BEHEMOTH
[Traum
adalah bahasa Jerman untuk Mimpi].
* * *
Di
kedua sisi jembatan, sebuah formasi sihir yang memancarkan cahaya merah muncul.
Lingkaran sihir tersebut di sisi jalan terusan berkisar 10m besarnya. Yang
berada di sisi tangga sekitar 1m, tapi jumlahnya banyak.
Dari
lingkaran sihir yang lebih kecil dan tak terhitung jumlahnya, muncullah
kerangka-kerangka yang membawa pedang, mereka semua disebut “Traum
Soldier”. Mata
mereka berwarna sama dengan lingkaran sihir dan jumlah mereka terus bertambah.
Sekalipun
terdapat begitu banyak kerangka Traum
Soldier pada sisi
ini, monster di sisi lainlah yang menyebabkan kesadaran Hajime akan bahaya menjadi gila. Dari lingkaran sihir sebesar 10m,
sebuah pedal iblis segiempat dengan panjang 10m dan semacam helm di kepalanya,
muncul dari situ. Jika dibandingkan dengan hewan apa pun yang diketahui Hajime,
yang mendekat adalah seekor Triceratops. Akan tetapi, matanya bersinar berwarna
merah, sambil memukulkan cakar dan taringnya yang tajam, lidah-lidah api
berkumpul di sekitar tanduk yang ada di helmnya.
Meld hanya membisikkan “Behemoth”. Pada saat itu, Behemoth menarik napas dalam-dalam dan
mengeluarkan sebuah raungan yang memekakkan telinga.
“Gurua~a~a~aaaaa‼”
“Ugh!?”
Raungan tersebut menyebabkan semua
indera Meld kembali. Dia dengan cepat memberikan perintah kepada semuanya.
“Alan! Pimpin anak-anak ke tangga dan
terobos para Traum Soldier itu! Kyle,
Ivan, Gale! Aku perlu kalian untuk memperlebar dinding pertahanan sebisa
kalian! Hentikan itu! Kouki, cepat pergi ke tangga!”
“Tunggu sebentar, Meld-san! Kami akan membantu!
Monster yang seperti dinosaurus itu adalah yang paling berbahaya!? Kami akan…”
“Tolol! Itu adalah Behemoth yang sebenarnya, dengan
kekuatanmu yang sekarang itu adalah hal yang mustahil! Itu adalah iblis level
65. Dulu sekali, petualang terkenal yang “Terkuat” menghadapinya dan tidak
dapat mengalahkannya. Cepat pergi! Aku tidak bisa membiarkan kalian mati!”
Bahkan
ekspresi Meld terlihat bimbang untuk sejenak karena monster tak kenal takut di
hadapannya. “Aku
tidak bisa membiarkan kalian!”
adalah balasan Kouki saat dia berdiri di tempatnya. Tepat ketika Meld mencoba
untuk memberi alasan
kepada Kouki untuk mundur, Behemoth
tersebut meraung dan mulai menyerang mereka. Kalau begini, para murid yang
sedang bergerak mundur akan mati terinjak-injak.
Untuk mencegahnya, pasukan militer
terkuat dari Haihiri memunculkan banyak dinding perlindungan dalam kekuatan
penuh.
“”Usirlah semua Kedengkian dan Permusuhan, Perlindungan
Mutlak dari Sang Anak Dewa, Dalam Tempat Suci Ini, Kau Tidak Akan Bisa
Melaluinya, “Absolute
Virtue”””
Formula sihir untuk mantera ini
tertera pada kertas berkualitas tertinggi selebar 2m. Perapalannya memiliki 4
frasa untuk mengaktifkannya. 3 dari para warrior melancarkannya secara
serempak. Sebuah dinding perlindungan yang muncul dapat menghentikan apapun
selama satu menit. Dinding perlindungan berbentuk setengah bola bersinar putih
bersih saat menghentikan serangan Behemoth.
Begitu Behemoth berbenturan dengan dinding tersebut, sebuah gelombang
kejut muncul dari antara mereka. Seluruh jembatan bergetar karena gelombang
getarnya, dan semua yang berada di sekitar kaki Behemoth hancur lebur. Murid-murid yang mundur berteriak dan roboh
karena gempa buatan itu.
Traum Soldier
adalah monster-monster yang muncul dari level 38 ke atas. Mereka berada di
tempat teratas dari semua monster yang mereka temui sejauh ini. Para murid
menjadi panik saat mereka terjepit di antara iblis besar di belakang dan
pasukan kerangka mengerikan berada
tepat
di depan mereka.
