ONLY SENSE ONLINE
JILID 2 BAB 4
BERENANG DAN RERUNTUHAN DI DASAR DANAU
“Hari ini kita akan bertindak sendiri-sendiri juga,
apa kau tidak akan apa-apa, Yun-kun?”
“Tidak ada masalah. Aku akan menggunakan Sense 【Swimming】 untuk memeriksa
apakah rumor tentang danau itu benar. Aku mungkin bisa menemukan sesuatu.”
Pada pagi hari ketiga, Magi-san sangat khawatir. Saat
aku mengatakan padanya bahwa aku menghadapi seekor monster muda galak dan tidak
melawannya, dia benar-benar khawatir.
“Yun-kun, jangan terlalu nekat. Kembalilah dengan
selamat.”
“Ayolah, kita akan pergi. Hari ini juga kita akan
mencari bahan-bahan crafting.”
Magi-san sepertinya memperluas area pencarian mereka
bersama dengan Cloude dan Lyly. Kemarin mereka sepertinya mencari sambil
mempertahankan margin keselamatan, tapi monster-monster yang muncul kebanyakan
lemah dan itu memberiku sebuah kesan pekerjaan yang monoton.
Sambil memeluk bola bulu kecil di lengannya, Magi-san
dengan gelisah melihat ke belakang beberapa kali. Aku mengantarnya dengan
seulas senyuman, terus tersenyum sampai dia menghilang. Orang yang mudah
khawatir, gumamku.
“Baiklah sekarang, setelah setelah mereka pergi, ayo
langsung menuju danau hari ini.”
Gumamku dan bergerak keluar dari safety area di mana perkemahan kami berada. Unicorn muda tersebut
muncul di depanku. Aku menyunggingkan senyum simpul saat dia mulai berjalan di
sebelahku.
“Kau ternyata di dekat sini. Kau seharusnya datang ke
perkemahan kami kemarin.”
Anak kuda itu berjalan tepat di sampingku, dia sama
besarnya dengan seekor kuda poni dan memiliki pesona yang berbeda dari Rickle
dan yang lainnya.
“Rasanya tidak nyaman tidak memiliki nama, ‘kan? Apa
yang harus kita lakukan tentang itu?”
Aku melihat Unicorn tersebut tapi dia tidak menunjukkan
reaksi apapun. Aku mulai memikirkan nama-nama dengan sebuah jari di daguku.
“Tidak banyak bicara, ya. Kau tidak berbicara,
jadi…bagaimana dengan Taciturn. Hei, uwaah?! Kau tidak menyukainya?! Maaf, maaf
soal itu.”
Aku disundul dari belakang, kuda putih itu menunjukkan
ketidakpuasannya. Nama itu adalah sesuatu yang sulit.
“Lalu, Ryui. Bagaimana dengan itu?”
Saat aku mengatakan itu, dia berhenti menyundulku.
Sekalipun dia menunjukkan sikap menjauhkan diri, dia tidak meninggalkanku dan
terus mengikuti kecepatan langkahku. Aku tidak tahu apakah dia menyukainya,
tapi sepertinya dia menerimanya. Ngomong-ngomong soal itu, tentang Unicorn muda
tersebut—aku lupa mengatakan pada Magi-san mengenai Ryui.
Kami mendekati terusan di tenggara, dan berjalan
menyusurinya menuju ke danau.
Ada sebuah perbatasan yang jelas antara danau dan
kanal dan daratan pasang surut di
pinggiran danau.
“Ada makhluk hidup di air yang dangkal juga. Aku tidak
perlu menggunakan 【Swimming】 untuk mengumpulkan makanan.”
Walaupun aku mengambil selangkah maju ke dataran
pasang surut, kelihatannya akan ada hambatan saat pijakanku tidak stabil dan
aku kehilangan keseimbangan. Ryui sama sekali tidak memasuki daratan yang tidak
stabil.
“Kau tidak biasa dengan ini semua, ya. Tunggulah di
sini, aku akan mendapatkan sejumlah makanan untuk malam ini.”
Saat aku berkata demikian, Ryui berbaring dan mulai
tidur siang.
Aku fokus pada dataran pasang surut tersebut lagi dan
maju lebih dalam. Setelah beberapa waktu singkat aku mendapatkan sesuatu yang
seperti udang yang sangat besar.
Saat aku membungkuk untuk mengumpulkannya, udang-udang
dan kerang menyerangku dengan bagian-bagian tubuh atau cangkang mereka.
“Hei, itu bahaya… ini juga diperlakukan sebagai
monster?”
Walaupun aku mengeluarkan pisauku untuk mencoba menyerangnya,
tidak ada dampaknya. Karena aku tidak memiliki Sense yang sesuai, sepertinya
itu tidak terhitung sebagai sebuah serangan. Sekalipun aku hanya mencoba
mengenai kulitnya.
“Dia lamban dan tidak bergerak. Dan itu adalah seekor
monster… seperti ini, bergerak mengelilingi udang tersebut dan menusukkannya ke
celah antar kulitnya…”
Aku menahan lawan dengan kakiku, dan setelah
menghentikan gerakannya, aku menekankan pisau pada celahnya. Fuuh, aku menarik
napas dalam-dalam. Aku mengerahkan kekuatan pada pisau tersebut saat itu juga
dan membelah udang dimulai dari celahnya.
Kulitnya memberikan perlawanan kuat pada awalnya, tapi
saat aku mendorongnya dengan paksa, tidak lama kemudian dia mengeluarkan
jeritan kematian dan menghilang. ‘Shrimp’ telah muncul di dalam inventory-ku.
“Jadi aku bisa menggunakan pisau dapur untuk memburu
monster. Ini bukanlah sebuah belati, aku tidak ingin jadi bahan candaan sebagai
‘seorang pengguna pisau dapur’.”
Tapi belati sangat tebal. Aku dapat menyerang celah
seperti ini karena begitu tipis dan tajamnya pisau ini.
Setelah itu, aku dapat menyelipkan pisau tersebut ke
dalam kerang dan setelah memotong otot penggerak di dalamnya, aku mendapatkan
seekor kerang.
Karena aku harus menghentikan gerakan mereka dan
membidik celahnya, tidak bisa dikatakan bahwa ini sangat efisien. Ini memakan
waktu.
