Sebagai upaya tindakan putus asa, aku memasang mesin penjual otomatis di depan toko.

Tepatnya, ini adalah mesin penjual otomatis yang dioperasikan secara manual. Kotak plastiknya hanya memiliki satu tombol, tetapi tidak ada apa pun di dalamnya.

Di bagian depan, terdapat tanda besar bertuliskan “Kopi gratis” dan “Nikmati minumanmu“. Saat seorang pelanggan menekan tombol, aku akan segera menyeduh kopi instan dan menaruhnya di atas meja.

Namun sejauh ini, tidak ada seorang pun yang menekan tombol itu.

Tidak ada seorang pun!

Kemarin, hanya beberapa karyawan Guild Hunter yang melewati tempat ini. Aku memperhatikan dengan gugup saat mereka menemukan mesin penjual kopi (manual).

“Oh, kopi gratis! Mau coba?”

“Lupakan saja. Semua itu diberikan oleh phone pal sebagai umpan.” (TL: phone scam alias penipuan lewat telepon, itu lho yg kyk mbak2 dan mas2 nelpon ‘Selamat, Anda mendapatkan hadiah undian 100jt dari blablabla~)

“Oh, masa?”

“Mereka mencoba meyakinkanmu untuk membeli handphone seharga 2 juta won dengan cicilan 36 bulan demi secangkir kopi.”

“Wew.”

Tidak, ini bukan ulah Phone Pal. Handphone-ku sudah berusia 3 tahun, dan malah kurasa sudah jadi berusia 6 tahun karena regresi.

Aku tidak menjual handphone, jadi bisa tidak kau minum saja secangkir kopi?

‘Kalau aku bilang begitu, apa akan jadi mencurigakan?’

“Meoooong. Kata-kata macam apa itu!”

Sebagai gantinya, setelah mereka pergi, aku memasang tanda besar di depan mesin penjual kopi (manual) yang bertuliskan “Bukan phone pal.”

Namun, tidak ada seorang pun yang lewat di depan tokoku lagi.

Suatu hari ketika aku sedang mengerjakan quest dengan lamban.

Sementara itu, toko itu sudah jadi cukup layak huni. Pembersihan sudah selesai, dan mesin kopi berfungsi tanpa masalah. Interiornya yang tua namun nyaman mengingatkanku pada masa-masa nenekku ada.

Setidaknya aku tidak akan disangka sebagai phone pal lagi.

Tapi satu-satunya resep yang kupunya adalah Coffe Mix….

Glek.

Aku minum kopi instan terakhir untuk hari ini. Saat aku menuangkan semuanya ke dalam mulut, notifikasi quest muncul.


[Seduh 100 cangkir Coffee Mix: 25/100]


Masih jauh untuk mencapai 100 cangkir.

Kopi instannya sangat enak, rasa manis dan lembutnya fantastis, tapi .... sekarang aku ingin minum menu yang lain.

"Kau tidak perlu terburu-buru," kata Mieum, yang berbaring di atas bantal empuk. Mungkin dia menyukai bantal itu karena aku mendengar suara dengkurannya yang keras.

“Bukannya kau bilang ingin beristirahat? Kadang-kadang, bersantai itu penting. Meow.”

Aku mendengar ceramahan lain dari kucing itu.

Tentu saja aku ingin kehidupan di mana aku bekerja lebih sedikit dan banyak beristirahat. Itulah alasan aku ingin membuka kafe di sini. Tidak ada yang namanya keinginan untuk bekerja keras.

Tapi….


[Seduh 100 cangkir Coffee Mix: 25/100]


Jendela quest berkedip di depanku.

Aku bahkan tidak bisa menyelesaikan quest tutorial saat ini juga. Jiwa K-gamer yang tidak sabaran ini menangis. Bagaimana mungkin aku tidur meninggalkan quest yang belum kuselesaikan?!