Mereka maju dengan gegabah, tanpa
peduli untuk mempertahankan barisan, dan menuju ke tangga. Alan, mencoba untuk
menenangkan mereka sekuat tenaga, tidak ada yang mendengarkan karena teror yang
mendekat. Salah satu dari gadis sekolah itu terdorong dari belakang dan
terjatuh. Dia mengerang saat mengangkat kepalanya dan melihat di hadapannya ada
sesosok Traum Soldier yang
menghunuskan pedang.
“Ah.”
Monster itu mengayunkan pedang ke
arahnya.
Dia
berpikir bahwa dia akan mati kapan saja, tapi tiba-tiba kaki Traum Soldier itu terangkat naik.
Kehilangan keseimbangan, lintasan dari mata pedangnya tidak mengenai gadis
tersebut dan membentur tanah sebagai gantinya. Lebih jauh lagi, pergolakan
tersebut berlanjut seperti sebuah ombak menuju ujung dari jembatan, membuat
tersandung banyak Traum Soldier di
sepanjang jalurnya. Ini menyebabkan para Soldier tersebut jatuh ke dalam
jurang.
2m
dari tepi jembatan dalam posisi membungkuk adalah Hajime yang menghela nafas
dengan berat. Dia terus menerus mentransmutasi tanah. Seperti longsor, para
monster di jembatan berjatuhan ke dalam jurang. Tanpa sadar, kecakapannya dalam
mengubah menjadi lebih baik karena dia terus-menerus menggunakannya. Jangkauan
dari transmutasinya juga sepertinya telah meningkat.
Sambil
menegak sebotol mana potion, Hajime
dengan cepat mendekati gadis yang terjatuh itu. Dan dia membantunya bangkit. Hajime berbicara
dengan gadis yang masih tertegun dengan seulas senyuman.
“Ayo cepat. Tidak apa-apa, kalau kau
bisa tenang, maka kerangka-kerangka ini bukan apa-apa. Karena kecuali aku,
semuanya adalah cheater!”
Hajime menepuk punggungnya dengan
penuh percaya diri, detik berikutnya dia mengutarakan sebuah “terima kasih”
secara cepat dan bersemangat.
Hajime
telah meruntuhkan pijakan di sekitar Traum
Soldier dan membuat mereka terhambat. Dia mengambil waktu sejenak untuk
memeriksa medan pertempuran. Semuanya dalam kepanikan yang membuat mereka
bertarung tanpa berpikir dan terlihat begitu payah. Kalau terus begini, kemungkinan
besar seseorang akan mati. Alan masih mencoba mengatur mereka, tapi tidak
berjalan baik. Lebih banyak lagi bala bantuan yang muncul untuk Traum Soldier yang melewati lingkaran sihir baru.
“Kita perlu pemimpin yang kuat untuk
memimpin kita, Amanokawa-kun!”
Hajime mulai berlari cepat menuju
kelompok Kouki.
Behemoth masih terus-terusan menyerang dinding perlindungan. Sebuah
gelombang kejut yang kuat membuat segala sesuatunya berbenturan dengan
perlindungan tersebut, jembatannya mengerang karena tekanan tersebut. Sudah
terdapat retakan-retakan pada dinding dan hanya hitungan waktu saja sebelum hal
itu hancur. Meld telah bergabung dengan tenaga bantuan untuk memperkuat
perlindungan tapi usaha itu percuma, seperti menambahkan setetes air ke dalam
ember.
“Ah, sial! Ini tidak akan bertahan
lama! Kouki, cepat mundur! Kalian pergi juga!”
“Tidak! Aku tidak akan meninggalkan kalian
semua! Kita semua pasti akan selamat dari ini!”
“Ugh, begitu egois di saat seperti
ini…”
Meld menampakkan raut wajah masam
pada percakapan mereka. Di tempat sesempit itu, akan sangat sulit untuk
menghindari terjangan Behemoth.
Karena itu, pilihan terbaik adalah untuk mundur karena tanpa dinding
perlindungan, mereka akan terinjak-injak. Pemikiran tajam semacam itu hanya
dapat muncul dari pengalaman, bukanlah hal yang mungkin bagi Kouki dan
kelompoknya untuk berpikir seperti itu.
Meld mendesak untuk mundur, tapi
dengan penjelasan yang minim mengenai apa alasannya. Kouki tidak dapat menerima
nasehatnya dan menolak untuk “meninggalkan” mereka. Juga dari tatapan mata
Kouki terlihat bahwa dia ingin menantang Behemoth
tersebut.
Ini
mungkin adalah ciri dari cara berpikirnya yang masih belum matang. Dia terlalu
mengganggap tinggi dirinya, karena dia mendapat begitu banyak pujian yang
dicurahkan padanya.
“Kouki! Dengarkan apa yang dikatakan
Meld dan mundurlah!”
Shizuku, yang mengerti situasinya,
mencengkeram lengan Kouki dengan sikap memprotes.