Akan tetapi, saat aku membunuh sekitar seratus dari
mereka ——
『"Sense 【Cooking】level 10 atau lebih tinggi, sebuah skill
terbentuk setelah menaklukan lebih dari seratus lawan dengan equipment tipe
Cooking."』
"Ehh? Jadi skill muncul setelah memenuhi
persyaratan yang berbeda dengan dari menaikkan level Sense atau event,
ya."
Sebuah skill baru telah ditambahkan pada 【Cooking】 selain 【Preparing】, 【Processing】 dan 【Facilitating】.
Walau begitu, levelnya naik dengan menyerang
monster-monster menggunakan sebilah pisau dapur. Hei, apa ini?
«Ingredient Knowledge»——Untuk 10 menit,
sebuah tanda merah muncul pada lawan, dampak serangan meningkat jika tempat
yang bertanda tersebut diserang.
Dengan kata lain, itu adalah sebuah skill yang
memunculkan titik kelemahan. Saat aku mencobanya, sebuah tanda merah muncul pada
celah di kulit udang itu.
Tidak seperti 【Enchant】, ini lebih seperti sebuah Sense yang
meningkatkan serangan senjata. Sebuah tambahan koreksi serangan dalam jangkauan
terbatas terasa sangat berbeda dari cara kerja enchant.
"Aku sudah mengumpulkan cukup bahan, ayo
memeriksa danaunya dan kembali."
Aku melepaskan Sense 【Dosing】 dan menggantinya
dengan Sense 【Swimming】. Meskipun aku
sedikit cemas melepaskan 【Dosing】 level tinggiku, aku akan mencoba mengimbanginya
dengan sebuah enchant.
Airnya tidak bergeming, tumbuhan-tumbuhan airnya
berayun maju mundur saat arus di bawah air menggerakkan mereka.
Aku berenang dengan bebas karena kurangnya hambatan bila
dibandingkan dengan derasnya aliran sungai. Saat aku menemukan sebuah bangunan
di dasar danau, dari sudut penglihatanku aku melihat sebuah bayangan hitam
seekor ikan yang berenang ke arahku dengan kecepatan yang luar biasa. Aku
segera menghindarinya.
(Bahaya…?! Apa itu?)
Aku melihat ke belakang lewat bahuku mencari
tanda-tanda ikan tersebut. Seekor ikan hitam legam sepanjang 1,5 m berada di
sana. Namanya adalah Western Bluefin Tuna.
Aku yakin itu adalah makhluk air yang memiliki
kekuatan yang tak tertandingi oleh udang dan kerang yang telah kuambili sampai
saat ini.
(Ini adalah monster unik danau ini.)
Apa yang harus kulakukan? Sekalipun aku ingin
memeriksa bangunan di dasar danau tersebut, monster ini pasti akan menghalangi
jalanku. Tidak ada jalan lain selain menyingkirkannya.
Aku kembali ke permukaan sekali lagi. Meskipun Bluefin
Tuna menyerah untuk mengejarku di pertengahan jalan, kelihatannya seakan dia
tidak ada keinginan meninggalkan daerah dalam, dan dia kembali ke dasar.
"Nah sekarang, ayo menyusun strategi untuk
mengalahkan monster itu.)
Jika sampai pada yang terburuk, aku akan melarikan
diri ke permukaan tempat di mana dia tidak mengejarku. Aku bisa menghadapinya
sebanyak yang aku mau. Aku menyesuaikan sikap badanku di air dan menarik napas.
Aku memasangkan tiga enchant pada
diriku sendiri, ATK, DEF, dan SPEED. Aku juga memasang «Ingredient
Knowledge» yang kudapatkan baru-baru ini untuk melihat titik
kelemahannya.
Aku menggenggam pisau dan sekali lagi menyelam ke
dalam air, mencari ikan tuna tersebut.
Aku tidak perlu menunggu lama, ikan tuna itu yang
tadinya menghindari aliran air yang tenang keluar dari area yang dihuninya dan
menyerangku.
Kali ini saat kami bersinggungan, aku tidak
menghindarinya sepenuhnya, dan mengayunkan pisau pada tanda pada tubuh tuna
tersebut.
Sekalipun aku mengayunkannya dengan sekuat tenaga yang
ada pada lenganku pada sosok tersebut, begitu pisau itu mengenai si tuna——
(Sakit?‼ Lenganku——)
Aku tidak menarik pisau tersebut yang telah menembus
ikan tuna. Dengan sebilah pisau yang masih menembusnya, tuna itu menahan
tubuhku dan mulai berayun ke kanan dan ke kiri di dalam air. Saat aku tak
terlindung dari hambatan air, HP-ku perlahan berkurang.
Gawat, pikirku. Aku belum menarik lepas pisau itu, aku
menunggu sampai dia melambat dan kemudian menariknya.
(Lepas——?‼)
Begitu aku menariknya dan berpikir untuk melarikan
diri, ekor bersiripnya berayun dan mengenai sisi tubuhku. Aku telah terlempar
kuat di dalam air.
Aku begerak di dalam air melintasi jarak yang tak
diketahui, dan pada saat tuna tersebut akhirnya berhenti mendekatiku, aku
meloloskan diri ke permukaan secepatnya. Serangan pertama adalah kekalahanku.
"Sial! Monster itu hampir tidak menerima serangan
sedikit pun. Aku hanya berhasil mengurangi sekitar 5% HP-nya."
Kecepatannya tidak begitu hebat saat ditangkap, tapi
kalau aku menusukkan pisauku, aku akan diserang dan ditarik-tarik. Pada saat
seperti aku bisa menggunakan «Cursed» untuk mengurangi
kecepatannya, tapi jaraknya cukup jauh dari permukaan dan tidak mungkin untuk
mengucap dengan jelas di dalam air.
Aku menyembuhkan HP-ku dengan sebuah potion dan kembali masuk ke dalam air
sekali lagi.
Perkiraan jarak bukanlah sebuah masalah. Aku harus
mengganti caraku menyerang.
Kalau aku menikamnya seperti sebelumnya, aku akan
ditarik-tarik. Dengan panjang bilah pisau ini, aku dapat membunuh selama aku
memancingnya menjauh dari arus bawah air. Aku terus menghindar, tidak menemukan
cara untuk menyerangnya.
… tiga kali, empat kali, lima, enam, tujuh, delapan
kali~
Aku menghadapinya sembilan kali. Satu jam telah
berlalu sejak pertama kali aku bertarung dengan tuna tersebut. Secara otomatis,
tubuhku mengingat bagaimana caranya untuk bergerak di dalam air secara optimal.