Tidak, tentu saja tidak. Bahkan sekalipun aku memejamkan mata dan berbaring, wajar saja bagiku untuk berpikir, 'Oh, aku harus naik level di saat seperti ini!'.

Aku tengah memikirkan hal itu…

Bang! Dang! Tangtang!

Myaaoo. Apa yang terjadi?”

Tiba-tiba terdengar suara keras dari luar. Mieum yang terkejut melompat dari bantal dan rambutnya pun berdiri. Apa yang sebenarnya terjadi?

Sekarang sudah gelap gulita. Hanya ada seekor kucing di sebelahku yang sedang sibuk menjilati remah-remah sereal beberapa saat yang lalu.

Aku takut, tapi aku melihat ke luar dengan hati-hati.

Ada seseorang yang tergeletak di depan tokoku.

Ugh … Heuk, Ugh….”

Aku juga mendengar erangan misterius ini. Haruskah aku mengabaikannya dan melapor ke polisi?

Tidak, tunggu dulu... apakah dia ini manusia?

Seseorang yang juga tampak sangat lelah dan letih. Begitu melihat sosok yang lelah ini, sebuah pikiran terlintas di benakku.

Dia adalah subjek yang tepat untuk menguji kopiku.

Terlebih lagi, pakaian yang dikenakannya tidak asing di mataku. Itu adalah seragam Pejabat Manajemen Dungeon untuk pejabat publik. Apakah dia ini, pegawai pemerintah yang lelah kerja lembur?

Ada untungnya tahu situasi ini. Sebelum kembali ke masa lalu, setelah menderita akibat kerja lembur, aku sangat sering melihat seragam itu dalam perjalanan pulang dengan kereta terakhir.

“Hei, Anda tidak apa-apa?”

“Ugh….”

“Masuklah dulu sebentar.”

“Tidak apa-apa … saya hanya jatuh karena kelelahan. Saya akan …….”

“Tidak, beristirahatlah sebentar. Oke?”

Dia menolak dan aku bisa dibilang setengah memaksa orang yang akan pergi itu ke kursi.

“Terima kasih….”

Seperti yang kuduga, dia adalah pejabat publik dari Manajemen Dungeon. Dengan kata lain, di antara pegawai negeri yang bekerja di manajemen dungeon, dia adalah orang biasa, bukan Hunter.

Manajemen dungeon kedengarannya bagus, tetapi kenyataannya ini adalah posisi sulit untuk membereskan kekacauan dari para hunter pegawai negeri. Bisa dibilang, tempat itu adalah neraka dan kuburan bagi pegawai negeri. Belum lagi tingkat pensiunnya dalam setahun….

Pejabat publik yang memperkenalkan dirinya sebagai Kim Jina itu terbelalak dengan betapa beratnya penderitaan yang telah dia alami. Dulu aku juga seperti itu. Aku merasa kasihan karena hal itu mengingatkanku pada diriku sendiri sebelum mengalami regresi.

‘Cafe in My Hand.’

Aku membuat secangkir kopi. Kopi ini punya efek mempercepat pemulihan, jadi  kuharap pejabat malang ini mau minum dan merasa segar kembali.

“Silakan diminum.”

“Oh, Anda bahkan memberi saya kopi. Terima kasih.”

Jina mengambil gelas kertas itu dan meneguknya. Ekspresi lelahnya berubah jadi sedikit lebih rileks. Pada saat itu, aku secara alamiah jadi tersenyum saat melihat angka di jendela quest bertambah.

“Mau secangkir lagi?”

“Tidak, tidak perlu repot-repot….”

“Ini cuma kopi instan, kok. Ini, silahkan tambah.”

Satu cangkir lagi, satu lagi….

Saat aku membuatnya minum tiga cangkir berturut-turut, wajah Jina tampak terbebas dari rasa lelah.

Aku menundukkan kepala dan memperhatikan punggung yang pergi menjauh itu.

Meooong, kenapa kau melihat dia seperti itu?

