RAKUDAI KISHI NO EIYUU-TAN
JILID 1 BAB 1
KSATRIA JENIUS DAN KSATRIA GAGAL

Bagian 1

Blazer.
Mereka adalah orang yang tidak biasa, hanya ada satu dari seribu, yang dapat mewujudkan jiwanya sebagai senjata yang disebut Device.
Pada zaman dahulu, mereka disebut penyihir. Yang paling kuat di antara mereka dapat mengendalikan aliran waktu dengan keahlian yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah, dan bahkan yang paling lemah luar biasa. Meskipun mereka manusia, mereka memiliki kekuatan supernatural yang melebihi batas manusia, kekuatan yang tidak bisa didapatkan dengan cara biasa melalui latihan atau teknologi.

Sekarang, kekuatan militer nasional dan bahkan polisi lokal membutuhkan Blazer. Meskipun kekuatan besar memberi tanggung jawab yang sesuai dengan statusnya. Salah satu tanda dari tanggung jawab tersebut adalah sistem mage-knight, peraturan di mana Blazer harus lulus dari sekolah khusus yang diakui secara internasional untuk mendapat lisensi dan status sosial sebagai ksatria-sihir―dengan kata lain, izin untuk menggunakan kemampuan mereka
Hagun Academy adalah salah satu dari tujuh akademi ksatria-sihir di Jepang, seolah yang katanya sepuluh kali lebih luas dari Tokyo Dome[1]. Di sini, Blazer muda menghabiskan waktu setiap hari memoles kemampuan mereka sebagai murid ksatria.
Dan di Hagun Academy, Ikki Kurogane―dituduh menganiaya dan tertangkap basah oleh penjaga asrama―dibawa ke kantor Direktur. Di sana, seorang perempuan cantik memakai setelan resmi sedang duduk di sofa dan merokok. Kurono Shinguuji, Direktur baru Hagun, telah selesai mendengarkan penjelasan Ikki mengenai urutan kejadian, dan membalas dengan suara lelah.
"Aku mengerti, jadi kamu berusaha menebus kesalahan dari kecelakaan melihat dia setengah telanjang dengan membuka baju. Apa kamu bodoh?"
"Aku pikir itu adalah ide yang pantas dan gentleman."
"Kamu memang salah satu jenis gentleman."
"Tidak, aku tidak mencoba menjadi gentleman mesum. …Yah, setelah aku pikir sekarang, aku rasa aku mendadak hilang kontrol."
"Hhh. Dengan kata lain, setelah melihat badan dia yang memikat secara langsung, kamu kehilangan kontrol dan membuka baju tanpa berpikir?"
"…Mungkin itu yang terjadi, tetapi bisa Anda tidak mengatakannya seperti itu? Bukankah Anda membuat saya seperti orang yang sangat berbahaya?"
"Meskipun kamu bilang begitu, Kurogane, coba bayangkan kejadian itu di posisi dia. Di sebuah asrama hampir tidak ada orang karena liburan musim semi, kamu tiba-tiba diganggu oleh laki-laki tidak dikenal ketika ganti baju, dan kemudian dia buka baju juga. Bagaimana kau melihatnya?"
"Seperti orang yang benar-benar berbahaya…."
Setelah memikirkan kembali dari sudut pandang gadis itu seperti yang disarankan Kurono, Ikki bergidik.
"…Hhh. Aku benar-benar telah melakukan sesuatu yang tak termaafkan kepada Stella-san pada hari pertama dia sekolah di luar negeri. Aku berharap dia tidak akan membenci Jepang karena ini."
"Apa, kamu tau tentang Vermillion?"
"Aku tadi terlalu kaget untuk mengenali mukanya ketika aku melihatnya, tetapi aku ingat beberapa saat lalu."
Namanya adalah Stella Vermillion, dan dia adalah putri dari Kekaisaran Vermillion, sebuah negara kecil di Eropa. Ada berita besar bahwa dia sekolah di jepang. Seorang jenius yang konon hanya muncul sekali dalam sepuluh tahun! Stella Vermillion-sama (15), puteri kaisar kedua dari Kekaisaran Vermillion, mendaftar di Hagun Academy setelah mendapat nilai rekor! Ikki masih mengingat artikel itu dengan jelas.
"Putri sungguhan, dan dia mendaftar sebagai murid. Dia luar biasa, kan?"