Sementara itu, aku memikirkan sebuah cara untuk menyerang.
Satu-satunya cara untuk menyerang yang kupunya adalah
pisau dapur di tanganku. Bagaimana caranya kau menggunakan pisau?
Di dalam kepalaku, aku mengingat cara bagaimana pisau
digunakan. Pisaunya ditekankan dan kemudian ditarik. Itu adalah gerakan dasar.
Kalau begitu aku perlu menekankannya pada tuna tersebut, tapi bagaimana caranya
aku menariknya?
Sempurna, tuna tersebut bergerak ke arahku.
Dengan sikut yang didekatkan ke badanku, aku menusuk
lawan di tempat bertanda merah menggunakan pisau yang kucengkeram dengan
tanganku.
Ketika kekuatan pendorong gerakku dan ikan tuna
ditambakan satu sama lain, pisau tersebut memotong dengan lancarnya.
(Bagus, dia terpotong)
Hanya acungkan bilah pisaunya dan gunakan kekuatan
pendorongmu untuk memotong.
Karena hambatan air yang tinggi aku mengayunkan
lenganku secara membabi buta, sedangkan ketika aku menikamkan pisau, aku hanya
terus berenang—dan inilah hasilnya.
Serangan barusan mengenai tandanya, tapi sedikit luput
di bagian tengah. Kali berikutnya, aku akan mengikuti jalurnya dengan tepat.
Sekarang, giliranku untuk melakukan serangan.
Aku menendang air dan melaju ke arah tuna tersebut
secara langsung.
Aku meningkatkan kecepatanku di dalam air dan
menciptakan sebuah aliran air.
Begitu kami saling mendekat satu sama lain, aku membelokkan
tubuhku dan menusukkan pisaunya pada tanda terpanjang. Aku mengerahkan lebih
banyak kekuatan pada kakiku dan terus berenang sampai pisaunya mencapai ekor.
Dipasangkan dengan momentum yang kumiliki dari
menendang air, dan tanpa menghabiskan waktuku kali ini, aku dengan mulus
memotong sepanjang tandanya.
Dengan begini, aku mendapat kepercayaan diri. Waktunya
telah tiba. Aku muncul ke permukaan dan membangun kembali sikap tubuhku.
"Setidaknya aku sudah memangkas 10% HP-nya.
Tinggal 90%."
Aku menghadapinya untuk kesepuluh kalinya.
Aku melawannya secara langsung lagi dan mendekatinya.
Itu adalah sebuah chicken race1
di mana kami berdua sama-sama mendapatkan momentum. Kalau aku melewatkan
kesempatan untuk menghindar, aku akan dihantam oleh massa tuna tersebut dan
terbawa, itu akan berhasil. Tapi jika aku menghindarinya dengan normal, aku
tidak akan bisa memberikan sejumlah besar serangan.
Setiap kali kami bertemu sama lain, HP-nya menghilang,
dan kemudian sampailah pada akhir pertarungan akhir.
*slip*,
pisau dapur itu ditikamkan pada tubuh tuna tersebut dan mendorongnya ke akhir
hidupnya.
(——Pemotongan selesai. Atau sesuatu seperti itu.)
Dia adalah lawan yang berat. Satu lawan satu, itu
lebih kuat daripada monster mana pun yang pernah kutemui sebelumnya. Itu
sebanding dengan seekor bos. Mungkin terdengar lucu, tapi lingkunganlah yang
membuat bos sangat kuat.
Dan peti harta yang merupakan hadiah karena
mengalahkan monster unik air, tenggelam.
Aku mengejarnya dengan cepat. Setelah memastikan
semuanya aman di dasar danau, aku membuka kotak tersebut.
(Sekarang, ayo lihat item apa yang dijatuhkan Western Bluefin Tuna itu.)
Aku memperhatikan item-nya
dengan penuh harap, dan kebingungan karena terkejut. Lalu kemudian,
mengekspresikan pikiran tersebut dengan menendang air dengan kuat, aku bergegas
menuju permukaan.
"Kenapa hadiah untuk Western Bluefin Tuna adalah
satu set peralatan masak barat?!"
Item yang berada di
dalamnya, adalah peralatan dari barat.
Sebuah alat yang membuat adonan pasta menjadi pasta
dengan memasukkan adonan tersebut ke dalamnya dan memutar pegangannya, sebuah
mangkuk, sebuah panci silinder, sebuah kompor magis besar, ada berbagai macam
peralatan di dalamnya.
Aku menghargainya, bagian manajemennya telah
menamainya dengan buruk, tapi aku masih tidak yakin.
* * *
"Ahh, aku kecapekan setengah mati. Sekarang ayo
memastikan apa yang ada di bawah air dan kemudian kembali."
Aku menyelam ke bawah air untuk mencari artefak. Di
dalam bangunan batu tersebut, hanya ada satu pintu masuk.
Aku memasukinya. Interiornya terlihat seperti dipenuhi
dengan udara. Aku menyalakan sebuah obor.
"Hei, hei, aku seharusnya tidak dapat menggunakan
obor di tempat sebasah ini."
Meskipun aku berpikir demikian, saat aku menggunakan pemantik
untuk memasak, benda tersebut mengeluarkan api. Yah, ini adalah game. Saat aku
melanjutkan dengan menyalakan obor-obornya, aku akhirnya dapat melihat seluruh
ruangan.
Ruangan itu sempit dan panjang. Dinding-dinding
batunya berlanjut, terdapat lukisan-lukisan yang digambar di dinding.
Pada lukisan tersebut ada beragam hewan. Serigala,
macan, burung besar, gajah, beruang, rubah, naga. Selain itu ada banyak
orang-orang yang berdampingan dengan mereka. Tidak ada satu karakter pun di
dalamnya, tapi semuanya diekspresikan dengan sebuah lukisan.
Saat aku melihat-lihat sekitar ruangan, aku menemukan
sebuah gang yang menuju tempat lainnya, tapi melewatinya karena
langit-langitnya telah runtuh.
Aku menjelajah sekelilingnya dengan hati-hati, tapi
hanya ada lukisan-lukisan hewan.
Satu demi satu, aku mengambil screenshot-nya, aku tidak ingin memberitahukannya walau begitu.
