Berita Tentang Kelahiran Sang Hero

(Penerjemah : E-Chan)


Pada hari itu, semua orang di desa berkumpul di aula pertemuan di tengah-tengah desa. Kepala desa menumpukan berat tubuhnya pada tongkat dengan kedua tangan dan perlahan menegakkan pinggangnya yang bungkuk untuk mengangkat suara.

“Kalian semua, pria ini adalah Pastor Saar, yang datang dari ibukota kerajaan. Dan ada sesuatu yang ingin dia umumkan, jadi silakan dengarkan baik-baik.”

Mengetahui bahwa orang yang berdiri di samping pimpinan mereka adalah pembawa pesan dari ibukota, setengah dari semua penduduk itu penasaran, sementara yang setengah yang lain berharap mereka tidak akan terlibat dalam masalah yang merepotkan.

Pastor Saar, yang berpakaian serba hijau gelap, kemudian membungkuk pada para penduduk. Dari penampilannya, orang-orang berkesimpulan bahwa dia masih di pertengahan dua puluhan dan kelihatannya adalah seorang pria muda yang serius.

“Seperti perkenalan kepala desa, namaku adalah Saar. Kali ini, aku datang untuk menyampaikan perkataan dari sang Paus pada semua orang.”

Para penduduk mulai membuat kegaduhan.

“Tolong tenanglah. Kami hanya ingin meminta satu hal dari semua orang. Itu adalah, ketika anak-anak kalian berusia lima belas tahun, tolong pastikan agar mereka mendapatkan penilaian profesi di Gereja di kota Assis.”

Mendengar hal itu, keributan berhenti untuk sesaat, sebelum mereka mulai berbicara dengan satu sama lain, tapi dengan suara yang lebih pelan daripada sebelumnya.

Di kota-kota, saat anak laki-laki dan perempuan berumur 15 tahun, mereka pasti akan menerima penilaian profesi di gereja. Akan tetapi, penduduk desa di wilayah terpencil tidak begitu suka harus repot-repot mengirimkan anak mereka ke kota hanya untuk itu. Dengan demikian, ada cukup banyak orang tua yang tidak membiarkan anak-anak mereka menerima penilaian profesi itu. Alasan untuk ini mungkin karena mereka yakin bahwa penduduk desa seperti mereka, yang menjalani hidup dengan bertani atau berburu, tidak benar-benar memerlukan profesi yang bagus.

“Kali ini, ada sebuah ramalan dari Sang Dewi, menginformasikan kita bahwa sang Hero telah terpilih.”

Saat Saar berkata begitu, suara penduduk kembali menguat.

“Eto, kau dengar itu? Hero-sama akan dipilih, katanya! Hebat! Aku tidak bisa percaya kalau Hero benar-benar ada.”

Wajah Lana bersemu merah kake—na kegirangan.

“Seperti Hero-sama yang mengalahkan iblis kegelapan seratus tahun yang lalu?”

“Benar! Dan jangan lupa, Hero-sama juga mengalahkan Dewa Kebusukan dan Raja Golem!”

“Tapi, bukannya itu cuma cerita? Aku penasaran apa Hero-sama benar-benar mengalahkan mereka.”

“Tentu saja! Bukankah karena itu Pastor-sama sampai repot-repot datang ke desa ini.”

Mengetahui bahwa sang Hero, yang selalu muncul dalam cerita, ternyata benar-benar ada, mata Lana berbinar-binar. Itu bisa dipahami, karena dia sangat menyukai cerita tentang Hero sejak dia masih kecil. Walaupun itu adalah hobi yang langka untuk seorang anak perempuan, tapi karena itulah, dia jadi akaran dengan Eto, yang mengagumi kisah-kisah petualangan sama seperti gadis itu.

“Semuanya, pengumuman ini belum selesai. Aku akan mengumumkan hal yang paling penting. Hero-sama membutuhkan beberapa orang untuk bertempur bersamanya. Dan menurut ramalan dari Sang Dewi, seorang Sword Saint, yang merupakan profesi tertinggi dari seorang ahli pedang, dan seorang Sage yang memiliki bakat sihir luar biasa akan lahir di sebuah wilayah terpencil.”

Tidak perlu dikatakan lagi, pengumuman itu membuat para penduduk desa mulai berbicara keras, karena mereka berpikir para pahlawan mungkin saja lahir di antara mereka ini.

“Eto, Sword Saint, katanya! Itu benar-benar keren!”

“Lana, bukannya Sword Saint seharusnya laki-laki, sama seperti cerita yang kita baca?”

“Tidak masalah ‘kan kalau Sword Saint-nya perempuan? Dan karena Eto pintar, kau pasti akan jadi Sage!”

“Aku juga lebih suka jadi Sword Saint, tahu! Lagipula, lebih keren mengalahkan musuh dengan pedang daripada sihir.”

“Tapi, seperti yang kubilang, itu adalah aku—“

Sudah jelas, percakapan antara mereka berdua, yang tidak bisa menahan kegirangan mereka, berlanjut sebentar lagi. Hanya dengan mendengar bahwa Hero benar-benar ada, Eto merasa bahwa dunia tempat mereka hidup ini berubah, seakan-akan terlahir kembali.

“Karena itulah, ketika anak-anak kalian berusia lima belas tahun, pastikan untuk menerima penilaian profesi! Dan Gereja terdekat dari desa ini adalah Gereja di kota Assis! Tolong ingatlah itu!”

Walaupun Pastor Saat berteriak dengan lantang, keriuhan penduduk menjadi semakin keras, sampai-sampai tidak lagi bisa dikendalikan.