“Ini bukan pertama kalinya Kouki
bersikap tidak masuk akal! Aku akan membantumu!”
“Terima kasih Ryutaro!”
Pernyataan Ryutaro semakin
memanas-manasi tindakan Kouki. Shizuku mendecakkan lidah karenanya.
“Jangan terlalu terbawa situasi!
Dasar bodoh!”
“Shizuku-chan.”
Kaori mengkhawatirkan Shizuku yang
kesal.
Seorang
pemuda melompat ke depan Kouki.
“Amanokawa-kun!”
“Na-Nagumo!?”
“Nagumo-kun!?”
Semuanya terkejut dengan betapa
seriusnya Hajime.
“Cepat mundur! Kau harus membantu
yang lainnya!”
“Kenapa begitu tiba-tiba? Apa yang
bahkan kau lakukan di tempat seperti ini? Ini bukanlah tempat di mana seharusnya
kau berada! Serahkan saja ini pada kami, Nagumo…”
“Apakah sekarang waktunya untuk
berkata semacam itu?!”
Hajime menunjukkan semacam tekanan
yang tak terduga dalam perkataannya yang membuat Kouki menghentikan omelannya.
Sampai saat ini, mereka tidak pernah mendengar Hajime menggunakan nada bicara
keras seperti itu. Dia biasanya selalu terlihat dengan seulas senyuman dan
penampilannya saat ini begitu mengejutkan.
“Apakah
kau tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi? Semuanya dalam keadaan panik,
karena pemimpin mereka menghilang!”
Hajime menunjuk ke arah murid-murid
sementara salah satu tangannya mencengkeram dada Kouki. Di tempat yang dia
tunjuk, ada teman-teman sekelasnya yang sedang dikepung Traum Soldier. Hasil pelatihan yang diberikan kepada mereka
sekarang tidak terlihat, mereka bertarung dengan menyedihkan. Karena mereka
begitu tidak efisien, mereka sekarang kelabakan dengan bala bantuan monster.
Meskipun status tinggi mereka melindungi mereka untuk saat ini, tidak lama lagi
itu tidak akan ada gunanya.
“Kami perlu serangan yang dapat
menerobos monster-monster itu! Sebuah kekuatan yang dapat menghapus rasa takut
dari hati semua orang! Dan itu adalah kau yang memiliki kekuatan tersebut!
Jangan hanya melihat apa yang ada di hadapanmu, lihat juga apa yang ada di
belakangmu!”
Terpaku melihat teman-teman
sekelasnya yang sedang berada dalam kekacauan, Kouki yang gemetar menganggukkan
kepalanya.
“Aku mengerti! Aku akan segera pergi.
Maaf, Meld-san!”
“Pergi!”
Saat Meld menoleh ke belakang untuk melihat
kesediaan Kouki untuk mundur, dinding perlindungan akhirnya runtuh akibat
serangan bertubi-tubi dari Behemoth.
Gelombang kejut yang mengamuk akibat kehancuran dari dinding pelindung, menerpa
langsung pada Hajime dan yang lainnya. Hajime dengan cepat melangkah maju dan
membentuk sebidang dinding, tapi itu dengan mudahnya dihancurkan. Kelihatannya
dia telah memperlemahnya. Debu berterbangan saat Behemoth tersebut meraung.
Di tanah, Meld dan tiga dari
kesatrianya mengerang. Tubuh mereka sepertinya mendapat cedera dari gelombang
kejut tadi, mereka tidak dapat bergerak. Kouki dan kelompoknya terjatuh, tapi
dengan cepat mereka pulih. Tembok Hajime telah berguna untuk mereka yang berada
di belakang Meld.
“Ryutaro, Shizuku, bisa ulur waktu
sedikit untukku?”
Sekalipun kesakitan, mereka berdua
menerjang maju atas permintaan Kouki. Karena Meld tidak dapat bergerak,
sekarang tergantung pada mereka untuk bertindak.
“Akan kulakukan apa yang kubisa!”
“Entah bagaimana caranya, akan
kulakukan!”
Mereka berdua bergegas menuju Behemoth.
“Kaori, mulailah menyembuhkan Meld
dan orang-orangnya.”
“Baik.”
Kaori dengan cepat bekerja. Hajime
sudah berada di sebelah Meld. Dia dengan cepat menciptakan sebidang dinding
batu untuk mencegah dampak dari serangan yang mengenai mereka. Sekalipun
kelihatannya sia-sia saat melihat pertempuran, ini masih lebih baik daripada
tidak melakukan apapun.
Kouki pada saat ini sedang
memfokuskan diri dan merapalkan mantera untuk melakukan skill terbaiknya.
