BAB
13
LENGKAP
Aku
kembali ke kamarku, menghabiskan waktu selama beberapa jam dengan memainkan
game portabel dan membaca Light
Novel, setelah itu, aku kembali ke mata air panas untuk mandi kedua kalinya.
Aku
berencana untuk menikmati mandiku yang kedua ini, tapi Pegasus-san akhirnya
datang bersama denganku. Dan entah kenapa, kami berakhir dengan saling gosok
punggung lagi.
Aku
tidak tahu mengapa, tapi sepertinya dia menyukai menggosok punggung. Berkat
itu, punggungku kembali bersih dan berkilau, mungkin.
Tak
lama setelah mandi kedua, aku kembali ke kamarku ketika waktu makan malam, dan
nyonya pemilik rumah membawa makanan kami ke kamar.
Makanannya
adalah gunung sayuran dan ikan air tawar, diikuti oleh daging rusa rebus.
Sudah
lama sejak terakhir kali aku makan daging rusa, dan itu memiliki rasa yang
unik.
"Ya,
bagaimanapun juga, daging rusa cukup lezat. Sekali, aku pernah berada di Hokkaidou
dengan Hayato ketika..."
Pegasus-san
sedang berada di dalam suasana hati yang baik, dan memulai mengenang beberapa
kisah lagi.
Ngomong-ngomong,
dia tidak minum alkohol.
Jika
Pegasus-san, yang sangat payah terhadap efek minuman keras, tertidur, maka itu
akan memberiku ketenangan pikiran, karena aku bisa mandi sendiri. Tapi ketika
aku menyarankan dia untuk minum, "Besok aku harus jadi sopir lagi untuk
mengembalikan kalian pulang. Dengan demikian, mabuk dan mandi adalah hal yang
berbahaya." Itulah kata-kata yang sangat terhormat, yang dia katakan.
Meskipun
dia adalah seorang pria tua yang konyol, tampaknya dia masih bisa menahan diri
sehingga sesuatu yang benar-benar fatal tidak akan terjadi. Seperti yang
diharapkan dari sesosok ketua.
Setelah
mengatakan itu, seusai makan malam, aku beristirahat selama 2 jam, sampai
Pegasus-san mengundangku untuk mandi yang ketiga kalinya. Tentu saja, kali ini
kami juga saling menggosok punggung.
Seperti
biasa, aku meninggalkan Pegasus-san di belakang dan dengan cepat keluar dari
kamar mandi.
Meskipun
sudah ketiga kalinya aku mandi, aku merasa tidak pernah bersantai dan menikmati
semuanya.
Bukannya
aku sangat menyukai air panas atau apa, tapi aku hanya ingin menikmati
pemandian air panas tanpa adanya gangguan.
Aku
mungkin akan pergi mandi lagi ketika Pegasus-san tertidur... tapi tunggu dulu, pemandian hanya akan buka
sampai tengah malam. Jika itu terjadi, maka sepertinya aku tidak akan pernah
bisa bersantai.
"Haa
..."
Aku
menghela napas berat saat aku berjalan keluar dari ruang ganti, dan kemudian
mataku terhenti pada peta bangunan itu sekali lagi.
Lorong
masuk, Lobby, Toko, Ruang Ping-Pong, Tempat Pemandian Umum [Red Flower Area
(Pemandian Pria)], Tempat Pemandian Umum [King Flower Area (Pemandian Wanita)],
Tempat Pemandian Outdoor [Gold Ring Area (Pemandian Campur)].
"..."
Tiba-tiba,
suatu ide muncul di kepalaku.
Pemandian
campuran.
Pasti
itu adalah suatu tempat terbatas selama kursus pelatihan ski, tapi hari ini,
tampaknya tidak akan ada pembatasan.
Termasuk
kami, satu-satunya tamu lain yang hadis di hotel ini adalah orang-orang tua
saja.
Dan
untuk para gadis, tampaknya pemandian perempuan telah disediakan untuk mereka,
sehingga mereka mungkin tidak akan pergi ke pemandian campuran.
Meskipun
kemungkinan bahwa akan ada beberapa wanita tua yang mandi di sana tidaklah
nol... Yah, bahkan jika ada wanita-wanita
tua di pemandian, aku akan menyadarinya.
...
Baiklah.
Aku
memutuskannya dan mulai bergerak.
Tidak
lagi menuju ke kamarku, aku berbalik, dan dengan kecepatan tinggi aku bergegas
ke tempat pemandian campuran outdoor.
