID 2 BAB 7
JALAN-JALAN DAN QUEST DARURAT
…hmm. Leherku sakit. Apa jangan-jangan terkilir.
Sambil berpikir begitu, aku mengangkat tubuhku. Aku tertidur di
bawah cahaya sinar matahari yang cerah.
"Yah, aku tertidur seperti itu."
Aku meregangkan tubuhku dan menguap, aku mengalihkan pandangan
dari meja di mana aku meletakkan kepalaku dan melihat ke sekitar.
Perkemahan kami berubah menjadi tempat besar dengan tiga puluh
orang di dalamnya.
Ini semua adalah sisa-sisa dari pesta semalam. Ada banyak orang
yang tertidur begitu saja.
"Walau begitu, mata mereka benar-benar terlihat
menyeramkan."
Sekalipun kami selamat dari serangan ketiga orang itu, apa yang
sedang menungguku malah jauh lebih sulit. Saat kami kembali dengan selamat ke
perkemahan kami——
"Party pertama
sampai kelima, cari ke utara, Party
keenam sampai kesepuluh, cari di selatan! Kita akan membuat tempat ini sebagai
markas pusat!"
"Yun-kun dan Lyly tidak ada di sini! Kita ternyata tidak
seharusnya meninggalkan mereka sendirian!"
"Tenanglah. Aku akan berburu ke pegunungan! Mereka muncul di
menu party, jadi kita tahu bahwa
mereka selamat."
"Yun sialan, dia menghilang setelah mengirimkan pesan pendek
semacam itu untuk meminta tolong."
"T-T-Taku-san, tenanglah."
"Tenanglah, kalian berdua."
Kondisi perkemahan saat aku kembali berada dalam situasi kacau.
Seorang wanita memimpin lusinan orang, sepertinya mereka akan memasuki hutan
kapan saja.
Sebagai tambahan, Magi-san yang terguncang sedang ditenangkan oleh
perkataan Cloud.
Lutut Taku bergetar, dan sepertinya dia akan melesat pergi kapan
saja. Dan suara Myu gemetar karena dia benar-benar merasa cemas.
Sudah lama sejak aku melihat teman-temanku seperti itu~. Meskipun
itu adalah kesan diriku yang santai, ekspresiku pastilah benar-benar buruk.
Seluruh tempat itu kacau balau, ini seperti sebuah markas untuk mencari korban
pendakian gunung.
"Heeei! Aku membawa Yun-chan!"
"Wah‼ Sei-nee! Tunggu sebentar!"
"Kau harus cepat-cepat dan membuat mereka lega. Menyerahlah,
Yuncchi."
Lyly yang lebih muda dariku memberi sebuah ekspresi seakan dia
sudah mendapat pencerahan dan menunggu.
Aku tidak dapat menahan tatapan-tatapan yang beralih padaku saat
Sei-nee memanggil dan mengalihkan pandangan——
"Umm——Aku pulang?"
"Ke mana saja kalian pergi!"
Magi-san mendatangi dan memeluk kami dengan menautkan lengannya
pada leher kami. Dia memeluk Lyly dengan lengan kanannya, dan menautkan lengan
kirinya padaku lalu meremas kami dengan semua kekuatan yang dia punya. Aku
merasa senang sekaligus malu karena dadanya menyentuhku, dan juga aku merasa
bersalah. Si anak rubah hitam dan Rickle yang kami gendong menaikkan suaranya
saat mereka kesakitan, terhimpit di antaranya. Menanggapinya, Magi-san
melonggarkan rangkulannya, tapi sekali lagi dia memeluk kami dengan kuat sambil
memastikan dia tidak menyakiti Rickle.
"Ke mana kalian berdua pergi? Aku khawatir."
"Tidak, itu…"
Gawat. Aku tidak bisa memikirkan sebuah alasan. Kenapa aku
mengirimkan permintaan tolong seperti itu, aku tidak dapat memberikan mereka
sebuah alasan yang masuk akal. Lyly mulai berbicara sementara bermandi keringat
dingin menutupi rahasia. Itu adalah sebuah kebohongan karena diperlukan.
"Aku diajak Yuncchi untuk mencari item bahan masakan, tapi kami tadi diserang. Saat kami melarikan
diri, Yuncchi mengirimkan pesan heboh tersebut dengan terburu-buru."
"He-hei! Lyly?!"
Karena aku terpojok maka Lyly berbicara, aku berteriak melihat
tindakannya yang tak terduga. Sekeliling terlihat sedikit malu, tapi sepertinya
ketegangan mereda.
"Jadi?! Apakah akhirnya baik-baik saja?"