“Kehendak Ilahi! Musnahkan semua kejahatan
dengan cahayamu! Nafas Dewa! Tiuplah menjauh awan-awan yang mengancam dan
murnikanlah dunia ini! Belas kasihan dari Dewa! Ampunilah semua dosa dengan
serangan ini! “Heaven’s Might!"
Sebuah aurora memancar dari “Pedang
Suci” setelah merapalkan mantera tersebut. Skill ini mirip dengan “Soaring Flash”, tapi kekuatannya sama
sekali berada di level yang berbeda. Skill ini membuat sebuah lekukan pada
jembatan itu saat ditembakkan ke arah Behemoth,
menggetarkan jembatan dengan kekuatannya. Setelah perapalan itu, Ryutaro dan
Shizuku telah menjauh. Akan tetapi, setelah bertempur dengan Behemoth tersebut, mereka dalam keadaan
babak belur. Mengalami luka cedera sebanyak itu dalam waktu yang pendek.
Serangan cahaya yang bertubi-tubi
mengenai Behemoth secara langsung.
Cahaya memenuhi area di mana mantera tersebut berbenturan dengan iblis
tersebut. Sebuah gempa bergema di jembatan itu, dan retakan-retakan muncul di
seluruh permukaannya.
“Kalau seperti ini… Ha-a, Ha-a.”
“Apakah itu berhasil?”
“Kuharap begitu.”
Ryutaro dan Shizuku kembali ke
sebelah Kouki. Kouki bernapas dengan berat setelah menggunakan sihir sebanyak
itu. Skill tadi, adalah senjata terbaiknya. Sebagian besar kekuatan sihirnya
digunakan untuk mantera tersebut. Kaori telah selesai merawat para prajurit
yang tumbang dan Meld berusaha keras mencoba untuk bangkit berdiri.
Saat cahaya dan debunya mereda…
Di situlah berada, Behemoth yang tidak terluka gores
sedikit pun.
Makhluk buas tersebut menatap tajam
Kouki dan menggeram. Dia mengangkat kepalanya, ada sebuah nada yang tinggi lalu
tanduk monster tersebut mulai bersinar merah membara. Magma, kata itulah yang
dapat menggambarkan dengan sempurna seperti apakah helm Behemoth itu.
“Jangan hanya berdiri di sana!
Minggir!”
Suara Meld membantu mereka kembali ke
indera mereka masing-masing dan mereka mulai bergerak. Behemoth itu dengan segera menyerbu mereka dengan helm yang baru
saja diperkuat. Seperti meteorit jatuh yang jatuh, Behemoth tersebut menjatuhkan helmnya pertama kali menuju Kouki.
Sekalipun mereka dapat menghindarinya
dengan melompat ke samping, gelombang kejut yang disebabkan oleh benturan tetap
melemparkan mereka menjauh. Saat mereka berhenti menggelinding, mereka terluka
di sekujur tubuh mereka. Meld, yang akhirnya dapat bergerak kembali, bergegas
mendekat. Kesatria yang lain masih dirawat oleh Kaori. Mempersiapkan dirinya, Behemoth itu berusaha untuk menarik
kepalanya yang tersangkut.
“Bisakah kalian bergerak?”
Respon yang didapatkannya hanyalah
erangan. Mereka mungkin tidak dapat bergerak lagi karena gelombang kejut yang
disebabkan oleh jatuhnya Behemoth.
Cedera pada organ tubuh bagian dalam mereka sepertinya cukup parah.
Meld memanggil Kaori. Saat dia
mencari-cari Kaori, tatapan Meld jatuh pada Hajime.
“Bocah! Bawa Kaori, bawalah Kouki
bersamamu dan mundurlah!”
Untuk Meld yang mengarahkan instruksi
semacam itu pada Hajime, dia hanya dapat membawa Kouki bersamanya. Perintah
tersebut menandakan bahwa, tidak ada orang lain yang dapat melarikan diri. Meld
menggertakkan giginya dan menyiapkan tamengnya. Dia telah memilih untuk
mempertaruhkan nyawaya dalam situasi berbahaya ini untuk menahan makhluk buas
tersebut.
Pada saat terpojok tersebut bagi
Meld, Hajime mengajukan sebuah usul. Metode ini mungkin satu-satunya cara agar
semua orang dapat selamat. Akan tetapi, kemungkinan suksesnya sangat rendah.
Hajime juga dapat berada di posisi yang berbahaya.
Meld ragu-ragu, tapi Behemoth sudah siap untuk bertempur.
Helmnya mulai mendesis panas. Mereka tidak punya waktu.
“Apa kau akan melakukannya?”
“Aku akan melakukannya!”
Meld dapat dengan mudah melihat
tatapan mantap dari Hajime, dan dia bisa tidak bisa terpaksa tersenyum
karenanya.
“Aku tidak bisa percaya bahwa aku
akan mempercayakannya padamu. Aku pasti akan menyelamatkanmu. Kuserahkan semua
kepadamu!”