Langit-langitnya melukiskankannya berdampingan.
Dan kemudian aku melanjutkan ke bagian terdalam,
bagian di mana lukisannya berubah.
Manusia hidup berdampingan dengan hewan-hewan, dan sekarang
hewan-hewan jinak menghargai ikatan hubungan mereka dengan manusia.
Ada satu keberadaan yang sangat menyolok di lukisan
tersebut.
Sosok itu memiliki mulut menganga dan taring-taring
tajam tak beraturan. Sebuah organisme yang memiliki tentakel tak terhingga yang
memanjang dari tubuh hitamnya. Warnanya menambahkan rasa jijik, torsonya begitu
terpuntir sampai mustahil secara biologis. Tempat di mana seharusnya pupil mata
berada, berlubang.
Organisme tersebut menangkap hewan-hewan dengan
tentakel dan melemparkan mereka ke dalam mulutnya.
Sejumlah dari makhluk-makhluk ini muncul dan menyerbu
para hewan. Itu telah menghancurkan kesempurnaan lukisan dinding ini.
Makhluk itu seakan adalah musuh alami para hewan.
"Ini mungkin hanya imajinasiku, tapi mungkin ada
keadaan seperti itu untuk benua ini."
Dan orang-orang memegang senjata di tangannya lalu
menyerang musuh alamiah tersebut. Sosok cacat itu memiliki mata tersembunyi di
belakangnya dan dia menargetkan orang-orang tersebut dengan para hewan.
Pada akhirnya, ada sebuah lukisan dinding yang
menyoroti pertempuran sengit dengan sejumlah monster tak beraturan. Pada akhir
dari lukisan dinding yang amat begitu serius, sekarang waktunya harta karun
lagi.
Peti harta karun yang disimpan khusus di bagian
ruangan yang terdalam lebih didekorasi dan bentuknya lebih bagus daripada peti
harta yang ada sampai sekarang, memberinya kesan lebih bermartabat.
Kali ini, itu adalah sebuah peti harta dari bangunan
di dasar danau. Aku dapat sampai di sini karena memiliki 【Swimming】 level 12.
Mempertimbangkan tidak ada cara alternatif untuk pertarungan mematikan dengan
Bluefin Tuna, kesulitannya sangat tinggi. Kalau aku tidak mengambil Sense 【Swimming】 kemarin, hari ini
aku tidak akan sampai di sini. Tidak, dengan sebuah party yang terdiri dari enam orang, akan lebih mudah dengan equipment seperti tombak, dan akan mudah
untuk diserang.
(Kali ini, kuharap bukanlah item mainan!)
Setelah aku membuka peti harta tersebut dengan tangan
tegang, di dalamnya aku menemukan empat senjata yang tidak bisa kuperiksa.
—Sebuaf staff,
battle axe, longbow dan sepasang dagger.
Staff-nya memiliki
permata onyx di atasnya yang menyerap
cahaya. Warnanya begitu hitam.
Battle axe-nya berwarna
merah gelap, terasa kuat dan sepertinya aku tidak akan bisa mengangkatnya. Pada
mata pisaunya terdapat retakan di permukaannya dan berdenyut dengan warna merah
dan hitam seperti magma.
Sepasang dagger,
warna mata pisaunya berbeda walaupun pegangannya memiliki desain yang sama.
Salah satunya berwarna hitam dan mengilap, sedang yang lainnya berwarna ungu
dan terlihat beracun. Keduanya memiliki tekstur yang sepertinya kasar dan tidak
memantulkan cahaya.
Dan dengan secarik kain merah yang membungkus kayunya
yang lentur, terbuat dari bahan yang tidak kuketahui dan dengan rumit
didekorasi dengan bulu-bulu, sebuah long
bow dengan tali hitam.
Ukurannya sedikit lebih besar daripada busur yang Lyly
buat, seakan sepertinya tidak mungkin aku dapat menembakkannya dengan biasa
saja. Jika aku berdiri tidak bergerak, aku akan bisa membakkannya.
Benda terakhir di dalamnya adalah sebuah memo.
"Umm, 『Selamat. Kau telah menemukan sebuah peti
tersembunyi di tempat ini. Isinya adalah senjata unik. Senjata-senjata ini
adalah jenis yang party-mu paling
sering gunakan. Kau dapat mempelajari rinciannya dengan memeriksanya.』Hei, ini belum
diperiksa."
Aku memeriksa detailnya, tapi semuanya belum
diperiksa. Aku bisa memakainya, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi.
Lebih baik memastikannya dengan Magi-san dan yang lainnya malam ini. Malahan,
senjata-senjata ini untuk semua anggota party.
Sekalipun kami terpisah, kami masih sebuah party. Bagus, pikirku.
Aku tidak punya apa-apa lagi untuk diperiksa di tempat
ini, jadi aku menyelam ke dalam air sekali lagi.
Saat aku melihat ke atas dari dasar danau, air
memantulkan cahaya matahari dan bersinar dengan indahnya. Aku berhenti di
tempat selama beberapa saat dan merekam pemandangan sebelum meninggalkan danau.
"…Ryui, kau di sini?"
Aku mungkin telah meninggalkannya terlalu lama. Aku
tidak bisa menemukan kuda putih itu bahkan saat aku melihat ke sekeliling. Saat
aku berpikir pastilah ini terlalu lama meninggalkannya selama dua jam dan
menggaruk kepalaku, satu sosok muncul dari rerumputan terdekat.
"Kau menungguku, terima kasih."
Aku membungkuk ke depan dan mengelur Ryui yang
mendekatiku. Dia memalingkan muka, tanda sedang marah. Aku memang melakukan
sesuatu yang seharusnya tidak boleh.
"Aku selesai menelusuri danau. Haruskah kita
kembali, atau mungkin mencari di lokasi yang berbeda… ada apa Ryui?"
Sampai saat ini dia tidak melihat ke dalam mataku,
tapi Ryui tidak menepiskan tanganku yang mengelusnya. Tiba-tiba dia terlihat
sekan melihat sesuatu dan sangat tegang.
Itu terjadi beberapa detik kemudian. Ryui berpindah
posisi 30 meter jauhnya dariku, menggerakkan lehernya memberi tanda supaya aku
datang. Mendesakku. Apakah kemampuan untuk memperkirakan bahaya pada hewan juga
berlaku dalam game? Begitu aku berhenti di dekat Ryui, aku mendengar sebuah
suara logam dan jeritan kencang.