"Kami menemukan seekor monster unik secara tidak sengaja. Ayo
memeriksa item dropnya nanti."
Aku melirik Sei-nee, saat itulah sebuah friend call datang.
("Alasan semacam itu tidak masalah, 'kan?")
Sei-nee tersenyum dan menjelaskan sambil mengikuti alur yang Lyly
katakan, di sisi lain dia berbicara lewat friend
chat.
("Apa tidak masalah? Berbohong pada mereka?")
("Ya. Kalau kita mengatakan yang sebenarnya, ketiga orang
yang kita biarkan akan menjadi target perburuan di gunung.")
Itu akan bermasalah kalau party
yang disiapkan untuk mencari Yun-chan berubah menjadi party pemburu player,
Sei-nee menambahkan. Dan kemudian, dia dengan tanggap mengatakan sebuah cerita
palsu tentang monster langka yang muncul. Isi cerita tersebut terdengar seakan
kami benar-benar menghadapinya——
("Aku benar-benar melawannya. Aku tidak berbohong. Aku
mengalahkan monster unik tersebut dan kami kemudian menyelamatkan Yun-chan
bersama-sama. Tidak, tunggu. tidak disebutkan bahwa Lyly-kun diserang di
sini.")
Isi cerita Sei-nee dan Lyly tidak cocok dan dia menutupinya dengan
segera.
Kalau dia menceritakan tentang monster unik tersebut tepat setelah
kami diserang, mereka akan berpikir bahwa kami telah diserang oleh seekor
monster unik.
Yah, ada sebuah suasana aneh yang mengesankan bahwa semuanya
percaya, dan saat itu berakhir, Sei-nee berbicara pada seorang player tertentu untuk mengganti topik
pembicaraan.
"Jadi, kenapa Mikadzuchi dan yang lainnya di sini?"
Wanita yang dipanggil 'Mikadzuchi' rambutnya berwarna merah anggur
menyala dan diikat menjadi, tubuhnya ramping seperti seorang model dan lebih
tinggi dariku, seorang pemuda SMA. Entah kenapa, ada sebuah atmosfir yang
membuat dirinya terasa seperti wanita dewasa. Dia entah bagaimana terasa
mengancam, atau mungkin karismanyalah yang terasa.
"Walau begitu, sepertinya semua saudara dari wakil kepala
adalah orang-orang yang menarik."
"Wakil ketua?"
Mendengar perkataan wanita itu, aku berkata dengan penasaran, dan
ditanggapi dengan perkenalan ringan.
"Aku adalah ketua guild 【Eight Million Gods】,
Mikadzuchi. Kali ini aku telah diminta oleh seseorang yang namanya dimulai
dengan Kuro dan membawa guildku. Yah, sepertinya Sei, si wakil ketua
menemukanmu. ——Jadi, bagaimana? Maukah kau bergabung dengan guild kami?"
Setelah mendengar kata-kata tersebut, suara-suara mulai
bermunculan memanggilku dari berbagai arah.
"Yun-kun, kau punya kecenderunga untuk memikat masalah, jadi
kami harus melindungimu! Ayo bekerja sama dan mulai membentuk sebuah
guild," kata Magi-san.
"Kalau kau menjauh dari jangkauan pandang kami, kami akan
merasa khawatir. Jadi bergabunglah dengan party
kami," kata Taku.
"Tidak, ikutlh dengan kami!" Myu melompat bergabung
dengan keramaian.
"Mikadzuchi, jangan menekan orang seperti ini!" Sei-nee
membuat keadaan semakin heboh.
Aku menerima perkataan mereka dengan rasa terima kasih, tapi——
"Maaf, tapi aku harus menolaknya. Aku ingin dengan santai
bermain solo."
"Aku mengerti, sayang sekali."
Mikadzuchi berkata demikian dan mengangkat bahu, sepertinya dia
tidak keberatan telah menanyakannya.
Pada saat yang sama, aku mendengar desahan lega dari sekeliling.
"Cukup bercandanya, Kuro. Apa yang kita lakukan sekarang?
Pada akhirnya, ini berakhir dengan membuang-buang tenaga dan kita kehilangan
waktu yang berharga. Bagaimana caranya kau akan membujuk kami sekarang?"
"Kami akan mengganti kerugianmu, dengan Yun——"
"AKU?!"
"Crafter item konsumsi, itu berharga. Kalau
begitu kami akan meminjam nona ini."
"Jangan panggil aku 'nona'! Aku ini laki-laki! Juga, jangan
meminjamkan orang tanpa izin!"
Saat aku berkata demikian, aku telah dengan kuat dicengkeram dan
dibawa pergi. Magi-san dan yang lainnya mengantarku pergi seperti itu.