“Baik!”
Meld menuju ke arah Behemoth setelah itu. Dia melepaskan
sebuah sihir sederhana untuk memprovokasinya. Behemoth tersebuth kelihatannya punya sebuah kebiasaan untuk
menargetkan siapapun yang menyerangnya pada saat itu. Manusia dan binatang buas
bertatapan satu sama lain.
Ketika helmnya akhirnya terbakar,
monster tersebut kemudian melompat. Meld berdiri dengan tenang, berniat untuk
memancingnya hingga saat terakhir. Pada saat itu, sebuah perapalan singkat
terdengar.
“Berhembuslah, “Wind Wall”!”
Dia mundur selangkah pada saat yang
sama dengan dia merapalkan mantera. Seperti sebuah komet, Behemoth tersebut mendarat pada area di mana Meld tadinya berada.
“Wind Wall” dapat menangkis gelombang kejut dan puing-puing dari serangan.
Karena ini hanyalah sebuah serangan sederhana, dia dapat menghindarinya. Dia
akan benar-benar tamat jika dia melindungi Kouki.
Dan lagi, kepala Behemoth itu tersangkut setelah menyerang. Hajime maju pada saat
ini, tapi sisa-sisa dari hawa panas yang membara membakar Hajime. Dia menahan
rasa sakit dan mulai merapalkan mantera. Itu tidak dapat dianggap sebagai
rapalan mantera karena dia hanya menyebutkan nama manteranya.
“Transmute.”
Gerakan Behemoth untuk melepaskan kepalanya dari batu terhenti karena
bebatuan di sekelilingnya mengubur kepalanya. Tidak peduli berapa banyak batu
yang hancur untuk melepaskan dirinya, Hajime akan memperbaikinya dengan
transmutasinya. Memperkuat kakinya, Behemoth
tersebut secara paksa melepaskan diri, tapi Hajime mengubah area di sekitar
kakinya kali ini. Dia terus-menerus mengeraskan dan mentransmutasi bebatuan dan
pada akhirnya dia melesakkan binatang buas tersebut 1m ke dalam batu. Kekuatan Behemoth itu begitu mengerikan sehingga
jika dia lengah sedikit saja, retakan-retakan akan muncul dalam bentuk formasi
dan monster tersebut akan mencoba lepas. Untuk mencegah hal ini, Hajime tidak
menghentikan transmutasinya. Dia mengamati Behemoth
yang berjuang untuk melepaskan diri dengan kepala yang terkubur di dalam tanah.
Siapapun yang melihatnya, ini akan terlihat konyol.
Sementara itu, Kaori dan kesatria
yang pulih berkumpul dan membawa kelompok Kouki kembali. Di sisi yang terdapat Traum Soldier, para murid kembali tenang
dan mulai bekerja sama satu dengan yang lainnya. Alasan pemulihannya adalah
karena gadis yang diselamatkan Hajime sebelumnya. Sebuah kontribusi sederhana
dari Hajime.
“Tunggu! Masih ada Nagumo-kun.”
Kaori memprotes Meld yang sedang
mundur.
“Ini adalah rencananya! Kita akan
menumpas para
Traum Soldier dan membuat area aman
bagi kita sendiri, lalu kemudian kita akan membanjiri makhluk tersebut dengan
sihir! Tentu saja, kita akan membiarkan dia untuk mundur juga! Dia dapat kabur
saat serangan sihir kita menahan monster tersebut di tempat, kemudian kita mundur
ke level lebih tinggi.”
“Kalau begitu, aku akan tinggal dan
membantunya!”
“Tidak mungkin! Penyembuhanmu
diperlukan untuk membantu saat kita melarikan diri!”
“Tapi!”
Meld berseru pada Kaori yang protes.
“Jangan biarkan usahanya menjadi
sia-sia!”
“Ugh!?”
Termasuk Meld, orang lain dengan
kekuatan tertinggi tidak diragukan lagi adalah Kouki. Kalau Kaori tidak
menggunakan kekuatan sihir secara efektif, mereka mungkin akan kekurangan
kekuatan untuk menghentikan Behemoth.
Karena itulah mengapa dibutuhkan dirinya untuk bergabung dengan grup yang
mengundurkan diri. Mereka tidak punya waktu untuk berhenti dan menyembuhkan
dengan cara yang lebih lambat, dan kalau mereka tidak cukup cepat, Hajime akan
kehabisan mana untuk menjebak Behemoth.
“Napas Surgawi, Penuhilah hingga
meluap, Sucikan dan Sembuhkanlah, “Heaven’s Blessing!”