"A-apa?!"
"——«Power Wave»!"
Bersama dengan suara yang tidak asing, dua monster
besar terlempar dari dalam hutan ke pinggir danau. Itu adalah lokasi di mana
aku baru saja berdiri.
"Terlempar jauh hanya karena satu serangan,
kalian terlalu lemah sebagai monster unik! Ayo, berkaratlah di pedangku!"
Ketegangan tingkat tinggi tanpa arti. Mengacungkan
pedang tanpa makna, menebas udara.
Para gadis yang menghadapi bos unik tipe udang dan
tipe pohon muncul dari tempat di mana para monster yang dilemparkan tersebut
berasal.
"…Myu. Menghadapi dua lawan secara tiba-tiba itu
terlalu nekat."
"Hmm. Aku tidak masalah selama aku bisa menaikkan
level Hammer-ku pada makhluk crustacean berkulit keras itu."
"Wah, wah, ayo cari-dan-hancurkan sebelum itu dicuri orang lain! Itu yang
terbaik!"
Kenalanku, yang sangat kukenal.
Toutobi yang ringan menggunakan belatinya untuk
menusuk. Hino mengeluarkan sledgehammer-nya
dan tertawa, dan adik perempuanku Myu yang sedang lepas kontrol. Mungkin
merasakan bahaya, Ryui yang berada di sebelahku yang sedang bersembunyi
meningkatkan kewaspadaannya.
Walau begitu, di mana tiga orang lainnya termasuk
Lucato? Yah, aku juga bertindak sendirian jadi seharusnya aku tidak
mempertanyakannya.
"Eh? Itu Onee-chan! Heei, Yun-oneechan!"
"Myu, di depan, DI DEPAN!"
Sekalipun dia sedang berada di tengah-tengah
pertempuran, dia masih punya waktu untuk melambaikan tangan. Dia dengan mudah
menghindari jepitan serangan kayu dan tombak monster. Hei, adikku yang cheater. Kumohon padamu, jangan membuat
kakakmu begitu khawatir.
"——«Wall Breaker»!"
"… «Backstab»!"
Toutobi menembus melewati titik buta dari monster tipe
udang Timewasting Scissors, Hino mengayunkan hammer-nya dan menghancurkan sisanya.
Sementara dua dari mereka menghadapi satu monster
unik, Myu mengurusi monster tipe Sweets Tree sendirian.
"Hei, hei! Kau tidak akan mengenaiku dengan
serangan selambat itu!"
Myu terus menahan kutukan yang pohon tersebut
lancarkan karena magic defence-nya
yang tinggi dan menghindari semua tombak kayu yang terbuat dari dahan-dahan
pohon.
Monster tersebut dengan cepat berpindah antara
serangan dan pertahanan. Aku merasa ini dapat disebut dengan monster unik yang
sesungguhnya. Laba-laba yang kami lihat di hari pertama cukup lemah untuk
dikalahkan oleh sebuah party pemula,
Bluefin Tuna dari danau mungkin tidak memiliki status yang tinggi tapi sulit
untuk dikalahkan. Bahkan jika sekali saja seseorang terkena di bawah air, ada
kemungkinan tinggi untuk kalah.
Dan dua monster di depanku memiliki kekuatan yang
membuatku merasa aku pasti tidak akan dapat mengalahkan mereka sendirian.
Aku mengamati pertarungan dengan Sweets Tree. Monster
itu menyerang lebih cepat daripada yang dapat orang lakukan untuk menggerakkan
lengan dan tubuhnya. Akan tetapi——
"Kau terlalu lambat, jadi aku akan bertindak
sebagai gantinya!"
"Tidak, bagaimana bisa itu lambat?"
Dahan-dahan yang tumbuh terhubung dengan tangannya,
jumlah yang menusuk semakin bertambah. Kalau aku tidak fokus untuk
menghindarinya, aku pasti telah tertusuk dengan segera.
Dia terus menghindarinya dan nyaris terkena serangan
lalu mempersempit jaraknya. Dengan pedang yang dihunuskan tangannya, dia dengan
ringan memotong dahan-dahan yang menghalanginya mendekat.
Rasanya seperti mereka berdua berusaha mati-matian
dalam pertarungan ini. Akan tetapi, Sweets Tree masih memiliki kesempatan. Dan
Myu…
Dia tadi sempat terhempas, tapi sekarang dia telah
berdiri tegap dan kokoh.
"«Fifth Brea—"
Setelah memasuki jarak di mana dia dapat menggunakan
Art, Myu mulai melakukannya. Aku memperkirakan perubahan Sweets Tree dan
meninggikan suara.
"MINGGIR!MYU!"
Dia membatalkannya dan segera melangkah mundur untuk
membuat jarak. Di tempat Myu berada sebelumnya, tombak-tombak kayu mencuat dari
tanah.
Sweets Tree tidak bergerak, dari jarak yang lumayan
jauh dia menggunakan serangan menusuk. Begitu seseorang mendekatinya, dia
membuat tombak-tombak kayu timbul dari tanah. Aku segera memikirkan tindakan
penanggulangan, dan itu harusnya serangan sihir jarak jauh, akan tetapi…
"Bagus! Memang harusnya begitu!"
"Yah, adik perempuanku benar-benar menjadi penggila
tempur sepenuhnya…"
Dia menghindari serangan yang berbahaya, tapi dia
tidak menyesalkannya ataupun menyumpah. Dia menyunggingkan seulas senyuman
kekanakan yang lebar di wajahnya dan dengan senangnya memegang one-handed swordnya.
Untuk sesaat, dia menurunkan pinggulnya dan melesat
untuk mencapainya secara langsung. Hanya dengan kecepatannya, dia menghindari
tombak-tombak yang pohon tersebut gunakan untuk menyerangnya, dia memelintir
tubuhnya dan melewati itu semua dalam satu garis lurus yang mulus.
Tindakannya sama dengan sebelumnya, tapi kecepatannya
berada di tingkatan lain. Melihat player berlevel tinggi dapat melakukan hal
semacam itu, aku merasa takut.
Sekali lagi dia memasuki jarak dekat pohon tersebut.
Saat ada sesuatu yang naik secara tidak alamiah dari tanah, Myu menyerbu tanpa
berhenti.