☺
Gold Ring
berjarak cukup jauh dari dua pemandian besar lainnya, dan untungnya aku mampu
bersalin di ruang ganti tanpa terlihat oleh salah satu anak perempuan pun.
Bukannya
aku berencana melakukan sesuatu yang buruk, bahkan jika aku terlihat di ada,
itu tidak akan menjadi masalah, tapi akan sangat memalukan jika mereka tahu
bahwa aku akan mandi di pemandian campuran.
Mendesar
dengan napas lega, aku melepas yukata dan pakaianku, dan menuju ke pemandian
outdoor dengan rasa kebebasan.
Di
saat aku membuka pintu dan melangkah keluar dari ruang ganti, Udara malam
Desember dari pemandangan bersalju menunjukan taringnya dan menyerang seluruh
tubuhku.
Ahhh, seperti yang
kuduga, ini begitu dingin... terlalu dingin...!
Tubuhku
telah dicuci tiga kali, jadi aku langsung menuju pusat pemandian— disaat aku
melakukannya, aku mendengar suara yang datang dari dalam air panas.
"...
Oh, Kristus, masing-masing dari mereka di sana memiliki seperti wajah yang
begitu indah, sialan! Aku akhirnya berpikir bahwa aku akan memiliki keuntungan,
dan tiba-tiba dua sosok berdada raksasa itu muncul entah dari mana! Mengapa
harus aku yang terjebak di antara dua potong daging busuk yang hanya tinggal
dua tahun lebih lama dariku dan memaksaku untuk memiliki perasaan menyedihkan
ini! Sial, sial, sial, sial, mereka sok menatapku dengan mata kasihan, bukan!
Mencoba untuk mencari perhatianku ketika mereka bahkan tidak mengerti perasaan
menyedihkan ini, dasar para normalfags
sialan! Sial, mengapa harus aku yang berada di tempat seperti ini ...!
Sendirian, sangat sendirian?! Ini tidak benar! Aku bukanlah makhluk yang
menyedihkan! Ini bukan isolasi, melainkan kesendirian! Oh, aku merindukanmu,
wahai anak pelacur! Aku adalah Khan! Sudah lama sejak terakhir kali aku
terjebak dalam suatu kesendirian, sialan! ... Tapi bagaimanapun, ini sungguh
suatu kesepian... Aku tidak suka kedinginan atau kesepian, Kodaka.... Gusu...
"
Di
sudut mandi, sendirian, terendam sampai ke dagu dan memandang langit
berbintang, sembari memuntahkan bahasa kasar dengan sangat cepat, dia adalah:
"...Uu,
Aku pikir aku akan kembali normal sekarang ... "
"......
Rika?"
"KYA?!"
*
SPLASH *
Ketika
aku memanggilnya dengan malu-malu, Rika menjerit dan menyelam di bawah air.
"Achoo!"
Aku
bersin. Bagaimanapun, itu terlalu dingin, jadi aku cepat masuk ke dalam air
panas.
Terasa
enak...
Rasa
hangat dari pemandian air panas menyebar ke seluruh tubuhku, rasanya
seolah-olah semua kelelahan di tubuhku terlarut jauh di dalam air.
"Wah...
Aku sudah hidup kembali."
"Jangan
hidup kembali, bodoh!"
Dengan
suatu percikan, kepala Rika menyembul dari bawah air, kemudian berteriak
padaku. Dengan malu-malu, dia menyembunyikan dadanya dan membelakangi aku.
Rika
bahkan tidak memiliki handuk yang membalut tubuhnya, sehingga ia benar-benar
telanjang.
Jantungku
hampir melompat keluar dari dada saat melihat punggung putih Rika, jadi, aku
juga membelakanginya dengan segera.
Aku
juga berpikir bahwa aku harus mencoba dan menciptakan jarak antara kita berdua,
tetapi karena pemandian air panas outdoor ini lebih kecil daripada dua pemandian
lainnya, maka sepertinya aku tidak bisa berbuat banyak.
"M-m-m-m-m-m-mengapa
Kodaka datang ke sini?!"
"Ketua
berada di tempat pemandian pria, jadi aku tidak bisa bersantai di sana!
B-Bagaimana denganmu?! Mengapa kau sengaja datang ke pemandian campuran ?!"
Rika
mulai membuat keributan, dan aku pun sedikit terguncang, jadi aku menanyakan
satu pertanyaan padanya.
"Uu
..." erang Rika, dan kemudian menyimpulkannya dengan cepat:
"...
Karena memalukan untuk mandi dengan orang lain."
Dia
mengatakan sesuatu yang tidak benar-benar kumengerti.