“Ada sesuatu.”

“Apa itu!”

“Itu adalah sesuatu yang hanya bisa dimengerti manusia.”

Waeeong!”

Ada yang kupikirkan sambil menghindari tapak kaki depan Mieum.

‘Kuharap dia akan datang lagi.’

Tentu saja, adalah hal penting untuk menyelesaikan quest. Tapi sebelum itu, aku cemas saat melihat langkah kakinya yang goyah itu….

Umh, apakah ini yang disebut ikatan antara pegawai negeri dan (mantan) budak perusahaan?


***


“Sudah kuduga, aku tahu putriku bisa melakukannya.”

Adalah hal yang bagus saat dia lulus ujian pegawai negeri setelah satu tahun.

Ibunya sangat gembira seakan-akan Jina telah menjadi seorang jenius. Dia kesulitan untuk menghentikan ibunya menggantung plakat di lingkungan sekitar rumah. Kalau dia tidak melakukannya, plakat yang bertuliskan ‘Kim Jina lulus ujian pegawai negeri‘ akan terpampang di seluruh lingkungan sekitar.

Kim Jina telah tertarik pada dungeon sejak dia masih kecil. Sebuah harta karun yang tidak diketahui, ruang misterius yang diberikan oleh ‘sistem‘. Tidak ada tempat yang lebih baik daripada ini untuk menyalakan antusiasme belajarnya.

Karena itu, dia melamar ke Kantor Manajemen Dungeon, yang menurut semua orang sulit. Meskipun tingkat kelulusan wawancaranya rendah, Jina menghafal Peraturan Manajemen Dungeon dan laporan survei ekologi dari Dungeon Besar Abyss. Dia pun langsung lulus.

Akhirnya, dia mencapai cita-citanya untuk bekerja di Kantor Manajemen Dungeon.

Namun, yang terungkap di depan mata Jina adalah neraka. Dia menyadari dengan tubuhnya sendiri mengapa Kantor Manajemen Dungeon disebut neraka dan makam pegawai negeri.

Bukan hanya soal beban kerja yang banyak. Kalau dia sibuk dengan manajemen dan penelitian dungeon, Jina pasti senang. Kegembiraan karena melakukan apa yang dia sukai pasti lebih besar daripada kesulitan yang dirasakan tubuhnya.

Tapi tugas utama Jina adalah membantu Hunter dari Kantor Manajemen Dungeon.

Kata “membantu” kedengarannya bagus, tetapi makna sebenarnya adalah untuk menghibur dan melayani.

Semua Hunter adalah orang yang sombong dan sewenang-wenang, tetapi Hunter pegawai negeri bahkan lebih buruk.

Meskipun mereka menerima gaji tinggi yang tidak dapat dibandingkan dengan Jina, mereka sering kesal ketika diberi tahu apa yang seharusnya mereka lakukan.

Adalah hal normal kalau mereka tidak bisa dihubungi selama jam kerja karena mengabaikan orang biasa seperti dia adalah rutinitas harian mereka. Mereka bahkan menyuruhnya melakukan tugas-tugas kecil.

Ketika dia mengoordinasikan para hunter itu untuk merencanakan serangan ke dungeon, pertengkaran pun sering terjadi.

[Bagaimana bisa aku kerja dengan orang yang tidak awaken…..!]

Fantasi Kantor Manajemen Dungeon pun dibuang ke tong sampah pada hari ketiga bekerja, dan setelah seminggu bekerja, Jina menjadi seorang pembenci Hunter.

Dia hanya ingin mengundurkan diri, tetapi ketika teringat wajah bahagia ibunya saat dia lulus ujian, dia tak kuasa menahannya.

[Sudah kuduga, putriku, ibumu ini tahu kau akan berhasil.]

‘’Bu, kalau putrimu terus seperti ini… kurasa dia akan meremukkan kepala Hunter itu.’

Bahkan hari itu pun, Jina berjalan dengan susah payah menuju rumahnya saat larut malam.