Tombak-tombak bermunculan sesaat seperti ranjau,
mereka muncul dari titik buta. Itu tidak dapat dihindari.
"Naif! Aku tidak akan terkena trik yang sama dua
kali!"
Dia tiba-tiba berhenti, meninggalkan semua momentum
yang tersisa pada kaki kanannya. Dia berputar menggunakan momentum tersebut dan
menangkis tombak-tombak kayu tersebut dengan pedangnya. Dan sekali lagi dia
mulai berlari untuk menghadapi pohon tersebut.
Benar-benar tekhnik yang tidak manusiawi.
"Kali ini—«Fifth Breaker»!"
Art-nya meninggalkan cahaya pucat di belakang saat one-handed sword tersebut memotong tubuh
Sweets Tree.
HP-nya berkurang sangat banyak dengan setiap serangan,
walau begitu hanya memangkas sekitar 30%. Karena serangan sebelumnya mengurangi
10%, masih ada 60% yang tersisa.
Kalau dia mengulangi hal yang sama dengan yang
sebelumnya, dua kali lagi dan dia akan menang. Mengambil jarak dan menggunakan
taktik serang-dan-lari akan menjadi
yang terbaik, pikirku.
Akan tetapi, itu adalah kualitas dari Imouto-sama. Dia
melampaui yang kubayangkan.
"Tidak seberapa! Ini tidak seberapa! Jadi lawan
terkuat event ini bukannya Ki-sama, ya!"
Ketika berkaitan dengan sedikit perbedaan, itu
pastilah 『è²´』-sama dan 『木』-sama, ya. Sekalipun itu hanya sekedar Sweets Tree2.
Hei, itu bukanlah hal yang mengejutkan. Myu menurunkan
pinggulnya dan bertindak dengan sebuah gerakan yang seakan dia sedang
mengaktifkan sebuah Art.
"Hiyaat!"
Itu sudah jelas bukanlah sebuah tekhnik, serangan itu
adalah rangkaian lima serangan berturut-turut. Aku dapat melihat jejak
kebiasaan yang terlihat persis sama dengan saat ketika menggunakan Art one-handed sword yang disebut Fifth
Breaker sebelumnya.
Kecepatan dan ketepatannya sama bagusnya dengan Art,
tapi Art-nya tidak keluar. Tidak ada koreksi serangan yang dikenakan padanya
yang dapat memangkas sejumlah besar dampak serangannya. Hanya aksinya yang
sama.
"Hiyaaah‼"
Serangan beruntun mengandalkan sepenuhnya kecepatan.
Tidak peduli berapa panjang jarak waktu yang diperlukan tombak-tombak kayu
untuk digunakan kembali, bertarung dalam jarak dekat adalah hal yang nekat
menurutku.
Tentakel pohon tersebut mendekat, dia merunduk dan
meneruskan tebasan pedangnya dengan mengabaikan serangan dahan-dahan.
Dia jelas terlihat terluka, tapi dia terus merapalkan
sihir penyembuh diri sendiri untuk memulihkannya.
"Dengan ini, tamatlah—«Fifth Breaker»!"
Kali ini adalah Art yang sesungguhnya. Sekalipun
monster tersebut roboh hanya dengan dua serangan, Myu melancarkan sisa
serangannya, melakukan overkill. Aku
merasa bersimpati pada Sweets Tree.
Serangan Art tipuan sebelumnya itu bagus, dan pastilah
membutuhkan banyak keberanian untuk menghadapi seekor monster unik dalam jarak
dekat.
Myu adalah seorang yang normal bagaimanapun juga. Dia
layak untuk disebut sebagai seorang cheater
oleh orang biasa.
Itu adalah hal yang mustahil bagiku. Sekalipun aku
mengalahkannya sendiri, aku akan menghabiskan banyak waktu untuk menghadapinya
dari kejauhan tombak-tombak kayu bawah tanah.
* * *
"…Oh, kau tidak perlu terlalu waspada. Mereka
bukanlah musuh."
Segera setelah Myu menyelesaikan pertempurannya, aku
berkata demikian pada Ryui, tapi tidak hanya dia tidak muncul dari
persembunyiannya, malah juga semakin waspada.
"Wah, hebat. Kau luar biasa seperti biasanya.
Tapi kau mendapat sangat banyak luka ya, 'kan."
"Hm? Aku menerima serangan-serangan itu untuk
menaikkan level 【Armour】-ku."
Jadi dia menahan serangan-serangan tersebut, dia
menaikkan levelnya ya. Seperti biasa, dia mengabaikan resikonya dan menekankan
pada efisiensi.
"Itu terlalu berbahaya. Kalau kau mundur, kamilah
yang akan kerepotan."
"Ahahaha, maaf. Tapi mendapatkan item drop."
Sekalipun aku tidak melihatnya, sepertinya mereka
bertiga melihat monster tersebut menjatuhkan sebuah peti. Dari bagaimana cara
mereka bergerak, seperti mereka membuka sebuah peti. Dan saat aku melihat
mereka, mereka mengeluarkan begitu saja sebuah pengocok telur, sebuah mangkuk,
pemotong kue kering, dan sebagainya…
"Baiklah! Ini adalah langkah lainnya menuju
rencana membuat-kue yang kita impikan!"
"Kurasa karena tidak seorang pun dalam party yang memiliki Sense 【Cooking】, mimpi ini tidak
akan pernah terjadi."
"…setuju. Sebelum itu, kau melupakan sesuatu.
Lihat."
"Oops, Yun-oneechan! Lama tak bertemu!"
Mereka bertiga mendekatiku. Meskipun aku ingin
memanggil mereka dengan cara yang ramah, Ryui di sebelahku sangat waspada dan
aku tidak ingin menakutinya.
"Y-Yah, kalian baik-baik saja? Juga, maaf
Toutobi, Hino."
"Kenapa Onee-chan minta maaf?"
Aku melirik mereka berdua, kalian mendapat rasa simpatiku, aku menyampaikan. Maaf karena dia selalu merepotkan.
"Jadi, kenapa kalian bertiga di sini?"
"Hmm. Mencari makanan? Jadi, karena mereka
menerapkan satiety, kami tidak mau
mundur karena kekurangan makanan. Maka kami bergerak dalam dua tim, dan
kemudian kami menemukan sebuah party
yang melarikan diri dari seekor monster unik, jadi kami memancingnya sebagai
gantinya. Karena tempatnya sempit, kami meminta Hino-san untuk menghancurkannya
dengan hammer-nya di tempat
lain!"