"Mengapa
mandi dengan gadis-gadis lain begitu memalukan bagimu?"
"K-Karena!
Ketika kau mandi, maka kau harus telanjang bulat, bukan? "
"Yaahh...namanya
juga mandi."
"...
Ada orang-orang yang curang dari Neighbor’s Club, dan baik Hinata-senpai maupun
Ootomo-senpai dari OSIS adalah gadis yang cantik, tapi yang paling penting,
payudara mereka begitu besar. Jinguuji-senpai cantik dan memiliki gaya yang
baik, dan Yusa-senpai juga imut. Adalah penyiksaan bagi seorang gadis yang
tidak imut ketika harus mandi dengan orang-orang seperti itu..."
"Hah?"
Sekali
lagi tidak memahami apa maksudnya, aku mengangkat alis.
"...
Um, kau tahu. Apakah mungkin, gadis yang
tidak imut ini adalah... dirimu sendiri? "
"Yah,
siapa lagi?"
Aku
kaget pada Rika yang telah menggumamkan itu dengan kesal.
Ampun
deh, apa sih yang dia katakan?
"...
Yah, maksudku... kau cukup i-imut, kau
tahu?"
Itu
tampaknya semakin memperburuk suasana hatinya, dan dia pun membalas:
"...
kau mengatakan hal-hal yang aneh lagi."
"Tidak,
justru kaulah yang mengatakan hal-hal aneh... Maksudku, berapa kali aku
mengatakan itu di depanmu? Bahwa kau... imut, dan berbagai hal lain... "
"Apakah
kau mengatakan itu? Tapi tahukah kau, itu hanya ucapan sembrono untuk
mengolok-olok Rika, bukan? "
“...
Jadi kau berpikiran seperti itu?"
Aku
terkejut setelah mendengar apa yang Rika benar-benar pikirkan.
Beberapa
hari setelah liburan musim panas berakhir, ketika Rika melepaskan kacamatanya
dan menguraikan rambutnya, tanpa berpikir panjang, aku berseru bahwa dia imut
dan dia adalah tipeku.
Tanpa
ragu, itu adalah perasaanku yang sebenarnya.
Di
kereta api, ketika kami pergi ke Nagaya, aku juga mengatakan 'penampilan Rika
biasanya imut'.
Aku
sengaja mengatakan itu untuk mengolok-olok Rika, tetapi bagian 'imut' adalah
kebenaran.
"...
harusnya kau mengetahui hal itu. Pastinya, Rika adalah seorang gadis yang imut."
Setelah
aku mengalahkannya, Rika bergumam dengan ekspresi kesepian.
Kata-kata ini membakar
hatiku.
Kenapa
sih gadis ini menilai penampilannya sendiri dengan begitu rendah?
"...
kau harus berhenti bercanda."
Tanpa
berpikir, aku membiarkan suara kecil menyelinap keluar.
"Eh?"
"...
Ketika aku berkata bahwa kau imut, dan bahwa kau adalah tipeku, itu... tanpa
diragukan lagi, itu adalah perasaanku yang sebenarnya."
"Benar,
benar..."
Pada
Rika yang tampaknya menyedihkan, aku pun menjadi kesal dan berkata:
"Ah
ya ampun, kenapa kau begitu pintar, namun seidiot ini?"
"I-Idiot...?!"
Rika
kehabisan kata-kata, jadi aku berbalik menghadapi dia dan berteriak dalam
keputusasaan:
"KAMU
IMUT!!"
Wajahku
mulai merasa sangat panas berkat efek gabungan dari pemandian air panas dan
rasa maluku, namun demikian aku melanjutkan perkataanku:
"Tapi
maksudku, jika kau tidak imut, maka yang ada di depanku ini siapa? ... Kamu
imut. Tidak peduli bagaimana kau melihat itu kau sungguh imut ...... dan sampai
kau percaya, aku akan terus mengatakannya berulang-ulang. Rika sangatlah imut!
Rika kau imut, Rika-chan, kau sungguh seperti malaikat, kau membuat aku
terengah-engah, kau tahu ?! Lebih dari Sena, lebih dari Yozora, lebih dari
Yukimura, lebih dari Kate, lebih dari Hinata-san, lebih dari Akane-san, lebih
dari Karin-san, lebih dari Aoi-san, diantara mereka semua, kaulah yang paling
imut!"
Aku
menyatakan itu dengan keras.
Rika
tidak kehabisan kata-kata.
Sebagai
balasan dari perkataanku, aku mendengar percikan dan suara Rika berdiri dari
bak mandi.