"Dia di posisi pertama dengan jarak yang besar juga, jauh melebihi nilai rata-rata untuk semua kategori, dan kapasitas auranya, ciri Blazer yang paling penting, sekitar tiga puluh kali lebih besar dari murid biasa. Blazer rank A yang dahsyat…. Dibandingkan dengan seorang rank F yang mengulang setahun karena nilai atributnya terlalu rendah, tentu ada perbedaan. Bukan kah kamu setuju ‘Worst One’?"
"Berisik."
Dia memprotes sarkasme Kurono dengan muka masam, tetapi tidak menyangkalnya. Dia tidak dapat menyangkalnya. Bagaimana pun, Ikki Kurogane hanya punya kapasitas aura sepuluh persen dari rata-rata.
"Tetapi ini benar-benar menjadi rumit. Aku mengundang gadis itu ke Jepang dengan segala macam  formalitas untuk mendaftarkan dia di sini, dan kejadian seperti ini terjadi di hari pertamanya. Kalau perkara ini tidak ditangani dengan baik, ini dapat menjadi masalah internasional. Jadi meski pun kamu tidak salah, aku tetap akan membuatmu bertanggung jawab. Mungkin ini terasa tidak masuk akal, tapi terima ini sebagai laki-laki."
"…Aku penasaran kenapa ‘sebagai laki-laki’ digunakan pada situasi seperti ini."
Ikki menghela napas, dan pada saat itu―
"Permisi."
Pintu ruang direktur terbuka, dan orang yang sedang dibicarakan, Stella Vermillion, masuk.
Tidak seperti sebelumnya, dia berpakaian dengan pantas dengan rompi hitam yang bagus dan rok. Seragam sekolah Hagun Academy pantas bagi dia karena itu menonjolkan rambut merah dia yang seperti api. Tapi yang yang paling menarik mata Ikki adalah dadanya. Bagian yang besar, dihiasi pita, memancarkan keberadaan kuat yang dalam sekejap mengingatkan Ikki sosoknya yang setengah telanjang… tetapi nafas dia berhenti setelah melihat ekspresi gadis itu. Dia mungkin habis menangis. Bagian bawah matanya membengkak dengan kemarahan.
"Maaf."
Karena itu permintaan maaf keluar dari mulutnya. Laki-laki tidak seharusnya membuat perempuan menangis. Meskipun itu bukan salahnya, kengerian yang dia rasakan saat itu nyata.
"Apa yang terjadi adalah kecelakaan yang tidak menguntungkan dan aku tidak berusaha mengintipmu. Tetapi aku tetap melihatnya, oleh karena itu aku akan bertanggung jawab sebagai laki-laki. Panggang atau bakar aku, kamu dapat melakukan apa pun yang kamu mau.."
"…Tegas sekali. Apakah ini yang mereka sebut jiwa samurai?"
"Lebih cocok jiwa dari orang yang tidak pandai berbicara."
Ikki menunjukkan senyuman penuh penyesalan kepada Stella, yang nampaknya memahami penyesalannya. Dia juga melembutkan ekspresinya dan membalas dengan senyum kecil.
"Haha…. Sejujurnya, bertemu dengan penganiaya persis setelah tiba di Jepang membuatku berpikir ini adalah tempat paling hina. Aku mungkin membuat ini menjadi masalah internasional, tetapi aku sudah lebih tenang sedikit karena kamu. Karena kamu sudah menunjukkan kepadaku jiwa yang sangat kuat, tidak pantas bagiku jika tidak merespon dengan tenang sebagai bagian dari keluarga kekaisaran."
Kebencian yang ada sejak dia memasuki ruangan menghilang. Setelah melihat ekspresi yang menyenangkan, Ikki juga meringankan sikapnya. Dia pikir putri kaisar akan mudah emosi dan susah dihibur, tetapi sekarang sepertinya dia orang yang mau menerima pembicaraan yang wajar.
"Ikki, untuk menghormati keberanianmu―Aku akan memaafkan kejadian ini jika kamu melakukan harakiri." (cek notes)
…Tetapi faktanya, itu hanya terjadi di pikirannya.
"Tunggu sebentar! Bukan kah harakiri hukuman yang terlalu kejam bahkan untuk kejahatan besar!?"