Bukannya itu MPK? Juga kalian itu hebat karena
mengalahkan dua dari mereka dengan begitu cepat.
"Aku mengerti. Kalau kau mengumpulkan makanan
dengan benar, aku tidak perlu khawatir."
Saat aku berbicara, mereka bertiga terang-terangan
memalingkan wajah. Hei, kenapa kalian memalingkan wajah?
"Ehmm, kami belum makan makanan yang layak sejak
kami datang ke sini."
"Buah-buahnya enak. Kami mencoba memaksakan
masakan Myu dan kami untuk kami sendiri…"
"…karena kami semua memiliki Sense 【Poison Resistance】 sebelumnya, skill
tersebut naik dengan sangat cepat. Juga, buah-buahan beracun terasa seperti
kombinasi straberry dan jeruk."
Umm, dengan kata lain, untuk makanan mereka telah
menahan diri dengan tanaman beracun karena lapar? Memperkuat toleransi
seseorang terhadap racun dengan memakannya adalah sebuah tekhnik ninja, bukan?
Letia yang kutemui kemarin tidak memiliki kemampuan pendukung diri sendiri
sedikit pun juga.
"Haa~, bertahan selama tiga hari dengan makanan
semacam itu kedengarannya hal yang terburuk."
"Karena~ kita tiba-tiba diberikan batasan
mempelajari Sense, kami tidak tahu Sense baru jenis apa untuk diambil dan
dinaikkan levelnya agar menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup sekitar.
Semuanya kebingungan. Dan saat aku ingin melakukan masakan yang terbaik, semua
orang menghentikanku…"
"Myu, sebaiknya kau berhenti. Jangan tambah
jumlah korbanmu di luar rumah kita sendiri."
"Kau keterlaluan, Onee-chan."
"Panggil aku kakak Onii-san. Ya ampun, kau payah
saat situasinya benar-benar mengharuskan sesuatu, kau perlu sedikit
kecerdikan."
Para player
tingkat atas membuat keributan tentang memasak satu sajian makanan dan membuat atmosfir
beracun, haa~, aku menghela nafas dalam-dalam.
"Barang-barang keperluan kami habis… Kemarin potion kami tandas di dalam dungeon dan daya tahan senjata Luka-chan
merosot sampai hampir hancur. Kami mendapat banyak sekali item drop dan item unik,
senjata dan armor, tapi kami ingin potion.
Dan memanfaatkan item yang tidak
diperiksa itu menyeramkan."
"…untungnya kami dapat memeriksa makanan biasa
dan buah beracun. Kalau Myu sampai mengamuk karena memakan sesuatu dengan efek 【Confusion】, itu tidak akan
berjalan bagus."
Neraka, bersiap untuk mundur saat itu juga.
"Kalian semua, itu adalah zona kritis. Kalian
ini, yang benar saja! Ya ampun, aku akan membantu kalian sedikit."
"Eh?"
Bingung, Myu menatap ke arahku.
"Makan malam dan potion, aku bisa menyiapkannya di tempat perkemahan kami. Makan
makannya nanti bersama dengan party-ku,
apa itu tidak masalah?"
"Itu…"
"Tapi, aku akan mengambil kompensasi yang
seharusnya. Ini akan menjadi urusan perjalanan bisnis 【Atelier】, pertukaran
secara barter. Aku tidak perlu uang, aku hanya akan dapat menggunakan lima hari
yang tersisa. Aku ingin item. Item yang tidak begitu unik, bahan-bahan
dan herb, juga sekaligus informasi.
Aku akan memberimu potion dan obat
penyembuh status abnormal sekaligus makan malam nanti."
Kupikir itu sebuah ide yang sangat bagus. Sekalipun
misalnya aku melakukan sesuatu yang sama di dunia
nyata, aku bukanlah orang sebaik itu yang menolong orang tanpa imbalan.
Memberi dan menerima, itulah intinya.
"Aku akan bisa menikmati rasa masakan rumah untuk
pertama kalinya setelah sekian lama."
"Aku sama sekali tidak memiliki cukup bahan, jadi
mustahil untuk membuat apapun selain sajian makanan dari buah-buahan."
"Oke, ayo! Ayo meyakinkan Luka-chan dan yang
lainnya!"
Myu mengangkat tinjunya dan mulai berjalan menuju
hutan. Ya ampun, benar-benar adik yang merepotkan.
"…umm…ada sesuatu yang ingin kubicarakan,
Yun-san. Apa tidak apa-apa?"
"Apa itu, Toutobi. Kalau-kalau kau punya
bahan-bahan makanan yang dapat memperlebar jenis masakan yang bisa
kubuat."
"Tidak, bukan itu…ada sesuatu di sebelah
Yun-san…apa itu?"
Waktunya buruk. Aku ingin membuatnya tetap tak
terlihat untuk saat ini karena dia masih waspada setelah melihat pertempuran
tadi.
Juga, Myu pasti akan tertarik. Walaupun itu adalah
sebuah hubungan yang singkat, aku sudah tahu bahwa Ryui sama sekali tidak akan
membiarkan siapapun untuk menyentuhnya.
"Umm, Toutobi-chan, apakah kau bisa melihat
sesuatu? Aku tidak bisa melihat apapun."
"Itu mungkin karena Sense tipe-penelusuran,
kurasa. Jadi, apa yang ada di sebelah Yun-san?"
"…eh, umm…Itu…sama sekali jangan
menyentuhnya."
Jangan menakutinya. Myu sangat waspada. Aku mengatakan
beberapa kata meminta Ryui untuk keluar. *Wushh*,
mata dari mereka bertiga melekat pada kuda putih yang muncul.
"Tenanglah, mereka bukan musuh."
Aku merundukkan badan dan mengelus tubuhnya untuk
menenangkannya. Mereka bertiga menanggapi secara berbeda, tapi Myulah yang
tadinya paling berhati, bersuara melengking seperti yang kuduga.
"Uwaa‼ Seekor hewan muda! Dan seekor kuda putih
malahan! MAUUU!"
""Tidak kuberikan! Tidak kuserahkan! Tangkap
sendiri."
"Yun-oneechan, aku tidak mengatakan apapun soal
memberikannya. Tapi bagaimana kau bisa mendapatkannya?"