Ini karena Hunter yang bertanggung jawab menyerahkan persiapan tutorial dungeon pada Jina. Dia mengatakan tugas manajemen sederhana bukanlah urusannya atau semacam itu. Tentu saja, itu tidak masuk akal, tetapi Jina tidak berdaya.

‘Apa salahnya dengan seorang pegawai negeri yang tidak bisa masuk ke Guild Hunter karena nilainya tidak cukup bagus? Kalau kau seorang hunter yang cakap, tidak, bahkan sekalipun kau adalah D-Class, kau bisa pergi ke Guild Hunter, namun kau malah di sini dan memintaku untuk melakukan apa yang kau sebut tugas manajemen sederhana? Kau hanya mencoba memakannya mentah-mentah!’ (TL: makan mentah-mentah: menghasilkan sesuatu tanpa usaha sedikit pun alias…makan gaji buta klo di istilah kita?)

Dia ingin melabraknya seperti ini, tetapi dia bahkan tidak bisa berkata sepatah kata pun di depannya. Dia memiliki kepribadian yang pemalu, dan meskipun dia adalah seorang Hunter E-Class, hunter itu kuat dan menakutkan.

Akhirnya, dia sedang dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda hingga larut malam. Tiba-tiba, tubuhnya terhuyung-huyung saat dia menginjak batu yang menggelinding di jalan.

“Ugh….”

Dia benar-benar ingin berhenti. Dia berharap bisa memukul hunter itu sebelum mengundurkan diri. 

Dia tidak punya kekuatan untuk bangun, jadi dia terkulai di jalanan dan lampu kuning menyala di depannya.

Awalnya, Jina mengira dirinya sedang bermimpi. Akhirnya, setelah terlalu banyak bekerja, apakah dia mulai berhalusinasi?

Mungkin dia meninggal karena terlalu banyak bekerja, dan ini adalah pintu masuk ke alam baka.

Pertama-tama, meskipun ini adalah pusat kota Seoul, tidak mungkin ada toko dengan suasana yang begitu hangat di Jl. Gerbang Dungeon 3 .

Namun, sebuah suara tenang memanggil Jina, yang telah ambruk.

“Hei, Anda tidak apa-apa?”

Seorang wanita dengan yang tampan muram menatap Jina dengan cemas. Dia mengatakan bahwa dia adalah pemilik kafe di sudut ini. 

Entah bagaimana, dia masuk ke dalam saat pemilik kafe menuntunnya dan menerima secangkir kopi untuk diminum.

Kopi instan yang tidak biasa diminumnya, ternyata sangat lezat. Rasa manis dan aroma lembutnya seakan meluluhkan hatinya, sehingga dia pun menghabiskan tiga cangkir.

Setelah minum kopi dan curhat sejenak, stresnya pun sedikit berkurang.

‘Ya, besok akan baik-baik saja. Apa pun yang terjadi, itu bukan salahku!’

Berpikir demikian, Jina kembali ke rumah dengan langkah yang lebih ringan.

Meskipun demikian, keesokan paginya.

Uh...? Aku bangun?

Biasanya, butuh lima alarm untuk membangunkannya, tetapi kali ini dia langsung bangun. Lagipula, kekuatan apa yang muncul secara alami ini?

Kelelahan kronis yang selalu mengganggu Jina telah hilang sepenuhnya.

Dia tidak merasakan sakit kepala, dan tubuhnya ringan seperti terbang. Sudah lama sekali dia tidak merasakan sensasi seperti ini.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

Tiba-tiba, Jina teringat pada kopi instan yang diminumnya kemarin.

Itu ide yang konyol, tapi... mungkin karena kekuatan kopi itu.


FB : https://www.facebook.com/kiminovelFP 

Donasi: https://trakteer.id/kiminovel 

Youtube: https://www.youtube.com/c/KimiNovelYT


« Previous | Index | Next  »