——Apa yang terjadi setelah itu, terlewat begitu saja.
"Ya ampun, mereka menyuruhku membuat item tanpa henti, dan mereka bilang kalau mereka lapar dan meminta
makanan."
Gumamku, mengingat kembali kejadian semalam.
Sekalipun aku dipinjamkan untuk mengisi kembali item konsumsi mereka, mereka menjadi
kelaparan di malam hari dan aku harus memasakkan sesuatu, setelah itu diminta
untuk membuat potion sekali lagi.
Di sisi lain, meskipun aku terjebak dalam pesta mereka, pekerjaan crafting berlanjut sampai tengah malam
dan aku jatuh tertidur seperti itu.
"Aku benar-benar senang aku dapat membuat barang-barang
dengan menggunakan 【Recipe】 pada saat-saat seperti ini, untunglah."
Aku meregangkan tubuh yang kaku karena tidur di tempat yang aneh,
mengendurkan tubuhku.
Kemarin, sejak kami terlibat dalam masalah, Ryui dan si anak rubah
tidak meninggalkanku sedikitpun. Berkat itu, aku tidak kedinginan sama sekali
saat tertidur, malah merasa hangat.
"Pagi, Nona. Apakah kau bisa membuat itemnya?"
"Pagi, Mikadzuchi. Juga…jangan panggil aku 'nona'. Aku ini
laki-laki. Sedangkan untuk itemnya,
aku telah membuat sejumlah yang diminta. Apa itu cukup?"
"Aku tidak akan mengeluh lebih banyak lagi kalau begitu.
Tidak masalah kalau kau ingin istirahat hari ini."
"Hei, jangan abaikan bagian bahwa aku ini adalah
laki-laki…juga, apakah tidak apa-apa aku mendapatkan bayaran?"
"Tidak masalah. Mendapatkan item yang kau buat adalah prioritas kami, Nona. Kami tidak
seserakah itu memintanya secara gratis. Di sisi lain, kau tidak masalah dengan item yang kau dapat?"
"Tidak apa-apa. Aku puas dengan ini."
Mendengar kata-kata tersebut, dia menanggap dengan "Aku
mengerti". Dia berkata begitu meyakinkan. Setelah itu, dia membagikan item yang kubuat pada anggota guild dan
bersiap untuk berburu atau menjelajahi dungeon.
"Baiklah kalau begitu, sampai nanti sore. Kemarin itu
menyenangkan—— 【Young Beast's Nanny】(red. 'Pengasuh Monster Kecil')."
"Haa?! Apa, apa-apaan nama panggilan itu?!"
Saat aku menaikkan alisku, dia tersenyum seakan dia menemukan
sesuatu yang menarik dan berbalik. Mikadzuchi melambai padaku dan pergi.
Magi-san berlari padaku dari arah berlawanan.
"Selamat pagi, Yun-kun. Bagaimana perasaanmu?"
"Yah, begitulah. Daripada itu, apa maksudnya dengan 【Young Beast's Nanny】?"
"Ah, itu…"
Magi-san menangkap Rickle pada bahunya dan memeluknya sambil
memegangi di depannya. Sepertinya dia sedang mencari kata-kata yang sebaiknya
dia ucapkan.
"Apa kau ingat yang terjadi semalam?"
"Aku dibawa oleh Mikadzuchi, mereka memintaku membuat potion, aku menyiapkan makan malam, aku
melarikan diri dari pesta mereka…"
"Saat kau melarikan diri, kau bilang kau akan mengurus para young beast 'kan? 【Eight Million Gods】 memiliki
beberapa hewan itu juga, jadi kau mengurus mereka juga, bukan?"
'Mengurusi'. Sekalipun dia berkata begitu, aku hanya bermain-main
dengan Ryui. Yang ada, aku sedang beristirahat setelah bekerja.
"Kau memberi kesan gambaran seorang wanita yang melakukan
kontak dengan para young beast tanpa
diskriminasi sedikit pun. Itu menghasilkan sejumlah julukan, yang paling lumayan
adalah 【Young Beast's Nanny】 atau hanya 【Nanny】."
A…pa…sejak kapan nama julukan itu muncul.
Sebelum itu, apa maksudnya 'gambaran seorang wanita'?! Aku bukan
seorang wanita, tapi seorang pria. Tidak, bukankah ada yang lainnya daripada 【Nanny】? Panggilan macam apa itu? Itu tidak
menyebutkan bahwa aku ada seorang archer
ataupun aku membuat potion, itu sama
sekali tidak berkaitan.