Sekalipun wajahnya seperti ingin
menangis, dia tetap melanjutkan rapalannya. Sebuah cahaya pucat menyelimuti
Kouki. Sifat pemulihan dari sihirnya menyembuhkan tubuhnya dari luka-luka bersamaan
dengan saat sihir tersebut melingkupinya. Meld meletakkan sebelah tangannya di
bahu Kaori dan menganggung, dan gadis itu pun membalas balas dengan mengangguk.
Sekali lagi, Kaori berbalik untuk melihat adegan Hajime yang sedang
mentransmutasi melawan Behemoth.
Mereka semua mulai bergerak mundur setelah itu.
Jumlah dari Traum Soldier masih terus meningkat. Saat ini, jumlah mereka
sekitar 200. Mereka semua memenuhi sisi tangga dari jembatan. Tapi dari satu
sisi ini mungkin adalah hal yang bagus. Jika ada celah, para murid akan mencoba
untuk menerobos maju, tapi kekurangan pengalaman akan membuat mereka terkepung
dan dibantai. Malahan ini adalah jumlah yang bagus bagi para murid yang
kesulitan dengan jumlah 100 sebelumnya.
Untungnya, tidak ada satu pun
kematian, itu semua berkat para kesatria yang sungguh-sungguh melindungi
mereka. Bukanlah hal yang berlebihan untuk mengatakan bahwa mereka mati-matian
melindungi nyawa para murid. Buktinya muncul dalam bentuk luka-luka yang mereka
dapatkan.
Kalau mereka kehilangan dukungan dari
para kesatria, dengan meningkatnya jumlah murid yang panik dan tidak mengetahui
sihir yang menyebabkan meningkatknya monster, mereka akan hancur sewaktu-waktu.
Rasa putus asa menyerang para murid
yang menyadarinya. Grup yang bekerja sama dengan gadis yang Hajime selamatkan
sebelumnya, sekalipun mereka bertarung dengan gagah berani, wajah mereka
menunjukkan bahwa mereka berada di ambang batasnya. Saat mereka berpikir bahwa
akhirnya tamat telah didepan mata…
“Soaring Flash!”
Sebuah tebasan putih bersih meledak
tepat melalui sekumpulan Traum Soldier.
Para Soldier yang berada di sisi tepi jembatan terhempas ke dalam jurang.
Setelah tebasan sekejap itu, Soldier yang tersisa mengisi celah yang tercipta
akibat skill itu. Mereka tentunya melihat tangga yang menuju lantai atas
meskipun sesaat. Mereka berharap untuk melihatnya tapi tertutup oleh lautan
pedang.
“Semuanya! Jangan menyerah, aku akan
membuka jalan!”
Dia mengucapkan kalimat itu saat “Soaring
Flash” menembus melewati musuh. Para murid bersemangat karena karisma yang
Kouki tampilkan.
“Apa yang kalian semua lakukan selama
ini? Ingatlah latihanmu, dan mulailah bekerja sama satu sama lainnya! Bodoh!”
Pemimpin yang diandalkan semua orang
tersebut mengeluarkan sebuah skill yang tidak kalah dari “Soaring Flash”
pada musuh. Perasaan bisa diandalkan tersebut kembali dengan suaranya. Tubuhnya
dipenuhi dengan kekuatan dan pikirannya menjadi jelas. Sihir Kaori berjalan
sebagaimana harusnya, sihir untuk menenangkan pikiran. Sihir tersebut hanyalah
sihir untuk membuat relaks, tapi dikombinasikan dengan performa Kouki, hal tersebut
menjadi super efektif.
Semua orang dengan kemampuan
penyembuhan mulai menyembuhkan semua orang. Orang-orang dengan bakat sihir yang
tinggi membentuk pertahanan belakang, mereka mulai perapalan mantera mereka.
Penyerang jarak dekat membentuk barisan kuat, mereka bergerak dengan mantap
tapi menekankan pada perlindungan penyerang jarak jauh.
Para kesatria yang pulih juga
bergabung dengan mereka, kemudian sinyal untuk serangan balasan datang. Para
murid yang cheater mulai melakukan serangan beladiri dengan sihir
mereka, mereka merubuhkan para musuh mereka seperti amukan ombak.
Monster-monster berjatuhan dengan begitu cepatnya hingga akhirnya mereka
melewati kecepatan muncul kembali lingkaran sihir.
Segera, jalan menuju ke tangga
terbuka.
“Semuanya maju! Kita harus
mengamankan tangga!”
Kouki mulai berlari saat dia
berteriak. Shizuku dan Ryutaro yang pulih menemani Kouki untuk menyerang.
Mereka melesat melewati Traum Soldier
yang mengepung seperti sebilah pisau panas yang membelah mentega. Akhirnya,
mereka menembus pengepungan tersebut. Kouki dengan cepat melancarkan sihirnya
untuk mencegah celah dari jembatan yang baru mereka ciptakan untuk terisi
kembali oleh para Soldier.