Dua orang lainnya juga penasaran. Tapi aku tidak
benar-benar mengerti.
"Seperti…sebelum aku menyadarinya…dia sudah di
sisiku?"
"Kenapa kau membuatnya menjadi sebuah
pertanyaan…?"
"Sebenarnya, dia ini tidak terlihat, jadi saat
aku memalingkan wajah sesaat, dia sudah memakan makan siangku. Kemudian dia
perlahan-lahan menjadi jinak."
Kehebohan Ryui menjadi sangat menurun saat aku terus
mengelusnya. Kebalikannya, dia mulai menekankan tubuhnya padaku. Tidak, itu
bisa dianggap sebagai memamerkan hubungan kami. Itu bisa diungkapkan seperti
itu.
"Bisakah aku setidaknya menyentuhnya?"
"Ryui, kau mendengarnya."
"Hei? Apa itu tidak apa-apa?"
Tapi dia mengalihkan lehernya setelah mendengar
pertanyaan Myu, menolaknya.
"Wah, wah… Myu, kau ditolak."
"Tapi aku akan menyentuh!"
"Hei!"
Seperti biasa, adik perempuanku tidak dapat
mengendalikan dirinya sendiri, tapi sosok Ryui menghilang sebelum dia dapat
menyentuhnya. Myu tidak mempunyai Sense tipe-penelurusan, jadi dia tidak tahu
ke mana Ryui menghilang.
Dan seperti itulah, Ryui muncul menjauh, itu sedikit
aneh. Dia terlihat sedikit tidak nyaman.
Toutobi juga sepertinya merasakannya dan dia menaikkan
alis.
"Fufufufu, mengejar yang kabur adalah
kebiasaanku! Ini adalah awal dari permainan kejar-kejaran!"
Hewan muda tersebut tidak akan mengalahkan kecepatan
Myu yang luar biasa. Seperti itulah kelihatannya. Tapi kenyataannya berbeda.
Kuda putih kecil tersebut merupakan keberadaan yang
melampaui Sweets Tree.
Kecepatan larinya tidak sebegitu hebatnya. Dia
menghilang begitu Myu mencoba menyentuhnya, dan muncul kembali di tempat lain.
Kami dapat melihat sebuah ilusi seakan dia berteleportasi dalam jarak pendek.
Dan saat Myu kehilangan sosok Ryui dan menemukannya
muncul di tempat lain, dia dalam sekejap melepaskan kecepatan maksimumnya.
Dia hanya selangkah lagi sebelum dapat menyentuhnya.
Saat itulah tubuhnya melambung menjauh.
"Kyaa…uu…"
Berlarian, Ryui datang kembali pada kami. Setelah
sepenuhnya mengerjai Myu, dia terlihat puas.
"Apa yang terjadi? Kau kehilangan 20% HP."
Myu datang kembali sambil melancarkan sebuah
penyembuhan pada dirinya sendiri. Meskipun bagi Hino itu terlihat sepertinya
Myu hanya dipermainkan, Toutobi dan aku memahami kenyataan kerasnya.
"Itu, adalah sebuah ilusi bukan."
"…Yah, sementara menyembunyikan sosoknya, dia
menampilkan sebuah ilusi dirinya sendiri. Dan kemudian, objek yang Myu inginkan
menghilang tepat di hadapannya."
Kenyataannya adalah Ryui hampir tidak bergerak. Yang
berpindah adalah ilusi dari Ryui. Bayangan tersebut terhapus setiap kali Myu
nyaris menangkapnya, itu terlihat seperti teleportasi jarak pendek karena itu
berulang-ulang menghilang dan muncul kembali.
Benda yang dihempaskan Myu, adalah kecepatan luar
biasanya sendiri. Dia mengenai pohon yang tersembunyi di belakang Ryui, tepat
dari depan.
"Uhh. Aku menyerah hari ini, tapi biarkan aku
menyentuhmu nantinya!"
Ryui menanggapi dengan sebuah 'datang saja, aku akan
menghadapimu saat itu'. Dia menatapnya dengan sedikit riang. Dia mungkin dalam
saat-saat seperti di dalam manga di mana seseorang mengakui seseorang sebagai
saingannya.
Dengan hal ini sebagai pemicu, suasanya menjadi
melembut. Untuk sementara ini kami bertujuan pada perkemahan Myu dan
bercakap-cakap. Setelah mundur dari sana, kami akan kembali ke perkemahan kami
dan setelah menghabiskan waktu di sana, mereka akan menuju ke dungeon bawah tanah sekali lagi.
Mereka bertiga berhasil menghubungi Lucato dan yang
lainnya. Di sepanjang jalan aku mengajari mereka tentang jenis-jenis tanaman
yang bisa dimakan, mengambil herb dan
menyuruh mereka untuk memeriksanya. Aku mengadopsi metode pemeriksaan yang sama
dengan yang kugunakan untuk Leticia. Dan, kami tertawa hampir sepanjang jalan
saat Hino dan Toutobi mendadak menyentuh Ryui. Melihat hal itu, Myu frustrasi
dan sekali lagi menantang Ryu untuk menyentuhnya.
Kupikir dia akan menolaknya lagi, tapi mungkin karena penampilan Myu yang tidak biasanya tegang dan ketakutan, tanpa
melawan Ryui dengan patuh membiarkan dia untuk menyetuhnya. Akan tetapi, karena
Myu terlalu terbawa dirinya sendiri dan setelah menyebabkan kemarahan Ryui, dia
mendapat sebuah tendangan.
Dan saat kami tiba di perkemahan party Myu—kami menemukan
para player terjebak di antara pilar-pilar
api yang sedang tersebar.
Catatan Kaki
1. Chicken race : semacam adu
keberanian di mana kedua pihak melaju cepat ke arah satu sama lainnya dan yang
pertama kali menghindar adalah pihak yang kalah.
2.
『è²´』-sama dan 『木』-sama : sebuah permainan kata. Baik 『è²´』dan 『木』dapat dibaca
sebagai akhiran yang sangat dihormati. Untuk lebih jauh dapat menjadi sebutan kehormatan bagi
seseorang yang 'bangsawan', tapi menggunakan dengan "sama" itu dapat
berarti "brengsek". Jadi sedikit perbedaannya adalah saat Myu
memanggilnya "kisama" sebagai si brengsek atau yang lainnya.
0 Comments
Posting Komentar