"Yah, selama kau aktif melakukan hal-hal lainnya, nama itu
akan berubah begitu saja."
"Setidaknya mereka seharusnya memberiku nama panggilan yang
normal…"
Daripada dipanggil dengan julukan memalukan itu, aku lebih baik
dipanggil dengan namaku, atau memiliki nama julukan yang mewakili diriku
sebagai seorang pembuat potion,
seorang archer atau seorang
penyembuh.
"Yah, kau akan terbiasa. Jadi, pembayaran macam apa yang kau
dapat dari 【Eight Million Gods】?"
"Oh, itu——"
Kumpulan bahan-bahan, tanaman-tanaman beracun dan item ekstra, cursed accessories, buku yang dijatuhkan monster unik, dan lainnya.
"Yun-kun, itu tidak bagus. Tidak——meminta barang-barang itu
sebagai pembayaran adalah hal yang aneh."
"Apakah itu aneh sebagai pembayaran? Secara pribadi, aku
senang dengan ini."
"Itu super aneh. Malahan, kau sebaiknya menemukan sebuah cara
untuk menggunakan cursed accessories."
Tapi cursed accessories
dapat digunakan dalam cara yang berbeda, sebagai contoh adalah desainnya.
Sebenarnya, aku tidak mengumpulkan mereka untuk digunakan, tapi membuatnya
sebagai referensi untuk Sense 【Craftmanship】. Aku sudah mengumpulkan sangat banyak cursed accessories.
Sebagai hasilnya, seakan itu adalah sebuah lelucon, aku telah
mengumpulkan lebih dari tiga puluh objek-objek berbahaya.
"Kebalikkannya, benda-benda berbahaya memiliki pesonanya
sendiri, dan aku ingin memilikinya. Perasaan semacam itulah."
"Ahh, itu adalah benda-benda dengan status abnormal seperti Dead Soldier's Bracelet."
Dead Soldier's
Bracelet, adalah
alasan utama si rubah kecil mengamuk. Benda itu tidak akan lepas, tidak dapat
dikendalikan, amat sangat berbahaya.
Aksesoris yang mempengaruhi dengan status abnormal lainnya adalah
yang dijatuhkan oleh Kamaitachi yang
menyerangku. Dimulai dengan Poison, ada
Sleep, Curse, Charm, Confusion, Fainting,
Anger. Aksesoris-aksesoris yang memberi pengaruh status abnormal semacam
itu berada di antaranya.
Performa mereka sendiri sangat tinggi, tapi jika pengecekan
kekebalannya gagal di saat terakhir, aku akan mendapat status abnormal.
Saat aku memeriksa status abnormalnya, sepertinya itu terjadi pada
jangka waktu yang tetap. Kenyataan bahwa pemeriksaan berikutnya terjadi sebelum
status abnormalnya habis masa waktunya adalah sesuatu yang merepotkan.
Satu-satunya yang bisa disyukuri dari mereka, adalah kenyataan
bahwa seseorang tidak dapat melepaskannya kapan saja.
"Tapi ada aksesoris yang berguna juga, lihat——"
Sambil berkata begitu, aku menunjukkan padanya sebuah cincin yang
hanya memiliki sebuah tempat dan tidak ada permata yang terpasang padanya.
Meskipun penampilannya sedikit disesalkan, ini adalah salah satu aksesoris
berguna yang diberikan padaku sebagai pembayaran.
"Itu...sesuatu yang banyak orang mati-matian inginkan.
Terlebih lagi, itu cocok dengan gaya bermain Yun-kun."
Cincin yang Magi-san evaluasi seperti itu, bentuknya sederhana
namun sangat berpotensi.
Gem Substitute's
Ring 【Ornament】
Additional Effect
: 【Gem Substitute】
Meskipun itu adalah sebuah aksesoris yang tidak mengubah statusku
sedikitpun, efek 【Substitute Gem】itu berguna. Efeknya adalah dengan menempatkan sebuah permata pada
tempatnya untuk tanpa syarat menerima serangan menggantikanku. Sekalipun aku
mengatakannya tanpa syarat, dampak serangan terpayah dan serangan mematikan
ditiadakan dan dianggap sama, tapi memiliki fungsi yang membuatnya dapat
melindungiku dari serangan itu sudah cukup.
Terlebih lagi, sekalipun misalnya permatanya rusak, selama aku
dapat memenuhi syaratnya, aku dapat menggunakan permata yang berbeda.
Ada tiga peraturan. Jumlah serangan yang dapat melumpuhkan permata
itu telah ditentukan. Permata yang lumpuh sepenuhnya akan menghilang. Yang
terakhir, permata yang telah terpasang tidak akan dapat diambil dan cincin
tersebut tidak akan menerima permata baru selama sejam untuk setiap serangan
yang diterima.