Teman-teman sekelas terlihat
ragu-ragu. Sudah pasti begitu. Di depan mereka terdapat tangga, dan secara
alamiah mereka ingin untuk ke tempat aman secepatnya.
“Tunggu semuanya! Kita masih harus
menyelamatkan Nagumo-ku! Dia seorang diri, menahan iblis itu selama ini!”
Teman sekelas Kaori menatapnya dengan
ekspresi sangat ragu-ragu. Mereka semua berpikir bahwa itu adalah hal yang
mustahil, karena mereka semua merasa bahwa Hajime adalah seorang yang tidak
berguna. Saat teman-teman sekelas yang kebingungan melihat ke arah jembatan,
Hajime benar-benar berada di situ
“Apa yang sedang dia lakukan?”
“Iblis itu terkubur!”
Meld menjawab pertanyaan-pertanyaan
para murid.
“Itu benar! Karena dia menghentikan
monster tersebut maka kita bisa mundur! Penyerang depan, jangan biarkan satu
Soldier pun mendekati kita! Penyerang jarak jauh, siapkan serangan jarak jauh
kalian! Dia sudah hampir kehabisan kekuatan sihir, kita akan membantunya
melarikan diri sementara kita menyerang Behemoth
tersebut.
Para murid menguatkan diri mereka
saat suara tersebut bergema di dalam diri mereka. Ada orang-orang yang melihat
ke arah tangga dengan penyesalan. Tidak heran, mereka baru saja mendapatkan
pengalaman yang mendekati kematian. Sudah sewajarnya ingin cepat berada di
tempat yang aman secepat mungkin.
Akan tetapi, saat Meld dengan marah
berteriak untuk bergegas, mereka kembali ke medan pertempuran.
Di antara mereka ada Hiyama Daisuke.
Sekalipun dia memandang tinggi dirinya, dia benar-benar ketakutan, dia ingin
lari secepat mungkin.
Pada saat itu, adegan kemarin
melintas di benaknya. Itu adalah saat mereka sedang menginap di Horlad. Dia
begitu dibanjiri dengan kegelisahan pada hari berikutnya sehingga dia tidak
dapat tidur dengan benar dan pergi keluar untuk mencari udara segar saat menuju
toilet. Angin dingin membuatnya nyaman dan saat dia kembali ke kamarnya saat itu dia melihat
sesuatu. Di tengah jalan, dia melihat Kaori dalam baju tidurnya. Ini adalah
pertama kalinya dia melihat gadis itu dalam penampilan tersebut dan dia secara
insting bersembunyi dan menahan nafas karena pemandangan itu. Kaori lewat tanpa
menyadarinya.
Daisuke tertarik dan mengikutinya,
sampai gadis itu berhenti di depan sebuah kamar tertentu dan mengetuknya. Yang
menjawabnya adalah…Hajime. Pikiran Hiyama menjadi gelap. Dia menyukai Kaori,
akan tetapi pemikiran tersebut tidak cukup baik bagi gadis itu. Saat
membandingkan dirinya dengan Kouki, dia merasa tidak sepadan, jadi dia menyerah
dengan pemikirannya.
Hajime berbeda, Daisuke merasa bahwa
Hajime lebih rendah dari dirinya. Jadi menemukan Hajime berada di sekitar Kaori
adalah hal yang aneh. Dia berpikir kalau orang itu mungkin, kenapa dia tidak?
Daisuke mendengar setiap kata di kepalanya, apakah kepalanya baik-baik saja?
Hijama memikirkannya dengan serius. Rasa tidak puasnya terhadap Hajime telah
menumpuk, dan sekarang membengkak menjadi rasa benci. Saat dia melihat Kaori
terpesona pada Grantz Crystal, dia
mungkin tergerak oleh perasaan ini.
Hiyama mengingat semua itu. Melihat
Hajime yang sedang menahan Behemoth
seorang diri, Kaori yang menatap Hajime dengan khawatir dan bahkan berdoa
untuknya… seulas senyum gelap mengembang di wajah Daisuke.
Hajime merasa mana-nya
terkuras, dan dia kehabisan potion. Dia dengan cepat mengamati
sekelilingnya dan menyadari bahwa semua orang telah mundur. Barisan telah
terbentuk dan sihir sedang dipersiapkan untuk bagian terakhir dari rencana.
Behemoth masih meronta-ronta, kalau begini, masih ada beberapa detik
jeda sekalipun dia berhenti mentransmute. Dalam jangka waktu itu dia memiliki
jarak yang cukup jauh. Setetes keringat memasuki matanya. Hajime tidak pernah
berada di situasi semacam itu yang menyebabkan jantungnya berdetak begitu
kencang sampai dia dapat mendengarnya. Waktu adalah hal yang penting di sini.