"Yah, bukankah hukuman mati wajar setelah menyerang seorang putri? Sebenarnya, kamu seharusnya diikat ke kayu dan dirajam sampai mati oleh warga. Suatu kehormatan aku membebaskanmu dengan cara ini."
"Rajam lebih cocok untuk memasak steak tartare dari pada hukuman, bukan?"
"Membiarkan kamu mati terhormat adalah sebuah kemurahan hati yang luar biasa, pengorbanan yang sangat besar bagiku."
"Aku yang akan dikorbankan!"
"Hahaha. Kurogane, kamu memberikan respon yang pintar."
"Tidak, tolong jangan tertawa. Sebagai pendidik Anda seharusnya tidak membiarkan sekolah mengadakan hukuman mati!"
"Kurogane, kita bisa membeli perdamaian antara Jepang dan Kekaisaran Vermillion dengan mengorbankanmu. Bukan kah kamu pikir ini tawaran yang sangat bagus?"
"Bagaimana mungkin sebuah tawaran bagus jika itu mengorbankan nyawa manusia!?"
Dari sudut pandang Ikki, seseorang dirugikan di sini.
"H-Hey, Stella-san, tidak bisakah kamu memikirkan cara lain untuk menyelesaikan ini?"
"Apa yang kamu tidak puas? Bukankah harakiri dianggap terhormat bagi orang Jepang?"
"Tidak, aku lahir di zaman Heisei[2]! Dan aku tidak memiliki hubungan dengan samurai! Dan ku sudah mengikuti aliran hip-hop sejak lama, yo!"
"Ha, kepribadian itu nampak palsu."
"Kalau Anda tidak mau menghentikan ini tolong diam!"
Ikki berteriak pada gangguan Kurono, tetapi ekspresi Stella menjadi gelap lagi melihat pertahanan Ikki.
"Ada apa denganmu!? Bukankah kamu bilang aku bebas melakukan apa pun yang aku mau, apakah itu memanggang atau membakarmu!? Kalau kamu laki-laki pegang kata-katamu!"
"Ti-tidak, itu hanyalah ekspresi yang ada di Jepang. Aku tidak tahu kamu benar-benar berencana memanggang atau membakarku!"
"Kurogane, kamu penuh alasan dan dalih, bukankah begitu? Coba bilang lagi, apa yang kamu katakan mengenai bertanggung jawab sebagai laki-laki?"
Direktur berisik! Nyawaku lebih penting!
"…I-intinya, hanya karena aku melihatmu hanya mengenakan pakaian dalam, kamu tidak bisa membuatku membayarnya dengan nyawaku!"
"Ha-hanya, kamu bilang!? A-aku tidak percaya! Aku tidak bisa mempercayainya, kamu cabul! Apa itu yang kamu katakan setelah menodai tubuh seorang putri yang belum menikah!? Bahkan ayahku belum pernah melihatnya!"
Api kemarahan terbakar di mata Stella karena kata-kata sembrono Ikki. Tidak… bukannya hanya matanya yang terbakar. Udara di sekitar Stella mulai melepaskan panas dan cahaya yang membara.
Dipikir-pikir, di koran ditulis mengenai kemampuannya―
"Tidak termaafkan! Aku sendiri yang akan membakar orang mesum, penganiaya, orang biadab rendahan macam kamu menjadi abu! Layani aku, Lævateinn[3]!"
Sebuah aurora bersinar menciptakan area panas di ruangan direktur, dan sebuah pedang panjang berlapiskan api muncul di tangan Stella. Itu adalah sebuah Device yang dibuat dari jiwa seorang Blazer.
Pedang Suci―
Busur Iblis―
Alat Terkutuk―
Alat Berkat―
Menurut legenda turun temurun dengan berbagai macam wujud dan bentuk, sebuah Device adalah sebuah benda sihir. Dengan menggunakan alat itu sebagai media, seorang Blazer dapat menggunakan kemampuannya, Noble Art..
Dan kemampuan Crimson Princess menciptakan api yang menyala-nyala yang membakar apa pun tanpa sisa―!
"Siapkan dirimu, orang hina! Aku akan menghapusmu dari dunia ini tanpa menyisakan noda sekecil apa pun!"
"Ja-jangan bercanda!?"
"Percuma beralasan―!"
Pedang api tersebut mengayun ke bawah. Melihat itu, Ikki juga mengambil posisi bertahan.
"Datang, Intetsu[4]!"