Selain aturan khusus yang disebutkan di atas, kecocokkannya dengan
Sense 【Craftmanship】 adalah bagus, dan pas dengan gaya bermainku.
"Tapi, saat ini, benda ini tidak memiliki efek karena tidak
ada permata yang dipasangkan padanya."
"Itu benar. Aku telah mendapatkan banyak makanan dan item penyembuh, tapi aku tidak mempunyai
permata ekstra sedikitpun."
Walaupun aku menggunakan ruang inventoryku
yang terbatas untuk membawa peralatan 【Craftmanship】, aku tidak punya kesempatan untuk
menggunakan 【Polishing】. Aku tidak membawa permata apapun selain Magic Gem.
Sekarang, apa yang harus kulakukan? Ini akan bagus kalau aku bisa
barter dengan seseorang. Saat aku bergumam demikian, Magi-san bertanya padaku
dengan sebuah senyuman.
"Hei, Yun-kun. Mau tidak tidak kau pergi dengan Onee-san
untuk mengubah suasana?"
"Apa itu? Dan apa-apaan nada suara yang seksi itu? Kalau kau
perlu bantuan, aku akan membantumu."
"Woah,
aku telah ditolak. Itu benar. Tempat yang ingin kudatangi adalah——"
●
Ryui dan Rickle, begitu pula si
anak rubah hitam pergi keluar. Cloude dan Lyly tetap berada di perkemahan, jadi
kami membawa Socks dan Neshias saat kami menuju ke suatu tempat. Itu adalah
sebuah collection point di gunung
berbatu yang Magi-san temukan saat dia sedang bekerja dengan Cloude dan Lyly
saat kami berpisah untuk mencari material.
Berpergian denganku, adalah
Magi-san dan satu orang lagi.
"…kenapa Sei-nee ikut dengan
kami?"
"Itu karena aku
mengkhawatirkan Yun-chan…yah, tidak juga."
Kalau begitu kenapa, balasku
ketus dalam hati dan menatapinya. Dia dengan tenang meminta maaf dan mengatakan
yang sebenarnya.
"Kita tidak bertemu
akhir-akhir ini, jadi ada sedikit waktu untuk dimanfaatkan jadi aku…apakah aku
mengganggu kencan kalian?"
Saat Sei-nee menyipitkan matanya,
Magi-san menyangkalnya dengan tegas.
"Tidak, tidak sama sekali!
Aku senang bisa berbicara dengan Sei-san tentang beberapa hal."
Saat berkaitan dengan suasana,
daripada sebuah kencan, ini lebih seperti dua orang gadis yang akan
berjalan-jalan… Kenyataan bahwa aku tidak dilihat sebagai seorang laki-laki
membuatku terluka. Kami melanjutkan menembus hutan ke area gunung berbatu
sambil mengobrol dengan tenang. Berkebalikan dengan bagaimana percakapan kami
berlangsung, ada sebuah pemandangan yang membuat ekspresiku berkedut dan
mengejang.
Saat kami berjalan, tanpa
meninggalkan seekor pun monster yang kami temui, Sei-nee membuat banyak peluru
air dan secara sepihak menyapu habis mereka.
Sementara kami melakukan
perjalanan dalam suasana seakan-akan sedang piknik, kami meneruskannya sambil
mendengarkan jeritan kesakitan monster dan burung kecil dalam jarak satu mil.
Dan di tengah-tengah hal
tersebut——
"Hmm, gambaran berbeda dari
seorang mage."
Saat Magi-san berbicara, aku
menelengkan kepalaku dengan penasaran. Sei-nee mengerti apa yang dia maksud dan
tersenyum simpul.
"Pengguna sihir adalah damage dealer nomor satu dari sebuah party. Mereka memusnahkan musuh dengan
daya serang maksimum, itulah gambaran yang kupunya. Tapi sebaliknya, Sei-san
rasanya seperti seseorang yang mengalahkan musuh dengan kecermatan."
"Begitukah? Sei—nee."
"Kesan tersebut secara garis
besarnya benar. Sense yang kugunakan sekarang meningkatkan keterampilan secara
umum dan tingkat seranganku. Tunggu sebentar."
Sei-nee menggerakkan jarinya di
tengah-tengah udara, mengoperasikan menu
miliknya. Sepertinya dia mengubah Sense buildnya.
Setelah mengangguk kecil, di depannya, dia memegang sebuah tongkat yang lebih
panjang daripada yang sebelumnya.