Lusinan retakan terbentuk pada kekang
yang menahan Behemoth, dan semuanya
mulai tidak dapat menahannya lagi. Pada saat yang sama, Hajime mulai berlari
kencang.
Lima detik setelah Hajime mulai
berlari, Behemoth itu terbebas
sepenuhnya dan meraung. Kemarahan yang terpancar di matanya tidak akan pernah
bisa disalahartikan. Dengan cepat, pandangannya mencari musuh bebuyutannya dan
menemukan Hajime. Behemoth tersebut
meraung kembali, dan mengumpulkan kekuatan pada kaki-kakinya untuk mengejar
Hajime.
Akan tetapi, serangan sihir
bertubi-tubi menghentikannya.
Seperti bintang-bintang jatuh yang
menghiasi langit malam, sihir dengan warna-warna yang tak terhitung menyerang Behemoth sepenuhnya. Tidak ada luka,
tapi dapat mencegah monster tersebut untuk melangkah maju.
Hajime merendahkan kepalanya dan
melesat sambil berhati-hati agar tidak jatuh. Dengan semua mantera mematikan
yang lewat di atas kepalanya, Hajime tidak takut kehilangan nyawanya. Tidak
mungkin para cheater tersebut akan salah sasaran. Jarak antara Behemoth dan dirinya juga ada sejauh
30m.
Hajime merasa tenang karenanya.
Akan tetapi, sesuatu terjadi dan
membuatnya membeku.
Salah satu dari “Fireball”
dari aliran mantera tanpa henti, membelok sedikit dan mulai menuju ke arahnya.
Ini jelas-jelas diarahkan padanya.
(Kenapa!?)
Keraguan dan kebingungan, semua ini
melintas di otaknya dan membuatnya ketakutan.
Hajime meluncur dan menguatkan
dirinya saat “Fireball” mengenai tanah tepat di depannya. Dia terlempar
mundur karena gelombang kejutnya. Tidak ada luka serius yang diterimanya karena
dia dapat menghindari serangan langsung, tapi keseimbangannya menjadi kacau.
Sepertinya saluran di dalam telinganya terluka.
Sedikit kesulitan untuk berdiri
karena pusing. Behemoth seperti biasa
tidak akan roboh sendirian. Saat Hajime bangkit, monster itu meaung kembali.
Hajime melihat ke arah Behemoth dan
terpaku karena mata monster tersebut yang menatap tajam padanya. Untuk ketiga
kalinya monster itu mulai merunduk dan menanduk, kali ini ke arah Hajime.
Kepala yang limbung, pandangan yang
kabur, Behemoth yang terlihat berbayang,
teriakan tidak sabaran dan seruan dari teman-teman sekelasnya di kejauhan.
Hajime berusaha mati-matian
mengumpulkan kekuatannya untuk melompat. Sebuah getaran hebat membelah seluruh
jembatan, akibat getaran dari kekuatan serangan Behemoth. Retakan-retakan menyebar dari pusat getaran. Jembatan itu
menjerit.
Akhirnya, setelah semua hukuman itu,
jembatan tersebut runtuh.
Jembatan itu telah mencapai ambang
batasnya dan menyerah.
“Guaaaa!”
Behemoth mencakar-cakar putus asa untuk menemukan tempat bertahan.
Akan tetapi tanah yang menghubungkan jembatan runtuh dan jatuh ke dalam jurang.
Raungan kematian dapat terdengar dari Behemoth.
Hajime merangkak untuk menyelamatkan
diri entah bagaimana caranya, akan tetapi setiap tempat yang dia pegang runtuh.
“Ah, ini gawat…”
Sementara berpikir begitu
pandangannya beralih ke arah teman-teman sekelasnya. Dia melihat Shizuku yang
menahan Kaori, sepertinya gadis itu ingin melompat untuk menyusulnya.
Teman-teman sekelas lainnya memucat dan menutupi mata atau mulut mereka. Meld
dan para kesatria berekspresi putus asa.
Tempat
bergantung yang menahan Hajime akhirnya hancur. Dia jatuh telentang ke
kedalaman jurang yang gelap, sementara dia berusaha untuk meraih cahaya yang semakin padam.
7 Comments
good job lanjut min
BalasHapuskejam amat temannya sendiri di korbankan demi selamat....
BalasHapusApa blh buat kalo pijakan udah kg ad. Buat tl ntab, lbh d okein petikannya supaya mnrk.
BalasHapusKok mulai kagum sama hajime ya
BalasHapuskeren cui, ceritanya lebih detail dari manganya >,< tapi art manganya lebih bagus :v
BalasHapusahhh kerenn....
BalasHapusRespek buat hajime
BalasHapusPosting Komentar