Intetsu adalah sebuah pedang panjang baja khas Jepang berwarna hitam seperti gagak. Ksatria rank F, Ikki Kurogane, menggunakan Intetsu untuk menahan sabetan ke bawah Stella.
Tetapi―
"Pertahanan yang lemah!"
"Panas!"
"Tentu saja panas! Lævateinn milikku, berlapiskan api dari Noble Art Dragon Breath[5], bisa mencapai suhu tiga ribu derajat celsius! Bahkan walau pun kamu bisa menahannya, Aku bis membakar musuhku dengan kekuatan Dragon Empress saja!"
"Tidak masuk akal…!"
Kesusahan karena terlalu dekat, Ikki menggunakan seluruh kekuatannya untuk mencipatkan jarak. Tetapi―
"Ha, hahaha…. anak bodoh. Tidak mungkin aku akan membiarkanmu kabur di ruangan kecil seperti ini. Aku akan menghancurkanmu segera, dan dengan demikian aku akan menghapus bajingan yang menodai kemurnian aku sebelum menikah!"
"Tunggu, tunggu! Harap tenang sedikit! Kamu bilang 'menodai', tetapi aku belum melakukan apa pun yang memalukan, kan!?"
"Bohong! Biar pun kamu mencabuli tubuhku dengan mata yang ti-ti-tidak senonoh!"
"Benar, aku memang memandangimu, tapi itu… itu, hmm… itu bukan karena aku berpikir sesuatu yang bejat! Itu cuma, bagaimana cara mengatkaannya―Aku terpesona karena kamu sangat cantik!"
"Fueh!?"
Dalam sekejap, muka mendidih Stella yang marah semakin merah. Ikki berpikir dia semakin membuatnya marah, dan dia mulai berkeringat, tetapi―

"A-A-Apa yang kamu ka-katakan, bodoh! Me-memanggil gadis yang belum menikah ca-cantik. I-Ini sebabnya orang biasa yang tidak sensitif sangat…!"
Lævateinn mendadak kehilangan api membaranya dan meredup menjadi percikan kecil. Gadis yang tadinya dipenuhi kebencian sesaat lalu sekarang mulai bergerak-gerak gelisah, kelihatan tidak nyaman tetapi juga sedikit senang. Ketika Ikki melihat mukanya, alisnya yang sejak tadi turun sekarang tergantung tak bertenaga, dan matanya lembab karena kebingungan. Dia kelihatan malu.
Ini mengejutkan. Aku pikir seseorang secantik Stella-san terbiasa dengan pujian.
Bagaimanapun, redanya kemarahan Stella adalah sebuah kesempatan bagus. Dengan segera, dia berusaha menenangkan Stella.
"Mengesampingkan itu, ini terjadi awalnya karena kamu salah masuk kamar dan ganti baju di kamarku, jadi tolong jangan membuatku melakukan harakiri."
Tetapi mendengarkan pernyataan Ikki, muka Stella menjadi suram lagi.
"Pembelaan tidak masuk akal macam apa itu!? Kamu yang masuk ke kamarku semaunya! Aku membuka kamar itu dengan kunci yang aku terima dengan semestinya dari Ibu Direktur, jadi itu tidak mungkin kesalahanku!"
"…Eh?"
Tunggu sebentar. Setelah dipikir lagi, Ikki jelas-jelas telah mengunci kamarnya sebelum dia pergi, tidak mungkin dia bisa masuk, tetapi dia ada di dalam. Mengapa?
Stella baru saja menjelaskan alasannya. Kurono telah memberikannya kunci.
"Apa maksudnya ini, Direktur?"
"Ha, hahahaha…."
"…Ibu Direktur?"
Ketika mereka berdua melihatnya bersamaan, Kurono mulai tertawa seperti dia tidak bisa lagi menahannya―
"Heh, tidak, maaf soal itu. Ini sangat menarik jadi aku jadi mau iseng. Yah, kalian tidak perlu bertanya, karena ini seperti yang terdengar. Asrama Hagun Academy menempatkan dua orang per kamar. Kurogane seharusnya sudah tau mengenai itu. Dengan kata lain, tidak ada diantara kalian yang salah kamar. Gampangnya… kalian berdua teman sekamar."
―dan dia mengatakan sesuatu yang luar biasa.

"EEEEEEEEEHHH!?"