Menanggapi hal tersebut, sebuah
cahaya biru terang muncul di bawah kakinya, menciptakan sebuah pemandangan fantastis
di mana cahaya tersebut memenuhi hutan.
Dan——
"Ngomong-ngomong, aku belum
menentukan targetnya. Yun-chan, kau punya mata yang bagus, jadi temukan seekor
musuh."
"Tidak, tentukan
sebelumnya."
"Cepatlah, aku
membuang-buang MP sekarang."
Aku menghela nafas saat Sei-nee
terus mempertahankan manteranya tetap aktif. Aku mencari lawan sejauh yang 【Hawk Eyes】 dapat
capai. Dan yang kutemukan, ada dua ekor burung yang berputar-putar di langit.
Akan tetapi, aku terpesona oleh
betapa besarnya burung-burung tersebut di kejauhan dan menatapi mereka. Melihat
hal tersebut, Sei-nee dan magi-san menatap ke arah yang sama.
"Itu adalah——Air Condors?! Itu adalah monster unik
yang menghuni pegunungan di utara!"
"Itu akan menyusahkan kalau
kita diserang mereka di tengah jalan, ayo kalahkah mereka."
Sei-nee mengarahkan tongkatnya ke
langit, dia menyeimbangkan diri membidik burung-burung yang berputar-putar di
atas——
"——«Maelstorm»!"
Perubahan terjadi seketika itu
juga. Kolam air kecil muncul di bawah burung-burung menyeramkan itu dan sambil
memuntir, kolam itu meninggi dalam kecepatan tinggi, menelan burung-burung
tersebut sambil berpusar. Burung-burung itu berputar dengan dahsyatnya saat
pusaran air yang muncul di tengah-tengah udara, membuat mereka berputar.
Pusaran tersebut yang telah
menangkap burung-burung itu menurunkan dirinya sendiri sampai beberapa meter
sambil berputar dengan hebatnya, berhenti di depan kami.
Pusaran itu merubuhkan lusinan
pepohonan, pusat dari air tersebut melebar di bawah kaki kami. Burung-burung
seukuran manusia itu terpuntir pada leher dan sayapnya ke segala arah. Setelah
mengejang, sosok mereka terpecah menjadi partikel-partikel cahaya.
Si anak rubah hitam dan Rickle
tidak ingin membasahi tapak kaki mereka, jadi mereka naik dan diam di atas bahu
Magi-san. Burung-burung itu bahkan tidak memekik. Aku kembali berekspresi
terkejut untuk kedua kalinya hari ini.
Sei-nee melihat ke tempat di mana
dia membunuh monster-monster unik Air
Condors tersebut dan mengeluarkan suara riang.
"Hmm. Sepertinya memiliki
terlalu banyak kekuatan dapat dengan menembakkan sihirnya dengan mudah. Sulit
menggunakan build yang disiapkan
untuk daya serang maksimum, tapi, apakah kau puas melihatnya, Magi-chan?"
Setelah mengambil sebuah peti
yang hanya terlihat oleh player yang
mengalahkan monster tersebut, Sei-nee melihat ke belakang dan bertanya pada
Magi-san.
"Kh…"
'Kh'? Apa itu? Magi-san yang
berada sedikit di depanku berbicara dengan tenang. Itu bukan sebuah suara dari
seseorang yang terkejut. Yang ada, rasanya seperti——
"Khhh‼ Kekuatan daya serang mage memang mengagumkan ternyata!"
Matanya berbinar-binar dan
berkilauan, dia mengepalkan tinju. Setelah diperlihatkan kekuatan sihir tingkat
tinggi Sei-nee, dia mengeluarkan desahan puas dan senang.
"Aku senang kau puas. Dengan
begini, jumlah monster yang akan menganggu kita di area bebatuan seharusnya
berkurang kurasa?"
"Ya! Yun-kun, ayo! Tujuan
kita masih sedikit jauh."
"Berhenti menarik-narikku.
Malahan, kenapa tempat yang kita tuju berada di bebatuan yang posisinya hampir
tegak lurus?"
"Tidak apa-apa. Di dekat
sini, seharusnya ada tangga dari batu."
Karena itu makanya tidak masalah?
Sambil aku mencoba untuk menenangkan Magi-san yang terburu-buru, kami
meneruskan perjalanan. Sei-nee berada selangkah di belakang kami dan melihat
kami dengan seulas senyuman senang.
Kami menaiki tangga yang terbentuk
dari batu-batu besar dan menanjak sepanjang jalan. Magi-san menempatkan Rickle
di bahunya, aku menaruh Socks dan Neshias di bahuku sementara aku memeluk si
anak rubah hitam di tanganku. Hei, kalian semua, dakilah sendiri…
"Magi-san, apa kita sudah
berada di collection point?"