Saat
aku merasa riak pada air sudah mereda:
"...
Benarkah?"
Bagiku,
suara Rika terdengar seperti pemohonan.
"Sungguh."
"—Kalau
begitu Kodaka, lihat ke sini."
"Ha
?! Tidak, maksudku, kau berada di sana. "
"Tidak
apa-apa."
Pikiranku
mulai kacau, tapi Rika berbicara dengan sangat tenang.
Apa
boleh buat, jadi aku menutup mata dan berbalik ke arah Rika.
"...
Buka matamu."
Setelah
beberapa detik ragu-ragu, aku membuka mataku dengan takut.
Dan
di sana ada Rika, yang benar-benar telanjang.
"...
Wajahmu itu mengatakan 'Dan di sana ada Rika, yang benar-benar telanjang,'
tanpa disertai pikiran atau perasaan."
Wajahnya
sekarang memerah karena malu, dan dia mengenakan senyum kecut sambil mengatakan
sesuatu yang mirip dengan apa yang pernah dia katakan ketika ia mengenakan
pakaian pelayan.
"...
Ahh. Pikiranku menjadi putih bersih, aku tidak bisa memikirkan apa-apa. "
Ketika
aku mengucapkan perkataan itu pada pikiranku yang kebingungan, Rika mengatakan
sesuatu seperti yang pernah dia katakan sebelumnya, "Ba-ka Ba-ka, Kodaka
no Ba-ka," tapi kali ini dia mengatakannya dengan senyuman, dan itu
sungguh berbeda.
"...
Apakah aku imut?"
Rika
bertanya dengan suara yang rapuh.
"K-
kau imut."
Aku
menjawab dengan suara serak.
"...
Ingin menyentuh payudaraku?"
"A-aku
tidak terlalu ingin untuk tidak menyentuhnya!"
Ditanyai
suatu pertanyaan yang keterlaluan, aku secara naluriah mencoba untuk menyangkalnya,
tapi akhirnya aku gagal.
Karena
dia tidak menggunakan lengannya untuk menutupi bukit-bukit kembar miliknya,
mataku tertuju pada benda itu.
Rika
mengalihkan pandangannya ke bagian tubuhku bagian bawah, dan wajahnya berubah
merah.
"...
Sama seperti yang Maria-sensei katakan, tidak benar-benar memiliki perasaan
semacam itu."
"K-k-k-k-k-kau
pikir, dirimu sedang melihat ke arah mana?! Malulah terhadap tindakanmu
sendiri!”
Panik,
aku mencoba membelakangi Rika.
Dari
belakang, Rika tertawa cekikikan.
Dan
kemudian—Rika datang dari belakang dan menempatkan lengannya di leherku, lantas
merangkul aku.
Dan
di punggungku, aku bisa merasakan sensasi dua benda yang lembut.
"-------------------------------!
A-a-a-a-a-a-a-a-a-apa yang kau.....? "
Aku
tergagap, kaget dan tertegun sehingga ku tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Rika berbisik ke telingaku:
"......
Ini adalah ucapan terimakasih karena telah memanggilku dengan sebutan
imut."
Meskipun
aku tidak bisa melihat wajahnya, aku yakin bahwa warna wajahnya semerah diriku.
Seperti
yang kau duga, hatiku berdebar keras layaknya drum.
"T-Tidak
lagi!"
Dia
mengatakan itu setelah sekitar lima detik, dia menarik dadanya menjauh dari
punggungku dan melepaskan dekapannya.
... Tidak salah lagi,
selama lima detik tersebut, hatiku tidak pernah berdegup sekencang ini seumur
hidupku.
Rika
keluar dari pemandian, dan mulai berjalan menuju ruang ganti.
Sehingga
aku tidak bisa melihat sosok itu dari belakang, aku menutup mata erat-erat dan
membenamkan kepalaku ke dalam air.
Aku
mendengar pintu ruang ganti terbuka, dan kemudian suara pintu tertutup. Ku
pikir, dia membanting pintunya dengan sengaja sehingga aku bisa mendengarkan
suara itu dari dalam air.
"Puhaaa"
Mengangkat
kepalaku dari dalam air, aku menatap seluruh langit malam dan mengambil napas
besar, kemudian kuhembuskan.
Berulang
kali aku mengambil napas dalam-dalam dan kuhembuskan.
Rasanya
seperti, darahku mendidih, dan tidak peduli seberapa dingin udara malam hari di
bulan Desember, tubuhku tidak akan mendinginkan sama sekali.
0 Comments
Posting Komentar