"Kita hampir tiba di sana.
Kita akan sampai setelah menanjaki ini."
Magi-san terus menaiki tangga sambil
berkata begitu, melintasi anak-anak tangga sekaligus, aku mengikutinya dan ——
"Uwaa…ini…"
"Karena sangat heboh sejak
hari pertama, datang ke tempat seperti ini adalah hal yang bagus juga,
'kan?"
Dari tempat yang tinggi, kami
dapat melihat padang rumput kecil dengan bunga-bunga yang bermekaran, pada
lahan hijau yang mereka ciptakan. Ada sejumlah batu bulat di sekitar, dan dari
tebingnya kita dapat melihat ke belakang pada area perkemahan berbentuk persegi
di hutan yang luas, begitu pula dengan danaunya. Pemandangan yang terbentang di
depan mata kami menandakan betapa luasnya benua ini.
"Ini adalah collection point untuk ore dan permata, ada beberapa tempat
seperti di sini. Aku akan mencari batu yang berbeda dengan menggunakan beliung
dan mengali sedikit. Aku akan bergabung kembali dengan kalian nanti. Sei-san,
apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan tinggal bersama
Yun-chan."
Magi-san melambaikan tangan dan
berkata "sampai nanti" sebelum berpisah dengan kami. Walau begitu,
sepertinya dia mengayunkan beliungnya masih dalam jarak penglihatan kami.
"Sudah lama sejak aku pergi
bersama Yun-chan seperti ini. Rasanya seperti piknik."
"Benar."
Aku mengelilingi dataran tinggi
tersebut mencari bebatuan di tempat yang bisa kujangkau, mencari permata.
Sedikit jauh dari kami, Rickle dan young
beast lain sedang bermain dengan senangnya, bergelut dengan satu sama lain
di atas rerumputan. Melihat gerak-gerik dan sosok mereka, seulas senyum kecil
muncul di wajahku.
"Bagaimana? Apa kau
menikmati 【OSO】?"
Tiba-tiba, Sei-nee menanyakan hal
semacam itu. Dan untuk menanggapinya, aku——
"Ya, ini menyenangkan.
Awalnya aku mengambil Sense yang keliru dan tidak tahu harus berbuat apa, tapi
aku jadi berkenalan dengan lebih banyak orang dan mulai menikmatinya."
"Itu bagus. Awalnya Taku-kun
mengundangmu dengan sedikit memaksa, membuatmu merasa berhutang budi. Dan
kemudian kami meninggalkanmu sendiri."
"Aku bukan anak kecil,
'kan."
Aku tidak apa-apa sekalipun
sendirian. Meskipun akan lebih baik kalau aku berhenti memakai pakaian yang
terbuka. Yah, semua orang yang kutemui sampai saat ini baik, jadi saat aku log in aku merasa seperti akan bertemu
dengan teman-teman.
"Tapi kau bisa menunjukkan
wajahmu kadang-kadang. Aku menjalankan sebuah toko yang berhubungan dengan item sekali pakai, 【Atelier】."
"Aku mengerti. Tapi seorang
Yun-chan punya sebuat toko, ya. Seperti apa bentuknya?"
"Jangan terlalu berharap
banyak. Itu dibuat dengan biaya sangat murah…"
"Fufufu, sebuah toko yang
berkembang bersama dengan Yun-chan. Itu sepertinya menarik."
Matanya terlihat sayu dan lembut,
dia bergumam begitu dan tersenyum. Dia adalah gadis cantik sama seperti halnya
Myu, membuatku khawatir dalam hal yang berbeda.
"Yun-kuuun, aku sudah
selesai di sini! Bagaimana denganmu?"
Magi-san yang mengangka sebuah
beliung di kejauhan berbalik ke arahku. Aku menanggapinya dengan suara keras
dan seulas senyuman geli.
"Sedikit lagi!"
"Kalau begitu ayo istirahat
setelah itu dan kembali ke perkemahan!"
Sei-nee memperhatikan saat kami
berbicara dan memiringkan kepalanya dengan senang. Aku mengumpulkan para young beast dan bergabung dengan
Magi-san, kami semua istirahat bersama."
●
"Yun-kun? Bagaimana
keadaan di tempat bagianmu?"
"Ada banyak ore normal, tidak ada banyak permata di
situ."
"Tempat yang kutambang
sekitar 50/50. Mau menukar permata untuk ore?"
"Terima kasih banyak, ayo
lakukan."
Kami duduk pada karpet hijau dan
membagikan material yang dikumpulkan. Sei-nee memperhatikan dengan senang saat
kami bertindak seperti biasa, sorot pandangnya membuatku sedikit gugup.
"Jadi, permata jenis apa
yang kau dapat?"
"Di tempat itu, ada Zakuro kecil yang bagus."
"Zakuro?"
"Benar, itu nama lain untuk
batu Garnet."
"Begitukah."
Sambil berkata demikian, aku
memungut sebuah permata. Benda itu masih ditutupi oleh batu jadi aku tidak bisa
mengenalinya. Setelah memolesnya secara instan dengan skill «Polishing», aku mengangkatnya ke langit dan
mengamatinya. Permata ukuran kecil dapat dibuat dengan memprosenya lewat skill.
Warna hitam yang kontras dengan warna merah di bagian tengah membuatnya
terlihat indah.
Saat aku melihat permata dengan
terpesona, si rubah kecil mulai mencolekku dengan kaki depannya. Dia sepertinya
ingin menarik perhatianku pada sesuatu.
Awalnya dia cukup waspada, tapi
dia mulai bertingkah manja padaku. Tentu saja, aku juga merasa disembuhkan
karena itu.
"Ada apa? Kau tertarik
dengan ini?"
Aku menunjukkan batu garnet pada
si rubah kecil tepat di bawah hidungnya. Setelah menjilatinya, si rubah
mengerti bahwa itu tidak dapat dimakan.
"Hei, hei, ini bukan sesuatu
yang bisa dimakan…ini, kalau kau lapar, maka makanlah ini."
Aku tersenyum saat melihat si
rubah itu dengan terampil memegangi sebutir buah dan memakannya. Aku
membandingkan batu garnet dan bulu rubah itu. Rambut merah yang berkilauan di
antara rambut hitam, itu sangat mirip dengan batu garnet yang kupegang di
tanganku. Ini mungkin sebuah kebetulan, tapi orang-orang kadang merasa
kebetulan semacam itu sebagai takdir.
Aku mengangkat si rubah kecil itu
setelah dia selesai makan, dan berkata.
"Aku sibuk sampai saat ini
dan lupa memberimu nama, bukan? Ini sederhana, tapi aku akan memberikannya
padamu."
Si rubah kecil tidak mengerti apa
yang sedang kukatakan dan dia menelengkan kepalanya dalam cara yang klasik. Aku
tersenyum simpul, dan mengatakan nama tersebut dengan suara yang jelas.
"Namamu
adalah——Zakuro."
"Y-Yun-kun?!"
Saat itu juga, rambut merah si
rubah memercikkan lidah-lidah api. Api tersebut menyentuh tanganku dan langsung
membuat Sei-nee serta Magi-san panik, tapi api-api ini sama sekali tidak panas.
Itu bukanlah api yang melukai lawan dan menghilang dengan segera. Si rubah
muda, Zakuro melihat Magi-san dengan ekspresi ketakutan, dan menatap balik
seakan berkata 'ada apa?'. Saat Magi-san dan Zakuro bertukar pandang
kebingungan, aku mengubah suasana tersebut dengan bergumam.
"Ayo berteman mulai dari
sekarang, Zakuro."
Sesuatu yang berat terdorong ke
punggungku saat aku berkata demikian. Ketika aku menoleh ke belakang, aku
melihat Ryui mengusapkan kepalanya pada punggungku.
"Aku tidak lupa tentang
dirimu. Ayo berteman, Ryui."
Puas dengan kata-kata ini, dia
mundur dua langkah dan berbaring di padang rumput.
Aku penasaran apakah saat-saat
ini akan berakhir dengan suasana tenang seperti ini. Tetapi——
"Yun-chan, ada apa?"
"…para young beast, mereka sedang melarikan diri?"
Karena kami berada di atas
bebatuan yang tinggi, kami dapat mengamati hutan dari atas. Di arah yang
Sei-nee tunjuk, aku melihat monster-monster kecil berlarian ke arah yang sama.
Beragam jenis young beast mati-matian
lari ke arah yang sama. Rupa mereka membuatnya terlihat seakan——
"Sepertinya mereka melarikan
diri dari sesuatu."
Saat Magi-san bergumam di
sebelahku dan aku mulai merasa cemas, sebuah suara peringatan keras terdengar
tepat di atas kepala semua orang.
——Sebuah quest darurat 【Great Eater of Mythical Beasts'
Interception】 telah diberikan kepada semua player. Mulai sekarang hingga quest
ini selesai, penalti untuk serangan gabungan dibatalkan pada benua liar ini.
Begitu pengumuman tersebut
terdengar keras di benua liar itu, terdapat sebuah perubahan yang drastis
0 Comments
Posting Komentar